Anda di halaman 1dari 12

PERCOBAAN 7

PEMBUATAN SEDIAAN TETES MATA TETRAHYDROZOLINE

I. TUJUAN

Dapat membuat dan mengevaluasi sediaan tetes mata

II. PREFORMULASI ZAT AKTIF TETRAHYDROZOLINE

Pemerian Padatan putih, tidak berbau, melebur pada suhu


III. P
lebih kurang 256°C, disertai peruraian (Depkes RI, 2014).
E R
Kelarutan Mudah larut dalam air dan dalam etanol sangat sukar larut
M A
dalam kloroform, praktis tidak larut dalam eter (Depkes RI,
S 2014). A
L Stabilitas A
H A
 Panas - tersimpan dalam wadah tertutup rapat
N
 Hidrolisis/oksidasi
 pH sediaan - 5,8-6,5

Penyimpanan Dalam wadah tertutup rapat terlindung dari cahaya (Depkes


RI, 2014).
Kesimpulan : Tetrahydrozoline sebagai zat aktif
Bentuk zat aktif yang digunakan (basa/asam/garam/ester) : asam
Bentuk sediaan (lar/susp/emulsi/serbuk rekonstitusi) : larutan tetes mata
Cara sterilisasi sediaan : Dengan Autoklaf
Kemasan : Botol Tetes Mata
DAN PENYELESAIAN MASALAH

No Permasalahan Penyelesaian
.
1. Sediaan tetes mata steril digunakan Perlu ditambahkan pengawet untuk
untuk pemakaian yang berulang- mencegah kontaminasi mikroba dan
ulang sehingga kemungkinan dapat menjaga sterilisasi sediaan (Depkes RI,
terjadi kontaminasi mikroba 2014).
sehingga sediaan jadi tidak steril.
2. Sediaan tetes mata harus bebas dari Bahan yang digunakan dilebihkan 20%
partikel asing, maka dalam untuk mengganti kehilangan volume
pembuatannya dilakukan setelah disaring (Depkes RI, 2014).
penyaringan untuk menghilangkan
partikel halus. Hal tersebut dapat
mengakibatkan terjadinya kehilangan
volume setelah melakukan
penyaringan.
3. Ph mata 7,4 kenaikan ph dapat Digunakan larutan dapar borat untuk
mengganggu kelarutan dan stabilitas mengontrol ph sediaan. Tidak
obat sehingga sedapat mungkin ph digunakan dapar fosfat/sitrat karena
dijaga pada 7,4. dapar tersebut dapat mengkatalis obat.
Sehingga menggunakan larutan dapar
NaCl (Depkes RI, 2014).
4. Persediaan tetes mata syaratnya Dilakukan sterilisasi sesuai dengan
harus steril persyaratan yaitu dengan cara filtrasi
(Depkes RI, 2014).
5. Sediaan tetes mata yang dibuat Ditambahkan antimikroba
dalam sediaan dosis ganda, Benzalkonium Klorida 0,01% (Depkes
dikhawatirkan terjadi kontaminasi RI, 2014).
mikroba
6. Sediaan tetes mata Tetrahydozoline NaCl digunakan sebagai larutan isotonis
HCl bersifat hipotonis. untuk meningkatkan kenyamanan
penggunaannya (Depkes RI, 2014).

IV. PREFORMULASI EKSIPIEN


1. Benzalconium Chlorida

Pemerian Gudir tebal atau potongan seperti gelatin,


warna putih atau putih kekuningan, bau
aromatic, rasa sangat pahit. Larutan dalam air
jika dikocok berbusa kuat dan neraksi hampir
netral (Depkes RI, 1979).
Kelarutan Sangat mudah larut dalam air, dalam etanol
(95%)P dan dalam aseton P, zat anhidrat sangat
sukar larut dalam eter P dan mudah larut dalam
benzene P (Depkes RI, 1979).
Stabilitas Bersifat higroskopis dan mungkin dipengaruhi
oleh cahaya, udara dan bahan logam.
 Panas Larutannya stabil pada rentang pH dan rentang
temperatur yang lebar. Larutannya dapat
 Hidrolisis/oksidasi
disimpan pada periode waktu yang lama dalam
 Cahaya suhu kamar (Wade, 1994).
Kegunaan Antimikroba, zat pengawet
Inkompatibilitas Senyawa ini inkompatibel dengan alumunium,
surfaktan anionik, kapas sitrat, fluorescein,
hidrogen peroksida, hypromellose, iodida,
kaolin, lanolin, nitrat, surfaktan nonionik pada
konsentrasi tinggi, permanganat, protein,
salisilat, perak, garam, sabun, sulfonamida,
tartrat, zinc oxide, zinc sulfat. Benzalkonium
chloride menunjukkan dapat diabsorpsi oleh
beberapa jenis membran filter, terutama yang
bersifat hidrofobik dan anionic (Goskonda,
2009).

