Anda di halaman 1dari 24

PENGEMBALIAN ATAS INVESTASI MODAL DAN ANALISIS PROFITABILITAS

Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Analisis Keuangan

Dosen Pengampu:

Dr. Andriani Samsuri, SSos.,MM.

Disusun Oleh:

Dwi Nanda Sukma Prihantini NIM G93219071

Febristi Arania NIM G93219072

Qori’ Rahmania NIM G93219090

PROGRAM STUDI MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL SURABAYA

2021
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang,
Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat,
hidayah dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah
tentang “Pengembalian Atas Investasi Modal Dan Analisis Profitabilitas” pada matakuliah
Analisis Keuangan.

Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari
berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami
menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam
pembuatan makalah ini.

Terlepas dari semua itu, penulis menyadari bahwa makalah ini belum sempurna.
Oleh karena itu, saran dan kritik yang membangun dari pembaca agar kami dapat
memperbaiki makalah ini. Akhir kata kami berharap semoga makalah tentang
“Pengembalian Atas Investasi Modal Dan Analisis Profitabilitas” ini dapat memberikan
manfaat bagi para pembaca.

Surabaya, 1 Mei 2021


DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL.................................................................................................................i

KATA PENGANTAR..............................................................................................................ii

DAFTAR ISI...........................................................................................................................iii

BAB I

PENDAHULUAN.....................................................................................................................1

A. LATAR BELAKANG.................................................................................................1

B. RUMUSAN MASALAH.............................................................................................2

C. TUJUAN......................................................................................................................2

BAB II

PEMBAHASAN.........................................................................................................................

A. PENTINGNYA PENGEMBALIAN ATAS INVESTASI MODAL..........................3

B. KOMPONEN PENGEMBALIAN INVESTASI MODAL.........................................4

a) Definisi Investasi Modal..............................................................................................5

b) Aset Operasi Bersih.....................................................................................................5

c) Modal Ekuitas Biasa....................................................................................................6

d) Menghitung Investasi Modal Suatu Periode................................................................6

e) Penyesuaian atas Investasi Modal dan Laba................................................................7

f) Pengembalian atas Aset Operasi Bersih.......................................................................7

g) Pengembalian atas Ekuitas Pemegang Saham Biasa.................................................10

C. MENGANALISA PENGEMBALIAN ATAS ASET OPERASI BERSIH..............11

a) Pemisahan Pengembalian atas Aset Operasi Bersih..................................................11

b) Dampak Leverage Operasi.........................................................................................12

c) Hubungan antara Margin Laba dan Perputaran Aset.................................................12

d) Pemisahan Margin Laba............................................................................................12

e) Pemisahan Perputaran Aset........................................................................................14

f) Perputaran Piutang Usaha..........................................................................................15


g) Perputaran Persediaan................................................................................................15

h) Perputaran Aset Operasi jangka Panjang...................................................................16

i) Perputaran Utang Usaha............................................................................................16

j) Perputaran Modal Kerja Operasi Bersih....................................................................17

BAB III

KESIMPULAN.......................................................................................................................18

DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................19
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Untuk dapat memperoleh gambaran tentang perkembangan finansial suatu
perusahaan, perlu mengadakan analisa atau interpretasi terhadap data finansial dari
perusahaan bersangkutan, dimana ada finansial itu tercermin di dalam laporan
keuangan. Ukuran yang sering digunakan dalam analisa finansial adalah ratio.
Analisis laporan keuangan melibatkan penilaian baik risiko maupun pengembalian.
Istilah pengambilan atas investasi atau modal yang diinvestasikan (return on invested
capital) mengacu pada laba perusahaan relatif terhadap tingkat dan sumber
pendanaan. Pengembalian atas investasi modal digunakan dalam berbagai area
analisis termasuk mengukur efektivitas manajerial, mengukur profitabilitas, mengukur
ramalan laba dan ukuran untuk perencanaan serta pengendalian.
Angka ini merupakan ukuran keberhasilan perusahaan dalam penggunaan
dana untuk menghasilkan keuntungan. Juga merupakan ukuran baik atas risiko
solvabilitas perusahaan. Kita akan menjelaskan keragaman dalam ukuran
pengambilan atas investasi modal dan interpretasinya. hasil dari menganalisis
menganalisis laporan keuangan adalah rasio keuangan berupa angka-angka dan rasio
keuangan harus bisa dipertanggungjawabkan. Analisa laporan keuangan menyangkut
pemeriksaan keterkaitan angkaangka dalam laporan keuangan dan trend angka-angka
dalam beberapa periode, satu tujuan dari analisis laporan keuangan menggunakan
kinerja perusahaan yang lalu untuk memperkirakan bagaimana akan terjadi dimasa
yang akan datang.
Dalam Perhitungan pendapatan nasional dan statistik, investasi modal meliputi
hal yang lebih luas lagi. Dalam perhitungan pendapatan nasional, investasi meliputi
hal-hal:’ Seluruh nilai pembelian pengusaha atas barang-barang modal dan
pembelanjaan untuk mendirikan industri-industri, pengeluaran masyarakat untuk
mendirikan rumah-rumah dan tempat tinggal, pertambahan dalam nilai stok barang-
barang berupa bahan mentah, barang yang belum selesai di proses dan barang jadi.
Kita juga memisahkan pengambilan atas investasi modal menjadi berbagai komponen
untuk pemahaman mendalam atas kinerja dan operasi perusahaan masa depan.
Peranan leverage keuangan dan arti pentingnya untuk menganalisis pengambilan akan
diteliti.

B. RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan rumusan masalah yang telah diuraikan diatas maka rumusan masalah
pada makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Apa pentingnya pengembalian atas investasi modal?
2. Apa sajakah komponen pengembalian atas investasi modal?
3. Bagaimana analisis pengembalian atas aset operasi bersih?

C. TUJUAN

Berdasarkan pada rumusan masalah diatas, dapat diketahui tujuan dari makalah ini
adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui apa pentingnya pengembalian atas investasi modal.
2. Untuk mengetahui apa sajakah komponen pengembalian atas investasi modal.
3. Untuk mengetahui bagaimana analisis pengembalian atas aset operasi bersih.
BAB II

PEMBAHASAN

A. PENTINGNYA PENGEMBALIAN ATAS INVESTASI MODAL

Pertumbuhan pendapatan, laba bersih, dan aset merupakan ukuran kinerja


yang biasa digunakan dan saling berkaitan1. Analisis kinerja perusahaan
membutuhkan analisis bersama. Analisis ini dilakukan dengan cara menilai suatu
ukuran relatif terhadap ukuran lainnya. Hubungan antara laba dengan investasi modal,
disebut dengan pengembalian atas investasi modal atau ROIC atau ROI (Return on
Invesment). Ukuran ini digunakan untuk membandingkan keberhasilan suatu
perusahaan atas pengelolaan investasi modal.
Ukuran analisis ini berguna untuk menilai pengembalian perusahaan relatif
terhadap resiko investasi alternatif. Analisis pengembalian atas investasi ini
membandingkan laba perusahaan atau ukuran kinerja lainnya terhadap tingkat dan
sumber pendanaan perusahaan.
Analisis ini juga menentukan kemampuan perusahaan untuk meraih keberhasilan,
memperoleh pendanaan, membayar kreditor dan juga memberikan imbalan kepada
pemilik.
Pengembalian atas investasi modal digunakan dalam berbagai area dalam analisis,
diantaranya adalah sebagai berikut2:
a) Mengukur Efektivitas Manajerial
Manajemen bertanggung jawab pada aktivitas usaha perusahaan, oleh
karenanya tingkat pengembalian atas investasi modal terutama bergantung
pada keahlian, sumber daya, kepintaran, dan juga motivasi manajemen.
Manajemen lah yang membuat keputusan investasi, pendanaan, dan
juga operasi. Manajemen yang memilih tindakan, strategi perencanaan,
dan juga sebagai pelaksana. Jadi karena hal ini pengukuran pengembalian
atas investasi modal, terutama jika dilakukan dalam satu periode waktu
satu tahun atau lebih, merupakan ukuran efektivitas manajerial yang
relevan.

1
Subramanyam. Analisis Laporan Keuangan. Hlm. 142.
2
Ibid., hlm. 143.
b) Mengukur Profitabilitas
Pengukuran ini merupakan indikator penting atas kekuatan perusahaan
dalam waktu jangka panjang. Angka ini menggunakan ukuran ringkasan
utama dari laporan laba rugi (laba) dan neraca (pendanaan) untuk menilai
profitabilitas.
Ukuran profitabilitas ini memiliki keunggulan jika dibandingkan
dengan ukuran kekuatan keuangan jangka panjang lainnya atau solvabilitas
yang hanya menggunakan pos neraca (misalnya, rasio utang terhadap
ekuitas).
Angka ini dapat mengungkapkan pengembalian atas investasi modal
secara efektif dari berbagai perspektif kontributor pendanaan yang berbeda
(kreditor dan pemegang saham).
c) Ukuran Untuk Perencanaan Dan Pengendalian
Pengembalian atas investasi modal ini terdiri atas penghasilan dan
kerugian yang diperoleh segmen atau divisi perusahaan. Pengembalian
segmen ini terdiri atas penghasilan yang diperoleh tiap lin produk, proyek
dan komponen lainnya. Perusahaan yang dikelola dengan baik akan
mengendalikan pengembalian yang diperoleh tiap pusat laba dan
memberikan penghargaan bagi manajernya atas hasil tersebut.
Dalam mengevaluasi alternatif investasi, manajemen menilai kinerja
relatif terhadap taksiran pengembalian yang mana dari penilaian ini akan
diambil keputusan strategis dan rencana tindakan bagi perusahaan. Oleh
karenanya, pengembalian atas investasi modal ini memiliki peran penting
dalam perencanaan, penganggaran, koordinasi, evaluasi dan juga
pengendalian aktivitas usaha.

