Disusun oleh:
Kelas: 6A11
FAKULTAS EKONOMI
PROGRAM STUDI AKUNTANSI
UNIVERSITAS EKASAKTI-AAI
PADANG
2020
AUDIT PIUTANG
DESKRIPSI PIUTANG
Untuk mengetahui dengan jelas pengertian auditing, maka berikut ini akan dikemukakan definisi
definisi pengauditan yang di ambil dari beberapa sumber:
1) Konrath (2002:5) dalam Sukrisno Agoes (2004:1) mendefinisikan audit sebagai ”suatu proses
sistematis untuk secara objektif mendapatkan dan mengevaluasi bukti mengenai asersi tentang
kegiatan-kegiatan dan kejadian-kejadian ekonomi untuk meyakinkan tingkat keterkaitan antara
asersi tersebut dan kriteria yang telah ditetapkan dan mengkomunikasikan hasilnya kepada pihak-
pihak yang berkepentingan.”
2) Menurut Sukrisno Agoes (2004:3), audit adalah “Suatu pemeriksaan yang dilakukan secara kritis
dan sistematis oleh pihak yang independen, terhadap laporan keuangan yang telah disusun oleh
manajemen beserta catatan-catatan pembukuan dan bukti-bukti pendukungnya, dengan tujuan untuk
dapat memberikan pendapat mengenai kewajaran laporan keuangan tersebut.’’
Piutang adalah tuntutan (claims) terhadap pihak tertentu yang penyelesaiannya diharapkan dalam
bentuk Kas selama kegiatan normal perusahaan. Klaim timbul karena berbagai sebab. misalnya
penjualan secara kredit, pemberian pinjaman kepada karyawan, porsekot dalam kontrak pembelian,
porsekot kepada karyawan, dll. Piutang usaha timbul karena adanya penyerahan barang atau jasa dalam
rangka menjalankan kegiatan usaha normal perusahaan.
JENIS-JENIS PIUTANG
1) Piutang dagang
Piutang dagang terjadi akibat kegiatan normal suatu perusahaan melalui penjualan secara kredit,
misalnya notes receivable. Piutang dagang (account receivable) biasanya tidak dinyatakan dalam suatu
perjanjian khusus sebagaimana tagihan lainnya. Dengan demikian pelunasan hutang dagang (account
receivable) kurang terjamin, juga sukar untuk dipindahkan atau diperjual belikan. Piutang dagang
(account receivable) yang diharapkan tertagih dalam jangka waktu satu tahun atau siklus usaha normal
diklasifikasikan sebagai aktiva lancer, akan tetapi kadang-kadang seluruh piutang dagang (account
receivable) diklasifikasikan sebagai aktiva lancer tanpa memandang jangka waktu tertagihnya.
Dalam kasus demikian jumlah piutang dagang (account receivable) yang jangka waktu
penagihannya lebih dari satu tahun atau siklus usaha normal, harus diungkapkan dalam catatan atas
laporan keuangan. Apabalia penjualan secara kredit terutang PPN (Pajak Pertambahan Nilai) P 10%
dari harga barang, maka piutang dagang dicatat termasuk PPN.
4) Piutang yang bersaldo kredit disajikan sebagai kewajiban lancar dalam akun uang muka
penjualan
Berikut pengujian yang dapat dilakukan atas piutang usaha dikelompokan berdasarkan tujuan audit:
1. Piutang usaha dalam neraca saldo sama dengan jumlah file induk terkait dan totalnya telah
ditambahkan dengan benar serta sama dengan buku besar umum. (Detail tie-in)
Hal ini dilakukan dengan menguji informasi yang ada pada aged trial balance sebelum melakukan
pengujian lainnya untuk memverifikasi bahwa populasi yang sedang diuji sesuai dengan buku besar umum
dan file induk piutang usaha. Auditor juga harus melakukan tracing untuk memverifikasi nama pelanggan,
saldo dan umur piutang telah sesuai.
