Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH ANALISIS LAPORAN KEUANGAN

INTERPRETASI ANALISA SOLVABILITAS

OLEH
KELOMPOK 8

NOVIA AGUSTA LEWA (1910020232)


HILARIUS Y. LAGUT (1910020225)
DONA MARIA W.M DVG (1910020226)
YOHANES R. MAHESA (1910020187)
EUGENIUS P. JEHANUS (1910020179)

UNIVERSITAS NUSA CENDANA


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
PRODI AKUNTANSI
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami haturkan kehadirat Tuhan yang maha esa, karena atas
penyertaannya kami telah menyelesaikan makalah ‘’Interpretasi Analisa
Solvabilitas’’ ini dengan tepat waktu.
Makalah ini disusun guna memenuhi tugas pada mata kuliah analisis
laporan keuangan. Selain itu kami juga berharap agar makalah ini dapat menambah
wawasan bagi pembaca tentang interpretasi analisa solvabilitas. Kami
mengucapkan terima kasih kepada dosen pengajar mata kuliah analisis laporan
keuangan yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan
dan wawasan kami.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna . oleh
karna itu,kritik dan saran yang membangun dari pembaca akan kami terima demi
kesempurnaan makalah ini

Kupang, Oktober 2022

Penulis

ii
DAFTAR ISI

Halaman
KATA PENGANTAR ............................................................................................. i
DAFTAR ISI .......................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN ..........................................................................1
1.1. Latar Belakang .........................................................................1
1.2 Rumusan Masalah ....................................................................2
1.3 Tujuan Penulisan .......................................................................2
BAB II PEMBAHASAN ..............................................................................3
2.1 Pengertian Solvabilitas..............................................................3
2.2 Dasar-Dasar Solvabilitas ..........................................................4
2.3 Komposisi Struktur Modal dan Solvabilitas ............................6
BAB III PENUTUP......................................................................................18
3.1 Kesimpulan .............................................................................18
3.2 Saran........................................................................................18

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................19

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pertumbuhan dan perkembangan dunia usaha pada saat ini berlangsung
dengan pesat. Sehingga bisa berdampak pada perusahaan yang bersaing semakin
ketat. Setiap perusahaan akan mencoba berbagai strategi dan kebijakan agar dapat
terus berkembang dan mempertahankannya. Oleh karena itu, dibutuhkan strategi,
tetapi proses startegi tersebut dibutuhkan modal yang tidak sedikit. Terdapat
berbagai cara untuk memenuhi kebutuhan modal, salah satu caranya adalah
dengan cara meminjam pada lembaga keuangan yang merupakan pihak eksternal.
Bank adalah salah satu lembaga keuangan yang mempunyai peranan penting
dalam mengatasi problema kebutuhan modal usaha.
Era globalisasi yang semakin maju, sebuah perbankan semakin sangat
dibutuhkan oleh masyarakat, karena perbankan dapat membantu masyarakat
dalam pendanaan usaha maupun dalam membantu membiayai, serta
mempermudah untuk menghasilkan pendapatan yang lebih atau yang lebih sering
disebut dengan kata surplus.
Kinerja suatu perusahaan dapat dinilai melalui analisis laporan keuangan yang
dimiliki suatu perusahaan pada setiap periodenya. Laporan keuangan merupakan
alat yang penting untuk mengetahui posisi keuangan suatu perusahaan serta hasil-
hasil yang telah dicapai oleh perusahaan tersebut. Alat analisis yang digunakan
untuk mengetahui kinerja keuangan perusahaan yaitu menggunakan rasio
keuangan. Untuk menganalisis rasio keuangan dibutuhkan laporan keuangan
perusahaan yang pada umumnya terdiri dari Laporan Posisi Keuangan dan
Laporan Laba Rugi Komprehensif. Dalam laporan posisi keuangan bagi calon
kreditur berguna untuk mengetahui jaminan yang disediakan oleh perusahaan atas
hutang-hutangnya. Untuk menutupi kekurangan akan kebutuhan dana, perusahaan
dapat menggunakan sumber dana. Sumber dana dapat diperoleh dari modal
sendiri dan pinjaman (bank atau lembaga keuangan lainnya).

