Anda di halaman 1dari 21

MAKALAH

ANGGARAN PIUTANG
Disusun untuk memenuhi tugas maka kuliah Budgeting
Dosen Pengampu:
Citra Mulya Sari, S. E. Sy., M. E.

Disusun oleh Kelompok 10:

1. Sukma Ananda Radika Putri (126401202097)


2. Affrina Salma Azhar Nisrina (126401203105)
3. Moh. Fajarudin (126401203118)
4. Maria Ulfa (126401203133)

PERBANKAN SYARIAH 5-C

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM

UIN SAYYID ALI RAHMATULLAH TULUNGAGUNG

2022
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Puji syukur kehadirat Allah SWT, kami kelompok 10 mata kuliah Budgeting dapat
menyelesaikan tugas makalah dengan judul “ Anggaran Piutang”. Kami mengucapkan terima
kasih kepada semua pihak yang telah memberikan dukungan dan bimbingan. Sehingga, kami
dapat memenuhi tugas mata kuliah Budgeting.
1. Bapak Prof. Dr. H. Maftukhin, M. Ag. Selaku rektor Universitas Islam Negeri Sayyid Ali
Rahmatullah Tulungagung.
2. Bapak H. Dede Nurrohman, M. Ag. Selaku ketua dekan Fakultas Ekonomi Dan Bisnis
Islam.
3. Bapak M. Aqim Adlan, M. E. I. Selaku ketua jurusan Perbankan Syariah.
4. Ibu Citra Mulya Sari, S. E. Sy., M. E. Selaku dosen pengampu mata kuliah Budgeting.
5. Semua pihak yang telah membantu terselesaikannya penulisan makalah ini.
Kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah masih terdapat banyak kekurangan, untuk
itu kami mengharapkan saran serta kritik yang membangun. Semoga penyajian materi yang
kami berikan dapat bermanfaat di kehidupan kita sehari-hari.

Wassalamualaikum Wr. Wb

Tulungagung, 11 November 2022

Penyusun

i
DAFTAR ISI

BAB I ...................................................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN ................................................................................................................................. 1
1.1 Latar Belakang ............................................................................................................................ 1
1.2 Rumusan Masalah ...................................................................................................................... 1
1.3 Tujuan .......................................................................................................................................... 1
BAB II .................................................................................................................................................... 2
PEMBAHASAN .................................................................................................................................... 2
2.1 Pengertian Anggaran Piutang.................................................................................................... 2
2.2 Jenis dan Manfaat Anggaran Piutang ...................................................................................... 3
2.3 Faktor-Faktor Pertimbangan Penyusunan Anggaran Piutang .............................................. 6
2.3 Faktor yang Mempengaruhi Anggaran Piutang ...................................................................... 7
2.5 Penyusunan Anggaran Piutang ............................................................................................... 10
BAB III................................................................................................................................................. 17
PENUTUP ............................................................................................................................................ 17
3.1 Kesimpulan ................................................................................................................................ 17
3.2 Saran .......................................................................................................................................... 17

ii
BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Piutang merupakan hak menagih sejumlah uang dari kreditor kepada debitor yang
timbul karena adanya suatu transaksi penjualan kredit. Piutang termasuk dalam kelompok
akun aktiva lancar. Dalam setiap laporan keuangan sering kali dijumpai piutang dalam
neraca suatu entitas, baik berupa piutag dagang maupun piutang wesel. Hal ini
menunjukkan betapa pentingnya akun piutang bagi suatu entitas.
Dalam setiap laporan keuangan sering kali dijumpai piutang dalam neraca siatu
entitas,baik berupa piutag dagang maupun piutang wesel. Hal ini menunjukkan betapa
pentingnya akun piutang bagi suatu entitas.
Piutang penting bagi para manajer dan investor karena beberapa sebab, sebab pertama
yaitu karena piutang merupakan aset dalam laporan keuangan yang harus mencerminkan
nilainya. Kedua,persoalan menyangkut piutang adalah dasar untuk penentuan laba dan
pengukuran kinerja perusahaan. Ketiga, piutang dagang dapat menjadi aset yang tidak
produktif.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan Anggaran Piutang?
2. Apa saja jenis dan manfaat Anggaran Piutang?
3. Apa saja factor yang harus dipertimbangkan saat menyusun Anggaran Piutang?
4. Apa saja factor yang mempengaruhi Anggaran Piutang?
5. Bagaimana cara menyusun Anggaran Piutang?
1.3 Tujuan
1. Memahami materi tentang Anggaran Piutang
2. Mengetahui jenis Anggaran Piutang
3. Mengetahui manfaat Anggaran Piutang
4. Memahami factor-faktor Anggaran Piutang
5. Mengetahui cara Menyusun Anggaran Piutang

1
BAB II

PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Anggaran Piutang
Piutang adalah hak menagih sejumlah harta dari kreditor kepada debitor yang tersedia
melunasi pada waktu mendatang. Piutang usaha adalah piutang yang timbul Karena menjual
barang atau jasa secara kredit. Anggaran piutang merupakan anggaran yang direncanakan
tentang jumlah taksiran piutang perusahaan beserta perubahan-perubahannya dari waktu ke
waktu dimasa yang akan datang, akibat adanya transaksi penjualan yang dilakukan
perusahaan secara kredit, yang di dalamnya menunjukan sisa piutang belum tertagih, dan
jumlah piutang yang akan diproyeksikan tertagih selama periode anggaran perusahaan.
Dengan disusunnya anggaran piutang ini, akan bermanfaat bagi perusahaan: Dapat
mengetahui besar piutang yang terjadi, jumlah piutang yang akan tertagih, serta dapat
mengetahui sisa piutang yang belum tertagih dari waktu ke waktu selama periode yang akan
datang1.

