Anda di halaman 1dari 17

ANALYZING FINANCING ACTIVITIES

Disusun Oleh :
Meliana / 201750087
Salvian Fernando / 201750267
Vicenni / 201750272
Novy Valia / 201750279
Caroline Limuria / 201750295
Michelle / 201750300
Feliciana Widyanata / 201750332
Shandy Chiandra / 201750333
Lusy Livia / 201750338
Franky Tanjaya / 201750450
Liabilitas dan Ekuitas Secara Umum
Aktivitas bisnis dibiayai oleh liabilitas atau ekuitas ataupun keduanya. Liabilitas adalah kewajiban
pembiayaan yang mensyaratkan pemabayran uang, jasa, atau asset lainnya di masa depan. Hutang
dibagi menjadi dua, yaitu :

1. Financing Liabilities : segala macam pembiayaan hutang seperti wesel dan obligasi jangka
panjang, pinjaman jangka pendek, dan sewa guna usaha.
2. Operating Liabilities : obligasi yang timbul dari operasional seperti hutang dagang, dan
keajiban pasca pension

Hutang juga dapat diklasifikasikan sebagai hutang lancar dan hutang tidak lancar tergantung masa jatuh
tempo. Termasuk hutang jangka pendek bila masa jatuh tempo kurang dan satu tahun dan sebaliknya.

Ekuitas mengacu pada kepemilikan akan asset bersih perusahaan. Pemegang ekuitas dihadapkan pada
risiko maksimum yang terkait dengan perusahaan tetapi juga berhak atas semua pengembalian residual
perusahaan.

Debt Financing
Hutang atau kewajiban keuangan mengacu pada dana yang dipinjam perusahaan secara eksplisit
dari berbagai penyedia modal. Berdasarkan sumber perusahaan meminjam dana, ada dua pihak yang
terkait :

 Public debt : perusahaan meminjam langsung dari investor dengan menerbitkan sekuritas
seperti obligasi
 Private debt : perusahaan meminjam dari lembaga keuangan, seperti bank, dalam bentuk
pinjaman
Hutang selalu memiliki biaya pinjaman eksplisit, biasanya melalui pembayaran bunga. Financial
liabilities disebut juga dengan istilah interest-bearing liabilities, karena financial liabilities memiliki bunga
kontrak eksplisit yang terkait dengan pinjaman sedangkan operating liabilities tidak.
Hutang memiliki jangka wantu tetap pada akhir dimana hutang akan jatuh tempo. Hutang yang
masa jatuh tempo melebihi satu tahun disebut long-term debt. Contoh yang digolongkan long-term debt
ada obligasi, surat hutang, dan hutang publik, hutang swasta. Perusahaan meminjam dalam jangka
panjang untuk membiayai proyek jangka panjang atau untuk memenuhi kebutuhan modal yang
berkelanjutan. Pada neraca, long-term debt dikategorikan sebagai hutang tidak lancar.
Perusahaan juga meminjam dana dalam jangka waktu pendek, atau istilahnya short-term debt.
Short-term debt menawarkan tingkat bunga yang lebih rendah dari long-term debt. Namun, pinjaman
jangka pendek lebih berisiko karena kebutuhan untuk pembayaran kembali dalam waktu dekat. Short-
term debt terutama digunakan untuk membiayai modal kerja dan kebutuhan likuiditas lainnya. Short-
term debt pada neraca dikategorikan sebagai hutang lancar.
Salah satu contoh short-term debt adalah revolving lines of credit. Revolving lines of credit
mengacu pada pinjaman jangka pendek dari bank yang digunakan untuk membiayai kebutuhan modal
kerja. Cara kerja line of credit (LoC) seperti kartu kredit dimana sebuah perusahaan dapat meminjam
hanya apa yang diperlukan selama masih dalam batas maksimum pinjaman dan membayar bunga hanya
pada jumlah yang dipinjam. Batas maksimum pinjaman ditentukan oleh batas maksimum kredit yang
dikontrak dan nilai aset lancar yang ada berfungsi sebagai jaminan untuk pinjaman. Dua bentuk lain dari
keuangan jangka pendek, yaitu :
 Bill discounting : kondisi di mana perusahaan menjual wesel jangka pendek dari pihak
ketiga (seperti pelanggan) ke bank untuk mendapat uang tunai segera sebelum jatuh
tempo, dengan diskon terhadap jumlah pokok dalam wesel.
 Commercial paper : perusahaan besar dan bereputasi baik menerbitkan wesel jangka
pendek tanpa jaminan kepada investor di pasar kredit global.

Pinjaman jangka panjang secara tidak langsung adalah sewa guna usaha. Perusahaan khususnya industry
tertentu seperti penerbangan dan retail mengakuisisi sebagian besar aset mereka melalui sewa guna
usaha.

