Anda di halaman 1dari 11

Dasar-Dasar Akuntansi untuk Kewajiban

A. PENGERTIAN KEWAJIBAN

Pengertian Hutang menurut Kieso et. Al (2008:172) yang dimana menjelaskan


hutang merupakan kemungkinan pengorbanan masa depan atas manfaat ekonomi yang
muncul dari kewajiban saat ini entitas tertentu untuk mentransfer aktiva atau menyediakan
jasa kepada entitas lainnya dimasa depan sebagai hasil dari transaksi atau kejadian masa
lalu.

Definisi hutang menurut kerangka dasar pengukuran dan pengungkapan laporan


keuangan (KDP2LK) dalam Dwi Martani, et. al. (2012:5) adalah sebagai berikut: “Liabilitas
adalah utang entitas masa kini yang timbul dari peristiwa masa lalu, penyelesaiannya
diharapkan mengakibatkan arus keluar dari sumber daya entitas yang mengandung manfaat
ekonomi”.

Menurut Fahmi (2015:160) : “Hutang adalah kewajiban (liabilities). Maka liabilities


atau hutang merupakan kewajiban yang dimiliki oleh pihak perusahaan yang bersumber dari
dana eksternal baik yang berasal dari sumber pinjaman perbankan, leasing, penjualan
obligasi dan sejenisnya”.

Pengertian Liabilitas atau Utang menurut Munawir (2010:18), Utang adalah semua


kewajiban keuangan perusahaan kepada pihak lain yang belum terpenuhi, di mana hutang
ini merupakan sumber dana atau modal perusahaan yang berasal dari kreditor.

Pengertian Liabilitas atau Utang menurut Hantono (2018:16), Utang adalah semua


kewajiban perusahaan yang harus dilunasi yang timbul sebagai akibat pembelian barang
secara kredit ataupun penerimaan pinjaman.

Pengertian Liabilitas atau Utang menurut Chariri dan Ghozali (2005:157), Utang


adalah pengorbanan manfaat ekonomi yang mungkin terjadi di masa yang mendatang yang
mungkin timbul dari kewajiban sekarang dari suatu entitas untuk menyerahkan aktiva atau
memberikan ke entitas lain di masa mendatang sebagai akibat transaksi di masa lalu.

Sedangkan menurut Financial Accounting Standards Board (FASB) Liabilitas adalah


segala sesuatu yang mungkin harus dikorbankan untuk masa depan atas segala manfaat
ekonomi yang telah diterima saat ini. Manfaat tersebut berupa modal yang digunakan saat
ini akan menimbulkan suatu aktiva atau yang lain. Aktiva tersebut merupakan salah satu
hasil dari segala sesuatu yang diusahakan di masa lalu.

Dari definisi tentang hutang diatas dapat disimpulkan bahwa hutang merupakan satu
sumber pembiayaan eksternal atau modal dari kreditur yang digunakan oleh perusahaan
untuk membiayai kegiatan kebutuhan perusahaan. Liabilitas ini ada karena segala
kegiatanya yang kita lakukan di masa lalu. Ketika kita membeli suatu aset atau mewujudkan
liabilitas ini dalam bentuk aktiva apapun maka kedepan kita harus membayar atas
kewajiban tersebut.

B. KARAKTERISTIK KEWAJIBAN

1. Keseluruhan pinjaman yang digunakan untuk meningkatkan pemasukan pribadi


ataupun perusahaan baik dari perorangan maupun bank harus dibayarkan saat itu
juga atau dalam jangka panjang
2. Segala bentuk kewajiban yang harus diselesaikan kepada pihak lain, baik dengan
pertukaran aset, pemberian layanan, transfer uang tunai maupun kegiatan lain yang
memberi manfaat ekonomi dalam periode yang telah ditentukan sesuai kesepakatan
atau karena kejadian bisnis tertentu
3. Transaksi atau kejadian bisnis yang telah terlaksana sekaligus mengharuskan entitas
4. Bentuk tanggung jawab entitas pada pihak lain, baik yang meninggalkan kebijakan
ataupun tidak dalam menghindari upaya penyelesaian.

