Anda di halaman 1dari 28

is

kreditor: (1) kreditor


hutang, yang secara
langsung meminjamkan
uang kepada
perusahaan, dan (2) kreditor
operas, yang meminjamkan
uang kepada perusahaan
sebagai bagian dari
operasinya. Pendanaan hutang
sering terjadi melalui
pinjaman
(loan) atau melalui
penerbitan efek seperti
obligasi. Pemberi hutang
meliputi
organisasi seperti bank,
institusi simpan pinjam,
dan institusi keuangan atau
non
keuangan lainnya.
Seperti investor ekuitas,
kreditor berkepentingan atas
pengembalian dan risiko,
namun
berbeda dari investor
ekuitas, pengembalian
kreditor umumnya
ditentukan dalam
kontrak pinjaman. Sedangkan
pengembalian dari investor
ekuitas tidak dijamin dan
tergantung pada tingkat laba
di masa depan. Risiko
kreditor adalah kemungkinan
kegagalan perusahaan untuk
membayar kembali pinjaman
3
dan bunga
MAKALAH
ANALISIS AKTIVITAS PENDANAAN
Dosen pengampuh ; Iwan S sebe, SE, M, Si

Di susun oleh ;
Nurmaya N Daud
(121056220120041)
Firly Julyasari S
(121056220120057)
Muhammad Iqra M
(121056220120062)

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALUKU UTARA


FAKULTAS EKONOMI PRODI AKUNTANSI
TAHUN AJARAN 2022/2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya
sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “ANALISIS AKTIVITAS
PENDANAAN” ini tepat pada waktunya.
Adapula tujuan dari penulis makalah ini adalah untuk memenuhi tugas dari Dosen
pada mata kuliah Analisis laporan Keuangan. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk
menambah wawasan tentang menganalisis laporan bagi para pembaca dan juga bagi penulis.
Kami mengucapkan terima kasih kepada bapak Iwan S Seber, SE, M, Si, selaku
Dosen matakuliah Analisis Laporan Keuangan yang telah memberikan tugas ini sehingga
dapat menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang kami tekuni.
Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membagi
Sebagian pengetahuannya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini.
Kami menyadari, makalah yang kami tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh
karena itu, kritik dan saran yang membangun akan kami nantikan demi kesempurnaan
makalah ini.
Ternate, Minggu 30, Oktober 2022

Kelompok VII

DAFTAR ISI

COVER....................................................................................................................................
KATA PENGANTAR............................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN......................................................................................................
A. Latar belakang............................................................................................................
B. Rumusan masalah......................................................................................................
C. Tujuan.........................................................................................................................
BAB II LANDASAN TEORI.................................................................................................
A. Tinjauan Teori Tentang Analisis Laporan Keuangan............................................
B. Analisis Rasio Keuangan...........................................................................................
C. Konsep Ekonomi Value Added (EVA).....................................................................
BAB III PEMBAHASAN.......................................................................................................
A. Pengertian pendanaan...............................................................................................
B. Kewajiban...................................................................................................................
1) Kewajiban lancar...........................................................................................
2) Kewajiban tak lancar.....................................................................................
3) Analisis kewajiban..........................................................................................
C. Sewa.............................................................................................................................
1) Akuntansi dan pelaporan sewa.....................................................................
2) Analisis sewa...................................................................................................
D. Manfaat pascapensiun...............................................................................................
E. Kontinjensi dan komitmen........................................................................................
F. Pendanaan di luar neraca..........................................................................................
G. Ekuitas pemegang saham..........................................................................................
H. Pembahasan kasus 3-6...............................................................................................
BAB IV PENUTUP...............................................................................................................
A. Kesimpilan..................................................................................................................
B. Saran............................................................................................................................
Daftar Pustaka........................................................................................................................

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Aktivitas bisnis didanai dengan kewajiban atau ekuitas, atau keduanya. Kewajiban
merupakan utang untuk mendapatkan pendanaan yang membutuhkan pembayaran
dimasadepan dalam bentuk uang, jasa, atau aset lainnya. Kewajiban merupakan klaim pihak
luaratas aset dan sumber daya perusahaan kini dan masa depan.

Aktivitas pendanaan (financing activities) adalah metode yang digunakan dalam perusahaan
untuk mendapatkan uang guna membayar kebutuhan-kebutuhan perusahaan. Terdapat dua
sumber pendanaan eksternal yaitu investor ekuitas (pemilik atau pemegangsaham) dan
kreditor (pemberi pinjaman).

Pengembalian (return) adalah bagian dari investor ekuitas atas laba atau reinvestasilaba.
Distribusi laba (earning distribution) adalah pembayaran dividen kepada pemegang saham.
Dividen dapat dibayar langsung dalam bentuk tunai atau dividen saham, atausecara tidak
langsung melalui pembelian kembali saham. Pembayaran dividen (dividendpayout) mengacu
pada proporsi laba yang didistribusikan, yang sering dinyatakan dalamrasio atau prosentase,
yaitu rasio pembayaran dividen (dividend payout ratio).

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana pendanaan liabilitas keuangan ?


2. Bagaimana sewa yang ada di aktivitas pendanaan?
3. Apa itu kontinjensi dan komitmen ?
BAB II
LANDASAN TEORI

A. Tinjauan Teori Tentang Analisis Laporan Keuangan

1. Pengertian Analisis Laporan Keuangan


Analisis laporan keuangan perusahaan adalah aplikasi dari alat dan Teknik analitis
untuk laporan keangan bertujuan umum dan data-data yang berkaitan untuk menghasilkan
astimasi dan kesimpulan yang bermanfaat, pengertian lain dari analisis keuangan adalah suatu
proses yang penuh pertimbangan dalam rangka membantu mengevaluasi posisi keuangan dan
hasil operasi perusahaan dalam masa sekarang dan masa lalu, untuk menemukan estimasi dan
prediksi yang paling mungkin mengenai kondisi dan kinerja perusahaan di masa mendatang.
Dari dua pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa pengertian analisis laporan
keuangan merupakan perhitungan rasio-rasio keuangan perusahaan untuk membantu
mengevaluasi posisi keuangan dan hasil operasi di masa lalu, saat ini dan masa di masa
depan.

2. Tujuan Analisis Laporan Keuangan


Tujuan analisis laporan keuangan yang paling utama adalah menganalisa kinerja
perusahaan dalam upaya memberikan hasil yang optimal dalam kelangsungan usaha. Ada
empat tujuan analisis laporan keuangan yaitu sebagai alat screening awal dalam memilih
alternatif investasi atau merger. Kedua, sebagai alat forecasting mengenai kondisi kinerja
keuangan di masa datang.
Ketiga sebagai proses identifikasi awal terhadap masalah manajemen operasi atau
masalah lainnya. Keempat sebagai alat evaluasi terhadap manajemen. Hasil analisis laporan
keuangan sebagai alat screening awal yang memberikan gambaran bagi pihak-pihak yang
berkepentingan mengenai kondisi dan kinerja keuangan suatu perusahaan. Analisa yang
dihasilkan dapat juga digunakan sebagai acuan dasar sebelum melakukan investasi ke suatu
perusahaan (merger atau akuisisi).
.
B. Analisis Rasio Keuangan
Analisa fundamental dapat di lakukan dengan menggunakan Teknik analisis rasio
keuangan. Analisis rasio merupakan teknik analisis laporan keuangan yang paling banyak
dipakai untuk mengevaluasi kinerja perusahaan. Dari rasio-rasio tersebut dapat digambarkan
suatu keadaan dan menunjukkan akun-akun yang memerlukan penelitian lebih dalam,
sekaligus menjadi dasar pembandingan yang menunjukkan kondisi atau kecenderungan yang
tidak dapat di deteksi bila kita hanya melihat komponen-komponen rasio itu sendiri.

1. Jenis-Jenis Analisis Rasio Keuangan


Menurut Wild, Subramanyam, Halsey (2005) ada empat jenis analisis rasio yang
bisa digunakan dalam penilaian kinerja keuangan perusahaan, meliputi: rasio likuiditas, rasio
leverage, rasio aktivitas, dan rasio profitabilitas untuk memenuhi kebutuhan pihak-pihak yang
berkepentingan sebelum pengambilan keputusan terhadap suatu perusahaan.
Jenis-Jenis analisis rasio keuangan tersebut adalah:
a. Rasio Likuiditas
Rasio likuiditas adalah rasio yang menunjukkan kemampuan perusahaan untuk
memenuhi kewajiban finansial yang berjangka pendek tepat pada waktunya. Likuiditas
perusahaan ditunjukkan oleh besar kecilnya aktiva lancar yaitu aktiva yang mudah diubah
menjadi kas, meliputi kas, surat berharga, piutang dan persediaan. Rasio rasio yang
digunakan dalam rasio likuiditas ada dua yaitu current ratio dan acid test ratio.

