Anda di halaman 1dari 27

MAKALAH

MANAJEMEN PIUTANG

DOSEN PEMBIMBING
Dr. NI NYOMAN PUTU MARTINI

DISUSUN OLEH
Satria Riski Alfiansyah (2210411016)
Djordi Aji Saputra (2210411017)

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JEMBER


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
MANAJEMEN
2023
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT. Atas limpahan
rahmat dan karunia-Nya sehingga makalah ini dapat kami selesaikan dengan baik. Kami
berharap makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi pembaca tentang
Manajemen Piutang. Begitu pula atas limpahan kesehatan dan kesempatan yang Allah SWT
karuniai kepada kami sehingga makalah ini dapat kami susun melalui beberapa sumber yakni
melalui kajian pustaka maupun melalui media internet.

Pada kesempatan ini, kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
memberikan kami semangat dan motivasi dalam pembuatan tugas makalah ini. Kepada kedua
orang tua kami yang telah memberikan banyak kontribusi bagi kami, dosen pembimbing
kami, Dr. NI NYOMAN PUTU MARTINI

dan juga kepada teman-teman seperjuangan yang membantu kami dalam berbagai
hal. Harapan kami, informasi dan materi yang terdapat dalam makalah ini dapat bermanfaat
bagi pembaca. Tiada yang sempurna di dunia, melainkan Allah SWT. Tuhan Yang Maha
Sempurna, karena itu kami memohon kritik dan saran yang membangun bagi perbaikan
makalah kami selanjutnya.

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR......................................................................................................................ii
DAFTAR ISI.................................................................................................................................iii
BAB I...........................................................................................................................................1
PENDAHULUAN..........................................................................................................................1
1.1 Latar Belakang Masalah...................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah............................................................................................................1
1.3 Tujuan Masalah................................................................................................................2
BAB II..........................................................................................................................................3
PEMBAHASAN............................................................................................................................3
2.1 Pengertian Manajemen Piutang......................................................................................3
2.2 Faktor Yang Mempengaruhi Piutang...............................................................................3
2.3 Jenis Piutang.....................................................................................................................5
2.4 Kebijakan Pengumpulan Piutang & Kredit.......................................................................6
BAB III.........................................................................................................................................9
PENUTUP....................................................................................................................................9
3.1 Kesimpulan.......................................................................................................................9
3.2 Saran.................................................................................................................................9
BAB IV.......................................................................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................................................10

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Salah satu cara untuk


mengatasi pendatang baru
dengan persaingan yang sehat,
pada
umumnya perusahaan
melakukan penjualan kredit
untuk dapat mempertahankan
pelanggan
yang sudah ada dan untuk
menarik pelanggan-pelanggan
baru. Tetapi penjualan secara
kredit

1
harus disertai dengan
persyaratan atau penetapan
jangka waktu
pembayaran.Jangka waktu
tersebut bertujuan agar
pelanggan dapat membayar
tepat waktu dan agar
perusahaan
terhindar dari kerugian akibat
piutang tak tertagih.
Salah satu cara untuk
mengatasi pendatang baru
dengan persaingan yang sehat,
pada
umumnya perusahaan
melakukan penjualan kredit
2
untuk dapat mempertahankan
pelanggan
yang sudah ada dan untuk
menarik pelanggan-pelanggan
baru. Tetapi penjualan secara
kredit
harus disertai dengan
persyaratan atau penetapan
jangka waktu
pembayaran.Jangka waktu
tersebut bertujuan agar
pelanggan dapat membayar
tepat waktu dan agar
perusahaan
terhindar dari kerugian akibat
piutang tak tertagih.
3
Salah satu cara untuk
mengatasi pendatang baru
dengan persaingan yang sehat,
pada
umumnya perusahaan
melakukan penjualan kredit
untuk dapat mempertahankan
pelanggan
yang sudah ada dan untuk
menarik pelanggan-pelanggan
baru. Tetapi penjualan secara
kredit
harus disertai dengan
persyaratan atau penetapan
jangka waktu
pembayaran.Jangka waktu
4
tersebut bertujuan agar
pelanggan dapat membayar
tepat waktu dan agar
perusahaan
terhindar dari kerugian akibat
piutang tak tertagih.
Salah satu cara untuk mengatasi pendatang baru dengan persaingan yang sehat, pada
umum nya perusahaan melakukan penjualan kredit untuk dapat mempertahankan
pelanggan yang sudah ada dan untuk menarik pelanggan-pelanggan baru. Tetapi
penjualan secara kredit harus disertai dengan persyaratan atau penetapan jangka waktu
pembayaran. Jangka waktu tersebut bertujuan agar pelanggan dapat membayar
tepat waktu dan agar perusahaan terhindar dari kerugian akibat piutang tak tertagih.

