ANGGARAN PIUTANG
Disusun untuk memenuhi tugas maka kuliah Budgeting
Dosen Pengampu:
Citra Mulya Sari, S. E. Sy., M. E.
2022
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Puji syukur kehadirat Allah SWT, kami kelompok 10 mata kuliah Budgeting dapat
menyelesaikan tugas makalah dengan judul “ Anggaran Piutang”. Kami mengucapkan terima
kasih kepada semua pihak yang telah memberikan dukungan dan bimbingan. Sehingga, kami
dapat memenuhi tugas mata kuliah Budgeting.
1. Bapak Prof. Dr. H. Maftukhin, M. Ag. Selaku rektor Universitas Islam Negeri Sayyid Ali
Rahmatullah Tulungagung.
2. Bapak H. Dede Nurrohman, M. Ag. Selaku ketua dekan Fakultas Ekonomi Dan Bisnis
Islam.
3. Bapak M. Aqim Adlan, M. E. I. Selaku ketua jurusan Perbankan Syariah.
4. Ibu Citra Mulya Sari, S. E. Sy., M. E. Selaku dosen pengampu mata kuliah Budgeting.
5. Semua pihak yang telah membantu terselesaikannya penulisan makalah ini.
Kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah masih terdapat banyak kekurangan, untuk
itu kami mengharapkan saran serta kritik yang membangun. Semoga penyajian materi yang
kami berikan dapat bermanfaat di kehidupan kita sehari-hari.
Wassalamualaikum Wr. Wb
Penyusun
i
DAFTAR ISI
BAB I ...................................................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN ................................................................................................................................. 1
1.1 Latar Belakang ............................................................................................................................ 1
1.2 Rumusan Masalah ...................................................................................................................... 1
1.3 Tujuan .......................................................................................................................................... 1
BAB II .................................................................................................................................................... 2
PEMBAHASAN .................................................................................................................................... 2
2.1 Pengertian Anggaran Piutang.................................................................................................... 2
2.2 Jenis dan Manfaat Anggaran Piutang ...................................................................................... 3
2.3 Faktor-Faktor Pertimbangan Penyusunan Anggaran Piutang .............................................. 6
2.3 Faktor yang Mempengaruhi Anggaran Piutang ...................................................................... 7
2.5 Penyusunan Anggaran Piutang ............................................................................................... 10
BAB III................................................................................................................................................. 17
PENUTUP ............................................................................................................................................ 17
3.1 Kesimpulan ................................................................................................................................ 17
3.2 Saran .......................................................................................................................................... 17
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Piutang merupakan hak menagih sejumlah uang dari kreditor kepada debitor yang
timbul karena adanya suatu transaksi penjualan kredit. Piutang termasuk dalam kelompok
akun aktiva lancar. Dalam setiap laporan keuangan sering kali dijumpai piutang dalam
neraca suatu entitas, baik berupa piutag dagang maupun piutang wesel. Hal ini
menunjukkan betapa pentingnya akun piutang bagi suatu entitas.
Dalam setiap laporan keuangan sering kali dijumpai piutang dalam neraca siatu
entitas,baik berupa piutag dagang maupun piutang wesel. Hal ini menunjukkan betapa
pentingnya akun piutang bagi suatu entitas.
Piutang penting bagi para manajer dan investor karena beberapa sebab, sebab pertama
yaitu karena piutang merupakan aset dalam laporan keuangan yang harus mencerminkan
nilainya. Kedua,persoalan menyangkut piutang adalah dasar untuk penentuan laba dan
pengukuran kinerja perusahaan. Ketiga, piutang dagang dapat menjadi aset yang tidak
produktif.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan Anggaran Piutang?