Accounting for Debt


Istilah-istilah yang perlu diketahui ;

1. Face value : jumlah yang dijanjikan perusahaan untuk dikembalikan kepada pemberi pinjaman
pada akhir masa jabatan
2. Coupon rate : nilai kontrak yang disepakati oleh perusahaan untuk membayar bunga dan jumlah
dolar dari pembayaran tersebut
3. Effective interest rate : kurs yang diberikan pasar kepada obligasi pada saat diterbitkan. Kurs ini
menentukan present value dari obligasi pada saat penerbitan, yang sama dengan penerimaan
tunai yang diterima perusahaan dari penerbitan obligasi. Effective interest rate ditentukan oleh
pasar setelah mempertimbangkan faktor-faktor seperti suku bunga bebas risiko yang berlaku
dan jangka waktu obligasi dan keberisikoan.
4. Issued at par : keadaan dimana obligasi yang dijual nilainya setara dengan par value
5. Amortization of bond premium : keadaan dimana obligasi yang dijual nilainya di atas par value
6. Amortizaton of bond discount : keadaan dimana obligasi yang dijual nilainya di bawah par value.
7. Fair value of bond : nilai pasar obligasi saat ini.

Accounting Treatment
Hutang jangka panjang selalu dicatat sebesar nilai amortisasi. Dalam kasus dimana amortisasi
diskon, maka besar nilai beban bunga didapat dari cash outflow ditambah nilai amortisasi discount.
Sebaliknya, bila kasus amortisasi premium, besar nilai beban bunga didapat dari cash outflow dikurang
dengan nilai amortisasi premium.

Untuk short-term debt, nilai dicatat sebesar nilai nominal. Alasannya adalah bahwa nilai nominal
jarang menyimpang dari nilai sekarang mengingat sifat jangka pendek utang. US GAAP dan IFRS
mendorong perusahaan untuk melaporkan hutang jangka panjang sebesar nilai wajar dan semua
perubahan dalam nilai wajar hutang selama suatu periode termasuk dalam laba bersih sebagai
keuntungan atau kerugian yang belum direalisasi dari hutang (unrealized gain or loss on debt).

Selain menjelaskan jumlah yang diakui di neraca, pengungkapan catatan memberikan informasi
berguna lainnya. Catatan tersebut terdiri dari dua bagian dasar :
1. jadwal tabular yang memberikan rincian hutang yang dilaporkan dalam neraca
2. komentar terperinci tentang penerbitan utangnya

Analyzing Debt Financing


 Amortized Cost versus Face Value

Nilai nominal tidak berbeda secara signifikan dari biaya perolehan diamortisasi selama tingkat kupon dan
suku bunga efektif mirip. Di era suku bunga rendah, perusahaan menerbitkan utang dengan tingkat
kupon mendekati tingkat suku bunga yang berlaku. Namun, saat lingkungan dengan tingkat bunga tinggi,
perusahaan yang kekurangan uang dapat menggunakan utang dengan pembayaran kupon yang jauh
lebih rendah (kadang-kadang, bahkan nol kupon).

 Fair Value Accounting

Nilai wajar juga mencerminkan present value hutang. Namun, nilai wajar menyimpang dari biaya
amortisasi karena mencerminkan tingkat bunga saat ini, tidak seperti biaya diamortisasi yang
mencerminkan tingkat bunga pada saat penerbitan.

Menerapkan nilai wajar pada hutang dapat menyebabkan keuntungan atau kerugian sementara yang
tidak direalisasi ke dalam pendapatan yang dilaporkan. Ada mungkin bagi perusahaan untuk mengakui
keuntungan ketika kualitas kreditnya sendiri memburuk. Maka, penting bagi seorang analis untuk
mengecualikan keuntungan ini ketika menganalisis pendapatan perusahaan.

 Future Debt Retirement

Penting bagi seorang analis untuk memeriksa dengan seksama jadwal pembayaran utang di masa depan.
Seorang analis harus mengevaluasi apakah suatu perusahaan memiliki kemampuan untuk membayar
utangnya ketika jatuh tempo karena ketidakmampuan untuk melakukannya berpotensi dapat
menyebabkan kebangkrutan. Perusahaan cenderung membiayai kembali utang yang sudah jatuh tempo
dengan pinjaman baru.

Namun, seorang analis tidak dapat dengan mudah berasumsi bahwa hutang akan dibiayai kembali.
Perusahaan yang tidak dapat membiayai kembali akan sering bernegosiasi dengan bankir mereka untuk
memperpanjang jatuh tempo utang. Negosiasi ulang tersebut, melibatkan biaya yang signifikan, biasanya
dalam bentuk tingkat bunga yang lebih tinggi atau pembayaran berbagai penalty.

 Unutilized Credit Lines

Jalur kredit yang tersedia harus digunakan sesuai dengan perjanjian awal diajukannya kredit. Bila semua
jalur kredit yang tersedia adalah dalam bentuk pembiayaan modal kerja jangka pendek, maka jalur kredit
ini hanya dapat menggunakan secara spesifik kebutuhan modal kerja perusahaan.

Protection
Peminjam memiliki tiga cara untuk melindungi dirinya :
1. Seniority

Senioritas mengacu pada urutan di mana pihak yang berbeda akan dibayar ketika bisnis perusahaan
dibubarkan. Klaim senior akan dibayarkan sebelum klaim junior. Senioritas klaim tertentu sebelunya
telah ditentukan oleh hukum. Lalu, pemegang ekuitas dapat dibayar hanya setelah semua klaim
lainnya dibayar penuh, sehingga common equity adalah yang paling junior dari semua klaim.