Pengujian atas keberadaan dapat dilakukan dengan mengkonfirmasi saldo pelanggan. Selain itu, dapat pula
dilakukan dengan memeriksa dokumen pendukung untuk memverifikasi pengiriman barang dan bukti
penerimaan kas untuk menentukan apakah piutang telah tertagih.
Pengujian dapat dilakukan dengan mem-footing neraca saldo piutang usaha dan merekonsiliasi saldo
dengan akun pengendali pada buku besar. Kurang saji piutang usaha dan penjualan dapat diungkap dengan
uji substantif atas transaksi pengiriman yang telah dilakukan namun belum tercatat dan dengan
menggunakan prosedur analitis.
Pengujian keakuratan dapat dilakukan dengan cara yang sama untuk tujuan keberadaan. Selain itu auditor
dapat melakukan pengujian terhadap debet dan kredit saldo pelanggan menggunakan dokumen pendukung
menyangkut pengiriman dan penerimaan kas.
Pengujian dilakukan dengan me--review aged trial balance untuk piutang usaha yang material. Selain itu
auditor juga harus memverifikasi bahwa piutang usaha harus diklasifikasikan sebagai akun tidak lancar
dipisahkan dari akun reguler dan saldo kredit piutang usaha yang signifikan diklasifikasikan kembali
sebagai piutang usaha.
6. Pisah batas piutang usaha sudah benar. (Pisah Batas)
Tujuan pengujian ini adalah untuk memverifikasi apakah transaksi yang mendekati akhir periode akuntansi
telah dicatat pada periode yang tepat. Hal ini penting karena akan mempengaruhi laba periode berjalan.
Salah saji pisah batas dapat terjadi untuk penjualan, retur dan pengurangan penjualan dan penerimaan kas.
Untuk ketiga hal ini auditor perlu untuk (1) Memutuskan kriteria pisah batas yang tepat, (2) Mengevaluasi
apakah klien memiliki prosedur yang memadai untuk memastikan kelayakan pisah batas dan (3) Menguji
apakah pisah batas sudah benar.
PABU mengharuskan penyajian piutang usaha disajikan pada jumlah yang akhirnya akan tertagih, yaitu
jumlah piutang usaha dikurangi penyisihan piutang tak tertagih. Auditor dapat melakukan dengan membuat
skedul audit yang menganalisis penyisihan piutang tak tertagih, mereview pengujian pengendalian atas
kebijakan kredit klien, memeriksa piutang tidak lancar pada aged trial balance untuk menentuan mana yang
belum dibayar sesudah tanggal neraca dan dibandingkan dengan informasi serupa pada tahun sebelumnya.
Pandangan mengenai kolektabilitas piutang dapat diperoleh dengan memeriksa file kredit, diskusi dengan
manajer kredit dan mereview file koresponden klien.
Hal ini menjadi penting karena pada beberapa kasus sebagian piutang telah digadaikan sebagai jaminan,
dibebankan kepada orang lain, difaktorkan atau dijual dengan diskon.
c. Memeriksa klasifikasi piutang ke dalam kelompok piutang usaha dan piutang nonusaha
d. Memeriksa kecukupan pengungkapan dan akuntansi untuk piutang antar pihak yang memiliki
hubungan istimewa, piutang yang digadaikan atau dibebankan.
MENYELESAIKAN AUDIT
Setelah auditor menyelesaikan audit proses bisnis dan akun-akun laporan keuangan terkait,
bukti-bukti di ikhtisarkan dan di evaluasi. Di samping itu, sebelum memilih laporan audit yang tepat,
auditor harus mempertimbangkan sejumlah isu-isu tambahan yang dapat mempengaruhi laporan
keuangan seperti kewajiban kontijensi, komitmen, peristiwa kemudian, proses evaluasi akhir yang
berkaitan dengan bukti, komunikasi dengan komite audit dan manajemen, dan penemuan kemudian
fakta yang ada pada tangal laporan auditor.