2. Apa saja jenis dan manfaat Anggaran Piutang?
3. Apa saja factor yang harus dipertimbangkan saat menyusun Anggaran Piutang?
4. Apa saja factor yang mempengaruhi Anggaran Piutang?
5. Bagaimana cara menyusun Anggaran Piutang?
1.3 Tujuan
1. Memahami materi tentang Anggaran Piutang
2. Mengetahui jenis Anggaran Piutang
3. Mengetahui manfaat Anggaran Piutang
4. Memahami factor-faktor Anggaran Piutang
5. Mengetahui cara Menyusun Anggaran Piutang
1
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Anggaran Piutang
Piutang adalah hak menagih sejumlah harta dari kreditor kepada debitor yang tersedia
melunasi pada waktu mendatang. Piutang usaha adalah piutang yang timbul Karena menjual
barang atau jasa secara kredit. Anggaran piutang merupakan anggaran yang direncanakan
tentang jumlah taksiran piutang perusahaan beserta perubahan-perubahannya dari waktu ke
waktu dimasa yang akan datang, akibat adanya transaksi penjualan yang dilakukan
perusahaan secara kredit, yang di dalamnya menunjukan sisa piutang belum tertagih, dan
jumlah piutang yang akan diproyeksikan tertagih selama periode anggaran perusahaan.
Dengan disusunnya anggaran piutang ini, akan bermanfaat bagi perusahaan: Dapat
mengetahui besar piutang yang terjadi, jumlah piutang yang akan tertagih, serta dapat
mengetahui sisa piutang yang belum tertagih dari waktu ke waktu selama periode yang akan
datang1.
1. Character, Bagaimana sifat atau watak seseorang. Sifat dan watak pelanggan benar-
benar harus dapat dipercaya, jujur, berniat baik untuk membayar utangnnya.
2. Capacity, Bagaimana kemampuan dan kesanggupan membayar kreditnya. Dapat dilihat
dari kekayaan yang dimilikinya (laporan keuanggannya).
3. Capital, yaitu kondisi posisi keuangan calon debitur, lihat perbandingan posisi utang
dengan kekayaannya, berikut komposisi laporan laba ruginya.
4. Condition, yaitu dinilai kondisi ekonomi, sosial, dan politik, budaya, dan keamanan masa
yang akan datang.
5. Collateral, yaitu adanya jaminan kredit yang diberikan, bisa dalam bentuk garansi bank,
ataupun jaminan tambahan lainnya. 2
1 Suhardi. BUDGETING: Perusahaan,Koperasi,dan Simulasinya. (Yogyakarta: Penerbit Gava Media: 2019) hal. 144
2 Ibid.
2
Selain 5 C tersebut, perlu juga dianalisis dengan 7 P, yaitu:
4. Prospect, bagaimana proyeksi kondisi usaha debitur dimasa datang mendatang, apa
menguntungkan atau tidak.
5. Payment, bagaimana kesanggupan debitur dalam mengembalikan kredit yang telah
diambilnya.
6. Propability, kemampuan debitur dalam mencari laba
7. Protection, bagaimana untuk menjaga agar kredit gagal bayar, debitur dapat memberi
jaminan perlindungan, seperti dalam bentuk asuransi.3
Namun sebenarnya pemberian kredit dalam dunia bisnis adalah merupakan trust
(kepercayaan), karena jika perusahaan kehilangan trust dari partner bisnisnya, maka ia akan
kehilangan opportunity (kesempatan) bisnis juga
Piutang wesel ( notes receivable) adalah piutang yang didukung janjitertulis dalam
bentuk wesel. Piutang wesel dan piutang surat berhargadapat terjadi karena menjual barang
secara kredit atau pemberian pinjaman dalam bentuk uang. Piutang uang muka dapat terjadi
sebagai uang muka beli barang atau uang muka kerja (seperti: pasang iklan atau membuat
baleho).
Piutang usaha (account receivable) adalah piutang yang timbul sebagai akibat menjual
barang atau jasa secara kredit dari usaha pokok perusahaan. Piutang usaha berbeda dengan
piutang dagang. Piutang usaha meliputi piutang dagang, sedangkan piutang dagang hanya
3
terdapat pada perusahaan dagang yang menjual barang dagangannya secara kredit. Piutang
usaha meliputi seluruh macam/ jenis perusahaan yang menjual barang atau jasa dari usaha
pokoknya secara kredit.
