Anda di halaman 1dari 20

RINGKASAN MATERI KULIAH AKUNTANSI DASAR II

AKUTANSI UNTUK PIUTANG DAGANG & PIUTANG WESEL


DOSEN : Ni Luh Putu Mita Miati, SE., M.Si

DISUSUN OLEH KELOMPOK C :


1. Ni Kadek Lani Indraswari (202232121545)
2. Revicko Devanda Putra Muhammad (202232121491)
3. Muhammad Verdiansyah (202232121495)
4. I Komang Javi Wahyu Kusuma (202232121505)
5. Gusti Ayu Trivilya Rasdiana (202232121519)
6. I Gst. Ngurah Tri Bijantara (202232121536)

PROGRAM STUDI MANAJEMEN


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS WARMADEWA
TAHUN 2023
AKUTANSI UNTUK PIUTANG DAGANG & PIUTANG WESEL

1. Menjelaskan jenis dan pengakuan piutang dagang


2. Menjelaskan metode dasar penilaian piutang dagang
3. Mencatat penghapusan piutang dagang
4. Menentukan tanggal jatuh tempo dan bunga piutang wasel
5. Menjalankan akutansi untuk piutang wasel
6. Menjelaskan pelaporan piutang di laporan posisi keuangan

JENIS DAN PENGAKUAN PIUTANG DAGANG

Jenis Piutang
Menurut Slamet (2009:43), menjelaskan bahwa piutang adalah tagihan baik kepada individu-
individu maupun kepada perusahaan lain yang akan diterima dalam bentuk kas.
Menurut Martan, et al (2012:194) pada dasarnya piutang dikelompokan menjadi 3 jenis,
antara lain sebagai berikut :
A. Piutang Dagang/Piutang Usaha
Piutang dagang adalah tagihan perusahaan kepada pelanggan sebagai akibat tagihan adanya
penjualan barang atau jasa secara kredit, dimana taghan tidak disertai dengan surat perjanjian
yang formal, akan tetapi karena adanya unsur kepercayaan dan kebijakan perusahaan.
Sedangkan Piutang usaha ialah piutang pada perusahaan jasa dimana perusahaan memberikan
jasa kepada konsumen yang akan dibayar di kemudian hari sebesar tarif jasa yang telah
diberikan.
B. Piutang Wesel
Piutang wesel adalah tagihan perusahaan kepada pihak ketiga atau pihak lain
yang menggunakan perjanjian secara tertulis dengan wesel atau promes. Wesel merupaka janji
tertulis yang tidak bersyarat, dibuat oleh pihak yang satu untuk pihak yang lain, ditandatangani
oleh pihak pembuatnya, untuk membayar sejumlah uang atas permintaan atau pada suatu
tanggal yang ditetapkan pada masa yang akan datang kepada pihak yang memerintah atau
membawanya. Penerbit wesel disebut wesel bayar (notes payable), sedangkan penerima wesel
disebut wesel tagih (notes receivable). Wesel tagih biasanya memiliki bunga, walaupun ada
beberapa wesel tagih yang tidak berbunga. Wesel tagih yang tidak berbunga biasanya dijual
dengan diskon dan pihak penerbit akan menerima uang yang lebih kecil dari jumlah yang akan
dibayarkan di masa depan. Diskon merupakan bentuk bunga yang diterima di muka. Wesel
tagih dapat dijual oleh pemegangnya sebelum jatuh tempo.
C. Piutang Non Dagang/Piutang Lainnya
Piutang non dagang adalah tagihan perusahaan kepada pihak lain atau pihak ketiga yang
timbul atau terjadi bukan karena adanya transaksi penjualan barang dagang atau jasa secara
kredit. Jumlah piutang non dagang/lainnyabiasanya tidak signifikan dibandingkan dengan
jumlah piutang dagang ataupun piutang usaha. Berikut ini contoh-contoh piutang non dagang
1. Piutang Biaya. Contohnya: asuransi dibayar dimuka, sewa dibayar dimuka, gaji dibayar
dimuka, iklan dibayar dimuka.
2. Piutang Penghasilan. Contohnya: piutang jasa, piutang sewa dan piutang bunga.
3. Uang muka pembelian ( persekot). Contohnya: pembayaran uang muka pembelian suatau
barang yang sebelumnya sudah dipesan terlebih dahulu.
4. Piutang lain – lain. Contohnya: piutang perusahaan kepada karyawan, kelebihan membayar
pajak dan piutang perusahaan kepada cabang – cabang perusahaan

