Anda di halaman 1dari 7

RESUME MATERI MATA KULIAH AKUNTANSI KEUANGAN 1

BAB 3

NAMA : MARSHA AULIA RAHMANDA

NIM : 22110015

PRODI : AKUNTANSI

UNIVERSITAS GAJAYANA
Definisi Piutang
Secara umum, piutang adalah tagihan yang wajib dilunasi oleh pembeli. Dengan kata lain,
tagihan tersebut merupakan hak yang dapat diklaim oleh individu, perusahaan, organisasi dari
adanya transaksi secara kredit.
Tagihan yang ada kemudian dapat dilunasi dengan melakukan pembayaran berupa uang,
barang, maupun jasa sesuai dengan kesepakatan yang berlaku. Untuk rentan waktu yang
berlaku atau dikenal dengan masa jatuh tempo, piutang umumnya berkisar antara 30 hari
sampai dengan 60 hari.

Definisi Piutang Dalam Dunia Akuntansi


Dalam dunia akuntansi, yang dimaksud dengan piutang usaha atau dagang (account
receivables) yakni aktiva lancar pada sebuah perusahaan karena adanya transaksi penjualan
berupa barang atau jasa kepada suatu pihak. Pada transaksi yang ada, pembayaran dilakukan
secara kredit atau belum lunas (accounts receivable).
Proses pembayaran piutang haruslah jelas. Oleh karenanya diberlakukan masa jatuh tempo.
Bila mana sebuah perusahaan terhalang untuk mengklaim piutangnya di luar waktu yang
disepakati, maka piutang tersebut masuk ke dalam jurnal tersendiri, yakni jurnal piutang tak
tertagih.
Definisi Piutang Menurut Para Ahli
Beberapa ahli telah mendefiniskan arti dari piutang. Antara lain sebagai berikut.
Rusdi Akbar
Rusdi Akbar (2004: 199) mendefinisikan piutang sebagai hak atau klaim perusahaan dalam
menerima sejumlah kas, barang, atau pun jasa atas di masa depan sebagai akibat dari
kesepakatandi masa lalu.
M. Munandar
M. Munandar (2006: 77) menjelaskan bahwa yang dimaksud dengan piutang adalah bentuk
tagihan yang dimintakan kepada pihak lain saat masa jatuh tempo tiba.
Rudianto
Piutang menurut Rudianto (2009: 224) adalah hak perusahaan atas uang, barang, atau pun
jasa dari adanya transaksi yang terjadi di masa lalu.
Martono dan Harjito
Menurut Martono dan Harjito (2007: 95) piutang adalah tagihan kepada pelanggan atau
pembeli terhadap transaksi pembelian produk perusahaan.
Warren Reeve Dan Fess
Pengertian piutang menurut Warren Reeve Dan Fess (2005: 404) adalah klaim dalam bentuk
uang terhadap pihak lain seperti individu, perusahaan, organisasi, dan lain-lain.
Wibowo Dan Abu Bakar Arif
Wibowo Dan Abu Bakar Arif (2005: 151), piutang adalah klaim atas sejumlah uang yang
diharapkan diperoleh di masa depan. 
Soemarso
Menurut Soemarso (2004: 338), yang dimaksud dengan piutang adalah sebuah bentuk
kelonggaran pembayaran yang diberikan oleh perusahaan saat proses penjualan produk.
Kelonggaran ini berupa waktu pembayaran yang harus dilunasi di kemudian hari.
Enny Pudjiastuti
Sedangkan menurut Enny Pudjiastuti (2004: 117), piutang adalah hasil penjualan barang
produksi secara kredit.
Ciri-Ciri Piutang
Untuk mempermudah Anda dalam memahami piutang, ciri-ciri berikut ini dapat dijadikan
acuan.
Terdapat Tanggal Jatuh Tempo
Piutang adalah hak perusahaan atau individu atas sejumlah uang dari transaksi penjualan.
Dalam memperoleh haknya, perusahaan atau individu sebagai kreditur (pemberi hutang)
memberikan tanggal jatuh tempo kepada debitur (pihak yang berhutang) untuk dapat
melunasi hutangnya. Tanggal pelunasan yang berlaku disesuaikan dengan kesepakatan antar
dua belah pihak.
Di samping itu, tanggal jatuh tempo juga berfungsi untuk menjaga kestabilan arus kas
perusahaan. Tanpa adanya penentuan jatuh tempo yang jelas, pihak akuntan perusahaan akan
kesulitan dalam menyusun jurnal keuangan periodik.
Umumnya Terdapat Bunga
Ciri yang kedua yaitu adanya bunga yang diberlakukan. Umumnya perusahaan
memberlakukan bunga sebagai konsekuensi dari adanya penundaan waktu pembayaran.
Bunga yang diberikan sangat bervariatif, bergantung pada kebijakan kreditur.
Di sisi lain, bunga juga diberlakukan agar perusahaan atau penjual dapat memperoleh
keuntungan dari waktu pelunasan kredit.
Terdapat Konsekuensi Telat Pembayaran