Anggaran piutang yang dimaksud dalam pembahasan ini adalah anggaran piutang
usaha. Hal ini bukan berarti jenis piutang lainnya tidak penting untuk dianggarkan, melainkan
karena piutang usaha timbul oleh kebijakan perusahaan untuk memperlancar kegiatan
penjualan dan kegiatan penjualan merupakan ujung tombak maju mundurnya suatu
perusahaan.4
Piutang usaha sebagai investasi yang biasanya terdapat pada harta lancar mempunyai
beberapa manfaat, antara lain dapat memperlancar dan memperbesar omzet barang yang
dijual, mampu bersaing, memperluas pelanggan, dan meningkatkan kemampuan laba
perusahaan.Pemberian piutang usaha dimaksudkan agar dapat memperlancar dan
memperbesar omzet barang yang dijual karena kegiatan penjualan merupakan ujung tombak
maju mundurnya suatu perusahaan.Keberhasilan perusahaan dimulai dari kemampuan
perusahaan menjual barang atau jasa dari usaha pokoknya.Kebijakan pemberian piutang
usaha agar perusahaan mampu bersaing dalam menjual produknya. Dalam kebijakan
pemberian piutang perlu diperhatikan:
a. Mengenai batas maksimal (plafon) piutang yang diberikan untuk berbagai tingkatan
debitur. Tingkatan debitur digolongkan berdasarkan risiko tidak memenuhi
kewajibannya sesuai janji.Misalnya, debitur yang tingkat risikonya 20% tidak diberikan
piutang, debitur yang tingkat risikonya 15% diberikan piutang maksimal Rp1.000.000,
debitur dengan tingkat risiko 10%diberikan piutang maksimal Rp2 juta, debitur dengan
tingkat risiko5% diberikan piutang maksimal Rp5 juta, dan seterusnya.
b. Penentuan jangka waktu kredit, yaitu berapa lama debitur harus melunasi utangnya.
Contoh: 2/ 10/ net 30, artinya pembayaran dilakukan dalam waktu 10 hari sesudah waktu
penyerahan barang maka debitur mendapatkan potongan sebesar 2% dari harga jual dan
pembayaran selambat-lambatnya dilakukan dalam waktu 30 hari sesudah penyerahan
barang.
4 Aisyah,Nur. Modul : Penganggaran Perusahaan.( Universitas Mercu Buana: Pusat Pengembangan Bahan Ajar). Hal 2-3
4
Pemberian piutang usaha dapat memperluas pelanggan dan dapat menjalin hubungan
yang baik dengan pelanggan bila pelanggan dalam pembayaran.
Apabila piutang yang diberikan tersebut lancar pembayarannya dan dapat memperbesar
tingkat barang yang dijual, maka piutang yang diberikan dapat meningkatkan kemampuan
laba (profitabilitas) perusahaan. Berdasarkan manfaat pemberian piutang tersebut maka
diperlukan adanya penganggaran piutang agar piutang yang diberikan terencana dan terarah
sehingga mempermudah pengembalian piutang.5
1. Menentukan besarnya jumlah penjualan tunai dan jumlah penjualan kredit yang
dihasilkan oleh suatu perusahaan dalam jangka waktu satu bulan atau triwulan.
2. Menentukan besarnya Bad debts atau besarnya piutang tak tertagih yang harus
dicadangkan.
3. Mengetahui mengidentifikasi besarnya term of credit. Memperhatikan kemungkinan
adanya bunga untuk penjualan kredit.
