Anda di halaman 1dari 8

RESUME KELOMPOK

AKUNTANSI DASAR II
RESUME MATERI BAB 2
“ AKUNTANSI UNTUK PIUTANG ”
Dosen Pengampu : I Putu Gde Chandra Artha Aryasa, S.E., M.Ak.,BKP

OLEH KELOMPOK 1 :

1. NI PUTU MIA PRASETYA DEWI (202132121242)

2. NI MADE INTEN GITA CAHYANI (202132121215)

3. I KADEK ADI WIDIANTARA PUTRA (202132121240)

4. ANAK AGUNG GEDE INDRA JAYA (202132121243)

5. NI LUH MADE GANGGA CAHYANI (202132121724)

KELAS C4 MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS WARMADEWA DENPASAR
2022
RESUME MATERI AKUNTANSI UNTUK PIUTANG

 JENIS – JENIS PIUTANG


Piutang merupakan tagihan si penjual kepada si pembeli sebesar nilai transaksi
penjualan. Piutang timbul apabila perusahaan melakukan penjualan barang atau jasa secara
kredit kepada pihak lain. Piutang juga bisa timbul apabila perusahaan memberi pinjaman
sejumlah uang kepada pihak lain.
Piutang merupakan hak untuk menerima sejumlah uang di waktu yang akan datang
yang timbul dari transaksi pada saat ini. Ada dua pihak yang terlibat pada setiap transaksi
piutang yaitu, Kreditur (pihak yang mendapat piutang atau tagihan, {sebuah aset}), dan
Debitur (pihak yang berkewajiban membayar utang {sebuah kewajiban}).
Piutang dapat dikelompokkan menjadi tiga golongan yaitu piutang usaha, piutang
wesel, dan piutang lain-lain. Piutang Usaha adalah tagihan perusahaan kepada konsumen
yang melakukan transaksi secara kredit. Piutang Wesel adalah tagihan perusahaan yang
didukung dengan intsrumen formal sebagai bukti tagihan yang disebut surat wesel. Piutang
lain-lain mencakup semua tagihan yang bukan piutang usaha seperti pinjaman kepada para
karyawan, uang muka gaji, dan uang muka pajak.
 Piutang Usaha
Masalah Akuntansi yang berkaitan dengan piutang usaha meliputi tiga hal yaitu, Pengakuan
piutang usaha, Penilaian piutang usaha, Penyelesaian piutang usaha.
Pengakuan piutang usaha biasanya relative sederhana. Transaksi akun piutang usaha
pada ayat-ayat jurnal akan dibukukan ke buku besar. Adapun Pengendalian Interen atas
Penerimaan Piutang. Pengendalian interen atas piutang sangatlah penting. Seperti telah
dijelaskan pada bab yang lalu, salah satu elemen yang kritis dalam pengendalian interen
adalah pemisahan tugas antara tugas penanganan kas dan tugas akuntansi. Perusahaan besar
yang banyak melakukan transaksi penjualan secara kredit pada umumnya memiliki bagian
khusus yang disebut bagian kredit. Bagian in bertugas untuk mengevaluasi calon pembeli
yang akan melakukan pembelian secara kredit. Evaluasi tersebut meliput pendapatan calon
pembeli, riwayat kredit pada masa lalu (kalau ada), dan faktor-faktor lainnya, untuk
menentukan apakah permohonan kredit dapat dikabulkan atau tidak. Apabila penjualan kredit
dapat disetujui, maka tugas bagian kredit selanjutnya adalah memonitor catatan pembayaran
dari debitur yang bersangkutan. Hasil monitoring ini akan digunakan untuk persetujuan kredit
di masa yang akan datang terhadap debitur yang bersangkutan, termasuk penentuan batas
kredit yang dapat diberikan. Dalam hubungannya dengan bagian akuntansi, bagian kredit
