Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH ANALISIS INFORMASI

KEUANGAN
“PREDIKSI KEBANGKRUTAN”

Nama Kelompok :
1. Lughna Auris (7211413049)
2. Fitri Nur Hotima (7211413057)
3. Siti Nurlaeliyah (7211413053)
4. Jariyah (7211413146)

JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2015
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
rahmat dan karunia-Nya makalah penulis dapat terselesaikan.
Adapun makalah yang berjudul “Analisis Pendanaan” disusun untuk
memenuhi tugas pada mata kuliah Analisis Informasi Keuangan.
Ucapan terimakasih penulis tujukan untuk semua pihak yang telah
mendukung dan memberi bantuan dalam kegiatan penulisan makalah ini.
Walaupun makalah ini sudah disusun dengan sebaik-baiknya, tentu masih banyak
kekurangannya sebagaimana pepatah mengatakan, “Tak ada gading yang tak
retak”. Oleh karena itu, kritik dan saran sangat penulis harapkan untuk
penyempurnaan makalah ini.
Akhir kata,  harapan penulis adalah semoga makalah ini dapat bermanfaat
kepada kita semua. Amin…

Semarang, Oktober 2015

Penulis
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL..................................................................................... i

KATA PENGANTAR .................................................................................. ii

DAFTAR ISI ................................................................................................. iii

BAB I PENDAHULUAN....................................................................... 1

A. Latar Belakang Masalah ......................................................... 1

B. Rumusan Masalah .................................................................. 2

C. Tujuan penulisan..................................................................... 2

BAB II ISI................................................................................................. 4

A. Definisi Kebangkrutan ........................................................... 4

B. Analisis Evaluasi Kebangkrutan ........................................... 5

C. Manfaat Informasi Kebangkrutan ......................................... 6

D. Prediktor Kebangkrutan.......................................................... 7

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan............................................................................. 10

DAFTAR PUSTAKA.................................................................................... 11
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Setiap perusahaan didirikan dengan harapan akan menghasilkan
profit sehingga mampu untuk bertahan dan berkembang dalam jangka
waktu yang sangat panjang (going concern). Hal ini berarti dapat
diasumsikan bahwa perusahaan akan terus hidup dan diharapkan tidak
akan mengalami likuidasi. Oleh karena itu, dalam perkembangan dunia
bisnis yang semakin cepat dan kompetitif, para manajer dituntut memiliki
kemampuan pengelolaan perusahaan yang lebih baik supaya perusahaan
bisa terus bertumbuh dan bertahan dalam jangka panjang. Dalam
praktiknya, asumsi seperti diatas tidak selalu menjadi kenyataan.
Seringkali perusahaan yang telah beroperasi dalam jangka waktu tertentu
terpaksa bubar karena mengalami financial distress yang berujung pada
kebangkrutan. Kebangkrutan suatu perusahaan diawali oleh adanya
kondisi financial distress warning dimana perusahaan mengalami
kesulitan keuangan dalam menghasilkan laba, atau laba yang terus
menurun dari tahun ke tahun atau dengan kata lain kebangkrutan diartikan
sebagai kegagalan perusahaan dalam menjalankan operasi untuk mencapai
tujuannya.
Kebangkrutan tidak terjadi secara tiba-tiba, kebangkrutan
merupakan akumulasi dari kesalahan pengelolaan perusahaan dalam
jangka panjang. Oleh karena itu, diperlukan alat untuk mendeteksi potensi
kebangkrutan yang mungkin dialami perusahaan. Alat tersebut merupakan
analisis kebangkrutan. Analisis kebangkrutan diperlukan untuk
memperoleh peringatan awal kebangkrutan (tanda-tanda awal
kebangkrutan) agar kebangkrutan tersebut tidak benar-benar terjadi pada
perusahaan dan perusahaan dapat mengantisipasi atau membuat strategi
untuk menghadapi jika kebangkrutan benar-benar menimpa perusahaan.
Analisis kebangkrutan penting dilakukan dengan pertimbangan
untuk menilai potensi kebangkrutan suatu perusahaan terbuka (go public),
karena hal itu akan merugikan banyak pihak. Pihak- pihak tersebut adalah
pihak-pihak yang berkepentingan terhadap perusahaan, antara lain adalah
investor yang berinvestasi dalam bentuk saham maupun obligasi, kreditor
yang dirugikan karena terjadinya gagal bayar (default), karyawan
perusahaan tersebut karena terjadi Pemutusan Hubungan Kerja (PHK)
serta manajemen perusahaan itu sendiri.
B. Rumusan Masalah
1. Apakah yang dimaksud dengan kebangkrutan?
2. Bagaimanakah analisis evaluasi kebangkrutan?
3. Apa manfaat dari informasi kebangkrutan?
4. Bagaimanakah cara memprediksi kebangkrutan?
C. Tujuan Penulisan
1. Mengetahui apa yang dimaksud dengan kebangkrutan
2. Mengetahui cara menganalisis evaluasi kebangkrutan
3. Mengetahui manfaat dari informasi kebangkrutan
4. Dapat memprediksi kebangkrutan
BAB II