Jenis rasio likuiditas adalah sebagai berikut:


 Current Ratio / Rasio Lancar
Current Ratio merupakan perbandingan antara jumlah aktiva lancar dengan utang
lancar untuk memperlihatkan keamanan pada pemberi hutang. Ada pendapat yang
mengatakan bahwa semakin tinggi nilai current ratio maka semakin besar kemampuan
perusahaan untuk memenuhi kewajban finansial jangka pendek.
 Acid test Ratio
Acid test ratio yaitu perbandingan antara aktiva lancar dikurangi persediaan dengan
utang lancar. Rasio ini seperti halnya current ratio, tetapi hanya memperhitungkan aktiva
lancar yang benar-benar likuid saja, yakni aktiva lancar di luar persediaan.

b. Ratio Leverage
Ratio Leverage merupakan rasio yang menunjukkan kapasitas perusahaan untuk
memenuhi kewajiban baik itu jangka pendek maupun jangka panjang. Rasio yang digunakan
ada dua yaitu debt to equity ratio dan time interest earned ratio.
Jenis –Jenis ratio leverage adalah:
 Debt to Equity Ratio
Debt to equity ratio adalah rasio yang menghitung keseimbangan proporsi antara
aktiva yang didanai oleh kreditur dan yang didanai olehn pemilik perusahaan. Rumusnya
adalah sebagai berikut: Debt to Equity Ratio = Total Debt : Total Equity
Semakin tinggi rasio ini, maka semakin besar resiko yang dihadapi. Rasio yang
tinggi juga menunjukkan proporsi modal sendiri yang rendah untuk membiayai aktiva.
Kreditur jangka panjang pada umunya lebih menyukai debt to equity ratio yang kecil. Karena
semakin kecil rasio ini maka semakin besar aktiva yang didanai oleh pemilik perusahaan.

 Time Interest Earned Ratio


Rasio ini mencerminkan penutupan hutang perusahaan dengan menggunakan
hubungan antara laba bersih sebelum bunga dan pajak (EBIT) terhadap jumlah pembayaran
bunga untuk suatu periode. Dengan harapan laba operasi tahunan dapat dipertimbangkan
sebagai sumber dana pokok untuk penutupan hutang. Adapun rumusnya adalag sebagau
berikut:
Earning before interest∧tax (EBIT )
Time Interest Earned Ratio=
Interest expense
Rasio yang tinggi menunjukkan situasi yang aman, meskipun bisa saja menunjukkan
terlalu rendahnya penggunaan hutang perusahaan. Sebaliknya rasio yang rendah memerlukan
perhatian dari pihak manajemen.

c. Activity Ratio / Rasio Aktivitas


Rasio aktivitas adalah rasio yang menunjukkan sejauh mana efisiensi perusahaan
dalam menggunakan asset untuk memperoleh penjualan. Rasio yang digunakan dalan rasio
aktivitas ada lima yaitu asset turnover, fixed asset turnover, average collection period,
collection turn over, inventory period.
Manfaat rasio aktivitas adalah menentukan seberapa besar efisiensi investasi pada
berbagai aktiva. Dengan kata lain rasio aktivitas menunjukkan bagaimana sumber daya telah
dimanfaatkan secara optimal.

d. Profitability Ratio
Rasio profitabilitas adalah rasio yang mengukur kemampuan perusahaan
memperoleh laba dalam hubungannya dengan penjualan, total aktiva maupun modal sendiri.
Manfaat rasio profitabilitas adalah untuk menunjukkan seberapa baik perusahaan telah
beroperasi selama periode tahun berjalan, dan membantu investor dalam perhitungan laba
serta mengetahui seberapa banyak yang dibayarkan sebagai dividen.
Adapun kelemahan dari rasio ini adalah dalam perhitungan EPS, jumlah saham yang beredar
tidak selalu sama atau bervariasi pada banyak perusahaan, yang disebabkan oleh penerbitan
saham baru dan penarikan saham yang beredar. Untuk itu yang digunakan dalam perhitungan
adalah rata-rata saham yang beredar dalam satu tahun perhitungan.
Terdapat empat rasio yang digunakan untuk mengukur profitabilitas yaitu net profit
margin, return on investment return on equity dan earning per share, dengan penjelasan
sebagai berikut:
 Net profit margin
Net profit margin menghitung sejauh mana kemampuan perusahaan menghasilkan
laba bersih pada tingkat penjualan tertentu. Rumusnya adalah:
Net income
Net profit margin=
Sales
Semakin tinggi net profit margin, maka itu menunjukkan kemampuan yang tinggi
pada perusahaan dalam menghasilkan laba. Semakin rendah net profit margin dapat dikatakan
manajemen tidak dapat menghasilkan laba yang besar.
 Return on investment
Return on investment (ROI) menunjukkan kemampuan perusahaan dalam
memanfaatkan seluruh sumbernya untuk menghasilkan laba, yaitu dengan membandingkan
laba setelah pajak terhadap total aktiva.Rumusnya adalah sebagai berikut:
Net income
Return on Investment =
Total Asset
 Return on equity
Return on equity adalah rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan
perusahaan dalam memperoleh laba yang tersedia bagi pemegang saham perusahaan. Rasio
ini adalah tolak ukur yang dilihat oleh pemegang saham. Rumusnya adalah sebagai berikut:
Net income
Return on Equity=
Total Equity
 Earning per share
Earning per share adalah rasio yang juga menjadi tolak ukur bagi pemegang saham
untuk menilai kinerja perusahaan. Rasio ini untuk mengetahui seberapa besar laba per saham
pada perusahan tersebut. Rumusnya adalah sebagai berikut:
Earning before interest ∧tax
Earning per share=
Average outstanding share
Selain pemegang saham, rasio ini juga penting bagi analis dalam melakukan review
mengenai apakah saham pada suatu perusahaan layak dibeli, ditahan atau di jual.

2. Pentingnya analisis rasio bagi perusahaan


Analisis rasio merupakan salah satu sumber informasi penting bagi para pemakai
laporan keuangan dalam pengambilan keputusan ekonomi. Interpretasi terhadap laporan
keuangan itu sangat diperlukan untuk memberikan gambaran tentang baik buruknya keadaan
dan posisi keuangan suatu perusahaan agar dapat dipakai sebagai acuan bagi para pemilik,
manajemen, kreditur dan pihak-pihak lain yang memerlukan. Selain itu, dari perhitungan
analisis rasio juga dapat dilakukan perhitungan untuk membuat perkiraan target perusahaan
pada tahun mendatang.