juga dapat membantu menaksir kerugian yang mungkin timbul dari debitur-debitur tertentu.
Penilaian Piutang Usaha, Apabila piutang usaha telah dicatat dalam pembukuan,
persoalan berikutnya adalah bagaimana melaporkan piutang usaha dalam laporan keuangan.
Sesuai dengan prinsip akuntansi, perusahaan harus melaporkan piutang usaha sebagai aset.
Kesulitan sering dijumpai dalam menentukan jumlah rupiah yang akan dilaporkan, karena
sebagian piutang kadang-kadang tidak tertagih. Adapun Kerugian Piutang, Penjualan secara
kredit seringkali mendatangkan kerugian, yaitu apabila si debitur tidak mau atau tidak
mampu melaksanakan kewajibannya. Kerugian ini dalam akuntansi dikenal dengan berbagai
nama, seperti kerugian piutang, beban piutang tak tertagih, dan beban piutang ragu- ragu.
Dalam buku ini penulis menggunakan salah satu istilah yang lazim yaitu kerugian piutang.
Dalam akuntansi, kerugian akibat piutang tak dapat ditagih dicatat dengan mendebet akun
Kerugian Piutang. Kerugian semacam itu dalam dunia usaha dianggap sebagai hal yang
normal dan merupakan risiko yang sudah selayaknya bagi perusahaan yang melakukan
penjualan secara kredit. Ditinjau dari sudut pandang manajemen, adanya kerugian piutang
dalam jumlah yang wajar menunjukkan bahwa kebijakan kredit yang ditetapkan perusahaan
sudah tepat. Kerugian piutang yang terlalu rendah memberi petunjuk bahwa kebijakan kredit
perusahaan terlalu ketat, sebaliknya kerugian piutang yang terlalu tinggi dapat diartikan
bahwa kebijakan kredit perusahaan terlalu longgar.
Pencatatan kerugian piutang dapat dilakukan dengan dua metoda,yaitu metoda penghapusan
langsung, dan metoda cadangan
Metoda Pehapusan Langsung, dalam metoda ini, kerugian piutang akan dicatat pada
saat perusahaan mendapat kepastian bahwa suatu piutang kepada debitur tertentu tidak akan
dapat ditagih. Dalam metoda penghapusan langsung, akun beban Kerugian Piutang hanya
akan menunjukkan jumlah kerugian yang sesungguhnya diderita, dan aset piutang usaha akan
dilaporkan dalam neraca sebesar jumlah brutonya. Walaupun metoda ini sederhana, namun
penerapan metoda ini akan mengurangi kemanfaatan laporan keuangan, baik laporan laba-
rugi maupun neraca. Metoda penghapusan langsung tidak diakui untuk pelaporan keuangan,
kecuali bila kerugian piutang kecil sekali jumlahnya.
Metoda Cadangan, dalam metoda cadangan untuk akuntansi atas piutang tak tertagih,
perusahaan harus menaksir besarnya piutang yang diperkirakan tidak dapat ditagih, pada
setiap akhir tahun. Dengan cara seperti itu akan diperoleh penandingan (matching) antara
pendapatan dan beban yang lebih tepat. Selain itu dalam laporan posisi keuangan (neraca),
piutang dapat disajikan sebesar nilai bersih piutang yang dapat direalisasi. Cadangan
Kerugian Piutang menggambarkan taksiran jumlah tagihan terhadap debitur yang
diperkirakan oleh perusahaan tidak akan dapat ditagih di masa datang.
Penerimaan Kembali Piutang yang Telah Dihapus, apabila terjadi penerimaan kembali suatu
