Anda di halaman 1dari 24

MANAJEMEN ANJAK PIUTANG

Disusun dalam rangka memenuhi tugas mata kuliah

Bank dan Lembaga Keuangan Non Bank

Dosen Pengampu:

Triesti Candrawati, S.sos., MAB

Disusun Oleh :

Kelompok 6

1. Andre Khurniawan (1842530056)


2. Angel Chandra Septin (1842530044)
3. Angela Octavia Yolanda Sinay (1842530034)
4. Rizky Fauzyah (1842530061)
5. Saphira Nurul Faadia (1842530046)

Kelas 2C

Politeknik Negeri Malang

Jurusan Akuntansi

Program Studi D-IV Keuangan

2019

i
DAFTAR ISI
Halaman Judul.............................................................................................................. i

Daftar Isi........................................................................................................................ ii

BAB I Pendahuluan...................................................................................................... 1

BAB II Pembahasan..................................................................................................... 2

2.1 Sejarah Anjak Piutang.................................................................................. 2


2.2 Peran Anjak Piutang dalam Perekonomian.................................................. 2
2.3 Pengertian Anjak Piutang............................................................................. 3
2.4 Manfaat Anjak Piutang................................................................................ 3
2.5 Jenis-jenis Anjak Piutang............................................................................. 4
2.6 Proses Anjak Piutang................................................................................... 7
2.7 Jasa-jasa Anjak Piutang............................................................................... 9
2.8 Biaya Anjak Piutang.................................................................................... 9
2.9 Ruang Lingkup Operasi Anjak Piutang....................................................... 10
2.10 Struktur Organisasi Anjak Piutang.............................................................. 12
2.11 Perbedaan Anjak Piutang dan Kredit Bank.................................................. 16
2.12 Penilaian Risiko Anjak Piutang................................................................... 16
2.13 Penilaian Perusahaan Anjak Piutang............................................................ 17
2.14 Penilaian Klien terhadap Perusahaan Anjak Piutang................................... 17

BAB III Penutup

3.1 Kesimpulan.................................................................................................. 19
3.2 Saran............................................................................................................. 19

Daftar Pustaka.............................................................................................................. 20

Lampiran

ii
BAB I

Pendahuluan
Dalam menjalankan kegiatan usaha, tentu memerlukan suatu manajemen yang baik agar
perusahaan dapat berjalan sebagaimana mestinya dan memperoleh keuntungan sesuai dengan
apa yang diharapkan. Manajemen perusahaan yang baik akan membuat perusahaan senantiasa
dalam kondisi stabil baik dari segi pengelolaan, kegiatan dan finansialnya. Namun sebaliknya,
apabila manajemen perusahaan buruk akan menimbulkan hambatan-hambatan tertentu bagi
perusahaan dalam menjalankan usahanya.
Hambatan yang seringkali timbul adalah minimnya jangkauan pemasaran yang
mengakibatkan penjualan terhambat sehingga perusahaan mengambil jalan pintas dengan
menjual produk-produknya secara kredit dalam rangka mempercepat penjualan dan
memperbasar keuntungan. Dengan cara ini perusahaan akan menjumpai permasalahan seperti
timbulnya piutang tak tertagih dan kesulitan dalam aspek permodalan untuk mengembangkan
usahanya.
Apabila masalah manajemen piutang tersebut tidak ditangani dengan baik, maka
kemungkinan kerugian yang akan dihadapi perusahaan akan semakin besar dan tidak dapat
dihindarkan lagi. Selain itu, dibutuhkan pengorbanan perusahaan yang besar baik dari segi
finansial maupun non-finansial untuk melakukan penagihan terhadap piutang yang tak
tertagih kepada para pelanggan.
Dengan demikian, perusahaan memerlukan kerja sama dengan pihak ketiga untuk
mengatasi masalah kredit macet yang dapat melakukan kegiatan administrasi kredit yang
lebih baik dengan cara mengambil alih piutang milik perusahaan dengan memberikan imbalan
(fee) kepada pihak ketiga tersebut. Dalam hal ini yang dimaksudkan adalah perusahaan anjak
piutang. Dengan adanya kerja sama tersebut perusahaan dapat memperoleh dana segar tanpa
harus mengajukan pinjaman kredit kepada bank yaitu dengan cara mengalihkan piutang yang
dimilikinya ke lembaga keuangan anjak piutang (factoring).

1
BAB II

Pembahasan
2.1 Sejarah Anjak Piutang

Dalam sejarah umat manusia, kegiatan anjak piutang sudah dikenal sejak 2000
tahun yang lalu dan pertama kali dipraktekkan di Mesopotamia. Tetapi pada saat itu
kegiatan kegiatan anjak piutang dilakukan dengan cara sederhana, yaitu pihak factor
biasanya bertindak sebagai agen penjualan yang juga sekaligus berperan sebagai pemberi
perlindungan kredit.

Selanjutnya, kegiatan anjak piutang diteruskan di wilayah Amerika Utara


khususnya pada sektor industri tekstil yang sampai saat ini masih merupakan salah satu
bidang kegiatan usaha utama anjak piutang. Di negara- negara lain usaha ini masih
merupakan industri yang sangat baru, dimulai sekitar dekade 1970-an. Perusahaan anjak
piutang di Eropa mengikuti pola perkembangan usaha anjak piutang di Amerika. Pada
akhir abad ke-19, perusahaan-perusahaan anjak piutang meninggalkan profesi sebagai
agen dan mengkonsenterasikan kegiatannya pada pengelolaan kredit bagi klien yang
meliputi menjamin kredit, menagih dan menyediakan dana. Bentuk inilah yang menjadi
embrio bisnis anjak piutang modern.

Kegiatan anjak piutang pada dasarnya merupakan bidang usaha yang relatif baru di
Indonesia. Eksistensi kelembagaan anjak piutang dimulai sejak ditetapkan Paket
Kebijaksanaan 20 Desember 1988 atau PAKDES 20, 1988 yang diatur dengan KEPPRES
No. 61 Tahun 1988 dan Keputusan Menteri Keuangan NO.172/KMK.06/2002.
Pengenalan usaha Anjak Piutang ditujukan untuk memperoleh sumber pembiayaan
alternatif di luar sektor perbankan.

2.2 Peran Anjak Piutang dalam Perekonomian

Dengan banyaknya sektor usaha yang menghadapi berbagai masalah dalam


menjalankan kegiatan usahanya. Masalah tersebut pada prinsipnya dikarenakan
kurangnya kemampuan dan terbatasnya sumber-sumber permodalan, lemahnya
pemasaran sehingga target penjualan tidak tercapai. Disamping itu perusahaan hanya
terkonsentrasi pada usaha peningkatan produksi dan penjualan sedangkan administrasi
penjualan termasuk penjualan secara kredit (piutang) masih terabaikan.