Pengakuan Piutang Dagang

Piutang dagang diakui/dicatat pada saat :

a) perusahaan memperoleh piutang dagang tersebut melalui adanya


penjualan kredit.

b) Terjadi retur dan potongan penjualan

c) Adanya pelunasan.

Ilustrasi :
PT Rahadian pada tanggal 5 maret 2010 menjual barang dagangan kepada PT Fedny
seharga Rp. 10.000.000 dengan termin 2/10, n/30. Pada tanggal 7 maret ada beberapa
barang yang cacat sehinggadikembalikan kepada PT Rahadian. Bila dihitung barang yang
dikembalikan tersebut sebesar Rp. 500.000. Pada tanggal 15 PT Rahadian menerima
pelunasan dari PT FEDNY sebesar saldo tagihannya. Jurnal yang dibutuhkan untuk
mencatat transaksi- transaksi tersebut adalah sebagai berikut :
Maret 5 Piutang dagang 10.000.000

Penjualan 10.000.000

(untuk mencatat adanya piutang karena penjualan kredit)

7 Retur penjualan 500.000

Piutang dagang 500.000

(untuk mencatat adanya retur penjualan)

15 Kas 9.310.000
Potongan penjualan 190.000 (2 % X 9.500.000)

Piutang dagang 9.500.000

(untuk mencatat adanya pelunasan piutang )

Catatan: potongan biasanya diberikan oleh produsen kepada


distributor/grosir atau dari grosir kepada pengecer danjarang diberikan dari
pengecer ke konsumen.

METODE DASAR PENILAIAN PIUTANG DAGANG

Menurut Prinsip Akuntansi Indonesia piutang dagang harus dicatat dan dilaporkan dalam
neraca sebesar nilai kas bersih (neto) yang bisa direalisasikan yaitu jumlah piutang
setelah dikurangi CadanganKerugian Piutang Tak tertagih (CKP).
Contoh penyajian di neraca Aktiva
Lancar
Piutang dagang Rp. 5.000.000 (-)
Cadangan kerugian piutang (CKP) Rp. 500.000Nilai
Realisasi bersih Rp. 4.500.000

MENCATAT PENGHAPUSAN PIUTANG DAGANG

Ikatan Akuntan Indonesia dalam SAK (2017:55.46), secara spesifik menyebutkan,


entitas menghentikan pengakuan aset keuangan, jika dan hanya jika:
1. Hak kontraktual atas arus kas yang berasal dari aset keuangan tersebut
berakhir atau;
2. Entitas mentransfer aset keuangan yang memenuhi kriteria penghentian
pengakuan.
Transfer aset keuangan adalah transfer hak kontraktual penerimaan kasdari
aset keuangan atau tetap memiliki hak kontraktual untuk menerima tetapi memiliki
kewajiban untuk membayar arus kas yang diterima tersebut kepada pihak lain.
Dalam transfer aset keuangan, penghentian pengakuan akan dilakukan jika telah
terjadi transfer manfaat dan risiko kepada pihak lain.

Aset keuangan yang sering dihentikan pengakuannya yaitu salah satunya piutang
usaha atau dagang. Piutang usaha atau dagang kurang terjamin pelunasannya dikarenakan
tidak adanya suatu perjanjian khusus yang dibuat untukmemiliki kekuatan hukum. Maka
piutang ada kemungkinan tidak akan tertagih. Piutang yang jelas-jelas tak dapat ditagih lagi
harus dihapuskan dari rekening piutang. Penghapusan piutang ini merupakan suatu
kerugian bagi perusahaan. Warren dkk (2014:449), menyatakan bahwa tidak ada aturan
umum untuk menentukan kapan sebuah piutang dianggap tidak tertagih. Terdapat beberapa
indikasi bahwa suatu piutang tidak dapat tertagih, diantaranya adalah:
1. Saat piutang sudah jatuh tempo.
2. Pelanggan tidak menanggapi usaha perusahaan untuk menagih.