piutang yang telah dihapus, maka perusahaan harus membuat dua ayat jurnal yaitu : ayat
jurnal untuk mencatat balik piutang yang telah dihapus sehingga tercatat kembali dalam
pembukuan sebagai piutang, dan jurnal untuk mencatat penerimaan kas dari piutang yang
telah dihapus. Jumlah piutang yang diperkirakan tidak dapat ditagih telah ditetapkan oleh
manajemen. Untuk menaksir jumlah piutang yang tidak dapat ditagih, manajemen dapat
menggunakan dua dasar yaitu : Persentase dari penjulan dan Persentase dari piutang. Kedua
dasar tersebut lazim digunakan dalam, akuntansi. Dasar mana yang akan digunakan
tergantung kepada keputusan manajemen. Dalam situasi tertentu, manajemen mungkin lebih
menekankan pada penandingan pendapatan dan beban.
Persentase dari Penjualan, dalam dasar presentase dari penjualan, manajemen
menetapkan suatu hubungan presentase antara jumlah penjualan kredit dengan taksiran
kerugian yang mungkin diderita karena adanya piutang tak tertagih. Presentase ini didasarkan
pada pengalaman pada waktu-waktu yang lalu dan kebijakan kredit yang ditetapkan
perusahaan. Dasar yang digunakan biasa berupa total penjualan kredit atau biasa juga
penjualan kredit bersih pada tahun berjalan (tahun ini)
Presentase dari Piutang, dalam dasar presentase dari piutang, manajemen menetapkan
suatu hubungan presentase antara jumlah piutang dengan jumlah kerugian akibat adanya
piutang yang tidak tertagih. Untuk menganalisis hal tersebut manajemen biasanya
menggunakan suatu daftar yang disebut daftar umur piutang. Dalam daftar ini debitur
(konsumen) dikelompokkan berdasarkan masa lewat waktu yaitu jangka waktu sejak piutang
tersebut seharusnya diterima hingga tanggal pembuatan daftar umur piutang. Analisis ini
disebut analisis umur piutang. Metoda presentase dari piutang biasanya akan menghasilkan
perkiraan yang lebih baik tentang nilai tunai piutang yang bias direalisasi.
 PELEPASAN PIUTANG
Dalam keadaan normal, piutang diterima pelunasannya dalam bentuk kas dan akun
piutang yang bersangkutan dihilangkan dari pembukuan. Akan tetapi apabila piutang telah
berkembang menjadi sedemikian besar jumlahnya, maka penyelesaian piutang dengan cara
"normal" seperti di atas perlu diubah. Perusahaan-perusahaan yang memiliki piutang dalam
jumlah besar seringkali berusaha untuk mempercepat penerimaan kas dari piutangnya dengan
cara menjual atau melepaskan piutang tersebut kepada perusahaan lain sehingga dapat segera
memperoleh kas, dan dengan demikian memperpendek jarak siklus operasi dari kas ke kas.
Perusahaan bersedia untuk melepaskan piutang kepada pihak lain karena beberapa alasan.
Pertama, dalam situasi keuangan yang ketat perusahaan sulit mendapat pinjaman untuk
memenuhi kebutuhan kasnya. Selain itu tingkat bunga pinjaman juga cukup tinggi, oleh
karena itu piutang sedapat mungkin harus segera diubah menjadi kas meski tidak melalui cara
yang biasa. Kedua, penagihan piutang seringkali memakan waktu yang cukup lama dan
kadang-kadang memerlukan biaya yang cukup besar. Oleh karena itu perusahaan bersedia
menerima kas yang lebih kecil dari jumlah yang seharusnya diterima dari piutang, asalkan
