Dosen Pengampu:
Disusun Oleh :
Kelompok 6
Kelas 2C
Jurusan Akuntansi
2019
i
DAFTAR ISI
Halaman Judul.............................................................................................................. i
Daftar Isi........................................................................................................................ ii
BAB I Pendahuluan...................................................................................................... 1
BAB II Pembahasan..................................................................................................... 2
3.1 Kesimpulan.................................................................................................. 19
3.2 Saran............................................................................................................. 19
Daftar Pustaka.............................................................................................................. 20
Lampiran
ii
BAB I
Pendahuluan
Dalam menjalankan kegiatan usaha, tentu memerlukan suatu manajemen yang baik agar
perusahaan dapat berjalan sebagaimana mestinya dan memperoleh keuntungan sesuai dengan
apa yang diharapkan. Manajemen perusahaan yang baik akan membuat perusahaan senantiasa
dalam kondisi stabil baik dari segi pengelolaan, kegiatan dan finansialnya. Namun sebaliknya,
apabila manajemen perusahaan buruk akan menimbulkan hambatan-hambatan tertentu bagi
perusahaan dalam menjalankan usahanya.
Hambatan yang seringkali timbul adalah minimnya jangkauan pemasaran yang
mengakibatkan penjualan terhambat sehingga perusahaan mengambil jalan pintas dengan
menjual produk-produknya secara kredit dalam rangka mempercepat penjualan dan
memperbasar keuntungan. Dengan cara ini perusahaan akan menjumpai permasalahan seperti
timbulnya piutang tak tertagih dan kesulitan dalam aspek permodalan untuk mengembangkan
usahanya.
Apabila masalah manajemen piutang tersebut tidak ditangani dengan baik, maka
kemungkinan kerugian yang akan dihadapi perusahaan akan semakin besar dan tidak dapat
dihindarkan lagi. Selain itu, dibutuhkan pengorbanan perusahaan yang besar baik dari segi
finansial maupun non-finansial untuk melakukan penagihan terhadap piutang yang tak
tertagih kepada para pelanggan.
Dengan demikian, perusahaan memerlukan kerja sama dengan pihak ketiga untuk
mengatasi masalah kredit macet yang dapat melakukan kegiatan administrasi kredit yang
lebih baik dengan cara mengambil alih piutang milik perusahaan dengan memberikan imbalan
(fee) kepada pihak ketiga tersebut. Dalam hal ini yang dimaksudkan adalah perusahaan anjak
piutang. Dengan adanya kerja sama tersebut perusahaan dapat memperoleh dana segar tanpa
harus mengajukan pinjaman kredit kepada bank yaitu dengan cara mengalihkan piutang yang
dimilikinya ke lembaga keuangan anjak piutang (factoring).
1
BAB II
Pembahasan
2.1 Sejarah Anjak Piutang
Dalam sejarah umat manusia, kegiatan anjak piutang sudah dikenal sejak 2000
tahun yang lalu dan pertama kali dipraktekkan di Mesopotamia. Tetapi pada saat itu
kegiatan kegiatan anjak piutang dilakukan dengan cara sederhana, yaitu pihak factor
biasanya bertindak sebagai agen penjualan yang juga sekaligus berperan sebagai pemberi
perlindungan kredit.
Kegiatan anjak piutang pada dasarnya merupakan bidang usaha yang relatif baru di
Indonesia. Eksistensi kelembagaan anjak piutang dimulai sejak ditetapkan Paket
Kebijaksanaan 20 Desember 1988 atau PAKDES 20, 1988 yang diatur dengan KEPPRES
No. 61 Tahun 1988 dan Keputusan Menteri Keuangan NO.172/KMK.06/2002.
Pengenalan usaha Anjak Piutang ditujukan untuk memperoleh sumber pembiayaan
alternatif di luar sektor perbankan.
2
Beberapa manfaat yang dapat diberikan lembaga anjak piutang dalam rangka
mengatasi masalah dunia usaha adalah sebagai berikut:
1. Penggunaan jasa anjak piutang akan menurunkan biaya produksi dan biaya
penjualan.