C. KLASIFIKASI KEWAJIBAN

Menurut L.M. Samryn (2012:38) dalam bukunya “Pengantar Akuntansi” Karakteristik


ini memunculkan pembagian dasar hutang menjadi

1. Hutang Jangka Pendek (Short-term Debt)


2. Hutang Jangka Panjang (Long-term Debt)
3. Hutang Lain-lain

Sedangakan Menurut Irham Fahmi (2015:162) secara umum liabilities (utang) terbagi
dalam 2 (dua) golongan yaitu:

a. Current Liabilities atau Short-term liabilities (utang jangka pendek) atau utang lancar,
dan
b. Non Current Liabilities atau Long-term liabilities atau long-term debt (utang jangka
panjang)”.

Hutang Jangka Pendek (Short-term Debt)

Hutang Jangka Pendek (Short-term Debt) Menurut L.M. Samryn (2012:38) dalam
bukunya yang berjudul “Pengantar Akuntansi” menjelaskan bahwa : “Utang jangka pendek
atau short-term debt merupakan utang yang jangka waktu pengembaliannya paling lama
satu tahun. Intinya, utang jangka pendek ini harus dibayar lunas dalam jangka waktu satu
tahun”.

Sedangkan Irham Fahmi (2015:165) menjelaskan tentang definisi current liabilitie


adalah sebagai berikut : “Current liabilities adalah kewajiban yang bersifat jangka pendek,
dimana kewajiban tersebut memiliki periode waktu yang kurang dari 1 (satu) tahun, dan
umumnya berurusan dengan persoalan internal dan eksternal perusahaan”.
Liabilitas jangka pendek merupakan kewajiban yang harus dibayar oleh perusahaan
dalam jangka waktu tertentu. Liabilitas jangka pendek memiliki periode paling lama lima
tahun. Jumlah kewajiban yang harus dikembalikan juga tidak terlalu besar dengan jangka
waktu yang tidak terlalu lama.

Liabilitas jangka pendek ini biasa kita sebut sebagai utang. Ketika kita memiliki utang
maka kita memiliki kewajiban untuk mengembalikan atas utang tersebut. Jenis liabilitas
jangka pendek yang perlu dibayar atau kita terima antara lain, Utang dagang, Utang wesel,
Piutang, Pendapatan diterima dimuka, Utang gaji, Utang dividen, Utang pajak, dan lain-lain.

Jenis utang tersebut dapat dikatakan sebagai utang lancar yang setiap periode
jumlahnya dapat berubah-ubah. Jumlah utang lancar ini menyesuaikan banyaknya transaksi
yang dilakukan oleh pihak perusahaan dengan mitra usaha.

Selanjutnya pembahasan utang jangka pendek ini akan dibagi dalam tiga bagian
yaitu:

a. Utang jangka pendek yang jumlahnya dapat diketahui

Utang jangka pendek dikatakan sudah pasti bila memenuhi dua syarat: 1. Kewajiban
untuk membayar sudah pasti, artinya sudah terjadi transaksi yang menimbulkan
kewajiban membayar. 2. Jumlah yang harus dibayar sudah pasti. Utang-utang yang
memenuhi dua syarat di atas terdiri dari berbagai jenis utang sebagai berikut:

1) Utang dagang dan utang wesel.