B. KOMPONEN PENGEMBALIAN INVESTASI MODAL


Menganalisis kinerja perusahaan dengan menggunakan pengembalian atas
investasi modal secara konsep sangat bagus dan menarik. Pengembalian atas investasi
modal (return on invested capital) dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut:
Laba
Return On Invested Capital=
Investasi Modal
Tidak ada kesepakatan menyeluruh mengenai perhitungan baik penyebut
maupun pembilang pada rumus tersebut. Perbedaan-perbedaan ini valid dan berasal
dari prespektif pengguna laporan keuangan yang berbeda-beda. Bagian ini
menguraikan perbedaan ini dan menjelaskan bagaimana penghitungan yang berbeda
akan relevan untuk analisis atau pengguna laporan keuangan yang berbeda.
Pembahasan akan dimulai dengan investasi modal, dan dilanjutkan dengan
pertimbangan atas laba.

a) Definisi Investasi Modal

Tidak ada ukuran universal atas investasi modal yang digunakan untuk
menghitung tingkat pengembalian. Ukuran investasi modal yang berbeda
mencerminkan prespektif pengguna laporan keuangan yang berbeda.
Bagian ini akan menjabarkan berbagai ukuran investasi modal dan
menjelaskan relevansinya bagi interpretasi dan pengguna laporan
keuangan yang berlainan.3

b) Aset Operasi Bersih

Pembagian laporan keuangan menjadi komponen operasi dan non-


operasi mengikuti pandangan bahwa aktivitas operasi merupakan aktivitas
yang paling bertahan lama dan relevan untuk penentuan harga saham.
Aktivitas operasi sangat penting artinya, dan perusahaan harus mampu
melakukannya dengan baik dalam jangka panjang jika ingin bertahan.
Dalam laporan laba rugi, aktivitas operasi biasanya meliputi penjualan,
harga pokok penjualan, dan beban penjualan, umum, serta administrasi
(Selling and general and administration – SG&A). Pada neraca aktivitas
aktivitas operasi diwakili oleh asset dan kewajiban yang berhubungan
dengan akun-akun laporan laba rugi diatas, seperti piutang usaha,
persediaan, asset tetap, utang usaha, dan bebanyang masih harus dibayar
(accured expenses).
Pendekatan yang dapat dilakukan adalah dengan menganalisis
perusahaan dimensi operasi/non-operasi dengan pengembalian asset
operasi bersih (return on net operating assets – RNOA) sebagai ringkasan
ukuran kinerja. RNOA, yang akan dilihat lebih mendalam nantinya,
didefinisikan sebagai berikut

3
Ibid., hlm. 144
Laba operasi bersih setelah pajak (NOPAT )
RNOA=
Rata−rata aset operasibersih (NOA)

Lebih spesifik lagi, aset operasi terdiri atas total aset dikurangi aset
keuangan seeprti investasi dalam efek yang dapat diperdagangkan.
Kewajiban operasi terdiri atas total kewajiban dikurangi utang yang
dikenakan bunga. Aset operasi dikurangi kewajiban operasi menghasilkan
aset operasi bersih (net operating assets – NOA). Ukuran laba yang dapat
dibandingkan aset operasi bersih adalah aset operasi bersih setelah pajak
(net operating profit after tax – NOPAT), yang sama dengan pendapatan
dikurangi beban operasi seperti harga pokok penjualan, beban SG&A, dan
pajak (NOPAT mengecualikan laba investasi dan beban bunga). 4

c) Modal Ekuitas Biasa

Pengembalian ekuitas biasa (return on common equity – ROCE)


dinyatakan sebagai berikut:
Laba bersih−dividen saham preferen
ROCE=
Rata−rataekuitas saham

Ekuitas biasa sama dengan total ekuitas pemegang saham dikurangi


saham preferen. Saham preferen dikeluarkan dari perhitungan karena dari
sudut pandang pemegang saham biasa, saham preferen memiliki klaim tetap
atas aset bersih dan arus kas perusahaan, sama halnya seperti utang.