2. Security

Security atau collateral mengacu pada aset yang disisihkan selama pembubaran untuk secara khusus
memenuhi klaim tertentu. Klaim yang didukung oleh agunan disebut secured. Dalam hal
pembubaran perusahaan, pemilik klaim khusus ini dapat menjual aset yang diidentifikasi untuk
memenuhi klaim mereka. Jenis-jenis aset tertentu yang ditawarkan sebagai jaminan ditetapkan
dalam kontrak peminjaman.

3. Covenants

Pemberi pinjaman membuat perjanjian untuk melindungi investasi mereka. Perjanjian bisa berupa
afirmatif atau negative. Perjanjian afirmatif menentukan tindakan yang perlu diambil manajemen
untuk menjaga utang tetap bereputasi baik. Perjanjian negatif membatasi perilaku manajemen yang
mungkin berbahaya bagi orang lain dan terdiri dari dua bagian :

1. Kendala yang menentukan kapan perusahaan melanggar perjanjian


2. hukuman atau pembatasan yang muncul ketika suatu perjanjian dilanggar

Perjanjian berfungsi sebagai mekanisme peringatan dini kepada pemberi pinjaman, sehingga
mereka dapat melindungi investasi mereka secara proaktif.

Analyzing Protections
 Hutang senior lebih tidak berisiko dibandingkan hutang junior karena dibayar pertama kali
selama pembubaran perusahaan. Namun, dua masalah lain harus diingat. Pertama, kehadiran
jika hutang senior membuat hutang junior lebih diutamakan dari aset perusahaan. Tanpa adanya
senioritas, para penuntut junior juga akan mendapat bagian dalam hadiahnya. Kedua, hutang-
hutang tertentu seperti pajak dan upah yang belum dibayar mendapat prioritas di atas semua
klaim lainnya. Oleh karena itu, bahkan pemberi pinjaman senior dapat menderita jika
perusahaan memiliki pajak besar yang belum dibayar atau dibayar.
 Hutang yang dijaminkan lebih tidak berisko karena terdapat aset eksplisit (agunan) yang
mentransfer kepada pemegang hutang yang dijamin selama pembubaran perusahaan. Namun,
terdapat beberapa hal yang perlu dipertimbangkan. Pertama, keamanan hutang terjamin sangat
tergantung pada nilai aset yang dijaminkan. Kedua, hutang tanpa jaminan menjadi lebih berisiko
di hadapan hutang yang dijamin karena aset tertentu (agunan) dihapus dari kumpulan aset yang
digunakan untuk membayar klaim bersama. Ketiga, terkadang senioritas, terutama dari jenis
hukum dapat mengesampingkan keamanan.
 Hutang yang dijaminkan biasanya memiliki tiingkat bunga yang lebih tinggi daripada hutang
tanpa jaminan. Ini terjadi karena hanya perusahaan-perusahaan paling berisiko yang
mengeluarkan hutang dengan jaminan. Dalam banyak kasus, keberadaan hutang yang dijamin
merupakan indikator bahwa perusahaan berada dalam kondisi kesehatan keuangan yang buruk
dan tidak mampu membayar tingkat yang sangat tinggi yang akan dibebankan pada hutang
tanpa jaminan.
 Perjanjian cenderung bertindak sebagai mekanisme peringatan dini bagi pemberi pinjaman.
Perjanjian biasanya melindungi seluruh kelas pemberi pinjaman karena pelanggaran terhadap
perjanjian tertentu akan memicu pembatasan yang umumnya cenderung melindungi sebagian
besar pemberi pinjaman. Satu-satunya pengecualian adalah di mana satu pemberi pinjaman
tertentu dapat meminta pembayaran kembali segera.
 Seorang analis selain melacak pelanggaran perjanjian yang sebenarnya, tetapi ia juga harus
memperkirakan kelonggaran perjanjian yang merupakan ukuran seberapa dekat perusahaan
dengan melanggar perjanjiannya. Pelanggaran perjanjian dapat diperkirakan dengan menghitung
rasio tertentu yang ditentukan dalam perjanjian menggunakan informasi laporan keuangan saat
ini dan kemudian membandingkan nilai-nilai ini dengan nilai yang berpotensi memicu
pelanggaran.

Leases
Sewa guna usaha adalah perjanjian kontraltual antara lessor dan lessee. Itu memberi lessee hak
untuk menggunakan aset, yang dimiliki oleh lessor, untuk jangka waktu sewa. Sebagai imbalannya,
penyewa melakukan pembayaran sewa, disebut pembayaran sewa minimum (MLP). kontrak sewa guna
usaha bisa siftanya kompleks, dan mereka berbeda dalam ketentuan yang berkaitan dengan masa
leasing, pengalihan kepemilikan, dan pemutusan dini. Terdapat dua metode yang mencerminkan kontrak
yang berbeda :

1. Capital lease
Sewa yang mengalihkan secara substansial semua manfaat dan risiko kepemilikan. Aset sewaan
dan kewajiban sewa diakui di neraca.
2. Operating lease
Semua jenis sewa dicatat sebagai operating lease. Dalam operating lease, penyewa
memperhitungkan pembayaran sewa minimum sebagai biaya sewa dan tidak ada aset atau
kewajiban yang diakui pada neraca.

