Anda di halaman 1dari 24

MAKALAH AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH II

“UTANG JANGKA PANJANG”

DISUSUN OLEH :

1. ANISA PUTRI (21620069)


2. SULAIMAN (21620059)
3. TRI PUTRI (21620036)
4. OKTAFIANI (21620074)

PROGRAM STUDI AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BERAU
TAHUN PELAJARAN 2023

i
KATA PENGANTAR
Puji syukur senantiasa penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, atas segala
limpahan rahmat dan karunia-Nya sehingga makalah ini dapat penulis selesaikan
dengan baik. Shalawat dan salam tidak lupa penulis haturkan kepada Nabi
Muhammad SAW, dan juga kepada keluarga dan para sahabat Beliau.
Penyusun makalah yang berjudul “Utang Jangka Panjang”, tidak terlepas
dari hambatan yang dihadapi oleh penulis. Berkat dorongan dan motivasi dari
beberapa pihak, akhirnya penulis dapat menyelesaikannya.
Penulisan makalah ini tidak luput dari kesalahan, oleh karenanya saran dan
masukan yang sifatnya membangun sangat penulis harapkan. Penulis berharap
semoga makalah ini dapat memberikat manfaat kepada pembaca dan bernilai
ibadah disisi Allah SWT, serta memberikan manfaat bagi yang membutuhkannya.

Berau, 13 Maret 2023


Penulis

ii
DAFTAR ISI
Halaman Judul ................................................................................................. i
Kata Pengantar ................................................................................................. ii
Daftar Isi .......................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN ........................................................................... 1
A. Latar Belakang ......................................................................... 1
B. Rumusan Masalah .................................................................... 5
C. Tujuan Masalah ........................................................................ 5
BAB II PEMBAHASAN ............................................................................. 6
A. Pengertian ................................................................................ 6
B. Utang Jangka Pendek dan Utang Jangka panjang .................... 7
C. Pengakuan Awal dan Pengukuran............................................. 8
D. Penghentian Pengakuan............................................................ 12
BAB III PENUTUP ....................................................................................... 19
A. Kesimpulan .............................................................................. 19
Daftar Pustaka .................................................................................................. 20

iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Liabilitas merupakan utang perusahaan masa kini yang timbul dari
peristiwa masa lalu, penyelesaiannya diharapkan mengakibatkan arus kas
keluar dari sumber daya perusahaan yang mengandung manfaat ekonomi.
Dalam laporan keuangan (neraca) yang diklasifikasikan, liabilitas
dibedakan menjadi liabilitas jangka pendek dan liabilitas jangka panjang.
Liabilitas Jangka Panjang atau yang sering disebut sebagai kewajiban tidak
lancar atau utang jangka panjang adalah kewajiban perusahaan yang jatuh
tempo pembayarannya lebih dari satu tahun atau 12 bulan.
Perusahaan dalam menghadapi persaingan global dituntut untuk dapat
mengantisipasi persaingan yang terjadi antar setiap perusahaan. Persaingan
yang ketat antar perusahaan menimbulkan perusahaan khususnya perusahaan
telekomunikasi untuk melakukan kegiatan ekonomi dan mengelola fungsi-
fungsi yang terdapat di dalam perusahaan secara efektif. Dalam hal ini
manajemen keuangan berkepentingan dengan bagaimana cara menciptakan dan
menjaga nilai ekonomis atau kekayaan. Oleh sebab itu dalam mengambil
keputusan perusahaan memiliki tujuan untuk memaksimalkan kekayaan dan
memaksimalkan nilai perusahaan. Sehingga dalam melakukan kegiatan
ekonomi tujuan untuk memaksimalkan laba, memakmurkan pemilik
perusahaan atau pemegang saham serta mempertahankan kelangsungan hidup
perusahaan dan mengembangkan usahanya dapat tercapai. Dalam
mempertahankan kelangsungan hidupnya, perusahaan dituntut untuk dapat
menghasilkan produk yang dapat memuaskan konsumen dan mengelola
keuangan perusahan dengan baik. Kebijakan perusahaan untuk mencapai
tujuan perusahaan tersebut tidak lepas pada permasalahan seberapa besar
perusahaan dapat memenuhi kebutuhan pendanaan atau permodalan
perusahaan. Sumber pendanaan atau permodalan perusahaan menurut Riyanto
(2001:214) dapat dibedakan menjadi sumber dana perusahaan internal dan
sumber dana perusahaan eksternal. Sumber dana internal diperoleh dari hasil