Ekuitas biasa dapat juga dinyatakan sebagai total aset dikurangi utang
dan saham preferen. Proporsi utang dan pendanaan ekuitas atas aset
merupakan keputusan struktur modal yang harus diambil setiap perusahaan.
Jumlah ekuitas dalam struktur modal, atau jumlah ekuitas yang digunakan
dalam perhitungan pengembalian atas ekuitas, merupakan fungsi dari
sampai sejauh mana perusahaan didanai dengan utang (di mana lebih
banyak utang berarti lebih sedikit ekuitas).5

d) Menghitung Investasi Modal Suatu Periode

4
Ibid., hlm. 144-145
5
Ibid., hlm. 145-146
Investasi modal untuk suatu periode umumnya dihitung menggunakan
rata-rata modal yang tersedia bagi perusahaan selama periode tersebut.
Angka rata-rata tersebut digunakan untuk mencerminkan perubahan
investasi modal yang terjadi selama periode. Metode yang paling umum
digunakan adalah menambahkan saldo awal dan akhir tahun investasi
modal lalu dibagi dua.

e) Penyesuaian atas Investasi Modal dan Laba

Analisis pengembalian atas investasi modal menggunakan angka


laporan keuangan sebagai titik awal. Banyak angka akuntansi meminta
penyesuaian analitis. Beberapa angka yang tidak dilaporkan di dalam
laporan keuangan juga perlu diperhitungkan. Beberapa penyesuaian,
seperti yang berhubungan dengan persediaan, memengaruhi pembilang
maupun penyebut investasi modal, sehingga mengurangi dampaknya,
analisis, pengembalian, atas investasi modal seharusnya menggunakan
angka laporan keuangan yang telah disesuaikan secara wajar.6

f) Pengembalian atas Aset Operasi Bersih

Pengembalian atas aset operasi bersih (return on net operating assets –


RNOA) dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut :
Laba operasi setelah pajak ( NOPAT )
RNOA=
Rata−rata aset operasi bersih(NOA)
Rumus diatas, aset operasi bersih (net operating assets – NOA) sama
dengan aset operasi dikurangi kewajiban operasi. Aset dan kewajiban
operasi adalah pos yang dibutuhkan untuk menjalankan usaha perusahaan
meliputi kas, piutang usaha, persediaan, beban bayar dimuka, aset pajak
tangguhan, aset tetap, dan investasi jangka panjang yang terkait dengan
akuisisi strategis (seperti investasi metode ekuita, goodwill, dan aset tak
berwujud).
Kewajiban non-operasi meliputi obligasi dan kewajiban jangka
panjang lain yang dikenakan bunga, serta bagian tidak lancar sewa guna
usaha modal. Kewajiban keuangan bersih (net financial obligations –
NFO) sama dengan kewajiban non-operasi dikurangi asset non-operasi

6
Ibid., hlm. 146-147
(kewajiban disebutkan pertama kali untuk menghasilkan angka positif
karena kebanyakan jumlah kewajiban keuangan perusahaan lebih besar
dari asset keuangannya).

Karena persamaan akuntansi menyatakan bahwa Aset = Kewajiban +


Ekuitas, dapat menyatakan neraca dengan identitas berdasarkan operasi
dan non-operasi sebagai berikut :

NOA=Kewajiban keuangan bersih ( NFO ) + Ekuitas pemeganga saham( SE)

Untuk Excell Corporation (Tampilan 8.2), asset operasi bersih (NOA)


sama dengan total asset dikurangi asset non-operasi, seerti investasi jangka
pendek dan jangka panjang dalam efek yang diperdagangkan. Kewajiban
operasi sama dengan total kewajiban dikurangi kewajiban non-operasi,
seperti wesel dibayar pada bank, bunga lancar kewajiban jangka panjang,
dan kewajiban jangka panjang. Aset operasi bersih (NOA) untuk tahun ke-
8 dan ke-9 dihitung sebagai berikut :

