BY : IFRAD
Piutang (Account Receivable)
Piutang adalah tagihan kepada pihak lain yang umumnya timbul dari kegiatan usaha sebuah
perusahaan melalui penjualan barang ataupun jasa secara kredit dalam satu siklus periode
tertentu.
Klasifikasi Piutang
Piutang Usaha/
Piutang Wesel Piutang Lain-lain
Dagang
Sales xxx
Buku Besar Pembantu Piutang
Merupakan perpanjangan buku besar umum untuk mencatat lebih detail dan terperinci dari
masing-masing customer yang memiliki piutang, buku besar ini memberikan informasi nilai
outstanding dari masing-masing customer.
PSAK 71
PSAK 71
PSAK 71 mengacu pada IFRS 9 menggantikan sebagian PSAK 55 yang lebih dulu diterapkan
di akuntansi Indonesia. PSAK 71 memang membahas tentang instrument keuangan namun
secara rinci PSAK 71 juga membahas tentang pencadangan atas penurunan aset keuangan. Aset
keuangan yang dimaksud baik berupa piutang, hutang, hingga kredit.
Perbedaan PSAK 71 dan PSAK 55 yaitu perhitungan Cadangan Kerugian Penurunan Nilai
(CKPN).
Elemen dari Model Penurunan Nilai
Kerugian Kredit Kerugian yang timbul dari peristiwa gagal bayar yang mungkin terjadi
Ekspektasian 12 Bulan dalam 12 bulan setelah akhir periode pelaporan.
Kerugian kredit Kerugian yang timbul dari seluruh kemungkinan peristiwa gagal bayar
ekspektasian sepanjang
sepanjang prakiraan umur instrumen keuangan.
umurnya
Tidak didefinisikan.
Gagal bayar
Penghapusan Piutang
1. Metode penghapusan langsung
Apabila pada pembukuan perusahaan sudah mentaksirkan piutang tak tertagih yang benar-benar
tidak dapat ditagihkan maka piutang akan dihapus dan dibebankan menjadi kerugian piutang.
Account Name Dr Cr
Bad Debt Expense xxx
Account Receivable xxx
Penghapusan Piutang (lanjutan)
2. Metode pencadangan
Perusahaan melakukan perkiraan piutang tak tertagih dan dibebankan sebagai kerugian piutang.
Piutang yang Nyata-nyata tidak dapat ditagih yang dapat dikurangkan dari Penghasilan Bruto
Pasal 1
Piutang yang nyata-nyata tidak dapat ditagih adalah piutang yang timbul
dari transaksi bisnis yang wajar sesuai dengan bidang usahanya
PMK No 105/PMK.03/2009 (lanjutan)
Pasal 2 (1)
Piutang yang nyata-nyata tidak dapat ditagih yang timbul di bidang usaha bank,
lembaga pembiayaan, industri, dagang dan jasa lainnya dapat dibebankan sebagai
biaya dalam menghitung penghasilan kena pajak.
Pasal 2 (2)
Piutang yang nyata-nyata tidak dapat ditagih sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) tidak termasuk piutang yang berasal dari transaksi bisnis dengan pihak-pihak
yang memiliki hubungan istimewa dengan Wajib Pajak.
PMK No 105/PMK.03/2009 (lanjutan)
Piutang yang nyata-nyata tidak dapat ditagih sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2
dapat dibebankan sebagai pengurang penghasilan bruto, sepanjang memenuhi
persyaratan:
1. Piutang tak tertagih tersebut telah dibukukan sebagai penghasilan bruto oleh
debitur
2. Wajib pajak menyerahkan daftar piutang tak tertagih ke DJP.
3. Piutang tak tertagih tersebut telah diserahkan perkara penagihannya kepada
Pengadilan Negeri, atau ada perjanjian tertulis penghapusan piutang atau pembebasan
utang antara kreditur dan debitur, atau telah dipublikasikan dalam penerbitan umum
maupun khusus, atau ada pengakuan dari debitur bahwa utangnya dihapuskan.
PMK No 105/PMK.03/2009 (lanjutan)
Persyaratan yang disebutkan tidak berlaku untuk piutang dari debitur kecil atau debitur kecil
lainnya.