Ciri yang terakhir pada piutang yaitu diberlakukannya konsekuensi apabila terjadi gagal
bayar dari masa jatuh tempo yang telah disetujui. Konsekuensi tersebut dapat berupa blacklist
atau larangan total untuk melakukan kredit barang maupun jasa. Selain blacklist, pihak
perusahaan juga dapat melaporkan debitur kepada pihak berwajib.
Jenis-Jenis Piutang
Setelah kita mengetahui piutang adalah hak untuk mengklaim uang dari adanya transaksi
penjualan serta ciri-cirinya, selanjutnya kita akan membahas mengenai jenis-jenis piutang.
Piutang Usaha atau Dagang (Account Receivable)
Piutang usaha atau piutang dagang adalah piutang yang terjadi karena adanya penundaan
pembayaran oleh konsumen setelah barang atau jasa diterima.
Meskipun banyaknya piutang terjadi karena pembelian secara kredit, pada piutang usaha atau
dagang tidak jarang piutang yang ada terjadi karena sistem penjualan. Misalnya pre-order,
cicilan yang menggunakan pihak ketiga, pendistribusian stok ritel, dan lain-lain.
Untuk masa jatuh tempo, piutang jenis ini umumnya berlangsung antara 30 - 60 hari dan
kerap kali tidak memberlakukan bunga.
Piutang Wesel (Notes Receivable)
Piutang jenis ini adalah piutang yang terjadi karena pihak debitur menjanjikan pembayaran
pada waktu tertentu melalui surat formal terlampir. Kesepakatan yang ada ini selanjutnya
disetujui oleh dua belah pihak, kreditur dan debitur. Pada piutang jenis ini, masa jatuh tempo
berlangsung cukup lama. Memakan waktu antara 60-90 hari serta diberlakukan bunga.
Piutang Lain-lain (Other Receivable)
Piutang lain-lain atau kerap kali disebut sebagai piutang bukan dagang adalah jenis piutang
yang tidak termasuk ke dalam piutang dagang maupun wesel tagihan.
Adapun jenis piutang lain-lain sebagai berikut.
 Piutang Lancar
Yaitu merupkan piutang yang dibayarkan sesuai tanggal tertagih. Misalnya piutang gaji,
restitusi pajak, dan uang muka karyawan.
 Piutang Tidak Lancar
Piutang yang dibayarkan melebihi tanggal tertagih sehingga dapat menimbulkan kerugian
pada pihak pertama yakni pedagang.
 Piutang yang Dihapuskan 
Piutang yang sudah hangus atau tidak dapat lagi ditagih dikarenakan pembeli atau konsumen
mengalami kerugian.
 Piutang Dicadangkan
Yakni piutang yang sejak awal sudah disisihkan guna menghindari jumlah yang tidak
tertagih.
Contoh Pernyataan Piutang
Pernyataan piutang adalah daftar yang berisikan kewajiban debitur (pihak yang berhutang).
Di dalamnya terdapat tanggal jatuh tempo dan lengkap dengan keterangan piutang serta
detailnya.
Pernyataan piutang terbagi ke dalam 4 jenis. Antara lain:
1. Pernyataan Saldo Akhir Bulan
Pernyataan saldo akhir bulan adalah pernyataan piutang berupa sisa pelunasan pembayaran
yang perlu dilunasi oleh debitur di periode selanjutnya. Fungsi dari adanya pernyataan ini
yaitu sebagai bukti pembayaran sekaligus pengingat sisa hutang yang perlu dilunasi. 
2. Pernyataan Faktur Belum Dibayar
Pernyataan faktur belum bayar adalah faktur yang diberikan oleh perusahaan kepada
distributor atau konsumen saat transaksi telah berlangsung. Di dalamnya berisikan jumlah
pembelian, nominal yang perlu dibayarkan, serta waktu pelunasan atau tanggal jatuh tempo.
3. Pernyataan Saldo Berjalan
Pernyataan saldo berjalan adalah pernyataan piutang yang diterbitkan oleh akuntan untuk
internal perusahaan. Dengan adanya saldo berjalan, para stakeholder perusahaan dapat
memantau piutang yang masih berjalan serta estimasi waktu pelunasan.
4. Pernyataan Satuan
Pernyataan satuan adalah pernyataan piutang yang di dalamnya memuat kewajiban debitur di
awal bulan, rincian transaksi selama sebulan (kredit dan debit), serta menampilkan saldo yang
wajib dibayarkan oleh debitur pada akhir bulan.
Perbedaan Piutang dan Hutang
Setelah kita mengetahui apa itu piutang, hal berikutnya yang penting untuk Anda pahami
yaitu mengenai perbedaan antara piutang dan hutang. Pasalnya, meskipun kedua hal ini
berbeda, banyak orang di luaran sana yang keliru mengartikannya dan menganggap hutang
dan piutang adalah sama.