1
1.2 Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dari makalah ini adalah :
1) Apa Pengertian Solvabilitas?
2) Apa saja dasar-dasar dari Solvabilitas ?
3) Apa saja komposisi dari Struktur Modal dan Solvabilitas ?
4) Bagaimana analisis yang dihasilkan dari perhitungan Struktur Modal dan
Solvabilitas ?

1.3 Tujuan Penulisan


Tujuan dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut :
1) Memahami tentang pengertian solvabilitas
2) Menjelaskan tentang dasar-dasar dari Solvabilitas.
3) Mengetahui komposisi dari Struktur Modal dan Solvabilitas beserta
analisisnya.

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Solvabilitas

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, solvabilitas adalah kemampuan


perusahaan untuk membayar utang-utangnya karena jumlah aktivanya melebihi
utang-utang tersebut (KBBI Daring, 2016). Menurut Wikipedia Bahasa Indonesia,
solvabilitas adalah kemampuan perusahaan untuk memenuhi semua kewajiban
finansialnya dalam jangka panjang. Solvabilitas menunjukkan kemampuan
perusahaan untuk melunasi seluruh utang yang ada dengan menggunakan seluruh
aset yang dimilikinya. Hal ini sesungguhnya jarang terjadi kecuali perusahaan
mengalami kepailitan. Kemampuan operasi perusahaan dicerminkan dari aset aset
yang dimiliki oleh perusahaan. (Wikipedia B. Indonesia, 2016) Dengan kata lain,
solvabilitas merupakan kemampuan suatu perusahaan untuk memenuhi segala
kewajiban finansialnya pada saat perusahaan tersebut dilikuidasi.

2.2 Dasar-Dasar Solvabilitas

Solvabilitas menggambarkan kemampuan perusahaan dalam membayar


kewajiban jangka panjang atau kewajiban-kewajibannya apabila perusahaan
dilikuidasi. Rasio ini dapat dihitung dari pos-pos yang sifatnya jangka panjang
seperti aktiva tetap dan hutang jangka panjang (Harahap,2011:303). Sedangkan
Kasmir (2013:219) menyatakan solvabilitas adalah kemampuan perusahaan untuk
membayar seluruh kewajibannya apabila perusahaan dibubarkan. Dari uraian
tersebut dapat disimpulkan bahwa solvabilitas adalah kemampuan perusahaan
dalam membayar kewajiban jangka panjang apabila perusahaan dilikuidasi.
Analisis solvabilitas melibatkan beberapa elemen kunci. Analisis struktur
modal adalah salah satunya. Struktur modal mengacu pada sumber pendanaan
perusahaan. Pendanaan dapat diperoleh dari modal ekuitas yang relatif permanen
hingga sumber pendanaan jangka pendek sementara yang lebih beresiko. Saat
suatu perusahaan memperoleh pendanaan, perusahaan akan menginvestasikannya
pada berbagai aktiva. Aktiva mencerminkan sumber keamanan sekunder bagi
3
peminjam dan diperoleh dari pinjaman yang dijamin oleh aktiva tertentu hingga
aktiva yang tersedia sebagai pengaman umum bagi kreditor tanpa jaminan. Hal ini
dan faktor lainnya menghasilkan perbedaan risiko yang terkait dengan berbagai
aktiva dan sumber pendanaan.
Elemen kunci solvabilitas jangka panjang lain adalah Laba (earnings) atau
daya laba (earning power) yang menunjukkan kemampuan berulang untuk

4
menghasilkan kas dari operasi. Peminjam melindungi diri mereka dari
kemungkinan gagal bayar perusahaan dan tekanan keuangan dengan persyaratan
utang pada perjanjian pinjaman. Persyaratan utang ini menetapkan kondisi gagal
bayar, sering kali berdasarkan ukuran akuntansi, pada tingkat yang memberikan
kesempatan pada peminjam untuk menarik pinjamannya sebelum terjadinya
kesulitan keuangan yang parah. Persyaratan utang biasanya dirancang untuk :
1) Menekankan ukuran kekuatan keuangan inti seperti rasio lancar dan rasio
utang terhadap ekuitas.
2) Menghindari penerbitan utang tambahan.
3) Memastikan tidak adanya pengeluaran sumber daya perusahaan melalui
dividen yang berlebihan atau akuisisi.