1. Debitur kecil yang jumlah piutangnya tidak melebihi Rp100.000.000 yang merupakan
gunggungan jumlah dari beberapa kredit.
2. Debitur kecil lainnya yang jumlah piutangnya tidak melebihi Rp5.000.000
Contoh Soal
- Pada tanggal 1 Agustus 2021 PT ABC menjual barang dagang kepada PT XYZ secara kredit
sebesar Rp10.000.000 dengan pembayaran dilakukan selambat-lambatnya 30 hari.
- Setelah 100 hari PT XYZ dinyatakan pailit dan tidak dapat melunasi utangnya
- Pada tanggal 20 Januari 2022 ternyata PT XYZ membayarkan utangnya kepada PT ABC
Jawab:
Account Name Dr Cr
Account Receivable 10.000.000
Sales 10.000.000
Account Name Dr Cr
Bad Debt Expense 10.000.000
Account Receivable 10.000.000
Jawab:
Account Name Dr Cr
Account Receivable 10.000.000
Penerimaan Piutang
yang Sudah Dihapus 10.000.000
Account Name Dr Cr
Kas/Bank 10.000.000
Account Receivable 10.000.000
Jawab:
- Jurnal penghapusan piutang (Metode pencadangan)
Account Name Dr Cr
Bad Debt Expense 10.000.000
Allowance for Bad Debt 10.000.000
Account Name Dr Cr
Allowance for Bad Debt 10.000.000
Account Receivable 10.000.000
Jawab:
- Metode pencadangan (lanjutan) Jurnal 20 Jan 2022
Account Name Dr Cr
Account Receivable 10.000.000
Allowance for Bad Debt 10.000.000
Account Name Dr Cr
Kas/Bank 10.000.000
Account Receivable 10.000.000
Prosedur Audit
Prosedur Analitis Subtantif
1. Membandingkan 2. Membandingkan
3. Menghitung rasio
saldo piutang tahun umur piutang tahun
yang relevan sepertti
berjalan dengan tahun berjalan dengan tahun
perputaran piutang
sebelumnya sebelumnya
Working
WTB ATLAS
Paper
Prosedur Analitis Subtantif (lanjutan)
4. Melakukan reviu pola penjualan dan pembayaran untuk saldo piutang usaha yang signifikan.
5. Membandingkan tingkat retur penjualan Periode berjalan dan tahun sebelumnya
6. Bila terdapat ketidakwajaran atas selisih dari prosedur perbandingan di atas, maka peroleh penjelasan
dari manajemen dan lakukan prosedur lainnya bila diperlukan
Prosedur Subtantif Rinci
1. Menelusuri saldo piutang ke buku besar
2. Menelusuri umur piutang
Prosedur Subtantif Rinci (Lanjutan)
3. Membuat Surat Konfirmasi Piutang untuk Customer Klien
Contoh: Surat Konfirmasi
Prosedur Subtantif Rinci (Lanjutan)
4. Alternatif Procedure untuk konfirmasi yang tidak kembali
- Meminta Bank Statement atau Rekening Koran setelah tanggal periode audit
- Meminta General Ledger setelah tanggal periode audit
Prosedur Subtantif Rinci (Lanjutan)
5. Tranlasi atas piutang dagang dalam mata uang asing
Contoh:
Prosedur Subtantif Rinci (Lanjutan)
6. Memastikan kemungkinan adanya wesel tagih, melakukan diskusi dengan manajemen
7. Konsultasi dengan manajemen kemungkinan menagih piutang yang telah lama jatuh tempo
8. Telaah penghapusan piutang, dengan memeriksa dokumentasi atas penghapusan piutang dan
apakah sudah diotorisasi dengan layak
9. Menentukan ketepatan daftar umur piutang dengan menguji klasifikasi umur piutang (dilakukan
di Working Paper)
Cut-Off Testing
Memastikan kembali transaksi yang terjadi mendekati akhir periode baik sebelum maupun sesudah
tanggal periode audit.
Dilakukan dengan melihat delivery receipt atau surat jalan dari penjualan yang perusahaan
lakukan, apakah tanggal pada delivery receipt masuk ke periode audit atau tidak.
Contoh: Working Paper
Terimakasih…