2. Anjak piutang dapat memberikan fasilitas pembiayaan dalam bentuk pembayaran
dimuka (Advanced Payment) sehingga akan meningkatkan credit standing
perusahaan.
3. Kegiatan anjak piutang dapat meningkatkan kemampuan bersaing perusahaan klien
karena klien dapat mengadakan transaksi perdagangan secara bebas baik
perdagangan dalam negeri maupun perdagangan internasional.
4. Meningkatkan kemampuan klien dalam memperoleh laba melalui peningkatan
perputaran modal kerja.
5. Menghilangkan risiko kerugian akibat terjadinya kredit macet karena resiko kredit
macet ini dapat diambil alih oleh lembaga anjak piutang.
6. Kegiatan anjak piutang dapat mempercepat proses ekonomi dan meningkatkan
pendapatan nasional.
Dari definisi di atas dapat disimpulkan bahwa perusahaan anjak piutang memiliki
kegiatan pokok sebagai berikut:
1. Pembelian dana atau pengalihan piutang jangka pendek dari transaksi perdagangan.
2. Mengurus administrasi penjualan kredit.
3. Penagihan piutang perusahaan klien.
Beberapa manfaat yang dapat diberikan oleh perusahaan anjak piutang dalam rangka
peningkatan kemampuan dunia usaha bagi klien adalah sebagai berikut:
3
5. Meningkatkan kepercayaan.
6. Kesempatan untuk mengembangkan usaha.
Fasilitas anjak piutang yang ditawarkan oleh perusahaan anjak piutang dapat
dibedakan dalam berbagai jenis sebagai berikut:
1. Berdasarkan Pemberitahuan
a. Disclosed/notification, yaitu pengalihan piutang kepada perusahaan anjak piutang
dengan sepengetahuan pihak debitur (customer). Oleh karena itu pada saat piutang
tersebut jatuh tempo perusahaan anjak piutang memiliki hak tagih pada debitur
yang bersangkutan. Untuk dapat melakukan hal tersebut di dalam faktur
dicantumkan pernyataan bahwa bahwa piutang yang timbul dari faktur ini telah
dialihkan kepada perusahaan anjak piutang. Adanya notifikasi pada setiap
transaksi anjak piutang kepada pihak customer dimaksudkan untuk :
- Untuk menjamin pembayaran langsung kepada pihak anjak piutang
- Untuk mencegah pihak customer melakukan perbuatan yang merugikan pihak
perusahaan anjak piutang, misalnya pengurangan jumlah piutang sesuai dengan
kontrak klien sebagai penjual.
- Mencegah perubahan perubahan yang dalam kintrak yang dapat mempengaruhi
perusahaan anjak piutang.
- Memungkinkan perusahaan anjak piutang untuk menuntut atas namanya
apabila terjadi perselisihan.
Mekanisme anjak piutang dengan fasilitas disclosed dapat dilihat sebagai berikut:
Keterangan:
1) Penjualan secara kredit kepada customer (debitur)
2) Kontrak factoring antara supplier (klien) dengan perusahaan factoring (factor)
disertai dengan penyerahan faktur-faktur dan dokumen terkait lainnya.
3) Pemberitahuan kepada customer mengenai kontrak factoring.
4) Pembayaran oleh perusahaan factoring yang dapat dilakukan dalam waktu 24
jam. Pembayaran tersebut berjumlah sampai 80% dari total nilai faktur.
Sisanya 20% akan dibayar apabila telah dilakukan pelunasan penuh oleh
customer atau debitur.
5) Penagihan leh perusahaan factoring yang disertai dengan bukti-bukti
pendukung.
4
6) Pelunasan utang customer kepada perusahaan factoring.
Keterangan:
1) Penjualan secara kredit oleh klien (supplier) kepada nasabahnya (customer).
2) Penyerahan faktur dan bukti-bukti pendukung lainnya tanpa ada pemberitahuan
mengenai kontrak anjak piutang.
3) Tembusan kepada klien sampai 80% dari total nilai faktur. Sisanya 20% akan
dibayar saat pelunasan utang oleh debitur (customer).
4) Pada saat jatuh tempo, debitur akan melunasi utangnya langsung kepada
supplier atau klien.