3. Pelanggan pailit.
4. Usaha pelanggan tutup.
5. Kegagalan dalam mencari lokasi atau menghubungi pelanggan.

Peraturan Menteri Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah RepublikIndonesia


Nomor 13 tahun 2015, menyatakan bahwa:
Penyisihan pinjaman tak tertagih adalah penyisihan nilai tertentu, sebagai
pengurang nilai nominal piutang pinjaman atas terjadinya kemungkinan risiko
pinjaman tak tertagih, yang dibentuk untuk menutup kemungkinan kerugian akibat
pemberian pinjaman sesuai karakteristik masing-masing usaha yang dibiayai.

Martani dkk (2016:220-221), menyatakan bahwa penurunan nilai akan dicatat


mengurangi nilai piutang atau pinjaman. Ada dua metode untuk mencatat penurunan nilai
yaitu:
1. Metode penghapusan langsung (direct write off method)
Untuk metode penghapusan langsung, piutang yang diturunkan nilainya langsung
dihapuskan tanpa dibuat akun cadangan penurunan nilai.
2. Metode pencadangan (allowance method)
Metode pencadangan lebih tepat digunakan perusahaan dalam mencatat penurunan
nilai. Pada saat perusahaan mengakui beban penurunan nilai piutang atau
pinjaman, akan didebit akun cadangan penurunan nilai.

Sedangkan Warren dkk (2014:449), menyatakan bahwa terdapat dua metode


akuntansi untuk piutang tak tertagih yaitu:
1. Metode penghapusan langsung (direct write-off method) mencatat beban
piutang tak tertagih hanya pada saat suatu piutang dianggap benar-benar
tidak tertagih.
2. Metode penyisihan (allowance method) mencatat beban piutang tak tertagih
dengan mengestimasi jumlah piutang tak tertagih pada akhir periode
akuntansi

Berdasarkan penjelasan di atas, metode penghapusan langsung digunakan untuk


piutang tak tertagih yang bersifat tidak sering atau frekuensinya rendah. Sedangkan metode
penyisihan digunakan untuk perusahaan yang sering terjadi kerugian piutang atas piutang
tak tertagih.

METODE PENGHAPUSAN LANGSUNG UNTUK PIUTANG TIDAK TERTAGIH


Metode penghapusan langsung apabila jelas-jelas diketahui adanya piutang yang tidak
dapat ditagih, maka piutang tersebut dihapuskan dan dibebankan pada rekening
kerugian piutang. Metode penghapusan langsung sering kali digunakan oleh perusahaan-
perusahaan kecil dan perusahaan dengan sedikit piutang. Menurut Warren dkk (2014:450),
jurnal untuk mencatat penghapusan piutang secara langsung adalah sebagai berikut:
Tanggal Keterangan Ref Debet Kredit
Beban Piutang Tak Tertagih xxx -
Piutang Usaha - xxx

Piutang usaha yang telah terhapus mungkin dapat ditagih kemudian. Jika hal
tersebut terjadi, piutang akan dicatat kembali dengan sebuah ayat jurnal yang membalik
ayat jurnal penghapusan piutang. Kas yang diterima dalam pembayarankemudian dicatat
sebagai penerimaan atas pembayaran piutang. Jurnal untuk mencatat kembali piutang yang
telah dihapuskan adalah sebagai berikut:
Tanggal Keterangan Ref Debet Kredit
Piutang Usaha xxx -
Beban Piutang Tak Tertagih - xxx

Jurnal untuk mencatat penerimaan kas atas pembayaran piutang yang telahdihapus
sebelumnya adalah sebagai berikut:
Tanggal Keterangan Ref Debet Kredit
Kas xxx -
Piutang Usaha - xxx