1
kegiatan operasi perusahaan, yang terdiri dari laba ditahan dan depresiasi.
Sedangkan sumber dana eksternal diperoleh dari luar perusahan, yaitu modal
sendiri dan utang (pinjaman). Dalam penelitian ini hutang jangka panjang
diukur dari besarnya nilai hutang jangka panjang yang dimiliki oleh
perusahaan. Sumber-sumber dana tersebut harus dapat dikelola dengan baik
oleh manajer keuangan sebagai seseorang yang bertanggung jawab mengenai
pengambilan keputusan pendanaan perusahaan. Hutang jangka panjang adalah
perimbangan atau perbandingan antara jumlah utang jangka panjang dengan
modal sendiri (Riyanto, 2001:22). Hutang jangka panjang merupakan
campuran atau proporsi antara utang jangka panjang dan ekuitas, dalam rangka
mendanai investasinya (operating assets). Komposisi dari utang jangka panjang
(long term debt), saham preferen (preffered stock), dan saham umum (common
stock equity) merupakan hutang jangka panjang perusahaan yang akan
mempengaruhi biaya modal secara keseluruhan (Raharjaputra, 2009: 212).
Menurut Horne and Wachowicz (2007:211) hutang jangka panjang adalah
bauran (proporsi) pendanaan permanen jangka panjang perusahaan yang terdiri
dari utang, saham preferen dan saham biasa, sehingga manajer harus mampu
menghimpun dana secara efisien, sehingga keputusan pendanaan mampu
meminimalkan biaya modal yang harus ditanggung perusahaan dan dapat
memaksimalkan nilai perusahaan. Biaya modal timbul diakibatkan oleh
keputusan yang diambil. Apabila manajer menggunakan utang maka akan
timbul biaya modal sebesar bunga kredit yang dibebankan. Akan tetapi apabila
manajer memutuskan untuk menggunakan dana internal maka akan timbul
opportunity cost dari dana yang dikeluarkan.
Keputusan pendanaan atau hutang jangka panjang yang tidak cermat akan
berpengaruh langsung terhadap penurunan profitabilitas perusahaan tersebut.
Keputusan hutang jangka panjang yang diambil oleh manajer tidak hanya
berpengaruh terhadap profitabilitas perusahaan, tetapi keputusan pendanaan
atau hutang jangka panjang secara langsung dapat berpengaruh terhadap
besarnya risiko yang ditanggung pemegang saham serta besarnya tingkat
pengembalian atau tingkat keuntungan yang diharapkan (Brigham and

2
Houston, 2006: 17). Seorang manajer harus dapat menghimpun dana dari
dalam maupun luar perusahaan dengan mempertimbangkan keputusan
pendanaan yang seimbang antara aktiva dan pasiva, selain hal tersebut harus
dipertimbangkan pula keefisienan dan keefektifan pendanaan tersebut sehingga
dapat mencapai keuntungan optimal. Hal tersebut dapat dilakukan apabila
hutang jangka panjang perusahaan optimal. Hutang jangka panjang optimal
adalah hutang jangka panjang yang dapat memberikan nilai perusahaan secara
maksimal dengan tingkat risiko tertentu atau dapat meminimumkan biaya
secara keseluruhan dalam mengelola fungsi-fungsi yang terdapat di dalam
perusahaan. Permasalahan yang dihadapi oleh manajer adalah adanya kesulitan
dalam menentukan factor-faktor yang harus dipertimbangkan untuk mencapai
hutang jangka panjang optimal, hal tersebut muncul berdasarkan hasil
penelitian sebelumnya yang tidak konsisten. Beberapa penelitian mengenai
hutang jangka panjang telah dilakukan oleh para peneliti. Penelitian yang
dilakukan Winanto Nawarcono (2010) menemukan bahwa ukuran perusahaan
berpengaruh terhadap hutang jangka panjang pada perusahaan makanan dan
minuman di BEI, sedangkan pertumbuhan penjualan tidak berpengaruh
signifikan terhadap hutang jangka panjang pada perusahaan makanan dan
minuman di BEI. Seftianne dan Ratih Handayani (2011:39-56) menemukan
bahwa ukuran perusahaan memiliki pengaruh terhadap hutang jangka panjang
perusahaan. Sementara, hasil penelitian Seftianne (2011) menunjukkan bahwa
ukuran perusahaan berpengaruh signifikan terhadap hutang jangka panjang
sedangkan current ratio tidak berpengaruh signifikan terhadap hutang jangka
panjang. Meyulinda dan Yusfarita (2010:88-103) menemukan bahwa
pertumbuhan penjualan mempengaruhi hutang jangka panjang perusahaan.
Sementara, hasil penelitian Hola, Sutrisno, dan Prihat Asih (2008:26) serta
Julita (2011) menemukan bahwa pertumbuhan penjualan tidak berpengaruh
terhadap hutang jangka panjang. Perusahaan dituntut untuk
mempertimbangkan dan menganalisis kombinasi sumber-sumber dana
ekonomis guna membelanjai kebutuhankebutuhan investasi serta kegiatan
usahanya dalam melakukan keputusan pendanaan (Eny Purwita Sari, 2010:5).