Menurut Brigham dan Houston


(2011:281) “Piutang usaha
(account receivable) adalah
saldo yang diterima dari
pelanggan”. Menurut
Hermawan dan Masyhad
(2006:266) “Piutang
5
adalah hak menagih pemberi
barang, jasa atau dana kepada
penerima barang. Jasa, atau
dana
yang membentuk hubungan
dimana pihak yang satu
berutang dengan pihak
yang lain”.
Penjualan kredit yang
kemudian menjadi piutang
dagang dapat
mempengaruhi besar
kecilnya volume
penjualan.Namun penjualan
kredit dapat juga memiliki
resiko yang cukup
6
tinggi apabila kreditur tidak
dapat membayar pada jangka
waktu yang telah ditetapkan
oleh
perusahaan.Sehingga
penjualan kredit harus diikuti
dengan usaha penagihan oleh
perusahaan
agar perusahaan tetap dapat
mempertahankan kegiatan
operasional.
Menurut Brigham dan Houston (2011:281) “Piutang usaha (account receivable)
adalah saldo yang diterima dari pelanggan”. Menurut Hermawan dan Masyhad
(2006:266) “Piutang adalah hak menagih pemberi barang, jasa atau dana kepada
penerima barang. Jasa, atau danayang membentuk hubungan dimana pihak yang
satu berutang dengan pihak yang lain”.Penjualan kredit yang kemudian
menjadi piutang dagang dapat mempengaruhi besar kecilnya volume penjualan.
Namun penjualan kredit dapat juga memiliki resiko yang cukup tinggi apabila kreditur
tidak dapat membayar pada jangka waktu yang telah ditetapkan oleh perusahaan.
Sehingga penjualan kredit harus diikuti dengan usaha penagihan oleh perusahaan agar
perusahaan tetap dapat mempertahankan kegiatan operasional.

7
1.2 Rumusan Masalah

1. Apa pengertian Manajemen Piutang?

2. Faktor apa saja yang mempengaruhi piutang?

3. Apa saja jenis-jenis piutang?

4. Bagaimana kebijakan pengumpulan piutang dan kredit ?

1.3 Tujuan Masalah

1. Untuk mengetahui pengertian manajemen piutang

2. Untuk mengetahui faktor apa saja yang mempengaruhi piutang.

3. Untuk mengetahui apa saja jenisa-jenis piutang

4. Untuk mengetahui kebijakan pengumpulan piutang dan kredit

8
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Manajemen Piutang

Pada dasarnya, manajemen piutang adalah serangkaian proses kegiatan yang


dilakukan perusahaan untuk bisa mengelola piutang usaha sehingga bisa berjalan secara
baik. Kegiatan ini berupa perencanaan dan pengawasan dalam bentuk klaim pada pihak
lain, badan usaha, perorangan, ataupun pihak tertagih atas kegiatan aktiva ataupun
kekayaan perusahaan yang muncul dari pelaksanaan transaksi penjualan kredit. Dalam
suatu bisnis, manajemen piutang adalah hal yang sangat penting agar berbagai proses
piutang bisnis bisa dilakukan sebagaimana seharusnya.

Pada umumnya piutang timbul akibat dari transaksi penjualan barang dan jasa
perusahaan, dimana pembayaran oleh pihak yang bersangkutan baru akan dilakukan
setelah tanggal transaksi jual beli.  Mengingat piutang merupakan harta perusahaan yang
sangat likuid maka harus dilakukan prosedur yang wajar dan cara-cara yang memuaskan
dengan para debitur sehingga perlu disusun suatu prosedur yang baik demi kemajuan
perusahaan.

2.2 Faktor Yang Mempengaruhi Piutang

Piutang yang diakibat oleh


penjualan secara kredit
mempunyai kelebihan dan
kekurangan. Dengan
banyaknya penjualan kredit
9
yang dilakukan oleh
perusahaan maka
akan menyebabkan investasi
terhadap piutang akan
meningkat. Riyanto, (2001:85-
87) yang
mengemukakan bahwa ada 5
faktor yang mempengaruhi
investasi pada piutang yaitu :
Piutang yang diakibat oleh penjualan secara kredit mempunyai kelebihan
dan kekurangan. Dengan banyaknya penjualan kredit yang dilakukan oleh
perusahaan maka akan menyebabkan investasi terhadap piutang akan meningkat.
Riyanto, (2001:85-87) yang mengemukakan bahwa ada 4 faktor yang mempengaruhi
investasi pada piutang yaitu :

1. Volume penjualan kredit


Volume penjualan kredit yang
diberikan kepada pelanggan
menjadi faktor utama

10
dalam menentukan besar
kecilnya investasi dalam
piutang. Volume penjualan
yang
tinggi akan mengakibatkan
investasi dalam piutang juga
tinggi. Dengan kebijakan
volume penjualan secara
kredit, maka perusahaan harus
menyiapkan dana besar untuk
terus melakukan kegiatan
operasionalnya. Disamping
banyaknya investasi yang
tertanam dalam piutang
akibat kebijakan volume
penjualan kredit tersebut,
11
perusahaan juga akan dihadap
dengan risiko yang besar,
namun perusahaan juga akan
memperoleh profit yang besar
juga.
1. Volume Penjualan Kredit

Volume penjualan kredit yang diberikan kepada pelanggan menjadi faktor


utama dalam menentukan besar kecilnya investasi dalam piutang. Volume penjualan
yang tinggi akan mengakibatkan investasi dalam piutang juga tinggi. Dengan
kebijakan volume penjualan secara kredit, maka perusahaan harus menyiapkan dana
besar untuk terus melakukan kegiatan operasionalnya. Disamping banyaknya
investasi yang tertanam dalam piutang akibat kebijakan volume penjualan
kredit tersebut, perusahaan juga akan dihadap dengan risiko yang besar, namun
perusahaan juga akan memperoleh profit yang besar juga.

2. Syarat Pembayaran

Penjualan yang dilakukan


secara kredit, biasanya tertera
jatuh tempo serta diskon
yang diperoleh pembeli namun
ada juga yang tidak
mempunyai diskon, misalnya
12
syarat pembayaran yang
diterapkan oleh perusahaan
2/5, n/30. Syarat pembayaran
ini
artinya jika pelanggan
melakukan pembayaran atas
transaksi penjualan kredit
tersebut
paling lambat 5 hari dari
tanggal transaksi, maka akan
mendapatkan diskon sebesar 2
%. Namun jika lewat 5 hari
sampai dengan 30 hari setelah
transaksi maka pelanggan

13
tidak mendapatkan diskon.
Penting diperhatikan, jika
periode waktu kredit yang
diberikan terlalu lama,
maka akan mengakibatkan
semakin besarnya investasi
terhadap piutang tersebut.
Syarat pembayaran penjualan
kredit bisa dilakukan secara
ketat atau lunak, jika
diterapkan secara ketat maka
perusahaan lebih
mengutamakan
kelancaran kredit dari profit,
demikian juga sebaliknya.
Penjualan yang dilakukan secara kredit, biasanya tertera jatuh tempo serta
diskon yang diperoleh pembeli namun ada juga yang tidak mempunyai diskon,
misalnya syarat pembayaran yang diterapkan oleh perusahaan 2/5, n/30. Syarat
pembayaran ini artinya jika pelanggan melakukan pembayaran atas transaksi