Pemberian piutang punya konsekuensi terhadap risiko tidak tertagihnya piutang


tersebut, terhadap kondisi ini, perusahaan perlu juga menentukan cadangan piutang tak
tertagih. Untuk meminimalisir terjadinya risiko piutang tak tertagih terlalu tinggi, perusahaan
perlu selektif dalam pemberian kredit kepada pelanggannya, dan dapat mempertimbangkan
hal-hal berikut yang dikenal dengan the five C’s principles (5 C) dan 7 P, yaitu:

1. Character, Bagaimana sifat atau watak seseorang. Sifat dan watak pelanggan benar-
benar harus dapat dipercaya, jujur, berniat baik untuk membayar utangnnya.
2. Capacity, Bagaimana kemampuan dan kesanggupan membayar kreditnya. Dapat dilihat
dari kekayaan yang dimilikinya (laporan keuanggannya).
3. Capital, yaitu kondisi posisi keuangan calon debitur, lihat perbandingan posisi utang
dengan kekayaannya, berikut komposisi laporan laba ruginya.
4. Condition, yaitu dinilai kondisi ekonomi, sosial, dan politik, budaya, dan keamanan masa
yang akan datang.
5. Collateral, yaitu adanya jaminan kredit yang diberikan, bisa dalam bentuk garansi bank,
ataupun jaminan tambahan lainnya. 2

1 Suhardi. BUDGETING: Perusahaan,Koperasi,dan Simulasinya. (Yogyakarta: Penerbit Gava Media: 2019) hal. 144
2 Ibid.

2
Selain 5 C tersebut, perlu juga dianalisis dengan 7 P, yaitu:

1. Personality, kepribadian, tingkah laku debitur (pimpinan perusahaannya).


2. Party, golongan tertentu berdasarkan moral, dan loyalitasnya.
3. Purpose, apa yang menjadi tujuan debitur mengambil kredit ini.

4. Prospect, bagaimana proyeksi kondisi usaha debitur dimasa datang mendatang, apa
menguntungkan atau tidak.
5. Payment, bagaimana kesanggupan debitur dalam mengembalikan kredit yang telah
diambilnya.
6. Propability, kemampuan debitur dalam mencari laba
7. Protection, bagaimana untuk menjaga agar kredit gagal bayar, debitur dapat memberi
jaminan perlindungan, seperti dalam bentuk asuransi.3
Namun sebenarnya pemberian kredit dalam dunia bisnis adalah merupakan trust
(kepercayaan), karena jika perusahaan kehilangan trust dari partner bisnisnya, maka ia akan
kehilangan opportunity (kesempatan) bisnis juga

2.2 Jenis dan Manfaat Anggaran Piutang


1. Jenis Piutang
Ada beberapa jenis piutang, yaitu piutang surat berharga (contoh:bilyet giro belum
jatuh tempo, bilyet giro kosong, cek kosong, dan cekmundur), beban bayar di muka (contoh:
sewa dibayar di muka, iklan bayar di muka, dan bunga bayar di muka), setoran jaminan
(contoh: untuk keperluan garansi (jaminan) bank dan untuk keperluan menjalin hubungan
bisnis lainnya), piutang pajak (contoh: angsuran pajak, pajak masukan, kelebihan bayar
pajak, dan lain-lain), pinjaman pekerja, piutanguang muka, piutang wesel, piutang usaha, dan
piutang lainnya.

Piutang wesel ( notes receivable) adalah piutang yang didukung janjitertulis dalam
bentuk wesel. Piutang wesel dan piutang surat berhargadapat terjadi karena menjual barang
secara kredit atau pemberian pinjaman dalam bentuk uang. Piutang uang muka dapat terjadi
sebagai uang muka beli barang atau uang muka kerja (seperti: pasang iklan atau membuat
baleho).

