Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

Manajemen Piutang
Manajemen Kas

Disusun oleh :
1. Imannuel Hermawan 64190010
2. Mardiansyah 64190074
3. Septi Mega Prasasti 64190314
1

KATA PENGANTAR
     
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah yang telah
memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat
menyelesaikan makalah yang berjudul “Manajemen Piutang dan
Manajemen Kas”.

Selama proses penulisan makalah ini, penulis memperoleh


banyak bantuan dari berbagai pihak, baik secara langsung maupun
tidak langsung. Untuk itu dari hati yang paling dalam penyusun
menyampaikan ucapan terima kasih pada semua pihak yang telah
membantu dalam penyusunan makalah ini.

Sebagai manusia biasa penulis menyadari bahwa dalam rangka


penyusunan makalah ini masih banyak terdapat kekurangan dan
kekeliruan, baik dari segi isi maupun dari segi ketikannya. Segala
kritikan dan masukan dari semua pihak sangat kami harapkan untuk
perbaikan makalah ini.

Jakarta, 13 april 2021


2

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL …………………………………………………………...….………. 1

KATA PENGANTAR ………………………………………………………………...…… 2

DAFTAR ISI …………………………………………………………………….…… 3

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang …………………………………………………………………… 4

B. Rumusan Masalah ………………………………………………………………… 4

C. Tujuan Penulisan ………………………………………………………………….. 4

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Manajemen Keuangan …………………………………..………………. 5

B. Tujuan Manajemen Keuangan ……………………………………………………… 5

C. Fungsi Manajemen Keuangan……………………………………………………….. 6

D. Tugas Pokok Manajemen Keuangan………...………………………………………. 7

E. Prinsip Manajemen Keuangan…………………………………………………..…… 7

F. Keuangan Dalam Struktur Organisasi Perusahaan…………....................................... 8

BAB III PENUTUP

A. Simpulan ………………………………………………………………………...… 11

B. Saran ……………………………………………………………………………...… 11

DAFTAR PUSTAKA…………………………………….....…………………................ 12
3

A. LATAR BELAKANG
Pengelolaan keuangan dalam perusahaan merupakan kunci utama kegiatan
operasional perusahaan dan tidak akan terlepas dari kegiatan yang b e r h u b u n g a n
d e n g a n k a s . B i l a p e m a k a i a n d a n a t i d a k t e r k o n t r o l a k a n berakibat kas
kosong yang menyebabkan terganggunya semua kegiatan operas ional
perus ahaan. M anajemen atas arus keluar- mas uknya dana perusahaan yang
terkontrol akan menunjukkan kredibilitas perusahaan yang baik di dunia bisnis. Dalam
kondisi kas yang buruk, manajemen dituntut untuk segera membenahi
keuangan perusahaan.Usaha mengatasi situasi tersebut akan mengarah kepada
pengawasan arus kas dengan penataan yang baik atas manajemen arus kas. K a s
a d a l a h a k t i v a l a n c a r a t a u k e k a y a a n p e r u s a h a a n y a n g d a p a t digunakan
untuk membayar kegiatan operasional perusahaan atau dapat digunakan untuk
membayar kewajiban saat ini. Wujud dari kas dapat berupa uang kertas / logam, simpanan
bank yang sewaktu-waktu dapat ditarik, dana kas kecil, cek, dan sebagainya. Perlu
diperhatikan, kas bukan merupakan persediaan barang dagangan, piutang, tanah
ataupun bangunan yang kita miliki. Memang hal-hal tersebut bisa dijadikan uang
namun biasanya akan membutuhkan waktu, yang kadang kala memakan waktu cukup
lama. Kas memegang peranan penting dan menjadi salah satu pusat perhatian
dan pengawasan dalam menunjang kegiatan operasi perusahaan sehari-hari.

