Anda di halaman 1dari 3

KARAKTERISTIK BAHAN

1. Hidrokortison asetat
- Penampilan : putih atau hampir putih, serbuk Kristal (Clarke, 2003)
- Rumus molekul : C23H32O6 - BM : 404,5 - Kelarutan : praktis tidak larut
dalam air, sedikit larut dalam etanol anhidrat dan dalam metilene klorida -
Titik lebur : 220oC, dengan dekomposisi (Clarke, 2003)
 -Lindungi dari cahaya -Stabilitas : stabil, sensitive terhada cahaya dan
kelembaban, inkompatibel dengan agen pengoksidasi kuat
 -Kesetaraan dengan 100 mg hidrokortisonadalah 112 mg
 -Digunakan untuk injeksi intraartikular dengan dosis 5-50 mg tergantung
ukuran sendi (Martindale, 2009)
- pH Hidrokortison asetat suspense injeksi antara 5,0- 7,0 (USP 29 -Injeksi
suspense memiliki viskositas antara 15 hingga 80 centipoise pada suhu 25°C
(Chronin John).

2. NaCl
- Fungsi : Agen tonisitas (HPE 6th, 2009: 637)
- Konsentrasi untuk injeksi ≤ 0,9% w/v. Jadi pada resep, konsentrasi NaCl
sesuai dengan literatur
- Pemerian : serbuk kristal, tidak berwarna atau warna putih, rasa asin, dalam
kondisi padat tidak mengandung air meskipun mengkristal pada suhu di bawah
0oC, garam mengkristal sebagai dihidrat.
- Kelarutan : 1:2,8 dalam air; 1:2,6 dalam air mendidih; 1:10 dalam gliserin;
1:250 dalam etanol.
- Stabilitas : Stabil tetapi saat disimpan menyebabkan pemisahan partikel padat
dari wadah gelas tertentu, sebaiknya disimpan dalam wadah tertutup, sejuk
dan kering.
- Cara sterilisasi : Autoklaf/filtrasi
- Inkompatibilitas : Lrutan NaCl korosif terhadap besi, bereaksi membentuk
endapan dengan perak, timbal dan garam merkuri; oksidator kuat
membebaskan klorin dari pengasaman larutan NaCl; Larutan NaCl
menurunkan kelarutan dari metil paraben; viskositas karbomer gel dan larutan
hidroksi etil selulosa atau hidroksi propil selulosa berkurang dengan
penambahan NaCl

3. CMC Na
- Pemerian : Putih sampai hampir putih, tidak berbau, tidak berasa, bersifat
higroskopis setelah pengeringan.
- Kelarutan : Praktis tidak larut dalam aseton, etanol 95%, eter, dan toluena.
Mudah didispersikan dalam air pada semua temperatur membentuk koloidal.
- Stabilitas : CMC-Na stabil meskipun higroskopis. Dibawah kondisi
kelembaban tinggi, dapat menyerap > 50% air, larutan stabil pada pH 2-10,
presipitasi terjadi dibawah pH 2 dan viskositas menurun secara cepat diatas
pH 10. Secara umum, larutan menunjukkan viskositas dan stabilitas
maksimum pada pH 7-9.
- Cara sterilisasi : Oven pada suhu 1600C selama 1 jam menyebabkan
penurunan viskositas yang signifikan dan beberapa kerusakan dalam sifat
sediaan yang dipreparasi. Sterilisasi autoklaf menyebabkan penurunan
viskositas 25% dimana tingkat penurunannya lebih kecil daripada sterilisasi
menggunakan oven. Radiasi sinar gamma juga menyebabkan penurunan
viskositas.
- Inkompatibilitas : CMC-Na inkompatibel dengan larutan asam kuat dan
dengan garam besi yang mudah larut serta beberapa logam lain seperti
alumunium, merkuri, dan zinc. Presipitasi terjadi pada pH dibawah 2 dan juga
saat dicampur dengan etanol 95%, CMC-Na membentuk komplek dengan
kolagen dan mampu mengendapkan protein tertentu yang bermuatan positif

4. Tween 80
 Penggunaan : Dispersing agent, emulsifying agent, surfaktan, suspending
agent, dan wetting agent
 Pemerian : Mempunyai bau yang khas, rasa pahit, cairan berminyak warna
kuning (intensitas warna berbeda dari batc ke batc dan dari produksi satu ke
produksi yang lain)
 Kelarutan : larut dalam etanol dan air, tidak larut dalam minyak mineral dan
minyak sayur  Stabilitas : polisorbat stabil terhadap elektrolit, asam dan basa
lemah; saponifikasi terjadi dengan adanya asam dan basa kuat; bersifat
higroskopik dan sebaiknya diuji kandungan airnya sebelum digunakan;
dikeringkan bila perlu; penyimpanan dalam waktu yang panjang dapat
mendukung terbentuknya peroksida; polisorbat sebaiknya disimpan dalam
pada wadah tertutup rapat, kering, sejuk dan hindarkan dari sinar
 Inkompatibilitas : penghilangan warna dan presipitasi terjadi dengan banyak
zat khususnya, fenol, tannin, tar dan bahan lain yang mirip tar. Aktivitas
antimicrobial preservative paraben berkurang dengan adanya polisorbat. Saat
terjadi dekomposisi karena pemanasan dapar mengeluarkan asap tajam dan
uap yang iritatif.
 Cara penggunaan dan dosis : wetting agent (0.1%-3%), solubilizing agent dan
suspending agent (1%-15%),

5. Benzil Alkohol
 Pemerian Bentuk cair, tidak berwarna, tidak berbau, berasa seperti terbakar
 Konsetrasi Untuk sediaan parenteral konsentrasi yang digunakan hingga 2 %
 Kelarutan Dalam air 3,5 bagian pada suhu 20 oC; Larut dalam alkohol, eter,
kloroform, aseton, benzena, dan pelarut Aromatik
 Stabilitas Benzil alkohol dapat teroksidasi perlahan di udara menjadi
benzaldehida dan asam benzoat ; tidak bereaksi dengan air . harus disimpan
dalam wadah kaca atau logam. Benzil alkohol harus disimpan dalam wadah
kedap udara , terlindung dari cahaya , di tempat yang sejuk dan kering .
 Cara sterilisasi Larutan air dapat disterilkan dengan filtrasi atau autoklaf
 Inkompatibel Benzil alkohol inkompatibel dengan oksidator dan kuat asam .
Hal ini juga dapat mempercepat autoksidasi lemak . Aktivitas antimikroba
berkurang dengan adanya surfaktan nonionik , seperti polisorbat 80 ,
pengurangan aktivitas ini kurang dengan ester hidroksibenzoat atau kuaterner
senyawa amonium . Benzil alkohol tidak kompatibel dengan metilselulosa.

Anda mungkin juga menyukai