Secara Harfiah Memiliki Arti yang Berbeda


Hutang adalah kewajiban pembayaran atas barang atau jasa yang diterima, sedangkan
pengertian piutang merupakan sebaliknya. 
Piutang didefinisikan sebagai hak milik kita yang ada pada orang lain. Hak ini dapat berupa
uang, barang, ataupun jasa. Dalam piutang ini biasanya terdapat bunga piutang yang
dibebankan kepada pihak yang berhutang (debitur).
Kegiatan yang Berbeda
Perbedaan yang paling mendasar antara hutang dan piutang adalah kegiatannya. Pada
piutang, kita memberikan pinjaman. Sedangkan untuk hutang, seseorang atau perusahaan
memperoleh pinjaman.
Perbedaan Sebutan
Pihak yang memiliki hutang disebut sebagai debitur, sedangkan pihak yang memberikan
pinjaman atau piutang disebut sebagai kreditur.
Kebijakan yang Berlaku
Lain halnya dengan hutang, piutang memiliki kebijakan yang berlaku. Kebijakan tersebut
berupa syarat-syarat yang harus ditempuh oleh calon debitur (individu atau perusahaan) jika
ingin melakukan pinjaman (kredit).
Hak Kepemilikan
Piutang adalah hak milik Anda yang ada pada orang lain, sedangkan hutang adalah kewajiban
orang lain untuk memberikan hak Anda.
Jenis Bunga yang Berbeda
Piutang dan hutang sama-sama memiliki bunga. Bedanya adalah bunga yang terdapat pada
piutang menjadi hak penuh perusahaan atau pemberi pinjaman (kreditur). Sedangkan pada
hutang, bunga yang ada merupakan biaya tambahan atas pinjaman yang diperoleh.
Tips Mengelola Piutang
Memberikan piutang sangatlah beresiko. Hal ini dikarenakan transaksi yang terjadi tidak serta
merta selesai di satu waktu yang bersamaan. Belum lagi sebagaimana kita tahu tidak semua
orang dapat berlaku jujur dan melunasinya tepat waktu.
Maka dari itu, tips berikut ini sengaja kami tulis supaya Anda dapat mengelola piutang
dengan efektif.
1. Melakukan Pengendalian Piutang
Pengendalian piutang dapat dilakukan dengan cara menetapkan aturan. Adapun aturan yang
dapat Anda terapkan diantaranya yaitu:
 Kriteria Individu atau Perusahaan yang Boleh Berhutang
 Aturan Khusus Terkait Nilai Suku Buku, Masa Jatuh Tempo, Sistem Angsuran
 Mempersingkat Masa Jatuh Tempo Untuk Menghindari Gagal Bayar
 Melakukan Penolakan Terhadap Calon Debitur dengan Riwayat Buruk
2. Memberlakukan Surat Perjanjian Piutang
Untuk menghindari adanya pailit ataupun kemungkina buruk lainnya, pastikan ada hitam di
atas putih yang berisikan peraturan, sanksi, dan semua hal yang menyangkut perjanjian antara
dua belah pihak. Tidak lupa juga mebubuhkan materai di dalamnya.
3. Melakukan Pembukuan Secara Rutin
Dengan melakukan pembukuan secara rutin Anda akan terbantu untuk melihat progress
perputaran piutang. Apakah ada pembayaran yang molor dan lain sebagainya. Tentunya Anda
tidak ingin mengalami kerugian, bukan?
4. Membuat Daftar Khusus Piutang
Daftar khusus piutang atau lebih dikenal dengan sebutan kartu piutang adalah catatan
akuntansi yang diberikan pada setiap pelanggan berisikan mutasi piutang. Buatlah kartu
piutang sedetail-detailnya dengan mencantumkan nama debitur, rincian barang atau jasa yang
dibeli, masa jatuh tempo, dan lain-lain.
5. Rajin Menganalisa Perputaran Piutang
Menganalisa perputaran piutang yang ada dapat membantu Anda untuk menerapkan
kebijakan yang lebih baik. Sebab, jika perolehan yang ada cenderung lama bahkan di luar
waktu yang telah ditetapkan, maka kebijakan baru harus segera dibuat.
6. Menagih Piutang Secara Rutin dan Efektif
Memberikan kartu piutang tidaklah cukup. Ada baiknya Anda juga rutin menagih piutang
yang ada secara rutin. Misalnya menagih via telepon, WhatsApp, melalui pesan pada waktu
tertentu,terutama pada saat masa jatuh tempo sudah dekat.
 