METODE PENYISIHAN UNTUK PIUTANG TAK TERTAGIH

Metode ini menuntut perusahaan mengestimasi jumlah kemungkinan piutang yang


tidak dapat ditagih dan mencatat beban piutang tak tertagih berdasarkan estimasi tersebut
setiap akhir periode akuntansi. Berdasarkan estimasitersebut, beban piutang tak tertagih
kemudian dicatat dengan ayat jurnal penyesuaian. Menurut Warren dkk (2014:451-453),
jurnal untuk mencatatpenyisihan piutang tak tertagih adalah sebagai beriku
Tanggal Keterangan Ref Debet Kredit
Beban Piutang Tak Tertagih xxx -
Cadangan piutang tak tertgih - xxx

Jika dipastikan bahwa piutang tersebut tidak dapat ditagih, maka jurnal tersebut
harus dikeluarkan dari catatan perkiraan piutang usaha, dengan cara mengkreditkannya
sebesar jumlah tersebut yaitu dengan jurnal sebagai berikut:
Tanggal Keterangan Ref Debet Kredit
Cadangan Piutang Tak Tertagih xxx -
Piutang Usaha - xxx

Apabila piutang yang telah dihapuskan sebagai piutang tak tertagih ini dalam
periode berjalan, secara tidak diduga dapat diterima kembali pelunasannya, maka ayat
jurnal yang diperlukan yaitu jurnal pembalik penghapusan piutang tak tertagih yaitu:
Tanggal Keterangan Ref Debet Kredit
Piutang Usaha xxx -
Cadangan Piutang Tak - xxx
Tertagih

Jurnal untuk mencatat penerimaan kas atas pembayaran piutang yang telahdihapus
sebelumnya adalah sebagai berikut:
Tanggal Keterangan Ref Debet Kredit
Kas xxx -
Piutang Usaha - xxx

Estimasi jumlah piutang tak tertagih pada akhir periode fiskal dibuat berdasarkan
pengalaman masa lalu, rata-rata industri dan perkiraan masa depan. Efraim (2014:140-
441), menyatakan bahwa ada tiga dasar yang digunakan untuk menentukan jumlah
cadangan kerugian piutang yaitu:
1. Persentase Tertentu dari Saldo Piutang
Taksiran piutang tak tertagih ditentukan dengan mengalikan saldo akhir periode
piutang usaha dengan persentase taksiran piutang tak tertagih.
2. Rekening Cadangan Kerugian Piutang (Bersaldo Debit)
Kadangkala taksiran piutang tak tertagih bersaldo debit karena jumlahpiutang aktual
yang dihapus lebih besar dibandingkan dengan jumlah taksiran piutang tak tertagih
yang dicadangkan dalam rekening cadangan kerugian piutang pada periode tertentu.
3. Analisis Umur Piutang
Cadangan kerugian piutang ditentukan dengan cara mengklasifikasikanpiutang yang
beredar ke dalam kategori jangka waktu piutang tersebut tertunggak.

Berdasarkan pendekatan-pendekatan tersebut, pendekatan berdasarkan persentase


tertentu dari saldo piutang lebih baik dibandingkan dengan menggunakan pendekatan
berdasarkan rekening cadangan kerugian piutang dan analisis umur piutang karena dalam
menganalisis dengan menggunakan persentase tertentu dari saldo piutang, total piutang
anggota dihitung berdasarkan persentase piutang yang tidak dapat tertagih pada periode
sebelumnya. Jadi, dengan menggunakan pendekatan berdasarkan persentase tertentu dari
saldo piutang, besarnya estimasi cadangan piutang tak tertagih akan lebih tepat dan sesuai
dengan jumlah komposisi yang diperlukan perusahaan.

TANGGAL JATUH TEMPO DAN BUNGA PIUTANG WASEL

Piutang Wesel yang jangka waktu pembayaran atau jatuh temponya kurang dari satu
tahun akan dicatat dalam aktiva lancar. Dan Piutang Wesel yang berjangka waktu
lebih dari satu tahun dianggap sebagai Piutang Jangka Panjang. Piutang Wesel dinilai
berdasarkan jumlah yang diharapkan dapat ditagih (net realizable value) dan pada
prinsipnya sama dengan Piutang Dagang.