5) Klien kemudian meneruskan pelunasan tersebut (No.5) kepada perusahaan
anjak piutang selanjutnya melunasi sisa pembayaran 20% kepada klien.
3. Berdasarkan Pelayanan
a. Full Service Factoring, anjak piutang jenis ini memberikan jasa secara
menyeluruh, baik jasa pembiayaan maupun non pembiayaan. Misalnya saja pada
urusan administrasi penjualan (sale ledger administration), tagihan dan penagihan
piutang termasuk menanggung risiko terhadap piutang yang macet.
b. Finance Factoring, anjak piutang jenis ini hanya menyediakan fasilitas
pembiayaan saja tanpa ikut menanggung risiko atas piutang tak tertagih.
Penyediaan pembiayaan dana tunai pada saat penyerahan faktur pada perusahaan
factoring sampai sejumlah 80% dari nilai seluruh faktur sesuai dengan besarnya
plafon pembiayaan (limit kredit). Klien tetap harus bertanggung jawab terhadap
pembukuan piutang dan penagihannya, termsuk menanggung risiko tidak
tertagihnya piutang tersebut.
c. Bulk Factoring, anjak piutang jenis ini memberikan jasa pembiayaan dan
pemberitahuan saat jatuh tempo pada nasabah, tanpa memberikan jasa lain seperti
resiko piutang, administrasi penjualan, dan penagihan.
d. Maturity Factoring, pembiayaan pada dasarnya tidak diperlukan oleh klien tetapi
oleh pengurusan penjualan dan penagihan piutang serta proteksi atas tagihan.
Fasilitas anjak piutang maturity memberikan kredit perdagangan kepada customer
atau nasabah dengan pembayaran segera.
6
Pada umumnya kegiatan usaha anjak piutang sering dilakukan dalam bentuk
pembelian tagihan milik klien (supplier). Bahkan di beberapa negara kegiatan anjak
piutang lebih banyak mengarah kepada kegiatan pembiayaan konsumen (consumer
financing); yaitu pembiayaan dalam bentuk membeli kredit konsumen yang berjangka
waktu 2 atau 3 tahun dari supplier atau dealer atau dari pabrik dengan tingkat diskonto
tertentu. Proses kegiatan anjak piutang ini dapat dibedakan menjadi:
Penjualan barang
Supplier
Supplier Pengalihan tagihan Customer
Customer
(Klien)
(Klien) (Pembeli)
(Pembeli)
Kontrak
Kontrak Pelunasan
Perusahaan
Perusahaan Anjak
Anjak
Piutang
Piutang
(Factor)
(Factor)
Keterangan :
1) Supplier (klien) menjual barang atau jasa kepada pembeli (customer).
Penyerahan barang dengan D/0 yang ditandatangani pembeli. Asli D/0 kemkbali
pada supplier.
2) Karena alasan cash flow, supplier atau klien kemudian menjual tagihannya
kepada perusahaan anjak piutang atas persetujuan pembeli (customer).
3) Klien menyerahkan data tagihan, termasuk faktur-faktur atau D/0 kepada
perusahaan anjak piutang.
4) Kontrak persetujuan dan pengambilalihan tagihan antara klien dengan
perusahaan anjak piutang.
5) Pembayaran kepada klien atas penjualan tagihan.
6) Pada saat jatuh tempo perusahaan anjak piutang melakukan penagihan kepada
pembeli (customer).
7
7) Pelunasan utang oleh pembeli
Penjualan barang
Supplier
Supplier Penyerahan tagihan Customer
Customer
(Klien)
(Klien) (Pembeli)
(Pembeli)
(3)Endorsement Bank
Bank
(4)Pembayaran promes
(Discount basis)
(5)Penyerahan promes
(5)Pembayaran
Perusahaan
Perusahaan Anjak
Anjak
Piutang
Piutang
(Factor)
(Factor)
Keterangan :
8
Jasa-jasa anjak piutang dapat dibedakan dalam 2 jenis, yaitu jasa pembiayaan (financing
services) dan jasa non-pembiayaan (non-financing services).
1. Jasa Pembiayaan
Perusahaan anjak piutang memberikan pembiayaan yang besarnya berkkisar antara
60%-80% dari total piutang setelah dilakukan kontrak anjak piutang dan penyerahan
bukti-bukti penjualan barang. Kontrak atau transaksi ini dapat dilakukan atas dasar
with recourse atau without recourse. Dalam hal with recourse factoring, risiko
terjadinya kemacetan atas piutang (tagihan) ditanggung oleh klien atau supplier.
Sebaliknya, dalam without recourse factoring, perusahaan anjak piutang yang akan
mengambil risiko kemacetan piutang.
2. Jasa Non-pembiayaan
Perusahaan anjak piutang menyediakan jasa untuk melayani kepentingan
pengelolaan kredit (supplier). Adapun produk jasa-jasa nonpembiayaan yang
ditawarkan oleh perusahaan anjak piutang antara lain sebagai berikut:
a. Investigasi kredit (credit investigation) atau analisis kredit.
b. Sales ledger administration atau sales accounting.
c. Pengawasan kredit dan penagihannya.
d. Perlindungan terhadap risiko kredit.
Jasa-jasa nonpembiayaan yang diberikan oleh perusahaan anjak piutang pada
dasarnya merupakan fungsi credit department bagi perusahaan klien. Perusahaan
anjak piutang melakukan fungsinya sebagai credit department bagi klien dengan
menyampaikan laporan kepada kliennya yang menyangkut antara lain hal-hal sebagai
berikut:
a. Credit standing para nasabah (customer).
b. Posisi piutang klien termasuk tanggal jatuh temponya yang bagi klien berguna
untuk perencanaan penjualan kredit pada periode berikutnya.
c. Statement of account kepada nasabah.
d. Kegiatan penagihan yang dilakukan sesuai dengan prosedur yang telah ditentukan.
Besarnya biaya anjak piutang pada dasarnya sangat dipengaruhi oleh beban kerja dan
risiko yang ditanggung oleh perusahaan anjak piutang yang tercermin dari jumlah
dokumen atau faktur yang diserahkan klien, frekuensi perselisihan dagang yang terjadi,
volume jangka waktu dan syarat-syarat penjualan kredit yang berlaku. Pembayaran
service charge tersebut biasanya dipotong dari pembayaran pre financing yang diberikan
oleh perusahaan anjak piutang. Sedangkan biaya bunga atau discount charge sehubungan
dengan pembayaran di muka (initial payment).
Sehubungan dengan itu, biaya yang dikenakan oleh perusahaan anjak piutang pada
prinsipnya berkaitan dengan jasa-jasa yang diberikan kepada kliennya.
9
Biaya yang timbul dari penggunaan fasilitas anjak piutang sekurang-kurangnya terdiri
atas 2 macam biaya yaitu:
1. Service charge
Berkaitan dengan fungsi perusahaan factoring dalam melakukan pembukuan penjualan
(sales ledger) terhadap ransaksi penjualan oleh klien. Besarnya biaya tersebut sangat
tergantung dalam, perjanjian kedua belah pihak antara perusahaan anjak piutang
dengan klien sebelum kontrak anjak piutang dilakukan dan biasanya dinyatakan dalam
suatu persentase tertenu dari nilai faktur.
2. Discount charge
Berkaitan dengan pembayaran di muka yang diberikan oleh perusahaan anjak piutang
kepada klien setelah penyerahan faktur dilakukan. Besarnya biayanya dinyatakan
dalam suatu persentase secara tahunan (annual basic). Biaya ini juga ditetapkan
berdasarkan negosiasi antara pihak perusahaan anjak piutang dengan klien sebelum
kontrak anjak piutang dilakukan.
Mekanisme transaksi dalam negeri dengan menggunakan jasa anjak piutang tersebut
biasanya dilakukan dengan fasilitas disclosed factoring.
10
Proses anjak piutang dalam negeri sebagaimana digambarkan pada gambar diatas
dapat dijelaskan berdasarkan tahap tahap berikut:
1) Transaksi jual beli barang diikuti dengan penyerahan barang dan faktur.
2) Klien menyerahkan pula kopi faktur kepada perusahaan anjak piutang.
3) Berdasarkan kopi faktur tersebut dan sesuai dengan persetujuan, perusahaan anjak
piutang segera membayar klien maksimum 80% dari nilai faktur.
4) Perusahaan anjak piutang secara aktif melakukan penagihan sesuai dengan syarat
pembayaran yang telah disetujui.
5) Pihak customer selanjutnya membayar kepada perusahaan anjak piutang sesuai
dengan besarnya kontrak.
6) Setelah selesai seluruh pembayaran perusahaan anjak piutang melunasi sisa
pembayaran (refirnd) kepada klien sebesar 20% dari nilai faktur dikurangi biaya
anjak piutang yang besarnya telah disepakati dalam kontrak.
2. Transaksi Internasional (international factoring)
Anjak piutang internasional atau sering juga disebut export factoring merupakan
fasilitas untuk membantu mempercepat proses pembayaran tunai atas transaksi antar
penjual di suatu negara (eksportir) dengan pembeli dari negara lain (importir).Dengan
memanfaatkan jasa anjak piutang maka perdagangan ekspor impor barang
memungkinkan eksportir dapat segera menerima tunai hasil penjualannya. Dalam
anjak piutang internasional terdapat 4 (empat) pihak yang terlibat, yaitu :
a. Eksportir
b. Importir
c. Perusahaan anjak piutang eksportir (export factory)
d. Perusahaan anjak piutang importir (import factory).
11
2.10 Struktur Organisasi Perusahaan Anjak Piutang
Struktur organisasi perusahaan anjak piutang kecil disesuaikan dengan jenis jasa
yang ditawarkan, yaitu jasa pembiayaan. Mengingat proses dasar dari kegiatan
pembiayaan adalah :
Bagian-bagian yang terdapat dari perusahaan anjak piutang kecil tidak jauh berbeda
dengan proses tersebut. Unit-unit yang terdapat pada perusahaan anjak piutang kecil
yaitu :
1) Bagian kredit (credit department) adalah bagian dari perusahaan yang bertugas
melakukan analisis terhadap bonafiditas calon klien dan kolektibilitas atau
kualitas piutang yang akan dibiayai. Bidang usaha calon klien sangat beragam,
maka analisis pada bagian ini biasanya sudah merujuk pada spealisasi pada bidang
tertentu. Atas dasar pertimbangan serta untuk meningkatkan efisiensinya, masing-
masing perusahaan jasa anjak piutang kecil biasanya mengacu pada bidang
tertentu saja.
2) Bagian penerimaan faktur atau (invoice receiving department) memiliki fungsi
pengadministrasian pengiriman dan penyimpanan faktur-faktur dan dokumen-
dokumen secara teratur dan memungkinkan dilaksanakannya perhitungan discount
dan rata-rata jatuh tempo tagihan secara cepat.
3) Bagian penyesuaian (Adjustment Department) berfungsi melakukan penyesuaian
pencatatan dalam hal terjadi perubahan-perubahan baik dalam jumlah faktur
maupun dalam persyaratan atas tagihan secara tepat.
12
4) Bagian penagihan (Collection Department) bertugas untuk melakukan penagihan
terhadap piutang yang tidak dibayar pada saat jatuh tempo. Bagian ini dalam
menjalankan tugasnya tersebut melakukan koordinasi dan kerja sama dengan
bagian perkreditan (credit department) yang sebelumnya memberikan persetujuan
melakukan transaksi anjak piutang.
5) Departemen Rekening Klien (Client Account Department) adalah bagian dari
perusahaan yang bertugas melakukan seluruh pencatatan terhadap semua transaksi
atau kegiatan yang memengaruhi kewajiban dan hak klien.
6) Underwriting Department bertanggung jawab atas penilaian dan penggolongan
tingkat risiko yang dimiliki oleh seorang calon klien.
7) Departemen Legal (Legal Department) adalah bagian dari perusahaan yang
bertugas memberikan pertimbangan dan saran yuridis mengenai kegiatan-kegiatan
perusahaan.
8) Bagian audit (Auditing Department) bertanggung jawab untuk mengawasi
prosedur dan ketepatan pencatatan laporan keuangan perusahaan.