4. Menyusun ke dalam bentuk table-table yang sistematis 7
5 Ibid. Hal.3-4
6 Ibid. Hal 4-5
7 Ibid
5
2.3 Faktor-Faktor Pertimbangan Penyusunan Anggaran Piutang
Faktor-faktor yang perlu menjadi pertimbangan seorang manajer dalam penyusunan anggaran
piutang adalah:
1. Keadaan Persaingan Pasar. Persaingan pasar yang ketat akan memaksa perusahaan
melakukan transaksi penjualan secara kredit. Jika kondisi perusahaan cukup kuat, dan
tidak ada persaingan yang ketat, maka akan memperkecil penjualan secara kredit.
2. Volume Barang yang dijual secara kredit. Apabila barang yang dijual secara kredit lebih
besar dari pada yang dijual secara tunai, maka jumlah piutang yang dianggarkan akan
besar pula.
3. Standart Kredit. Standart Kredit yang longgar, dapat memperbesar piutang yang terjadi,
maka dapat semakin besar pula risiko piutang yang terjadi. Sebaliknya standar kredit
yang ketat, akan dapat memperkecil piutang yang terjadi.
4. Jangka waktu kredit. Semakin panjang jangka waktu kredit yang diberikan, maka
semakin besar pula piutang usaha yang akan terjadi, demikian juga sebaliknya, semakin
pendek jangka waktu kredit yang diberikan, maka akan memperkecil piutang usaha yang
terjadi.
5. Syarat pembayaran yang ditawarkan. Jika pemberian potongan penjualan cukup
menarik, maka akan dapat mendorong pembelian secara tunai, dan dapat memperkecil
juga piutang yang terjadi, dan demikian juga sebaliknya.
6. Pembatasan kredit, yaitu memberi batasan nominal kredit yang diperbolehkan diberikan.
Semakin tinggi batasan nominal kredit yang diberikan, maka semakin besar piutang
usaha akan terjadi, dan sebaliknya, semakin rendah batasan nominal kredit yang
diberikan, maka semakin kecil piutang usaha terjadi. Akan tetapi, perlu juga
diperhatikan, jika pembatan kreditnya kecil, tetapi banyak pelanggan yang diberikan,
akan bisa menjadi besar juga piutang yang terjadi.
7. Kebijakan perusahaan dalam penagihan piutang. Kebijakan penagihan piutang yang aktif
akan memperkecil piutang, demikian sebaliknya, kebijakan penagihan piutang yang tidak
terlalu aktif, akan dapat memperbesar jumlah piutang yang terjadi.8
8 Suhardi. BUDGETING: Perusahaan,Koperasi,dan Simulasinya. (Yogyakarta: Penerbit Gava Media: 2019) hal. 145-146
6
2.3 Faktor yang Mempengaruhi Anggaran Piutang
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi besar kecilnya anggaran piutang, antara lain
volume barang yang dijual secara kredit, standar kredit, jangka waktu kredit, pemberian
potongan, pembatasan kredit, dan kebijakan penagihan piutang.
2) Standar kredit
Penentuan standar kredit menentukan besar kecilnya piutang usaha yang tertanam.
Semakin longgar standar kredit yang diberikan maka semakin besar piutang yang tertanam
dan semakin besar risiko kerugian piutang. Standar kredit yang longgar dan ekstrim misalnya
tidak perlu jaminan kredit atas barang yang dibeli, semua orang boleh diberikan fasilitas
kredit atas barang yang dibeli, semua orang boleh diberikan fasilitas kredit, tanpa batas umur,
dan tanpa mempertimbangkan apakah calon debitur berpengalaman atau tidak dalam bekerja.
Dengan kata lain,analisis 5C dan 3S diabaikan. Sebaliknya, semakin ketat standar kredit yang
diberikan maka semakin kecil piutang yang dianggarkan dan semakin kecil risiko kerugian
piutang. Standar kredit yang ketat dan ekstrim artinya calon debiturdiseleksi secara ketat.
Jangka waktu kredit mempengaruhi besar kecilnya piutang usaha yang tertanam.