Piutang timbul ketika perusahaan menjual barang dan jasa secara kredit.Piutang meliputi
semua tagihan dalam bentuk utang kepada perorangan badan usaha atau pihak
tertagih lainnya. Prosesnya dimulai dari pengambilank e p u t u s a n u n t u k m e m b e r i k a n
k r e d i t k e p a d a p e l a n g g a n , m e l a k u k a n pengiriman barang, penagihan dan akhirnya
menerima pembayaran. Piutang adalah pos penting dalam perusahaan karena merupakan
bagianaktiva lancar yang likuid dan selalu dalam keadaan berputar. Artinya piutang dapat
dijadikan menjadi kas dengan segera dimana jangka waktu paling lamasatu tahun. Tetapi
seringkali terjadi penagihan piutang yang tidak tepat padawaktu yang sudah ditetapkan
sebelumnya, sementara setiap perusahaan memerlukan aliran kas yang cukup untuk
diputardalam membiayai aktivitaso p e r a s i o n a l p e r u s a h a a n s e h a r i - h a r i d a n
m e m e n u h i k e w a j i b a n l a n c a r perusahaan tepat pada waktunya. Semakin tinggi
probabilitas piutang dapatditerima pada waktunya, semakin dapat dijadikan jaminan bagi
pembayarankas yang telah dijadwalkan. Seberapa cepat piutang dikonversikan
menjadikas merupakan kebijakan perusahaan dengan menghitung perputaran piutang.
4

B. Rumusan Masalah

Dari latar belakang diatas maka dirumuskanlah beberapa masalah dibawah ini :

1)      Apa yang dimaksud dengan piutang?

2)      Apa saja ruang lingkup manajemen piutang?

3)      Apa saja jenis piutang?

 
C. Tujuan Makalah

Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah :

1)      Untuk mengetahui pengertian piutang

2)      Untuk mengetahui ruang lingkup manajemen piutang

3)      Untuk mengetahui jenis piutang

BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian piutang

Piutang adalah jenis transaksi dalam akuntansi yang mengurusi penagihan


konsumen yang berhutang kepada seseorang, perusahaan, atau organisasi untuk
sebuah layanan atau barang yang telah diberikan kepada konsumen tersebut.

Piutang dagang (account receivable) merupakan tagihan perusahaan kepada


pelanggan/ pembeli atau pihak lain yang membeli produk perusahaan. Piutang dagang
muncul karena penjualan secara kredit. Penjual biasanya lebih suka melakukan
penjualan secara tunai karena uang hasil penjualan dapat segera diterima, tetapi
adanya persaingan memaksa perusahaan untuk menjual secara kredit untuk
mempertahankan pelanggan yang sudah ada dan untuk menarik pelanggan baru.
Credit term atau persyaratan kredit dari satu perusahaan dengan yang lainnya berbeda,
namun pada perusahaan yang sejenis tidak jauh berbeda. Piutang merupakan bagian
yang cukup besar dari aktiva lancar, oleh karena itu perlu dikelola dengan cara yang
seefisien mungkin. Piutang besarnya biasanya mencapai lebih kurang 20% dari nilai
aktivanya, sebab pembeli banyak yang lebih suka membeli secara kredit karena dapat
menggunakan uang yang relatif lebih kecil bila dibanding membeli secara tunai.
Kebijakan penjualan kredit oleh perusahaan akan memunculkan dua pos perkiraan
dalam neraca. Bagi penjual, penjualan kredit ini akan menambah pos piutang dan
mengurangi persediaan barang, sedangkan bagi pembeli, maka pembelian kredit akan
menambah hutang dagang (account payable) dan menambah persediaannya.

Kebijakan penjualan kredit merupakan kebijakan yang diambil oleh suatu


perusahaan dalam menentukan apakah seorang pelanggan diberi kredit dan berapa
banyak kredit yang diberikan. Suatu perusahaan tidak hanya mementingkan
penentuan standar kredit yang diberikan tetapi juga penerapannya secara tepat.
Berbagai sumber informasi mengenai pelanggan dan analisis kredit merupakan hal
yang sangat penting bagi keberhasilan manajemen piutang. Kebijakan penjualan
kredit yang akan menimbulkan piutang ini sebenarnya menimbulkan biaya bagi
perusahaan. Biaya tersebut antara lain adalah administrasi piutang, biaya modal atas
dana yang tertanam dalam piutang, biaya penagihan dan biaya piutang yang mungkin
tidak tertagih. Kebijakan kredit ini akan meningkatkan penjualan, maka biaya piutang
tersebut harus diimbangi oleh meningkatnya penjualan, oleh karena itu manajemen
piutang merupakan pengelolaan piutang agar kebijakan kredit mencapai optimal yaitu
tercapainya keseimbangan antara biaya yang diakibatkan oleh kebijakan kredit
dengan manfaat yang diperoleh dari kebijakan tersebut. Piutang yang ada dalam suatu
perusahaan ada juga berbentuk wesel (notes receivable). Wesel ini merupakan
kesanggupan membayar dari pembeli kepada penjual sejumlah uang tertentu di masa
mendatang.