Piutang usaha (account receivable) adalah piutang yang timbul sebagai akibat menjual
barang atau jasa secara kredit dari usaha pokok perusahaan. Piutang usaha berbeda dengan
piutang dagang. Piutang usaha meliputi piutang dagang, sedangkan piutang dagang hanya

3 Ibid. Hal 145

3
terdapat pada perusahaan dagang yang menjual barang dagangannya secara kredit. Piutang
usaha meliputi seluruh macam/ jenis perusahaan yang menjual barang atau jasa dari usaha
pokoknya secara kredit.
Anggaran piutang yang dimaksud dalam pembahasan ini adalah anggaran piutang
usaha. Hal ini bukan berarti jenis piutang lainnya tidak penting untuk dianggarkan, melainkan
karena piutang usaha timbul oleh kebijakan perusahaan untuk memperlancar kegiatan
penjualan dan kegiatan penjualan merupakan ujung tombak maju mundurnya suatu
perusahaan.4

2. Manfaat Anggaran Piutang

Piutang usaha sebagai investasi yang biasanya terdapat pada harta lancar mempunyai
beberapa manfaat, antara lain dapat memperlancar dan memperbesar omzet barang yang
dijual, mampu bersaing, memperluas pelanggan, dan meningkatkan kemampuan laba
perusahaan.Pemberian piutang usaha dimaksudkan agar dapat memperlancar dan
memperbesar omzet barang yang dijual karena kegiatan penjualan merupakan ujung tombak
maju mundurnya suatu perusahaan.Keberhasilan perusahaan dimulai dari kemampuan
perusahaan menjual barang atau jasa dari usaha pokoknya.Kebijakan pemberian piutang
usaha agar perusahaan mampu bersaing dalam menjual produknya. Dalam kebijakan
pemberian piutang perlu diperhatikan:

a. Mengenai batas maksimal (plafon) piutang yang diberikan untuk berbagai tingkatan
debitur. Tingkatan debitur digolongkan berdasarkan risiko tidak memenuhi
kewajibannya sesuai janji.Misalnya, debitur yang tingkat risikonya 20% tidak diberikan
piutang, debitur yang tingkat risikonya 15% diberikan piutang maksimal Rp1.000.000,
debitur dengan tingkat risiko 10%diberikan piutang maksimal Rp2 juta, debitur dengan
tingkat risiko5% diberikan piutang maksimal Rp5 juta, dan seterusnya.

b. Penentuan jangka waktu kredit, yaitu berapa lama debitur harus melunasi utangnya.
Contoh: 2/ 10/ net 30, artinya pembayaran dilakukan dalam waktu 10 hari sesudah waktu
penyerahan barang maka debitur mendapatkan potongan sebesar 2% dari harga jual dan
pembayaran selambat-lambatnya dilakukan dalam waktu 30 hari sesudah penyerahan
barang.

4 Aisyah,Nur. Modul : Penganggaran Perusahaan.( Universitas Mercu Buana: Pusat Pengembangan Bahan Ajar). Hal 2-3

4
Pemberian piutang usaha dapat memperluas pelanggan dan dapat menjalin hubungan
yang baik dengan pelanggan bila pelanggan dalam pembayaran.

Apabila piutang yang diberikan tersebut lancar pembayarannya dan dapat memperbesar
tingkat barang yang dijual, maka piutang yang diberikan dapat meningkatkan kemampuan
laba (profitabilitas) perusahaan. Berdasarkan manfaat pemberian piutang tersebut maka
diperlukan adanya penganggaran piutang agar piutang yang diberikan terencana dan terarah
sehingga mempermudah pengembalian piutang.5

Manfaat Penyusunan Anggaran

1) Dapat diperkirakannya posisi piutang pada berbagai waktu.


2) Dapat diketahuinya jumlah piutang yang sudah waktunya untuk ditagih.
3) Dapat diperkirakan arus kas yang berasal dari penjualan kredit.
4) Merupakan upaya untuk meningkatkan omzet penjualan, sehingga keuntungan juga dapat
di tingkatkan.
5) Pada jenis usaha tertentu, kredit jangka panjang dapat menciptakan keuntungan
tambahan tertentu bagi perusahaan.
6) Dapat mempererat hubungan dagang antara perusahaan dengan relasinya6

Langkah Menyusun Anggaran Piutang

1. Menentukan besarnya jumlah penjualan tunai dan jumlah penjualan kredit yang
dihasilkan oleh suatu perusahaan dalam jangka waktu satu bulan atau triwulan.
2. Menentukan besarnya Bad debts atau besarnya piutang tak tertagih yang harus
dicadangkan.
3. Mengetahui mengidentifikasi besarnya term of credit. Memperhatikan kemungkinan
adanya bunga untuk penjualan kredit.
4. Menyusun ke dalam bentuk table-table yang sistematis 7

5 Ibid. Hal.3-4
6 Ibid. Hal 4-5
7 Ibid

5
2.3 Faktor-Faktor Pertimbangan Penyusunan Anggaran Piutang
Faktor-faktor yang perlu menjadi pertimbangan seorang manajer dalam penyusunan anggaran
piutang adalah:

