Dosen Pengampu :
Disusun Oleh :
SI MANAJEMEN
1. KEBANGKRUTAN PERUSAHAAN
Kebangkrutan biasanya diartikan sebagai kegagalan perusahaan dalam menjalankan
operasi perusahaan untuk menghasilkan laba.Kebangkrutan juga sering disebut likuidasi
perusahaanatau penutupan perusahaan atau insolvabilitas. Menurut Drs. A. Abdurrachman
dalam Ensiklopedia Ekonomi Keuangan Perdagangan, kebangkrutan adalah suatu proses
yang dilakukan oleh seorang debitur dengan mengisi suatu petisi yang menyatakan bahwa ia
tidakmampu untuk memenuhi kewajiban-kewajibanya atau hutang-hutangnya dan bersedia
dinyatakan bangkrut.
Kegagalan dalam arti ekonomi biasanya berarti bahwa perusahaan kehilangan uang atau
pendapatan perusahaan tidak menutup biayanya sendiri, ini berarti tingkat labanya lebih kecil
dari biaya modal atau nilai sekarang dari arus kas perusahaan lebih kecil dari
kewajiban.Kegagalan terjadi bila arus kas sebenarnya dari perusahaan tersebut jatuh di bawah
arus kas yang diharapkan.Bahkan kegagalan dapat juga berarti bahwa tingkat pendapatan atas
biaya historis dari investasinya lebih kecil daripada biaya modal perusahaan.
Kegagalan keuangan bisa diartikan sebagai insolvensi yang membedakan antara dasar
arus kas dan dasar saham. Insolvensi atas dasar arus kas ada dua bentuk: Insolvensi Teknis
dan Insolvensi dalam pengertian kebangkrutan. Insolvensi teknis adalah Perusahaan
dapatdianggap gagal jika perusahaan tidak dapat memenuhi kewajiban pada saat jatuh tempo.
Walaupun total aktiva melebihi total utang atau terjadi bila suatu perusahaan gagal
memenuhi salah satu atau lebih kondisi dalam ketentuan hutangnya seperti rasio aktiva lancar
terhadap utang lancar yang telah ditetapkan atau rasio kekayaan bersih terhadap total aktiva
yangdisyaratkan. Insolvensi juga terjadi bila arus kas tidak cukup untuk memenuhi
pembayaran kembali pokok pada tanggal tertentu.Insolvensi dalam pengertian kebangkrutan
adalah kebangkrutan didefinisikan dalam ukuran sebagai kekayaan bersih negatif dalam
neraca konvensional atau nilai sekarang dari arus kas yang diharapkan lebih kecil dari
kewajiban.
kebangkrutan akan cepat terjadi di negara yang sedang mengalami kesulitan ekonomi,
karena kesulitan ekonomi akan memicu semakin cepatnya kebangkrutan perusahaan yang
mungkin tadinya sudah sakit kemudian semakin sakit dan bangkrut. Perusahaan yang belum
sakit punakan mengalami kesulitan dalam pemenuhan dana untuk kegiatan operasional akibat
adanya krisis ekonomi tersebut. Proses kebangkrutan, tidak semata-mata disebabkan oleh
faktorekonomi tetapi juga disebabkan oleh faktor yang lain yang sifatnya non ekonomi.
Perusahaan yang berada pada Negara sedang mengalami kesulitan ekonomi akan lebih
cepat mengalami kebangkrutan, karena kesulitan ekonomi akan memicu semakin cepatnya
kebangkrutan perusahaan yang mungkin tadinya sudah sakit kemudian semakin sakit dan
bangkrut. Perusahaan yang belum sakitpun akan mengalami kesulitan dalam pemenuhan dana
untuk kegiatan operasional perusahaan akibat adanya krisis ekonomi tersebut. Namun
demikian, proses kebangkrutan sebuah perusahaan tentu saja tidak semata-mata disebabkan
oleh faktor ekonomi saja, tetapi bisa juga disebabkan oleh faktor lain yang sifatnya non
ekonomi.
Menurut Darsono dan Ashari (2005:104) mendeskripsikan bahwa secara garis besar
penyebab kebangkrutan bisa dibagi menjadi dua yaitu faktor internal dan faktor
eksternal.Faktor internal adalah faktor yang berasal dari bagian internal manajemen
perusahaan.Sedangkan faktor eksternal bisa berasal dari faktor luar yang berhubungan
langsung dengan operasi perusahaan atau faktor perekonomian secara makro.
Sedangkan faktor eksternal yang bisa mengakibatkan kebangkrutan berasal dari factor
yang berhubungan langsung dengan perusahaan meliputi pelanggan, supplier, debitur,
kreditur, pesaing ataupun dari pemerintah. Sedangkan faktor eksternal yang tidak
berhubungan langsung dengan 14 perusahaan meliputi kondisi perekonomian secara makro
ataupun faktor persaingan global.
b. Composition
Para kreditur atau investor bersedia menerima pembayaran sebagian tagihannya, dan
merelakan sebagian yang lainnya tidak terbayar
3. REORGANISASI PERUSAHAAN
Reorganisasi adalah suatu upaya untuk menjaga perusahaan tetap hidup dengan
mengubah struktur modalnya (pemodelan ulang struktur modal). Dalam situasi ekonomi dan
bisnis yang tidak menggembirakan perusahaan sering terpaksa harus bertahan dengan apa
yang telah ada. Reorganisasi dalam aspek financial dilakukan untuk memperkecil beban
finansial yang tetap sifatnya.