C. Konsep Ekonomi Value Added (EVA)


1. Pengertian EVA
Konsep EVA pertama kali diperkenalkan oleh G. Bennet Stewart III dan Joel M
Stern (1991). Stewart dan Stern mendefinisikan sebagai berikut: “ EVA is residual income
measure that substact the cost of capital from the operating profits generated in the business,
it’s a measure to account properly for all of the way in which corporate value may be added
or lost. EVA will increase if operating profits can be made to grow without tying up any more
capital. If new capital is invested any and all projects that earn more than the full cost of
capital, and if capital is diverted or liquidated form business acyivities, that do not coverstheir
cost of capital. “
Definisi tersebut memberikan pandangan bahwa ukuran pendapatan sisa atau sisa
laba yang diperoleh dengan mengurangkan biaya ekuitas dari laba operasi yang dihasilkan
oleh perusahaan. Selanjutnya EVA akan meningkat jika laba operasi dapat bertambah tanpa
mengikat ekuitas lebih banyak, jika ekuitas baru diinvestasikan dalam salah satu atau
keseluruhan proyek yang menghasilkan pendapatan yang lebih besar dari pada seluruh modal
biaya. Dalam perkembangannya konsep EVA mempunyai banyak pengertian. AL Ehrbar
(1998) mengatakan Economic Value Added adalah suatu ukuran kinerja perusahaan
dibandingkan dengan perusahaan lain yang sejenis (dalam hal karakteristik bisnis dan resiko)
dengan memperhitungkan biaya atas capital yang digunakan untuk memperoleh laba tertentu.
Oleh Peter Drucker, konsep biaya atas capital yang digunakan tersebut adalah konsep yang
dikatakan sebagai suatu ukuran yang penting atas produktifitas semua faktor produksi yang
digunakan yang memcerminkan semua dimensi di mana manajemen dapat meningkatkan
nilai.
EVA adalah selisih antara hasil bersih yang didapat dari pendayagunaan atas suatu
modal dikurangi dengan biaya atas modal tersebut. Dengan arti lain EVA adalah laba operasi
bersih perusahaa setelah pajak dan mengukur laba yang diperoleh perusahaan dari operasi
berjalan (Net Operating Profit After Tax atau NOPAT) dikurang dengan total biaya modal.
Pendekatan EVA telah memasukkan semua unsur dalam laporan laba rugi dan neraca
perusahaan. Karena itu, EVA juga dikenal sebagai pengukuran total kinerja (Young,
O’Byrne:2001). EVA memadukan size dan return on invested capital (ROIC) menjadi satu
nilai tunggal. Hal tersebut dilakukan dengan maksud agar tidak hanya size yang menjadi
fokus karena apabila hanya size yang menjadi fokus maka nilai perusahaan akan semakin
rendah jika ternyata ROIC lebih rendah dari cost of capital.
NOPAT adalah laba setelah pajak yang telah disesuaikan dengan penyesuaian-
penyesuaian yang ada. Penyesuaian dilakukan untuk menghilangkan distorsi yang timbul
akibat dari standar akuntansi keuangan. Menurut G. Bennet Stewart III, penyesuaian yang
dilakukan untuk merubah accounting book value menjadi economic book value. Selain angka
NOPAT yang perlu disesuaikan adalah invested capital. Terdapat lebih dari 160 (serastus
enam puluh) penyesuaian, tetapi pada prakteknya perusahaan hanya menggunakan tak lebih
dari 5 (lima) penyesuaian yang direkomendasikan oleh Stern Stewart& Co (Martin,
Petty: 2000). Kriteria dari penyesuaian. adalah sebagai berikut:

a. Nilainya cukup material


b. Data yang disajikan didapat dengan biaya yang masuk akal.
c. Penyesuaian dapat dimengerti oleh pegawai atau orang-orang yang
menggunakan EVA.
d. Tersedia informasi yang diperlukan untuk melakukan penyesuaian. (dalam
catatan atas laporan keuangan).
e. Penyesuaian dapat dimengerti dan digunakan oleh pihak lain yang
berkepentingan.
Menurut Young dan O’Byrne (hal 45, 2001) adanya perbedaan antara neraca biasa
dengan neraca EVA di mana pada neraca EVA sisi kiri, kewajiban jangka pendek yang tidak
menangung bunga dikurangkan terhadap aktiva operasi jangka pendek seperti persediaan,
piutang dan biaya dibayar di muka. Sedangkan di sisi kanan neraca EVA mengacu pada
aktiva bersih dan modal yang diinvestasikan. Dengan mengurangkan kewajiban jangka
pendek, kewajiban yang tidak menanggung bunga (Non-Interest Bearing Current
Liabilities/NIBCLs) dari semua aktiva lancar seperti hutang, upah yang akan jatuh tempo
(accrued wages) dan pajak yang telah jatuh tempo (accrued taxes) kecuali kas dan dari modal
yang diinvestasikan. Modal yang diinvestasikan sama dengan jumlah ekuitas pemegang
saham, seluruh hutang jangka pendek dan hutang jangka panjang yang menanggung bunga
seta hutang dan kewajiban jangka panjang lainnya. Sehingga jika hasil perhitungan EVA
positif maka terdapat penciptaan nilai tambah dan begitu pula sebaliknya.
EVA = NOPAT-Capital Charges
Atau
EVA = (RONA - WACC) x invested capital
Tahapan perhitungan:
1. NOPAT
NOPAT atau net operating profit after tax atau laba usaha setelah pajak sebelum
beban bunga, merupakan jumlah dari laba usaha (operating income), tax shield on interest
expense, equity gain/loss in associated companies (bagian dari laba/rugi perusahaan asosiasi),
forex gain/loss (laba/rugi kurs) dan laba/rugi lain-lain ,yang terkait dengan operasional
perusahaan.
Sedangkan menurut Martin dan Petty (2000), dalam bukunya yang berjudul Value
Based Management perhitungan EVA dapat dilakukan dengan 2 (dua) pendekatan yaitu
pendekatan finansial dan pendekatan operasional serta beberapa penyesuaian yang perlu
dilakukan yang gunanya untuk menghilangkan pengaruh hutang, distorsi finansial maupun
distorsi akuntansi. Pendekatan finansial pada perhitungan NOPAT diawali dari laba bersih
yang ditambahkan dengan beban bunga atas hutang dan dikurangi dengan penghematan pajak
ditambah dengan dividen untuk saham preferen dan hak minoritas (hal ini untuk
menghilangkan distorsi finansial). Sedangkan pada pendekatan operasional perhitungannya
dimulai dari Net operating profit dikurangi dengan cash operating taxes, yaitu pajak
penghasilan (income tax) yang telah dikurangi dengan kenaikan pajak yang ditangguhkan
(increase in deffered tax) ditambah dengan penghematan atas beban bunga. Berikut ini adalah
tabel perbedaan perhitungan NOPAT mengunakan dua perspektif yaitu perspektif finansial
dan perspektif operasi.

Computing NOPAT
Financing perspectiv Operating Perspective
NOPA = NOPAT =

Income available for common stock holders Net operating profits before taxes (NOPBT),
+ Interst expense ofter taxes excluding unusual losses or gain
+ Implied interest expense on non-capitalized + Implied interest on non capitalized leases
leases after taxes
- Interest and other passive investment income - capitalized leases after taxes
after taxes Provision for income taxes
+ Preferred dividend '- increase in deffered tax reserve
+ Minority interest provision + Marginal taxes saved (paid) on unsual losses
(gains)
+ Marginal taxes saved on interest expense on
debt and implied on noncapitalized asset
- Marginak taxes paid on interest and other
passive investment income.

+ Changes in .s
+ Changes in .s Increase in deferred tax reserve
Increase in deferred tax reserve Increase in LIFO Reserve
Increase in LIFO Reserve Goodwill amortization
Goodwill amortization Increase in bad debt reserve
Increase in bad debt reserve
Increase in (net) cumulative expensed intangible
Increase in (net) cumulative expensed intangible Unusual loss (gain) after taxes
Unusual loss (gain) after taxes

2. Capital Charges
Capital charges adalah aspek penting dari EVA karena didalamnya tidak hanya
memperhitungkan charges yang berbentuk bunga yang dibayarkan oleh kreditor, tetapi juga
biaya-biaya yang seharusnya dibayarkan ke pemegang saham seperti dividen preferen stock
yang selama ini pencatatan nya tidak tercermin dalam laporan akuntansi. Rumus dari
perhitungan capital charges adalah:
Capital Charges = WACC x invested capital
3. WACC (Weighted Average Cost of Capital)
WACC adalah jumlah biaya dari setiap komponen modal seperti, hutang jangka
pendek, hutang jangka panjang dan ekuitas pemegang saham, ditimbang berdasarkan proporsi
relatifnya dalam struktur modal perusahaan pada nilai pasar. Proporsi dilakukan karena setiap
bentuk pembiayaan yang berbeda mengandung resiko berbeda bagi investor. Oleh karena itu,
setiap bentuk pembiayaan yang dipilih perusahan mengandung biaya yang berbeda yaitu
terdiri dari utang dan ekuitas.
Dalam melakukan perhitungan WACC, komponen pembiayaan yang diikutsertakan
dalam perhitungan cost adalah semua komponen yang masuk ke dalam invested capital.
Adapun rumusnya adalah sebagai berikut:
WACC = (E/(D+E)) x Ke + (D/(D+E) x Kd (1-tax)
Di mana:
Ke = Cost of equity
Kd = Cost of debt
(E/D+E) = Proporsi equity dibandingkan dengan total asset
(D/D+E) = Proporsi debt dibandingkan dengan total asset
Cost of equity adalah tingkat pengembalian (rate of return) yang dibutuhkan investor
dalam melakukan investasi saham pada perusahaan. Rumus dari cost of equity adalah:
Cost of equity = Rf + β (E(Rm-Rf)
Di mana:
Rf = risk free
Β = Beta (tingkat resiko)
E(Rm) = Expected return market
4. Invested capital
Invested capital dapat dihitung dari jumlah utang jangka pendek, current maturity of
long term debt (bagian pinjaman bank/sewa guna usaha/obligasi jangka panjang yang jatuh
tempo dalam satu tahun). Utang jangka panjang, deffered taxes liabilities, dan kewajiban
jangka panjang lainya. Invested capital merupakan hasil reorganisasi neraca untuk melihat
besarnya capital yang diinvestasikan dalam perusahaan oleh kreditor dan pemodal. Selain itu
juga untuk melihat seberapa besar capital yang diinvestasi dalam aktivitas operasional dan
non operasional