Kelemahan dibidang manajemen atau pengelolaan piutang menyebabkan semakin


meningkatnya kredit macet. Kondisi seperti ini mengancam kontinuitas usaha yang pada
gilirannya akan menyulitkan perusahaan dalam memperoleh sumber pembiayaan dari
lembaga keuangan.

2
Beberapa manfaat yang dapat diberikan lembaga anjak piutang dalam rangka
mengatasi masalah dunia usaha adalah sebagai berikut:
1. Penggunaan jasa anjak piutang akan menurunkan biaya produksi dan biaya
penjualan.
2. Anjak piutang dapat memberikan fasilitas pembiayaan dalam bentuk pembayaran
dimuka (Advanced Payment) sehingga akan meningkatkan credit standing
perusahaan.
3. Kegiatan anjak piutang dapat meningkatkan kemampuan bersaing perusahaan klien
karena klien dapat mengadakan transaksi perdagangan secara bebas baik
perdagangan dalam negeri maupun perdagangan internasional.
4. Meningkatkan kemampuan klien dalam memperoleh laba melalui peningkatan
perputaran modal kerja.
5. Menghilangkan risiko kerugian akibat terjadinya kredit macet karena resiko kredit
macet ini dapat diambil alih oleh lembaga anjak piutang.
6. Kegiatan anjak piutang dapat mempercepat proses ekonomi dan meningkatkan
pendapatan nasional.

2.3 Pengertian Anjak Piutang

Anjak piutang (bahasa Inggris: factoring) dapat didefinisikan sebagai transaksi


pembelian dan atau penagihan serta pengurusan piutang atau tagihan jangka pendek klien
(penjual) kepada perusahaan factoring yang kemudian akan ditagih oleh perusahaan
anjak piutang kepada pembeli karena adanya pembayaran kepada klien oleh perusahaan
factoring (factor).

Menurut Keputusan Menteri Keuangan No.1251/KM013/1988 tanggal220


Desember 1988 adalah badan usaha yang melakuan kegiatan pembiayaan dalam bentuk
pembelian dan atau pengalihan serta pengurusan piutang atau tagihan jangka pendek
suatu perushaan dari transaksi perdagangan dalam atau luar negeri.

Dari definisi di atas dapat disimpulkan bahwa perusahaan anjak piutang memiliki
kegiatan pokok sebagai berikut:

1. Pembelian dana atau pengalihan piutang jangka pendek dari transaksi perdagangan.
2. Mengurus administrasi penjualan kredit.
3. Penagihan piutang perusahaan klien.

2.4 Manfaat Anjak Piutang

Beberapa manfaat yang dapat diberikan oleh perusahaan anjak piutang dalam rangka
peningkatan kemampuan dunia usaha bagi klien adalah sebagai berikut:

1. Membantu administrasi penjualan dan penagian (sales ledgering and collection


services).
2. Membantu beban risiko (credit insurance).
3. Memperbaiki sistem penagihan.
4. Membantu memperlancar modal kerja.

3
5. Meningkatkan kepercayaan.
6. Kesempatan untuk mengembangkan usaha.

2.5 Jenis-jenis Anjak Piutang

Fasilitas anjak piutang yang ditawarkan oleh perusahaan anjak piutang dapat
dibedakan dalam berbagai jenis sebagai berikut:

1. Berdasarkan Pemberitahuan
a. Disclosed/notification, yaitu pengalihan piutang kepada perusahaan anjak piutang
dengan sepengetahuan pihak debitur (customer). Oleh karena itu pada saat piutang
tersebut jatuh tempo perusahaan anjak piutang memiliki hak tagih pada debitur
yang bersangkutan. Untuk dapat melakukan hal tersebut di dalam faktur
dicantumkan pernyataan bahwa bahwa piutang yang timbul dari faktur ini telah
dialihkan kepada perusahaan anjak piutang. Adanya notifikasi pada setiap
transaksi anjak piutang kepada pihak customer dimaksudkan untuk :
- Untuk menjamin pembayaran langsung kepada pihak anjak piutang
- Untuk mencegah pihak customer melakukan perbuatan yang merugikan pihak
perusahaan anjak piutang, misalnya pengurangan jumlah piutang sesuai dengan
kontrak klien sebagai penjual.
- Mencegah perubahan perubahan yang dalam kintrak yang dapat mempengaruhi
perusahaan anjak piutang.
- Memungkinkan perusahaan anjak piutang untuk menuntut atas namanya
apabila terjadi perselisihan.

Mekanisme anjak piutang dengan fasilitas disclosed dapat dilihat sebagai berikut:

Keterangan:
1) Penjualan secara kredit kepada customer (debitur)
2) Kontrak factoring antara supplier (klien) dengan perusahaan factoring (factor)
disertai dengan penyerahan faktur-faktur dan dokumen terkait lainnya.
3) Pemberitahuan kepada customer mengenai kontrak factoring.
4) Pembayaran oleh perusahaan factoring yang dapat dilakukan dalam waktu 24
jam. Pembayaran tersebut berjumlah sampai 80% dari total nilai faktur.
Sisanya 20% akan dibayar apabila telah dilakukan pelunasan penuh oleh
customer atau debitur.
5) Penagihan leh perusahaan factoring yang disertai dengan bukti-bukti
pendukung.
4
6) Pelunasan utang customer kepada perusahaan factoring.

b. Undisclosed Factoring, transaksi penjualan atau pengalihan piutang kepada


perusahaan anjak piutang oleh klien tanpa pemberitahuan kepada debitur kecuali
bila ada pelanggaran atas kesepakatan pada pihak klien, atau secara sepihak
perusahaan anjak piutang menganggap akan menghadapi risiko.
Mekanisme Undisclose Factoring sebagai berikut:

Keterangan:
1) Penjualan secara kredit oleh klien (supplier) kepada nasabahnya (customer).
2) Penyerahan faktur dan bukti-bukti pendukung lainnya tanpa ada pemberitahuan
mengenai kontrak anjak piutang.
3) Tembusan kepada klien sampai 80% dari total nilai faktur. Sisanya 20% akan
dibayar saat pelunasan utang oleh debitur (customer).
4) Pada saat jatuh tempo, debitur akan melunasi utangnya langsung kepada
supplier atau klien.
5) Klien kemudian meneruskan pelunasan tersebut (No.5) kepada perusahaan
anjak piutang selanjutnya melunasi sisa pembayaran 20% kepada klien.