Lessee sering menyusun sewa sehingga dapat diperhitungkan sebagai operating lease bahkan
ketika karakteristik ekonomi dari sewa lebih sesuai dengan capital lease. Dengan melakukan itu, penyewa
terlibat dalam pembiayaan di luar neraca (off-balance-sheet financing). Off balaance sheet financing
mengacu pada kenyataan bahwa baik aset sewa maupun kewajibannya yang terkait tidak dicatat di
neraca ketika sewa dicatat sebagai operating lease meskipun banyak manfaat dan risiko kepemilikan
dialihkan ke lessee.

Accounting and Reporting for Leases


Lessee mengklasifikasi dan mencatatnya sebagai capital lease apabila memenuhi kriteria berikut :
1. Mentransfer kepemilikan asset kepada lessee di akhir masa sewa
2. Tersedia pilihan untuk membeli property dengan bargain purchase
3. Masa sewa >=75% atas nilai ekonomi property
4. Nilai MPLS diawal periode sebesar 90% atau lebih besar dari nilai wajar property bersangkutan

Ketika suatu sewa diklasifikasikan sebagai capital lease, penyewa mencatat aset dan kewajiban
pada jumlah yang sama dengan nilai sekarang dari pembayaran sewa minimum selama masa sewa (tidak
termasuk biaya eksekutori seperti asuransi, pemeliharaan, dll). Aset sewaan harus didepresiasi dengan
cara yang konsisten dengan kebijakan penyusutan normal penyewa. Dalam akuntansi operating lease,
lessee membebankan biaya sewa (MPLS) dan diakui sebagai beban selama terjadi, dan tidak ada aset
atau kewajiban yang diakui di neraca. Peraturan akuntansi mengharuskan semua penyewa
mengungkapkan, biasanya dalam catatan atas laporan keuangan yaitu :

1. Pembayaran sewa minimum di masa depan secara terpisah untuk sewa modal dan sewa operasi
2. Biaya sewa untuk setiap periode yang dilaporkan dalam laporan laba rugi

Impact of Operating Lease


o Operating lease mencatat kewajiban terlalu tendah dengan menghapus pembiayaan swa dari
neraca. Tidak hanya menyembunyikan kewajiban dari neraca, juga berdampak positif pada rasio
solvabilitas yang sering digunakan dalam analisis kredit
o Operating lease mencatat asset terlalu rendah. Ini dapat meningkatkan pengembalian investasi
dan perputaran asset.
o Operating lease menunda pengakuan beban-beban dibandingkan dengan capital lease. Ini
berarti operating lease melebih-lebihkan pendapatan pada awal masa sewa tetapi mengecilkan
pendapatan di akhir masa sewa.
o Operating lease mencatat hutang lancar terlalu rendah dengan menghapus pembayaran pokok
neraca. Ini mengembang rasio saat ini dan pengukuran likuiditas lainnya.
o Operating lease mengikutsertakan bunga dalam rental sewa. Akibatnya, operating lease
mengecilkan pendapatan operasional dan beban bunga. Ini mengembang rasio cakupan bunga
seperti kali bunga diperoleh.

Converting Operating Leases to Capital Leases


Langkah-langkah mengkonversi operating lease menjadi capital lease :

1. Menilai apakah klasifikasi operating lease perusahaan wajar

2. Mengestimasi nilai sekarang dari kewajiban operating lease

3. Menghitung nilai dari asset operating lease

4. Mengestimasi pengaruh reklasifikasi sewa guna usaha pada penghasilan yang dilaporkan
Contingencies
Kontingensi adalah keadaan potensial mengenai kemungkinan diperolehnya laba atau rugi oleh
suatu perusahaan tergantung peristiwa pada masa yang akan datang. Kerugian kontinjensi adalah klaim
potensial atas sumber daya perusahaan dan dikenal sebagai kewajiban kontinjensi. Kewajiban kontinjensi
mungkin timbul dari litigasi, ancaman pengambilalihan, risiko yang diasuransikan sendiri, dll. Tedapat
dua syarat yang harus dipenuhi sebelum perusahaan mencatat suatu hal menjadi kerugian, yaitu :

1. Ada kemungkinan asset akan mengalami penurunan nilai atau timbul kewajiban
Maksud tersirat dalam kondisi ini adalah kemungkinan besar suatu kejadian di masa depan akan
mengkonfirmasi kerugian tersebut
2. Jumlah kerugian dapat diestimasi

Contoh kerugian yang biasa memenuhi kedua syarat diatas adalah uncollectible receivable dan
kewajiban yang berkaitan dengan garansi produk. Untuk kasus ini, kewajiban yang diestimasikan dan
kerugian dicatat dalam laporan keuangan.

Jika perusahaan tidak mencatat kerugian kontinjensi karena tidak memenuhi satu atau kedua syarat
tersebut, perusahaan harus menjabarkan kontinjensi pada catatan ketika setidaknya ada
kemungkinan yang masuk akal bahwa itu akan menimbulkan kerugian.

Analyzing Contingent Liabilities


Kewajiban kontinjensi yang dilaporkan untuk barang-barang seperti jaminan layanan dan jaminan
adalah perkiraan. Analisis kewajiban ini hanya seakurat perkiraan yang mendasarinya, yang sering kali
ditentukan oleh perusahaan berdasarkan pada pengalaman sebelumnya atau ekspektasi di masa depan.