3
Menurut Brigham and Houston (2006: 6) faktor-faktor: risiko bisnis, posisi
pajak, fleksibilitas keuangan dan konservatisme atau agresivitas manajemen
merupakan faktor-faktor yang menentukan struktur modal khususnya pada
hutang jangka panjang yang ditargetkan, secara lebih umum, faktor-faktor yang
berpengaruh terhadap keputusan hutang jangka panjang adalah stabilitas
penjualan, struktur aktiva, leverage operasi, tingkat pertumbuhan, profitabilitas,
pajak, pengendalian, sikap manajemen, sikap pemberi pinjaman, kondisi pasar,
kondisi internal perusahaan dan fleksibitas keuangan (Brigham and Houston,
2006:39).
Ukuran perusahaan sangat berpengaruh terhadap hutang jangka panjang
terutama berkaitan dengan kemampuan memperoleh pinjaman. Perusahaan
besar memiliki kebutuhan dana yang besar untuk membiayai aktivitas
perusahaan atau operasi perusahaan dan salah satu alternatif pemenuhan
kebutuhan modal dengan menggunakan utang. Sedangkan perusahaan kecil
memiliki rasio kebangkrutan yang lebih besar sehingga sulit memperoleh
pinjaman (dana eksternal). Brigham and Houston (2006: 39) mengatakan
bahwa perusahaan dengan penjualan yang yang relatif stabil dapat lebih aman
memperoleh lebih banyak pinjaman dan menanggung beban tetap yang lebih
tinggi dibandingkan dengan perusahaan yang penjualannya tidak stabil. Hal
tersebut harus didukung dengan modal yang cukup untuk memenuhi kebutuhan
perusahaan untuk dapat meningkatkan penjualan perusahaan. Perusahaan yang
berkembang pesat kemungkinan akan memilih untuk menggunakan dana
eksternal (utang) sebagai pemenuhan modalnya dibandingkan dengan
perusahaan yang pertumbuhan penjualannya rendah. Tujuan utama perusahaan
adalah untuk meningkatkan nilai perusahaan dengan memaksimalkan
kemakmuran para pemegang saham, maka setiap kebijakan yang akan diambil
oleh manajemen selalu dipengaruhi oleh kepentingan para pemegang saham.
Tetapi tujuan ini sering tidak sejalan dengan tujuan pihak manajemen sebagai
pengendali operasi perusahaan. Hal ini menimbulkan konflik antara pemegang
saham dan manajemen perusahaan. Konflik kepentingan tersebut biasa disebut
dengan konflik agensi. Konflik agensi dapat diminimumkan dengan adanya

4
persentase kepemilikan saham oleh manajer dan juga investor institusional,
sehingga dapat dimungkinkan manajer akan menurunkan dorongan untuk
meningkatkan kesejahteraan manajemen dan dapat meningkatkan nilai
perusahaan. Mengingat keputusan pendanaan merupakan keputusan penting
yang secara langsung akan menentukan kemampuan perusahaan untuk dapat
bertahan hidup dan berkembang, maka penulis tertarik untuk melakukan kajian
empiris terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi hutang jangka panjang
perusahaan, khususnya perusahaan telekomunikasi di Bursa Efek Indonesia.
Dipilihnya perusahaan telekomunikasi dikarenakan jumlah perusahaan yang
lebih kecil dibandingkan dengan sektor lainnya di Bursa Efek Indonesia.
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka penelitian ini mengambil
judul: Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Hutang Jangka Panjang Pada
Perusahaan-Perusahaan Telekomunikasi yang Terdaftar di Bursa Efek
Indonesia.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan maka rumusan
masalah yang akan di telaah adalah :
1. Apa Pengertian Utang Jangka Panjang ?
2. Bagaimana Utang Jangka Pendek VS Utang Jangka Panjang ?
3. Bagaimana pengakuan Awal dan Pengukuran ?
4. Bagaimana Penghentian Pengakuan ?
C. Tujuan Masalah
Berdasarkan Rumusan Masalah yang telah dikemukakan maka tujaun
masalah yang akan di telaah adalah :
1. Untuk mengetahui Pengertian Utang jangka Panjang.
2. Untuk mengetahui Bagaimana Utang Jangka Pendek dan Utang Jangka
Panjang.
3. Untuk mengetahui Bagaimana pengakuan Awal dan Pengukuran.
4. Untuk mengetahui Bagaimana Penghentian Pengakuan.