1. Keadaan Persaingan Pasar. Persaingan pasar yang ketat akan memaksa perusahaan
melakukan transaksi penjualan secara kredit. Jika kondisi perusahaan cukup kuat, dan
tidak ada persaingan yang ketat, maka akan memperkecil penjualan secara kredit.
2. Volume Barang yang dijual secara kredit. Apabila barang yang dijual secara kredit lebih
besar dari pada yang dijual secara tunai, maka jumlah piutang yang dianggarkan akan
besar pula.
3. Standart Kredit. Standart Kredit yang longgar, dapat memperbesar piutang yang terjadi,
maka dapat semakin besar pula risiko piutang yang terjadi. Sebaliknya standar kredit
yang ketat, akan dapat memperkecil piutang yang terjadi.
4. Jangka waktu kredit. Semakin panjang jangka waktu kredit yang diberikan, maka
semakin besar pula piutang usaha yang akan terjadi, demikian juga sebaliknya, semakin
pendek jangka waktu kredit yang diberikan, maka akan memperkecil piutang usaha yang
terjadi.
5. Syarat pembayaran yang ditawarkan. Jika pemberian potongan penjualan cukup
menarik, maka akan dapat mendorong pembelian secara tunai, dan dapat memperkecil
juga piutang yang terjadi, dan demikian juga sebaliknya.
6. Pembatasan kredit, yaitu memberi batasan nominal kredit yang diperbolehkan diberikan.
Semakin tinggi batasan nominal kredit yang diberikan, maka semakin besar piutang
usaha akan terjadi, dan sebaliknya, semakin rendah batasan nominal kredit yang
diberikan, maka semakin kecil piutang usaha terjadi. Akan tetapi, perlu juga
diperhatikan, jika pembatan kreditnya kecil, tetapi banyak pelanggan yang diberikan,
akan bisa menjadi besar juga piutang yang terjadi.
7. Kebijakan perusahaan dalam penagihan piutang. Kebijakan penagihan piutang yang aktif
akan memperkecil piutang, demikian sebaliknya, kebijakan penagihan piutang yang tidak
terlalu aktif, akan dapat memperbesar jumlah piutang yang terjadi.8

8 Suhardi. BUDGETING: Perusahaan,Koperasi,dan Simulasinya. (Yogyakarta: Penerbit Gava Media: 2019) hal. 145-146

6
2.3 Faktor yang Mempengaruhi Anggaran Piutang
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi besar kecilnya anggaran piutang, antara lain
volume barang yang dijual secara kredit, standar kredit, jangka waktu kredit, pemberian
potongan, pembatasan kredit, dan kebijakan penagihan piutang.

1) Volume barang yang dijual secara kredit


Volume barang yang dijual secara kredit lebih besar daripada tunai dapat semakin
memperbesar anggaran dalam piutang usaha, dan sebaliknya. Contoh: sebulan dijual barang
Rp100.000 dengan syarat 10% dibayar tunai dan 90% dilakukan secara kredit. Dengan
demikian, piutang usaha yang tertanam 90% x Rp100.000 = Rp90.000.Volume barang yang
dijual secara kredit lebih kecil daripada tunai dapat memperkecil anggaran dalam piutang
usaha. Contoh: sebulan dijual barang Rp100.000 dengan syarat 90% dibayar tunai dan 10%
dilakukan secara kredit. Dengan demikian, piutang usaha tertanam 10% xRp100.000 =
Rp10.000. Kesimpulannya, semakin besar piutang usaha yang tertanam semakin besar risiko
dalam piutang.

2) Standar kredit
Penentuan standar kredit menentukan besar kecilnya piutang usaha yang tertanam.
Semakin longgar standar kredit yang diberikan maka semakin besar piutang yang tertanam
dan semakin besar risiko kerugian piutang. Standar kredit yang longgar dan ekstrim misalnya
tidak perlu jaminan kredit atas barang yang dibeli, semua orang boleh diberikan fasilitas
kredit atas barang yang dibeli, semua orang boleh diberikan fasilitas kredit, tanpa batas umur,
dan tanpa mempertimbangkan apakah calon debitur berpengalaman atau tidak dalam bekerja.
Dengan kata lain,analisis 5C dan 3S diabaikan. Sebaliknya, semakin ketat standar kredit yang
diberikan maka semakin kecil piutang yang dianggarkan dan semakin kecil risiko kerugian
piutang. Standar kredit yang ketat dan ekstrim artinya calon debiturdiseleksi secara ketat.

3) Jangka waktu kredit

Jangka waktu kredit mempengaruhi besar kecilnya piutang usaha yang tertanam.
Semakin panjang jangka waktu kredit maka semakin besar piutang usaha yang tertanam, dan
sebaliknya. Jangka waktu kredit yang panjang dapat meningkatkan volume barang atau jasa
yang dijual, disamping juga mengakibatkan piutang usaha semakin besar. Contoh padasyarat
pembayaran 10% diangsur sebulan, 20% diangsur dua bulan, 20%diangsur tiga bulan, 20%
diangsur empat bulan, 15% diangsur lima bulan,dan 15% diangsur enam bulan.

