Abstrak
Injeksi merupakan sediaan steril berupa larutan, emulsi, atau suspensi atau serbuk
yang harus dilarutkan atau disuspensikan lebih dahulu sebelum digunakan, yang
disuntikkan dengan cara merobek jaringan ke dalam kulit atau melalui kulit atau selaput
lendir. Pembuatan injeksi furosemide dalam percobaan ini menggunakan bahan NaCl
sebagai agen pengisotonis dan WFI sebagai pembawa.
Kata Kunci :
Furosemid, Injeksi, Ampul, Sterilisasi, Isotonis, Natrium Klorida..
I. Pendahuluan
Injeksi merupakan sediaan steril berupa larutan, emulsi, atau suspensi atau serbuk
yang harus dilarutkan atau disuspensikan lebih dahulu sebelum digunakan, yang
disuntikkan dengan cara merobek jaringan ke dalam kulit atau melalui kulit atau selaput
lendir. Injeksi volume kecil adalah injeksi yang dikemas dalam wadah 100 mL atau kurang
(Anonim, 1995).
Furosemid memiliki nama lain furosemidum dengan rumus molekul C12H11CIN2O5S
dan rumus struktur sebagai berikut (Clarkes, 2005)
Pemerian Furosemid berupa serbuk hablur, putih sampai kuning, tidak berbau
dengan sifat fisikokimia meliputi : kelarutan : praktis larut dalam air, mudah larut dalam
aseton, dalam dimetilformamida dan dalam larutan alkali hidroksida; larutan dalam
methanol; agak sukar larut dalam etanol; sukar larut dalam eter, sangat sukar larut dalam
kloroform (Anonim, 1995).
Struktur Furosemid
Permasalahan Solusi
Furosemid praktis tidak larut air Dilarutkan menggunakan larutan natrium hidroksida
pH stabilitas 8,0-9,3 Ditambahkan HCl seperlunya bila pH berlebih
Furosemide fotosensitif Digunakan vial cokelat tipe I (borosilikat)
Natrium Hidroksida (NaOH)
Nama Kimia Natrium Hidroksida
BM 40,00
Pemerian Putih, keras, rapuh dan menunjukkan pecahan hablur
Jika terpapar di udara, akan cepat menyerap karbon dioksida
dan lembab (higroskopis)
Kelarutan Mudah larut dalam air dan dalam etanol 95%
Fungsi Pelarut zat aktif
Zat basa
Stabilitas Disimpan dalam wadah non logam kedap udara ditempat yang
sejuk dan kering
Ketika terkena udara, natrium hidroksida cepat menyerap
kelembaban dan mencair tetapi kemudian menjadi padat lagi
Inkompatibilitas Tidak kompatibel dengan senyawa yang mudah mengalami
hidrolisis atau oksidasi
Bereaksi dengan asam, ester dan eter, terutama dalam larutan
berair
Alasan Pemilihan Furosemid
Kelarutan : praktis tidak larut air, mudah larut dalam larutan basa
hidroksida. Dilarutkan dalam larutan NaOH (NaOH dalam Water
for injection)
Natrium Klorida (NaCl)
Persiapan
Pencampuran
IPC
Pengisian dan
IPC
Pengemasan
Tahap Persiapan
• Siapkan alat dan bahan, sterilkan alat, siapkan aqua pro injection.
Sterilisasi peralatan
Alat ukur dan vial yang akan digunakan untuk produksi disterilisasi dengan suhu 121֯C
selama 15 menit.
Alat non ukur yang akan digunakan untuk produksi disterilisasi dengan oven pada suhu
170֯C selama 30 menit.
• Timbang Furosemid di atas kaca arloji
• Masukan alat yang telah disterilisasi dan bahan melalui pass box
Pencampuran
1. Melarutkan furosemid 40 gram dengan NaOH 2 kg di dalam tangki 1
2. Menambahkan 30% dari keseluruhan API yang diperlukan
3. Cek pH dengan alat ukur pH atau dengan pH universal. Jika belum memasuki rentang
pH yang dipersyaratkan (8,0- 9,3) maka tambahkan HCI 0,1 N hingga mencapai rentang
pH tersebut.
4. Pindahkan larutan kedalam gelas ukur, cukupkan volume dengan API ad
5. Aliri Gas N2 selama 20 menit
6. Sampel larutan diambil untuk dilakukan pengawasan selama proses IPC
Pengisian Pengemasan
1. Masukkan larutan ke dalam mesin pengisi melewati membran G3 filter
2. Larutan dimasukkan ke dalam ampul yang telah disterilisasi sebanyak 1,1 ml
3. Alirkan vial dengan gas N2 bar.
4. Tutup vial dan segel dengan alumunium cap.
5. Sterilkan dengan menggunakan autoklaf pada suhu 121°C selama 15 menit
6. Beri etiket dan label
7. Masukan ke dalam kemasan sekunder
8. Produk yang telah dikemas di karantina kemudian dilakukan pengawasan setelah proses
(PPC)
Uji pH
Alat : Potensiometrik (pH meter)
Tujuan : Untuk memastikan pH sediaan injeksi telah memenuhi persyaratan
Prosedur : Lakukan kalibrasi elektroda pada alat pH meter dengan menggunakan larutan
dapar pH 4 dan pH 7. bilas elektroda dengan air. Kemudian celupkan elektroda ke dalam
larutan yang diuji. Amati nilai pH yang muncul pada alat dan pengukuran dilakukan
sebanyak 2 kali
Syarat : pH 8,0 - 9,3 (FI edisi V)
Prosedur
Campur unit-unit yang akan diuji dengan cara membalikkan 20 kali, buka unit tersebut dan
disaring dengan corong penyaring serta vakum. Angkat corong penyaring dari dasar
penyaring sambil mempertahankan vakum, kemudian hentikan vakum dan angkat membran
penyaring, tempatkan di cawan petri, lekatkan dengan pita perekat bersisi-dua. Biarkan
penyaring mengering di dalam lemari laminar dengan penutup yang sedikit terbuka (FI
edisi V)
Perhitungan
P/V untuk injeksi volume besar, dan P/n untuk injeksi volume kecil. P adalah banyak
semua partikel yang dihitung; n adalah banyak unit gabungan; V adalah volume larutan
dalam mL
Interpretasi
Injeksi memenuhi syarat uji, jika menurut perhitungan banyaknya partikel yang ada tidak
melebihi batas yaitu:
Uji Kejernihan
Pembuatan Baku Opalesen:
Larutkan 1,0 g hidrazina sulfat dalam air secukupnya hingga 100,0 mL, biarkan selama
4 jam hingga 6 jam.
Pada 25,0 mL larutan ini tambahkan larutan 2,5 g heksamina P dalam 25,0 mL air
campur dan biarkan selama 24 jam.
Suspensi stabil selama 2 bulan jika disimpan dalam wadah kaca yang bebas dari cacat
permukaan.
Baku opalesen: encerkan 15,0 mL suspensi dengan air hingga 1000 mL.
Suspensi harus digunakan dalam waktu 24 jam setelah pembuatan.
PPC
Uji Penampakkan Visual
Identifikasi
Penetapan Kadar
Uji Volume Injeksi dalam Wadah
Uji Sterilitas
Uji Kebocoran
Wadah Uji Endotoksin Bakteri
CONT'D
Prosedur:
Masukkan ke dalam dua tabung reaksi masing-masing larutan zat uji dan suspensi
padanan yang sesuai hingga terisi tepat 40 mm.
Bandingkan kedua isi tabung setelah 5 menit pembuatan Suspensi padanan, dengan latar
belakang hitam.
Pengamatan dilakukan dibawah cahaya yang berdifusi, tegak lurus ke arah bawah
tabung.
Persyaratan:
Larutan uji sama jernihnya dengan air atau pelarut yang digunakan
Opalensinya tidak lebih keruh dibandingkan dengan suspensi padanan I.
Kemasan
Primer
Bahan: Gelas Tipe I (Borosilikat) berwarna coklat
Alasan: Semua bahan yang kompatibel dengan logam meminimalisir kontak dengan cahaya
Spesifikasi gelas sesuai yang dipersyaratkan pada FI
Sekunder
Bahan: Dus berbahan karton
DAFTAR PUSTAKA