5
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Utang Jangka Panjang
Utang Jangka Panjang adalah Liabilitas Jangka Panjang atau yang sering
disebut sebagai kewajiban tidak lancar atau utang jangka panjang adalah
kewajiban perusahaan yang jatuh tempo pembayarannya lebih dari satu tahun
atau 12 bulan. Utang jangka panjang ini biasanya dibutuhkan oleh perusahaan
untuk memenuhi kebutuhan dana dalam melakukan ekspansi usaha. Misalnya
untuk penambahan modal kerja, pembelian mesin atau aktiva tetap baru,
perluasaan pabrik, akuisisi ataupun pelunasan utang jangka panjang lain yang
segera jatuh tempo dan lain sebagaiya.
Liabilitas jangka panjang adalah liabilitas yang penyelesaiannya melebihi
satu periode akuntansi (lebih dari satu tahun). Biasanya terdiri dari utang
jangka panjang, obligasi pensiun, dan lain-lain.
Utang jangka panjang menurut Kieso (2008 : 238) “terdiri dari
pengorbanan manfaat ekonomi yang sangat mungkin di masa depan akibat
kewajiban sekarang yang tidak dibayarkan dalam satu tahun atau siklus operasi
perusahaaan.
Menurut PSAK 1 (Revisi 2013) Penyajian Laporan Keuangan, suatu
liabilitas diklasifikasikan sebagai liabilitas jangka pendek jika:
1. Entitas mengharapkan akan menyelesaikan liabilitas tersebut dalam siklus

operasi normalnya;

2. Entitas memiliki liabilitas tersebut untuk tujuan diperdagangkan;

3. Liabilitas tersebut jatuh tempo untuk diselesaikan dalam jangka waktu dua

belas bulan setalah periode pelaporan;

6
4. Entitas tidak memiliki hak tanpa syarat untuk menunda penyelesaian

liabilitas selama sekurang-kurangnya dua belas bulan setelah periode

pelaporan.

Liabilitas yang tidak termasuk kelompok tersebut dikategorikan

sebagai liabilitas jangka panjang. Beberapa contoh liabilitas jangka

panjang adalah utang obligasi, wesel bayar, liabilitas sewa, liabilitas

pensiun, dan liabilitas pajak tangguhan.

B. Utang Jangka Pendek dan Utang Jangka Panjang


1. Utang Jangka Pendek
Utang jangka pendek adalah suatu pinjaman uang sebagai kewajiban
yang wajib dibayarkan dan sifatnya untuk keperluan dana darurat. Selain
itu, utang ini juga mempunyai jatuh tempo dalam jangka waktu kurang dari
12 bulan Berdasarkan ilmu akuntansi, utang jangka pendek adalah
seringkali disebut liabilitas lancar. Sedangkan dalam dunia bisnis, tambahan
dana dari utang sudah biasa dilakukan oleh para pemilik usaha baik itu
perusahaan kecil, menengah, hingga berskala besar. Untuk melunasi utang
jangka pendek, langkah pertama yang biasanya dilakukan perusahaan adalah
melakukan perhitungan atas kepemilikan aset atau aktiva perusahaan.
 Jenis-jenis Utang Jangka Pendek :
a) Utang wesel

Utang wesel adalah sebuah pinjaman yang dilakukan oleh seseorang


atau perusahaan dengan menggunakan sebuah bukti secara tertulis yaitu
surat wesel. Dalam surat tersebut, debitur dan kreditur tidak memerlukan
syarat apapun serta jaminan yang akan digunakan.

b) Utang dagang

7
Utang dagang adalah salah satu jenis pinjaman uang dimana
pelunasannya dilakukan dalam waktu yang cukup singkat. Jenis utang ini
terjadi bila suatu perusahaan atau seseorang melakukan pinjaman atau
kredit untuk mendapatkan jasa atau barang tertentu.

c) Dividen

Dividen yang merupakan jenis utang yang akan diberikan bagi


investor. Investor tersebut adalah seseorang yang modalnya dihutangi
untuk kebutuhan perusahaan. Sistem pelunasannya yaitu berupa
pembagian keuntungan.

d) Pendapatan diterima dimuka

Pendapatan diterima dimuka adalah perusahaan mendapatkan


sebagian pelunasan sebelum barang atau jasa ada di tangan konsumen.
Jenis utangnya merupakan barang atau jasa yang harus dikirimkan sesuai
dengan pesanan.

