ABSEN/KLS : 03/1B
NIM : 203141414111037
PIUTANG
Piutang menurut pandangan akuntansi adalah sebuah pemberian pinjaman
berupa uang tunai atau nontunai kepada orang lain atau perusahaan. Piutang lebih
cenderung pada hal yang lebih positif dari pada hutang. Piutang juga berupa
pinjaman yang kita pinjamkan atau berikan kepada orang lain atau perusahaan,
sebuah tagihan yang belum dilunasi, dan gaji yang masih tertunda pemberiannya.
Utang Wesel
Merupakan hutang dalam bentuk uang tunai kepada pihak
tertentu, dengan menggunakan perjanjian hitam diatas putih sebagai
bentuk bukti, tanpa menggunakan jaminan apapun.
Utang Gaji
Biaya gaji yang sudah merupakan kewajiban perusahaan untuk
membayarkan kepada karyawan, tetapi jumlah yang harus dibayarkan
tersebut belum dibayarkan perusahaan, sehingga masih merupakan
utang perusahaan terhadap karyawannya.
Utang Pajak
Utang pajak merupakan pajak yang masih harus dibayar,
termasuk sanksi administrasi berupa bunga, denda atau kenaikan yang
tercantum dalam surat ketetapan pajak atau surat sejenisnya
berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan.
Utang pajak menjadi dasar dilakukannya penagihan pajak oleh juru
sita pajak.
Utang Bunga
Utang Bunga (Accrued Interest) adalah biaya bunga yang telah
terjadi dan belum dibayar yang harus diakui dan dicatat pada setiap
akhir periode pelaporan sebagai bagian dari kewajiban yang
berkaitan.
Hutang Obligasi
Merupakan salah satu hutang terjadi akibat dari perjanjian yang
telah ditentukan dengan adanya dana yang turun melalui surat
obligasi. Surat surat obligasi tersebut merupakan surat surat yang
memiliki jenis dan kesesuaian dalam pengajuan hutang piutang.
JENIS PIUTANG
Piutang merupakan salah satu unsur dari aktiva lancar dalam neraca
perusahaan yang timbul akibat adanya penjualan barang, jasa atau pemberian
kredit terhadap debitur yang pembayaran pada umumnya diberikan dalam tempo
30 hari sampai dengan 90 hari. Macam-macam piutang, yaitu:
Piutang Dagang
Piutang dagang atau account receivable (AR) adalah hak atau tagihan
dari sebuah perusahaan kepada pihak lainnya yang akan ditagih sesuai
dengan waktu yang ditentukan. Biasanya, hal ini terjadi ketika ada transaksi
dari pihak perusahaan yang menjual barang atau jasa kepada pelanggan
secara kredit. Piutang dagang dibagi menjadi dua, yaitu:
a. Wesel Tagih
Merupakan sebuah aset dari perusahaan yang berisi janji untuk
membayar kepada pihak tertentu berdasarkan tanggal tertentu.
Ketika debitur yang bersangkutan untuk melakukan pelunasan akan
jumlah yang ditentukan, notes receivables bisa diperjual belikan.
Jika diperjual belikan, yang berhak menerima pembayarannya
adalah pemilik dari notes receivables.
b. Piutang Usaha
Piutang ini tidak dijamin oleh rekening terbuka. Biasanya,
piutang ini merupakan perluasan dari kredit jangka pendek untuk
pelanggan dan memiliki tempo waktu pembayaran selama 30-90
hari.
d. piutang lain-lain
Yaitu tagihan yang timbul kepada pihak ketiga secara khusus,
seperti kelebihan pembayaran pajak, bon karyawan, dll
Jenis Piutang Negara
Piutang yang berasal dari badan Negara di atur secara khusus dalam
UU No. 49 Prp. 1960 tentang PUPN. Didalam Pasal 8 Undang-undang
Nomor 49 Prp tahun 1960 tentang Panitia Urusan Piutang Negara
disebutkan bahwa :
“ Yang dimaksud piutang Negara atau hutang kepada negara ini ialah, uang
yang wajib dibayar kepada atau Badan-Badan yang baik secara langsung
atau tidak langsung dikuasai oleh Negara berdasarkan suatu peaturan,
perjanjian atau sebab apapun”.
Macam-macam Piutang Negara:
Unsur paksaan
Unsur kekeliruan
Unsur penipuan
5. PENGAKUAN HUTANG
Akta pengakuan hutang adalah akta yang berisi pengakuan hutang sepihak,
dimana debitur mengakui bahwa dirinya mempunyai kewajiban membayar kepada
kreditur sejumlah uang dengan jumlah yang pasti (tetap).
Akta pengakuan hutang biasanya berupa Grosse Akta Pengakuan Hutang, yaitu
salinan dari suatu akta pengakuan hutang notariil yang diberikan kepada yang
berkepentingan. Suatu Grosse akta yang pada bagian aktanya dicantumkan irah-irah:
“ Demi keadilan berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa” mempunnyai kekuatan
yang mengikat dan mempunyai eksteritorial, dimana apabila pihak debitur
wanprestasi, pihak debitur dapat langsung memohon eksekusi kepada Ketua
Pengadilan Negeri tanpa melalui proses gugatan perdata.