Langkah-langkah reorganisasi:
1. Menentukan Nilai Perusahaan
Penilaian yang sering digunakan, dan yang termasuk sederhana, adalah menghitung nilai
perusahaan berdasarkan tingkat kapitalisasi.
Jenis-Jenis Reorganisasi
Reorganisasi dapat dibagi menjadi 3 jenis yaitu:
a. Reorganisasi portofolio/asset.
Reorganisasi portofolio merupakan kegiatan penyusunan portofolio perusahaan supaya
kinerja perusahaan menjadi semakin baik. Yang termasuk ke dalam portofolio perusahaan
adalah setiap aset, lini bisnis, divisi, unit usaha atau SBU (Strategic Business Unit), maupun
anak perusahaan.
c. Reorganisasi manajemen/organisasi.
Reorganisasi manajemen dan organisasi merupakan penyusunan ulang komposisi
manajemen, struktur organisasi, pembagian kerja, sistem operasional, dan hal-hal lain yang
berkaitan dengan masalah managerial dan organisasi.
Pada dasarnya setiap perusahaan dapat menerapkan salah satu jenis reorganisasi pada satu
saat namun bisa juga melakukan reorganisasi secara keseluruhan karena aktifitas
reorganisasi saling terkait. Pada umumnya sebelum melakukan reorganisasi, manajemen
perusahaan perlu melakukan penilaian secara komprehensip atas semua permasalahan yang
dihadapi perusahaan, langkah tersebut umum disebut sebagai due diligence atau penilaian uji
tuntas perusahaan. Hasil penilaian ini sangat berguna untuk melakukan langkah
reorganisasi yang perlu dilakukan berdasar skala prioritasnya.
Alasan Perusahaan Melakukan Reorganisasi.
1. Masalah Hukum/desentralisasi
Undang-undang no.22/1999 dan no.25/1999 telah mendorong korporasi untuk mengkaji
ulang cara kerja dan mengevaluasi hubungan kantor pusat, dengan anak-anak perusahaan
yang menyebar di seluruh pelosok tanah air. Keinginan Pemerintah Daerah untuk ikut
menikmati hasil dari perusahaan-perusahaan yang ada di daerah masing-masing menuntut
perusahaan untuk mengkaji ulang seberapa jauh wewenang perlu diberikan kepada pimpinan
anak-anak perusahaan supaya bisa memutuskan sendiri bila ada masalah-masalah hukum di
daerah.
2. Masalah Hukum/monopoli
Konsumen dimanjakan dengan semakin banyaknya produsen. Apalagi dalam era
perdagangan bebas produsen dari manapun boleh ke Indonesia. Hal ini menuntut perusahaan
untuk memenuhi tuntutan konsumen yang antara lain menyangkut kenyamanan
(convenience), kecepatan pelayanan (speed), ketersediaan produk (conformity), dan nilai
tambah yang dirasakan oleh konsumen (added value). Tuntutan tersebut bisa dipenuhi bila
perusahaan paling tidak mengubah cara kerja, pembagian tugas, dan sistem dalam perusahaan
supaya mendukung pemenuhan tuntutan tersebut.
6. Fleksibilitas Manajemen
Manajemen seringkali merestrukturisasi diri supaya cara kerja lebih lincah, pengambilan
keputusan lebih cepat, perbaikan bisa dilakukan lebih tepat guna. Reorganisasi ini biasanya
berkaitan dengan perubahan job description, kewenangan tiap tingkatan manajemen untuk
memutuskan pengeluaran, kewenangan dalam mengelola sumber daya (temasuk SDM), dan
bentuk organisasi. PT Kimia Farma melakukan reorganisasi perusahaan dengan memisah unit
apotik supaya manajemen menjadi semakin lincah dan fokus beroperasi.
7. Pergeseran kepemilikan.
Pendiri korporasi biasanya memutuskan untuk melakukan go public setelah si pendiri
menyatakan diri sudah tua, tidak sanggup lagi menjalankan korporasi seperti dulu. Perubahan
paling sederhana adalah mengalihkan sebagian kepemilikan kepada anak-anaknya. Tapi cara
ini seringkali tidak cukup.
DAFTAR PUSTAKA
http://stevieyuda.blogspot.co.id/2013/12/kebangkrutan-dan-reorganisasi.html
http://digilib.mercubuana.ac.id/manager/n%21@file_skripsi/Isi2982426606963.pdf
http://reynardsimanjuntak.blogspot.co.id/2012/03/restrukturisasi-reorganisasi.html