7
Piutang bulan barang dijual = Rp100.000

Piutang bulan pertama 90% x Rp100.000 = Rp 90.000

Piutang bulan kedua 70% x Rp100.000 = Rp 70.000

Piutang bulan ketiga 50% x Rp100.000 = Rp 50.000

Piutang bulan keempat 30% x Rp100.000 = Rp 30.000

Piutang bulan kelima 15% x Rp100.000 = Rp 15.000

Piutang bulan keenam 0% x Rp100.000 = Rp 0

Sebaliknya, dengan jangka waktu yang pendek, misalkan barang yangdijual secara
kredit juga Rp100.000 dengan syarat pembayaran 10%diangsur seblum, 90% diangsur dua
bulan.

Piutang bulan barang dijual = Rp100.000

Piutang bulan pertama 90% x Rp100.000 = Rp 90.000

Piutang bulan kedua 0% x Rp100.000 = Rp 0

Dari contoh jangka waktu yang panjang masih terdapat piutang padabulan kedua
(sebesar Rp70.000) sampai bulan kelima (sebesar Rp15.000),sementara dengan jangka waktu
yang pendek pada bulan kedua sampai bulan kelima tidak terdapat piutang.

Pengaruh kebijakan jangka waktu kredit juga mempengaruhi terhadap kemampuan


laba perusahaan (berupa laba investasi), yaitu kemampuan perusahaan memperoleh laba
dengan modal sendiri seperti contoh berikut:

8
Terlihat dari tabel bahwa dengan cara menjual tunai maka laba investasi yang diperoleh
sebesar 29,41%; dengan cara menjual kredit selama 3 bulan maka laba investasi turun
menjadi 19,74%; dengan cara menjual kredit selama 6 bulan maka laba investasi turun lagi
14,85%’ dan dengan menjual kredit selama 12 bulan maka laba investasi semakin turun
menjadi 9,93%. Jadi, dengan menjual tunai berarti laba investasi menjadi lebih tinggi
dibandingkan menjual secara kredit. Menjual kredit dengan jangka waktu yang pendek
mengakibatkan laba investasi yang lebih tinggi bila tingkat laba,jualan,kas, persedian, utang
usaha tidak berubah.

4) Pemberian potongan
Pemberian potongan harga juga dapat mempengaruhi besarnya investasi dalam piutang.
Pemberian potongan yang besar akanmemperkecil piutang usaha yang tertanam. Sebaliknya,
pemberianpotongan yang kecil memperbesar piutang yang tertanam.

Contoh:

Barang yang dijual Rp100.000

Pembelian tunai mendapat potongan 10% Rp 10.000 _

Uang yang harus dibayar pembeli Rp 90.000

Dengan demikian, penjualan secara tunai tidak mengakibatkantimbulnya piutang, sedangkan


pembelian secara kredit (tanpa potongan)mengakibatkan piutang usaha sebesar Rp100.000

5) Pembatasan kredit
Pembatasan kredit yang dimaksudkan di sini adalah pembatasan kredit dalam arti
kuantitatif, yaitu berkenaan dengan batas (jumlah) kredit maksimal yang akan diberikan.
Pembatasan kredit juga dapat mempengaruhi besar kecilnya piutang usaha. Semakin tinggi
batasan(plafon) kredit maka semakin besar piutang usaha yang tertanam dan semakin rendah
batasan kredit maka semakin kecil piutang yang tertanam.

6) Kebijakan penagihan piutang


Kebijakan penagihan piutang mempengaruhi besar kecilnya piutang usaha yang
tertanam. Perusahaan dapat menjalankan kebijakan penagihan piutang secara aktif ataupun
pasif. Kebijakan penagihan piutang secara aktif dapat memperkecil piutang usaha yang
tertanam, sebaliknyakebijakan penagihan piutang secara pasif dapat memperbesar piutang
usaha yang tertanam. Kebijakan penagihan piutang usaha secara aktif memerlukan biaya

9
(beban) yang besar dibandingkan kebijakan penagihan secara aktif. Biaya yang dikeluarkan
dalam kebijakan penagihan piutang secara aktif meliputi biaya perjalanan, biaya telepon,
biaya surat-menyurat, biaya administrasi piutang, dan lain-lain.9

2.5 Penyusunan Anggaran Piutang


Bagi anggaran piutang tidak ada sesuatu bentuk standar yang harus dipergunakan oleh
perusahaan. Ini berarti bahwa tiap-tiap perusahaan mempunyai kebebasan untuk menentukan
bentuk serta formatnya, disesuaikan dengan keadaan perusahaan masing-masing.10 Berikut
contoh ilustrasi anggaran (budget) piutang,

Untuk mencapai target penjualan yang telah ditetapkan, sebagaimana telah dituangkan
dalam anggaran penjualan dari bulan ke bulan selama tahun 2008 yang akan datang,
perseroan terbatas “Charisma” menawarkan syarat pembayaran (term of payment) kepada
para calon pembelinya sebesar 4/10, n/30 untuk produk “Titan”, dan sebesar 5/10, n /30
untuk produk “Adiva”.11 Untuk syarat demikian, dapat dikelompokkan sebagai berikut:

1. Produk “Titan”
• Sebanyak 40% dari transaki penjualan, dilakukan secara tunai (cash and carry),
sehingga diberikan potongan penjualan.
• Sebanyak 20% dari transaksi penjualan, dilakukan secara kredit (piutang), kurang
dari batas waktu 10 hari, dengan pelunasan pembayaran dilakukan oleh pihak
debitur pada bulan yang sama dengan bulan terjadinya transaksi.
• Sebanyak 30% dari transaksi penjualan, dilakukan secara kredit, lebih dari batas
waktu 10 hari, dengan pelunasan pada bulan yang sama dengan bulan terjadinya
transaksi. Maka kepada pembeli tidak diberikan potongan penjualan.
• Sebanyak 10% dari transaksi penjualan, dilakukan secara kredit, lebih dari batasa
waktu 10 hari, dengan pelunasan pada bulan yang sama dengan bulan terjadinya
transaksi. Maka, dengan demikian kepada pembeli tidak diberikan potongan
pejualan.

Dengan demikian, misal dari anggaran piutang perusahaan bulan januari 2008 yang
akan datang, diketahui bahwa produk “Titan” direncanakan akan terjual 115.000 botol,
dengan harga jual Rp. 4821.200.000. trasaksinya dapat dikelompokkan sebagi berikut,

9 Aisyah,Nur. Modul : Penganggaran Perusahaan.( Universitas Mercu Buana: Pusat Pengembangan Bahan Ajar). Hal 4-8
10M. Munandar, Budgeting Perencanaan Kerja Pengkoordinasian Kerja Pengawasan Kerja (Yogyakarta: BPFE,2010), hal.
251
11 Ibid., Hal. 252

10
• Sebanyak 40% x Rp. 481.200.000 = Rp. 192.480.000
Potongan = 4% x Rp. 192.480.000 = Rp. 7.699.200
Diterima tunai bulan januari 2008 = Rp. 184.780.800

• Sebanyak 20% x Rp. 481.200.000 = Rp. 96.240.000


Potongan = 4% x Rp. 96.240.000 = Rp. 3.849.600
Tagihan piutang bulan januari 2008 = Rp. 92.390.400

• Sebanyak 30% x Rp. 481.200.000 = Rp. 144.360.000


(Tagihan piutang bulan januari 2008, tanpa potogan)

• Sebanyak 10% x Rp. 481.200.000 = Rp. 48.120.000


(Tagihan piutang bulan februari 2008, tanpa potogan)

Dari perhitungan diatas dapat direkap, produk “Titan” bulan januari 2008 sebesar Rp.
481.200.000 telah menimbulkan piutang senilai Rp. 92.390.400 + Rp. 144.360.000 + Rp.
48.120.000 = Rp. 284.870.000. Dari piutang sebesar itu, yang akan diterima pihak debitur
pada bulan januari 2008 yaitu sebesar Rp. 92.390.400 + Rp. 144.360.000 = Rp. 236.750.400.
Sedangkan yang Rp. 48.120.000 baru akan diterima dari pihak debitur pada bulan ferburari
2008.

Berikut ini skedul penerimaan pelunasan piutang yang disusun oleh perseroan terbatas
“Charisma”.

Perseroan Terbatas “Charisma”


Skedul Peneriman Pelunasan Piutang
Produk “Titan” Tahun 2008

Bulan Jumlah Penerimaan Pelunasan Piutang


Transaksi Piutang Januari Februari Maret April (Rupiah)
(Rupiah) (Rupiah) (Rupiah) (Rupiah)

11
Desember 266.400.000 45.000.000 - - -
Januari 284.870.400 236.750.400 48.120.000 - -
Februari 328.204.800 - 272.764.800 55.440.000 -
Maret 364.080.000 - - 302.580.000 61.500.000
April 409.249.600 - - - 340.119.600
Jumlah - 281.750.400 320.884.800 358.020.000 401.619.600
Keterangan: Transaksi bulan desember adalah budget bulan desember 2007

Bulan Jumlah Penerimaan Pelunasan Piutang


transaksi piutang Mei Juni Juli Agustus
(Rupiah) (Rupiah) (Rupiah) (Rupiah) (Rupiah)
April 409.249.600 69.130.000 - - -
Mei 403.388.800 335.248.800 68.140.000 - -
Juni 385.628.800 - 320.488.800 65.140.000 -
Juli 367.868.800 - - 305.728.800 62.140.000
Agustus 382.905.600 - - - 31.822.550
Jumlah - 404.378.800 388.628.800 370.866.800 93.962.560

Bulan Jumlah Penerimaan Pelunasan Piutang


transaki piutang September Oktober November Desember
(Rupiah) (Rupiah) (Rupiah) (Rupiah) (Rupiah)
Agustus 382.905.600 64.860.000 - - -
September 411.972.800 342.382.800 69.590.000 - -
Oktober 428.608.000 - 356.208.000 72.400.000 -
November 440.152.000 - - 365.802.000 74.350.000
Desember 446.960.000 - - - 371.460.000
Jumlah - 407.242.800 425.798.000 438.202.000 445.810.000