 
Cara Mengatasi Piutang Tidak Tertagih
Piutang adalah hak kreditur, namun nyatanya tidak semua orang cukup disiplin dalam
melunasi kewajibannya membayar hutang. Cara berikut ini dapat Anda terapkan manakala
Anda mengalami piutang tak tertagih. 
1. Follow Up
Lakukan follow up secara rutin. Anda dapat menelepon maupun mendatangi langsung pihak
debitur dan menanyakan kapan tepatnya hutang yang ada dapat segera dilunasi.
2. Tagih Lebih Sering atau Secara Agresif
Sebagian orang tidak mampu bersikap jujur dan menepati janjinya. Jika Anda mendapat
debitur yang seperti ini, lakukan penagihan sesering mungkin dan beri surat peringatan resmi.
Anda juga bisa mengutus debt collector guna menangani hal ini.
3. Berlakukan Denda Keterlambatan
Memberlakukan bunga pada pihak debitur tidak selalu membuat mereka disiplin dalam
melunasi hutang yang ada. Oleh karena itu, memberlakukan denda keterlambatan
pembayaran bisa menjadi solusi yang jitu. Calon debitur akan berpikir dua kali jika sengaja
melakukan keterlambatan.
4. Menerapkan Kebijakan Limit Kredit
Sebelumnya kita sudah mengetahui jika masa jatuh tempo paling sedikitnya 30 hari. Demi
menghindari hal buruk serta menjaga arus kas perusahaan tetap aman, mengurangi limit yang
ada menjadi 2 minggu dapat menjadi alternatifnya yang bisa dicoba.
5. Menerapkan Sistem Blacklist
Jika semua langkah di atas sudah diterapkan namun pihak debitur masih tetap tidak mau
membayar kewajibannya, sebaiknya Anda menerapkan sistem blacklist. Hal ini akan
mencegah debitur tersebut untuk mengulang kesalahan yang sama sekaligus menjadi gertakan
untuk siapa saja yang memiliki niatan buruk.

Anda mungkin juga menyukai