a) Pentingnya Struktur Modal

Sudana (2011:143) menjelaskan struktur modal berkaitan dengan


pembelanjaan jangka panjang suatu perusahaan yang diukur dengan perbandingan
utang jangka panjang dengan modal sendiri. Sedangkan menurut Martono dan
Harjito (2010:240) struktur modal adalah perbandingan atau imbangan pendanaan
jangka panjang perusahaan yang ditunjukkan oleh perbandingan hutang jangka
panjang terhadap modal sendiri. Dari uraian tersebut dapat ditarik kesimpulan
bahwa struktur modal merupakan perbandingan atau perimbangan antara utang
jangka panjang perusahaan terhadap modal sendiri.
Struktur modal merupakan pendanaan ekuitas dan utang pada suatu
perusahaan. Sering kali dihitung berdasarkan besaran relatif sumber pendanaan.
Stabilitas keuangan perusahaan dan risiko gagal melunasi utang tergantung pada
sumber pendanaan serta jenis dan jumlah berbagai aktiva yang dimiliki
perusahaan.
b) Karakteristik Utang dan Ekuitas

Kepentingan untuk menganalisis struktur modal berasal dari berbagai


perspektif, salah satunya adalah perbedaan antara utang dan ekuitas. Ekuitas
(equity) mengacu pada risiko modal suatu perusahaan. Karakteristik modal ekuitas
mencakup pengembalian yang tidak pasti dan tidak tentu serta tidak adanya pola
pembayaran kembali. Tidak seperti modal ekuitas, baik modal utang (debt) jangka

5
pendek maupun jangka panjang harus dibayar kembali. Semakin panjang periode
pembayaran kembali utang dan semakin sedikit cadangan pembayaran kembali,
semakin mudah bagi suatu perusahaan untuk mendapatkan modal utang. Namun,
utang harus dibayar kembali pada waktu tertentu tanpa memerhatikan kondisi
keuangan perusahaan, juga bunga berkala pada sebagian besar utang perlu
dibayar.
c) Motivasi Memperoleh Modal Utang

Motivasi utama perusahaan memperoleh pendanaan usaha melalui utang


adalah potensi biaya yang lebih rendah. Dari sudut pandang pemegang saham,
utang lebih murah dibandingkan dengan pendanaan ekuitas paling tidak karena
dua alasan :
1) Bunga sebagian besar utang jumlahnya tetap dan jika bunga lebih kecil
dari pengembalian yang diperoleh dari pendanaan utang, selisih lebih atas
pengembalian akan menjadi keuntungan bagi investor ekuitas.
2) Bunga merupakan beban yang dapat mengurangi pajak sedangkan dividen
tidak.
2.3 Komposisi Struktur Modal dan Solvabilitas
Risiko fundamental struktur modal dengan utang adalah risiko tidak cukupnya
kas pada saat-saat sulit. Utang melibatkan komitmen untuk membayar beban tetap
dalam bentuk bunga dan pembayaran kembali pokok pinjaman. Meskipun
pembayaran beban tetap tertentu dapat ditunda pada saat kekurangan kas, beban
tetap yang terkait dengan utang tidak dapat ditunda tanpa dampak yang merugikan
pemegang saham dan kreditur perusahaan.
Laporan Ukuran Sama dalam Analisis Solvabilitas
Suatu ukuran umum risiko keuangan perusahaan adalah komposisi struktur
modal. Analisis komposisi (compotition analysis) dilakukan dengam membuat
laporan ukuran sama (common size statement) atas bagian kewajiban dan ekuitas
pada neraca. Salah satu keuntungan analisis common-size atas struktur modal
adalah analisis ini mengungkapkan besaran relatif sumber pendanaan suatu
perusahaan.

6
Struktur Modal PT. Kimia Farma (Persero) Tahun 2017: Analisis Common Size

Saldo Laba; Kewajiban lancar;


31,8% 38,9%

Utang Jangka
Tambahan Modal
Panjang; 18,9%
Disetor; 1,3%

Modal Saham;
9,1%

Terlihat bahwa pendanaan utama PT.Kimia Farma berasal dari Modal Saham
(9,1 %), utang jangka panjang (18,9%), kewajiban lancar (38,9%), saldo laba
(31,8%), dan sedikit tambahan modal disetor (1,3%).
Berikut rekapan struktur modal PT. Kimia Farma 3 tahun terakhir :