Berdasarkan pasal 224 HIR, suatu grosse akta harus memenuhi syarat-syarat sebagai
berikut:
Syarat Formiil, yaitu berbentuk notarial dan memuat title esksekutorial
Syarat Materil, yaitu membuat rumusan pernyataan sepihak dari debitur,
pengakuan berhutang pada kreditur, dan pengakuan kewajiban membayar
pada waktu yang ditentukan. Serta tidak memuat ketentuan perjanian
jaminan jumlah hutang yang sudah pasti, meliputi hutang pokok dan
bunganya (ganti rugi).
6. PENANGGUNGAN HUTANG
Penanggungan tidak dapat menuntut supaya barang milik debitur lebih dahulu
disita dan dijual untuk melunasi hutangnya, jika:
Debitur dapat mengajukan suatu eksepsi yang hanya mengenai dirinya sendiri
secara pribadi;
Penanggung juga dapat menuntut debitur untuk diberikan ganti rugi atau untuk
dibebaskan dari suatu perikatannya bahkan sebelum ia membayar utangnya:
c. Bila utangnya sudah dapat ditagih karena lewatnya jangka waktu yang
telah ditetapkan untukpembayarannnya
Pembayaran
Penawaran pembayaran tunai
Pembaruan hutang
Kompensasi hutang
Pencampuran hutang
Pembebasan utang
8. JAMINAN HUTANG
Menurut Pasal 1316 KUH Perdata, istilah jaminan perorangan berasal dari kata
borgtocht, dan ada juga yang menyebutkan dengan istilah jaminan imateriil. Unsur
jaminan perorangan, yaitu:
Jaminan Perusahaan
Fidusia
Dalam pelunasan hutang terdiri dari pelunasan dengan jaminan yang bersifat umum
dan jaminan yang bersifat khusus.
a. Jaminan Umum
Dalam pasal 1131 KUH Perdata dinyatakan bahwa segala kebendaan debitur
baik yang ada maupun yang akan ada, baik bergerakmauun yang tidak bergerak,
merupakan jaminan pelunasan hutang yang dibuatnya. Sedangkan pasal 1132
KUHPerdata menyebutkan, harta kekayaan debitur menjadi jaminan secara
bersama-sama bagi semua kreditur yang memberikan hutang kepadanya.
Benda yang dapat dijadikan jaminan umum apabila telah memenuhi persyaratan,
yaitu:
1. Benda tersebut bersifat ekonomis (dapat dinilai dengan uang).
2. Benda tersebut dapat dipindah tangankan haknya kepada pihak lain
b. Jaminan Khusus
c. Gadai
Dalam pasal 1150 KUHPerdata disebutkan bahwa gadai adalah hak yang
diperoleh kreditur atas suatu barang bergerak yang diberikan kepadanya oleh
debitur atau orang lain atas namanya untuk menjamin suatu hutang. Sifat-sifat
gadai yakni:
Gadai adalah suatu benda bergerak baik yang bewujud maupun yang tidak
berwujud.
Gadai bersifat accessoir artinya merupakan tambahan dari perjanjian
pokok yang dimaksudkan untuk menjaga jangan sampai debitur itu lalai
membayar hutangnya kembali.
Adanya sifat kebendaan.
Syarat inbezitz telling, artinya benda gadai harus keluar dari kekusaan
pemberi gadai atau benda gadai diserahkan dari pemberi gadai kepada
pemegang gadai.
Hak gadai tidak dapat dibagi-bagi artinya sebagian hak gadai tidak akan
menjadi hapus dengan dibayarnya sebagian dari hutang,oleh karena itu
gadai tetap melekat atas selruh bendanya.
Hubungan hutang piutang dalam dunia usaha tidak luput pula dari adanya
friksi, namun setiap friksi senantiasa diupayakan untuk diselesaikan melalui
musyawarah dan apabila tidak dapat diselesaikan melalui musyawarah maka
penyelesaian melalui badan peradilan merupakan suatu upaya terakhir yang dapat
ditempuh. Pengadilan niaga merupakan badan peradilan negara yang dipergunakan
untuk mnyelesaikan sengeta atau para pelaku usaha khususnya masalah yang
berkaitan dengan utang piutang yang bukan karena wanprestasi.
Cara penyelesaian atau penagihan hutang piutang yang dibenarkan menurut hukum :
e. Gugatan ke pengadilan
f. Penyelesaian hutang piutang dengan paksa badan
DAFTAR PUSTAKA:
https://kantorhukumperkumpulanlembagaperlindungankonsumenmitrasejahtera.food.blog/20
19/02/05/aspek-hukum-dalam-hutang-piutang/
https://accurate.id/akuntansi/hutang-piutang-dalam-akuntansi/
https://www.bukukas.co.id/hutang-pengertian-ciri-ciri-jenis-dan-cara-pengelolaannya/