kas dapat diterima lebih cepat.
Penjualan piutang yang lazim terjadi adalah menjual piutang kepada suatu factor yaitu
suatu lembaga keuangan atau bank yang bersedia membeli piutang dari perusahaan-
perusahaan dan selanjutnya menerima pembayaran atas piutang tersebut dari si debitur. Ada
berbagai bentuk factoring. Biasanya factor membebankan sejumiah komisi kepada
perusahaan yang menjual piutangnya. Komis tersebut biasanya berkisar antara 1 - 3% dari
jumlah rupiah piutang yang dibelinya.
Penjualan dengan Kartu Kredit, Ada dua alasan mengapa penjual bersedia melayani
penjualan dengan kartu kredit : Pertama, dengan menggunakan kartu kredit, konsumen
menjadi lebih mudah bertransaksi, schingga volume penjualan meningital dibandingkan
dengan apabila hanya melayani transaksi penjualan tunai. Kedua, penjual tetap dapat
menerima kas (walaupun dikurangi dengan sejumlah biaya administrasi) dalam waktu relatif
cepat karena penerbit kartu kredit akan menalangi pembayaran. Jenis-jenis kartu kredit yang
paling sering dijumpai adalah Visa, Master Card, dan American Express.
Pemahaman mengenai Penjualan dengan Kartu Kredit, yaitu - Penerbitan kartu kredit.
Untuk menjadi pemegang kartu kredit,anda harus menjadi nasabah bank yang bekerja sama
dengan penerbit kartu kredit. - Penggunaan kartu kredit, apa bila pengecer akan meneriman
pembayaran dengan kartu kredit dari kunsumen maka kartu kredit milik konsumen akan
diproses melalui mesin yang terhubung secara elektonik dengan penerbit kartu kredit.
Pembaraan kartu kredit oleh pemegang kartu, setiap bulan, bank penerbit kartu akan
menyapaikan tagihamn kepada pemegangan kartu melalui laporan pemakian kartu ( billing
statement). Jumlah yang harus dibayar adalah total rupiah pemakaian kartu kredit selama satu
bulan. Pembayaran tagihan oleh penerbit kartu ke pengecer (merchant), penjualan atau
(merchant) mengumpulkan slip-slip penggunaan kartu kredit selama suatu masa
tertentu.secara periodik penjual mengajukan permintaan pembayaran kepada bank penerbit
kartu dengan melampirkan semua bukti (slip). Atas pengajuan permintaan tersebut, bank
membayar total tagihan kepada penjual dikurangi dengan biaya adminitrasi yang besarnya
berkisar antara 2 – 6 %.
Akuntasi untuk penjualan dengan kartu kredit. Penjual pada umumnya memandang
penjualan dengan menggunakan kartu kredit seperti penjualan tunai. Penjual memcatat selip
kartu kredit seperti menerima pembayaran dengsm menggunakan check yang juga
diperlakuakan sebagai penjualan tunai. Atas transaksi tersebut bank BNI mengenakan biaya
adminitrasi sebesar 3%.
 Piutang Wesel
Dalam dunia bisnis dikenal jenis piutang yang lain, yaitu apa yang disebut wesel dan
promes. Piutang ini dapat timbul karena transaksi penjualan secara kredit atau bisa juga
berasal dari pemberian pinjaman yang telaj dilakukan perusahaan. Apabila ditinjau dari segi
isinya, wesel dan promes mempunyai perbedaan yang cukup besar. Penggunaan wesel dan
promes diatur dalam Kitab Undang-undang Hukum Dagang (KUHD) yang disebut sebagai