2. Struktur Organisasi Perusahaan Anjak Piutang Besar
Dalam perusahaan anjak piutang besar, tanggung jawab yang dimiliki oleh masing-
masing bagian cenderung lebih spesifik, sehingga secara umum jumlah bagian-
bagiannya menjadi lebih banyak. Struktur organisasi perusahaan anjak piutang besar
dapat digambarkan sebagai berikut :
c. Input
Input data meliputi data-data nasabah atau customer baru, perubahan-
perubahan pada sistem pembukuan nasabah (customer account), klien baru,
faktur, credit notes, dan penerimaan kas.
2) Divisi Keuangan (Finance Division)
a. Bagian Treasury
Unit ini memiliki fungsi untuk mengatur arus dana secara harian yang sulit
untuk diperkirakan dan mengelola kebutuhan dana perusahaan.
b. Bagian Akuntansi ( Financial Account )
Pada dasarnya, laporan keuangan bulanan dan tahunan sangat penting bagi
setiap industri atau kegiatan usaha komersial lainnya. Laporan tersebut
meliputi kalkulasi faktur baik mengenai biaya-biaya anjak piutang maupun
pembayaran bunga, pencatatan semua transaksi klien, pembelian piutang,
pembayaran yang diterima dari customer, tingkat discount yang diberikan,
pembukuan dan pembayaran di muka kepada klien. Biasanya, semua data
mengenai transaksi telah dimasukkan ke dalam komputer meskipun tanggung
jawab kebenarannya tertap berada pada unit ini.
c. Bagian Biaya dan Statistik (Costing Statistic)
Semakin banyak jasa yang diberikan kepada klien, maka semakin besar pula
pembebanan biaya yang harus dikenakan sebagai komponen biaya. Sistem
statistik yang diperlukan untuk menetapkan biaya dan pengawasan atas
perusahaan harus dilakukan komputerisasi dengan melaporkan secara harian
kepada pihak manajemen. Hal tersebut meliputi : turnover usaha anjak
piutang, penerimaan dan pembayaran tunai, pendapatan fee yang diterima,
dan jumlah faktur serta credit notes yang diproses. Sementara itu, sistem
14
statistik juga harus mampu menyediakan laporan-laporan khusus kepada
manajemen apabila terjadi hal-hal yang tidak normal atas transaksi klien.
3) Divisi Operasional (Operation Division)
Divisi ini dapat beroperasi baik dengan dasar suatu tim kerja maupun dengan
membentuk minimal 4 bagian yang terpisah. Bagian-bagian tersebut terdiri dari :
15
4) Divisi Penjualan/Pemasaran (Sales Marketing Division)
Divisi ini terdiri dari 3 unit yaitu :
a. Bagian Penjualan (Sales)
Unit ini memiliki dua tugas. Pertama, melakukan penjualan produk
perusahaan kepada calon klien setelah meyakinkan bahwa kebutuhan calon
klien dapat dipenuhi dan keamanan piutang tersebut sudah memenuhi
persyaratan tingkat resiko. Kedua, petugas penjualan harus dapat meyakinkan
manajemennya baik dalam hal pemenuhan kebutuhan klien dan keamanan
pihak perusahaan anjak piutang yang dinilai dari kualitas piutang tersebut.
b. Bagian Pemasaran (Marketing)
Pada prinsipnya, unit ini memiliki fungsi untuk melakukan promosi atas
perusahaan anjak piutang dan produknya serta mengidentifikasi terjadinya
suatu pengembangan produk baru atau produk yang telah ada. Sasaran pokok
bagian pemasaran yaitu menciptakan citra atau image perusahaan terutama di
kalangan industri dan memastikan bahwa semua hubungan yang dilakukan
oleh petugas memberikan kesan bahwa mereka telah melakukan tugasnya
secara profesional. Pelaksanaan promosi dapat dilakukan melalui iklan,
customer, klien, akuntan publik dan konsultan serta mengirim surat langsung.
c. Bagian Pengembangan Produk (Product Department)
Unit ini bertugas untuk melakukan evaluasi atas konsep-konsep baru
kemudian menciptakan produk-produk baru yang dapat ditawarkan kepada
calon klien. Misalnya penyediaan pelayanan penuh bagi klien yang memiliki
multi produk.
1. Penekanan anjak piutang adalah pada nilai piutang, bukan kelayakan kredit
perusahan.