2. Berdasarkan Penanggungan Risiko


a. Recourse Factoring, berkaitan dengan risiko debitur yang tidak mampu
memenuhi kewajibannya. Keadaan ini bagi perusahaan anjak piutang merupakan
ancaman risiko.
- Dalam perjanjian with recourse, klien akan menanggung risiko kredit terhadap
piutang yang dialihkan kepada perusahaan anjak piutang. Oleh karena itu,
perusahaan anjak piutang akan mengemblikan tanggung jawab (recourse)
pembayaran piutang kepada klien atas piutang yang tidak tertagih dari
customer.
- Dalam perjanjian without recourse perusahaan anjak piutang menanggung
risiko atas tidak tertagihnya piutang yang telah dialihkan leh klien. Namun,
dalam perjanjian anjak piutang daat dicantumkan bahwa di luar keadaan
macetnya tagihan dapat diberlakuakan bentuk recourse. Ini untuk
menghindarkan tagihan yang tidak diabayar karena pihak klien ternayat
mengirimkan barang yang cacat atau tidak sesuai dengan perjanjian kepada
nasabahnya. Dengan demikian customer berhak untuk mengembalikan barang
yang telah diserahkan tersebut dan terlepas dari kewajiban pembayaran utang.
5
Dalam hal terjadi kasus demikin, perusahaan factoring dapat mengembalikan
tagihan tersebut kepada klien.

3. Berdasarkan Pelayanan
a. Full Service Factoring, anjak piutang jenis ini memberikan jasa secara
menyeluruh, baik jasa pembiayaan maupun non pembiayaan. Misalnya saja pada
urusan administrasi penjualan (sale ledger administration), tagihan dan penagihan
piutang termasuk menanggung risiko terhadap piutang yang macet.
b. Finance Factoring, anjak piutang jenis ini hanya menyediakan fasilitas
pembiayaan saja tanpa ikut menanggung risiko atas piutang tak tertagih.
Penyediaan pembiayaan dana tunai pada saat penyerahan faktur pada perusahaan
factoring sampai sejumlah 80% dari nilai seluruh faktur sesuai dengan besarnya
plafon pembiayaan (limit kredit). Klien tetap harus bertanggung jawab terhadap
pembukuan piutang dan penagihannya, termsuk menanggung risiko tidak
tertagihnya piutang tersebut.
c. Bulk Factoring, anjak piutang jenis ini memberikan jasa pembiayaan dan
pemberitahuan saat jatuh tempo pada nasabah, tanpa memberikan jasa lain seperti
resiko piutang, administrasi penjualan, dan penagihan.
d. Maturity Factoring, pembiayaan pada dasarnya tidak diperlukan oleh klien tetapi
oleh pengurusan penjualan dan penagihan piutang serta proteksi atas tagihan.
Fasilitas anjak piutang maturity memberikan kredit perdagangan kepada customer
atau nasabah dengan pembayaran segera.

4. Berdasarkan Lingkup Kegiatan


a. Domestic Factoring, kegiatan transaksi anjak piutang dengan melibatkan
perusahaan anjak piutang, klien dan debitur yang semuanya berdomisili di dalam
negeri.
b. International Factoring, kegiatan anjak piutang untuk transaksi ekspor impor
barang yang melibatkan dua perusahaan factoring di masing-masing negara
sebagai export factor dan import factor.

5. Bedasarkan Pembayaran kepada Klien


a. Advanced Payment, transaksi anjak piutang dengan memberikan pembayaran
dimuka (pre-payment financing) oleh perusahaan anjak piutang kepada klien
berdasarkan penyerahan faktur yang besarnya berkisar 80% dari nilai faktur.
b. Maturity, transaksi pengalihan piutang yang pembayarannya dilakukan
perusahaan anjak piutang pada saat piutang tersebut jatuh tempo. Pembayaran
tagihan ini biasanya dilakukan berdasarkan rata-rata jatuh tempo tagihan (faktur).
c. Collection, transaksi pengalihan piutang yang pembayarannya akan dilakukan
apabila perusahaan anjak piutang berhasil melakukan penagihan terhadap debitur.

2.6 Proses Anjak Piutang

6
Pada umumnya kegiatan usaha anjak piutang sering dilakukan dalam bentuk
pembelian tagihan milik klien (supplier). Bahkan di beberapa negara kegiatan anjak
piutang lebih banyak mengarah kepada kegiatan pembiayaan konsumen (consumer
financing); yaitu pembiayaan dalam bentuk membeli kredit konsumen yang berjangka
waktu 2 atau 3 tahun dari supplier atau dealer atau dari pabrik dengan tingkat diskonto
tertentu. Proses kegiatan anjak piutang ini dapat dibedakan menjadi:

1. Proses Anjak Piutang untuk Tagihan


Kegiatan anjak piutang untuk tagihan ini disebut juga account receivable factoring
didasarkan pada suatu transaksi jual beli secara kredit jangka pendek dan
menengah. Selanjutnya tagihan tersebut dijual kepada perusahaan anjak puitang
dengan kontrak pengambilalihan tagihan dari penjual atau supplier kepada
perusahaan anjak piutang. Pengalihan tagihan tersebut atas persetujuan stau
pengetahuan pembeli (customer) di mana pada saat tagihan jatuh tempo, pembeli
membayar utangnya langsung kepada perusahaan anjak piutang. Proses anjak
piutang untuk tagihan dapat diikuti pada gambar berikut:

Penjualan barang
Supplier
Supplier Pengalihan tagihan Customer
Customer
(Klien)
(Klien) (Pembeli)
(Pembeli)

Data-data tagihan Penagihan

Kontrak
Kontrak Pelunasan

Perusahaan
Perusahaan Anjak
Anjak
Piutang
Piutang
(Factor)
(Factor)

Keterangan :
1) Supplier (klien) menjual barang atau jasa kepada pembeli (customer).
Penyerahan barang dengan D/0 yang ditandatangani pembeli. Asli D/0 kemkbali
pada supplier.
2) Karena alasan cash flow, supplier atau klien kemudian menjual tagihannya
kepada perusahaan anjak piutang atas persetujuan pembeli (customer).
3) Klien menyerahkan data tagihan, termasuk faktur-faktur atau D/0 kepada
perusahaan anjak piutang.
4) Kontrak persetujuan dan pengambilalihan tagihan antara klien dengan
perusahaan anjak piutang.
5) Pembayaran kepada klien atas penjualan tagihan.
6) Pada saat jatuh tempo perusahaan anjak piutang melakukan penagihan kepada
pembeli (customer).

