A. PENGERTIAN KEWAJIBAN
Dari definisi tentang hutang diatas dapat disimpulkan bahwa hutang merupakan satu
sumber pembiayaan eksternal atau modal dari kreditur yang digunakan oleh perusahaan
untuk membiayai kegiatan kebutuhan perusahaan. Liabilitas ini ada karena segala
kegiatanya yang kita lakukan di masa lalu. Ketika kita membeli suatu aset atau mewujudkan
liabilitas ini dalam bentuk aktiva apapun maka kedepan kita harus membayar atas
kewajiban tersebut.
B. KARAKTERISTIK KEWAJIBAN
C. KLASIFIKASI KEWAJIBAN
Sedangakan Menurut Irham Fahmi (2015:162) secara umum liabilities (utang) terbagi
dalam 2 (dua) golongan yaitu:
a. Current Liabilities atau Short-term liabilities (utang jangka pendek) atau utang lancar,
dan
b. Non Current Liabilities atau Long-term liabilities atau long-term debt (utang jangka
panjang)”.
Hutang Jangka Pendek (Short-term Debt) Menurut L.M. Samryn (2012:38) dalam
bukunya yang berjudul “Pengantar Akuntansi” menjelaskan bahwa : “Utang jangka pendek
atau short-term debt merupakan utang yang jangka waktu pengembaliannya paling lama
satu tahun. Intinya, utang jangka pendek ini harus dibayar lunas dalam jangka waktu satu
tahun”.
Liabilitas jangka pendek ini biasa kita sebut sebagai utang. Ketika kita memiliki utang
maka kita memiliki kewajiban untuk mengembalikan atas utang tersebut. Jenis liabilitas
jangka pendek yang perlu dibayar atau kita terima antara lain, Utang dagang, Utang wesel,
Piutang, Pendapatan diterima dimuka, Utang gaji, Utang dividen, Utang pajak, dan lain-lain.
Jenis utang tersebut dapat dikatakan sebagai utang lancar yang setiap periode
jumlahnya dapat berubah-ubah. Jumlah utang lancar ini menyesuaikan banyaknya transaksi
yang dilakukan oleh pihak perusahaan dengan mitra usaha.
Selanjutnya pembahasan utang jangka pendek ini akan dibagi dalam tiga bagian
yaitu:
Utang jangka pendek dikatakan sudah pasti bila memenuhi dua syarat: 1. Kewajiban
untuk membayar sudah pasti, artinya sudah terjadi transaksi yang menimbulkan
kewajiban membayar. 2. Jumlah yang harus dibayar sudah pasti. Utang-utang yang
memenuhi dua syarat di atas terdiri dari berbagai jenis utang sebagai berikut:
Biasanya jumlah kewajiban dari suatu utang sudah dapat ditentukan, baik
dari kontrak maupun dari perhitungan dengan dasar suatu tarif tertentu. Akan tetapi
tidak semua utang dapat ditentukan jumlahnya, kadang-kadang terdapat utang-
utang yang sudah jelas harus dibayar, tetapi pada tanggal neraca jumlahnya masih
belum pasti. Karena jumlahnya masih belum jelas, tetapi kewajibannya sudah«pasti
maka pada tanggal neraca dilakukan perhitungan jumlah kewajiban dengan cara
taksiran.
Taksiran utang ini mungkin dikelompokkan sebagai utang jangka pendek atau
jangka panjang, tergantung pada saat pelunasan utang tersebut. Jika pelunasannya
segera, maka dikelompokkan sebagai utang jangka pendek, tetapi jika pelunasannya
akan dilakukan beberapa periode yang akan datang maka dikelompokkan sebagai
utang jangka panjang.
Beberapa jenis taksiran utang jangka pendek yang nampak dalam neraca
adalah:
c. Utang-utang bersyarat.
Liabiltas jangka panjang ialah kewajiban yang memiliki jatuh tempo yang lama.
Liabilitas jangka panjang sedikit berbeda dengan liabilitas jangka pendek. Liabilitas jangka
panjang ketia jatuh tempo maka sebagian akan menjadi liabilitas jangka pendek.
Liabilitas jangka panjang memiliki resiko yang lebih banyak dibanding dengan
liabilitas jangka pendek. Resiko tersebut dapat berasal dari beberapa hal. Resiko dapat
berasal dari perusahaan itu sendiri atau perusahaan mitra tergantung pada keadaan yang
ada. Tingginya resiko yang harus ditanggung maka perusahaan harus mempertimbangkan
dengan baik segala kemungkinannya.
Liabilitas jangka panjang juga terdapat kemungkinan tidak tertagih. Penyebab utang
jangka panjang tidak dapat tertagih karena terdapat beberapa penyebab antara lain,
perusahaan mengalami kebangkrutan, perusahaan sudah tidak beroperasi, dan lain-lain.
Perusahaan yang memberikan piutang jangka panjang harus selalu mengantisipasi segala
kemungkinan yang ada.