REKAP DATA STRUKTUR MODAL PT.KIMIA FARMA


2017 2016 2015
Kewajiban lancar 38,9% 36,8% 33,6%
Utang Jangka Panjang 18,9% 14,0% 8,8%
Modal Saham 9,1% 12,0% 17,2%
Tambahan Modal Disetor 1,3% 1,2% 1,7%
Saldo Laba 31,8% 36,0% 38,7%
Total Modal Ekuitas 42,2% 49,2% 57,5%
Total Kewajiban dan Ekuitas 100,0% 100,0% 100,0%

Analisis :
Jika dilihat dari struktur modal PT. Kimia Farma dengan menggunakan
common-size, pada tahun 2015 sampai tahun 2017 didapatkan utang perusahaan
mengalami kenaikan dari tahun ke tahun, dan itu berbanding terbalik dengan
ekuitas perusahaan yang mengalami penurunan dari tahun ke tahun. Dan juga total
utang perusahaan melebihi total ekuitas perusahaan sehingga dikhawatirkan

7
perusahaan tidak mampu mengatasi semua kewajibannya dan dikhawatirkan juga
jika diberikan pinjaman atau kredit.
Sebagai pembanding, penulis mengambil perusahaan sejenis yaitu PT. Kalbe
Farma dan PT.Indofarma, yang disajikan sebagai berikut :
Struktur modal PT.Kalbe Farma 3 tahun terakhir
REKAP DATA STRUKTUR MODAL PT. KALBE FARMA
2017 2016 2015
Kewajiban lancar 13,4% 15,2% 17,3%
Utang Jangka Panjang 3,0% 2,9% 2,9%
Modal Saham 2,8% 3,1% 3,4%
Tambahan Modal Disetor 0,1% 0,0% -0,2%
Saldo Laba 80,7% 78,8% 76,7%
Total Modal Ekuitas 83,6% 81,9% 79,9%
Total Kewajiban dan Ekuitas 100,0% 100,0% 100,0%

Analisis :
Jika dilihat dari struktur modal PT. Kalbe Farma dengan menggunakan
common size, pada tahun 2015 sampai tahun 2017 didapatkan utang lancar
perusahaan mengalami penurunan yang tidak terlalu signifikan dan utang jangka
panjang yang naik yang juga tidak terlalu signifikan. Justru ekuitas perusahaan
yang naik dari tahun ke tahun mengartikan perusahaan ini dalam kategori sangat
bagus, dikarenakan laba yang diperoleh dari penjualan terus meningkat dari tahun
ke tahun dengan jumlah yang sangat besar. Perusahaan ini dikategorikan sangat
bagus karena Total modal ekuitas yang sangat dominan dibandingkan total utang
perusahaan. Dan untuk analisis pemberian kredit bisa dilakukan, akan tetapi lebih
disarankan menggunakan total ekuitas untuk biaya produksi daripada melakukan
pinjaman.
Struktur modal PT.Indofarma 3 tahun terakhir
REKAP DATA STRUKTUR MODAL PT. INDOFARMA
2017 2016 2015
Kewajiban lancar 58,4% 51,0% 55,2%
Utang Jangka Panjang 7,2% 7,3% 6,1%
Modal Saham 20,3% 22,4% 20,2%
Tambahan Modal Disetor 5,3% 5,9% 4,9%

8
Saldo Laba 8,8% 13,4% 13,5%
Total Modal Ekuitas 34,4% 41,7% 38,6%
Total Kewajiban dan Ekuitas 100,0% 100,0% 100,0%

Analisis :
Jika dilihat dari struktur modal PT.Indofarma dengan menggunakan common
size, pada tahun 2015 sampai tahun 2017 didapatkan utang perusahaan mengalami
penurunan dan kenaikan dan begitu juga dengan ekuitas perusahaan yang juga
mengalami hal yang sama. Untuk analisis pemberian pinjaman sangat
dikhawatirkan dikarenakan total utang yang lebih besar daripada ekuitas, yang
nantinya berakibat perusahaan susah dalam mengatasi kewajiban-kewajibannya..
Jadi dapat disimpulkan bahwa untuk struktur modal perusahaan yang paling
bagus adalah PT.Kalbe Farma dibandingkan dengan PT.Kimia Farma dan
PT.Indofarma. Untuk PT.Kimia Farma sendiri berada diatas atau lebih baik
daripada PT.Indofarma.
Ukuran Struktur Modal untuk Analisis Solvabilitas
Rasio struktur modal (Capital structure ratio) merupakan suatu sarana lain
analisis dari solvabilitas. Ukuran rasio struktur modal mengaitkan komponen
struktur modal satu sama lain atau dengan totalnya, rasionya adalah sebagai
berikut :
1) Total Utang terhadap Total Modal
Rasio komprehensif yang tersedia untuk mengukur hubungan antara total
utang (utang lancar + utang jangka panjang + utang lainnya yang
ditentukan dalam analisis seperti pajak tangguhan dan saham preferen
yang dapat ditarik kembali) dengan total modal (total utang + ekuitas
pemegang saham (termasuk saham preferen). Rasio total utang terhadap
total modal (total debt to total capital ratio) juga disebut rasio total utang
(total debt ratio) dihitung sebagai berikut :
Total utang
Total modal