Computing CAPITAL
Financing Perspective Operating Perspective
CAPITAL = CAPITAL =
Common Equity Total Asset

+ Interest-bearing debt - Marketable securities and construction in


+ Present value of non capitalized leases progress
- Capitalized leases - Non interest bearing current liabilities
- Marketable securities and construction in progress + Present value of non capitalized leases
+ Preferen stock
+ Minority interest + Changes in .s
+ Changes in .s Deferred tax reserve
Deferred tax reserve LIFO Reserve
LIFO Reserve Cumulative Goodwill amortization
Cumulative Goodwill amortization Unrecorded goodwill
(Net) cumulative expensed intangible
Unrecorded goodwill Cumulative Unusual loss (gain) after taxes
(Net) cumulative expensed intangible Other reserves, such as for inventory
Cumulative Unusual loss (gain) after taxes obsolence, warranties, deferred income
Other reserves, such as for inventory
obsolence, warranties, deferred income

2. Keunggulan dan Kelemahan Metode EVA


Keuntungan pengukuran kinerja dengan metode EVA adalah dengan
diperhitungkannya beban biaya modal yang timbul sebagai akibat dari investasi yang
dilakukan oleh perusahaan, baik biaya modal atas hutang maupun biaya modal atas ekuitas.
Sehingga metode EVA lebih akurat dalam perhitungan nilai tambah perusahaan.
Metode EVA mudah dipahami oleh manajer. Secara konseptual metode EVA mudah
dimengerti dan mengurangi ketidakpastian akan banyaknya tujuan. EVA menghilangkan
ketidakpastian tersebut dengan menggunakan ukuran keuangan tunggal yang
menghubungkan seluruh pengambil keputusan (decision maker) dengan fokus bagaimana
meningkatkan EVA karena EVA merupakan suatu system manajemen keuangan yang
menghasilkan persepsi yang sama bagi karyawan diseluruh fungsi operasi. Selain itu dengan
EVA, manajemen lebih memperhatikan dan dapat menentukan kebijakan alokasi perencanaan
struktur modalnya. Karena secara jelas EVA memperhitungkan biaya modal atas ekuitas dan
mengakui bahwa tingkat resiko yang dihadapi pemilik ekuitas lebih rendah apabila besarnya
biaya modal atas ekuitas (cost of equity) lebih tinggi daripada tingkat biaya modal atas
hutang (cost of debt).

Penerapan EVA juga dapat dikaitkan dengan pemberian kompensasi bagi para
manajer karena penetapan kompensasi manager dapat dihitung berdasarkan EVA. Rencana
pemberian kompensasi dengan EVA membuat para manajer harus berfikir dan bertindak
seperti pemilik perusahaan. Para manajer dituntut untuk menciptakan nilai tambah bagi
perusahaan, dan pemberian bonusnya ditetapkan dari seberapa besar manajer tersebut dapat
menaikkan nilai tambah perusahaan. Apabila para manajer tersebut melakukan investasi yang
menciptakan nilai perusahaan bertambah akan terlihat pada perhitungan EVA karena EVA
mengenakan biaya modal atas asset tanpa menghiraukan bagaimana perusahaan
membiayainya.

Kelemahan metode EVA


Meskipun metode EVA telah memberikan banyak kegunaan dalam pengambilan
keputusan, EVA juga mempunyai kelemahan–kelemahan, yaitu EVA hanya menggambarkan
penciptaan untuk suatu tahun tertentu sementara nilai perusahaan adalah akumulasi EVA
selama umur perusahaan. Dengan demikian mungkin saja perusahaan mempunyai EVA
positif pada tahun yang berlaku, tetapi nilai perusahaan negatif. Sebaliknya untuk perusahan
yang melakukan kegiatan investasi yang tinggi di mana biaya modal yang dikeluaran jauh
lebih tinggi dari tingkat pengembalian yang diterima akan menghasikan EVA yang negatif
selama beberapa tahun, padahal belum tentu kinerja perusahaan pada tahun tersebut buruk.
EVA pada awal masa proyek negatif sedangkan EVA pada masa akhir proyek positif.
Sehingga banyak perusahaan yang ingin mendapatkan EVA tinggi, tidak berani melakukan
investasi dengan biaya tinggi. Inilah salah satu kelemahan EVA, seharusnya EVA dilihat dari
masa kini dan masa depan dalam menilai kinerja perusahaan.
Secara tidak langsung, penggunaan metode EVA mendorong perusahaan untuk
menghindari resiko investasi yang biaya yang besar karena rendahnya alokasi dana
perusahaan untk berinvestasi dengan biaya modal. Karena biaya capital yang besar akan
langsung menurunkan nilai EVA. Padahal untuk mendapatkan hasil yang besar, biasanya
resiko yang harus dihadapi juga besar.
Kelemahan metode EVA yang lain adalah sulit dilakukan oleh perusahaan yang
belum go public, karena adanya keterbatasan data. Karena untuk melakukan penghitungan
EVA yang akurat sangat sulit dilakukan karena sangat tergantung pada kelengkapan data
yang ada pada perusahaan, banyaknya pilihan penyesuaian yang dilakukan sehingga sulit
mengestimasi biaya modal. Biaya modal atas hutang umumnya lebih mudah diperkirakan
karena dapat diperoleh dari tingkat bunga setelah pajak yang harus dibayar apabila
perusahaan melakukan peminjaman. Untuk menghitung EVA dari perusahaan yang belum go
public bisa dilakukan dengan menggunakan perusahaan sejenis yang go public untuk
dijadikan pembanding.

3. Konsep Value Driver sebagai Strategi Meningkatkan Nilai


Konsep Value Driver menjelaskan hubungan langsung antara keputusan finansial
dan nilai perusahaan yang variabel nya dapat mempengaruhi shareholder value. Dengan
mengidentifikasian value driver manajemen dapat lebih efektif dalam mengembangkan
kebijakan untuk memaksimalkan shareholder value.
Ada tiga komponen utama untuk menentukan nilai suatu perusahaan menurut Stern Myers,
yaitu:
a. Kapitalisasi dari NOPAT bisnis saat ini pada tingkat pengembalian yang
dibandingkan dengan required return investor atas resiko bisnis perusahaan
tersebut.
b. Dampak perubahan struktur modal terhadap Tax Benefit
c. Present Value dari Economic Value Added dari Capital Project Baru, yang
tersedia bagi perusahan sebelum pesaing ataupun barang subsitusi masuk.
Young & Bryne (2000) dalam bukunya mengatakan bahwa Dupont analysis adalah
merupakan bagian dari value driver. Salah satu cara mengetahui apakah data keuangan
perusahaan telah memberikan kontribusi dalam menciptakan nilai EVA dapat dibandingkan
dengan Dupont Analysis. Ada hubungan yang bergerak lurus antara EVA dan RONA.
Apabila RONA meningkat maka nilai EVA akan cenderung meningkat. Adapun rumus dari
Dupont Analysis adalah:
NOPAT Sales
RONA= ×
Sales Average Net Asset
NOPAT
¿
Average Net Asset
ROE = RONA x Financial Leverage
NOPAT dibagi sales merupakan profit margin untuk mengukur efisiensi dari
kegiatan operasi perusahaan. Sedangkan Sales dibagi dengan Average net asset adalah total
asset turnover untuk mengetahui seberapa besar perusahaan memaksimalkan penggunaan
asetnya untuk efisiensi kegiatan operasional perusahaan. Setelah RONA diketahui, kita dapat
menghitung Return on Equity yaitu mengalikan RONA dengan financial leverage. Maka akan
didapat return yang dapat dihasilkan dari suatu perusahaan.
4. Market Value Added
Tujuan utama manajemen bukan untuk meningkatkan modal yang disetor ataupun
meningkatkan nilai EVA. Nilai EVA positf tidak akan mencerminkan kinerja manajemen
yang sesungguhnya oleh pemegang saham apabila market value added tidak dihitung. Market
Value Added (MVA) adalah selisih antara nilai pasar dengan nilai buku dari perusahaan.
Dengan kata lain MVA adalah selisih antara modal yang ditanamkan perusahaan (dari
investasi modal, pinjaman, laba ditahan) dengan nilai pasar dari perusahaan tersebut. Dengan
demikian MVA adalah pandauan terbaik dalam menilai manajemen perusahaan publik
berhasil apa tidak karena menggambarkan apakah manajemen dapat menambah kekayaan
investor.
Secara sistematis MVA merupakan hasil dari present value expected future EVA,
sehingga dengan meningkatkan EVA secara terus menerus, maka MVA akan meningkat.
Hubungan antara MVA dan EVA dapat dinyatakan sebagai berikut:

Market Value Added = Present Value of Future EVAs


Present Value of Future EVAs
PV of EVA = EVA + EVA + ….. + EVA
(1+WACC) (1+WACC)2 (1+WACC)n
Market Value Added = Market Value – Invested Capital.