 Utang dagang dan utang wesel biasanya timbul dari pembelian barang-
barang atau jasa-jasa dan dari pinjaman jangka pendek. Dalam menentukan
jumlah utang jangka pendek perlu diperhitungkan utang atas barang-barang
yang dibeli yang masih dalam perjalanan. Pencatatan utang atas pembelian
barang yang masih dalam perjalanan harus mempertimbangkan syarat
pengirimannya.
 Utang wesel ada yang dijamin, ada juga yang tanpa jaminan, di dalamnya
termasuk wesel-wesel yang dikeluarkan untuk pembelian barang-barang atau
jasa, pinjaman bank jangka pendek, pegawai atau pemegang saham dan
untuk pembelian mesin-mesin dan alat-alat.
2) Utang jangka panjang yang jatuh tempo dalam periode itu.
 Utang obligasi dan utang-utang jangka panjang lainnya yang akan dilunasi
kurang dari satu tahun dilaporkan sebagai utang jangka pendek. Jika yang
jatuh tempo hanya sebagian, maka bagian yang jatuh tempo dalam tahun itu
dilaporkan sebagai utang jangka pendek, sedang yang belum jatuh tempo
tetap dilaporkan sebagai utang jangka panjang. Apabila utang jangka panjang
yang jatuh tempo dalam periode itu akan dilunasi dengan dana-dana
pelunasan atau dari uang hasil penjualan obligasi baru atau akan ditukar
dengan saham, maka utang jangka panjang tadi tetap dilaporkan sebagai
utang jangka panjang. Walaupun pelunasannya masih dalam waktu satu
tahun, tetapi karena tidak dilunasi dengan sumber aktiva lancar dan tidak
menimbulkan utang jangka pendek yang baru, maka tidak dikelompokkan
dalam utang jangka pendek.
3) Utang dividen.
 Dividen yang dibagikan dalam bentuk uang atau aktiva (jika belum dibayar)
dicatat dengan mendebit rekening laba tidak dibagi dan mengkredit utang
dividen. Karena utang dividen ini segera akan dilunasi maka termasuk dalam
kelompok utang jangka pendek. Utang dividen ini timbul pada saat
pengumuman pembagian dividen oleh direksi dan terutang sampai tanggal
pembayaran. Dividen untuk saham prioritas, walaupun jumlahnya sudah
pasti, tetapi sebelum tanggal pengumuman belum merupakan utang. Utang
dividen skrip akan dikelompokkan sebagai utang jangka pendek jika segera
akan dilunasi. Pembagian dividen dalam bentuk saham (dividen saham)
dicatat dengan debit laba tidak dibagi dan kredit dividen saham yang akan
dibagi. Kredit yang dibuat untuk mencatat dividen saham yang akan dibagi
tidak termasuk dalam kelompok utang jangka pendek tetapi merupakan
elemen modal.
4) Uang muka dan jaminan yang dapat diminta kembali.
 uang muka merupakan pembayaran di muka dari pembeli untuk barang-
barang yang dipesan. Sebelum barang-barang diserahkan pada pembeli, uang
muka tersebut merupakan utang jangka pendek.
 Jaminan yang diminta dari langganan juga merupakan utang, jika jaminan itu
dapat ditarik kembali sewaktu-waktu, maka merupakan utang jangka pendek.
Tetapi jika jaminan itu akan disimpan dalam perusahaan untuk jangka waktu
yang lama, maka termasuk dalam kelompok utang jangka panjang.
5) Dana yang dikumpulkan untuk pihak ketiga.
 Jaminan yang diminta dari langganan juga merupakan utang, jika jaminan itu
dapat ditarik kembali sewaktu-waktu, maka merupakan utang jangka pendek.
Tetapi jika jaminan itu akan disimpan dalam perusahaan untuk jangka waktu
yang lama, maka termasuk dalam kelompok utang jangka panjang.
 Sebagai contoh setiap membayar gaji pegawai dipotong 15% sebagai pajak
penghasilan pegawai yang nantinya akan disetorkan ke kas negara. Pajak
yang dipotong oleh perusahaan dicatat sebagai utang lancar. Apabila gaji
pegawai bulan November 2005 sebesar Rpl.200.000,- maka PPh pegawai
sebesar 15% akan dicatat dengan jurnal sebagai berikut:
6) Utang biaya (biaya yang masih akan dibayar).
 Utang biaya merupakan utang yang timbul dari pengakuan akuntansi
terhadap biaya-biaya yang sudah terjadi tetapi belum dibayar. Yang termasuk
dalam kelompok ini adalah utang yang timbul dari gaji dan upah, bonus, biaya
sewa dan Iain-lain. Bonus yang diberikan pada karyawan-karyawan tertentu
kadangkadang menimbulkan masalah tersendiri. Bonus itu dapat dihitung
dengan dasar penjualan atau laba, tergantung pada perjanjiannya. Apabila
bonus dihitung atas dasar laba, maka perhitungannya dapat dilakukan
dengan 3 cara sebagai berikut:
a) Bonus dihitung dari laba sebelum dikurangi bonus dan pajak penghasilan (PPh).
b) Bonus dihitung dari laba sesudah dikurangi pajak penghasilan sebelum dikurangi
bonus.
c) Bonus dihitung dari laba sesudah dikurangi bonus dan pajak penghasilan.
 Pendapatan diterima di muka. Jumlah yang diterima dari langganan untuk
barang-barang dan jasa-jasa yang akan diserahkan dalam periode yang akan
datang dicatat sebagai pendapatan yang diterima di muka dan dilaporkan di
bawah kelompok utang jangka pendek. Contoh dari pendapatan yang
diterima di muka adalah uang muka yang diterima untuk langganan
majalah/surat-surat kabar. Jumlah penerimaan ini merupakan pendapatan
yang diterima di muka sampai majalah/surat kabarnya diserahkan pada
pembeli.
b. Utang jangka pendek yang jumlahnya belum dapat ditetapkan