B. Penentuan besarnya piutan

Besarnya investasi pada piutang yang muncul di perusahaan ditentukan oleh


dua faktor. Pertama, adalah besarnya persentase penjualan kredit terhadap penjualan
total. Kedua, adalah kebijakan penjualan kredit dan jangka waktu pengumpulan
piutang (jangka waktu penagihan piutang). Kebijakan ini dipengaruhi oleh jangka
waktu penjualan kredit, kualitas pelanggan dan usaha pengumpulan piutang. Cepat
lambatnya piutang dapat dikumpulkan juga dipengaruhi oleh kualitas pelanggan, baik
kualitas kemampuan perusahaan pelanggan maupun kualitas karakter pelanggan itu
sendiri. Penilaian kualitas pelanggan ini dimaksudkan untuk mengurangi risiko
kemungkinan piutang tidak tertagih (bad debt) dan memperkecil biaya penagihan
piutang. Jika kualitas pelanggan menurun maka biaya penagihan akan meningkat.
Informasi kualitas pelanggan ini dapat diperoleh dari laporan keuangan, operasi
perusahaan, sejarah pengembalian kredit pelanggan, asosiasi pedagang, pesaing,
referensi bank dsb. Salah satu cara untuk menilai kualitas pelanggan tersebut adalah
dengan menggunakan penilaian kredit (credit scoring). Perusahaan yang memiliki
banyak pelanggan sering kali menggunakan cara-cara statistik untuk menentukan
kualitas pelanggan dengan memberi nilai (skor) tertentu pada pelanggan. Skor ini
akan menunjukkan kemungkinan seseorang pelanggan membayar hutangnya.
Misalnya, skor 1 adalah bagi pelanggan yang memiliki kemungkinan hutangnya
macet sebesar di bawah 10%, skor 2 kemungkinan macet sebesar 10% sampai 20%,
skor 3 kemungkinan macet antara 20% sampai 30% dan seterusnya.
Pelangganpelanggan tersebut dikelompokkan dalam skornya masing-masing,
sehingga perusahaan akan mudah dalam memprediksi kemungkinan piutangnya
macet.

Besarnya investasi pada piutang yang muncul di perusahaan ditentukan oleh


dua faktor. Pertama, adalah besarnya persentase penjualan kredit terhadap penjualan
total. Kedua, adalah kebijakan penjualan kredit dan jangka waktu pengumpulan
piutang (jangka waktu penagihan piutang).

Besar kecilnya dana yang diinvestasikan dalam piutang dipengaruhi oleh beberapa
faktor yaitu:

a) Besar-kecilnya volume penjualan kredit, semakin besar volume penjualan


kredit akan semakin besar investasi pada piutang.

b) Syarat Pembayaran, dalam penjualan kredit selalu tertera kapan piutang jatuh
tempo dan apakah ada diskon yang diberikan. Misalnya ada syarat
pembayaran 5/10 –n/60 artinya jika piutang dibayar paling lambat 10 hari dari
tanggal penjualan akan diberi diskon sebesar 5 % dan batas akhir pembayaran
selama 60 hari. Semakin panjang jangka waktu kredit yang diberikan akan
semakin besar investasi pada piutang.

c) Plafon Kredit, dalam penjualan kredit masing-masing pelanggan diberi batas


maksimal kredit yang bisa diambil (plafon kredit) dan besarnya tidak harus
sama tergantung dari besarnya usaha serta tingkat kepercayaan perusahaan
terhadap pelanggan.