7
7) Pelunasan utang oleh pembeli

2. Proses Anjak Piutang untuk Promes


Proses anjak piutang untuk promes melibatkan pihak lain misalnya bank dalam
mekanisme pembayaran. Transaksi jual beli dilakukan dengan penerbitan promes
oleh pembeli sebagai bukti surat utang kepada penjual yang selanjutnya dapat
didiskontokan kepada perusahaan anjak piutang. Proses anjak piutang untuk promes
dapat diikuti pada gambar berikut.

Penjualan barang
Supplier
Supplier Penyerahan tagihan Customer
Customer
(Klien)
(Klien) (Pembeli)
(Pembeli)

(5) (6) Pembayaran

(3)Endorsement Bank
Bank

(4)Pembayaran promes
(Discount basis)
(5)Penyerahan promes

(5)Pembayaran

Perusahaan
Perusahaan Anjak
Anjak
Piutang
Piutang
(Factor)
(Factor)

Keterangan :

1) Penjualan barang atau jasa kepada pembeli secara kredit


2) Sebagai bukti utang atas transaksi jual beli, pembeli mengeluarkan promes
kemudian diserahkan kepada supplier.
3) Supplier kemudian meng-endorse promes tersebut kemudian dijual kepada
perusahaan anjak piutang secara diskonto.
4) Perusahaan anjak piutang membayar promes atas dasar diskonto .
5) Setelah jatuh tempo, perusahaan anjak piutang menyerahkan promes tersebut
kepada bank untuk ditagihkan pembayarannya dari pembeli.
6) Pembayaran diteruskan oleh bank kepada perusahaan anjak piutang setelah
dilakukan penagihan.

2.7 Jasa-jasa Anjak Piutang

8
Jasa-jasa anjak piutang dapat dibedakan dalam 2 jenis, yaitu jasa pembiayaan (financing
services) dan jasa non-pembiayaan (non-financing services).
1. Jasa Pembiayaan
Perusahaan anjak piutang memberikan pembiayaan yang besarnya berkkisar antara
60%-80% dari total piutang setelah dilakukan kontrak anjak piutang dan penyerahan
bukti-bukti penjualan barang. Kontrak atau transaksi ini dapat dilakukan atas dasar
with recourse atau without recourse. Dalam hal with recourse factoring, risiko
terjadinya kemacetan atas piutang (tagihan) ditanggung oleh klien atau supplier.
Sebaliknya, dalam without recourse factoring, perusahaan anjak piutang yang akan
mengambil risiko kemacetan piutang.
2. Jasa Non-pembiayaan
Perusahaan anjak piutang menyediakan jasa untuk melayani kepentingan
pengelolaan kredit (supplier). Adapun produk jasa-jasa nonpembiayaan yang
ditawarkan oleh perusahaan anjak piutang antara lain sebagai berikut:
a. Investigasi kredit (credit investigation) atau analisis kredit.
b. Sales ledger administration atau sales accounting.
c. Pengawasan kredit dan penagihannya.
d. Perlindungan terhadap risiko kredit.
Jasa-jasa nonpembiayaan yang diberikan oleh perusahaan anjak piutang pada
dasarnya merupakan fungsi credit department bagi perusahaan klien. Perusahaan
anjak piutang melakukan fungsinya sebagai credit department bagi klien dengan
menyampaikan laporan kepada kliennya yang menyangkut antara lain hal-hal sebagai
berikut:
a. Credit standing para nasabah (customer).
b. Posisi piutang klien termasuk tanggal jatuh temponya yang bagi klien berguna
untuk perencanaan penjualan kredit pada periode berikutnya.
c. Statement of account kepada nasabah.
d. Kegiatan penagihan yang dilakukan sesuai dengan prosedur yang telah ditentukan.

2.8 Biaya Anjak Piutang

Besarnya biaya anjak piutang pada dasarnya sangat dipengaruhi oleh beban kerja dan
risiko yang ditanggung oleh perusahaan anjak piutang yang tercermin dari jumlah
dokumen atau faktur yang diserahkan klien, frekuensi perselisihan dagang yang terjadi,
volume jangka waktu dan syarat-syarat penjualan kredit yang berlaku. Pembayaran
service charge tersebut biasanya dipotong dari pembayaran pre financing yang diberikan
oleh perusahaan anjak piutang. Sedangkan biaya bunga atau discount charge sehubungan
dengan pembayaran di muka (initial payment).

Sehubungan dengan itu, biaya yang dikenakan oleh perusahaan anjak piutang pada
prinsipnya berkaitan dengan jasa-jasa yang diberikan kepada kliennya.

9
Biaya yang timbul dari penggunaan fasilitas anjak piutang sekurang-kurangnya terdiri
atas 2 macam biaya yaitu:

1. Service charge
Berkaitan dengan fungsi perusahaan factoring dalam melakukan pembukuan penjualan
(sales ledger) terhadap ransaksi penjualan oleh klien. Besarnya biaya tersebut sangat
tergantung dalam, perjanjian kedua belah pihak antara perusahaan anjak piutang
dengan klien sebelum kontrak anjak piutang dilakukan dan biasanya dinyatakan dalam
suatu persentase tertenu dari nilai faktur.
2. Discount charge
Berkaitan dengan pembayaran di muka yang diberikan oleh perusahaan anjak piutang
kepada klien setelah penyerahan faktur dilakukan. Besarnya biayanya dinyatakan
dalam suatu persentase secara tahunan (annual basic). Biaya ini juga ditetapkan
berdasarkan negosiasi antara pihak perusahaan anjak piutang dengan klien sebelum
kontrak anjak piutang dilakukan.

2.9 Ruang Lingkup Operasi Anjak Piutang


Dilihat dari ruang lingkup operasi, kegiatan transaksi anjak piutang dapat dibedakan
dalam bentuk:
1. Transaksi Dalam Negeri (Domestic Factoring)
Mekanisme perdagangan tanpa melibatkan jasa anjak piutang akan menyebabkan
kurang lancarnya cash flow perusahaan. Jangka waktu piutang dagang umumnya
berkisar antara 30-90 hari. Bagi perusahaan yang memiliki modal kerja yang terbatas
penjualan kredit akan sangat mengganggu arus kas yang pada gilirannya akan
mempengaruhi kelancaran usaha atau produksi bagi perusahaan manufaktur.
Penggunaan anjak piutang memungkinkan penjual untuk mengubah penjualan
kreditnya tersebut ke dalam bentuk tunai.
Ilustrasinya dapat diikuti pada gambar berikut:

Mekanisme transaksi dalam negeri dengan menggunakan jasa anjak piutang tersebut
biasanya dilakukan dengan fasilitas disclosed factoring.
10
Proses anjak piutang dalam negeri sebagaimana digambarkan pada gambar diatas
dapat dijelaskan berdasarkan tahap tahap berikut:
1) Transaksi jual beli barang diikuti dengan penyerahan barang dan faktur.
2) Klien menyerahkan pula kopi faktur kepada perusahaan anjak piutang.
3) Berdasarkan kopi faktur tersebut dan sesuai dengan persetujuan, perusahaan anjak
piutang segera membayar klien maksimum 80% dari nilai faktur.
4) Perusahaan anjak piutang secara aktif melakukan penagihan sesuai dengan syarat
pembayaran yang telah disetujui.
5) Pihak customer selanjutnya membayar kepada perusahaan anjak piutang sesuai
dengan besarnya kontrak.
6) Setelah selesai seluruh pembayaran perusahaan anjak piutang melunasi sisa
pembayaran (refirnd) kepada klien sebesar 20% dari nilai faktur dikurangi biaya
anjak piutang yang besarnya telah disepakati dalam kontrak.
2. Transaksi Internasional (international factoring)

Anjak piutang internasional atau sering juga disebut export factoring merupakan
fasilitas untuk membantu mempercepat proses pembayaran tunai atas transaksi antar
penjual di suatu negara (eksportir) dengan pembeli dari negara lain (importir).Dengan
memanfaatkan jasa anjak piutang maka perdagangan ekspor impor barang
memungkinkan eksportir dapat segera menerima tunai hasil penjualannya. Dalam
anjak piutang internasional terdapat 4 (empat) pihak yang terlibat, yaitu :

a. Eksportir
b. Importir
c. Perusahaan anjak piutang eksportir (export factory)
d. Perusahaan anjak piutang importir (import factory).

Dalam transaksi factoring international, biasanya perusahaan anjak piutang menjamin


100% atas kemungkinan tidak dibayarnya utang pihak importir. Mekanisme anjak
piutang internasional dapat diikuti pada gambar dibawah ini:

11
2.10 Struktur Organisasi Perusahaan Anjak Piutang

Struktur organisasi anjak piutang memberikan gambaran fungsi dan tanggung


jawab masing-masing unit dalam perusahaan. Oleh karena itu dalam pelaksanaan fungsi
pemberian jasa-jasa pembiayaan atau nonpembiayaan perusahaan anjak piutang harus
didukung oleh professional yang memiliki keahlian dalam bidangnya masing-masing
untuk mendukung pelaksanaan tugas sesuai dengan fungsi unit-unit dalam perusahaan.

Struktur organisasi perusahaan anjak piutang dapat dibedakan antara perusahaan


anjak piutang yang relatif kecil dan perusahaan anjak piutang besar. Perusahaan anjak
piutang (factoring) kecil biasanya menawarkan produk-produk jasanya terbatas pada
pembelian piutang (invoice discounting), atau pembiayaan dengan pembayaran di muka
(prepayment financing), dan tidak memberikan jasa pengelolaan kredit dan administrasi
penjualan. Sebaliknya, bagi perusahaan anjak piutang besar umumnya menawarkan
berbagai macam produk yang dapat disesuaikan dengan kebutuhan klien.

1. Struktur Organisasi Perusahaan Anjak Piutang Kecil

Struktur organisasi perusahaan anjak piutang kecil disesuaikan dengan jenis jasa
yang ditawarkan, yaitu jasa pembiayaan. Mengingat proses dasar dari kegiatan
pembiayaan adalah :

a. Analisis terhadap bonafiditas calon klien


b. Analisis terhadap konektibilitas piutang
c. Pembayaran pembiayaan kepada klien
d. Administrasi faktur dan bukti piutang
e. Administrasi hak dan kewajiban pihak terkait
f. Penagihan pitang
g. Pembayaraan kepada klien

Bagian-bagian yang terdapat dari perusahaan anjak piutang kecil tidak jauh berbeda
dengan proses tersebut. Unit-unit yang terdapat pada perusahaan anjak piutang kecil
yaitu :

1) Bagian kredit (credit department) adalah bagian dari perusahaan yang bertugas
melakukan analisis terhadap bonafiditas calon klien dan kolektibilitas atau
kualitas piutang yang akan dibiayai. Bidang usaha calon klien sangat beragam,
maka analisis pada bagian ini biasanya sudah merujuk pada spealisasi pada bidang
tertentu. Atas dasar pertimbangan serta untuk meningkatkan efisiensinya, masing-
masing perusahaan jasa anjak piutang kecil biasanya mengacu pada bidang
tertentu saja.
2) Bagian penerimaan faktur atau (invoice receiving department) memiliki fungsi
pengadministrasian pengiriman dan penyimpanan faktur-faktur dan dokumen-
dokumen secara teratur dan memungkinkan dilaksanakannya perhitungan discount
dan rata-rata jatuh tempo tagihan secara cepat.
3) Bagian penyesuaian (Adjustment Department) berfungsi melakukan penyesuaian
pencatatan dalam hal terjadi perubahan-perubahan baik dalam jumlah faktur
maupun dalam persyaratan atas tagihan secara tepat.
12
4) Bagian penagihan (Collection Department) bertugas untuk melakukan penagihan
terhadap piutang yang tidak dibayar pada saat jatuh tempo. Bagian ini dalam
menjalankan tugasnya tersebut melakukan koordinasi dan kerja sama dengan
bagian perkreditan (credit department) yang sebelumnya memberikan persetujuan
melakukan transaksi anjak piutang.
5) Departemen Rekening Klien (Client Account Department) adalah bagian dari
perusahaan yang bertugas melakukan seluruh pencatatan terhadap semua transaksi
atau kegiatan yang memengaruhi kewajiban dan hak klien.
6) Underwriting Department bertanggung jawab atas penilaian dan penggolongan
tingkat risiko yang dimiliki oleh seorang calon klien.
7) Departemen Legal (Legal Department) adalah bagian dari perusahaan yang
bertugas memberikan pertimbangan dan saran yuridis mengenai kegiatan-kegiatan
perusahaan.
8) Bagian audit (Auditing Department) bertanggung jawab untuk mengawasi
prosedur dan ketepatan pencatatan laporan keuangan perusahaan.
2. Struktur Organisasi Perusahaan Anjak Piutang Besar
Dalam perusahaan anjak piutang besar, tanggung jawab yang dimiliki oleh masing-
masing bagian cenderung lebih spesifik, sehingga secara umum jumlah bagian-
bagiannya menjadi lebih banyak. Struktur organisasi perusahaan anjak piutang besar
dapat digambarkan sebagai berikut :

Struktur Organisasi Perusahaan Anjak Piutang Besar

1) Divisi Administrasi (Administration Division)


