Disusun oleh :
Kelompok 1
Monografi Bahan
Manitol (HOPE Edisi VI, halaman 424)
Nama Resmi : Mannitol
Sinonim : Cordycepic acid; C*PharmMannidex; E421;
Emprove; manna sugar; D-mannite; mannite;
mannitolum; Mannogem; Pearlitol.
Struktur :
Perhitungan Tonisitas
Tabel 2. Perhitungan tonisitas sediaan infus manitol 5%
Konsentrasi
Bahan ΔTf E C. ΔTf C. E
(%)
Proses Botol kaca ditutup menggunakan tutup karet botol White Area
Penutupan kaca steril (Kelas A
background
B)
D. EVALUASI SEDIAAN
1. Evaluasi Fisik
Penetapan pH
Tujuan dilakukan uji ini adalah mengetahui pH sediaan sesuai dengan
persyaratan yang telah ditentukan yaitu 5-7. Pengukuran pH cairan uji
menggunakan pH meter yang telah dikalibrasi.
Bahan Partikulat Dalam Injeksi
Tujuan dilakukan uji ini adalah : memastikan larutan injeksi, termasuk larutan
yang dikonstitusi dari zat padat steril untuk penggunaan parenteral, bebas dari
partikel yang dapat diamati pada pemeriksaan secara visual. Memenuhi syarat
uji jika jumlah partikel yang dikandung yang memiliki diameter ≥ 10 um ≤ 3000.
Penetapan Volume Injeksi Dalam Wadah
Tujuan dilakukan uji ini adalah untuk menetapkan volume injeksi yang
dimasukkan dalam wadah agar volume injeksi yang digunakan tepat/sesuai
dengan yang tertera pada penandaan. Penentuan volume dilakukan dengan cara
mengambil sampel dengan alat suntik hipodermik dan memasukkannya ke
dalam gelas ukur yang sesuai. Penetapan volume injeksi dalam wadah tidak
kurang dari volume yang tertera pada wadah bila diuji satu persatu, atau bila
wadah volume 1ml dan 2ml tidak kurang dari jumlah volume wadah yang tertera
pada etiket bila isi digabung.
Keseragaman Sediaan
Uji ini dilakukan dengan tujuan untuk menjamin keseragaman kandungan zat
aktif dengan cara menetapkan kadar 10 satuan sediaan satu per satu sesuai
penetapan kadar. Bobot isi wadah tidak boleh menyimpang lebih dari batas yang
tertera pada daftar berikut, kecuali satu wadah yang boleh menyimpang tidak
lebih dari 2 kali batas yang tertera.
Uji Kejernihan Larutan
Uji kejernihan dilakukan untuk memastikan larutan terbebas dari pengotor
dengan cara membandingkan kejernihan larutan uji dengan Suspensi Padanan,
dilakukan di bawah cahaya yang terdifusi tegak lurus ke arah bawah tabung
dengan latar belakang hitam. Memenuhi syarat apabila tidak terdapat partikel
asing pada larutan.
2. Evaluasi Biologi
Uji Sterilitas
Uji sterilitas dilakukan untuk menetapkan ada/tidaknya bakteri atau jamur
yang dalam sediaan. Uji ini dilakukan dengan cara mengkultur sediaan dalam
media. Media yang digunakan dapat berupa media tioglikolat cair, media
tioglikolat alternatif, dan media soybean. Penanaman sediaan ke dlm pembenihan
dilakukan di ruangan steril (cawan petri sudah diisi media pembenihan ). Sediaan
yang akan diperiksa dikeluarkan dari wadah, ditampung dengan batang pengaduk
steril. Sediaan dioleskan ke dalam media, kemudian diinkubasi selama 7 hr.
Sediaan dikatakan steril jika tidak terdapat pertumbuhan mikroorganisme pada
media uji. Jika digunakan untuk pembuatan sediaan parenteral, Angka Lempeng
Total tidak lebih dari 102 koloni/g. Angka Kapang dan Khamir tidak lebih dari
102 koloni/g. Tidak terdapat Escherichia coli.
Uji endotoksin bakteri
Uji endoteksin untuk memperkirakan kadar endotoksin bakteri yang
mungkin ada dalam sediaan. Pengujian dilakukan dengan menggunakan LAL
(limulus amubocyt lysate):
o Prosedur kualitatif meliputi inkubasi selama waktu yang telah ditetapkan
dari endotoksin yang bereaksi dan larutan kontrol dengan pereaksi LAL.
Sediaan dikatakan bebas endotoksin jika tidak adanya gumpalan padat
(gelasi) setelah tabung uji dibalik.
o Prosedur kuantitatif penetapan titik akhir reaksi dilakukan dengan
membandingkan enceran dari zat uji dengan enceran endotoksin baku.
Prosedur meliputi inkubasi selama waktu yang telah ditetapkan dari
endotoksin yang bereaksi dan larutan kontrol dengan pereaksi LAL,
pembacaan serapan cahaya pada panjang gelombang yang sesuai. Syarat
untuk mannitol injeksi tidak lebih dari 0,04 unit Endotoksin FI/mg
manitol apabila jumlah yang tertera pada etiket injeksi 10% atau kurang,
dan tidak lebih dari 2,5 unit Endotoksin FI per g manitol apabila jumlah
yang tertera pada etiket injeksi lebih dari 10%.
3. Uji Kimia
Uji Identifikasi
Uji ini bertujuan untuk memastikan bahwa bahan aktif, yaitu manitol, hadir
dalam sediaan infus sesuai dengan yang diharapkan. Metode spektrofotometri
atau kromatografi dapat digunakan. Spektrum serapan inframerah zat yang
didispersikan dalam kalium bromida P, menunjukkan maksimum hanya pada
bilangan gelombang yang sama seperti pada Manitol BPFI.
Uji Penetapan Kadar
Uji ini dilakukan untuk memastikan kadar mannitol dalam sediaan. Uji Kadar
dilakukan menggunakan HPLC. Larutan resolusi kadar masing-masing lebih
kurang 4,8 mg/mL. Larutan baku kadar lebih kurang 5 mg/mL. Larutan uji
mengandung lebih kurang 5 mg/mL manitol.
DAFTAR PUSTAKA
Depkes RI. (1979). Farmakope Indonesia, Edisi III, Departemen Kesehatan Republik Indonesia,
Jakarta
Depkes RI. (1995). Farmakope Indonesia edisi IV. Departemen Kesehatan Republik Indonesia.
Jakarta: Kementrian Kesehatan Republik Indonesia.
Depkes RI. (2020). Farmakope Indonesia Edisi VI. Departemen Kesehatan Republik Indonesia.
Jakarta: Kementrian Kesehatan Republik Indonesia.
Dewantisari, D., & Musfiroh, I. (2020). Strategi Peningkatan Objektivitas Hasil Uji Inspeksi
Visual Sediaan Injeksi : Review. Majalah Farmasetika, 5(2), 64–72.
https://doi.org/10.24198/mfarmasetika.v5i2.26017
Levchuk, J. W. (1992). Parental Products in Hospital and Home Care Pharmacy Pratice.
Pharmaceutical Dosage Forms: Perenteral Medications. Volume 1.2 Edition. P.249-282.
New York: Marcel Dekker
Lukas, S., (2006). Formulasi Steril, Penerbit Andi, Yogyakarta
Rowe, R. C., Sheskey, P. J., & Quinn M. E. (2009). Handbook of Pharmaceutical Excipients 6th
Edition. London: Pharmaceutical Press.