d) Kebiasaan Pembayaran Pelanggan, jika kebiasaan pelanggan dalam membayar


memanfaat-kan masa diskon, maka investasi pada piutang semakin kecil,
tetapi jika kebiasaan pelanggan membayar saat jatuh tempo maka investasi
pada piutang semakin besar.

e) Kebijakan dalam Pengumpulan Piutang, ada perusahaan yang menerapkan


kebijakan dalam pengumpulan piutang secara ketat dan ada yang longgar. Jika
menerapkan kebijakan sangat ketat, maka jika ada pelanggan yang belum
melunasi piutang saat jatuh tempo, tidak diberi kredit sampai dilunasinya
piutang tersebut. Jika menerapkan kebijakan longgar walaupun belum
melunasi piutang saat jatuh tempo masih diberi kredit. Semakin ketat
kebijakan pengumpulan piutang semakin kecil investasi pada piutang dan
sebaliknya.
Contoh:

Perusahaan “ A “ mulai tanggal 1 Januari 2010 menetapkan kebijakan kredit


sebesar 20% dari penjualan total dengan jangka waktu pengembalian 10 hari. Apabila
penjualan rata-rata per hari sebesar Rp. 100.000, maka besarnya penjualan kredit pada
tanggal 1 Januari 2010 adalah sebesar Rp. 20.000. Oleh karena itu, pada tanggal 1
Januari tersebut muncul piutang sebesar Rp. 20.000. Piutang tersebut akan bertambah
sebesar Rp. 20.000 setiap hari (asumsinya penjualan per hari tetap sebesar Rp.
100.000), Selama 10 hari, maka piutang kita menjadi 10 x Rp. 20.000 = Rp. 200.000.
Pada hari kesebelas (Tanggal 11 Januari 2001) piutang kita bertambah sebesar Rp.
20.000, namun ada pengembalian piutang sebesar Rp. 20.000 dari penjualan yang
terjadi Tanggal 1 Januari 2001. Demikian juga pada Tanggal 12 Januari dan
seterusnya, piutang kita bertambah Rp. 20.000, namun ada pelunasan piutang Rp.
20.000, sehingga piutang kita akan konstan sebesar Rp. 200.000. Jika keadaan ini
terus stabil, maka besarnya piutang juga stabil, yaitu sebesar penjualan kredit per hari
x jangka waktu penagihan. Untuk contoh di atas, maka jumlah piutang adalah sebesar
Rp. 20.000 x 10 = Rp. 200.000.

Bagaimana dengan biaya dan penghasilan yang muncul dengan kebijakan


kredit?. Untuk melangsungkan usaha perlu membeli persediaan. Untuk membeli
persediaan tersebut, memerlukan dana yang dapat diperoleh dari modal sendiri
maupun pinjaman kepada bank atau suplier. Dana tersebut akan dibelikan persediaan,
kemudian persediaan akan dijual dan menimbulkan piutang (yang dijual secara
kredit), karena penjual menginginkan keuntungan maka harga jualnya akan lebih
tinggi dari harga belinya. Jadi, jika harga pokok penjualan (terdiri dari harga beli
ditambah biaya-biaya operasi yang lain) rata-rata per hari mencapai Rp. 100.000 dan
kita menginginkan laba 25%, maka penjualannya menjadi 125% x Rp. 100.000 = Rp
125.000.

C. Pengelolaan Piutang

Piutang merupakan asset yang cukup material. Oleh karena itu diperlukan
manajemen pengelolaan piutang yang efektif dan efisien agar jumlah dana yang
diinvestasikan dalam piutang sesuai dengan tingkat kemampuan perusahaan sehingga
tidak mengganggu aliran kas.

Kebijakan pengelolaan piutang meliputi pengambilan keputusan-keputusan


sebagai berikut :
1. Standar kredit

Standar kredit adalah kualitas minimal kelayakan kredit seorang pemohon


kredit yang dapat diterima oleh perusahaan. Dengan adanya standar tersebut,
perusahaan dapat meningkatkan penjualannya melalui penjualan secara kredit namun
tidak menimbulkan resiko piutang tak tertagih yang berlebihan.

Perusahaan harus menentukan standar kredit yang tepat, yang lebih besar
manfaat yang akan diperoleh bagi perusahaan daripada biaya akan dikeluarkan
perusahaan dengan adanya standar tersebut.