9
Ingat, bahwa total modal secara definisi sama dengan total aktiva. Total
utang terhadap total modal PT. Kimia Farma selama 3 tahun terakhir
sebagai berikut :
Tahun Total Utang Total Modal Rasio
Tahun 2017 3.523.628.217.406 6.096.148.972.533 57,8%
Tahun 2016 2.341.155.131.870 4.612.562.541.064 50,8%
Tahun 2015 1.374.127.253.841 3.236.224.076.311 42,5%

Analisis :
Artinya adalah bahwa pada tahun 2015, 42,5% struktur modal PT.Kimia
Farma terdiri atas utang. Kemudian pada tahun 2016 didapatkan angka
50,8 % dan kemudian naik lagi pada tahun 2017 yaitu sebesar 57,8%. Ini
artinya bahwa perusahaan mengalami kenaikan utang dari tahun ke tahun,
dan untuk analisa pemberian pinjaman atau kredit dikhawatirkan karena
ketidakmampuan perusahaan dalam membayarkan semua kewajiban-
kewajibannya jika dilihat dari 3 tahun terakhir.
2) Total Utang terhadap Modal Ekuitas
Ukuran lain atas hubungan utang dengan sumber modal adalah rasio total
utang terhadap modal ekuitas. Rasio total utang terhadap modal ekuitas
dihitung sebagau berikut :
Total utang
Ekuitas Pemegang Saham
Rasio total utang terhadap modal ekuitas PT.Kimia Farma selama 3 tahun
terakhir adalah sebagai berikut :
Ekuitas Pemegang
Tahun Total Utang Rasio
Saham
Tahun 2017 3.523.628.217.406 2.572.520.755.127 1,37
Tahun 2016 2.341.155.131.870 2.271.407.409.194 1,03
Tahun 2015 1.374.127.253.841 1.862.096.822.470 0,74

Analisis :
Artinya adalah bahwa rasio ini menunjukkan bahwa total utang PT.
Kimia Farma (Persero),tbk pada tahun 2015 0,74 kali lebih kecil dari
modal ekuitasnya. Atau dapat dinyatakan bahwa pendanaan kredit

10
PT.Kimia Farma adalah Rp.0,74 untuk setiap Rp.1 pendanaan ekuitas.
Akan tetapi pada tahun 2016 mengalami kenaikan di angka 1,03 dan naik
lagi pada tahun 2017 sebesar 1,37. Ini diartikan bahwa total utang
perusahaan mengalami kenaikan dari tahun ke tahun dan tidak diimbangi
dengan kenaikan Laba yang diperoleh oleh perusahaan, sehingga
menyebabkan perusahaan sedikit mengalami kesulitan dalam mengatasi
kewajiban-kewajibannya sehingga dikhawatirkan jika dilakukan
pemberian pinjaman atau kredit.
3) Utang Jangka Panjang terhadap Modal Ekuitas
Rasio utang jangka panjang terhadap modal ekuitas (long term debt to
equity capital ratio) mengukur hubungan antara utang jangka panjang
(biasanya disebut kewajiban tak lancar) terhadap modal ekuitas. Rasio
yang melebihi 1:1 menunjukkan pendanaan utang jangka panjang yang
lebih besar dibandingkan modal ekuitas. Rasio ini biasanya disebut rasio
utang terhadap ekuitas dan dihitung sebagai berikut :
Utang Jangka Panjang
Ekuitas Pemegang Saham
Rasio utang jangka panjang terhadap ekuitas PT. Kimia Farma selama 3
tahun terakhir adalah :