Divisi ini terdiri dari 3 unit yaitu :
a. Bagian Umum (General Office Service)
Unit ini memiliki fungsi sebagai berikut:
- Resepsionis
Kontak pertama dari pihak klien, customer, dan pihak-pihak lain yang
ingin berhubungan dengan perusahaan dilakukan oleh unit ini. Efisiensi
dan keramah-tamahan dalam menangani permintaan sangat penting dalam
memberi kepuasan pelayanan kepada semua pihak dengan perusahaan.
- Kurir atau Messengers
Keakuratan dalam pengambilan dan pengiriman surat serta dokumen-
dokumen lainnya sangat penting dalam memperlancar kegiatan perusahaan
secara keseluruhan. Dokumen atau data banyak yang bersiafat sangat
penting dan rahasia, oleh karena itu apabila terjadi kesalahan atau
keterlambatan dalam pengiriman dapat menyebabkan timbulnya kerugian
atau klaim kompensasi kerugian oleh pihak mitra usaha. Kurir atau
messengers sangat berperan dalam hal ini.
- Arsip atau Microfilming
Kegiatan factoring membutuhkan data akurat dalam jumlah banyak dan
keamanan perusahaan anjak piutang sering tergantung pada
kemampuannya mendapatkan informasi atau data secara cepat, misalnya
menemukan faktur klien yang menghentikan kegiatan usaha dagangnya.
Oleh karena itu semua data klien meliputi faktur, credit notes, permohonan
13
kredit, sebaiknya dimikrofilmkan untuk menjamin terjaganya kamanan
dokumen tersebut. Sepanjang memungkinkan, semua dokumen harus
dimikrofilmkan atau dimasukkan dalam sistem komputer untuk
mempercepat penyajian informasi atau data, dan hasilnya pun lebih akurat.
Selain itu, microfilming juga dapat mengurangi penggunaan ruang
penyimpanan.
b. Komputerisasi (Computing)

Peran komputersasi sangat mutlak dalam memprosees data dalam jumlah


banyak. Bagian ini menyajikan data base utama dan kebutuhan-kebutuhan
pelaporan. Oleh karena itu, data base yang paling diperlukan yaitu
menyangkut data piutang masing-masing customer dan data mengenai klien.
Dalam data base ini juga meliputi pembukuan perusahaan anjak piutang
termasuk sistem akuntansinya. Pertimbangan lain yang cukup penting bagi
perusahaan anjak piutang yaitu keamanan sistem tersebut bagi perusahaan
dalam menjaga dan menghindari terjadinya kesalahan dan penyelewengan
serta usaha-usaha untuk meminimalisir resiko-resiko tersebut.

c. Input
Input data meliputi data-data nasabah atau customer baru, perubahan-
perubahan pada sistem pembukuan nasabah (customer account), klien baru,
faktur, credit notes, dan penerimaan kas.
2) Divisi Keuangan (Finance Division)

Divisi ini terdiri dari 3 unit yaitu :

a. Bagian Treasury
Unit ini memiliki fungsi untuk mengatur arus dana secara harian yang sulit
untuk diperkirakan dan mengelola kebutuhan dana perusahaan.
b. Bagian Akuntansi ( Financial Account )
Pada dasarnya, laporan keuangan bulanan dan tahunan sangat penting bagi
setiap industri atau kegiatan usaha komersial lainnya. Laporan tersebut
meliputi kalkulasi faktur baik mengenai biaya-biaya anjak piutang maupun
pembayaran bunga, pencatatan semua transaksi klien, pembelian piutang,
pembayaran yang diterima dari customer, tingkat discount yang diberikan,
pembukuan dan pembayaran di muka kepada klien. Biasanya, semua data
mengenai transaksi telah dimasukkan ke dalam komputer meskipun tanggung
jawab kebenarannya tertap berada pada unit ini.
c. Bagian Biaya dan Statistik (Costing Statistic)
Semakin banyak jasa yang diberikan kepada klien, maka semakin besar pula
pembebanan biaya yang harus dikenakan sebagai komponen biaya. Sistem
statistik yang diperlukan untuk menetapkan biaya dan pengawasan atas
perusahaan harus dilakukan komputerisasi dengan melaporkan secara harian
kepada pihak manajemen. Hal tersebut meliputi : turnover usaha anjak
piutang, penerimaan dan pembayaran tunai, pendapatan fee yang diterima,
dan jumlah faktur serta credit notes yang diproses. Sementara itu, sistem

14
statistik juga harus mampu menyediakan laporan-laporan khusus kepada
manajemen apabila terjadi hal-hal yang tidak normal atas transaksi klien.
3) Divisi Operasional (Operation Division)

Divisi ini dapat beroperasi baik dengan dasar suatu tim kerja maupun dengan
membentuk minimal 4 bagian yang terpisah. Bagian-bagian tersebut terdiri dari :

a. Bagian Relasi (Supplier Relation)


Unit ini bertanggung jawab langsung terhadap pelayanan yang diberikan klien
sesuai dengan standar pelayanan. Unit ini juga bertugas untuk melakukan
monitoring terhadap investasi perusahaan pada perusahaan klien. Fungsi
pokok unit ini yaitu :
- Untuk menjamin bahwa perusahaan anjak piutang memahami benar
kebutuhan-kebutuhan klien, melakukan negosiasi terhadap pihak klien
terutama pada tahap awal kontrak anjak piutang sehingga sistem
kebutuhan dan posisi hukum masing-masing pihak dapat saling
dimengerti.
- Otorisasi pembayaran klien merupakan tanggung jawab unit ini, yaitu
meliputi perlindungan dari melemahnya status piutang. Melemahnya
keamanan piutang umumnya terjadi akibat berhentinya operasi perusahaan
klien.
b. Credit Underwriting
Unit ini bertanggung jawab atas penilaian dan penggolongan tingkat risiko
yang dimiliki oleh seorang calon klien.
c. Bagian Pengelolaan Kredit (Credit Management)
Unit ini bertanggung jawab untuk menagih semua piutang yang belum jatuh
tempo seefisien mungkin. Apabila penagihan yang dilakukan tidak berhasil
memperoleh pembayaran dari pihak customer (debitur), maka apabila kontrak
anjak piutang tersebut adalah non recourse, maka pelunasan anjak piutang
tersebut merupakan tanggung jawab perusahaan anjak piutang. Dalam hal
recourse factoring, maka perusahaan anjak piutang dapat mengembalikan
piutang tersebut kepada klien atau mengambil tindakan hukum atas nama
klien. Biaya yang timbul dari tindakan terakhir dibebankan kepada klien.
Pelaksanaan tindakan hukum tersebut dapat dilakukan oleh bagian hukum
perusahaan atau menyerahkan pada pihak luar. Proses pengihan perusahaan
anjak piutang kepada klien atas piutang yang sudah jatuh tempo biasanya
dilakukan dengan mengirim surat peringatan atau memperingatkan melalui
telepon.kepada klien yang bersangkutan.
d. Bagian Pembukuan Penjualan (Sales Ledger)
Keakuratan dan efisiensi pengelolaan pembukuan penjualan (sales ledger)
klien jelas akan mempengaruhi bukan hanya persepsi klien atas kualitas
pelayanan oleh perusahaan anjak piutang tetapi juga akan memberi dampak
keamanan yang lebih baik.

15
4) Divisi Penjualan/Pemasaran (Sales Marketing Division)
Divisi ini terdiri dari 3 unit yaitu :
a. Bagian Penjualan (Sales)
Unit ini memiliki dua tugas. Pertama, melakukan penjualan produk
perusahaan kepada calon klien setelah meyakinkan bahwa kebutuhan calon
klien dapat dipenuhi dan keamanan piutang tersebut sudah memenuhi
persyaratan tingkat resiko. Kedua, petugas penjualan harus dapat meyakinkan
manajemennya baik dalam hal pemenuhan kebutuhan klien dan keamanan
pihak perusahaan anjak piutang yang dinilai dari kualitas piutang tersebut.
b. Bagian Pemasaran (Marketing)
Pada prinsipnya, unit ini memiliki fungsi untuk melakukan promosi atas
perusahaan anjak piutang dan produknya serta mengidentifikasi terjadinya
suatu pengembangan produk baru atau produk yang telah ada. Sasaran pokok
bagian pemasaran yaitu menciptakan citra atau image perusahaan terutama di
kalangan industri dan memastikan bahwa semua hubungan yang dilakukan
oleh petugas memberikan kesan bahwa mereka telah melakukan tugasnya
secara profesional. Pelaksanaan promosi dapat dilakukan melalui iklan,
customer, klien, akuntan publik dan konsultan serta mengirim surat langsung.
c. Bagian Pengembangan Produk (Product Department)
Unit ini bertugas untuk melakukan evaluasi atas konsep-konsep baru
kemudian menciptakan produk-produk baru yang dapat ditawarkan kepada
calon klien. Misalnya penyediaan pelayanan penuh bagi klien yang memiliki
multi produk.

2.11 Perbedaan Anjak Piutang dan Kredit Bank

Ada tiga perbedaan antara anjak piutang dan pinjaman bank.

1. Penekanan anjak piutang adalah pada nilai piutang, bukan kelayakan kredit
perusahan.
2. Anjak piutang bukanlah suatu pinjaman, melainkan suatu pembelian aset (piutang).
3. Pinjaman bank melibatkan dua pihak, sedangkan anjak piutang melibatkan tiga
pihak.

2.12 Penilaian Risiko Anjak Piutang


1. Risiko Klien
a. Kemampuan Keuangan
Penilaian atas kemampuan keunagan klien dapat dinilai baik pada masa lalu,
kondisi saat ini, dan kinerja di masa yang akan datang. Penilaian kondisi
keuangan klien dan prospeknya di masa depan dapat dilakukan dengan menilai
berbagai aspek, di antaranya:
- Keadaan Keuangan, dapat dilihat dari laporan keuangan yang telah diaudit
terutama untuk periode terakhir. Selain itu perusahaan anjak piutang harus
meminta penjelasan dari klien mengenai data-data keuangan yang meragukan
dalam rangka pengambilan keputusan.

16
- Kredit Klien, dapat dilihat dengan melakukan penilaian terhadap kreditur-
kreditur pihak klien untuk mengetahui kemampuan klien dalam membayar
kewajibannya sesuai waktu jatuh tempo yang telah disepakati.
b. Kualitas Piutang
Dalam melakukan penialian terhadap kualitas suatu piutang, maka penilaian
utama dilakuka dengan menggunakan informasi mengenai riwayat perusahaan dan
sumber informasi tambahan mengenai perkiraan jalannya operasi perusahaan di
masa depan. Informasi tersebut meliputi:
- Penyebaran Piutang
- Jumlah Credit Notes
- Pelunasan Piutang oleh Customer
- Piutang yang Dikecualikan
2. Risiko Customer
Penilaian risiko debitur (customer risk) oleh perusahaan anjak piutang cukup penting,
baik untuk kontrak dengan fasilitas recourse factoring maupun non-recourse
factoring untuk mengetahui dan menilai tingkat risiko yang mungkin akan dihadapi
oleh perusahaan anjak piutang, baik risiko secara keseluruhan, sebagian, atau tidak
sama sekali.

2.13 Penilaian Perusahaan Anjak Piutang


Kesimpulan mengenai informasi yang diperoleh perusahaan anjak piutang dalam rangka
melakukan penilaian terhadap klien antara lain:
1. Riwayat Piutang Macet, menyangkut besarnya presentase, pola, dan sebab-sebab
timbulnya kerugian tersebut dalam kurun waktu minimal 3 tahun terakhir.
2. Penilaian Kredit oleh Klien.
3. Manajemen Kredit oleh Klien, menyangkut jangka waktu suatu kredit, sistem dan
prosedur penagihan serta sistem peringatan.
4. Industri.
5. Persyaratan Kredit, menyangkut jangka waktu yang ditetapkan oleh klien dalam
pemberian kredit kepada customer.
6. Sifat Customer.
7. Pola Pembelian, memonitor customer yang sering melakukan pembelian.
8. Pengembalian Utang, melakukan analisa untuk mengetahui keberhasilan prosedur
pembayaran dengan kecepatan pembayaran yang dilakukan oleh pihak customer.
9. Prospek Usaha.

2.14 Penilaian Klien Terhadap Perusahaan Anjak Piutang


Penilaian yang perlu dilakukan oleh klien terhadap perusahaan anjak piutang antara
lain:
1. Kesesuaian bidang dan pengalaman pihak perusahaan dengan pihak klien.
2. Tingkat kompetensi dan keefektifan dari tenaga yang dimiliki oleh pihak manajemen
perusahaan.
3. Tingkat pelayanan dan sistem informasi yang memadai yang dimiliki oleh
perusahaan anjak piutang.

17
4. Kemampuan perusahaan anjak piutang menyediakan laporan-laporan secara akurat
dan reguler mengenai posisi dan status piutang sebagai standar untuk menilai kinerja
perusahaan anjak piutang.
5. Kesanggupan perusahaan anjak piutang dalam menyediakan cadangan yang
memadai untuk mengantisipasi suatu risiko kredit.