Kita juga perlu menganalisis pengungkapan catatan semua kerugian dan mendapatkan kontinjensi.
Catatan kontingensi yang biasanya dipaparkan :

 Deskripsi kewajiban kontinjensi dan tingkat risiko


 Nilai potensial dari kontinjensi dan bagaimana partisipasi orang
lain diperlakukan dalam menentukan paparan risiko
 Biaya jika ada yang menentang untuk estimasi kerugian kontinjensi

Laporan auditor memberi kita perspektif lain tentang kontinjensi. masih, auditor menunjukkan
ketidakmampuan untuk mengekspresikan pendapat tentang hasil dari kontinjensi.

Commitments
Komitmen adalah keadaan potensial untuk melakukan klaim atas sumber daya perusahaan oleh
karena performa perusahaan di luar kontrak pada masa mendatang. Mereka tidak diakui dalam laporan
keuangan karena peristiwa seperti penandatanganan kontrak eksekutori atau penerbitan pesanan
pembelian bukan merupakan transaksi yang selesai.
Off-Balance-Sheet Financing
Off-balance-sheet financing berkaitan dengan kewajiban pembiayaan tertentu yang tidak tercatat.
Contoh off-balance-sheet financing, diantaranya :

1. Purchase agreement and through-out agreements


Dimana perusahaan setuju untuk membeli output dari atau menjalankan jumlah barang
tertentu melalui fasilitas pemrosesan
2. Take-or-pay arragements
Dimana perusahaan menjamin untuk membayar jumlah barang yang ditentukan apakah perlu
atau tidak

Special Purpose Entities


Dua alasan kepopuleran SPE :
 SPE dapat memberikan alternative pembiayaan lebih murah daripada meminjam langsung dari
pasar kredit
Ini karena kegiatan SPE dibatasi dan sebagai akibatnya investor membeli arus kas yang
diamankan dengan baik yang tidak tunduk pada berbagai risiko bisnis yang melekat dalam
menyediakan modal langsung ke perusahaan sponsor

 Dibawah standar GAAP, SPE dicatat sebagai entitas terpisah, tidak dikonsolidasikan dengan
perusahaan pendukung
Dengan demikian perusahaan dapat menggunakan kedua SPE untuk mencapai transaksi off-
balance-sheet untuk menghapus aset, kewajiban, atau keduanya dari neraca.

Namun sekarang FASB mengklasifikasi SPE menjadi variable interest entities (VIEs) bila total ekuitas yang
berisiko tidak cukup untuk membiayai operasinya (biasanya kurang dari 10% dari aset) atau VIE tidak
memiliki salah satu dari berikut ini :

1. Kemampuan untuk mengambil keputusan


2. Kewajiban menyerap kerugian
3. Hak untuk menerima pengembalian

MODAL PEMEGANG SAHAM


Modal Saham
Ekuitas mengacu kepada kepemilikan (pemegang saham) keuangan dari suatu perusahaan. Ini
digambarkan seperti klaim atas kepemilikan asset sebuah perusahaan. Pemegang securities ekuitas bisa
dibilang seperti kreditor, berarti klaim kreditor diselesaikan terlebih dahulu

 Melaporkan Modal Saham


Melaporkan modal saham termasuk penjelasan mengenai perubahan dalam jumlah modal
saham. Informasi ini disampaikan di laporan keuangan atau notes lainnya

Sumber peningkatan modal :


1. Penerbitan saham
2. Konversi surat hutang dan saham preference
3. Penerbitan sesuai dengan deviden saham dan stock splits
4. Penerbitan saham dalam akusisi dan merger
5. Penerbitan sesuai stock options dan warrant
Sumber pengurangan modal :
6. Pembelian dan retirement saham
7. Pembelian kembali saham
8. Reverse stock splits

Kontribusi Modal
Kontribusi modal adalah jumlah uang yang didapat dari pemegang saham sebagai ganti modal
saham. Kontribusi modal biasanya dibagi menjadi 2 bagian, bagian pertama adalah nilai par atau
stated value dari modal saham, dan sisanya dilaporkan sebagai kontribusi modal pada kelebihan
par atau stated value

Saham Treasury
Saham treasury adalah saham perusahaan yang didapatkan setelah sebelumnya diterbitkan dan
dibayarkan kembali. Akuisisi saham treasuri oleh perusahaan mengurangi asset dan ekuitas
pemegang saham.

 Klasifikasi Saham
1. Capital Stock
Modal saham adalah saham yang diterbitkan untuk pemegang ekuitas dengan imbalan asset
dan layanan. Terdapat dua jenis modal saham, yaitu preference dan biasa
2. Preferred Stock
Saham preference adalah Saham kelas special yang memiliki preferensi atau fitur yang tidak
bisa dinikmati pemilik saham biasa
3. Common Stock
Saham biasa adalah kelas saham yang menggambarkan kepentingan kepemilikan dan
hubungan pokok resiko dan hadiah dari performa perusahaan
 Menganalisa Modal Saham
Laba Ditahan
Laba ditahan adalah modal yang diperoleh dari suatu perusahaan. Laba ditahan menggambarkan
akumulasi dari pendapatan perusahaan yang belum di distribusikan. Laba ditahan merupakan sumber
utama dari distribusi deviden kepada pemegang saham.

 Deviden Tunai dan Deviden Saham


1. Deviden Tunai
Deviden tunai adalah distrubusi cash kepada pemegang saham, ini merupakan bentuk paling
umum dari deviden, dan sekalinya di umumkan maka ini merupakan hutang perusahaan
2. Deviden Saham
Deviden saham adalah distribusi saham perusahaan itu sendiri kepada pemegang saham
dengan menggunakan basis pro data.
 Spin Off dan Split Off
Perusahaan seringkali mendivestasi anak perusahaan, baik secara langsung atau sebagai
distribusi kepada pemegang saham. Distribusi dari saham anak perusahaan kepada pemegang
saham ada 2 bentuk :
1. Spin off
Spin off adalah distribusi saham anak perusahaan kepada pemegang saham dalam bentuk
deviden, asetnya berkurang begitu juga laba ditahan.
2. Split off
Split off adalah pertukaran saham anak perusahaan yang dimiliki perusahaan untuk saham
dari perusahaan yang dimiliki oleh pemegang saham, asset berkurang dan saham yang
didapat dari pemegang saham dianggap sebagai saham treasuri
 Akumulasi Other Comprehensive Income
Perubahan tertentu pada carrying value asset dan hutang (unrealized gain or losses) tidak
termasuk didalam bagian laba bersih, melainkan dia masuk terpisah sebagai bagian dari other
comprehensive income, yang kemudian ditambahkan kedalam laba bersih untuk menentukan
comprehensive income

Nilai Buku per Saham


 Penghitungan Nilai Buku per Saham
1. Nilai buku per saham
Nilai buku per saham adalah nilai saham yang dihasilkan dari likuidasi perusahaan pada
jumlah yang dilaporkan didalam laporan neraca. Nilai buku adalah terminology
konvensional yang mengacu kepada total nilai asset dimana total asset dikurang hutang
dan klaim securities senior terhadap saham biasa pada jumlah yang dilaporkan di
laporan neraca
 Relevensi Nilai Buku per Saham
Nilai buku memegang peranan penting dalam analisis laporan keuangan. Aplikasinya termasuk :
1. Nilai buku, dengan potensi penyesuaian sering digunakan dalam menilai merger terms
2. Analisa perusahaan tersusun terutama asset liquid bergantung pada nilai buku
3. Analisa high grade obligasi dan saham preference menempel sangat penting untuk cakupan
asset

Kewajiban di “Tepi” Ekuitas


 Hutang Konversi
Biasanya, perusahaan menerbitkan hutang yang bisa dikonversi menjadi saham ekuitas pada
saat jatuh tempo, hutang tersebut disebut hutang konversi. Biasanya, hutang konversi
mengizinkan pemegangnya untuk menukarkan pada harga tertentu. Konversi bisa dilakukan jika
harga saham lebih tinggi dari harga konversi pada saat jatuh tempo, tapi jika tidak, pemegang
hutang bisa meminta pengembalian modal kembali
 Saham Preferen Yang Dapat Ditukar
Analyst harus waspada kepada securities ekuitas (terutama saham preference) yang memiliki
ketentuan penebusan wajib yang membuatnya terlihat lebih mirip hutang dibandingkan ekuitas
 Hak Minoritas
Perusahaan mungkin memiliki control saham (biasanya diatas 50%) tapi tidak semuanya, dari
ekuitas perusahaan lain. Perusahaan yang memiliki saham control disebut parent dan
perusahaan yang dimiliki disebut partially owned subsidiary. Hak minoritas mengacu kepada
porsi kepemilikan pemegang saham subsidiary yang dimiliki oleh pemegang saham minoritas

LEASE ACCOUNTING AND ANALYSIS


Jika diklasifikasikan sebagai operating lease, asset leasing tetap berada di laporan neraca lessor,
dan pembayaran sewa dianggap sebagai pendapatan. Lessor tetap menghitung beban depresiasi pada
asset tersebut. Jika diklasifikasikan sebagai modal, lessor menghapus asset tersebut dari laporan neraca
dan mencatat piutang sesuai jumlah dari minimum lease payments.

Dari sudut pandang lessor, lease dibagi menjadi 2 tipe :

1. Sales-type lease
2. Direct financing lease

Sale – Leaseback

Transaksi Sale – Leaseback mencakup penjualan asset yang dimiliki dan eksekusi dari lease pada
suatu asset. Perusahaan sering menggunakan sale – leaseback untuk mendapatkan uang dari
membebaskan asset yang dimiliki, terutama real estate.

POSTRETIREMENT BENEFITS
Perusahaan biasanya memberikan benefit untuk pekerja mereka setelah pension, benefit ini terdapat
dlaam 2 bentuk :

1. Benefit pension
Dimana perusahaan menjanjikan benefit uang kepada pekerja setelah pension
2. Benefit setelah pension yang lain
Dimana perusahaan menyediakan benefit lain setelah pension, biasanya berupa kesehatan dan
asuransi.

Pension Benefits
Akuntansi pension memerlukan pengertian mengenai ekonomi yang mendasari transaksi pension.

Sifat kewajiban pension


Komitmen pension dari perusahaan biasanya diformalisasikan kedalam rencana pension.
Rencana pension adalah kesepakatan dari perusahaan untuk memberikan benefit pension kepada
pekerja dan ini mencakup 3 entitas : perusahaan - yang berkontribusi terhadap rencana, pekerja – yang
menerima benefit, dan dana pension.
Dana pension adalah perusahaan independent dan dikelola oleh wali amanat.
Element proses pension

Rencana pension bisa dibagi menjadi 2 kategori basic :


1. Manfaat pasti
Manfaat pasti adalah rencana yang menentukan jumlah benefit pension yang perusahaan
janjikan untuk diberikan kepada pensiunan
2. Kontribusi pasti
Kontribusi pasti adalah rencana yang menentukan jumlah kontribusi pension yang perusahaan
buat untuk rencana pension

Ekonomi Akuntansi Pension


 Status yang diakui di neraca
Akuntansi pensiun saat ini mengakui status dana program pensiun di neraca. Status yang didanai
adalah perbedaan antara nilai pasar saat ini dari aset program pensiun dan kewajiban pensiun.
Definisi kewajiban pensiun yang digunakan adalah
kewajiban manfaat yang diproyeksikan atau PBO
 Biaya pension yang diakui
Biaya pensiun yang diakui termasuk dalam laba bersih adalah versi halus dari biaya pensiun
ekonomi aktual untuk periode tersebut. Proses penghalusan mendefleksikan volatile, item satu
kali seperti keuntungan atau kerugian aktuaria dan biaya layanan sebelumnya.
 Artikulasi laporan neraca dan efek laporan laba rugi
Karena semua perubahan pada status yang didanai tidak termasuk dalam biaya pensiun yang
diakui, efek neraca dan laporan laba rugi dari pensiun tidak akan diartikulasikan. Untuk
mengartikulasikan dua efek, penangguhan bersih untuk periode tersebut termasuk dalam
pendapatan komprehensif lain untuk periode tersebut, sedangkan penangguhan bersih
kumulatif termasuk dalam akumulasi pendapatan komprehensif lain, yang merupakan
komponen dari ekuitas pemegang saham.

Benefit karyawan setelah pension lainnya


Other postretirement employee benefits (OPEB) adalah manfaat tertentu lainnya yang diberikan oleh
perusahaan untuk pensiunan dan tanggungan mereka yang ditunjuk. Konstituen utama OPEB adalah
manfaat perawatan kesehatan.

Laporan benefit setelah pension


Perusahaan tidak melaporkan status dana pada neraca atau biaya imbalan setelah pension di laporan
laba rugi. Namun, aturan saat ini menentukan pengungkapan luas dalam catatan kaki, termasuk rincian
tentang jumlah ekonomi dan yang dilaporkan terkait dengan status yang didanai dan biaya imbalan
pascakerja, rincian tentang asumsi aktuaria, dan informasi terkait lainnya.
Menganalisa benefit setelah pension
Analisis pengungkapan manfaat setelah pension adalah tugas yang penting, baik karena besarnya
kewajiban ini maupun karena kompleksitas akuntansi. Kami menyediakan prosedur lima langkah untuk
menganalisis imbalan pascakerja: (1) menentukan dan merekonsiliasi biaya manfaat yang dilaporkan dan
ekonomis, (2) melakukan penyesuaian yang diperlukan terhadap laporan keuangan, (3) mengevaluasi
asumsi aktuaria dan pengaruhnya terhadap laporan keuangan, (4) ) memeriksa paparan risiko pensiun,
dan (5) mempertimbangkan implikasi arus kas dari program imbalan pasca pensiun.

 Merekonsiliasi angka – angka ekonomi dan yang dilaporkan


 Menyesuaikan laporan laba rugi dan laporan neraca
Status yang didanai mencerminkan posisi ekonomi sebenarnya dari rencana tersebut. Oleh
karena itu, ini adalah ukuran yang tepat dari aset bersih program benefit setelah pension. Karena
status dana yang dilaporkan di neraca, seolah-olah tidak ada penyesuaian yang diperlukan
 Asumsi aktuaria dan analisa sensitivitas
Sangat menggoda untuk memikirkan posisi ekonomi netto (atau biaya ekonomi) dari rencana
tunjangan perusahaan sebagai perkiraan yang dapat diandalkan dari fundamental ekonomi yang
mendasarinya. Pada kenyataannya, ini tidak benar.
 Paparan resiko pension
Rencana pensiun dapat membuat perusahaan menghadapi risiko yang signifikan. Risiko ini
timbul sejauh aset program memiliki profil risiko yang berbeda dari kewajiban pensiun —
khususnya, ketika perubahan nilai pasar aset program tidak berkorelasi dengan perubahan nilai
kewajiban pensiun. Nilai kewajiban pensiun sensitif terhadap perubahan tingkat diskonto, yang
pada gilirannya mencerminkan hasil obligasi perusahaan (suku bunga). Oleh karena itu,
perubahan nilai kewajiban pensiun berkorelasi dengan harga obligasi.
 Implikasi arus kas dari benefit setelah pension
Implikasi arus kas dari manfaat pasca pensiun adalah langsung. Artinya, arus kas keluar sama
dengan kontribusi yang dibuat untuk rencana oleh perusahaan.