Biasanya jumlah kewajiban dari suatu utang sudah dapat ditentukan, baik
dari kontrak maupun dari perhitungan dengan dasar suatu tarif tertentu. Akan tetapi
tidak semua utang dapat ditentukan jumlahnya, kadang-kadang terdapat utang-
utang yang sudah jelas harus dibayar, tetapi pada tanggal neraca jumlahnya masih
belum pasti. Karena jumlahnya masih belum jelas, tetapi kewajibannya sudah«pasti
maka pada tanggal neraca dilakukan perhitungan jumlah kewajiban dengan cara
taksiran.

Taksiran utang ini mungkin dikelompokkan sebagai utang jangka pendek atau
jangka panjang, tergantung pada saat pelunasan utang tersebut. Jika pelunasannya
segera, maka dikelompokkan sebagai utang jangka pendek, tetapi jika pelunasannya
akan dilakukan beberapa periode yang akan datang maka dikelompokkan sebagai
utang jangka panjang.

Beberapa jenis taksiran utang jangka pendek yang nampak dalam neraca
adalah:

a. Taksiran Utang Pajak Penghasilan Pada akhir periode sesudah diketahui


laba yang diperoleh, diperlukan untuk menaksir besarnya pajak penghasilan yang
akan menjadi beban tahun yang bersangkutan. Besarnya pajak biasanya ditaksir
dengan cara mengalikan tarif pajak yang berlaku dengan jumlah laba. Sesudah
taksiran pajak ini dihitung, akan dicatat dengan jurnal yang mendebit rekening pajak
penghasilan dan dikreditkan ke rekening utang pajak penghasilan. b. Taksiran Utang
Hadiah yang Beredar Kadang-kadang ditawarkan hadiah atas pembelian barang-
barang tertentu. Hadiah-hadiah ini merupakan biaya untuk periode di mana
penjualan barang-barang tersebut terjadi. Apabila hadiah-hadiah itu habis waktunya
pada akhir periode maka tidak perlu dibuat jurnal penyesuaian. Tetapi apabila jangka
waktu pengambilan hadiah melampaui suatu periode akuntansi, maka pada akhir
tahun dibuat jurnal penyesuaian yang mendebit rekening biaya hadiah penjualan
dan mengkredit rekening utang hadiah yang beredar. Jumlah utang hadiah yang
beredar ini dihitung dengan cara taksiran dari jumlah penjualan. Taksiran Utang
Garansi Jika barang-barang yang dijual disertai dengan garansi untuk
perbaikanperbaikan maka pada akhir periode dihitung taksiran jumlah biaya yang
akan terjadi sebagai akibat garansi tersebut. Taksiran biaya itu didebitkan ke
rekening biaya garansi dan dikreditkan ke rekening taksiran utang garansi.

c. Utang-utang bersyarat.

Utang-utang bersyarat merupakan utang-utang yang sampai pada tanggal neraca


masih belum pasti apakah akan menjadi kewajiban atau tidak. Utang-utang semacam
ini timbul akibat kegiatan di masa yang lalu. Untuk menentukan apakah suatu utang
itu merupakan utang bersyarat atau taksiran utang, dasarnya adalah kepastian
timbulnya kewajiban. Jika kewajiban membayar itu pasti timbul, walaupun
jumlahnya belum pasti maka utang jenis ini merupakan taksiran utang. Tetapi jika
kewajiban membayar itu masih belum pasti, mungkin jumlahnya sudah pasti atau
mungkin juga belum pasti, maka utang-utang seperti ini merupakan utang-utang
bersyarat. Jadi sesungguhnya perbedaan yang ada di antara taksiran utang dengan
utang bersyarat adalah kepastian timbulnya kewajiban membayar dan bukannya
mengenai kepastian jumlahnya. Yang termasuk dalam utang-utang bersyarat adalah:

a) Piutang wesel didiskontokan dan piutang dijaminkan.


b) Endorsemen bersyarat atas wesel-wesel.
c) Sengketa hukum.
d) Tambahan pajak yang belum jelas kepastiannya.
e) Jaminan terhadap utang anak perusahaan.
f) Garansi terhadap penurunan harga barang-barang yang dijual. Utang
bersyarat dalam neraca bisa ditunjukkan dengan catatan kaki atau dilaporkan
dengan judul tersendiri, tetapi tidak ikut dijumlahkan dengan utang-utang
yang lain.

Hutang Jangka Panjang (long term Debt)


Hutang Jangka Panjang (long term Debt) Menurut Irham Fahmi (2015:167)
penjelasan non current liabilities adalah sebagai berikut: “Non current liabilities atau long-
term liabilities (utang jangka panjang) sering disebut dengan utang tidak lancar. Penyebutan
utang tidak lancar karena dana yang dipakai dari sumber utang ini dipergunakan untuk
membiayai kebutuhan yang bersifat jangka panjang. Alokasi pembiayaan jangka panjang
biasanya bersifat tangible asset (aset yang bisa disentuh), dan memiliki nilai jual tinggi jika
suatu saat dijual kembali.”

Liabiltas jangka panjang ialah kewajiban yang memiliki jatuh tempo yang lama.
Liabilitas jangka panjang sedikit berbeda dengan liabilitas jangka pendek. Liabilitas jangka
panjang ketia jatuh tempo maka sebagian akan menjadi liabilitas jangka pendek.

Liabilitas jangka panjang memiliki resiko yang lebih banyak dibanding dengan
liabilitas jangka pendek. Resiko tersebut dapat berasal dari beberapa hal. Resiko dapat
berasal dari perusahaan itu sendiri atau perusahaan mitra tergantung pada keadaan yang
ada. Tingginya resiko yang harus ditanggung maka perusahaan harus mempertimbangkan
dengan baik segala kemungkinannya.

Liabilitas jangka panjang juga terdapat kemungkinan tidak tertagih. Penyebab utang
jangka panjang tidak dapat tertagih karena terdapat beberapa penyebab antara lain,
perusahaan mengalami kebangkrutan, perusahaan sudah tidak beroperasi, dan lain-lain.
Perusahaan yang memberikan piutang jangka panjang harus selalu mengantisipasi segala
kemungkinan yang ada.

Ketika terdapat kemungkinan piutang tidak dapat ditagih harus segera mencari
alternatif penyelesaian masalah tentang liabilitas jangka panjang ini sesuai dengan
perjanjian yang dibuat. Surat perjanjian awal merupakan kekuatan dari masing-masing
perusahaan. Jenis utang yang dapat dikatakan utang jangka panjang antara lain, Utang bank,
Utang obligasi, Utang sewa dana, Utang pemegang saham, Utang sewa jangka panjang, dan
lain-lain.

