MANAJEMEN PIUTANG
OLEH :
Akbar (2004:199) menyatakan bahwa pengertian piutang meliputi semua hak atau klaim
perusahaan pada organisasi lain untuk menerima sejumlah kas,barang,atau jasa dimasa yang
akan datang sebagai akibat kejadian pada masa lalu.
Menurut Warren Reeve dan Fess (2005:404) menyatakan bahwa yang dimaksud piutang
adalah Piutang meliputi semua klaim dalam bentuk uang terhadap pihak lainya, termasuk
individu, perusahaan atau organisasi lainnya.
Dari definisi yang telah diungkapkan diatas, dapat disimpulkan bahwa yang dimksud
dengan piutang adalah semua tuntutan atau tagihan kepada pihak lain dalam bentuk uang
atau barang yang timbul dari adanya suatu transaksi. Sisi lain dari penjualan kredit adalah
timbulnya piutang. Ini berarti perusahaan mempunyai hak klaim terhadap seseorang atau
perusahaan lain. Dengan adanya hak klaim ini perusahaan dapat menuntut pembayaran
dalam bentu uang atau penyerahan aktiva atau jasa lain kepada pihak dengan siapa ia
berprihutang. Oleh karena adanya manfaat (dalam bentuk diterimanya uang tunai, aktiva lain
atau jasa) yang diharapkan dapat diperoleh dimasa datang, maka piutang dianggap sebagai
aktiva. Piutang pada umumnya dapat dikelompokkan menjadi piutang dagang dan piutang
lain-lain piutang yang berasal dari penjualan barang dan jasa yang merupakan kegiatan
usaha normal perusahaan disebut piutang dagang atau piutang usaha (trade receivables).
Disamping piutang dagang terdapat piutang-piutang jenis lain misalnya piutang pegawai,
piutang bunga, piutang dari perusahaan afiliasi, piutang pemegang saham dan lain-lain.
1) Tujuan perusahaan menanamkan dananya pada piutang antara lain :
Suatu pelanggan telah berlalu daftar piutang, biasanya dikelompokkan menurut umur.
Umur piutang adalah jangka waktu sejak dicatatnya transaksi penjualan sampai dengan saat
dibuatnya daftar piutang. Biasanya umur piutang dikelompokkan menurut jumlah hari
tertentu. Misalnya piutang yang berumur 1-30 hari ; 31-60 hari; dan seterusnya. Saldo
piutang untuk suatu pelanggan mungkin termasuk dalam satu atau lebih umur waktu
piutang. Adakalanya, uang dari penagihan piutang tidak diterima menurut jumlah yang
tertera dalam faktur. Bisa jadi, jumlah uang yang diterima, pada suatu saat tertentu, lebih.
Kecil dari jumlah yang tercantum dalam faktur. Saat berikutnya, jumlah itu lebih besar,
begitu seterusnya. Dalam hal demikian maka umur piutang dihitung dengan menelusuri
debit (penjualan kredit) dan kredit (penagihan) dalam kartu piutang dan menentukan
penagihan-penagihan mana yang digunakan untuk mengurangi piutang tertentu. Aturan yang
dapat digunakan adalah bahwa penjualan yang lebih awal akan dilunasi lebih dahulu.
2. Klasifikasi Piutang
Piutang merupakan aktiva lancar yang diharapkan dapat dikonversi menjadi kas dalam
waktu satu tahun atau dalam satu periode akuntansi. Piutang pada umumnya timbul dari
hasil usaha pokok perusahaan. Namun selain itu, piutang dapat juga ditimbulkan dari adanya
usaha dari luar kegiatan pokok perusahaan.
Warren Reeve dan Fess mengklasifikasikan Piutang ke dalam 3 kategori yaitu Piutang
Usaha, Wesel, Tagih dan piutang lain –lain sebagai berikut :
1) Piutang Usaha
Menurut Soemarso (2002:338) piutang usaha adalah: Perusahaan mempunyai hak klaim
terhadap seseorang atau perusahaan lain dengan adanya hak klaim ini perusahaan dapat
menuntut pembayaran dalam bentuk uang atau penyerahan aktiva atau jasa lain kepada
pihak dengan siapa ia berpiutang”. Piutang usaha timbul dari penjualan secara kredit agar
dapat menjual lebih banyak produk atau jasa kepada pelanggan. Transaksi paling umum
yang menciptakan Piutang Usaha adalah penjualan barang dan jasa secara kredit. Piutang
tersebut di catat dengan mendebit akun piutang usaha. Piutang Usaha semacam ini
normalnya diperkirakan akan tertagih dalam periode waktu relatit pendek, seperti 30 atau 60
hari. Piutang usaha di klasifikasikan di neraca sebagai aktiva lancar. Piutang usaha adalah
tagihan yang tidak didukung dengan janji tertulis yang hanya dilengkapi oleh surat jalan,
faktur/tanda terima lainnya yang telah ditandatangani oleh debitur sehingga pernyataan telah
menerima barang ada didalam surat-surat tersebut.