14
penjualan kredit tersebut paling lambat 5 hari dari tanggal transaksi, maka akan
mendapatkan diskon sebesar 2%. Namun jika lewat 5 hari sampai dengan 30 hari
setelah transaksi maka pelanggan tidak mendapatkan diskon. Penting
diperhatikan, jika periode waktu kredit yang diberikan terlalu lama, maka
akan mengakibatkan semakin besarnya investasi terhadap piutang tersebut.
Syarat pembayaran penjualan kredit bisa dilakukan secara ketat atau lunak, jika
diterapkan secara ketat maka perusahaan lebih mengutamakan kelancaran kredit dari
profit, demikian juga sebaliknya.

3. Ketentuan Tentang Pembatasan Kredit

Dengan kebijakan penjualan


kredit, para pelanggan
akan diberikan batas
maksimal kredit yang bisa
diambil. Disamping itu faktor
besarnya usaha pelanggan
dan tingkat kepercayaan
perusahaan kepada pelanggan
juga menjadi penentu batas
kredit. Makin tinggi batas
kredit yang ditetapkan
15
perusahaan, maka akan
semakin
besar dana yang
diinvestasikan dalam
piutang. Sebaliknya semakin
singkat batas
waktu kredit yang ditetapkan,
maka akan semakin kecil
invetasi dana pada piutang.
Dengan kebijakan penjualan kredit, para pelanggan akan diberikan
batas maksimal kredit yang bisa diambil. Disamping itu faktor besarnya usaha
pelanggan dan tingkat kepercayaan perusahaan kepada pelanggan juga menjadi
penentu batas kredit. Makin tinggi batas kredit yang ditetapkan perusahaan, maka
akan semakin besar dana yang di investasikan dalam piutang. Sebaliknya
semakin singkat batas waktu kredit yang ditetapkan, maka akan semakin kecil
invetasi dana pada piutang.

4. Kebijakan Pengumpulan atau Penagihan Piutang

Perusahaan dapat
melakukan kebijakan

16
penagihan piutang baik
secara aktif
maupun pasif. Perusahaan
yang menggunakan
kebijakan penagihan piutang
yang
aktif, maka perusahaan akan
menggunakan dana yang lebih
besar untuk membiayai
kebijakan tersebut.
Sekalipun perusahaan
mengeluarkan biaya yang
besar, namun
risiko akan piutang tidak
tertagih akan dapat

17
terminimalisasi. Penagihan
piutang
secara aktif dalam dilakukan
dengan bekerjasama dengan
lembaga agent seperti bank,
debt collector, dll. Jika
perusahaan menerapkan
kebijakan penagihan piutang
secara
pasif, tentunya perusahaan
hanya mengeluarkan biaya
yang lebih kecil namun risiko
untuk tidak tertagih lebih
tinggi sehingga invetasi dana
dalam piutang akan lebih

18
besar. Pada umumnya
perusahaan senantiasa
menginginkan pelanggan
dapat
Perusahaan dapat melakukan kebijakan penagihan piutang baik secara
aktif maupun pasif. Perusahaan yang menggunakan kebijakan penagihan
piutang yang aktif, maka perusahaan akan menggunakan dana yang lebih besar
untuk membiayai kebijakan tersebut. Sekalipun perusahaan mengeluarkan biaya
yang besar, namun resiko akan piutang tidak tertagih akan dapat
terminimalisasi. Penagihan piutang secara aktif dalam dilakukan dengan bekerja
sama dengan lembaga agent seperti bank, debt collector, dll. Jika perusahaan
menerapkan kebijakan penagihan piutang secara pasif, tentunya perusahaan hanya
mengeluarkan biaya yang lebih kecil namun risiko untuk tidak tertagih lebih tinggi
sehingga invetasi dana dalam piutang akan lebih besar. Pada umumnya
perusahaan senantiasa menginginkan pelanggan dapat melakukan pembayaran
secara tepat waktu sesuai dengan termin atau waktu kredit yang ditentukan