2. Natrium Chlorida

Pemerian Hablur heksahedral tidak berwarna atau serbuk


hablur putih, tidak berbau, rasa asin (Depkes
RI, 1979).
Kelarutan Larut dalam 2,8 bagian air, dalam 2,7 bagian
air mendidih dan dalam lebih kurang 10 bagian
gliserol P, sukar larut dalam etanol (95%) P
(Depkes RI, 1979).
Stabilitas Stabil dalam bentuk larutan. Larutan stabil
dapat menyebabkan pengguratan partikel dari
tipe gelas.

 Panas -

Tempat sejuk dan kering


 Hidrolisis/oksidasi
Terlindung dari cahaya dan disimpan dalam
 Cahaya
wadah kedap (Rowe, 2009).
Kegunaan Sebagai pengisotonis, Sumber ion klorida dan
ion natrium (Rowe, 2009).
Inkompatibilitas Bersifat korosif terhadap besi. Bereaksi
membantuk endapan dengan perak, timah, dan
garam raksa. Pengoksidasi kuat yang
melepaskan klorin dari larutan Natrium
Klorida. Daya larut dari bahan pengawet
metilparaben dapat menurun dalam larutan
natrium klorida (Rowe, 2009)
3. Aqua pro injeksi

Pemerian Cairan jernih, tidak berwarna, tidak berbau


(Rowe, 2009).
Kelarutan Dapat bercampur dengan pelarut polar dan
elektrolit (Rowe, 2009).
Stabilitas Air stabil dalam setiap keadaan (es, cairan, uap
panas).
 Panas -
 Hidrolisis/oksidasi
-
 Cahaya
-
Kegunaan Pembawa atau pelarut (Rowe, 2009).
Inkompatibilitas Dengan zat-zat yang mudah terhidrolisis atau
terurai oleh keberadaan air. Dapat bereaksi
dengan logam alkali dan logam basa serta
bentuk okisdanya, misalnya kalsium oksida.
Dapat bereaksi dengan garam anhidrat dan
molekul organik tertentu (Rowe, 2009).

V. FORMULA YANG DIUSULKAN

No. Nama Bahan Jumlah Kegunaan


1. Tetrahydrozoline HCl 0,05% Zat aktif
2. Benzalconium Chlorida 0,01% Antimikroba
3. Natrium Chlorida q.s Pengisotonis
4. Aqua p.i ad 10 ml Pelarut

VI. Perhitungan Tonisitas/Osmolaritas dan Dapar


a. Formula
Tetrahydrozoline HCl 0,05% ptb=0,16
Benzalconium Chlorida 0,01% ptb=0,09
Natrium Chlorida q.s
Aqua p.i ad 10ml
b. Perhitungan Tonisitas
0,52−( b 1 x c 1)
C=
b2
0,52−(0,05. 0,16+ 0,01. 0,09)
C= = 0,8873%
0,576
Hasil yang diperoleh hipotonis sehingga memerlukan penambahan zat
pengisotonis .
10 x 2 x 0,8873
NaCl = = 0,17746 gram
100

0,17746 gram
= x 100% = 0,8873% b/v
20 ml

c. Perhitungan berat dan volume

Tetes mata yang dibuat 10 ml x 2 = 20 ml

Diberi kelebihan 20%

(20% x 20 ml) + 20 ml = 24 ml

d. Perhitungan Bahan

No. Bahan Perhitungan Hasil


1. Tetrahidrozoline 0,05% 12 mg
2. Benzalkonium klorida 0,01% x 24 ml 2,4 mg
3. NaCl 0,8873% 213 mg
4. Aquadest p.i ad 10 ml

VII. Persiapan Alat/Wadah/Bahan


1. Alat

Nama Alat Cara Sterilisasi Waktu Sterilisasi Jumlah


Gelas Beker Oven 1 jam 1
Pipet tetes Oven 1 jam 1
Batang pengaduk Oven 1 jam 1
Sendok tanduk Oven 1 jam 1
Erlenmeyer Oven 1 jam 1
Pinset Oven 1 jam 1
Kertas perkamen Oven 1 jam 1
Labu ukur Oven 1 jam 1
Karet saring Autoklaf 15 menit 1
Spuit injeksi Autoklaf 15 menit 1
Gelas ukur Autoklaf 15 menit 1
Corong gelas Autoklaf 15 menit 1