Ada dua kemungkinan yang terjadi dari perhitungan di atas yaitu market value lebih
tinggi dari modal yang dibayar, artinya nilai MVA positif atau kebalikannya market value
lebih rendah dari modal yang dibayar. Nilai MVA yang positif akan mempengaruhi investor
bahwa manajemen akan menghasilkan nilai perusahaan yang lebih dari yang mereka
targetkan.

PEMBAHASAN

A. Pengertian pendanaan
Aktivitas pendanaan adalah suatu cara yang dilakukan oleh sebuah
perusahaanuntuk memproleh dana uang untuk menutupi kebutuhan-kebutuhan
perusahaan1.Dalam suatu aktivitas bisnis Terdapat dua sumber pendanaan eksternal yaitu
investorekuitas (pemilik atau pemegang saham) dan kreditor (pemberi pinjaman).
Keputusantentang komposisi aktivitas pendanaan tergantung pada kondisi di pasar
keuangan.Pasar keuangan merupakan sumber potensial untuk pendanaan. Investor
menyediakanpendanaan dengan harapan mendapatkan pengembalian atas investasi,
setelahmempertimbangkan pengembalian yang diharapkan (expected return) dan
risiko.Aktivitas pendanaan juga diartikan sebagai aktivitas yang mengakibatkan
perubahandalam jumlah serta komposisi modal dan pinjaman perusahaan. Selain d1ari
investor,perusahaan juga bias memperoleh pendanaan dari kreditor. Terdapat dua
jeniskreditor: (1) kreditor hutang, yang secara langsung meminjamkan uang
kepadaperusahaan, dan (2) kreditor operas, yang meminjamkan uang kepada
perusahaansebagai bagian dari operasinya. Pendanaan hutang sering terjadi melalui
pinjaman(loan) atau melalui penerbitan efek seperti obligasi. Pemberi hutang
meliputiorganisasi seperti bank, institusi simpan pinjam, dan institusi keuangan
atau nonkeuangan lainnya.
Seperti investor ekuitas, kreditor berkepentingan atas pengembalian dan risiko,
namunberbeda dari investor ekuitas, pengembalian kreditor umumnya ditentukan
dalamkontrak pinjaman. Sedangkan pengembalian dari investor ekuitas tidak dijamin
dantergantung pada tingkat laba di masa depan. Risiko kreditor adalah
kemungkinankegagalan perusahaan untuk membayar kembali pinjaman dan bunga.

B. Kewajiban
Kewajiban (liabilities) merupakan klaim pihak luar atas aset dan sumber
dayaperusahaan kini dan masa depan2. Kewajiban biasanya selalu didahulukan
pembayarannya daripada pemegang ekuitas. Kewajiban dapat berupa pendanaan
ataupun operasi. Kewajiban pendanaan ( financing liabilities) merupakan seluruhpendanaan
kredit seperti wesel berjangka panjang dan obligasi, pinjaman jangkapendek, dan
sewa. Aktivitas pendanaan (financing activities) adalah metode yangdigunakan dalam
perusahaan untuk mendapatkan uang guna membayar kebutuhan-kebutuhan perusahaan.
Kewajiban operasi (operating liabilities) merupakankewajiban yang timbul dari
operasi seperti kreditor perdagangan, kredit yang ditangguhkan, dan kewajiban
pensiun. Umumnya kewajiban dilaporkan sebagai kewajiban lancar (current) atau
kewajiban tidak lancar (noncurrent) yang ditentukan dengan dasar pada kapan kewajiban
tersebut jatuh tempo, dalam jangkawaktu satu tahun atau lebih dari satu tahun.
1. Kewajiban Lancar
Kewajiban lancar (atau kewajiban jangka pendek) merupakan kewajiban
yang pelunasannya memerlukan penggunaan aset lancar atau munculnya kewajiban
lancar lainnya. Periode yang diharapkan untuk menyelesaikan kewajiban adalah
periode mana yang lebih panjang antara satu tahun siklus operasi perusahaan.secara
konsep, perusahaan harus mencatat seluruh kewajiban pada nilai sekarang seluruh
arus kas keluar yang diperlukan untuk melunasinya. Namu, padapraktiknya,
kewajiban lancar dicatat pada nilai jatuh temponya, bukan pada nilaisekarang, hal ini
dikarenakan pendeknya waktu dalam penyelesaian utang.

terdapat dua jenis kewajiban lancar. Jenis pertama timbul dari aktivitas operasi yang
meliputi utang pajak, pendapatan diterima di muka (unearned revenue), uang muka,
utang usaha,dan beban operasi akrual lainnya, seperti utang gaji. Jenis
kedua timbul dari pendanaan, meliputi pinjaman jangka pendek bagian utang jangka
panjang yangjatuh tempo dan utang bunga.

Banyak kesepakatan pinjaman yang memuat persyaratan untuk melindungi


kreditor. Apabila terjadi default ( ketidaksanggupan membayar utang )misalnya,
dalam menjaga rasio finansial tertentu seperti rasio utang terhadap ekuitas,
ketika utang tersebut jatuh tempo dan harus segera dibayar. Bagian utang jangkan
panjaang yang jatuh tempo dan harus segera dibayar. Bagian utang jangkapanjang
yang jatuh tempo tersebut harus dikategorikan sebagai utang lancar.
Pelanggaran persyaratan utang tidak lancar tidaak membutuhkan klasifikasi ulang
kewajiban tak lancar menjadi lancar apabila kreditor mengabaikan hak
untuksegera membayar utangnya dalam jangka waktu lebih dari satu tahun
sejaktanggal neraca.

2. Kewajiban Tak Lancar


Kewajiban tak lancar (atau kewajiban jangka panjang) merupakan kewajiban jatuh
temponya tidak dalam waktu satu tahun atau satu siklus operrasi, mana yang
lebihpanjang. Kewajiban ini meliputi, obligasi, utang, dan wesel bayar. Kewajiban
taklancar beragam bentuknya, dan penilaian serta pengukurannya memerlukan
pengungkapan atas seluruh batasan dan ketentuan. Pengungkapan meliputi
tingkatbunga, tanggal jatuh tempo, hak konversi, fitur penarikan, dan provisi
subordinasi. Pengungkapan meliputi pula jaminan, persyaratan penyisihan dana
pelunasan, danprovisi kredit berulang. Perusahaan harus mengungkapkan default
atas provisi kewajiban, termasuk untuk bunga dan pembayaran kembali pokok
pinjaman.

Obligasi merupakan bentuk kewajiban tak lancar yang umum. Nilai nominal obligasi
bersama tingkat kuponnya menentukan bunga yang di bayarkan atas obligasi tersebut.
Obligasi kadang dijual pada harga di bawah nilai nominal(diskon) atau diatas nilsi
nominal (premium). Diskon atau premium mencerminkan penyesuaian atas
harga obligasi untuk mrnghasilkan tingkat pengembalian yang diminta pasar.
Diskon diamortisasi sepanjang umur obligasidan menaikkan tingkat bunga sekuritas
yang dibayar oleh peminjam. Sebaliknya, premium juga diamortisasi, tetapi
menurunkan tingkat bunga sekuritas.