Surat Berharga
Surat Wesel, Wesel adalah surat berharga yang berisi perintah dari si penarik
(pembeli surat, kepada si wajib bayar untuk membayar sejumlah uang tertentu yang disebut
pada surat tersebut atau orang lain yang ditunjuk. Dengan kata lain, wesel dapat diartikan
sebagai surat perintah yang ditulis oleh orang yang mempunyai tagihan, dialamatkan kepada
orang yang berutang, meminta agar jumlah uang yang tertulis dalam surat tersebut dibayar
pada tanggal yang telah ditetapkan, kepada orang orang yang namanya tertulis dalam surat
tersebut.
Surat Promes, Promes adalah surat janji untuk membayar sejumlah uang pada tanggal
tertentu. Kitab Undang-undang Hukum Dagang (KUHD) menetapkan bahwa surat promes
harus memuat hal-hal berikut: "Order clausule" atau "promesse an order". Kesanggupan
untuk membayar dengan tiada syarat jumlah yang tercantum di dalamnya. Hari jatuh atau hari
pembayarannya. Tempat pembayaran promes. Nama pemegang promes atau orang yang
ditunjuknya. Tanggal dan tempat pembuatan promes.Tandatangan penarik (pembuat) promes.
Perbedaan antara wesel dan promes adalah sebagai berikut. Wesel adalah surat
perintah untuk membayar, penarik dan yang berkepentingan atas terdiri 2 pihak, yang
membuat adalah pihak yang mempunyai piutang, dan memerlukan akseptasi. Sedangkan
Promes adalah surat janji untuk menbayar utang. Penarikan dan yang berkepentingan berada
disuatu tangan. Yang membuat adalah pihak yang berutang dan Tidak memerlukan akseptasi
Penentuan tanggal jatuh tempo, Saat jatuh tempo (tanggal harus dibayar) sebuah surat
wesel dapat dinyatakan dengan tiga cara: (1). Atas penagihan, artinya pihak tertarik akan
membayar wesel pada saat ditagih Oleh pemegang wesel. Dalam hal ini tidak disebutkan
secara pasti tanggal penagihannya. (2).Pada tanggal tertentu, artinya tanggal jatuh ditulis
eksplisit dalam surat wesel. (3). Pada akhir masa tertentu, artinya setelah sekian hari, bulan
atau tahun, wesel harus dibayar.
Apabila jangka waktu wesel dinyatakan dalam hari, maka perlu dihitung jumlah hari
yang tepat, sehingga dapat ditentukan tanggal jatuhnya. Dalam hal ini untuk menghitung
tanggaljatuh. maka tanggal penarikan wesel tidak ikut dihitung sedangkan tanggal Jatuh
wesel ikut diperhitungkan. Sebagai contoh, tanggal jatuh sebuah wesel yang berjangka waktu
60 hari dengan tanggal penarikan 17 Juli adalah 15 September.
Wesel dapat dibedakan menjadi wesel berbunga dan wesel tidak berbunga. Suatu
wesel disebut wesel berbunga apabila dalam wesel disebutkan suatu tingkat bunga
tertentu.sedangkan wesel tidak berbunga adalah wesel yang tidak menyebutkan suatu tingkat
bunga tertentu. Piutang wesel biasanya timbul karena adanya penjualan kredit atau karena
perusahaan memberikan pinjaman uang kepada orang atau perusahaan lain. Bila penjualan
dilakukan secara kredit maka harga jual biasanya ditentukan lebih tinggi jika dibandingkan
dengan harga untuk penjualan tunai. Perhitungan bunga pada wesel, rumus dasar untuk
menghitung bunga pada wesel berbunga adalah sebagai berikut:

Nilai Nominal Wesel x TingkatBunga per Tahun x Jangka Waktu/tahun =


Bunga

Adapun masalah-masalah pokok dalam akuntansi untuk piutang wesel, yaitu


Pengakuan piutang wesel, Penilaian piutang wesel, dan Penyelesaian piutang wesel.
Pengakuan piutang wesel, suatu piutang wesel mungkin timbul bersamaan dengan
transaksi penjualan, atau pemberian pinjaman uang, atau karena perubahan dari piutang usaha
menjadi piutang wesel. Dalam hal yang terakhir, piutang merupakan perubahan dari piutang
usaha karena debitur ingin memperpanjang jangka waktu pelunasan dan perusahaan
memandang bahwa debitur berisiko tinggi. Berikut adalah piutang wesel yang harus dibuat
untuk mengakui timbulnya piutang wesel dalam ketiga situasi di atas, yaitu ; Piutang wesel
dari penjualan kredit, Piutang wesel dari pemberian pinjaman, Piutang wesel dari perubahan
piutang usaha.
Penilaian Piutang Wesel, piutang wesel juga harus dilaporkan menurut nilai kas (neto)
yang bisa direalisasi. Akun cadangan untuk piutang wesel adalah akun Cadangan Kerugian
Piutang.. Perhitungan dan penaksiran kerugian piutang wese' dan pencatatan kerugian piutang
beserta cadangan kerugian piutang untuk wesel, persis sama seperti piutang usaha. Jumlah
piutang wesel yang tidak akan dapat diterima pelunasannya dapat ditaksir dengan
menggunakan metoda persentase dari penjualan maupun dengan metoda umur piutang.
Penyelesaian dan Penagihan Piutang Wesel, Suatu wesel mungkin akan disimpan
perusahaan sambil menunggu hari jatuhnya, dan pada saat tersebut nanti perusahaan akan
menerima pembayaran dari pihak tertarik sebesar nilai nominal wesel ditambah bunga dan
selanjutnya perusahaan akan mengakhiri piutang wese! yang bersangkutan. Akan tetapi
kadang-kadang tidak semua piutang wesel dapat diterima pembayarannya, karena pihak
tertarik tidak menaati kewajibannya sehingga perlu diadakan penyesuaian. Adapun jurnal-
jumal yang harus dibuat untuk mencatat penerimaan penyelesaian (pembayaran) wesel dan
perlakuan atas wesel yang tidak dilunasi. Penerimaan Pelunasan Wesel, suatu wesel
dikatakan dilunasi apabila wesel tersebut dibayar secara penuh pada tanggaljatuhnya. Untuk
wesel berbunga, jumlah yang dilunasi meliputi nilai nominal wesel ditambah dengan bunga
selama jangka waktu wesel tersebut
Adapun jurnal- jurnal yang harus dibuat untuk mencatat penerimaan penyelesaian
pembayaran wesel dan perlakuan atas wesel yang tidak di lunasi akan di uraikan sebagai
berikut : - Penerimaan Pelunasan Wesel, suatu wesel dikatakan dilunasi apabila wesel
tersebut dibayar secara penuh pada tanggal jatuhnya. - Piutang Wesel Tak Dapat Ditagih,
suatu wesel dikatakan tak dapat ditagih apabila wesel tersebut tidak dibayar dalam jumlah
penuh pada tanggal jatuhnya. - Pengalihan Piutang Wesel, Surat wesel adalah surat berharga
yang bisa dipindah tangankan, artinya wesel bisa dialihkan dari satu perusahaan atau
seseorang kepada perusahaan atau orang lain, dan dengan demikian bisa dijual untuk
mendapatkan kas. Pemegang wesel mengalihkan wesel dan menyerahkannya kepada pembeli
(biasanya sebuah bank). Penjualan piutang wesel sebelum tanggal jatuhnya disebut
pendiskontoan piutang wesel.
Piutang Wesel dengan Angsuran, piutang wesel dengan angsuran wesel ini memiliki
periode untuk mengangsur pokok pinjaman dan bunga selama jangka waktu tertentu di masa
yang akan datang. Setiap penerimaan angsuran akan terdiri dari : Bunga dari pokok pinjaman
yang belum dibayar, dan Pengurangan atas pokok pinjaman.
Penyajian Piutang dalam Neraca, Apabila perusahaan mempunyai berbagai jenis piutang,
maka piutang dalam neraca harus diklasifikasi menurut jenisnya, atau dalam catatan atas
laporan keuangan. Wesel jangka pendek (kurang dari setahun) dicantumkan dalam neraca di
bawah investasi sementara pada bagian aset lancar. Selain itu, piutang wesel juga harus
dilaporkan dalam jumlah bruto maupun cadangan kerugian piutangnya. Wesel jangka pendek
(kurang dari setahun) dicantumkan dalam neraca di bawah investasi sementara pada bagian
asset lancar. Piutang wesel juga harus di laporkan dalam jumlah brotu maupun cadangan
kerugian piutangnya.
DAFTAR PUSTAKA

Jusup, A. H. (2011). Dasar-Dasar Akuntansi Jilid 2 Edisi 7. Yogyakarta: Sekolah Tinggi


Ilmu Ekonomi YKPN.

Anda mungkin juga menyukai