2. Wadah

No. Nama Alat Jumlah Cara sterilisasi


1. Botol dropp tetes mata 1 Autoklaf pada suhu 121˚C selama 15
menit.

3. Bahan

No. Nama bahan Jumlah Cara sterilisasi


1. Tetrahidrozoline 0,05 Autoklaf pada suhu 121˚C
% selama 15 menit
2. Benzalkonium 0,01 Autoklaf pada suhu 121˚C
klorida % selama 15 menit
3. NaCl q.s Autoklaf pada suhu 121˚C
selama 15 menit atau
filtrasi
4. Aqua p.i. ad 10 Autoklaf pada suhu 121˚C
ml selama 15 menit

VIII. PENIMBANGAN BAHAN


No. Bahan Jumlah yang ditimbang
1. Tetrahidrozoline 12 mg
2. Benzalkonium klorida 2,4 mg
3. NaCl 213 mg
4. Aqua p.i. ad 10 ml

IX. PROSEDUR PEMBUATAN

Ruang Prosedur
Grey area 1. Semua alat dan wadah disterilisasi dengan cara

(Ruang sterilisasi) masing- masing.


a. Gelas beaker, pipet tetes, batang pengaduk,
corong gelas, sendok tanduk, Erlenmeyer, labu
ukur, cawan, kaca arloji, pinset, dan kertas
perkamen disterilisasi dengan oven pada suhu
180˚C selama 1 jam.

b. Gelas ukur, kertas saring, botol tetes mata, corong


gelas dan spuit injeksi disterilisasi dengan autoklaf
pada suhu 121˚C selama 15 menit.

c. Karet pipet tetes direndam dengan alcohol 70%


selama 24 jam.

2. Kalibrasi botol tetes mata.

3. Pembuatan aqua steril pro injeksi

50 ml Aquadest yang disterilkan dengan Autoklaf


pada suhu 121˚C selama 15 menit.

4. Setelah disterilisasi, semua alat dan wadah dimasukkan


ke dalam white area melalui transfer box.

Grey area 1. Lakukan penggerusan dan penimbangan untuk


(Ruang masing- masing bahan.
penimbangan) a. NaCl ditimbang sebanyak 213 mg menggunakan
kaca arloji steril.

b. Tetrahidrozolin ditimbang sebanyak 12 mg


menggunakan cawan penguap steril.
c. Benzalkonium klorida ditimbang sebanyak 2,4 mg
dengan menggunakan kaca arloji steril.

2. Kaca arloji dan cawan penguap yang berisi bahan


yang telah ditimbang ditutup dengan aluminium foil.

3. Bahan baku (zat aktif dan eksipien) dimasukkan ke


white area melalui transfer box.

White area 1. NaCl sebanyak 213 mg dilarutkan dalam 10 ml


(Ruang aquadest (dapar).
pencampuran di 2. Tetrahidrozolin dilakukan pengenceran ditambah
NaCl 8 ml, ditambah aquadest dimasukkan dalam
grade )
Erlenmeyer yang sudah dikalibrasi.
3. Dilihat pH apa masuk rentang sekitar (pH 6)
4. Ditambah pengenceran benzalkonium klorida,
dicampur homogen.
5. Dilakukan pengecekan ph 6
6. Ditambahkan dengan aquadest sampa tanda kalibrasi
(24 ml) lalu disaring dengan kertas saring.
7. Dimasukkan ke daam botol tetes mata sebanyak 10
ml lalu ditutup.
Grey area Sediaan disterilisasi menggunakan sterilisasi dengan
autoklaf pada suhu 121˚C selama 15 menit.
(Ruang sterilisasi)

Grey area Dilakukan evaluasi sediaan


(Ruang evaluasi) - Uji kejernihan (Lachman, 1994)
Uji kejernihan larutan sangat penting untuk
memastikan tidak ada partikel padat
yang belum terdispersi kecuali sediaan yang dibuat
dalam bentuk suspensi, serta untuk mengidentifikasi
partikel-partikel yang tidak diinginkan dalam
sediaan larutan tetes mata tersebut (ISO, 2008).
A. Prosedur uji kejernihan :
1. Diputar botol secara vertical 180˚ berulang-ulang
didepan suatu latar belakang yang gelap,
kemudian diberi cahaya
2. Serpihan gelas akan berjatuhan yang mula-mula
turun dan berkumpul didasar botol.
3. Bahan melayang akan berkilau bila terkena cahaya
dengan latar belakang gelap untuk larutan jernih
dan latar belakang putih untuk larutan berwarna.