2.3 Jenis Piutang

Piutang dapat terjadi dalam usaha dengan berbagai cara. Sehingga piutang
dapat digolongkan dalam beberapa jenis piutang. Menurut Hermawan dan Masyhad
(2006 : 266), jenis piutang terdiri dari 3 (tiga) jenis, antara lain:

1. Piutang Usaha/ Dagang

Piutang usaha adalah hak klaim dari perusahaan terhadap individu


maupun perusahaan lain, dengan hak klaim ini perusahaan dalam menuntut
untuk pembayaran baik dalam bentuk kas, barang dan jasa kepada individu atau
perusahaan yang berpiutang tersebut. Piutang usaha biasanya timbul karena terjadinya
pemberian jasa kepada pihak lain yang pembayaran atas jasa tersebut oleh pelanggan

19
ditunda sesuai dengan jatuh tempo yang sudah disepakati. Sedangkan piutang dagang
terjadi karena adanya transaksi penjualan barang dagangan yang dilakukan secara
kredit kepada pelanggan. Dengan transaksi seperti ini biasanya akan dilakukan
pencatatan dengan mendebit piutang usaha / dagang dan mengkredit pendapatan jasa/
penjualan barang dagangan. Jenis piutang ini umumnya memiliki periode tertagihnya
relatif pendek, misalnya 20 hari, 30 hari, 40 hari dll.

Piutang usaha / dagang di klasifikasikan pada neraca posisi sebelah debit


sebagai bagian dari aktiva lancar. Piutang ini hanya dilengkapi dengan bukti faktur/
tanda terima lainnya yang telah ditandatangi oleh debitur dan akan pembayaran nya
tidak lebih dari 1 tahun. Selain piutang usaha / dagang, masih terdapat piutang yang
masih akan diterima yaitu kontrak prestasi yang sebenarnya sudah menjadi hak
perusahaan namun belum waktunya untuk diterima. Biasanya piutang ini muncul
pada akhir periode namun tagihan tersebut sebenarnya akan diterima pada periode
yang akan datang. Piutang yang masih harus diterima tersebut diantaranya
(1) bunga yang masih harus diterima akibat dari aktiva yang dimiliki oleh
perusahaan seperti wesel tagih, bon; (2) piutang sewa yang masih harus
diterima yang timbul akibat penyewaan gedung, mobil, mesin dan lainnya;
(3) pendapatan piutang yang merupakan pendapat yang akan diterima akibat dari
investasi yang dilakukan oleh perusahaan pada perusahaan lain.

2. Piutang Wesel

Piutang ini terjadi karena adanya transaksi penjualan secara kredit dan
pemberian pinjaman uang kepada individu atau perusahaan dengan menerbitkan
surat utang formal. Sekilas terlihat piutang sama dengan piutang usaha/ dagang,
namun dalam prakteknya terjadi perbedaan. Dalam piutang wesel, debitur
membuat perjanjian tertulis kepada kreditur untuk melakukan pembayaran
dengan sejumlah tertentu untuk jangka waktu yang sudah ditentukan. Umumnya
jangka waktu pembayaran piutang wesel paling cepat 60 hari. Jika piutang wesel yang
pembayarannya 60 hari atau kurang dari 1 tahun akan dicatat dalam neraca sebagai
aktiva lancar, namun jika jangka waktunya lebih dari satu maka akan dicatat sebagai
piutang jangka panjang.

3. Piutang Lain-Lain

20
Piutang lain-lain yang dimaksud kan yaitu jenis piutang diluar
piutang usaha / dagang dan piutang wesel. Piutang lain-lain ini meliputi
piutang bunga, piutang pemegang saham, piutang deviden piutang pajak,
piutang dari karyawan perusahaan. Jika piutang ini akan dapat tertagih kurang dari
satu tahun, maka akan dicatatkan sebagai aktiva lancar. Namun jika penagihannya
lebh dari satu tahun makaakan diklasifikasikan sebagai aktiva tidak lancar dengan
nama investasi.

2.4 Kebijakan Pengumpulan Piutang & Kredit

Kebijakan penetapan kredit mencakup keputusan untuk menetapkan standar kredit,


syarat kredit, dan kebijakan penagihan.