Perusahaan harus menentukan tanggal kesepakatan dengan konsumen


untuk pengirimannya. Nantinya saat barang atau jasa tersebut sudah
diterima konsumen, barulah konsumen akan melunasi sisa utang kepada
perusahaan.

e) Utang biaya

Utang biaya yaitu berasal dari pengakuan akuntansi atas biaya yang
sudah terjadi, namun biaya tersebut tak kunjung dilunasi perusahaan.
Adapun beberapa macam utang biaya diantaranya insentif, utang gaji dan
upah, biaya sewa, dan sebagainya.

2. Utang Jangka Panjang


Utang jangka panjang adalah ecara mendasar, pengertian utang jangka
panjang adalah suatu jenis produk utang yang memiliki tenggat waktu

8
pelunasan cukup lama. Biasanya, periode untuk membayarkan utang jangka
panjang adalah sekitar 5 sampai 20 tahun, tergantung dari kesepakatan
kedua pihak, yaitu antara peminjam dan pemberi pinjaman.

Utang ini biasanya digunakan oleh perusahaan yang membutuhkan


anggaran cukup besar guna mengembangkan bisnisnya. Nantinya, dana
tersebut ditujukan untuk keperluan operasional bisnis, produksi, pembelian
alat, pengembangan dan riset, pemasaran, menggaji para karyawan, serta
hal-hal lainnya.

Adapun pihak pemberi pinjaman pada jenis utang jangka panjang


adalah bank, investor, atau perusahaan-perusahaan lain.
Jenis-jenis Utang Jangka Panjang :
a. Utang Obligasi
Jenis utang tenor panjang yang cukup populer ialah utang obligasi.
Sesuai namanya, utang ini diperoleh dengan cara mengeluarkan surat
berharga obligasi. Sehingga kesepakatan mengenai utang tersebut dilakukan
berdasarkan perjanjian dana yang tercantum dalam surat obligasi terkait.

Namun, sebelum kesepakatan itu dilakukan, nominal surat obligasi


biasanya akan dilihat terlebih dahulu untuk memastikan kesesuaiannya.
Apabila sudah, anggaran utang tersebut kemudian dipinjamkan sesuai
nominal di dalam surat.

b. Utang Hipotek
Contoh utang jangka panjang lainnya adalah utang hipotek. Utang ini
mensyaratkan adanya jaminan harta tetap atau aset tak bergerak sebagai
agunannya, entah itu berupa bangunan, rumah, gedung, sertifikat tanah,
peralatan kantor, mesin-mesin, dan lain sebagainya.

9
Agunan tersebut nantinya bisa saja disita oleh pihak bank atau
pemberi pinjaman jika memang pihak peminjam gagal membayar lunas
utang tenor panjang yang dimilikinya sesuai kesepakatan. Hasil dari aset
sitaan pada akhirnya akan digunakan untuk mengganti kekurangan utang.

C. Pengakuan Awal dan Pengukuran


Terdapat 2 (dua) klasifikasi liabilitas keuangan yaitu :
1. Liabilitas yang diukur pada nilai wajar melalui laba rugi
2. Liabilitas lainnya

Liabilitas Keuangan diukur menggunakan nilai wajar pada saat


pengakuan awalnya. Liabilitas yang diakui pada nilai wajar melalui laba
rugi merupakan liabilitas jangka pendek sedangkan liabilitas lainnya dapat
merupakan liabilitas jangka pendek atau liabilitas jangka panjang.

Pasar memberikan penilaian atas liabilitas jangka panjang


berdasarkan nilai kini dari ekspektasi arus kas dimasa depan, yang terdiri
dari pokok dan bunga. Untuk menghitung nilai kini digunakan tingkat
suku bunga pasar (marketinterestrate/effectiveinterestrate) sedangkan
untuk mrnghitung bunga digunakan tingkat bunga kupon (couponrate/
statedinterestrate).

PENGUKURAN

Pengukuran liabilitas jangka panjang setelah pengakuan awal


adalah menggunakan biaya perolehan diamortisasi dengan menggunakan
metode suku bunga efektif. Premium (diskonto) yang timbul pada saat

10
pengakuan awal diamortisasi selama jangka waktu liabilitas jangak
panjang menurunkan (meningkatkan) beban bunga yang diakui sehingga
total beban bunga mencerminkan suku bunga efektif

Contoh Perhitungan Amortisasi


Melanjutkan pada contoh penerbitan obligasi untuk
menentukan biaya perolehan diamortisasi, serta beban bunga dan
jumlah amortisasi premium tiap preiode, maka perlu dibuat table
amortisasi sebagai berikut:
Tabel Amortisasi

(1) (2) (3) (4)