ISI

A. Definisi Kebangkrutan
Kebangkrutan merupakan kegagalan perusahaan dalam
menjalankan operasi perusahaan untuk menghasilkan laba. Kebangkrutan
juga sering disebut likuidasi perusahaan atau penutupan perusahaan atau
insolvabilitas (Hadi, 2008). Menurut Martin (1995) dalam Nugraheni
(2005) kebangkrutan sebagai suatu kegagalan yang terjadi pada sebuah
perusahaan didefinisikan dalam beberapa pengertian yaitu :
1. Kegagalan Ekonomi (Economic Distressed)
Kegagalan dalam arti ekonomi biasanya berarti bahwa
perusahaan kehilangan uang atau pendapatan, perusahaan tidak mampu
menutupi biayanya sendiri, ini berarti tingkat labanya lebih kecil dari
biaya modal atau nilai sekarang dari arus kas perusahaan lebih kecil
dari kewajiban. Kegagalan terjadi bila arus kas sebenarnya dari
perusahaan tersebut jauh dibawah arus kas yang diharapkan. Bahkan
kegagalan juga dapat berarti bahwa tingkat pendapatan atas biaya
historis dari investasinya lebih kecil daripada biaya modal perusahaan
yang dikeluarkan untuk sebuah investasi tersebut.
2. Kegagalan Keuangan (Financial Distressed)
Pengertian financial distressed adalah kesulitan dana baik
dalam arti dana dalam pengertian kas atau dalam pengertian modal
kerja. Sebagian asset liability management sangat berperan dalam
pengaturan untuk menjaga agar tidak terkena financial distressed.
Sedangkan menurut Adnan (2000) dalam Fakhrurozie (2007)
kegagalan keuangan biasa diartikan sebagai insolvensi yang
membedakan antara dasar arus kas dan dasar saham. Insolvensi atas
dasar arus kas ada dua bentuk yaitu:
a. Insolvensi teknis (Technical Insolvency), terjadi apabila
perusahaan tidak dapat memenuhi kewajiban pada saat jatuh tempo
walaupun total aktivanya sudah melebihi total hutangnya.
b. Insolvensi dalam pengertian kebangkrutan (Insolvency in
bankruptcy) , dimana didefinisikan sebagai kekayaan bersih
negative dalam neraca konvensional atas nilai sekarang dan arus
kas yang diharapkan lebih kecil dari kewajiban.
B. Analisis Evaluasi Kebangkrutan
Cara yang dapat ditempuh manajemen untuk menganalisis kondisi
keuangan perusahaan setelah menangkap sinyal-sinyal kebangkrutan
adalah analisis evaluasi kebangkrutan baik melalui metode internal
maupun eksternal. Analisis eksternal dilakukan atas data yang bersumber
dari luar perusahaan seperti laporan perdagangan, statistik maupun
indikator ekonomi yang dikeluarkan oleh pemerintah maupun swasta.
Analisis internal dilakukan melalui antara lain analisis strategi perusahaan
dimana strategi ini memfokuskan pada persaingan yang dihadapi
perusahaan, struktur biaya relatif terhadap pesaing, kemampuan
manajemen dalam mengendalikan biaya, kualitas manajemen lainnya.
Pada umumnya analisis internal yang banyak digunakan adalah analisis
terhadap laporan keuangan perusahaan, yaitu :
1. Analisis trend
Analisis trend merupakan analisis terhadap laporan keuangan
perusahaan yang mencakup beberapa periode tahun buku, sehingga
diperoleh informasi tentang penurunan atau kelemahan posisi kas,
kekurangan modal kerja, overinvestment dalam piutang, persediaan
atau aktiva tetap, kenaikan utang dan penundaan utang yang telah jatuh
tempo. Informasi tersebut dapat menyangkut posisi keuangan dan
kegiatan operasional perusahaan (laba/rugi) dari perusahaan yang
bersangkutan.
2. Analisis rasio keuangan
Rasio menggambarkan suatu hubungan atau perimbangan
antara suatu jumlah tertentu dengan jumlah yang lain, dan dengan
menggunakan alat analisa berupa rasio akan dapat memberikan
gambaran kepada penganalisa tentang baik atau buruknya keadaan
tentang posisi keuangan suatu perusahaan terutama apabila
dibandingkan dengan angka rasio pembanding yang digunakan sebagai
standar.