2. Syarat kredit

Suatu syarat kredit menetapkan adanya periode di mana kredit diberikan dan
potongan tunai (bila ada) untuk pembayaran yang lebih awal. Faktor yang
mempengaruhi syarat kredit adalah:

a. Sifat ekonomik produk,

b. Kondisi penjual,

c. Kondisi pembeli,

d. Periode kredit,

e. Potongan tunai dan

d. Tingkat bunga bebas risiko (tingkat bunga bank).

3. Kebijakan kredit dan pengumpulan piutang

Kebijakan kredit dan pengumpulan piutang mencakup beberapa keputusan yaitu:

a. Kualitas jumlah yang diterima,

b. Periode kredit,

c. Potongan tunai,

d. Persyaratan khusus, dan Tingkat pengeluaran untuk pengumpulan piutang.

Banyaknya piutang yang tak tertagih akan membuat biaya penagihan meningkat.
Akan tetapi, usaha pengumpulan piutang juga tidak dianjurkan terlalu agresif, karena
dapat mengurangi penjualan dan keuntungan perusahaan di masa mendatang karena
pelanggan akan beralih ke perusahaan lain, dalam hal ini pesaing.

D. Risiko kredit (Credit risk)


Adalah suatu risiko kerugian yang disebabkan oleh ketidak mampuan (gagal bayar)
dari debitur atas kewajiban pembayaran utangnya baik utang pokok maupun
bunganya ataupun keduanya.

Risiko yang mungkin timbul dengan kebijakan kredit ini adalah:

1. Periode pengumpulan piutang yang tidak tepat,

2. Piutang yang tidak tertagih atau pembeli tidak membayar hutangnya kepada
perusahaan (kredit macet)

3. Besarnya investasi yang tertanam dalam piutang tidak seimbang dengan manfaat
yang diperoleh dari kebijakan kredit tersebut.

E. Kebijakan Penambahan Jangka Waktu Kredit

Kebijakan perusahaan untuk menambah penjualan kredit dapat dilakukan


dengan memperpanjang jangka waktu pengembalian kredit. Kebijakan ini akan
meningkatkan penjualan yang berasal dari pelanggan lama dan masuknya pelanggan
baru.

Namun demikian, perpanjangan jangka waktu kredit akan meningkatkan biaya yang
harus ditanggung oleh perusahaan.

Kebijakan penambahan jangka waktu kredit akan :

 Menguntungkan: apabila hasil (return) yang diharapkan dari perpanjangan waktu


kredit adalah lebih besar daripada biaya yang harus dikeluarkan akibat kebijakan
tersebut.

 Tidak menguntungkan: apabila hasil (return) yang diharapkan dari perpanjangan


waktu kredit adalah lebih rendah daripada biaya yang harus dikeluarkan akibat
kebijakan tersebut.

F. Pengertian kas

kas merupakan aktiva perusahaan yang berbentuk uang tunai (uang kertas,
uang logam, wesel, cek dan lainnya) yang dipegang perusahaan ataupun disimpan di
bank dan dapat digunakan buat kegiatan generik perusahaan.

G. Persediaan Kas Minimal

Jumlah uang kas minimal yang harus ada di perusahaan berbeda-beda antara
yangsatu dengan lainnya, hal ini sangat tergantung pada besar kecilnya dan
kemampuanperusahaan. Di samping itu kas minimal juga tergantung pada prediksi
atau estimasi besarnyaaliran kas masuk dan kas keluar beserta penyimpangannya.
Estimasi aliran kas keluar perlumempertimbangkan adanya biaya yang keluar secara
tunai dan biaya yang tidak tunai. Dalamperencanaan kas, biaya yang tidak tunai
seperti penyusutan tidak diperhitungkan dalammenentukan jumlah kas minimal
perusahaan. Hubungan baik dengan pihak perbankan, suplier dan perantara juga
mempengaruhi besarnya persediaan kas minimal yang harus dijaga olehperusahaan.

Perusahaan harus memiliki persediaan kas minimal yang harus ada setiap saat,
atausering disebut persediaan besi (safety cash). Persediaan minimal kas pada
dasarnya tidak jauhberbeda dengan persediaan minimal pada persediaan barang.
Persediaan kas minimal inibertujuan untuk menjaga agar kelangsungan operasi
perusahaan tetap terjamin dan dapatmemenuhi kewajiban finansial perusahaan apabila
sewaktu-waktu harus dibayar. Kewajibanfinansial ini dapat berupa hutang lancar
maupun biaya-biaya baik biaya tetap maupun biayavariabel yang harus segera harus
dibayar untuk kelangsungan operasi perusahaan.Ketersediaan kas dalam perusahaan
merupakan hal yang mutlak.

Kas merupakan salah satu aktiva yang memiliki likuiditas paling tinggi.
Likuiditas merupakan kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban-kewajiban
yang harus segeradipenuhi atau kewajiban jangka pendek. Kewajiban perusahaan
kepada pihak kreditur jangkapendek maupun kewajiban dalam pembiayaan operasi
perusahaan sehari-hari demikelangsungan produksi. Aktiva lancar sebagai modal
kerja akan dibandingkan dengan jumlahhutang lancar sebagai kewajiban finansial
yang harus segera dipenuhi perusahaan. Likuiditas,khususnya dilihat dari kas yang
tersedia dapat juga dibandingkan dengan hutang lancar yangada. Perbandingan antara
kas dengan hutang lancar disebut rasio kas (cash ratio). Rasio kasyang tinggi
menunjukkan kemampuan membayar hutang lancar juga tinggi. Besarnya kas
yangcukup baik dan aman menurut HG. Guthmann adalah antara 5% s/d 10% dari
aktiva lancaryang ada. Jumlah kas yang kurang dari 5% dari aktiva lancar akan
menyulitkan operasiperusahaan. Standar jumlah kas 5% sampai dengan 10% ini
biasanya layak untuk perusahaanmanufaktur. Bagi perusahaan jasa perbankan, jumlah
kas biasanya akan lebih besar lagi.Semakin besar jumlah kas yang tersedia di
perusahaan, maka makin tinggi pula likuiditasnya.Persediaan kas yang terlalu besar
yang berarti likuiditasnya tinggi bukan berarti perusahaantersebut baik, sebab kas
yang terlalu besar berakibat pemanfaatan kas tersebut kurang efisienkarena kas
tersebut menganggur dan tidak menghasilkan keuntungan.

10

H. Model manajemen kas


1) Model Persediaan (Manajemen Kas Model Baumol)

Model manajemen persediaan kas tersebut berawal dari seorang ahli,


yakni Baumol sehingga dikenal juga sebagai manajemen kas Baumol. Baumol
kemudian mengidentifikasi bahwa kebutuhan akan adanya kas di dalam suatu
perusahaan itu mirip dengan pemakaian persediaan.

Bila perusahaan tersebut memilki saldo kas di dalam suatu perusahaan


mempunyai saldo kas tinggi, perusahaan tersebut akan mengalami kerugian di
dalam bentuk kehilangan kesempatan untuk dapat menginvestasikan dana
tersebut pada kesempatan investasi lain yang lebih menguntungkan.
Sebaliknya bila saldo kas itu terlalu rendah, kemungkinan perusahaan tersebut
mengalami kesulitan likuiditas akan makin besar. Karena seharusnya terdapat
penyeimbangan. Inilah perlunya memahami manajemen kas serta likuiditas.
Masalah yang sama pun juga terjadi d dalam persediaan.

2) Manajemen Kas Model Miller Orr

Dua orang ahli manajemen keuangan Miller serta Orr kemudian


merumuskan manajemen kas model Miller dan Orr ialah sebagai berikut:

Dalam keadaan penggunaan serta pemasukan kas memiliki sifat acak,


perusahaan kemudian perlu menetapkan BATAS ATAS serta BATAS
BAWAH saldo kas. Bila saldo kas tersebut mencapai batas atas, maka
perusahaan tersebut kemudian perlu merubah sejumlah tertentu kas, agar saldo
kas tersebut kembali ke jumlah yang diinginkan. Sebaliknya, bila saldo kas itu
menurun serta mencapai batas bawah, maka perusahaan tersebut perlu menjual
sekuritas supaya saldo kas itu naik kembali ke jumlah yang diinginkan.