Ketika terdapat kemungkinan piutang tidak dapat ditagih harus segera mencari
alternatif penyelesaian masalah tentang liabilitas jangka panjang ini sesuai dengan
perjanjian yang dibuat. Surat perjanjian awal merupakan kekuatan dari masing-masing
perusahaan. Jenis utang yang dapat dikatakan utang jangka panjang antara lain, Utang bank,
Utang obligasi, Utang sewa dana, Utang pemegang saham, Utang sewa jangka panjang, dan
lain-lain.
Liabilitas jangka pendek dan jangka panjang memiliki cara yang berbeda dalam
pencatatan akuntansi. Utang jangka pendek dan panjang tentu akan mempengaruhi
jalannya suatu perusahaan. Untuk tata penulisan dalam pembukuan akan kita pelajari
kedepannya.
Pada saat kita membeli mobil secara kredit, membeli rumah secara kredit, membeli
laptop secara kredit maka merupakan hutang/kewajiban jangka panjang yang timbul dari
transaksi tersebut.
Semua contoh diatas menurut Kieso disebut sebagai hutang jangka panjang.
Hutang jangka panjang menurut “terdiri dari pengorbanan manfaat ekonomi yang sangat
mungkin di masa depan akibat kewajiban sekarang yang tidak dibayarkan dalam satu tahun
atau siklus operasi perusahaaan, mana yang lebih lama” (Kieso, 2002:242). Dyckman, et al
menyatakan bahwa kewajiban jangka panjang adalah kewajiban dengan jangka waktu yang
melebihi satu tahun dari tanggal neraca atau siklus operasi, mana yang lebih lama”.
Baridwan mengatakan bahwa “hutang jangka panjang digunakan untuk menunjukkan
hutang-hutang yang pelunasannya akan dilakukan dalam waktu lebih dari satu tahun atau
akan dilunasi dari sumber-sumber yang bukan dari kelompok aktiva lancar”.
Dari pengertian para pakar diatas dapat dikatakan bahwa kewajiban jangka panjang
adalah kewajiban yang penyelesaiannya memerlukan waktu lebih dari satu periode siklus
akuntansi atau lebih dari satu tahun.
Hutang Hipotek
Hutang hipotik adalah pinjaman yang harus dijamin dengan harta tidak
bergerak. Di dalam perjanjian hutang disebutkan kekayaan peminjam yang dijadikan
jaminan misalnya berupa tanah atas gedung. Jika peminjam tidak melunasi pinjaman pada
waktunya, maka pemberi pinjaman dapat menjual jaminan untuk diperhitungkan dengan
pinjaman yang bersangkutan. Pinjaman hipotik biasanya diambil jika dana yang diperlukan
dapat dipinjam dari satu sumber, misalnya dengan mengambil pinjaman dari suatu bank
tertentu.
Contoh soal:
Pada tanggal 1 Februari 2019, PT. Mei Jaya membeli sebidang tanah berikut
bangunan dengan harga Rp 600.000.000,- dibayar dengan uang muka sebesar Rp
200.000.000,- dan ditanda tangani kontrak pinjaman dari bank sebesar Rp 400.000.000,-.
Kontrak mengharuskan perusahaan untuk membayar kembali pinjaman dalam 2 kali
angsuran masing-masing sebesar Rp 200.000.000,- pada tanggal 31 desember 2004 dan
tanggal 31 desember 2005 di tambah bunga 12% dari sisa pinjaman.
Jumlah
Tanggal Nama Ref
Debet Kredit
600.000.00
01/02/19 Tanah & bangunan
0
200.000.00
Utang hipotik
0
200.000.00
Utang hipotik
0
Obligasi yang dikeluarkan dicatat dalam rekeningnya sebesar nilai nominal. Dalam
hal harga jual obligasi tidak sama dengan nominal, selisihnya dicatat tersendiri yaitu bila
dijual di atas nominal selisihnya dicatat dalam rekening agio obligasi, jika harga jualnya di
bawah nilai nominal, selisihnya dicatat dalam rekening disagio obligasi.
Biaya penjualan obligasi diperhitungkan sebagai pengurang harga jual dan tidak
dicatat dalam rekening tersendiri. Apabila obligasi itu dikeluarkan untuk menukar aktiva
tetap, pencatatannya dilakukan dengan jumlah sebesar harga jual obligasi. Harga jual ini
dicatat sebagai harga perolehan aktiva tetap. Jika harga jual obligasi tidak dapat diketahui,
pencatatan dapat menggunakan jumlah harga pasar (harga penilaian) aktiva tetap. Kalau
harga jual obligasi atau harga pasar aktiva tetap yang dijadikan dasar pencatatan utang
obligasi itu tidak sama dengan nilai nominal obligasi, selisihnya dicatat dalam rekening agio
atau disagio obligasi.
Untuk menjelaskan kedua metode tersebut, berikut disajikan contoh sebagai berikut:
Pada tanggal 1 Januari 2005 PT Tamma Selamat merencanakan pengeluaran obligasi sebesar
Rp l.000.000,- dengan bunga 10% per tahun. Obligasi akan dijual pada waktu yang berbeda-
beda tergantung pada kebutuhan uang. Misalnya transaksi penjualan yang terjadi seperti di
bawah, jurnal yang dibuat sebagai berikut: