Anda di halaman 1dari 7

Resume

BREAK EVENT POINT (BEP)

1. Pengertian Kebangkrutan
Kebangkrutan merupakan kegagalan perusahaan dalam menjalankan operasi
perusahaan untuk menghasilkan laba. Kebangkrutan juga sering disebut likuidasi
perusahaan atau penutupan perusahaan atau insolvabilitas (Hadi, 2008).
Menurut Martin (1995) dalam Nugraheni (2005) kebangkrutan sebagai suatu
kegagalan yang terjadi pada sebuah perusahaan didefinisikan dalam beberapa pengertian
yaitu :
a. Kegagalan Ekonomi (Economic Distressed)
Kegagalan dalam arti ekonomi biasanya berarti bahwa perusahaan kehilangan uang
atau pendapatan, Perusahaan tidak mampu menutupi biayanya sendiri, ini berarti
tingkat labanya lebih kecil dari biaya modal atau nilai sekarang dari arus kas
perusahaan lebih kecil dari kewajiban. Kegagalan terjadi bila arus kas sebenarnya dari
perusahaan tersebut jauh di bawah arus kas yang diharapkan. Bahkan kegagalan juga
dapat berarti bahwa tingkat pendapatan melebihi biaya historis dari investasinya lebih
kecil dari pada biaya modal perusahaan yang dikeluarkan untuk sebuah investasi
tersebut.
b. Kegagalan Keuangan (Financial Distressed)
Pengertian financial distressed adalah kesulitan dana baik dalam arti dana dalam
pengertian kas atau dalam pengertian modal kerja. Sebagian manajemen kewajiban
aset sangat mendukung dalam pengaturan untuk menjaga agar tidak terkena financial
distress.

Menurut Adnan(2000) dalam Fakhrurozie (2007) kegagalan keuangan biasa diartikan


sebagai insolvensi yang membedakan antara dasar arus kas dan dasar saham. Insolvensi
atas dasar arus kas ada dua bentuk yaitu:
a. Insolvensi teknis (Technical Insolvency),
terjadi apabila perusahaan tidak dapat memenuhi kewajiban pada saat jatuh tempo
walaupun total aktivanya sudah melebihi total Hutangnya.
b. Insolvensi dalam pengertian kebangkrutan (Kebangkrutan dalam kebangkrutan) ,
dimana didefinisikan sebagai kekayaan bersih negatif dalam neraca konvensional atas
nilai sekarang dan arus kas yang diharapkan lebih kecil dari kewajiban.

2. Sumber- sumber Informasi Prediksi Kebangkrutan


Menurut Hanafi (2003:264) kebangkrutan yang terjadi sebenarnya dapat diprediksi dengan
melihat beberapa indikator-indikator, yaitu
a. Analisis aliran kas untuk saat ini atau masa mendatang.
b. Analisis tragedi perusahaan, yaitu analisis yang memfokuskan pada persaingan
yangdihadapi oleh perusahaan.
c. Struktur biaya relatif terhadap persaingan.
d. Kualitas manajemen.
e. Kemampuan menajemen dalam mengendalikan biaya.

Menurut Darsono dan Ashari (2005:105) menyatakan bahwa terdapat beberapa indicator
yang bisa dijadikan panduan untuk menilai kesulitan keuangan yang akan diterima oleh
perusahaan.
a. Indikator pertama adalah informasi arus kas sekarang dan arus kas untuk periode
mendatang. Informasi arus kas memberikan gambaran sumber-sumber dan
penggunaan kas perusahaan.
b. Sumber yang kedua adalah dari analisis dan posisi dan strategis dibandingkan dengan
pesaing. Informasi ini memberikan gambaran posisi perusahaan dalam menjual produk
atau jasanya untuk menghasilkan kas.

Indikator lain yang bisa digunakan untuk menilai kebangkrutan perusahaan adalah
suatau formula yang dicetuskan oleh Edward Altman yang disebut dengan rumus Altman
Z-Score.
Dari teori yang dikemukakan oleh pendapat para ahli di atas adalah sumber
yangmenggambarkan posisi perusahaan dalam persaingan yang dihadapi oleh perusahaan
dan kemampuan perusahaan dalam menjual produk atau jasanya untuk menghasilkan kas
perusahaan

3. Faktor Penyebab Kebangkrutan


Perusahaan yang berada pada Negara sedang mengalami kesulitan ekonomi akan lebih
cepat mengalami kebangkrutan, karena kesulitan ekonomi akan semakin memicu
secepatnya perusahaan yang pada awalnya sudah sakit akan menuju kebangkrutan.
Perusahaan yang belum sakit pun akan mengalami kesulitan dalam pemenuhan dana untuk
kegiatan operasional perusahaan akibat adanya krisis ekonomi tersebut. Namun demikian,
proses kebangkrutan sebuah perusahaan tentu saja tidak semata-mata disebabkan oleh
factor ekonomi saja, tetapi bisa juga disebabkan oleh faktor lain yang sifatnya non
ekonomi.
Menurut Darsono dan Ashari (2005:104) mendeskripsikan bahwa secara garis besar
penyebab kebangkrutan bisa dibagi menjadi doa yaitu factor intern dan factor eksternal.
a. Faktor internal adalah faktor yang berasal dari bagian internal manajemen perusahaan.
b. Sedangkan faktor eksternal bisa berasal dari faktor luar yang berhubungan langsung
dengan operasi perusahaan atau faktor perekonomian secara makro.

Faktor internal yang bisa penyebab kebangkrutan perusahaan meliputi:


1. Manajemen yang tidak efisien.
Akan mengakibatkan kerugain terus-menerus yang pada akhirnya menyebabkan
perusahaan tidak dapat membayar kewajiban. Ketidak efisienan ini disebabkan oleh
pemborosan dalam biaya, kurangnya keterampilan dan keahlian manajemen.
2. Ketidak seimbangan dalam modal yang dimiliki dengan jumlah piutang-hutang yang
dimiliki. Hutang yang terlalu besar akan menimbulkan biaya bunga yang besar
sehingga memperkecil laba bahkan dapat menyebabkan kerugian. Piutang yang terlalu
besar juga akan merugikan karena aktif yang menganggur terlalu banyak sehingga
tidak menghasilkan pendapatan.
3. Adanya kecurangan yang dilakukan oleh manajemen perusahaan dapat berakibat
kebangkrutan. Kecurangan ini bisa berbentuk manajemen yang korup atau pun
memberikan informasi yang salah pada pemegang saham atau investor. Sedangkan
faktor eksternal yang dapat mengakibatkan kebangkrutan berasal dari factor yang
berhubungan langsung dengan perusahaan meliputi pelanggan, pemasok,
debitur,kreditor, pesaing ataupun dari pemerintah. Sedangkan faktor eksternal yang
tidak berhubungan langsung dengan perusahaan meliputi kondisi perekonomian secara
makro ataupun faktor persaingan global. –

Faktor eksternal yang dapat mengakibatkan kebangkrutan adalah:


1. Perubahan dalam pelanggan keuangan yang tidak diantisipasi oleh perusahaan yang
menyebabkan pelanggan lari sehingga terjadi penurunan pendapatan. Untuk menjaga
hal tersebut perusahaan harus selalu mengantisipasi kebutuhan pelanggan dengan
menciptakan produk yang sesuai dengan kebutuhan pelanggan.
2. Menjual bahan baku karena pemasok tidak dapat lagi memasok kebutuhan bahan
baku yang digunakan untuk produksi. Untuk mengantisipasi hal tersebut perusahaan
harus selalu menjalin hubungan baik dengan pemasok dan tidak menggantungkan
bahan baku pada satu pemasok sehingga resiko kekurangan bahan baku dapat diatasi.
3. Faktor debitur juga harus diantisipasi untuk menjaga agar debitur tidak melakukan
Fraud dengan mengemplang Hutang. Terlalu banyak piutang yang diberikan debitur
dengan jangka waktu pengambilan yang lama akan mengakibatkan banyak aktivator
yang tidak memberikan penghasilan sehingga mengakibatkan kerugian yang besar
bagi perusahaan. Untuk mengantisipasi hal tersebut, perusahaan harus selalu
penjualan piutang yang dimiliki dan keadaan debitur supaya bisa melakuakn
perlindungan dini terhadap aktivasi peru sahaan.
4. Hubungan yang tidak harmonis dengan kreditor juga bisa berakibat fatal terhadap
pemulihan hidup perusahaan. Apalagi dalam Undang-Undang no. 4 tahun 1998,
kreditor dapat mengirimkan perusahaan. Untuk mengantisipasi hal tersebut,
perusahaan harus bisa mengelola hutangnya dengan baik dan juga membina hubungan
baik dengan kreditor.
5. Persaingan bisnis yang semakin ketat menuntut perusahaan agar selalu memperbaiki
diri sehingga bisa bersaing dengan perusahaan lain dalam memenuhi kebutuhan
pelanggan. Semakin ketatnya persaingan menuntut perusahaan agar selalu
memperbaiki produk yang dihasilkan, memberikan nilai tambah yang lebih baik bagi
pelanggan.
6. Kondisi perekonomian secara global juga harus diantisipasi oleh perusahaan. Dengan
semakin terintegrasinya perekonomian dengan negara-negara lain, perkembangan
Ekonomi global juga harus diantisipasi oleh perusahaan. Dari teori yang dikemukakan
diatas maka faktor penyebab kebangkrutan adalah faktor yang mempengaruhi
terjadinya suatu kebangkrutan yang dialami oleh perusahaan yang kondisinya
keuangannya tidak sehat, baik itu faktor ekonomi, internal maupun eksternal

4. Masalah Dalam Kebangkrutan


Kesehatan suatu perusahaan bisa digambarkan dari titik sehat yang paling ekstrem sampai
ke titik tidak sehat yang paling ekstrem sebagai berikut:

I……………………………………………………………………………………………………………………………I

pemenang keuangan (likuiditas) Tidak dapat dipecahkan


jangka pendek (technical insolvensi) (utang lebih besar dibanding aset)

penyembuhan keuangan jangka pendek bersifat sementara dan belum begitu parah. Tetapi
kesulitan semacam ini apabila tidak ditangani bisa berkembang menjadi kesulitan tidak
solvabel. Kalau tidak solvabel, perusahaan bisa dilikuidasi atau di reorganisasi.
Likuidasi dipilih apabila nilai likuidasi lebih besar dibandingkan dengan nilai perusahaan
kalau sesudahnya. Reorganisasi yang dipilih perusahaan kalau masih menunjukan prospek
dan dengan demikian pula nilai perusahaan kalau diteruskan lebih besar dibandingkan
dengan nilai perusahaan kalua dilikuidasi.
5. Alternatif Perbaikan Perbaikan Keuangan
Berikut ini beberpa alternatif perbaikan berdasarkan permasalahan besar kecilnya
keuangan yang dihadapi oleh perusahaan.
a. Pemecahahan Secara Informal
Pemecahahan secara informal dilakukan sebagai berikut
1) Dilakukan jika masalah belum begitu parah
2) Masalah perusahaan hanya bersifat sementara, prospek masa depan masih bagus
yaitu dengan cara sebagai berikut:
a) Perpanjangan (Extension)
Dilakukan dengan memperpanjang jatuh tempo utang-utang
b) Komposisi
Dilakukan dengan mengurangi besarnya tagihan, misal klaim pinjaman
diturunkan menjadi 70% . Kalau utang bebesar Rp. 1000, maka nilai utang
yang baru adalah 0,7 x Rp. 1000 = Rp. 700.

b. Pemecahahan Secara Formal


Dilakukan jika masalah sudah parah, kreditur ingin memiliki jaminan keamanan
dilakukan dengan cara sebagai berikut:
1) Apabila nilai perusahaan diteruskan > nilai perusahaan dilikuidasi
Reorganisasi yaitu dengan cara merubah struktur modal menjadi struktur modal
yang layak.

2) Apabila nilai perusahaan diteruskan <nilai perusahaan dilikuidasi


Likuidasi yaitu dengan cara menjual aset-aset perusahaan
Analisis kebangkrutan dilakukan untuk memperoleh peringatan awal kebangkrutan (tanda-
tanda awal kebangkrutan). Semakin awal tanda-tanda kebangkrutan tersebut, semakin baik
bagi pihak manajemen karena pihak manajemen bisa melakukan perbaikan- perbaikan.
Partai kreditur dan juga pihak pemegang saham bisa melakukkan persiapan-persiapan
untuk mengatasi berbagai kemungkinan yang buruk. Tanda-tanda kebangkrutan tersebut
dalam hal ini dilihat dengan menggunakan data-data akuntansi. Dalam praktek maupun
dalam penelitian empiris, kesulitan keuangan sulit untuk dilakukan didefinisikan.
penyelesaian semacam itu bisa berarti mulai dari kesulitan likuiditas (jangka
pendek),yangmerupakankesulitankeuanganyangpagarringan,sampaikepernyataankebangkr
utanyang merupakan kesulitan yang paling berat. Dengan demikian kesulitankeuangan
dapat dilihat sebagai kontinum yang panjang, mulai dari yang ringan sampai yang
pagarberat.Penelitian-
penelitianempirisbiasanyamenggunakanpernyataankebangkrutansebagai definisi
kebangkrutan. Perhatikan empat kategori semacam ini.Tidak dalam Kesuliatn
KeuanganDalam kehancuran KeuanganTidak Bangkrut IIIBangkrut IIIIVPerusahaan yang
berada dalam kategoriSaya mungkin mengalami kesulitan, tetapi
berhasilmengatasimasalahtersebutdankarenaitutidakbangkrut.Perusahaanyang berada
padakategoriAKU AKU
AKUsebenarnyatidakmengalamikesulitankeungan.Tetapikarenasatuhal,misalkan kerena
ingin mengatasi tekanan dari pekerja, perusahaan tersebut memutuskanuntuk menyatakan
bangkrut. Dengan situasi seperti itu sepertinya kebangkrutan bisamempunyai pengertian
yang tidak jelas. Pada situasi ke IV, pengertian kebangkrutan relatif
jelas,perusahaanmengalamikesulitankeuangandankarenaituakanbangkrut.Demikian juga
padasituasisaya, situasikeuangan cukup sayala,dalam halini perusahaantidak
memilikikesulitan keuangan dan tidak mengalami kebangkrutan. Tidak demikian halnya
dengansituasi II dan III yang dapat dipahamiyang kabur.Ada beberapa indikator yang bisa
menjadi prediksi kebangkrutan. Salah satusumbenya adalah analisis aliran kas untuk saat
ini atau untuk masa mendatang. Sumber lainadalah analisis strategi perusahaan. Analisis
ini persaingan pada persaingan yang dihadapioleh perusahaan, struktur biaya relatif
terhadap pesaingnya, kualitas manajemen, kemampuanmanajemen mengendalikan biaya,
dan lainnya. Analisis semacam ini bisa digunakan sebaga
[09.12, 2/12/2022] Detra Alivia (Thata):
pendukunganalisisalirankas,karenakondisiperusahaansemacam itudiatasakanmempengaruhi
aliran kas perusahaan. Analisis titik impas sebagai contoh, akan terlihatseberapa jauh
penjualan bisa turun agar perusahaan masih bisa memperoleh keuntungan.`Sumber lain
adalah laporan keuangan perusahaan. Laporan keuangan bisa dipakaiuntuk mengatasi
kesulitan keuagan. Sumber lainnya adalah informasi eksternal. Pada pasarkeuangan yang
sudah maju, lembaga penilai (
peringkat
) sudah berkembang dan informasimereka bisa dipakai untuk memprediksi kemungkinan
adanya kesulitan keuangan. Sebagaicontoh apabila suatu perusahaan sebelumnya di-
peringkat
AAA, kemudian rating tersebutditurunkan menjadi BBB, informasi tersebut bisa menjadi
tanda adanya kesulitan keuanganyang mungkin terjadi di perusahaan.
2.6Prediksi Kebangkrutan n: Analisis Univariat
Pendekatan tunggal (
univariat
) bisa dipakai untuk memprediksi kesulitan keuangandengan asumsi bahwa distribusi variabel
keuangan untuk perusahaan yang mengalamikesulitan keuangan berbeda dengan
distribusivariabel keuangan untuk peru sahaan yangtidak mengalami kesulitan keuangan .
Perbedaan d istribusi variabelkeuangan tersebut bisadipakai u ntuk memp rediksikesulitan
keuang an.Penggunaan metode tersebutakan bisa dijelaskan dengan menggunakan contoh
kasus perusahaankeretaapidiAmerikaSerikat.Padatahun 1970,beberapa
perusahaankeretaapiAS yang cukup besar mengalami kebangkrutan. Apakah rasio-rasio
keuangan pada tahun-tahun sebelumnya bisa memperkirakan kebangkrutan tersebut? Berikut
ini dua rasiokeuangan yang dipilih untuk melihat apakah kebangkrutan perusahaan kereta api
tersebut bisa dilihat melalui rasio-rasio keuangan pada tahun-tahun sebelumnya.1)

Rasio Biaya Transportasi terhadap Pendapatan Operasional (BT/OP).Biaya transportasi


merupakan komponen biaya terbesar yang terjadi pada
perusahaankeretaapi,yangmeliputibiayaoperasionalangkutankereta,biayagaji PNS,dan
biayabahan bakar.Pendapatan operasionalterutamaberasal darikarcis kereta yang terjual, dan
juga pendapatan dari beberapa sumber yang lain seperti pendapatan barang atau surat po s.2)

Rasio Times Interest Earned (TIE) yang merupakan rasio EBIT (Earning Beforepajak) /
bunga. Bunga atau interest di sini adalah bunga dari kewajiban obligasi.Apabila diperoleh
angka negatif, berarti perusahaan mempunyai laba (atau pendapatan) yang negatif.
[09.13, 2/12/2022] Detra Alivia (Thata): Dengan asumsi kedua variabel di atas berdistribusi
normal dan bisa dijadikan prediksikebangkrutan, tabel 13.2 menyajikan kedua variabel
tersebut.
Tabel 2.4 Sampel untuk TIE danBT/PO Beberapa Perusahaan n Kereta Api
Rata-rata nilai rasio BT/PO untuk kedua grup tersebut adalah sebagai berikut :
Tidak Bangkrut0,356

Bangkrut 0,473Kelompok perusahaan yang bangkrut mengeluarkan biaya operasional


transportasi
padasetiapsatusatuanpendapatanoperasionalyanglebihbesardibandingkandengankelompok
yang tidak bangkrut. Sedangkan rasio TIE utuk kedua kelompok tersebutnya adalah:Tidak
Bangkrut2.49Bangkrut -0.26
Nampakperusahaanyangtidakbangkrutmempunyaipendapatan(EBIT)relatifterhadap biaya
bunga yang lebih besar dibandingkan dengan kelompok perusahaan yang
bangkrut.Perbedaanrasio-rasioBT/POdanMENGIKATantarakelompokbangkrutdantidak

Anda mungkin juga menyukai