Informasi di atas dapat diperoleh klien melalui pertemuan langsung dengan pejabat
eksekutif perusahaan anjak piutang maupun supplier lain yang pernah atau sedang
menggunakan jasa perusahaan anjak piutang yang bersangkutan.

18
BAB III

Penutup

3.1 Kesimpulan
Persaingan usaha yang semakin ketat saat ini memerlukan strategi-strategi yang
terbaik dalam menyusun kebijakan perusahaan, teruatama kebijakan penjualan dan
manajemen piutang. Dengan adanya manajemen yang baik diharapkan dapat
memaksimalkan keuntungan yang akan diperoleh perusahaan dan meminimalisir risiko
yang akan dihadapi oleh perusahaan.
Kehadiran lembaga keuangan anjak piutang merupakan salah satu alternatif terbaik
yang dapat digunakan perusahaan untuk membantu mengelola piutang yang dimiliki.
Dengan demikian, perusahaan akan tetap dapat berjalan dan kecukupan modal akan
tetap terpenuhi sehingga perputaran usaha dapat berlangsung dalam jangka waktu yang
relatif singkat karena minimnya risiko yang dihadapi.

3.2 Saran
Penyusun menyadari bahwa penyusunan makalah ini masih sangat jauh dari
kesempurnaan dan masih terdapat banyak kesalahan. Untuk itu, diharapkan para
pembaca dapat memberikan saran dan kritik yang membangun untuk tujuan perbaikan
penyusunan makalah ke depannya.

19
DAFTAR PUSTAKA

Hasibuan, Fauzi Yusuf. 2009. Peranana Lembaga Anjak Piutang dalam Ekonomi Indonesia.
https://fauzieyusufhasibuan.wordpress.com/2009/12/12/peranan-lembaga-anjak-piutang-
dalam-ekonomi-indonesia/
K. Nurhikmah. 2014. Perusahaan Anjak Piutang dan Perannya dalam Pertumbuhan
Ekonomi. https://fauzieyusufhasibuan.wordpress.com/2009/12/12/peranan-lembaga-anjak-
piutang-dalam-ekonomi-indonesia/. Makalah
Siamat, Dahlan. 2005 Manajemen Lembaga Keuangan; Kebijakan Moneter dan Perbankan
Edisi 5. Jakarta: Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia

20
LAMPIRAN

Berikut merupakan data perusahaan anjak piutang aktif yang terdapat di Indonesia:

1. PT IFS Capital Indonesia (IFSI)


PT.IFS Capital Indonesia (IFSI) merupakan perusahaan anjak piutang yang merupakan
berbentuk multifinancial company berfokus pada usaha kecil dan menengah di Indonesia.
Persyaratan yang harus dipenuhi UKM untuk menjadi client dari alternatif pembiayaan
pada fasilitas anjak piutang di PT.IFSI ialah telah memiliki usaha yang baik dan
menguntungkan. IFSI melayani transaksi anjak piutang “withrecourse‟ dimana factor
tidak menanggung risiko atau gagalnya pembayaran dari customer, maksudnya adalah
apabila customer gagal membayar, pailit atau bangkrut, maka factor tidak menaggung
risiko tersebut melainkan client yang menanggungnya. Sebagai contoh apabila pada saat
jatuh tempo tagihan terjadi gagal bayar oleh customer, maka tagihan tersebut wajib
dibayar oleh client kepada factor. Transaksi anjak piutang dengan recourse sebagai
factor, merupakan transaksi pemberian pinjaman dengan jaminan piutang dimana factor
akan memperoleh jaminan dari client atas piutang yang tidak terbayar oleh customer.
Namun demikian, factor masih tetap mempunyai risiko kolektibilitas atas pembiayaan
piutang yang diberikan kepada client. Sedangkan bagi client, transaksi anjak piutang
dengan recourse mempunyai substansi yang sama dengan factor. Dengan demikian client
akan mengakui anjak piutang sebagai kewajiban dan tetap mengakui piutang retensi
dalam laporan keuangannya. Dan juga transaksi anjak piutang ”withoutrecourse” dimana
factor menanggung sepenuhnya risiko pembayaran oleh customer baik gagal bayar, pailit
atau bangkrut, kecuali dalam hal pengurangan oleh karena rusak/cacatnya dalam dasar
penagihan yang dikarenakan barang dan jasa dikembalikan atau adanya dispute, factor
tidak menaggung risiko tersebut.
2. Aditama Finance
Perusahaan aditama finance merupakan sebuah perusahaan pembiayaan yang telah datang
dengan solusi factoring atau anjak piutang dan sewa guna usaha atau finance lease.
Perusahaan aditama finance siap memberikan bantuan untuk solusi dari perkembangan
usaha yang anda kembangkan. Berdiri semenjak tahun 2001 dengan nama awal PT
Artamas Finance, telah secara resmi di ambil alih oleh PT Asseta Selindo dan PT
Kazanah Indexindo yang merupakan perusahaan pemegang saham di Bank Index. Hingga
berubah atau berganti nama menjadi Aditama Finance yang telah berfokus pada factoring
dan finance lease.
3. SG Finance
Lahirnya SG Finance adalah berkat dari pengambil alihan PT Societe Generale Consumer
Finance Indonesia yang merupakan sebuah lembaga keuangan di Perancis, oleh PT Mitra
Cakrawala International dan Winarman Halim pada tahun 2008. Hingga nama perusahaan
tersebut di ganti menjadi SG Finance dan tetap memakai nama brand Top finance. SG
Finance merupakan sebuah perushaan yang merupakan penyempurnaan dari berbagai
bidang yang berkopentisi dan melakukan pengelolaan di berbagai perusahaan
pembiayaan yang populer dan ternama lainnya. SG Finance hanya melayani pembiayaan
atau modal dana pada alat berat dan truk untuk dana di sektor perkebunan, infrastruktur
dan di sektor pertambangan. Hingga akhirnya berkembang menjadi perusahaan anjak
piutang dan consumer finance.
1
4. PT. Tifa Finance
Perusahaan yang berdiri semenjak tahun 1989 oleh DSU merupakan sebuah perusahaan
yang fokus dan bergerak pada bidang sewa guna usaha, anjak piutang dan pembiayaan
konsumen. Perusahaan ini kemudian berganti nama pada tahun 1996 menjadi PT Tifa
Finance. PT Tifa Finace saat ini telah memiliki 2 cabang di Surabaya dan Jakarta dan
berbagai kantor perwakilan di Samarinda, Makasar, Banjarmasin, Semarang dan
Pekanbaru.

Anda mungkin juga menyukai