SPESIFIKASI AKUNTANSI UNTUK BENEFIT SETELAH PENSION


Akuntansi ekonomi pension
 Pension obligation
Terdapat 2 alternatif definisi untuk pension obligation
1. Akumulasi imbalan kerja (ABO)
Akumulasi imbalan kerja (ABO) adalah nilai kini aktuarial dari imbalan pensiun masa depan
yang dibayarkan kepada karyawan pada saat pensiun berdasarkan kompensasi dan layanan
mereka saat ini.
2. Proyeksi kewajiban manfaat (PBO)
Proyeksi kewajiban manfaat (PBO) adalah estimasi aktuaria dari manfaat pensiun masa
depan yang dibayarkan kepada karyawan pada saat pensiun berdasarkan kompensasi yang
diharapkan di masa depan dan layanan hingga saat ini
 Asset pension dan status pembiayaan
 Biaya pension
Biaya pensiun ekonomi (atau biaya) adalah biaya bersih yang timbul dari perubahan posisi
ekonomi bersih (atau status pendanaan) untuk periode tersebut. Biaya pensiun ekonomi
mencakup komponen berulang (atau normal) dan tidak berulang (atau abnormal).
Biaya pensiun berulang terdiri dari dua komponen:
1. Biaya Service
adalah nilai kini aktuarial dari imbalan pensiun yang diperoleh karyawan berdasarkan rumus
imbalan pensiun
2. Biaya Bunga
adalah peningkatan dalam kewajiban manfaat yang diproyeksikan yang muncul ketika
pembayaran pensiun satu periode lebih dekat dengan yang dibuat.
Biaya pensiun yang tidak berulang terdiri dari dua komponen
1. Keuntungan atau kerugian aktuarial
adalah perubahan PBO yang terjadi ketika satu atau lebih asumsi aktuaria direvisi dalam
mengestimasi PBO.
2. Biaya layanan
Sebelumnya timbul dari perubahan aturan dana pensiun pada PBO. Biaya layanan
sebelumnya termasuk manfaat pensiun retroaktif yang diberikan pada saat dimulainya
rencana pensiun atau manfaat yang diciptakan oleh amandemen rencana yang biasanya
terjadi selama perundingan bersama atau negosiasi tenaga kerja.
 Artikulasi biaya pension dan status pembiayaan

Kebutuhan akuntansi pension


 Biaya pension yang diakui
 Status laporan neraca yang diakui

Gambaran umum akuntansi OPEB


 Status laporan neraca yang diakui
Titik awal dalam menentukan kewajiban OPEB adalah memperkirakan kewajiban imbalan pasca-
pensiun yang diharapkan (EPBO), yang merupakan nilai sekarang dari pembayaran OPEB di masa
depan yang terkait dengan karyawan. Seluruh EPBO tidak langsung diakui dalam laporan
keuangan. Sebagai gantinya, total EPBO dialokasikan di atas layanan yang diharapkan karyawan
dengan perusahaan. Oleh karena itu, kewajiban yang diakui dalam neraca pada titik waktu
tertentu adalah sebagian kecil dari EPBO yang sebanding dengan panjang layanan karyawan saat
ini. Kewajiban proporsional ini, disebut akumulasi kewajiban imbalan pascakerja (APBO), diakui
di neraca.
 Biaya OPEB yang diakui
Biaya OPEB yang diakui dalam laba bersih meliputi komponen-komponen berikut:
1. Biaya layanan
Nilai kini manfaat aktuarial yang diperoleh karyawan selama periode tersebut, yaitu bagian
EPBO yang dikaitkan dengan tahun berjalan.
2. Biaya bunga
Pertumbuhan yang diperhitungkan dalam APBO selama periode menggunakan asumsi
tingkat diskonto.
3. Pengembalian yang diharapkan atas aset program
Ini sama dengan nilai pasar wajar pembukaan aset program OPEB dikalikan dengan tingkat
pengembalian jangka panjang atas aset tersebut.
4. Amortisasi laba atau rugi bersih
Seperti halnya pensiun, keuntungan dan kerugian aktuarial dapat muncul ketika asumsi
aktuaria, seperti tingkat tren biaya perawatan kesehatan, direvisi dari waktu ke waktu.
5. Amortisasi biaya jasa sebelumnya
Perubahan manfaat retroaktif dari amandemen program, atau biaya layanan sebelumnya,
ditangguhkan dan diamortisasi secara garis lurus selama sisa masa kerja karyawan yang
diharapkan.
 Artikulasi laporan neraca dan laba bersih
Seperti halnya dengan pensiun, biaya manfaat pasca pensiun bersih yang lancar tidak akan
berartikulasi dengan perubahan status dana dalam neraca. Sekali lagi seperti dalam kasus
pensiun, penangguhan bersih selama satu tahun termasuk dalam penghasilan komprehensif lain
untuk tahun itu dan penangguhan bersih kumulatif termasuk dalam akumulasi pendapatan
komprehensif lain.

Anda mungkin juga menyukai