Amortisas Premium
i premium Belum
Bunga Beban Nilai
Diamortisas
Dibayar bunga tercatat
Period i
e
10% x 8% x 6/12 x (1)- (2) (4) – (3) (nilai
6/12 x Nilai nominal +
Rp.100.00 Tercatat (4))
0.000

1 8.114.000 108.114.00
jan201 0
5

1 5.000.000 4.324.560 657.440 7.438.560 107.438.56


juli201 0
5

1 5.000.000 4.297.542 702.458 6.736.102 106.36.102

11
jan201
6

1 5.000.000 4.269.444 730.556 6.005.546 106.005.54


juli201 6
6

1 5.000.000 4.240.222 759.778 5.245.768 105.245.76


jan201 8
7

1 5.000.000 4.209.831 790.169 4.455.599 104.455.59


juli201 9
7

1 5.000.000 4.178.224 821.776 3.633.823 103.633.82


jan201 3
8

1 5.000.000 4.145.353 854.647 2.779.176 102.779.17


juli201 6
8

1 5.000.000 4.111.167 888.833 1.890343 101.890.34


jan201 3
9

1 5.000.000 4.075.614 924.386 965.957 100.965.95


juli201 7
9

1 5.000.000 4.034.043 965.957 0 100.000.00


jan202 0
0

12
Tanggal Keterangan Debit Kredit

1 juli 2015 Beban Bunga 4.324.560 -

Premium Utang 675.440 -


Obligasi

Kas - 5.000.000

31 Des Beban Bunga 4.297.542 -


2015

Premium Utang 702.458 -


Obligasi

              utang Bunga - 5.000.000

Liabilitas  jangka panjang diatas dapat diterbitkan di antara tanggal


pembayaran bunga. Pada pembayaran bunga berikutnya pembeli akan
menerima pembayaran bunga penuh.
Contoh Penerbitan Obligasi – di Antara Tanggal Pembayaran
Bunga
Pada tanggal 1 april 2015 PT Rinjani menerbitkan obligasi
dengan nilai nominal Rp.500.000.000 obligasi tersebut tertanggal 1
januari 2015 dan jatuh tempo 1 januari 2025. Tingkat suku bunga
kupon obligasi adalah 6% dengan bunga terutang tiap tanggal 1
januari dan 1 juli. Tingkat suku bunga efektif adalah 6% (sama
dengan tingkat bunga kupon). Bagian bunga dari tanggal
pembayaran bunga terakhir sampai dengan tanggal penerbitan
liabilitas adalah sebesr Rp.7.500.000 (6% x Rp.500.000.000 x
3/12).

Tanggal Keterangan Debit Kredit

1 april 2015 Kas 507.500.000 -

13
Utang Obligasi - 500.000.000

Beban Bunga - 7.500.000

Beban bunga yang diakui pada tanggal 1 juli 2015 adalah sebesar
Rp.15.000.000 (6% x Rp.500.000.000 x 6/12 )

Tanggal Keterangan Debit Kredit

1 juli 2012 Beban Bunga 15.000.000 -

Kas - 15.000.000

D. Penghentian Pengakuan
Entitas menghentikan pengakuan (mengeluarkan dari laporan posisi
keuangan) jika kewajiban yang ditetapkan dalam kontrak dilepaskan atau
dibatalkan kedaluwarsa.
1.Penghentian Pengakuan Keseluruhan dan Sebagian.

Liabilitas keuangan dihentikan pengakuannya jika debitur


melepaskan liabilitas tersebut dengan membayar kreditur (baik
menggunakan kas, aset keuangan, barang, atau jasa lainnya)
Contoh Penghentian Pengakuan
PT Kirana meminjam uang dari bank sebesar Rp.1.000.000.000
kesulitan keuangan yang dihadapi perusahaan membuat perusahaan tidak
dapat memenuhi kewajiban terkait pinjaman bank tersebut. Perusahaan
memutuskan untuk melakukan negosiasi dengan bank dan berhasil
memperoleh kesepakatan pelunasan pinjaman dengan  menyerahkan
proporti milik perusahaan dengan nilai pasar Rp.900.000.000 untuk
melunasi seluruh pinjaman. Nilai tercatat property tersebut di pembukuan
perusahaan sebesar Rp.940.000.000
Keuntungan yang diakui perusahaan dari pelunasan tersebut sebesar
Rp.1.000.000.000 dikurangi nilai wajar property Rp.900.000.000 yaitu
Rp.100.000.000. Perusahaan juga mencatat kerugian dari pelepasan

14
properti sebesar selisih nilai wajar dan nilai tercatat properti yaitu rugi
sebesar Rp.40.000.000.