Secara diagramatis tersebut tentu dapat atau bisa digambarkan sebagai


berikut:

Penjelasan gambar:

Batas atas di dalam gambar tersebut ditunjukkan oleh garis h, serta batas
bawah oleh titik 0. Hal Ini berarti bahwa perusahaan tersebut menetapkan jumlah
minimal kas mencapai nol, baru perusahaan tersebut kemudian akan merubah atau
menjual sekuritas untuk dapat menambah jumlah kas itu menjadi z (merupakan
jumlah kas yang diinginkan oleh perusahaan) Tentu saja perusahaan tersebut dapat
atau bisa menentukan batas bawah itu tidak harus nol rupiah.

I. Anggaran kas
Pengertian Anggaran Kas

Anggaran kas dapat diartikan sebagai sebuah alat yang digunakan oleh
perusahaan untuk perkiraan arus kas. Di mana besaran arus kas yang diperkirakan
tersebut akan terjadi pada waktu atau periode tertentu. Sehingga ada yang disebut
dengan estimasi yang berlaku untuk penentuan arus kas, penentuan ini bertujuan
untuk mengetahui apakah anggaran perusahaan cukup atau tidak.

Penilaian anggaran ini akan diuji dan dikelola sehingga memberikan kepastian
untuk memenuhi kebutuhan operasional suatu perusahaan atau tidak.

Namun penggunaan anggaran kas sebagai alat ini hanya untuk memperkirakan
dana yang dibutuhkan dalam jangka waktu tertentu dengan tujuan untuk memenuhi
kebutuhan-kebutuhan perusahaan. Manajemen biasanya mengembangkan anggaran
kas setelah anggaran penjualan, pembelian, dan belanja modal dibuat.

Anggaran ini perlu dibuat sebelum anggaran kas untuk memperkirakan secara
akurat bagaimana kas aakan terpengaruh selama periode tersebut. Misalnya,
manajemen perlu mengetahui perkiraan penjualan sebelum dapat memperkirakan
berapa banyak uang tunai yang akan dikumpulkan selama periode tersebut.

Manajemen menggunakan anggaran kas untuk mengelola arus kas suatu


perusahaan. Dengan kata lain, manajemen harus memastikan perusahaan memiliki
cukup uang tunai untuk membayar tagihan ketika jatuh tempo. Misalnya, penggajian
harus dibayarkan setiap dua minggu dan utilitas harus dibayar setiap bulan. Anggaran
kas memungkinkan manajemen untuk memprediksi penurunan pendek dalam saldo
kas perusahaan dan memperbaiki masalah sebelum pembayaran jatuh tempo.

Selain itu, alat yang digunakan perkiraan kas ini juga berguna untuk
mengetahui mengenai apakah perusahaan kekurangan atau kelebihan pada dana
operasional perusahaan. Di mana kelebihan dari uang tersebut di lihat selama periode
penganggaran.

Adapun tujuan dari alat ini adalah untuk memantau kondisi atau keadaan kas
perusahaan secara terus menerus. Bukan hanya itu, penganggaran kas juga membantu
dalam mengukur keberhasilan atas target yang sudah direncanakan sebelumnya.

J. Penyusunan Anggaran Kas


Selanjutnya adalah cara penyusunan dari penganggaran kas. Di mana dalam proses
penyusunan ini tentu diperlukan beberapa tahap sehingga anggaran tersebut bisa
tersusun dengan baik. Dalam artian bisa tersusun sesuai dengan apa yang diharapkan
oleh perusahaan. Maka dari itu, tahap-tahap tersebut harus diketahui terlebih dahulu.

Berikut cara penyusunan anggaran kas melalui beberapa tahap.

1. Tentukan arus kas masuk ke perusahaan dalam sebulan


Jenis analisis arus kas ini disebut sebagai persiapan dan analisis penganggaran
kas. Ini adalah bagian dari perkiraan keuangan jangka pendek perusahaan Anda.
Tentukan jumlah kas yang akan mengalir ke perusahaan dalam satu bulan. Jika
Anda baru memulai bisnis, Anda harus memiliki saldo awal dalam bentuk tunai
yang ingin Anda miliki setiap bulan.