3. Analisis Kewajiban
Auditor merupakan satu sumber keyakinan dalam identifikasi dan
pengukurankewajiban. Auditor menggunakan tekhnik seperti konfirmasi langsung,
melakukantelaah atas notulen rapat, membaca kontrak dan perjanjian, serta bertanya
kepadapihak-pihak yang memahami kewajiban perusahaan untuk meyakinkan
dirimereka bahwa perusahaan mencatat seluruh kewajibannya. Sumber
keyakinanlain adalah akuntansi berpasangan atau ayat berganda yang mensyaratkan
adanyajurnal penyeimbang antara perolehan aset, sumber daya atau biaya
dengankewajiban atau pembebanan sumber daya. Keakuratan dan kewajaran
jumlahutang dapat dicek dengan rekonsiliasi jumlah utang dengan dengan
pengungkapan beban bunga dan pembayaran bunga. Setiap perbedaan yang tidak
dapat dijelaskn memerlukan analisis lebih lanjut atau memerlukan penjelasan
manajemen. Jika kewajiban dinyatakan lebih rendah dari seharusnya, kita
harus mewaspadaipenyajian laba lebih tinggi dari yang seharusnya karena beban
yang lebih rendahatau ditangguhkan. Kita harus menganalisis penjelasan berikut
ketentuan, kondisi,dan batasannya. Hasil analisis ini dapat mempengaruhi penilaian
kita atas resikodan pengembalian perusahaan.

Fitur Penting dalam Analisis Kewajiban


 Ketentuan utang (seperti tanggal jatuh tempo, tingkat bunga, pola pembayaran,dan
jumlah).
 Pembatasan pemakaian sumber daya dan pelaksanaan aktivitas bisnis.
 Kemampuan dan fleksibelitas untuk memperoleh pendanaan selanjutnya.
 Kewajiban untuk modal kerja, perbandingan utang terhadap ekuitas (debt toequity) ,
dan ukuran keuangan lain.
 Fitur konversi kewajibban yang bersifat difusi.
 Larangan atas pembayaran-pembayaran seperti deviden.
Ketentuan pengungkapan minimum atas provisis utang bervariasi,
tetapiseharusnya mencakup pengungkapan pelanggaran atas provisi pinjaman yang
berpotensi membatasi aktivitas perusahaan atau meningkatkan risiko solvabilitasnya.

C. Sewa
Sewa merupakan bentuk pendanaan yang populer, khususnya dalam beberapa
industritertentu. Sewa (lease) merupakan perjanjian kontraktual antara pemilik (lessor)
danpenyewa (lesse). Perjanjian tersebut memberikan hak kepada lesse untuk
menggunakan aset yang dimiliki lessor, selama masa sewa. Sebagai balasannya, lesse
membayar sewa yang disebut pembayaran sewa minimum. Perjanjian mewajibkan lesse
untuk membayar selama periode yang ditentukan.
Dua metode alternatif untuk akuntansi sewa mencerminkan perbedaan dalam
kontrak sewa. Sewa yang mengalihkan manfaat dan resiko kepemilikan secara
substansial dicatat sebagai perolehan aset dan menimbulkan kewajiban bagi lesse. Sama
halnya dengan lessor yang mencatat sewa tersebut sebagai penjualan dan transaksi
pendanaan. Jenis sewa ini disebut dengan sewa pendanaan (capital lease). Jika
diklasifikasikan sebagai sewa guna modal usaha ini, baik aset yang disewakan maupun
kewajiban sewa diakui dalam neraca. Sewa lainnya dicatat sebagai sewaoperasi
(operating lease). Keputusan untuk mencatat sewa sebagai capital lease atauoperating lease
dapat berpengaruh secara signifikan terhadap laporan keuangan.Analisis harus
berhati-hati untuk mempelajari karakteristik ekonomi sewa perusahaandan mengklasifikasi
ulang bila perlu.
Pembahasan pendanaan sewa bagi lesse dimulai dengan penjelasan
pengaruhklasifikasi sewa terhadap laporan laba rugi dan neraca. Selanjutnya adalah
analisispengungkapan sewa dengan mengacu pada pengungkapan oleh best buy.
Kemudiandisediakan metode untuk menklasifikasi ulang operating lease menjadi capital
leasebila karakteristik ekonomi mendukungnya. Dibahas pula dampak klasifikasi
sewaterhadap laporan keuangan dan pentingnya klasifikasi ulang sewa bagi
analisislaporan keuangan.

1. Akuntansi dan Pelaporan Sewa


Klasifikasi dan Pelaporan Sewa
Lessee mengklasifikasikan dan mencatat sewa sebagai capital leasejika pada saat
terjadinya, transaksi tersebut memenuhi minimal satu dari empatkriteria sebagai berikut :
a) terdapat transfer kepemilikan aset kepada lessee padaakhir masa sewa;
b) terdapat opsi untuk membeli aset pada harga murah(bargain price);
c) masa sewa 75% atau lebih dari estimasi umur ekonomisaset; atau
d) nilai sekarang pembayaran sewa dab pembayaran sewa minimum lainnya sebesar
90% atau lebih dari nilai wajar aset dikurangi dengan kredit pajakinvestasi yang
ditahan oleh lessor. Sewa dapat diklasifikasikan sebagai operating lease bila tidak
satu pun kriteria tersebut terpenuhi. Walaupun demikian, perusahaan sering
mengatur sewa secara efektif sehingga dapat diklasifikasikansebagai operating lease.
Aturan akuntansi mensyaratkan lessee untuk mengungkapkan, biasanya
dalamcatatan atas laporan keuangan, hal-hal sebagai berikut : (1) MLP di masa depansecara
terpisah untuk capital lease dan operating lease untuk masing-masingtahun selama
lima tahun mendatang dan total setelahnya, dan (2) beban sewauntuk masing-masing
periode yang dilaporkan di laporan laba rugi.

Pengungkapan Sewa
Aturan akuntansi mensyaratkan petusahaan dengan capotal lease untuk melaporkan
aset sewa maupun kewajiban sewa dalam neraca. Terlebih lagi, perusahaan harus
mengungkapkan komitmen sewa dimasa depan untuk capital lease dan operating lease yang
tidak dapat dibatalkan. Pengungkapan ini berguna untuk tujuan anlisis.
Perusahaan mengklasifikasikan seluruh sewa sebagai operating lease dan
menyediakan jadwal pembayaran sewa di masa depan dalam catatan atas laporan keuangan.
2. Analisis Sewa

Bagian ini melihat dampak operating lease dan capital lease terhadap
laporankeuangan. Bagian ini memberikan petunjuk yang spesifik tentang
bagaimanamenyesuaikan laporan keuangan untuk operating lease yang seharusnnya
dicatatsebagai capital lease.

Dampak Operating Lease


Berikut ringkasan dari dampak pada laporan keuangan adalah sebagai berikut:
 Operating lease menyajikan kewajiban lebih rendah dari seharusnya dengan
tidak menyajikan pendanaan sewa dalam neraca. Selain menyembunyikan
kewajibann dari neraca, hall tersebut juga menaikkan rasio solvabilitas (seperti debt
to equity) yang sering digunakan dalam analisis kredit.
 Operating lease menyajikan aset lebih rendah dari seharusnya. Hal inidapat
meningkatkan rasio tingkat pengembalian investasi, terutama rasio perputaran aset
(asset turnover ratios).
 Operating lease menunda pengakuan beban dibandingkan dengan capitallease.
Artinya, operating lease melaporkan laba lebih tinggi di awal masa sewa dan
melaporkan laba lebih rendah di akhir masa sewa.
 Oprating lease menyajikan kewajiban lancar lebih rendah dari seharusnyadengan
tidak menyajikan porsi pembayaran pokok yang jatuh tempo dalamwaktu satu tahun
dalam neraca. Hal tersebut meningkatkan rasio lancardan pengukuran likuiditas
lainnya.
 Operating lease memasukkan bunga dalam beban sewa. Dengan demikian, operating
lease menyajikan lebih rendah dari yang seharusnya laba operasidan beban bunga.
Hal tersebut menaikkan coverage ratio seperti timesinterest earned.
Kemampuan operating lease untuk meningkatkan rasio utama dalam anlisis
kreditdan analisis profitabilitas tetap menjadi insentif utama bagi lessee
untukmelakukan pendanaan di luar neraca ini.