- Uji pH (ISO,2008).
pH sediaan tetes mata harus isohidri dengan pH cairan
mata, yaitu 7,4. pH ideal suatu obat tetes mata adalah
7,4 – 7,65.
A. Prosedur uji pH :
1. Disiapkan plat tetes dan kertas indikator universal
2. Cairan yang akan diuji diteteskan pada plat tetes +
kertas indikator universal, dicek pH hingga pH 7.

- Volume terpindahkan
Larutan sediaan mata dibuat 10 ml tetapi untuk
menghindari adanya kehilangan volume larutan maka
penimbangan bahan ditambah sebesar 5% dari
bobot awal bahan (ISO, 2008).
A. Prosedur uji volume terpindahkan :
1. Dipilih 20 wadah lalu dipilih 10 wadah dari 20
wadah dan dikocok satu persatu.
2. Dituang perlahan-lahan isi dari tiap wadah ke
dalam gelas ukur tidak lebih dari dua setengah
kali volume yang diukur dan telah dikalibrasi.
3. Setelah dituang diamkan 30 menit untuk
wadah dosis ganda dan 5 menit untuk wadah
dosis tunggal, kecuali dinyatakan lain dalam
monografi.
4. Diukur volume dari tiap campuran. Sediaan
volume kecil dalam wadah dosis tunggal.

DAFTAR PUSTAKA
Departemen Kesehatan Republik Indonesia, 1979. Farmakope Indonesia Edisi III.
Jakarta : Kementrian Kesehatan Repbulik Indonesia.
Departemen Kesehatan Republik Indonesia, 2014. Farmakope Indonesia Edisi V.
Jakarta : Kementrian Kesehatan Repbulik Indonesia.
Goskonda S. R., 2009, Handbook of Pharmaceutical Excipients, Sixth Edition, Rowe R.
C., Sheskey, P. J., Queen, M. E. (Editor), Pharmaceutical Press and American
Pharmacists Assosiation, London,754-755.
Lachman, L. 1994. Teori dan Praktek Farmasi Industri Edisi ketiga. Vol III. Hal. 1355.
Jakarta : UI Press.
Rowe, C. 2009. Handbook of Pharmacetical excipients 6th edition new : Washington
Pharmaceutical Press and American Pharmacist.
Sukandar,E.Y.,et al. 2008. ISO Farmakoterapi Farmakope. Jakarta : PT.ISFI
Penerbitan.
Wade, A. 1994. Handbook of Pharmacetical excipients second edition. London : The
Pharmaceutical Care.
X. KEMASAN OBAT

Kemasan Dokumentasi

Etiket

Brosur TETRAYS®
Tetrays
Obat Tetes Mata
Mengandung Natrium Klorida, Benzalkonium
Klorida dan Tetrahydrozolin

Komposisi:
Tiap 20 ml larutan mengandung:
Tetrahydrozolin 0,05%
Benzilkonium klorida 0,01%
Natrium klorida

INDIKASI :
Mengatasi mata merah karena iritasi ringan yang
disebabkan oleh debu, asap, angina, pemakaian
lensa kontak, iritasi berenang.

KONTRAINDIKASI :
N/A

EFEK SAMPING :
Pemakaian berlebihan dapat menyebabkan
peningkatan kemerahan pada mata.

Peringatan dan Perhatian:


HARUS DENGAN RESEP DOKTER
Jangan menggunakan obat secara rutindan untuk
jangka panjang jika gejala hilang, hentikan
pemakaian.
Jangan menggunakan lensa kontak ketika
menggunakan obat ini. Lensa kontak dapat
digunakan minimal 10-15 menit setelah obat
diberikan.

DOSIS:
1-2 tetes pada masing-masing mata, 2-3 kali sehari.

PENYIMPANAN:
Simpan pada suhu kamar, terlindung dari cahaya,
ruang bersih dan kedap.

KEMASAN:
Tiap dus berisi satu wadah @ 20 ml
HARUS DENGAN RESEP DOKTER
PT. SM Farma
No Reg : BTS 05 025 099 01A 5
No Batch : 2505
Exp. Date : Mei 2022

Diproduksi oleh:
PT. SM Farma
Banjarbaru-Indonesia
Kemasan

Anda mungkin juga menyukai