Selain itu, bisnis juga perlu menentukan jumlah penjualan yang akan Anda miliki
selama bulan pertama. Penjualan harus mencakup penjualan tunai dan penjualan
yang Anda lakukan kepada pelanggan yang membayar secara kredit.

2. Tentukan arus kas keluar dari perusahaan dalam sebulan

Anda akan memiliki pengeluaran setiap bulan. Misalnya, bisnis perlu membeli
alat tulis atau perlengkapan kantor, membayar perawatan mobil dan bahan
bakarnya, dan membayar karyawan.

Pengeluaran bulanan lainnya termasuk biaya iklan dan juga pajak. Namun, ada
juga pengeluaran lain yang terjadi sesekali. Misalnya, pembelian peralatan
komputer, kendaraan, atau pengeluaran lain yang lebih besar.

3. Arus kas masuk harus lebih besar dari arus keluar

Setiap pebisnis tentu menginginkan aliran uang yang masuk ke perusahaan lebih
besar daripada jumlah uang yang mengalir keluar dari perusahaan.

Ini berarti bahwa arus kas masuk bulanan harus direncanakan dengan hati-hati
dan arus kas keluar juga harus diminimalkan. Jadi, Anda akan memiliki cukup
uang untuk menjalankan perusahaan Anda.

4. Saldo akhir untuk bulan pertama menjadi saldo akhir untuk bulan kedua

Salah satu aturan penting dan mendasar dalam membuat anggaran kas adalah
memasukkan saldo akhir untuk bulan pertama menjadi saldo awal untuk bulan
kedua. Setiap bulan, Anda mungkin harus menambahkan lebih banyak item ke
analisis saat bisnis Anda tumbuh. Anda harus memutuskan saldo akhir minimum
yang harus dimiliki perusahaan Anda setiap bulan agar bisnis dapat berjalan
dengan baik.
5. Jika arus kas berubah negatif, Anda harus meminjam uang

Dalam bisnis, piutang atau uang pinjaman bukanlah konsep baru. Jika arus kas
berubah negatif, atau bisnis menghadapi defisit, tidak ada salahnya jika harus
meminjam uang untuk menutupi kekurangan kas untuk bulan itu.

Meminjam uang dapat dilakukan dari keluarga, teman, investor atau dari bank
dan lembaga keuangan lainnya. Jika arus kas bisnis positif pada bulan
berikutnya, Anda dapat membayar kembali pinjaman.

6. Konsisten dengan anggaran kas selama periode yang direncanakan

Terus lakukan anggaran kas setiap bulan. Usahakan agar pinjaman Anda
seminimal mungkin dan arus kas masuk Anda lebih besar dari arus keluar. Ingat
bahwa penganggaran kas hanyalah dokumen perencanaan keuangan tetapi
cobalah untuk konsisten dengan ini sebisa mungkin.

Kesinmpulan

Piutang adalah tagihan kepada pihak lain dimasa yang akan datang karena terjadinya
transaksi dimasa lalu.  Piutang,  salah satu jenis transaksi akutansi yang mengurusi penagihan
konsumen yang berhutang pada seseorang, suatu perusahaan, atau suatu organisasi untuk
barang dan layanan yang telah diberikan pada konsumen tersebut. Kebijaksanaan kredit
(standar kredit/kualitas rekening yang diterima, jangka waktu/periode kredit yang diberikan,
discount/potongan tunai yang diberikan untuk pembayaran yang lebih awal.

Saran

Adapun saran yang ingin penulis sampaikan adalah keinginan penulis atas partisipasi
pembaca, agar sekiranya mau memberikan kritik dan saran yang bersifat membangun demi
kemajuan penulisan makalah ini. Kami sadar bahwa penulis adalah manusia yang pasti nya
mmiliki kesalahan. Oleh karena itu, dengan adanya kritik dan saran dari pembaca, penulis
bisa mengkoreksi diri dan menjadikan makalah kedepan menjadimakalahyang lebih baik lagi
dan dapat memberikan manfaat yang lebih bagi kita semua.

Anda mungkin juga menyukai