Selain itu pengertian piutang yang pada umumnya digolongkan dalam aktiva lancar yang
berarti bahwa tagihan-tagihan pada pihak lain yang nantinya akan diminta pembayarannya
dalam jangka waktu yang tidak lama (kurang dari satu tahun) yang biasanya digolongkan
dalam piutang jangka pendek. Piutang usaha jangka pendek dapat dibagi atas dua yaitu:
Piutang yang akan diterima merupakan kontrak prestasi yang sebenarnya sudah
menjadi hak perusahaan, akan tetapi belum/tidak saatnya untuk diterima, piutang ini
timbul pada suatu akhir periode dimana sebenarnya tagihan tersebut akan diterima
pada periode yang akan datang.
2) Wesel Tagih
Wesel Tagih adalah jumlah yang terutang bagi pelanggan disaat perusahaan telah
menerbitkan surat utang formal. Sepanjang wesel tagih diperkirakan akan tertagih
dalam setahun. Maka biasanya diklasifikasikan dalam neraca sebagai aktiva lancer.
Wesel biasanya digunakan untuk periode kredit lebih dari 60 hari. Wesel bisa digunakan
untuk menyelesaikan piutang usaha pelanggan. Bila wesel tagih dan piutang usaha
berasal dari transaksi penjualan maka hal itu kadang – kadang disebut piutang dagang
(trade receivable).
3) Piutanglain–lain
Piutang lain – lain biasanya disajikan secara terpisah dalam neraca. Jika piutang
ini diharapkan akan tertagih dalam 1 tahun, maka piutang tersebut diklasifikasikan
sebagai aktivalancar. Jikapenagihanyalebih dari 1 tahun makapiutangini diklasifikasikan
sebagai aktiva tidak lancar dan dilaporkan dibawah judul investasi. Piutang lain – lain
(other receivable) meliputi piutang bunga, piutang pajak, dan piutang dari pejabat atau
karyawan perusahaan.
⦿ Biayapenghapusan pihutang
⦿ Biayapengumpulan pihutang
⦿ Biaya administrasi
⦿ Biayasumberdana
Penyaringan langganan
Penentuan potongan-potongan(return)
Piutang merupakan aktiva yang penting dalam perusahaan dan dapat menjadi bagian
yang besar dari likuiditas perusahaan. Besar kecilnya piutang dipengaruhi oleh beberapa
faktor. Faktor – faktor tersebut diantaranya adalah seperti yang dikemukakan oleh Bambang
Riyanto (2001:85-87) sebagai berikut:
1) Volume penjualan kredit, semakin besar volume penjualan kredit, makin besar
investasi yang tertanam dalam Piutang. Makin besar proporsi penjualan kredit dari
keseluruhan penjualan memperbesar jumlah investasi dalam piutang. Dengan makin
besarnya volume penjualan kredit setiap tahunnya berarti bahwa perusahaan itu harus
menyediakan investasi yang lebih besar lagi dalam piutang. Makin besarnya jumlah
piutang berarti makin besarnya resiko, tetapi bersamaan dengan itu juga memperbesar
profitability.
2) Syarat pembayaran (termin), semakin lama masa kredit, semakin besar invesatasinya.
Syarat pembayaran penjualan kredit dapat bersifat ketat atau lunak.apabila perusahaan
menetapkan syarat pembayaran yang ketat berarti perusahaan lebih mengutamakan
keselamatan kredit dari pada pertimbangan profitabiitas. Syarat yang ketat dalam bentuk
batas waktu pembayaran yang pendek, pembebanan bunga yang berat pada pembayaran
piutang yang terlambat.
3) Ketentuan tentang pembatasan kredit, batasan kredit dapat berupa kuantitatif (plafon
kredit, semakin besar plafon kredit perpelanggan makin besar investasi yang
diperlukan) dan kualitatif (selektif terhadap pelanggan kredit, makin ketat seleksi akan
semakin memperkecil investasi dalam piutang). Dalam penjualan kredit perusahaan
dapat menetapkan batas maksimal atau plafond bagi kredit yang diberikan kepada para
langganannya. Makin tinngi plafond yang ditetapkan bagi masing-masing langganan
berati makin besar pula dana yang diinvestasikan dalam piutang. Sebaliknya,jika batas
maksimal plafond lebih rendah,maka jumlah piutangpun akan kecil.