Salah satu indikator yang dipakai untuk mengetahui tingkat


kebangkrutan perusahaan adalah indikator keuangan. Kebanyakan
penyebab kebangkrutan dimulai dari adanya kesulitan keuangan. Kesulitan
keuangan dapat diartikan sebagai ketidakmampuan perusahaan untuk
membayar kewajiban keuangannya pada saat jatuh tempo yang
menyebabkan kebangkrutan perusahaan. Kesulitan keuangan jangka
pendek bisa berkembang menjadi kesulitan tidak solvabel, dan perusahaan
bisa dilikuidasi atau direorganisasi.
C. Manfaat Informasi Kebangkrutan
Prediksi kebangkrutan berfungsi untuk memberikan panduan
kepada pihak-pihak yang berkepentingan tentang kineja keuangan
perusahaan apakah akan mengalami kesulitan keuangan atau tidak dimasa
mendatang. Semakin awal tanda-tanda kebangkrutan diketahui akan
semakin baik bagi manajemen karena manajemen bisa melakukan
perbaikan-perbaikan. Kreditur dan pemegang saham bisa melakukan
persiapan untuk mengatasi berbagai kemungkinan yang buruk. Tanda-
tanda kebangkrutan dalam hal ini dilihat dengan menggunakan data-data
akuntansi. Sebuah kebangkrutan tidak terjadi secara mendadak atau tiba-
tiba. Akan tetapi merupakan sebuah puncak yang melalui serangkaian
proses atau tahapan kesulitan keuangan yang dialami perusahaan. Sebelum
terjadi kebangkrutan, biasanya muncul berbagai indikator yang bisa dilihat
khususnya terkait dengan efektivitas operasinya. Indikator-indikator yang
dapat digunakan untuk melihat tanda-tanda kebangkrutan dibagi menjadi
dua (Hariani, 2009), yaitu :
1. Dapat diamati pihak ekstern, seperti:
a. Penurunan jumlah dividen yang dibagikan kepada pemegang
saham selama beberapa periode secara berturut-turut.
b. Penurunan laba secara terus-menerus bahkan perusahaan
mengalami kerugian.
c. Ditutup atau dijualnya satu atau lebih unit usaha.
d. Pemecatan pegawai besar-besaran
e. Harga saham di pasar modal turun secara terus-menerus.
2. Diamati pihak intern (perusahaan) adalah sebagai berikut :
a. Turunnya volume penjualan, hal ini dapat terjadi karena
ketidakmampuan manajemen dalam menerapkan kebijakan strategi
akibat kurang pengalaman atau kurang tanggap dalam
menanggulangi kemunduran perusahaan serta kurang cepat dalam
memanfaatkan peluang-peluang yang ada dalam situasi persaingan
bisnis yang semakin kompetitif sehingga pangsa pasar menurun.
b. Turunnya kemampuan dalam mencetak keuntungan. Hal ini dapat
disebabkan karena kesalahan-kesalahan penentuan strategi
pemasaran.
c. Ketergantungan terhadap utang. Utang perusahaan sangat besar
sehingga biaya modalnya juga membengkak.
Secara umum pemakai data informasi kebangkrutan dapat
dikelompokan ke dalam dua kelompok yaitu :
1. Pemakai internal adalah pihak manajemen yang bertanggung jawab
terhadap pengelolaan perusahaan harian (jangka pendek) dan jangka
panjang.
2. Pemakai eksternal yaitu investor atau calon investor yang meliputi
pembeli atau calon pembeli saham atau obligasi, kreditor atau
peminjam dana bank, dan pemakai lain seperti karyawan, analisis
keuangan, pialang saham, supplier, pemerintah (berkaitan dengan
pajak) dan Bapepam (berkaitan dengan perusahaan yang go publik).
Informasi tentang prediksi kebangkrutan suatu perusahaan akan
sangat bermanfaat bagi beberapa kalangan (Fakhrurozie, 2007), yaitu :
1. Pemberi pinjaman
Informasi kebangkrutan bisa bermanfaat untuk pengambilan
keputusan siapa yang akan diberi pinjaman, dan kemudian bermanfaat
untuk mengambil kebijakan memonitor pinjaman yang ada.
2. Investor
Investor saham atau obligasi yang dikeluarkan oleh suatu
perusahaan tentunya akan sangat berkepentingan melihat adanya
kemungkinan bangkrut atau tidaknya perusahaan yang menjual surat
berharga tersebut. Investor yang menganut strategi aktif akan
mengembangkan model prediksi kebangkrutan untuk melihat tanda-
tanda kebangkrutan seawal mungkin dan kemudian mengantisipasi
kemungkinan tersebut.
3. Pemerintah
Pada beberapa sektor usaha, lembaga pemerintah mempunyai
tanggung jawab untuk mengatasi jalannya usaha tersebut. Pemerintah
mempunyai kepentingan untuk melihat tanda-tanda kebangkrutan lebih
awal supaya tindakan-tindakan yang perlu bisa dilakukan lebih awal.
4. Akuntan
Akuntan mempunyai kepentingan terhadap informasi
kelangsungan suatu usaha karena akuntan akan menilai kemampuan
going concern suatu perusahaan.
5. Manajemen
Informasi kebangkrutan digunakan untuk melakukan langkah-
langkah preventif sehinggga biaya kebangkrutan bisa dihindari atau
dapat diminimalisir.
D. Prediktor Kebangkrutan
1. Model Altman
Rasio-rasio keuangan memberikan indikasi tentang kekuatan
keuangan dari suatu perusahaan. Keterbatasan analisis rasio timbul dari
kenyataan bahwa metodologinya pada dasarnya bersifat penyimpangan
(univariate) yang artinya setiap rasio di uji secara terpisah. Untuk
mengatasi kelemahan-kelemahan analisis tersebut, maka Altman telah
mengkombinasikan beberapa rasio menjadi model prediksi dan teknik
statistik. Yaitu analisis diskriminasi yang menghasilkan suatu indeks
yang memungkinkan klasifikasi dari suatu pengamatan menjadi satu
dari beberapa pengelompokan yang bersifat apriori (Weston, 1993:
254). Dalam penelitiannya Altman mengambil satu sampel yang terdiri
dari 66 perusahaan manufaktur setengah diantaranya mengalami
bangkrut. Altman memperoleh 22 rasio keuangan, dimana 5
diantaranya ditemukan paling berkontribusi pada model prediksi.
Fungsi diskriminan yang ditemukan Altman pada tahun 1968 itu
adalah sebagai berikut (Weston, 1993: 255):
Z = 1,2X1 + 1,4X2 + 3,3X3 + 0,6X4 + 0,999X5
Dimana:
Z1 = nilai Z-score
Z1 = working capital/total asset ratio
Z2 = retained earnings/total asset ratio
Z3 = earnings before interest and taxes/total asset ratio
Z4 = market capitalization/book value of debt ratio
Z5 = sales/total asset ratio
Dalam laporannya Altman menempatkan perusahaan menjadi
dua kategori yaitu yang bangkrut dan yang tidak bangkrut. Dari hasil
penelitian tersebut diperoleh nilai Z rata-rata kelompok perusahaan
yang bangkrut sebesar –0,2599 dan rata-rata untuk perusahaan yang
tidak bangkrut sebesar 4,8863. Sebagai patokan untuk
mengklasifikasikan perusahaan yang dipilih batas nilai Z sebesar 2,999
sebagai nilai kritis yang merupakan klasifikasi umum. Jadi perusahaan
dengan skor nilai Z yang lebih besar diklasifikasikan sebagai
perusahaan yang tidak pailit atau tdak bangkrut dan skor nilai Z yang
kurang dari 2,675 diklasifikasikan sebagai perusahaan yang bangkrut.
2. Model Springate
Model ini dikembangkan oleh Springate melalui analisis multi
diskriminan, dengan menggunakan 40 perusahaan sebagai sampelnya.
Model ini dapat digunakan untuk memprediksi kebangkrutan dengan
tingkat keakuratan 92,5%. Model yang berhasil dikembangkan oleh
Springate adalah (Hadi, 2008 : 7) : Keterangan:
S = nilai S-Score
A = working capital/total asset ratio
B = net profit before interest and taxes/total asset ratio
C = net profit before taxes/current liabilities ratio
D = sales/total asset ratio
Kriteria yang digunakan untuk memprediksi tingkat kesehatan
kebangkrutan perusahaan dalam model Springate ini adalah: D C B A
S 4.066.007.303.1
1. S- Score > 0,862 berarti kondisi perusahaan tidak mengalami
kebangkrutan.
2. S-Score < 0,862 berarti kondisi perusahaan mengalami
kebangkrutan (Hadi, 2008:7).
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Kebangkrutan tidak terjadi secara tiba-tiba, kebangkrutan
merupakan akumulasi dari kesalahan pengelolaan perusahaan dalam
jangka panjang. Oleh karena itu, diperlukan alat untuk mendeteksi potensi
kebangkrutan yang mungkin dialami perusahaan. Alat tersebut merupakan
analisis kebangkrutan. Analisis kebangkrutan diperlukan untuk
memperoleh peringatan awal kebangkrutan (tanda-tanda awal
kebangkrutan) agar kebangkrutan tersebut tidak benar-benar terjadi pada
perusahaan dan perusahaan dapat mengantisipasi atau membuat strategi
untuk menghadapi jika kebangkrutan benar-benar menimpa perusahaan.
Analisis kebangkrutan penting dilakukan dengan pertimbangan
untuk menilai potensi kebangkrutan suatu perusahaan terbuka (go public),
karena hal itu akan merugikan banyak pihak. Pihak- pihak tersebut adalah
pihak-pihak yang berkepentingan terhadap perusahaan, antara lain adalah
investor yang berinvestasi dalam bentuk saham maupun obligasi, kreditor
yang dirugikan karena terjadinya gagal bayar (default), karyawan
perusahaan tersebut karena terjadi Pemutusan Hubungan Kerja (PHK)
serta manajemen perusahaan itu sendiri.
DAFTAR PUSTAKA

http://skripsi-skripsiun.blogspot.co.id/2014/09/skripsi-akuntansiprediksi-
kebangkrutan_23.html

Anda mungkin juga menyukai