Semakin panjang jangka waktu kredit maka semakin besar piutang usaha yang tertanam, dan
sebaliknya. Jangka waktu kredit yang panjang dapat meningkatkan volume barang atau jasa
yang dijual, disamping juga mengakibatkan piutang usaha semakin besar. Contoh padasyarat
pembayaran 10% diangsur sebulan, 20% diangsur dua bulan, 20%diangsur tiga bulan, 20%
diangsur empat bulan, 15% diangsur lima bulan,dan 15% diangsur enam bulan.
7
Piutang bulan barang dijual = Rp100.000
Sebaliknya, dengan jangka waktu yang pendek, misalkan barang yangdijual secara
kredit juga Rp100.000 dengan syarat pembayaran 10%diangsur seblum, 90% diangsur dua
bulan.
Dari contoh jangka waktu yang panjang masih terdapat piutang padabulan kedua
(sebesar Rp70.000) sampai bulan kelima (sebesar Rp15.000),sementara dengan jangka waktu
yang pendek pada bulan kedua sampai bulan kelima tidak terdapat piutang.
8
Terlihat dari tabel bahwa dengan cara menjual tunai maka laba investasi yang diperoleh
sebesar 29,41%; dengan cara menjual kredit selama 3 bulan maka laba investasi turun
menjadi 19,74%; dengan cara menjual kredit selama 6 bulan maka laba investasi turun lagi
14,85%’ dan dengan menjual kredit selama 12 bulan maka laba investasi semakin turun
menjadi 9,93%. Jadi, dengan menjual tunai berarti laba investasi menjadi lebih tinggi
dibandingkan menjual secara kredit. Menjual kredit dengan jangka waktu yang pendek
mengakibatkan laba investasi yang lebih tinggi bila tingkat laba,jualan,kas, persedian, utang
usaha tidak berubah.
4) Pemberian potongan
Pemberian potongan harga juga dapat mempengaruhi besarnya investasi dalam piutang.
Pemberian potongan yang besar akanmemperkecil piutang usaha yang tertanam. Sebaliknya,
pemberianpotongan yang kecil memperbesar piutang yang tertanam.
Contoh:
5) Pembatasan kredit
Pembatasan kredit yang dimaksudkan di sini adalah pembatasan kredit dalam arti
kuantitatif, yaitu berkenaan dengan batas (jumlah) kredit maksimal yang akan diberikan.
Pembatasan kredit juga dapat mempengaruhi besar kecilnya piutang usaha. Semakin tinggi
batasan(plafon) kredit maka semakin besar piutang usaha yang tertanam dan semakin rendah
batasan kredit maka semakin kecil piutang yang tertanam.
9
(beban) yang besar dibandingkan kebijakan penagihan secara aktif. Biaya yang dikeluarkan
dalam kebijakan penagihan piutang secara aktif meliputi biaya perjalanan, biaya telepon,
biaya surat-menyurat, biaya administrasi piutang, dan lain-lain.9
Untuk mencapai target penjualan yang telah ditetapkan, sebagaimana telah dituangkan
dalam anggaran penjualan dari bulan ke bulan selama tahun 2008 yang akan datang,
perseroan terbatas “Charisma” menawarkan syarat pembayaran (term of payment) kepada
para calon pembelinya sebesar 4/10, n/30 untuk produk “Titan”, dan sebesar 5/10, n /30
untuk produk “Adiva”.11 Untuk syarat demikian, dapat dikelompokkan sebagai berikut:
1. Produk “Titan”
• Sebanyak 40% dari transaki penjualan, dilakukan secara tunai (cash and carry),
sehingga diberikan potongan penjualan.
• Sebanyak 20% dari transaksi penjualan, dilakukan secara kredit (piutang), kurang
dari batas waktu 10 hari, dengan pelunasan pembayaran dilakukan oleh pihak
debitur pada bulan yang sama dengan bulan terjadinya transaksi.