2. Anjak piutang bukanlah suatu pinjaman, melainkan suatu pembelian aset (piutang).
3. Pinjaman bank melibatkan dua pihak, sedangkan anjak piutang melibatkan tiga
pihak.
16
- Kredit Klien, dapat dilihat dengan melakukan penilaian terhadap kreditur-
kreditur pihak klien untuk mengetahui kemampuan klien dalam membayar
kewajibannya sesuai waktu jatuh tempo yang telah disepakati.
b. Kualitas Piutang
Dalam melakukan penialian terhadap kualitas suatu piutang, maka penilaian
utama dilakuka dengan menggunakan informasi mengenai riwayat perusahaan dan
sumber informasi tambahan mengenai perkiraan jalannya operasi perusahaan di
masa depan. Informasi tersebut meliputi:
- Penyebaran Piutang
- Jumlah Credit Notes
- Pelunasan Piutang oleh Customer
- Piutang yang Dikecualikan
2. Risiko Customer
Penilaian risiko debitur (customer risk) oleh perusahaan anjak piutang cukup penting,
baik untuk kontrak dengan fasilitas recourse factoring maupun non-recourse
factoring untuk mengetahui dan menilai tingkat risiko yang mungkin akan dihadapi
oleh perusahaan anjak piutang, baik risiko secara keseluruhan, sebagian, atau tidak
sama sekali.
17
4. Kemampuan perusahaan anjak piutang menyediakan laporan-laporan secara akurat
dan reguler mengenai posisi dan status piutang sebagai standar untuk menilai kinerja
perusahaan anjak piutang.
5. Kesanggupan perusahaan anjak piutang dalam menyediakan cadangan yang
memadai untuk mengantisipasi suatu risiko kredit.
Informasi di atas dapat diperoleh klien melalui pertemuan langsung dengan pejabat
eksekutif perusahaan anjak piutang maupun supplier lain yang pernah atau sedang
menggunakan jasa perusahaan anjak piutang yang bersangkutan.
18
BAB III
Penutup
3.1 Kesimpulan
Persaingan usaha yang semakin ketat saat ini memerlukan strategi-strategi yang
terbaik dalam menyusun kebijakan perusahaan, teruatama kebijakan penjualan dan
manajemen piutang. Dengan adanya manajemen yang baik diharapkan dapat
memaksimalkan keuntungan yang akan diperoleh perusahaan dan meminimalisir risiko
yang akan dihadapi oleh perusahaan.
Kehadiran lembaga keuangan anjak piutang merupakan salah satu alternatif terbaik
yang dapat digunakan perusahaan untuk membantu mengelola piutang yang dimiliki.
Dengan demikian, perusahaan akan tetap dapat berjalan dan kecukupan modal akan
tetap terpenuhi sehingga perputaran usaha dapat berlangsung dalam jangka waktu yang
relatif singkat karena minimnya risiko yang dihadapi.
3.2 Saran
Penyusun menyadari bahwa penyusunan makalah ini masih sangat jauh dari
kesempurnaan dan masih terdapat banyak kesalahan. Untuk itu, diharapkan para
pembaca dapat memberikan saran dan kritik yang membangun untuk tujuan perbaikan
penyusunan makalah ke depannya.
19
DAFTAR PUSTAKA
Hasibuan, Fauzi Yusuf. 2009. Peranana Lembaga Anjak Piutang dalam Ekonomi Indonesia.
https://fauzieyusufhasibuan.wordpress.com/2009/12/12/peranan-lembaga-anjak-piutang-
dalam-ekonomi-indonesia/
K. Nurhikmah. 2014. Perusahaan Anjak Piutang dan Perannya dalam Pertumbuhan
Ekonomi. https://fauzieyusufhasibuan.wordpress.com/2009/12/12/peranan-lembaga-anjak-
piutang-dalam-ekonomi-indonesia/. Makalah
Siamat, Dahlan. 2005 Manajemen Lembaga Keuangan; Kebijakan Moneter dan Perbankan
Edisi 5. Jakarta: Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia
20
LAMPIRAN
Berikut merupakan data perusahaan anjak piutang aktif yang terdapat di Indonesia: