Anda di halaman 1dari 30

Akuntansi dan

Audit atas
Piutang Usaha
KAP PURBA SIBARANI DAN REKAN
Piutang (Account Receivable)
Piutang adalah tagihan kepada pihak lain yang umumnya timbul dari kegiatan usaha sebuah
perusahaan melalui penjualan barang ataupun jasa secara kredit dalam satu siklus periode tertentu.
Klasifikasi Piutang
Piutang Usaha/
Piutang Wesel Piutang Lain-lain
Dagang

Meliputi piutang yang timbul dari


Meliputi piutang yang timbul Tagihan perusahaan kepada pihak tranksaksi di luar kegiatan normal
karena penjualan produk atau ketiga atau pihak lain yang perusahaan. Contohnya pinjaman
menyerahkan jasa dalam rangka menggunakan perjanjian secara dengan karyawan, atau pihak lain
kegiatan usaha normal tertulis dengan wesel atau yang tidak berkaitan dengan
perusahaan. promes. usaha.
Pengukuran Piutang
Piutang usaha jangka pendek, biasanya ditagih dalam 30 hingga 90 hari.

Menurut PSAK 55, piutang diakui oleh perusahaan sebesar nilai wajar. Nilai wajar merupakan harga
perolehan atau nilai pertukaran antara kedua belah pihak pada tanggal transaksi.

Harga pertukaran yang disepakati dalam hal ini yaitu jumlah yang tercantum di faktur (invoice).
Pengakuan Piutang Usaha/Dagang
Pengakuan piutang usaha terjadi jika perusahaan menjual produk secara kredit atau memberi jasa
namun belum terjadi pembayaran kepada perusahaan.

Jurnal pengakuan piutang: Jurnal pelunasan piutang:

Account Name Dr Cr Account Name Dr Cr


Cash/Bank xxx  
Account Receivable xxx  
Account Receivable   xxx
VAT Out   xxx

Sales   xxx
Buku Besar Pembantu Piutang
Merupakan perpanjangan buku besar umum untuk mencatat lebih detail dan terperinci dari masing-
masing customer yang memiliki piutang, buku besar ini memberikan informasi nilai outstanding dari
masing-masing customer.
PSAK 71
PSAK 71
PSAK 71 mengacu pada IFRS 9 menggantikan sebagian PSAK 55 yang lebih dulu diterapkan di
akuntansi Indonesia. PSAK 71 memang membahas tentang instrument keuangan namun secara rinci
PSAK 71 juga membahas tentang pencadangan atas penurunan aset keuangan. Aset keuangan yang
dimaksud baik berupa piutang, hutang, hingga kredit.

Perbedaan PSAK 71 dan PSAK 55 yaitu perhitungan Cadangan Kerugian Penurunan Nilai (CKPN).
Elemen dari Model Penurunan
Nilai
Kerugian Kredit Kerugian yang timbul dari peristiwa gagal bayar yang mungkin terjadi
Ekspektasian 12 Bulan dalam 12 bulan setelah akhir periode pelaporan.

Kerugian kredit Kerugian yang timbul dari seluruh kemungkinan peristiwa gagal bayar
ekspektasian sepanjang
sepanjang prakiraan umur instrumen keuangan.
umurnya

Peningkatan risiko Tidak didefinisikan.


kredit secara signifikan

Tidak didefinisikan.
Gagal bayar
Penghapusan Piutang
1. Metode penghapusan langsung

Apabila pada pembukuan perusahaan sudah mentaksirkan piutang tak tertagih yang benar-benar tidak
dapat ditagihkan maka piutang akan dihapus dan dibebankan menjadi kerugian piutang.

Account Name Dr Cr
Bad Debt Expense xxx  
Account Receivable   xxx
Penghapusan Piutang (lanjutan)
2. Metode pencadangan

Perusahaan melakukan perkiraan piutang tak tertagih dan dibebankan sebagai kerugian piutang.
Jurnal penyisihan piutang tak tertagih:
Account Name Dr Cr
Bad Debt Expense xxx  
Allowance for Bad Debt   xxx

Jurnal Penghapusan piutang:


Account Name Dr Cr
Allowance for Bad Debt xxx  
Account Receivable   xxx
PMK No 105/PMK.03/2009

Piutang yang Nyata-nyata tidak dapat ditagih yang dapat dikurangkan dari Penghasilan Bruto

Pasal 1
Piutang yang nyata-nyata tidak dapat ditagih adalah piutang yang timbul
dari transaksi bisnis yang wajar sesuai dengan bidang usahanya
PMK No 105/PMK.03/2009 (lanjutan)
Pasal 2 (1)
Piutang yang nyata-nyata tidak dapat ditagih yang timbul di bidang usaha bank,
lembaga pembiayaan, industri, dagang dan jasa lainnya dapat dibebankan sebagai
biaya dalam menghitung penghasilan kena pajak.