Kewajiban keuangan bersih (net financial obligation – NFO) sama


dengan kewajiban non-operasi dikurangi aset non-operasi (kewajiban
disebutkan pertama kali untuk menghasilkan angka positif karena
kebanyakan jumlah kewajiban keuangan perusahaan lebih besar dari aset
keuangannya).7
Kewajiban keuangan bersih sama dengan kewajiban keuangan wesel
dan utang lain serta utang dividen, dikurangi asset keuangan seperti
investasi jangka pendek dann jangka panjang dalam efek yang dapat
diperdagangkan. Untuk Excell, NFO untuk tahun ke-8 dan ke-9 diapat
dihitung sebagai berikut :

7
Ibid., hlm. 147
Pembilang rumus RNOA, laba operasi bersih setelah pajak (net
operating profit after tax – NOPAT), adalah laba setelah pajak yang
dihasilkan dari asset operasi bersih. Laba operasi termasuk penjualan
dikurangi harga pokok penjualan (cost of goods sold – COGS), beban
operasi (Operating Expense – OE) seperti beban penjualan, umum dan
administrasi (Selling, General, and Administrative – SG&A), serta pajak
penghasilan. Beban pajak operasi memiliki dua komponen, yaitu cadangan
pajak dikurangi perlindungan pajak. Perlindungan pajak atas bunga
mengacu pada pengurangan laba kena pajak (dan akibatnya, beban pajak)
yang timbul dari beban bunga dapat dikurangkan. Perlindungan pajak atas
bunga mengurangi tarif pajak efektif (beban pajak/laba sebelum pajak)
yang diterapkan pada laba operasi sebelum pajak maupun pendapatan
beban non-operasi. Pos-pos yang dikeluarkan dari NOPAT termasuk
pendapatan dan beban bunga, pendapatan dividen, keuntungan dan
kerugian investasi non-operasi, serta laba atau rugi dari operasi yang
dihentikan (semua dihitung setelah dikurangi pajak). Khususnya NOPAT
dapat dihitung sebagai berikut:

NOPAT =¿ ( Penjualan−BebanOperasi ) x ¿)

Untuk Excell, berikut NOPAT untuk tahun ke-8 dan ke-9

g) Pengembalian atas Ekuitas Pemegang Saham Biasa

Pengembalian atas ekuitas biasa umumnya hanya memperhitungkan


ekuitas pemegang saham biasa dari seluruh investasi modal. Pengembalian
atas ekuitas biasa Excell Corporation untuk tahun ke-9 dihitung sebagai
berikut:
Laba bersih−deviden saham preferen
Rata−rata ekuitas pemegang saham biasa
$ 104.148−$ 0
=14,46 %
($ 668.305+ $ 772.454)/2

Tingkat pengembalian atas ekuitas pemegang saham biasa Excell yang


lebih tinggi jika dibandingkan dengan pengembalian atas aset operasi
bersih mencerminkan dampak leverage keuangan yang menguntungkan.8

C. MENGANALISA PENGEMBALIAN ATAS ASET OPERASI BERSIH

Pengembalian investasi modal berguna dalam evaluasi manajemen, analisis


profitabilitas, serta perencanaan dan pengendalian.9 Penggunaan pengembalian atas
investasi modal untuk tugas-tugas di atas menuntut pemahaman menyeluruh atas
pengukuran pengembalian ini. Ini karena pengukuran pengembalian mengandung
komponen yang berpotensi untuk menyumbangkan pemahaman atas kinerja
perusahaan. Bagian ini akan membahas pengembalian tersebut ketika investasi modal
dilihat dari sudut pandang operasi, biasanya disebut sebagai pengembalian atas asset
operasi bersih (RNOA) Return on net operating assets. Merupakan rasio yang
digunakan untuk mengukur kinerja operasi suatu perusahaan.
a) Pemisahan Pengembalian atas Aset Operasi Bersih
laba operasi bersih setelah pajak ( NOPAT )
RNOA=
Rata−rata aset operasi bersih(NOA)
Hasilnya yaitu, semakin tinggi hasil rasi menunjukkan bahwa
perusahaan lebih efektif mengelola rata-rata asset operasinya untuk
menghasilkan jumlah laba operasi bersih yang lebih besar. Dibandingkan
dengan perusahaan lainnya.
Kita dapat memisahkan pengembalian ini menjadi komponen yang
bermakna secara relative terhadap penjualan. Pemisahan pengembalian
atas asset operasi bersih adalah:

RNOA = Margin Laba Operasi Bersih X Perputaran Asset


Operasi Bersih

8
Ibid., hlm. 151
9
Ibid, hal 152
Margin NOPAT dan perputaran NOA merupakan pengukuran yang
bermanfaat dan menuntut analisis mendapatkan pemahaman atas
profitabilitas suatu perusahaan.
Tingkat analisis yang pertama berfokus pada interaksi antara margin
NOPAT dengan perputaran NOA. Tingkat analisis yang kedua menyoroti
faktor-faktor penting lain yang menentukan margin laba dan asset.
b) Dampak Leverage Operasi
Dampak kewajiban operasi terlihat dalam alternative persamaan RNOA
berikut ini :
NOPAT Penjualan
RNOA= x x(1+OLLEV )
Penjualan Rata−rataOA