D. Manfaat pascapensiun
Pemberi kerja sering menyediakan manfaat bagi pekerja pascpensiun. Terdapat dua
bentuk manfaat pascapensiun (postretirement benefit) ini : (1) Manfaat pension (pension
benefit), dimana pemberi kerja menjanjikan manfaat moneter kepada pekerja pascapensiun,
dan (2) Manfaat lain pascapensiun pekerja (other postretirementemployee benefit -
OPEB), dimana pemberi kerja memberikan manfaat lain (biasanyan onmoneter) pascapensiun
terutama pemeliharaan kesehatan dan asuransi jiwa. Keduajenis manfaat menghadirkan
tantangan konseptual yang sama bagi akuntansi dananalisis. Standar akuntansi
saat ini mensyaratkan pengakuan beban manfaat pascapensiun saat pekerja aktif
memberikan jasa, bukan saat manfaat dibayarkan.Estimasi nilai sekarang manfaat pensiun
yang diakui, dilaporkan sebagai kewajiban bagi pemberi kerja. Oleh karena waktu dan
besaran manfaat ini tidak pasti, biaya manfaat pascapensiun dan kewajibannnya perlu
diestimasi berdasarkan asumsiaktuaria atas harapan hidup, perputaran pegawai, tingkat
kenaikan kompensansi, biaya perawatan kesehatan, tingkat pengembalian yang diharapkan,
dan tingkat bunga.

Sifat kewajiban Pensiun


Perusahaan memformalkan komitmen pensiun dalam bentuk program pensuin.
Program pensiun (pension plan) merupakan janji pemberi kerja untuk menyediakan manfaat
pensiun bagi pekerja, dan perjanjian tersebut melibatkan tiga pihak : pemberikerja, yang
memberi kontribusi pada program pensiun; pekerja yang menerima manfaat; dan
dana pensiun. Dana pensiun (pension fund) terpisah dari pemberi kerjadan diadministrasikan
oleh pihak yang ditunjukkan (trustee). Dana pensiun menerima kontribusi,
menginvestasikan kontribusi tersebut dengan cara yang tepat, dan membagikan
mafaat pensiun kepada pekerja.
Program pensiun secara pasti menentukan manfaat, hak dan tanggung jawab
pemberi kerja dan pekerja. Program pensiun dapat dibagi dalam dua kategori utama. Program
pensiun manfaat pasti (defined benefit) menentukan jumlah pensiun yang dijanjikan oleh
pemberi kerja untuk disediakan bagi pensiun. Dalam program ini, pemberi kerja
menanggung risiko kinerja dana pensiun. Program pensiun iuranpasti (defined
contribution) menentukan jumlah kontribusi pemberi kerja padaprogram pensiun.
Dalam kedua program pensiun tersebut, manfaat pekerja biasanya ditentukanmelalui
rumus yang dikaitkan dengan upah pekerja. Program pensiun iurang pastisegera
mewajibkan pemberi kerja untuk membayar sebesar proporsi tetap
darikompensasi pekerja saat ini, sedangkan program pensiun manfaat pasti mensyaratkan
pemberi kerja untuk membayar pekerja secara berkala sejumlah uang yang telah
ditentukan sebelumya sejak pekerja pensiun sampai pekerja meninggal.
Pembyaran pensiun juga dipengaruhi oleh provisi perolehan hak (vesting).
Vesting merupakan hak pekerja atas manfaat pensiun terlepas dari apakah pekerjamasih
berada dalam perusahaan atau tidak. Hak ini biasanya diberikan setelah pekerja memberikan
jasa kepada pemberi kerja selama periode minimun tertentu.
Setelah kewajiban pensiun ditentukan, beban pendanaan (funding) menjadi
keputusan manjemen untuk program pensiun manfaat pasti, yang dipengaruhi oleh
pertimbangan legal dan pertimbangan pajak.

Ekonomi dari Akuntansi Pensiun


Tantangan akuntansi dalam mendefinisikan program pensiun adalah bahwa
akuntansi membuat perkiraan kewajiban dan beban yang dibutuhkan untuk
menciptakan pembayaran kas yang mungkin terjadi di tahun-tahun yang akan datang.
Banyak asumsi aktuarial yang mendasari perhitungan kewajiban pensiun –
seperti diskon atau tingkat bunga, tingkat pertumbuhan kompensasi, usia hidup,
perputaran pegawai – yang dapat berubah sehingga mengakibatkan nilai kewajiban pensiun
yang berayun-ayun. Perubahan ini menimbulkan komponen nonrecurring dari biaya
pensiun yang disebut dengan keuntungan atau kerugian actuarial (actuarial gain or
loss).

Harus dipahami bagaimana aktual arus kas masuk dan keluar dari program pensiun
memengaruhi status pendanaan. Arus kas masuk utama di dalam program diperoleh dari
kontribusi pemberi kerja, yang dapat dipahami meningkatkan nilai asetprogram. Arus kas
keluar utama di dalam program pensiun adalah pembayaranmanfaat kepada pekerja
yang sudah pensiun. Pembayaran manfaat mengurangi keduaaset program (karena kas telah
dibayarkan dari aset program) dan kewajiban pensiun(karena bagian dari pembayaran yang
dijanjikan kepada pekerja telah dibuat) dengan tepat dalam jumlah yang sama. Sehingga,
pembayaran manfaat tidak memengaruhI status atas pendanaan bersih dari program tersebut.

Persyaratan Akuntansi Pensiun


Kerangka dasar akuntanssi pensiun dijelaskan pertama kali oleh GAAP dalamSFAS
87. Fokus SFAS 87 adalah tercapainya ukuran biaya pensiun yang stabil danpermanen. Oleh
karena itu, beban pensiun yang termasuk dalam laba bersih – disebutbiaya pensiun periode
bersih (net periodic pension cost) – meratakan komponen volatilitas biaya pensiun (seperti
keuntungan/kerugian aktuarial, biaya jasa lalu atau tingkat pengembalian aset program
aktual) dengan cara menunda pengekuannya melalui proses ditangguhkan atau
diamortisasi.
Status yang Diakui dalam Neraca. Akuntansi pensiun terkini mengakui
status pendanaan bagi program pensiun padda neraca. Status pendanaan merupakan
perbedaan aantara nilai pasar terkini aset program pensiun dan kewajiban pensiun. Definisi
kewajiban pensiun yang digunakan adalah proyeksi kewajiban manfaat yang didasarkan
pada estimasi kompensasi pekerja pada saat pensiun, yang diestimasi menggunakan
asumsi sehubung dengan rata-rata pertumbuhan.
Biaya Pensiun yang Diakui. Pengakuan biaya pensiun yang dimasukkan dalam
lababersih yaitu biaya periodik pensiun bersih adalah versi rata dari biaya
pensiunekonomi aktual untuk periode tersebut. Proses perataan penangguhkan pos
volatilitasdan sesekali seperti kkeuntungan dan kerugian aktuarial serta biaya jasa
lalu.Pengakuan tingkat pengembalian terhadap aset target – yang merupakan
estimasi tingkat pengembalian aset atrget untuk jangka panjang – diakui dalam beban pension
yang dilaporkan.
Artikulasi Sekuritas Neraca dan Laporan Laba Rugi. Oleh karena
semua perubahan atas status pendanaan (yang diakui dalam neraca) tidak dimasukkan dalam
biaya pensiun yang diakui, sekuritas pensiun dalam neraca dan laporan laba rugi tidak akan
diartikulasikan. Untuk mengartikulasikan kedua sekuritas, penangguhan bersih untuk periode
tersebut (yaitu selisih antara jumlah yang ditangguhkan dengan jumlah yang
diamortisasikan) dimasukkan dalam laba komprehensif lainnya utuk periode yang
bersangkutan, sementara kumulatif penangguhan bersih dimasukkan dalam akumulasi laba
komprehensif lainnya, yaitu merupakan komponen ekuitas pemegang sahham. Akuntansi
dalam SFAS 87.
Aturan pensiun saat ini, SFAS 158 berlaku efektifsemenjak akhir tahun
2006 sampai sekarang. Sebelum itu, perlakuan akuntansi pensiun diatur dengan SFAS
87. Oleh karena SFAS 87 masih sangat baru, adalah penting bagi para analisis untuk
mendapat pemahaman yang sama mengenai SFAS 87.

Analisis Manfaat Pascapensiun


Analisis pengungkapan manfaat pascapensiun penting dilakukan, karena
besarnya kewajiban maupun karena kompleksitas aturan akuntansi. Terdapat prosedur lima
langkah untuk menganalisis manfaat pascpensiun : 1) Menentukan dan merekonsiliasi
biaya dan kewajiban (atau aset) manfaat ekonomis dan yang dilaporkan, 2)
Membuat penyesuaian yang diperlukan atas laporan keuangan, 3) Mengevaluasi
asumsi aktuaria dan dampaknya pada laporan keuangan, 4) Memeriksa paparan risiko
pensiun, dan 5) Mempertimbangkan implikasi arus kas program manfaat
pascapensiun.