Liabilitas jangka pendek dan jangka panjang memiliki cara yang berbeda dalam
pencatatan akuntansi. Utang jangka pendek dan panjang tentu akan mempengaruhi
jalannya suatu perusahaan. Untuk tata penulisan dalam pembukuan akan kita pelajari
kedepannya.

D. PENCATATAN JURNAL DARI UTANG HIPOTEK

Pada saat kita membeli mobil secara kredit, membeli rumah secara kredit, membeli
laptop secara kredit maka merupakan hutang/kewajiban jangka panjang yang timbul dari
transaksi tersebut.

Begitu juga dalam perusahaan. Perusahaan sering membiayai operasinya dengan


membeli secara kredit. Seperti pembelian mesin produksi secara kredit. Pembelian
peralatan untuk kegiatan operasional secara kredit, pembelian bahan baku, bahan mentah
atau barang jadi untuk dijual kembali secara kredit.

Semua contoh diatas menurut Kieso disebut sebagai hutang jangka panjang.
Hutang jangka panjang menurut “terdiri dari pengorbanan manfaat ekonomi yang sangat
mungkin di masa depan akibat kewajiban sekarang yang tidak dibayarkan dalam satu tahun
atau siklus operasi perusahaaan, mana yang lebih lama” (Kieso, 2002:242). Dyckman, et al
menyatakan bahwa kewajiban jangka panjang adalah kewajiban dengan jangka waktu yang
melebihi satu tahun dari tanggal neraca atau siklus operasi, mana yang lebih lama”.
Baridwan mengatakan bahwa “hutang jangka panjang digunakan untuk menunjukkan
hutang-hutang yang pelunasannya akan dilakukan dalam waktu lebih dari satu tahun atau
akan dilunasi dari sumber-sumber yang bukan dari kelompok aktiva lancar”.

Dari pengertian para pakar diatas dapat dikatakan bahwa kewajiban jangka panjang
adalah kewajiban yang penyelesaiannya memerlukan waktu lebih dari satu periode siklus
akuntansi atau lebih dari satu tahun.

Contoh Kewajiban jangka panjang dapat berupa :

 Utang Obligasi (Bond Payable). Perusahaan – perusahaan besar tidak dapat


meminjam uang miliaran dari satu pemberi pinjaman (kreditor). Dengan demikian
perusahaan tersebut dapat menerbitkan (menjual) obligasi kepada publik.
 Utang Hipotik (Mortage Notes Payable). Utang hipotik yaitu suatu jenis pinjaman
(utang) jangka panjang dengan jaminan benda-benda tidak bergerak.
 Wesel Bayar Jangka Panjang (Long Term Notes). Wesel yang berjangka waktu
minimum 30 hari, biasanya wesel jangka panjang ini ditarik antara 60-90 hari setelah
diterbitkan.
 Kewajiban Lease. Lease adalah kesepakatan sewa dimana penyewa (lessee) sepakat
untuk membayar sewa kepada pemilik properti (lessor) atas penggunaan aset.
 Kewajiban Pensiun/Pasca pensiun. Secara umum terdapat dua prinsip dasar
sehubungan dengan kewajiban pasca pensiun yaitu kontribusi pasti dan manfaat
pasti. Dalam kontribusi pasti, karyawan menyetorkan jumlah uang yang tetap kepada
dana pensiun. Kewajiban perusahaan akan berakhir sejak kontribusi dilakukan.
 Perjanjian-perjanjian dengan pembayaran angsuran.

Hutang Hipotek

            Hutang hipotik adalah pinjaman yang harus dijamin dengan harta tidak
bergerak. Di dalam perjanjian hutang disebutkan kekayaan peminjam yang dijadikan
jaminan misalnya berupa tanah atas gedung. Jika peminjam tidak melunasi pinjaman pada
waktunya, maka pemberi pinjaman dapat menjual jaminan untuk diperhitungkan dengan
pinjaman yang bersangkutan. Pinjaman hipotik biasanya diambil jika dana yang diperlukan
dapat dipinjam dari satu sumber, misalnya dengan mengambil pinjaman dari suatu bank
tertentu.
Contoh soal:

Pada tanggal 1 Februari 2019, PT. Mei Jaya membeli sebidang tanah berikut
bangunan dengan harga Rp 600.000.000,- dibayar dengan uang muka sebesar Rp
200.000.000,- dan ditanda tangani kontrak pinjaman dari bank sebesar Rp 400.000.000,-.
Kontrak mengharuskan perusahaan untuk membayar kembali pinjaman dalam 2 kali
angsuran masing-masing sebesar Rp 200.000.000,- pada  tanggal 31 desember 2004 dan
tanggal 31 desember 2005 di tambah bunga 12% dari sisa pinjaman.