Dimana OA adalah asset operasi kotor dan OLLEV (kewajiban rata-


rata/Rata-rata NOA) adalah rasio leverage kewajiban operasi. Karena
OLLEV memiliki nilai positif, kenaikan OLLEV akan meningkatkan
RNOA.10
c) Hubungan antara Margin Laba dan Perputaran Aset
Hubungan antar margin NOPAT dan perputaran NOA diilustrasikan
pada Figure 8.4 seperti yg ada pada gambar, yaitu RNOA sama dengan
margin NOPAT dikalian dengan perputaran NOA, PT X memperoleh rnoa
sebesar 10% dengan margin nopat yg relatif tinggi dan perputaran noa
yang rendah. Sedangkan PT Z sebalikya margin yang rendah tetapi
perputaran NOA yang tinggi, lalu sedangkan PT Y berada di tengah”.
Maksutnya yaitu setiap perusahaan
Margin laba merupakan fungsi dari penjualan (harga jual x unit terjual)
dan beban operasi. Perputaran juga merupakan fungsi dari penjualan
(penjualan/asset). Akibatnya, meningkatkan margin laba dengan
menaikkan harga jual akan berdampak pada unit terjual. Pengurangan
beban operasi yang berkaitan dengan pemasaran sebagai usaha
meningkatkan profitabilitas juga biasanya berdampak pada permintaan
untuk meningkatkan profitabilitas juga biasanya akan berdampak pada
permintaan atas produk. Harga jual, pemasaran, litbang, produksi, dan

10
Ibid, hal 153
sejumlah area usaha lain harus dikelola secara efektif untuk
memaksimalkan RNOA.
d) Pemisahan Margin Laba11
Margin Laba operasi (OPM) didefenisikan sebagai : tujuannya
mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba operasi dari
hasil penjualan bersih perusahaan
laba operasi bersih sebelum pajak /ebit
OPM=
penjualan
Margin laba operasi merupakan fungsi dari harga jual per unit produk
produk atau jasa dibandingkan dengan biaya per unit yang dikeluarkan
untuk membawa produk atau jasa tersebut ke pasar dan memenuhi
kebutuhan pelanggan setelah penjualan. Untuk tujuan analisis, margin
laba sebelum pajak dapat dipisahkan menjadi beberapa komponen:
PM sebelum pajak = PM penjualan sebelum pajak + PM
sebelum pajak lainnya.
PM penjualan sebelum pajak = (margin kotor ÷ penjualan) – (beban
penjualan ÷ penjualan) – (beban
administrasi ÷ penjualan) – (litbang ÷
penjualan).
PM sebelum pajak lainnya = (laba ekuitas ÷ penjualan)
Beberapa hal penting dalam analisa profitabilitas:
1. Laba Kotor (Gross Profit) merupakan rasio yang digunakan untuk
membandingkan laba kotor dengan penjualan.
Laba Kotor diukur dari pendapatan dikurangi harga pokok
penjualan, dan sering dilaporkan dalam bentuk persentase yang
dihitung dari laba kotor dibagi dengan penjualan. Laba kotor harus
cukup besar untuk mendanai pengeuaran bersifat diskresi penting yang
berorientasi pada masa depan seperti penelitian dan pengembangan,
pemasaran, serta iklan.12
Analisa terhadap perubahan penjualan dan harga pokok
penjualan akan berguna dalam mengidentifikasi pendorong utama laba

11
Ibid, hal 157
12
Ibid, hal 158
kotor. Perubahan laba kotor sendiri sering kali terjadi akibat salah satu
atau kombinasi dari perubahan berikut:
a) Kenaikan (penurunan) volume penjualan
b) Kenaikan (penurunan) harga jual unit
c) Kenaikan (penurunan) biaya per unit
2. Beban Penjualan (Selling expenses)
Pentingnya hubungan antara beban penjualana dan pendapatan
bervariasi untuk tiap industry dan perusahaan. Di beberapa perusahaan
tertentu, beban penjualan terutama komisi yang sangat bersifat
variable, sementara di perusahaan lain sebagian besar bersifat tetap.13
Ketika beban penjualan sebagai persentase dari pendapatan
menunjukkan adanya kenaikan, yang perlu menjadi perhatian adalah
kenaikan beban penjualan yang menghasilkan kenaikan pendapatan.
Beberapa beban promosi penjualan tertentu khususnya periklanan,
menghasilkan manfaat sekarang dan masa depan. Mengukur manfaat
masa depan yang diberikan oleh beban ini memang cukup sulit. Selain
memengaruih penjualan masa depan, pengeluaran ini juga
memberikan pandangan tentang kecenderungan manajemen untuk
mengelolah laba yang dilaporkan.
3. Beban Umum dan Administrasi (General and Administrative
Expenses)
Sebagian besar beban umum dan administrasi bersifat tetap,
kebanyakan karena beban ini meliputi pos-pos seperti gaji dan sewa.
e) Pemisahan Perputaran Aset
Ukuran standar perputaran asset untuk menentukan pengembalian atas
asset adalah:
Penjualan
Rata−rata aset operasi bersih
Perubahan komponen pada tingkat perputaran setiap asset dapat
berguna dalam analisis suatu perusahaan. Bagian berikut akan membahas
perputaran asset untuk komponen akun asset dan akun kewajiban. Ukuran
utilitas asset yang paling relevan adalah penjualan karena penjualan pada
dasarnya adalah laba. Umumnya tingkat perputaran mencerminkan
13
Ibid, hal 159
produktivitas relative tiap asset, atau tingkat volume penjualan yang kita
peroleh dari setiap nilai yang diinvestasikan dalam satu asset tertentu.
Namun bukan berarti tingkat perputaran asset yang lebih tinggi lebih baik
daripada yang rendah. Memang kita dapat meningkatkan tingkat
perputaran dengan menurunkan investasi dalam asset tetapi hal tersebut
bisa saja menjadi kontraproduktif. Contoh ; Kita membutuhkan tingkat
persediaan tertentu untuk mendukung tingkat penjualan saat ini. Jika
tingkat ini mengalami penurunan, kita menghadapi resiko kehabisan
barang dan kehilangan penjualan. Jadi, investasi dalam asset harus
dioptimalkan dan tidak selalu harus diminimalkan.
f) Perputaran Piutang Usaha
Tingkat perputaran piutang usaha didefenisikan sebagai berikut:
Penjualan
rata−rata piutang besih
Piutang merupakan asset yang harus didanai oleh biaya modal.Selain
itu piutang memiliki resiko penagihan dan membutuhkan overhead
tambahan dalam bentuk bagian kredit dan penagihan. Dari sudut pandang
ini, mengurangi tingkat piutang akan mengurangi biaya tersebut. Akan
tetapi, jika kita mengurangi terlalu banyak melalui kebijakan kredit yang
terlalu ketat dampaknya akan merugikan penjualan. Oleh karena itu
piutang harus bisa dikelolah secara efektif.14
Pandangan alternative dari perputaran piutang usaha adalah periode
penagihan rata-rata yang dihitung dari:
Piutang Usaha
Periode Penagihan Piutang=
Hari Penjualanrata−rata
Ukuran ini mencerminkan lamanya piutang usaha belum tertagih
secara rata-rata.

g) Perputaran Persediaan
Tingkat perputaran persediaan dapat dihitung sebagai berikut:
Harga pokok penjualan
Perputaran Persediaan=
Saldo persediaan rata−rata
Rasio ini menggunakan HPP sebagai ukuran volume penjualan karena
penyebutnya, persediaan dilaporkan berdasarkan harga perolehan bukan
harga pasar. Oleh karena itu, baik pembilang maupun penyebut diukur
dari harga perolehannya. Selain itu, persediaan membutuhkan biaya
sebagai pendanaan dan menimbulkan tambahan biaya da;am bentuk
asuransi, penyimpanan logistic, dll. Penurunan rasio perputaran
persediaan sering kali mengindikasikan bahwa produk perusahaan tidak
kompetitif, mungkin karena ketinggalan zaman atau teknologi. Perusahaan
menginginkan persediaan dalam jumlah mencukupi untuk memenuhi
tuntutan pelanggan tanpa kehabisan persediaan dan tidak lebih pula.
Seperti periode penagihan rata-rata, pandangan alternative tingkat
perputaran persediaan adalah :15
14
Ibid, hal 160
15
Ibid, hal 161
rata−rata jumlah hari dalam persediaan= persediaan ÷ rata−rata hariharga pokok pe
Rata-rata jumlah hari dalam persediaan memberikan indikasi tentang
rentang waktu persediaan tersedia untuk dijual. Untuk mencapai jumlah
hari rata-rata dalam persediaan sesedikit mungkin, kita dapat
meminimalkan bahan baku melalui teknik manajemen produksi, seperti
pengiriman just-in-time, atau pengurangan persediaan dalam proses
melalui penggunaan proses produksi secara efisien yang menghilangkan
bottleneck. Selain itu, perusahaan ingin meminimalkan persediaan barang
jadi dengan sebisa mungkin melakukan produksi berdasarkan pesanan
bukan perkiraan permintaan. Alat manajemen ini akan meningkatkan
perputaran persediaan dan mengurangi jumlah rata-rata dalam persediaan.

h) Perputaran Aset Operasi jangka Panjang


Perputaran asset operasi jangka panjang dihitung sebagai berikut :
Penjualan
Perputaranaset operasi jangka panjang=
Saldo aset operasi jangka panjang rata−rata

Industri padar modal seperti perusahaan manufaktur membutuhkan


investasi besar dalam asset jangka panjang.Oleh karena itu, perusahaan ini
memiliki perputaran asset operasi jangka panjang yang lebih rendah
dibandingkan perusahaan yang tidak padat modal seperti perusahaan
jasa.16
Tingkat perputaran asset operasi jangka panjang dapat ditingkatkan
dengan meningkatkan pembilang melalui kenaikan produksi (penjualan)
atau dengan mengurangi penyebut.
i) Perputaran Utang Usaha
Aset operasi lancar seperti persediaan sebagian besar didanai oleh
utang usaha. Utang ini biasanya mewakili pendanaan bebas bunga
sehingga lebih murah daripada menggunakan uang yang dipinjam untuk
mendanai pembelian persediaan atau produksi. Tingkat perputaran utang
usaha dihitung sebagai berikut :
Harga pokok penjualan
Perputaran utang usaha=
Saldo utang rata−rata

16
Ibid, hal 162
Karena dirasa lebih murah, perusahaan lebih memilih untuk
memanfaatkan sumber pendanaan murah ini sebanyak mungkin sehingga
memiliki tingkat perputaran utang usaha yang rendah (artinya tingkat
utang yang tinggi).Menurunkan tingkat perputaran utang usaha dapat
dicapai dengan menunda pembayaran kepada pemasok, di mana penudaan
pembayaran ini dapat mengganggu hubungan dengan pemasok jika
digunakan secara berlebihan.Oleh karena itu, utang harus dikelola secara
cermat.
j) Perputaran Modal Kerja Operasi Bersih
Modal Kerja operasi bersih sama dengan asset operasi lancar dikurangi
kewajiban operasi lancar. Tingkat perputaran modal kerja operasi dihitung
sebagai berikut :
Penjualanbersih
Perputaranmodal kerja operasi bersih=
Saldo modal kerja operasi bersih rata−rata
Perusahaan umumnya menginginkan tingkat perputaran modal kerja
operasi bersih yang lebih tinggi daripada lebih rendah, karena perputaran
modal kerja operasi yang lebih tinggi mencerminkan investasi dalam
modal kerja yang lebih kecil untuk setiap penjualan.
BAB III

KESIMPULAN

1. Ukuran analisis ini berguna untuk menilai pengembalian perusahaan relatif terhadap
resiko investasi alternatif. Pengembalian atas investasi modal digunakan dalam berbagai
area dalam analisis, yakni untuk mengukur efektivitas manajerial, mengukur profitabilitas
dan sebagai ukuran untuk perencanaan dan pengendalian.
2. Komponen yang terkandung di dalam pengembalian investasi modal adalah sebagai
berikut, investasi modal, aset operasi bersih, model ekuitas biasa, menghitung investasi
modal suatu periode, penyesuaian atas investasi modal dan laba, pengembalian atas aset
operasi bersih, pengembalian atas ekuitas pemegang saham biasa.
3. Penggunaan pengembalian atas investasi modal untuk evaluasi manajemen, analisis
profitabilitas, serta perencanaan dan pengendalian menuntut pemahaman menyeluruh atas
pengukuran pengembalian ini.Ini karena pengukuran pengembalian mengandung
komponen yang berpotensi untuk menyumbangkan pemahaman atas kinerja perusahaan.
pengembalian ketika investasi modal dilihat dari sudut pandang operasi, biasanya disebut
sebagai pengembalian atas asset operasi bersih (RNOA).
DAFTAR PUSTAKA

K.R Subramanyam, John J. Wild, Analisis Laporan Keuangan, Terj. Dewi Yanti (Jakarta
Selatan : Penerbit Salemba Empat, 2016)

Anda mungkin juga menyukai