Keterangan Debit Kredit

Utang Bank 1.000.000.000 -

Kerugian Pelepasan Properti 40.000.000 -

Properti - 940.000.000

Keuntungan Pelunasan - 100.000.000


Utang Bank

Jika entitas membeli kembali atau melunasi hanya sebagian dari


liabilitas keuangan, maka entitias mengalokasikan nilai tercatat dari
liabilitas keuangan berdasarkan nilai relatifnya pada bagian yang tetap
diakui dan bagian yang dihentikan pengakuannya.
Contoh Penghentian Pengakuan – Sebagian Liabilitas
Kuangan
PT Medan menerbitkan obligasi pada tanggal 1 januari 2015 dengan
nilai par Rp.500.000.000. tingkat bunga 10% dan jangka waktu 5 tahun.
Bunga terutang semesteran tiap tanggal 30 Juni dan 31 Desember. Obligasi
tersebut dijual pada nilai par-nya. Perusahaan mengeluarkan biaya
penerbitan sebesar Rp.10.000.000.
Tabel Tabel Amortisasi – Penghentian Pengakuan
Sebagian

Tanggal Pembayaran Beban Bunga Nilai Tercatat


bunga

1 Januari 2015 490.000.000

30 Juni 2015 25.000.000 23.761.973 491.238.027

31 Desember 25.000.000 23.822.009 492.416.018

15
2015

30 Juni 2016 25.000.000 23.879.135 493.536.883

31 Desember 25.000.000 23.933.490 494.603.393


2016

30 Juni 2017 25.000.000 23.985.209 495.618.184

31 Desember 25.000.000 24.034.420 496.583.764


2017

30 Juni 2018 25.000.000 24.081.245 497.502.520

31 Desember 25.000.000 24.125.799 498.376.721


2018

30 Juni 2019 25.000.000 24.168.192 499.208.529

31 Desember 25.000.000 24.208.530 500.000.000


2019

Pada tanggal 1 Januari 2018 perusahaan membeli 50% dari obligasi


tersebut yang beredar pasar dengan harga Rp.246.000.000. nilai tercatat
bagian dari obligasi tersebut pada tanggal penarikan adalah
Rp.248.291.882. (50% x Rp.496.583.764). keuntungan yang timbul dari
pelunasan tersebut adalah Rp.248.291.882 – Rp.246.000.000 =
Rp.2.291.882.
2. Pertukaran dan Modifikasi Persyaratan Utang
Apabila pertukaran tersebut terjadi dengan persyaratan yang
berbeda secara substansial maka pertukaran dicatat sebagai penghapusan
liabilitas keuangan awal dan pengakuan liabilitas keuangan baru. Apabila
nilai kini arus kas yang didiskonto berdasarkan syarat-syarat baru,
termasuk tiap fee yang dibayarkan setelah dikurangi fee yang diterima dan
didiskonto menggunakan suku bunga efektif awal, berbeda paling tidak

16
10% dari nilai kini sisa arus kas yang didiskonto yang berasal dari
liabilitas keuangan semula.
Contoh Modifikasi Persyaratan Ulang – Substansial
PT Siprus sedang mengalami kesulitan keuangan akibat kerugian
operasi selama beberapa tahun terakhir PT Siprus mempunyai utang dari
Bank Independen sebesar Rp.2000.000.000. dengan tingkat bunga 6%
dengan jangka waktu jatuh tempo 5 tahun. Tidak terdapat diskonto atau
premium terkait uang tersebut PT Siprus juga mempunyai utang bunga
sebesar Rp.120.000.000 ke Bank Independen setuju untuk
merestrukturisasi utang PT Siprus untuk membantu perusahaan agar tidak
mengalami kebangkrutan modifikasi utang yang disetujui dari restrukrisasi
tersebut adalah tingkat bunga diturunkan menjadi 5% pokok pinjaman
dikurangi menjadi Rp.1.800.000.000. dan utang bunga yang ada
dihapuskan
Nilai kini utang lama adalah :
Nilai pokok utang awal Rp. 2.000.000.000.
Utang bunga yang ada Rp. 120.000.000
Total Rp. 2.120.000.000
Nilai kini utang berdasarkan modifikasi utang (tingkat bunga awal
6% dan jangka waktu 5 tahun):
Pokok pinjaman (Rp.1.800.000.000 x PVIF 6%5 ) Rp. 1.345.064
Bunga (Rp.1.800.000.000. x 5% x PVIF6%.5 ) Rp. 379.112.741
Total Rp.1.724.177.452