PENDISKONTOAN WESEL
Mendiskontokan wesel adalah meminjam uang ke bank dengan menggunakan wesel
sebagai jaminan. Bank akan memberikan pinjaman tetapi dikurangi dengan bunga
yang diperhitungkan dengan selama jangka waktu diskonto, bunga yang
diperhitungkan ini disebut juga diskonto.
Syarat pendiskontoan wesel : jika pembuat wesel tidak melunasi weselnya pada
tanggal jatuh tempo maka pihak yang mendiskontokan bertanggung jawab untuk
melunasi wesel tersebut.
Bunga (diskonto) wesel dihitung dengan cara sebagai berikut :

Bunga (diskonto) = nilai jatuh tempo x tarif diskonto x periode diskonto

Contoh : Wesel dengan nominal Rp. 5.000.000,00, jangka waktu 2 bulan, tertanggal
1 Maret 1991 didiskontokan pada tanggal 26 Maret dengan diskonto 10%.
Periode diskonto dihitung sebagai berikut :

26 –31 Maret = 5 hari

April = 30 hari

Mei (tanggal jatuh tempo) = 1 hari

Periode diskonto = 36 hari

Perhitungan pendiskontoan wesel :

1. Wesel tidak berbunga

Jumlah uang yang diterima pada tanggal 26 Maret


1991 adalah : Nilai jatuh tempo wesel Rp.
5.000.000,00 Diskonto : Rp.
5.000.000,00x10%x36/360
50.000,00
Uang yang diterima Rp. 4.950.000,00

Jurnal yang dibuat pihak yang mendiskontokan wesel untuk


mencatat pendiskontoan wesel di atas adalah :

Kas Rp. 4.500.000,00

Biaya Bunga 50.000,00

Pihutang Wesel Rp.5.000.000,00

(Pihutang wesel didiskontokan)


2. Wesel Berbunga

Misalnya wesel di atas berbunga sebesar 12% setahun dan diskontokan


dengan diskonto sebesar 10% setahun. Jumlah yang diterima pada tanggal
26 Maret 1991adalah:

Nilai nominal wesel Rp. 5.000.000,00


Bunga : 12% x 2/12 x Rp. 5.000.000,00 100.000,00

Nilai Jatuh tempo wesel Rp. 5.100.000,00

Diskonto :

Rp. 5.100.000,00x10%x36/360 51.000,00

Uang yang diterima Rp. 5.049.000,00

Jurnal yang dibuat pihak yang mendiskontokan wesel untuk


mencatat pendiskontoan wesel di atas adalah :
Kas Rp. 5.049.000,00

Pihutang Wesel Rp.


5.000.000,00 (Pihutang wesel didiskontokan)
Pendapatan Bunga 49.000,00

Hubungan dalam pendiskontoan wesel

Apabila pembuat wesel melunasi weselnya pada tanggal jatuh tempo maka pihak
yang mendiskontokan wesel menutup rekening Pihutang Wesel dan Pihutang
Wesel Didiskontokan. Secara skematis ditunjukkan dalam gambar dibawah
ini:

A B C
Pembeli Penjual 2 Bank

3
Keterangan :

1. Pembeli menyerahkan wesel pada penjual

2. Penjual mendiskontokan wesel ke Bank dan menerima uang

3. Bank menagih pada pembuat wesel pada tanggal jatuh tempo

Apabila pembuat wesel tidak melunasi weselnya pada tanggal jatuh tempo
maka bank akan menagih pada pihak yang mendiskontokan wesel (penjual).
Penjual akan menagih sebesar yang dibayarkannya ke Bank pada pembeli
(mungkin ditambah bunga). Secara skematis ditunjukkan dalam gambar
dibawah ini:
A B C
Pembeli Penjual Bank
1 2

4 3

Keterangan:

1. Pembeli (A) menyerahkan wesel pada penjual (B)

2. Penjual (B) mendiskontokan wesel ke Bank (C) dan menerima uang

3. Karena A tidak membayar, maka Bank (C) menagih pada B

4. B menagih A sebesar yang dibayarkannya ke bank (mungkin ditambah bunga)


ilustrasi

Pendiskontoan Piutang Wesel Tidak Berbunga

Anda asumsikan bahwa di antara wesel-wesel tagih yang dimiliki PT. ASMARA
terdapat wesel tagih tak berbunga yang berjangka waktu 90 hari, tertanggal 21
Agustus 2002 sebesar Rp. 1.350.000,00. Pada tanggal 20 September 2002 wesel
tersebut didiskontokan ke Bank RAKA KENCANA, dengan tingkat diskonto sebesar
8%.
a. Hitunglah berapa uang yang diterima PT. ASMARA dari pendiskontoan wesel
ini?
b. Catatlah transaksi tersebut dalam jurnal umum!

Jawaban

Data-data:

- nominal wesel Rp. 1.350.000

- umur wesel 90 hari

- tgl wesel 21 Agustus 2002

Langkah 1: Mencari tanggal jatuh tempo wesel:

Jumlah hari dalam bulan Agustus = 31 -21 = 10


2002
September = 30
Oktober = 31
November = 19
90 hari
Tanggal jatuh tempo : 19 November
2002
Menghitung nilai wesel pada saat jatuh tempo:

1. Nilai nominal wesel = Rp. 1.350.000

2. Nilai pada saat jatuh tempo (19 November 2002) = Rp. 1.350.000

3. Jangka waktu diskonto (20 Sept 2002


sampaidengan 19 Nov 2002 = 60 hari)
4. Diskonto yang dibebankan oleh Bank:

Rp. 1.350.000 x 8% x 60/360 = (Rp. 18.000)


5. Hasil (proceed) yang diterima = Rp. 1.332.000

Jangka waktu diskonto 60 hari dihitung sebagai


berikut: Jumlah hari dalam Sept 2002 =
30
Tanggal wesel didiskontokan = (20)
Jangka waktu diskonto Sept 2002 = 10

Jumlah hari dalam Oktober 2002 =


31Jangka waktu diskonto selama Nov 2002
=
19
= 60 hari
Jurnal umum untuk mencatat pendiskontoan wesel:

Kas 1.332.000
Beban Diskonto 18.000
Piutang Wesel 1.350.000
AKUTANSI UNTUK PIUTANG WASEL

Pada saat pembeli/konsumen membeli secara kredit dengan menerbitkan

wesel bayar, maka ada tagihan wesel perusahaan kepada

pembeli/konsumen/perusahaan lain.

Wesel tagih merupakan wesel yang dapat ditagihkan kepada perusahaan lain

yang memiliki utang kepada perusahaan. Wesel tagih biasanya akan

disesuaikan dengan besaran suku bunga bank yang terkait dalam transaksi.

Wesel tagih disebut juga sebagai piutang wesel. Piutang Wesel juga bisa

disebut sebagai Wesel Tagih, promes, dan Promisionary Notes atau Notes

receivable. Wesel tagih dapat berasal dari penjualan, pembiayaan, atau

transaksi lainnya.

Berdasarkan pembebanan bunga, wesel tagih dibagi menjadi 2 (dua) macam

yaitu wesel tagih berbunga dan wesel tagih tanpa bunga. Wesel tagih dapat

menambah harta atau aset perusahaan.

Menurut Ikatan Akuntansi Indonesia/IAI wesel tagih/Piutang

Wesel merupakan jenis piutang yang periode kreditnya lebih dari 60 hari.

Karakteristik wesel tagih

1. Jurnal Wesel Tagih disajikan dari Sudut Pandang Pemberi Pinjaman

2. Wesel Tagih Bertambah di Sisi Debit

3. Wesel Tagih Termasuk Aktiva

4. Tanggal jatuh tempo (due date) pembayaran wesel dihitung antara


tanggal penerbitan dan tanggal jatuh tempo wesel tagih jangka
pendek. Ini juga bisa dinyatakan dalam jumlah harian atau bulanan
untuk periodenya.
Contoh wesel tagih

Perusahaan PT. Mei Jaya memberikan pinjaman kepada Perusahaan PT. Mei

Bong sebesar Rp300.000.000 pada 1 Januari 2020. Tingkat bunga yang

diberikan adalah 10% dalam jangka waktu 90 hari (3 bulan). Maka,

Perusahaan PT. Mei Jaya akan membuat jurnal perusahaannya sebagai

berikut.