E. Kontinjensi dan komitmen


1. Kontinjensi
Kontinjensi (contingencies) merupakan keuntungan dan kerugian potensial yang
penyelesaiannya bergantung pada satu atau lebih peristiwa dimasa depan. Kerugian
kontinjensi yang disebut kewajiban kontinjensi/ bersyarat (contingent liability)
merupakan klaim potensial atas sumber daya perusahaan. Kewajiban kontinjen timbul
dari perkara hukum, ancaman pengambilalihan, penagihan piutang, klain atas
garansi produk atau kerusakan produk, garansi kinerja, perhitungan pajak, resiko yang
diasuransikan sendiri, dan kerugian properti akibat bencana.
Kerugian kontinjensi harus memenuhi dua kondisi agar dapat dicatat sebagai
kerugian. Pertama, “besar kemungkinan” bahwa aset aakan turun nilainya atau kewajiban
akan timbul. Kedua, jumlah kerugian harus “dapat diestimasikan dengan memadai”. Jika
perusahaan tidak mencatat kerugian kontinjensi karena salah satu atau kedua kondisi tidak
terpenuhi, perusahaan harus mengungkapkan kontinjensi dalam catatan atas laporan
keunangan jika kerugian mungkin terjadi. Catatan tersebut melaporkan sifat kontinjensi
dan estimasi kerugian atau kisaran kerugian kontinjen tersebut tidak dapat diestimasi.

2. Komitmen
komitmen (commitments) merupakan klaim potensial atas sumber daya
perusahaan berdasarkan kinerja dimasa depan sesuai kontrak. Komitmen tidak diakui
dalam laporan keuangan karena peristiwa seperti penandatanganan kontrak atau penerbitan
pesanan pembelian bukan merupakan transaksi yang lengkap. Contoh tambahan adalah
kontrk jangka panjang yang tidak dapat dibatalkan untuk membeli barang atau jasa pada
harga tertentu, dan kontrak pembelian aset tetap yang harus dibayar selama masa
konstruksi.7Dari pemaparan diatas maka dapat kami simpulkan bahwa kontinjensi adalah
keuntungan atau kerugian potensial yang diselesaikan dengan satu atau lebih peristiwa
dimasa depan. Sedangkan komitmen merupakan klaim potensial atas sumber daya
perusahaan dimasa depan sesuai kontrak.

F. Pendanaan di luar neraca


Pendanaan diluar neraca (off-balance-sheet financing)adalah tidak tercatatnya
kewajiban pendanaan tertentu. Selain sewa, terdapat rancangan pendanaandiluar
neraca lainnya, dimulai dari yang sederhana sampai yang sangat kompleks. Rancangan ini
merupakan bagian daritatanan yang selalu berubah, dimana saat ketentuan akuntansi atas
transaksi pendanaan diluar neraca diterapkan untuk lebih mencerminkan kewajiban,
diciptakan transaksi baru yang inovatif untuk menggantikannya.
Salah satu cara untuk mendanai properti, pabrik, dan peralatan adalah meminta
pihak luar untuk mendapatkannya, dan perusahaan sepakat untuk menggunakan aset
tersebut serta menyediakan dana yang cukup untuk melunasi utang. Contoh rancangan
ini adalah purchase agreementsdan through-put agreementdimana perusahaan sepakat
untuk membeli barang sejumlah tertentu melalui fasilitas pemrosesan, atau take or pay
arrangementsdimana perusahaan memberikan jaminan untuk membayar sejumlah tertentu
barang, diperlukan atau tidak. Perusahaan menempatkan transaksi ini sebagai investasi
dalam ekuitas dan tidak mengonsolidasikannya dalam laporan keuangan
perusahaan.Dengan demikian pendanaan tersebut tidak masuk dalam kewajiban
Dari penjelasan diatas dapat penyusun simpulkan bahwa pendanaan diluar neraca
adalah pendanaan tertentu yang tidak tercatat. Terdapat rancangan pendanaan diluar
neraca lainnya, dimulai dari yang sederhana sampai yang sangat kompleks
G. Ekuitas Pemegang Saham
Mengacu pada pendanaan oleh pemilik (pemegang saham) perusahaan. Ekuitas
dipandang klaim pemilik atas aset bersih perusahaan. Klaim pemegang sekuritas ekuitas
umumnya berada dibawah kreditor, yang berarti klaim kreditor dipenuhi terlebih
dahulu. Umumnya terdapat variasi senioritas klaim pemegang saham atas aset bersih.
Pemegang saham dihadapkan pada resiko tinggi perusahaan. Pada saat yang sama,
pemegang saham memiliki kemungkinan pengembalian maksimum karena ketika mereka
berhak atas seluruh pengembalian setelah hak kreditor terpenuhi. Analisis kita atas ekuitas
harus mempertimbangkan pengukuran dan pelaporan standar ekuitas pemegang saham.
Pentingnya analisis pengungkapan tersebut adalah untuk mengingatkan kita
adanya potensi kenaikan jumlah saham yang beredar. Dampak dilusi pada laba dan nilai
buku perlembar saham bergantung pada faktor-faktor seperti jumlah yang diterima atau hak
lain yang diberikan saat konversi sekuritas dilakukan. Harus diakui bahwa dilusi
merupakan biaya nyata (arus kas keluar) bagi perusahaan biaya yang sedikit diakui
secara formal dalam laporan keuangan.
Akun-akun dalam ekuitas pemegang saham umumnya tidak mempengaruhi
penentuan laba, sehingga tidak banyak mempengaruhi analisis laba. Informasi yang
lebih relevan bagi analisis adalah komposisi pos modal pada pembatasan-pembatasan yang
berlaku. Komposisi ekuitas penting karena dapat memengaruhi hak sisa atas saham
biasa, serta hak resiko dan pengembalian bagi investor ekuitas. Hak tersebut meliputi
hak partisipasi dividen, hak konversi,serta berbagai opsi dan kondisi yang
mencerminkan sekuritas yang kompleks yang sering kali diterbitkan karena
kesepakatan merger sebagian besar merupakan ekuitas yang memiliki dampak dilusi.
Perubahan tersebut penting untuk disusun ulang dan dijelaskan dalam akun modal.

BAB II
PENUTUP

A. Kesimpulan
Aktivitas pendanaan adalah suatu cara yang dilakukan perusahaan untuk
memperoleh uang untuk menutupi kebutuhan-kebutuhan perusahaan. Sumber pendanaan
eksternal ada dua yaitu pemilik atau pemegang saham, dan pemberi pinjaman.
Kewajiban lancar adalah kewajiban yang pelunasannya menggunakan aset lancar
atau munculnya kewajiban lancar lainnya. Pada praktiknya kewajiban lancar dicatat pada
nilai temponya bukn pada nilai waktu sekarang. Ada dua jenis kewajiban lancar yaitu yang
timbul dari aktivitas pendanaan dan yang timbul dari aktivitas operasi. Sedangkan
kewajiban tak lancar adalah kewajiban yang jatuh temponya tidak dalam satu tahun atau
siklus operasi.
Sewa merupakan suatu perjanjian antara pemilik dan penyewa yang
memberikan hak kepada penyewa untuk memakai aset pemilik selama sewa
berlangsung dan imbalan bagi pemilik adalah sipenyewa harus memberikan pembayaran
sewa yang disebut sewa minimum selama sewa berlangsung.
Terdapat dua manfaat pascapensiun, yaitu manfaat pensiun pemberi kerja
menjanjikan manfaat moneter kepada para pekerja, dan manfaat lain pascapensiun pemberi
kerja memberikan manfaat nonmoneter untuk pemeliharaan kesehatan dan asuransi jiwa.

B. Saran
Semoga makalah ini dapat memberikan manfaat dan bisa mempermudah kita
semua dalam memahami isi materi yang telah dipparkan diatas. Kritik, saran, dan masukan-
masukan dari semua pihak juga penyusun harapkan guna untuk melengkapi makalah ini
dan memperbaharui makalah lainnya.

DAFTAR PUSTAKA

https://hariantocanecity.blogspot.com/2017/08/aktivitas-pendanaan-perusahaan.html
K.R Subramanyam dan John J. Wild, Analisis Laporan Keuangan (Jakarta: Salemba Empat,
2012), hlm 169.
https://ahmadhuseinkonsepdanpengenalanpadalaporankeuangan.wordpress.com/2015/03/15/
analisis-aktivitas-pendanaan

Anda mungkin juga menyukai