Utang Jangka Ekuitas Pemegang


Tahun Rasio
Panjang Saham
Tahun 2017 1.154.120.768.637 2.572.520.755.127 0,45
Tahun 2016 644.946.264.289 2.271.407.409.194 0,28
Tahun 2015 285.695.906.949 1.862.096.822.470 0,15

Analisis :
Artinya adalah bahwa rasio ini menunjukkan bahwa utang jangka
panjang PT. Kimia Farma (Persero),tbk pada tahun 2015, 0,15 kali lebih
kecil dari ekuitas pemegang sahamnya. Akan tetapi mengalami kenaikan
di tahun 2016 sebanyak 0,28 kali dan naik lagi pada tahun 2017 yaitu
sebesar 0,45. Jika dilihat dari data 3 tahun terakhir masih bisa
dikategorikan baik karena masih berada dibawah angka 1. Tetapi untuk

11
analisis pemberian pinjaman atau kredit masih dikhawatirkan karena
utang lancar yang dimiliki perusahaan sangat besar dibandingkan utang
jangka panjang perusahaan.
4) Utang Jangka Pendek terhadap Total Utang
Rasio utang yang jatuh tempo dalam jangka pendek relatif terhadap total
utang merupakan indikator penting atas kekurangan kas jangka pendek
dan kebutuhan pendanaan perusahaan. Utang jangka pendek, sebagai
lawan dari utang jangka panjang atau persyaratan penyisihan dana,
merupakan indikator ketergantungan perusahaan terhadap pendanaan
jangka pendek (utamanya dari bank). Rasio ini dihitung sebagai berikut :
Utang Jangka Pendek
Total Utang
Rasio utang jangka pendek terhadap total utang PT. Kimia Farma selama
3 tahun terakhir adalah :
Utang Jangka
Tahun Total Utang
Pendek Rasio
Tahun 2017 2.369.507.448.768 3.523.628.217.406 67%
Tahun 2016 1.696.208.867.581 2.341.155.131.870 72%
Tahun 2015 1.088.431.346.892 1.374.127.253.841 79%

Analisis:
Artinya adalah bahwa pada tahun 2015, 79% Total Utang PT.Kimia
Farma terdiri atas utang jangka pendek. Kemudian pada tahun 2016
didapatkan angka 72 % dan kemudian turun lagi pada tahun 2017 yaitu
sebesar 67%. Ini artinya bahwa walaupun mengalami penurunan angka
rasio utang jangka pendek terhadap total utang, untuk analisis pemberian
pinjaman atau kredit masih dikhawatirkan karena total utang jangka
pendek yang masih tinggi yaitu berada diatas angka 50%, yang artinya
berpengaruh terhadap pendanaan jangka pendek perusahaan.
Sebagai pembanding data perusahaan sejenis yaitu PT. Kalbe Farma dan
PT.Indofarma, yang disajikan sebagai berikut :

12
PT. Kimia Farma PT.Kalbe Farma PT.Indodarma
Rasio
2015 2016 2017 2015 2016 2017 2015 2016 2017
Total Utang
terhadap
42,5% 50,8% 57,8% 20,1% 18,1% 16,4% 61,4% 58,3% 65,6%
Total Modal
(%)
Total Utang
terhadap
0,74 1,03 1,37 0,25 0,22 0,20 1,59 1,40 1,91
Modal
Ekuitas (x)
Utang Jangka
Panjang
terhadap 0,15 0,28 0,45 0,04 0,04 0,04 0,16 0,18 0,21
Modal
Ekuitas (x)
Utang Jangka
Pendek
terhadap 79,2% 72,5% 67,2% 85,8% 83,9% 81,8% 90,0% 87,5% 89,0%
Total Utang
(%)