Jumlah
Tanggal Nama Ref
Debet Kredit

600.000.00
01/02/19 Tanah & bangunan
0

     Kas atau bank 600.000.000

     Utang hipotik 400.000.000

31/12/19 Biaya bunga 48.000.000

200.000.00
Utang hipotik
0

     Kas atau bank 248.000.000

31/12/20 Biaya bunga 24.000.000

200.000.00
Utang hipotik
0

     Kas atau bank 224.000.000

Hutang jangka panjang dilaporkan dalam neraca.


E. PENCATATAN JURNAL DARI OBLIGASI YANG DITERBITKAN

Apabila perusahaan membutuhkan tambahan modal kerja tetapi tidak dapat


melakukan emisi saham baru, dapat dipenuhi dengan cara mencari utang jangka panjang.
Dalam hal sulit mencari utang yang jumlahnya besar dari satu sumber, perusahaan dapat
mengeluarkan surat obligasi. Surat obligasi ini akan dapat dijual bila reputasi perusahaan
cukup baik dan dipandang akan dapat tetap berdiri selama jangka waktu beredarnya
obligasi tersebut. Harga jual obligasi tergantung pada tarif bunga obligasi. Semakin besar
bunganya, harga jual obligasi tersebut akan semakin tinggi dan sebaliknya semakin rendah
tingkat bunga obligasi harga jualnya akan semakin rendah. Pengeluaran obligasi dari suatu
perusahaan dapat dilakukan dengan cara penjualan langsung atau melalui lembaga-
tembaga keuangan.

Obligasi yang dikeluarkan dicatat dalam rekeningnya sebesar nilai nominal. Dalam
hal harga jual obligasi tidak sama dengan nominal, selisihnya dicatat tersendiri yaitu bila
dijual di atas nominal selisihnya dicatat dalam rekening agio obligasi, jika harga jualnya di
bawah nilai nominal, selisihnya dicatat dalam rekening disagio obligasi.

Biaya penjualan obligasi diperhitungkan sebagai pengurang harga jual dan tidak
dicatat dalam rekening tersendiri. Apabila obligasi itu dikeluarkan untuk menukar aktiva
tetap, pencatatannya dilakukan dengan jumlah sebesar harga jual obligasi. Harga jual ini
dicatat sebagai harga perolehan aktiva tetap. Jika harga jual obligasi tidak dapat diketahui,
pencatatan dapat menggunakan jumlah harga pasar (harga penilaian) aktiva tetap. Kalau
harga jual obligasi atau harga pasar aktiva tetap yang dijadikan dasar pencatatan utang
obligasi itu tidak sama dengan nilai nominal obligasi, selisihnya dicatat dalam rekening agio
atau disagio obligasi.

Pengeluaran obligasi dapat dicatat dengan dua cara yaitu:

a) Pencatatan hanya pada obligasi yang terjual


b) Obligasi yang terjual dan yang belum terjual dicatat.

Untuk menjelaskan kedua metode tersebut, berikut disajikan contoh sebagai berikut:
Pada tanggal 1 Januari 2005 PT Tamma Selamat merencanakan pengeluaran obligasi sebesar
Rp l.000.000,- dengan bunga 10% per tahun. Obligasi akan dijual pada waktu yang berbeda-
beda tergantung pada kebutuhan uang. Misalnya transaksi penjualan yang terjadi seperti di
bawah, jurnal yang dibuat sebagai berikut:

Anda mungkin juga menyukai