Bulan Tanggal Keterangan Debit Kredit

Januari 1 Piutang Usaha 300.000.000

Penjualan 300.000.000

Januari 31 Wesel Tagih 300.000.000

Piutang Usaha 300.000.000

Perhitungan beban bunga sama seperti pada wesel bayar yaitu,

Besaran Bunga = Rp300.000.000 x 10% x (3/12) = Rp7.500.000

Begitupun menghitung nilai jatuh temponya yaitu Rp300.000.000 +

Rp7.500.000 = Rp307.500.000

Selanjutnya, nilai ini dimasukkan pada jurnal wesel.

Bulan Tanggal Keterangan Debit Kredit

April 1 Kas 307.500.000

Pendapatan
7.500.000
Bunga
Wesel Tagih 300.000.000

Menerima Pelunasan dan Bunga yang Telah Jatuh Tempo

Pihak yang berhak menerima uang dari wesel tagih disebut penerima

pembayaran (payee), dan pihak yang membuat janji disebut pembuat janji

(maker). Wesel tagih digolongkan sebagai aset lancar di neraca.

PELAPORAN PIUTANG DI LAPORAN POSISI KEUANGAN

LANGKAH PEMBUATAN LAPORAN PIUTANG

Memilih Tools untuk Membuat Laporan Piutang

Salah satu hal yang perlu diperhatikan dalam pembuatan laporan piutang adalah tools yang
digunakan. Meskipun terlihat sederhana, pencatatan piutang ini tidak bisa dilakukan secara
sembarangan demi menghindari adanya kesalahan input.

Ada banyak pilihan tools yang bisa kamu pilih sesuai dengan kebutuhan bisnismu.

Membuat Format Laporan Piutang

Seperti pencatatan akuntansi lainnya, format laporan piutang pun dibuat dalam bentuk
tabel. Setidaknya, kamu membutuhkan 10 indikator yang akan dimasukkan dalam tabel
seperti:

• Nomor urut invoice/nota


• Tanggal invoice
• Nomor invoice/nota
• Nama pelanggan
• Nilai uang dari invoice
• Umur piutang
• Umur piutang 0 – 30 hari
• Umur piutang 31 – 60 hari
• Umur piutang 61 – 90 hari
• Umur piutang lebih dari 90 hari
Membuat Formula

Setelah semua indikator diinput dalam format yang telah tersedia, maka langkah
selanjutnya adalah membuat formula atau rumus agar nilai pada kolom tiap kelompok bisa
muncul secara otomatis.

Formula yang dibuat harus disesuaikan pada cell yang digunakan. Untuk lebih mudahnya,
kamu bisa mengunduh template excel yang telah dibuat dan diunggah di internet.

Menggunakan Aplikasi Keuangan

Salah satu solusi yang bisa memudahkan kamu dalam proses pembuatan laporan piutang
adalah dengan menggunakan aplikasi keuangan yang saat ini tersedia banyak sekali di
internet.

Pilihlah aplikasi keuangan yang user friendly, mudah untuk diakses, efektif, dan real time
dalam pencatatan transaksi sehingga mengurangi risiko terjadinya kesalahan catat.
DAFTAR PUSTAKA

Al. Haryono Jusup. (2013). Dasar-Dasar Akuntansi Jilid 2. Yogyakarta : Bagian Penerbitan
Sekolah Tinggi Ilmu YKPN.

Jerry J. Weygandt. (2015). Financial accounting. IFRS edition. 03. John Wiley & Sons, Inc.
Hoboken. ISBN: 9781118978085.

https://accounting.binus.ac.id/2020/07/04/akuntansi-wesel-tagih-piutang-wesel-notes-receivable/

https://majoo.id/solusi/detail/laporan-piutang

http://eprints.perbanas.ac.id/1006/4/BAB%20II.pdf

Anda mungkin juga menyukai