Pasal 2 (2)
Piutang yang nyata-nyata tidak dapat ditagih sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) tidak termasuk piutang yang berasal dari transaksi bisnis dengan pihak-pihak
yang memiliki hubungan istimewa dengan Wajib Pajak.
PMK No 105/PMK.03/2009 (lanjutan)
Piutang yang nyata-nyata tidak dapat ditagih sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 dapat
dibebankan sebagai pengurang penghasilan bruto, sepanjang memenuhi persyaratan:

1. Piutang tak tertagih tersebut telah dibukukan sebagai penghasilan bruto oleh debitur

2. Wajib pajak menyerahkan daftar piutang tak tertagih ke DJP.

3. Piutang tak tertagih tersebut telah diserahkan perkara penagihannya kepada Pengadilan
Negeri, atau ada perjanjian tertulis penghapusan piutang atau pembebasan utang antara
kreditur dan debitur, atau telah dipublikasikan dalam penerbitan umum maupun khusus,
atau ada pengakuan dari debitur bahwa utangnya dihapuskan.
PMK No 105/PMK.03/2009 (lanjutan)
Persyaratan yang disebutkan tidak berlaku untuk piutang dari debitur kecil atau debitur kecil lainnya.

1. Debitur kecil yang jumlah piutangnya tidak melebihi Rp100.000.000 yang merupakan gunggungan
jumlah dari beberapa kredit.

2. Debitur kecil lainnya yang jumlah piutangnya tidak melebihi Rp5.000.000


Contoh Soal
- Pada tanggal 1 Agustus 2021 PT ABC menjual barang dagang kepada PT XYZ secara kredit sebesar
Rp10.000.000 dengan pembayaran dilakukan selambat-lambatnya 30 hari.

- Setelah 100 hari PT XYZ dinyatakan pailit dan tidak dapat melunasi utangnya

- Pada tanggal 20 Januari 2022 ternyata PT XYZ membayarkan utangnya kepada PT ABC
Jawab:
- Jurnal pengakuan piutang 1 Agustus 2021

Account Name Dr Cr
Account Receivable 10.000.000  
Sales   10.000.000

- Jurnal penghapusan piutang (Metode langsung)

Account Name Dr Cr
Bad Debt Expense 10.000.000  
Account Receivable   10.000.000
Jawab:
- Metode langsung (lanjutan) Jurnal 20 Januari 2022

Account Name Dr Cr
Account Receivable 10.000.000  
Penerimaan Piutang
yang Sudah Dihapus   10.000.000

Account Name Dr Cr
Kas/Bank 10.000.000  
Account Receivable   10.000.000
Jawab:
- Jurnal penghapusan piutang (Metode pencadangan)
Account Name Dr Cr
Bad Debt Expense 10.000.000  
Allowance for Bad Debt   10.000.000

Account Name Dr Cr
Allowance for Bad Debt 10.000.000  
Account Receivable   10.000.000
Jawab:
- Metode pencadangan (lanjutan) Jurnal 20 Jan 2022
Account Name Dr Cr
Account Receivable 10.000.000  
Allowance for Bad Debt   10.000.000

Account Name Dr Cr
Kas/Bank 10.000.000  
Account Receivable   10.000.000
Prosedur Audit
Prosedur Analitis Subtantif
1. Membandingkan 2. Membandingkan
3. Menghitung rasio
saldo piutang tahun umur piutang tahun
yang relevan sepertti
berjalan dengan tahun berjalan dengan tahun
perputaran piutang
sebelumnya sebelumnya

Working
WTB ATLAS
Paper
Prosedur Analitis Subtantif
(lanjutan)
4. Melakukan reviu pola penjualan dan pembayaran untuk saldo piutang usaha yang signifikan.

5. Membandingkan tingkat retur penjualan Periode berjalan dan tahun sebelumnya

6. Bila terdapat ketidakwajaran atas selisih dari prosedur perbandingan di atas, maka peroleh penjelasan dari
manajemen dan lakukan prosedur lainnya bila diperlukan
Prosedur Subtantif Rinci
1. Menelusuri saldo piutang ke buku besar

2. Menelusuri umur piutang


Prosedur Subtantif Rinci (Lanjutan)
3. Membuat Surat Konfirmasi Piutang untuk Customer Klien

Contoh: Surat Konfirmasi


Prosedur Subtantif Rinci (Lanjutan)
4. Alternatif Procedure untuk konfirmasi yang tidak kembali

- Meminta Bank Statement atau Rekening Koran setelah tanggal periode audit

- Meminta General Ledger setelah tanggal periode audit


Prosedur Subtantif Rinci (Lanjutan)
5. Tranlasi atas piutang dagang dalam mata uang asing

Contoh:
Prosedur Subtantif Rinci (Lanjutan)
6. Memastikan kemungkinan adanya wesel tagih, melakukan diskusi dengan manajemen

7. Konsultasi dengan manajemen kemungkinan menagih piutang yang telah lama jatuh tempo

8. Telaah penghapusan piutang, dengan memeriksa dokumentasi atas penghapusan piutang dan apakah
sudah diotorisasi dengan layak

9. Menentukan ketepatan daftar umur piutang dengan menguji klasifikasi umur piutang (dilakukan di
Working Paper)
Cut-Off Testing
Memastikan kembali transaksi yang terjadi mendekati akhir periode baik sebelum maupun sesudah
tanggal periode audit.

Dilakukan dengan melihat delivery receipt atau surat jalan dari penjualan yang perusahaan lakukan,
apakah tanggal pada delivery receipt masuk ke periode audit atau tidak.

Contoh: Working Paper


Terimakasih…

Anda mungkin juga menyukai