1. Standar Kredit

Standar kredit berguna untuk mengungkapkan kemampuan keuangan


minimum pelanggan sehingga dapat ditetapkan pelanggan yang tergolong layak
memperoleh kredit. Dengan demikian, perusahaan dapat meramalkan siapa pelanggan
yang akan terlambat dalam membayar kewajibannya dan siapa pelanggan yang
mungkin akan mengakibatkan kerugian piutang (piutang yang tak tertagih).

Lima aspek (5 C) yang biasanya dijadikan dasar untuk menetapkan kelayakan


kredit meliputi hal berikut:

Character, kemungkinan dari para pelanggan secara jujur berusaha memenuhi


kewajibannya. Sejauh mana reputasi pelanggan dapat dipercaya, yang dapat dinilai
dari catatan masa lalu atau informasi dari berbagai pihak yang patut diperhatikan

Capacity, pendapat subjektif mengenai kemampuan pelanggan. Ini diukur dari record
tahun sebelumnya, atau dengan observasi fisik pada pabrik dan tokopelanggan.

Capacity, pendapat subjektif mengenai kemampuan pelanggan. Ini diukur dari record
tahun sebelumnya, atau dengan observasi fisik pada pabrik dan toko pelanggan.

Collateral, cerminan dari aktiva yang dijaminkan bagi keamanan kredit.

21
Conditions, menunjukkan pengaruh langsung dari trend ekonomi pada umumnya
terhadap perusahaan atau perkembangan khusus dalam bidang ekonomi yang
mempengaruhi efek terhadap kemampuan pelanggan untuk memenuhi kewajibannya

2. Syarat Kredit

Syarat Kredit (Credit Term) mencakup dua hal, yakni:

a. Periode kredit (kapan penagihan dimulai serta berapa lama batas waktu
penagihan), dan

b. Berapa besar diskon yang akan diberikan kepada pelanggan yang membayar
pada periode diskon

3. Kebijakan Penagihan

Kebijakan penagihan (collection policy) adalah prosedur yang meliputi waktu


dan cara-cara penagihan agar pelanggan membayar tepat waktu. Misalnya,
perusahaan akan melakukan langkah-langkah penagihan:

a. Menegur via telepon kepada pelanggan yang belum membayar pada satu hari
setelah batas akhir penagihan.

b. Menegur via surat kepada pelanggan yang belum membayar sesudah tujuh hari dari
batas akhir penagihan.

c. Menyerahkan tugas penagihan kepada penagih utang (debt collector) dari luar
perusahaan bagi perusahaan yang belum membayar pada satu bulan setelah batas
akhir penagihan.

22
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Piutang merupakan jumlah uang yang dipinjamkan dari perusahaan oleh


pelanggan melalui pembelian barang atau jasa yang dilakukan secara kredit. Sementara
itu manajemen piutang adalah sebuah proses yang mendata, mengumpulkan,
dan menagih piutang perusahaan dari tangan konsumen

Ada beberapa alasan perusahaan melakukan penjualan secara kredit, yaitu:

a. Meningkatkan penjualan,
b. Perusahaan memiliki kapasitas produksi yang banyak,
c. Adanya persaingan usaha yang ketat pada bidang industri yang serupa.

3.2 Saran

Dalam melakukan kegiatan perusahaan kita harus bisa mengelola Manajemen


Piutang, harus mengerti factor yang mempengaruhi piutang, jenis piutang dan kebijakan
pengumpulan piutang dan kredit

23
BAB IV
DAFTAR PUSTAKA

https://accurate.id/ekonomi-keuangan/manajemen-piutang/

https://www.studocu.com/id/document/universitas-lambung-mangkurat/manajemen-keuangan/
kelompok-7-manajemen-piutang-manajemen-keuangan/23298073

https://www.researchgate.net/publication/
342144790_ARTIKEL_ILMIAH_PENGELOLAAN_PIUTANG_PERUSAHAAN_FAKULTAS_EKON
OMI_DAN_BISNIS

https://www.jurnal.id/id/blog/manajemen-piutang/

24

Anda mungkin juga menyukai