Piutang dagang muncul ketika penjualan terjadi, tetapi perusahaan belum menerima kas.
Piutang diharapkan bisa meningkatkan penjualan dan keuntungan, tetapi di lain pihak,
piutang juga menyebabkan peningkatan biaya yang berkaitan dengan piutang.
Biaya tersebut antara lain biaya kesempatan karena dana tetanam dalam investasi piutang
dan biaya piutang tidak terbayar. Kebijakan piutang yang baik adalah kebijakan yang bisa
mengoptimalkan trade-off keuntungan dan resiko (kerugian) dari piutang tersebut. Pada
akhirnya pembeli melunasi utangnya sehingga piutang akan segera terbayar.
Besarnya piutang dagang tergantung dari penjualan kredit per-periode dan lamanya
periode pengumpulan piutang. Sebagai contoh, jika suatu perusahaan mempunyai penjualan
rata-rata sebesar Rp 1jt per hari, kemudian periode pengumpulan piutang adalah 30 hari.
Maka piutang dagang perusahaan tersebut, jika kondisi sudah mulai stabil adalah Rp1jt x 30
hari = 30 juta. Jika perusahaan mempunyai kebijakan kredit yang berubah, misal
mengurangi tingkat penjualan kredit atau mempercepat periode pengumpulan piutang, maka
piutang dagang perusahaan tersebut juga akan berubah.
1) Faktor Eksternal
b. Faktor kompetisi
c. Faktor musiman
2) Faktor Internal
Faktor Internal Misal : Kebijakan promosi dan iklan, kebijakan piutang. Disamping
faktor eksternal, faktor internal jugaakan menentukan besar kecilnya persediaan
piutang. Sebagai contoh, manajer keuangan mempunyai pilihan apakah akan
melaksanakan kebijakan kredit yang longgar (meningkatkan piutang) atau ketat
(meminimumkan piutang). Tentunya kebijakan piutang akan menciptakan trade off
antar keuntungan dan biaya (resiko). Faktor internal lain juga mempengaruhi piutang,
sebagai contoh perusahaan cukup sukses mengelola promosi sehingga penjualan akan
meningkat, maka piutang akan meningkat.
7. Perputaran Piutang
Kelancaran penerimaan piutang dan pengukuran baik tidaknya investasi dalam piutang
dapat diketahui dari tingkat perputarannya. Perputaran piutang adalah masa-masa
penerimaan piutang dari suatu perusahaan selama periode tertentu. Perputaran piutang akan
menunjukkan berapa kali piutang yang timbul sampai piutang tersebut dapat tertagih
kembali kedalam kas perusahaan.
Setiap usaha yang dilakukan untuk mencapai suatu tujuan akan mengandung resiko yang
tidak dapat dihindari. Dalam hal ini resiko dapat dikendalikan agar berada dalam batas yang
wajar. Resiko yang timbul karena transaksi penjualan secara kredit disebut resiko kerugian
piutang.
Resiko ini terjadi jika jumlah piutang tidak dapat direalisasikan sama sekali.hal ini
dapat disebabkan oleh beberapa factor, misalnya karena seleksi yang kurang baik dalam
memilih langganan sehingga perusahaan memberikan kredit kepada langganan yang tidak
potensial dalam membayar tagihan, juga dapat terjadi adanya stabiitas ekonomi dan
kondisi Negara yang tidak menentu sehingga piutang tidak dapat dikembalikan.
Hal ini akan menimbulkan adanya tambahan dana atau untuk biaya penagihan.
Tambahan dana ini akan menimbulkan biaya yang lebih besar apabila harus dibelanjai
oleh pinjaman.
Resiko ini terjadi karena adanya tingkat perputaran piutang yang rendah sehingga
akan mengakibatkan modal kerja yang tertanam dalam piutang semakin besar dan hal ini
bisa mengakibatkan adanya modal kerja yang tidak produktif.
9. Kesimpulan
Piutang usaha merupakan transaksi yang paling umum atas penjualan barang atau jasa
secara kredit. Piutang dapat timbul karena adanya transaksi yang dilakukan oleh perusahaan
terhadap calon pembeli. Penjualan barang atau jasa yang dilakukan secara kredit dapat
memberikan keuntungan bagi calon pembeli dan menyebabkan peningkatan calon pembeli.
Dari setiap pembelian yang dilakukan secara kredit tidak menutup kemungkinan perusahaan
dapat mengalami kerugian seperti piutang yang tidak dapat ditagihkan.