2. Produk “Adiva”
• Sebanyak 50% dari transaki penjualan, dilakukan secara tunai, sehingga pembeli
diberi potongan penjualan.
• Sebanyak 20% dari transaki penjualan, dilakukan secara kredit, kurang dari batas
waktu 10 hari, dengan pelunasan pembayaran dilakukan pada bulan yang sama

12
dengan bulan transaksinya. Dengan dmikian, pembeli yang bersangkutan
diberikan potongan penjualan.
• Sebanyak 20%dari transaksi penjualan, dilakukan secara kredit, lebih dari batas
wakru 10 hari, dengan pelunasan pembayaran dilakukan pada bulan yang sama
dengan bulan transaksinya. Dengan demikian, pembeli yang bersangkutan tidak
diberikan potongan penjualan.
• Sebanyak 10% dari transaksi penjualan, dilakukan secara kredit, lebih dari batas
waktu 10 hari, dengan pelunasan pembayaran dilakukan pada bulan yang sama
dengan bulan transaksinya. Dengan demikikan, pembeli yang bersangkutan tidak
diberikn potongan penjualan.
Dengan demikian, diketahui produk “Adiva” direncanakan terjual
sebanyak 800.000 kaleng dengan harga jual Rp. 204.300.000. berikut
pengelompokan transaksi-transakinya
• Sebanyak 60% x Rp. 204.300.000 = Rp. 102.150.000
Potongan 5% x Rp. 102.150.000 = Rp. 5.107.750
Diterima tunai bulan januari 2008 = Rp. 97.042.500
• Sebanyak 60% x Rp. 204.300.000 = Rp. 40.860.000
Potongan 5% x Rp. 40.860.000 = Rp. 2.043.000
Tagihan piutang bulan januari 2008 = Rp. 38.817.000
• Sebanyak 60% x Rp. 204.300.000 = Rp. 40.860.000
(Tagihan piutang bulan januari 2008 tanpa potongan)
• Sebanyak 60% x Rp. 204.300.000 = Rp. 20.430.000
(Tagihan piutang bulan februari 2008 tanpa potongan)

Jika dapat disimpulkan dari perhitungan diatas, rencana penjualan produk “Adiva”
sebesar Rp. 102.150.000 telah menimbulkan piutang sebesar Rp. 38.817.000 + Rp.
40.860.000 + Rp. 20.430.000 = Rp. 100.107.000. Dari piutang yang sebesar itu, yang akan
diterima pembayarannya dari pihak debitur pada bulan januari 2008 sebesar Rp. 38.817.000
+ Rp. 40.860.000 = Rp. 79.677.000. Sedangkan untuk yang Rp. 20.430.000 baru akan
diterima pembayarannya dari pihak debitur, pada bulan februari 2008.

Berikut ini skedul penerimaan pelunasan piutang yang disusun oleh perseroan terbatas
“Charisma”.

13
Perseroan Terbatas “Charisma”

Skedul Peneriman Pelunasan Piutang

Produk “Adiva” Tahun 2008

Bulan Jumlah Penerimaan Pelunasan Piutang


Transaksi Piutang Januari Februari Maret April (Rupiah)
(Rupiah) (Rupiah) (Rupiah) (Rupiah)
Desember 88.200.000 18.000.000 - - -
Januari 100.107.000 79.677.000 20.430.000 - -
Februari 125.930.000 - 100.230.000 25.700.000 -
Maret 153.027.000 - - 121.797.000 31.230.000
April 178.164.000 - - - 141.804.000
Jumlah - 97.677.000 120.660.000 147.497.000 173.034.000
Keterangan: Transaksi bulan desember adalah budget bulan desember 2007

Bulan Jumlah Penerimaan Pelunasan Piutang


transaksi piutang Mei Juni Juli Agustus
(Rupiah) (Rupiah) (Rupiah) (Rupiah) (Rupiah)
April 178.164.000 36.360.000 - - -
Mei 174.195.000 136.645.000 35.550.000 - -
Juni 163.807.000 - 130.377.000 33.430.000 -
Juli 152.684.000 - - 121.524.000 31.160.000
Agustus 161.308.000 - - - 128.388.000
Jumlah - 175.005.000 165.927.000 154.954.000 159.548.000

Bulan Jumlah Penerimaan Pelunasan Piutang


transaki piutang September Oktober November Desember
(Rupiah) (Rupiah) (Rupiah) (Rupiah) (Rupiah)
Agustus 161.308.000 32.920.000 - - -
September 171.941.000 136.851.000 35.090.000 - -
Oktober 181.839.000 - 144.729.000 37.110.000 -
November 186.935.000 - - 148.785.000 38.150.000
Desember 180.320.000 - - - 143.520.000

14
Jumlah - 169.771.000 179.819.000 185.895.000 181.670.000

Berikut susunan budget tahun 2008 pada perseroan terbatas “Charisma”

Perseroan Terbatas “Charisma”

Budget Piutang

Produk “Titan” Tahun 2008

Bulan Piutang Tambahan Jumlah Penerimaan Piutang Akhir


Awal Piutang Piutang Pelunasan (Rupiah)
(Rupiah) (Rupiah) (Rupiah) (Rupiah)
Januari 45.000.000 248.870.400 329.870.400 281.750.400 48.120.000
Februari 48.120.000 328.204.800 376.324.800 320.884.800 55.440.000
Maret 55.440.000 364.080.000 419.520.000 358.020.000 61.500.000
April 61.500.000 409.249.600 470.749.600 401.619.600 69.130.000
Mei 69.130.000 403.388.800 472.518.800 404.378.800 68.140.000
Juni 68.140.000 385.628.800 453.768.800 388.628.800 65.140.000
Juli 65.140.000 367.868.800 433.008.800 370.868.800 62.140.000
Agustus 62.140.000 382.905.600 445.045.600 380.365.600 64.680.000
September 64.680.000 411.972.800 476.652.800 407.062.800 69.590.000
Oktober 69.590.000 428.608.000 498.198.000 425.798.000 72.400.000
November 72.400.000 440.152.000 512.552.000 438.202.000 74.350.000
Desember 74.350.000 446.960.000 521.310.000 445.810.000 75.500.000

Keterangan: Piutang awal bulan Januari 2008 adalah piutang yang berasal dari transaksi
penjualan kredit bulan Desember 2007, tetapi penerimaan pelunasannya dari pihak pembeli
(debitur) terjadi pada bulan januari 2008.

15
Perseroan terbatas “Charisma”

Budget Piutang

Produk “Adiva” Tahun 2008

Bulan Piutang Tambahan Jumlah Penerimaan Piutang


awal Piutang Piutang Pelunasan akhir
(Rupiah) (Rupiah) (Rupiah) (Rupiah) (Rupiah)
Januari 18.000.000 100.107.000 118.107.000 97.677.000 20.430.000
Februauri 20.430.000 125.930.000 146.360.000 120.660.000 25.700.000
Maret 25.700.000 253.027.000 178.727.000 147.497.000 31.230.000
April 31.230.000 178.164.000 209.394.000 173.034.000 36.360.000
Mei 36.360.000 174.195.000 210.555.000 175.005.000 35.550.000
Juni 35.550.000 163.807.000 199.357.000 165.927.000 33.430.000
Juli 33.430.000 152.684.000 186.114.000 154.954.000 31.160.000
Agustus 31.160.000 161.308.000 192.468.000 159.548.000 32.920.000
September 32.920.000 171.942.000 204.861.000 169.771.000 35.090.000
Oktober 35.090.000 181.839.000 216.929.000 178.919.000 38.010.000
November 37.110.000 186.935.000 224.045.000 185.895.000 38.150.000
Desember 38.150.000 180.320.000 218.470.000 181.670.000 36.800.000

Keterangan: Piutang awal bulan Januari 2008 adalah piutang yang berasal dari transaksi
penjualan kredit bulan Desember 2007, tetapi penerimaan pelunasannya dari pihak pembeli
(debitur) terjadi pada bulan Januari 2008.

16
BAB III

PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Piutang adalah hak menagih sejumlah harta dari kreditor kepada debitor yang tersedia
melunasi pada waktu mendatang. Piutang usaha adalah piutang yang timbul Karena menjual
barang atau jasa secara kredit. Pemberian piutang punya konsekuensi terhadap risiko tidak
tertagihnya piutang tersebut, terhadap kondisi ini, perusahaan perlu juga menentukan
cadangan piutang tak tertagih. Untuk meminimalisir terjadinya risiko piutang tak tertagih
terlalu tinggi, perusahaan perlu selektif dalam pemberian kredit kepada pelanggannya, dan
dapat mempertimbangkan hal-hal berikut yang dikenal dengan the five C’s principles (5 C)
dan 7 P yang terlah dipaparkan didalam makalah.
Terdapat beberapa factor yang mempengaruhi Anggaran Piutang diantaranya yaitu;
volume barang yang dijual secara kredit, standar kredit, jangka waktu kredit, pemberian
potongan, pembetasan kredit, kebijakan penagihan hutang.

3.2 Saran
Diharapkan makalah “Anggaran Piutang” ini dapat menambah wawasan pembaca
serta dapat dijadikan referensi pengetahuan bagi para pembaca, penulis menyadari bahwa
dalam penulisan makalah ini masih banyak terdapat kekurangan. Oleh karena itu, penulis
mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari para pembaca agar dalam pembuatan
makalah selanjutnya menjadi lebih baik. Atas kritik dan sarannya, kami ucapkan terima
kasih.

17
DAFTAR PUSTAKA

Suhardi. 2019. BUDGETING: Perusahaan,Koperasi,dan Simulasinya. Yogyakarta:


Penerbit Gava Media.

Nur Aisyah. Modul : Penganggaran Perusahaan. Universitas Mercu Buana: Pusat


Pengembangan Bahan Ajar.

Munandar, M. (2010). Budgeting Perencanaan Kerja Pengkoordiasian Kerja


Pengawasan Kerja, Yogyakarta: BPFE.

18

Anda mungkin juga menyukai