• Sebanyak 30% dari transaksi penjualan, dilakukan secara kredit, lebih dari batas
waktu 10 hari, dengan pelunasan pada bulan yang sama dengan bulan terjadinya
transaksi. Maka kepada pembeli tidak diberikan potongan penjualan.
• Sebanyak 10% dari transaksi penjualan, dilakukan secara kredit, lebih dari batasa
waktu 10 hari, dengan pelunasan pada bulan yang sama dengan bulan terjadinya
transaksi. Maka, dengan demikian kepada pembeli tidak diberikan potongan
pejualan.
Dengan demikian, misal dari anggaran piutang perusahaan bulan januari 2008 yang
akan datang, diketahui bahwa produk “Titan” direncanakan akan terjual 115.000 botol,
dengan harga jual Rp. 4821.200.000. trasaksinya dapat dikelompokkan sebagi berikut,
9 Aisyah,Nur. Modul : Penganggaran Perusahaan.( Universitas Mercu Buana: Pusat Pengembangan Bahan Ajar). Hal 4-8
10M. Munandar, Budgeting Perencanaan Kerja Pengkoordinasian Kerja Pengawasan Kerja (Yogyakarta: BPFE,2010), hal.
251
11 Ibid., Hal. 252
10
• Sebanyak 40% x Rp. 481.200.000 = Rp. 192.480.000
Potongan = 4% x Rp. 192.480.000 = Rp. 7.699.200
Diterima tunai bulan januari 2008 = Rp. 184.780.800
Dari perhitungan diatas dapat direkap, produk “Titan” bulan januari 2008 sebesar Rp.
481.200.000 telah menimbulkan piutang senilai Rp. 92.390.400 + Rp. 144.360.000 + Rp.
48.120.000 = Rp. 284.870.000. Dari piutang sebesar itu, yang akan diterima pihak debitur
pada bulan januari 2008 yaitu sebesar Rp. 92.390.400 + Rp. 144.360.000 = Rp. 236.750.400.
Sedangkan yang Rp. 48.120.000 baru akan diterima dari pihak debitur pada bulan ferburari
2008.
Berikut ini skedul penerimaan pelunasan piutang yang disusun oleh perseroan terbatas
“Charisma”.
11
Desember 266.400.000 45.000.000 - - -
Januari 284.870.400 236.750.400 48.120.000 - -
Februari 328.204.800 - 272.764.800 55.440.000 -
Maret 364.080.000 - - 302.580.000 61.500.000
April 409.249.600 - - - 340.119.600
Jumlah - 281.750.400 320.884.800 358.020.000 401.619.600
Keterangan: Transaksi bulan desember adalah budget bulan desember 2007
2. Produk “Adiva”
• Sebanyak 50% dari transaki penjualan, dilakukan secara tunai, sehingga pembeli
diberi potongan penjualan.
• Sebanyak 20% dari transaki penjualan, dilakukan secara kredit, kurang dari batas
waktu 10 hari, dengan pelunasan pembayaran dilakukan pada bulan yang sama
12
dengan bulan transaksinya. Dengan dmikian, pembeli yang bersangkutan
diberikan potongan penjualan.
• Sebanyak 20%dari transaksi penjualan, dilakukan secara kredit, lebih dari batas
wakru 10 hari, dengan pelunasan pembayaran dilakukan pada bulan yang sama
dengan bulan transaksinya. Dengan demikian, pembeli yang bersangkutan tidak
diberikan potongan penjualan.
• Sebanyak 10% dari transaksi penjualan, dilakukan secara kredit, lebih dari batas
waktu 10 hari, dengan pelunasan pembayaran dilakukan pada bulan yang sama
dengan bulan transaksinya. Dengan demikikan, pembeli yang bersangkutan tidak
diberikn potongan penjualan.
Dengan demikian, diketahui produk “Adiva” direncanakan terjual
sebanyak 800.000 kaleng dengan harga jual Rp. 204.300.000. berikut
pengelompokan transaksi-transakinya
• Sebanyak 60% x Rp. 204.300.000 = Rp. 102.150.000
Potongan 5% x Rp. 102.150.000 = Rp. 5.107.750
Diterima tunai bulan januari 2008 = Rp. 97.042.500
• Sebanyak 60% x Rp. 204.300.000 = Rp. 40.860.000
Potongan 5% x Rp. 40.860.000 = Rp. 2.043.000
Tagihan piutang bulan januari 2008 = Rp. 38.817.000
• Sebanyak 60% x Rp. 204.300.000 = Rp. 40.860.000
(Tagihan piutang bulan januari 2008 tanpa potongan)
• Sebanyak 60% x Rp. 204.300.000 = Rp. 20.430.000
(Tagihan piutang bulan februari 2008 tanpa potongan)
Jika dapat disimpulkan dari perhitungan diatas, rencana penjualan produk “Adiva”
sebesar Rp. 102.150.000 telah menimbulkan piutang sebesar Rp. 38.817.000 + Rp.
40.860.000 + Rp. 20.430.000 = Rp. 100.107.000. Dari piutang yang sebesar itu, yang akan
diterima pembayarannya dari pihak debitur pada bulan januari 2008 sebesar Rp. 38.817.000
+ Rp. 40.860.000 = Rp. 79.677.000. Sedangkan untuk yang Rp. 20.430.000 baru akan
diterima pembayarannya dari pihak debitur, pada bulan februari 2008.
Berikut ini skedul penerimaan pelunasan piutang yang disusun oleh perseroan terbatas
“Charisma”.
13
Perseroan Terbatas “Charisma”
14
Jumlah - 169.771.000 179.819.000 185.895.000 181.670.000
Budget Piutang
Keterangan: Piutang awal bulan Januari 2008 adalah piutang yang berasal dari transaksi
penjualan kredit bulan Desember 2007, tetapi penerimaan pelunasannya dari pihak pembeli
(debitur) terjadi pada bulan januari 2008.
15
Perseroan terbatas “Charisma”
Budget Piutang
Keterangan: Piutang awal bulan Januari 2008 adalah piutang yang berasal dari transaksi
penjualan kredit bulan Desember 2007, tetapi penerimaan pelunasannya dari pihak pembeli
(debitur) terjadi pada bulan Januari 2008.
16
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Piutang adalah hak menagih sejumlah harta dari kreditor kepada debitor yang tersedia
melunasi pada waktu mendatang. Piutang usaha adalah piutang yang timbul Karena menjual
barang atau jasa secara kredit. Pemberian piutang punya konsekuensi terhadap risiko tidak
tertagihnya piutang tersebut, terhadap kondisi ini, perusahaan perlu juga menentukan
cadangan piutang tak tertagih. Untuk meminimalisir terjadinya risiko piutang tak tertagih
terlalu tinggi, perusahaan perlu selektif dalam pemberian kredit kepada pelanggannya, dan
dapat mempertimbangkan hal-hal berikut yang dikenal dengan the five C’s principles (5 C)
dan 7 P yang terlah dipaparkan didalam makalah.
Terdapat beberapa factor yang mempengaruhi Anggaran Piutang diantaranya yaitu;
volume barang yang dijual secara kredit, standar kredit, jangka waktu kredit, pemberian
potongan, pembetasan kredit, kebijakan penagihan hutang.
3.2 Saran
Diharapkan makalah “Anggaran Piutang” ini dapat menambah wawasan pembaca
serta dapat dijadikan referensi pengetahuan bagi para pembaca, penulis menyadari bahwa
dalam penulisan makalah ini masih banyak terdapat kekurangan. Oleh karena itu, penulis
mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari para pembaca agar dalam pembuatan
makalah selanjutnya menjadi lebih baik. Atas kritik dan sarannya, kami ucapkan terima
kasih.
17
DAFTAR PUSTAKA
18