Perbedaan antara nilai kini utang lama dan utang baru =


Rp.2.120.000.000 – Rp.1.724.177.452 = Rp.395.822.548 atau 18,67%
lebih rendah dibandingkan nilai kini utang lama. Karena perbedaannya
lebih dari 10% maka restrukturisasi utang tersebut memenuhi kriteria
untuk diakui sebagai penghapusan utang lama dan mengakui utang baru.
Nilai utang baru, sesuai dengan PSAK 55 (Revisi 2014).
Harus diakui sebesar nilai wajar. Nilai wajar dari utang tersebut
dihitung dengan mengacu ke tingkat bunga pasar pada tanggal

17
restrukturisasi. Apabila pada saat restrukturisasi tingkat bunga yang
berlaku adalah 10% maka nilai kini dari utang baru adalah :
Pokok pinjaman (Rp.1.800.000.000 x PVIF 10%5 )Rp.1.117.658.382
Bunga (Rp.1.800.000.000x5%xPVIF 10%5) Rp. 341.170.809
Total Rp.1.458.829.191

Diskonto dari utang baru berarti sebesar Rp.341.170.809


(Rp.1.800.000.000 – Rp.1.458.829.191) dan keuntungan dari
restrukturisasi utang sebesar Rp.66.170.809 (Rp.2.120.000.000 utang lama
– Rp.1.458.829.191  utang baru).
Ayat jurnal untuk mencatat penghapusan utang lama dan pengakuan
utang baru tersebut adalah
Keterangan Debit Kredit

Utang Bank (lama) 2.000.000.000 -

Utang Bunga 120.000.000 -

Diskonto Utang Bank(baru) 341.170.809 -

Utang Bank (baru) - 1.800.000.000

Keuntungan dari - 66.170.809


restrukturisasi

Contoh Mofikasi Persyaratan Utang – Tidak Substansial

PT Fista meminjamkan Rp.2.000.000.000 dari Bank Bersahabat pada


tanggal 1 Januari 2015. Tingkat bunga pinjaman adalah 10% dengan
jangka waktu 8 tahun. Perusahaan menanggung biaya terkait pinjaman
tersebut sebesar Rp.100.000.000 pada tanggal perusahaan memperoleh
pinjaman tersebut, perusahaan mencatat utang sebesar nilai kas bersih
yang diterima yaitu Rp.1.900.000.000. tingkat bunga efektif dari pinjaman
tersebut adalah 10,9706 % sebagaimana ditunjukkan dalam table berikut.

18
Tabel Tabel Amortisasi Memodifikasi Persyaratan
Utang – Substansial

Tanggal Pembayaran Beban Bunga Nilai Tercatat


bunga

1 Januari 2015 1.900.000.000

31 Desember 200.000.000 208.441.140 1.908.441.140


2015

31 Desember 200.000.000 209.367.183 1.917.808.323


2016

31 Desember 200.000.000 210.394.818 1.928.203.141


2017

31 Desember 200.000.000 211.535.190 1.939.738.332


2018

31 Desember 200.000.000 212.800.668 1.952.539.000


2019

31 Desember 200.000.000 214.204.977 1.966.743.977


2020

31 Desember 200.000.000 215.763.346 1.982.507.323


2021

31 Desember 200.000.000 217.492.677 2.000.000.000


2022

19
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Liabilitas jangka panjang adalah liabilitas yang penyelesaiannya melebihi
satu periode akuntansi (lebih dari satu tahun). Biasanya terdiri dari utang
jangka panjang, obligasi pensiun, dan lain-lain.
Menurut PSAK 1 (Revisi 2013) Penyajian Laporan Keuangan, suatu
liabilitas diklasifikasikan sebagai liabilitas jangka pendek jika:
1. Entitas mengharapkan akan menyelesaikan liabilitas tersebut dalam siklus

operasi normalnya;

2. Entitas memiliki liabilitas tersebut untuk tujuan diperdagangkan;

3. Liabilitas tersebut jatuh tempo untuk diselesaikan dalam jangka waktu dua

belas bulan setalah periode pelaporan;

20
4. Entitas tidak memiliki hak tanpa syarat untuk menunda penyelesaian

liabilitas selama sekurang-kurangnya dua belas bulan setelah periode

pelaporan.

Liabilitas yang tidak termasuk kelompok tersebut dikategorikan sebagai


liabilitas jangka panjang. Beberapa contoh liabilitas jangka panjang adalah
utang obligasi, wesel bayar, liabilitas sewa, liabilitas pensiun, dan liabilitas
pajak tangguhan.

DAFTAR PUSTAKA

http://qamaruddindhadie.bloqspot.com/2012/07/pengertian-kewajiban-

dalamakuntansi.html. Akuntansi keuangan menengah berbasis PSAK,

penerbitsalembaEmpat.http//www.academia.edu/6648036/

kewajiban_jangka_panjang.html.

21

Anda mungkin juga menyukai