Jadi dapat disimpulkan bahwa dari ketiga perusahaan tersebut, perusahaan


yang memiliki rasio paling baik adalah PT.Kalbe Farma. Ini dikarenakan bahwa
perusahaan tersebut dibalik laba operasi yang dihasilkan besar, perusahaan ini
juga memiliki struktur ekuitas yang besar dibandingkan utang perusahaan yang
relatif sangat kecil. Lain halnya dengan PT.Kimia Farma yang memiliki rata-rata
total utang yang melebihi ekuitas sehingga dikhawatirkan jika melakukan
pinjaman atau kredit. Tetapi rasio yang dimiliki PT.Kimia Farma lebih baik
daripada PT.Indofarma.
Interpretasi Ukuran Struktur Modal
Analisis common-size dan rasio struktur modal utamanya mengukur risiko
struktur modal perusahaan. Semakin tinggi proporsi utang, semakin besar beban
bunga tetap dan pembayaran kembali utang, dan semakin besar kemungkinan
gagal bayar pada periode penurunan laba atau masa sulit. Ukuran struktur modal
digunakan sebagai alat penyaring. Misalnya, jika rasio utang terhadap modal
ekuitas relatif kecil (10% atau kurang), tidak ada masalah terhadap aspek kondisi
keuangan perusahaan, analisis mungkin lebih baik diarahkan ke tempat lain. Jika
analisis memperlihatkan bahwa utang merupakan bagian penting dari kapitalisasi,

13
maka dibutuhkan analisis lebih lanjut. Pengembangan analisis juga harus terpusat
pada beberapa aspek kondisi keuangan perusahaan yang berbeda, hasil operasi,
dan prospek masa depan.
Analisis likuiditas jangka pendek sering kali penting karena sebelum menilai
solvabilitas jangka panjang, kita yakin akan kemampuan keberhasilan keuangan
perusahaan jangka pendek

14
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisa data yang penulis uraikan di atas, didapatkan bahwa
PT. Kimia Farma (Persero),Tbk sedang mengalami masalah di kewajibannya.
Dimana ditemukan peningkatan jumlah utang dari tahun ke tahun baik utang
jangka pendek maupun utang jangka panjang. Sehingga untuk analisis pemberian
pinjaman atau kredit sangat meragukan dikarenakan jumlah utang perusahaan
melebihi total ekuitas yang dimiliki perusahaan. Salah satu penyebab masalah itu
adalah laba bersih yang diperoleh perusahaan sangat kecil jika dibandingkan
dengan pendapatan yang diperoleh. Hal ini disebabkan karena biaya-biaya atau
beban yang harus dikeluarkan sangat besar sehingga berimbas terhadap laba yang
diperoleh. Jadi sebelumnya, untuk meningkatkan produksi dan penjualan
perusahaan mengandalkan utang untuk kegiatan produksi perusahaan.
Jika dibandingkan dengan perusahaan sejenis, disini penulis menggunakan
data dari PT. Kalbe Farma dan PT.Indofarma, didapatkan bahwa PT. Kalbe Farma
mempunyai rasio dan struktur modal yang penulis anggap lebih baik
dibandingkan PT.Kimia Farma dan PT. Indofarma. Perusahaan tersebut memiliki
total utang yang sedikit didalam struktur modalnya, dan selebihnya didominasi
oleh ekuitas perusahaan. Akan tetapi rasio dan struktur modal PT. Kimia Farma
sendiri diatas atau lebih baik dari PT.Indofarma dikarenakan PT.Indofarma
sedang mengalami kerugian di dua tahun terakhir ini.

15
DAFTAR PUSTAKA

Hamdani, AR, M. D., & Endang, M. G. (2015). Analisis Pemberian Kredit Modal
Kerja Sebagai Upaya Mengantisipasi Terjadinya Kredit Bermasalah.
Jurnal Administrasi Bisnis , 1-6.

Indonesia, B. E. (2015-2017). Laporan Keuangan dan Tahunan. Dipetik Oktober


10, 2018, dari PT. Bursa Efek Indonesia:
https://www.idx.co.id/perusahaan-tercatat/laporan-keuangan-dan-tahunan/

Rahmawati, A. T., Muhammad, S., & Hidayat, R. R. (2016). Analisis Keputusan


Pemberian Kredit Dalam Langkah Meminimalisir Kredit Bermasalah.
Jurnal Administrasi Bisnis , 179-186.

Tanjung, N. M. (2015). Analisis Penggunaan Struktur Modal Dalam Kaitan


Solvabilitas Perbankan Pada Bank BUMN Di Indonesia. Jurnal EMBA ,
207-214.

Wild, J. J., Subramanyam, K. R., & Halsey, R. F. (2005). Financial Statement


Analysis Analisa Laporan Keuangan Edisi 8 Buku Dua. Jakarta: Salemba
Empat.

16

Anda mungkin juga menyukai