Anda di halaman 1dari 22

LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM

Teknologi Sediaan Farmasi

Cair dan Semi Solid

Penyusun:

Aprillia Imny E.D. 611510002

Ardyah Regita C. 611510003

Aura kamilah A. 611510004

Program Studi Farmasi

Fakultas Sains dan Teknologi

Universitas Ma Chung
BAB I

SUSPENSI ANALGESIK

1. Tujuan Praktikum
2. Tinjauan Pustaka
2.1. Analgesik

Bahan Aktif Parasetamol


Berat jenis 151,103 g/mol
Struktur kimia

Titik leleh 420⁰C


Titik lebur 160⁰C
Pemerian Serbuk berwarna putih, tidak berbau
Kelarutan Larut dalam air mendidih, etanol dan NaOH
Penyimpanan Wadah tertutup yang tidak tembus cahaya
Indikasi Obat penurun panas, sakit kepala dan gigi, nyeri
setelah operasi, migrain, dan disminore
Kontraindikasi Hipersensitivitas terhadap PCT, gangguan fungsi
hati, shock, gizi buruk, gangguan fungsi ginjal
Efek samping Tromositopenia, leukopenia, pansitopenia,
neutopenia, dan agranulositosis, kulit ruam,
hipetensi
Interaksi Probenecid ( akan mempengaruhi ekskresi dari
PCT) dan colestyramin (akan menurunkan absorbsi
parasetamol)
Bahan Aktif Asam mefenamat
Berat jenis 241,3 g/mol
Struktur kimia

Titik leleh
Titik lebur 225⁰
Pemerian Serbuk hablur berwarna putih, tidak berbau
Kelarutan Larut dalam alkali hidroksida, sukar larut dalam
kloroform, etanol, metanol, dan air
Penyimpanan Wadah tertutup rapat dan terhindar dari cahaya
matahri
Indikasi Meredakan nyeri ringan-sedang, sakit kepala, sakit
gigi, disminore primer
Kontraindikasi Hipersensitivitas terhadap asam mefenamat,
gastritis, tukak lambung, inflamasi usus, dan
anemia hemolik
Efek samping Diare, ruam, mengantuk, thrombytopenia, anemia
hemolik, anemia aplastik
Interaksi Meningkatkan efek antikoagulan (azapropazone,
genilbutazon), meningkatkan konsentrasi plasma
dari litium, methotrexate, serta memicu resiko
nephrotoxicity apabila diberikan dengan ACEIs,
siklosporin, takrolimus, dan diuretik. Efek obat
antihipertensi akan menurun
Mekanisme kerja
Bahan Aktif Ibuprofen
Berat jenis
Struktur kimia
Titik leleh
Titik lebur
Pemerian
Kelarutan
Penyimpanan
Indikasi
Kontraindikasi
Efek samping
Interaksi
Mekanisme kerja
Bahan Aktif Asam salisilat
Berat jenis
Struktur kimia
Titik leleh
Titik lebur
Pemerian
Kelarutan
Penyimpanan
Indikasi
Kontraindikasi
Efek samping
Interaksi
Mekanisme kerja
Bahan Aktif Natrium diklofenak
Berat jenis
Struktur kimia
Titik leleh
Titik lebur
Pemerian
Kelarutan
Penyimpanan
Indikasi
Kontraindikasi
Efek samping
Interaksi
Mekanisme kerja

2.2. Bahan Pembantu


2.3.1 Gliserin
Rumus Molekul : C3H8O3
Struktur Kimia :

Berat Jenis : 92,09 g/cm3


Titik Leleh : 176⁰C
Titik Lebur :
pH :
Pemerian : berbentuk cairan bening, kental, tidak berbau,
memiliki rasa yang manis
Penggunaan : antimikroba, emolient, kosolven, emolient,
humektan, plaktizier, pelarut, dan pemanis
Kelarutan : larut dalam air, metanol, etanol 95%, dan
propilen glikol, sedikit larut dalam aseton dan
praktis tidak larut dalam kloroform dan campuran
minyak.
Penyimpanan : gliserin akan mengkristal bila disimpan disuhu
rendah sehingga sebaiknya disimpan di wadah
kedap udara serta udara yang sejuk

Stabilitas : gliserin murni tidak rentan teroksidasi oleh udara


bebas apabila disimpan di tempat biasa namun
akan terurai bila dipanaskan.

Inkompaktibilitas: Gliserin akan meledak apabila dicampurkan


dengan golongan pengoksidasi kuat seperti
kromium trioksida, potasium klorat, dan potasium
permangat. Gliserin akan berubah warna menjadi
gelap bila terkena sinar secara langsung dalam
jangka waktu yang lama serta bila di campurkan
dengan zinc oksida dan bismuth nitrat.
Kontaminasi besi pada gliserin disebabkan apabila
dicampurkan dengan fenol, salisilat, dan tanin.

2.3.2 Tragacant
Rumus Molekul : C6H5COOH
Struktur Kimia :

Berat Jenis : 1,32 g/cm3


Titik Leleh :
Titik Lebur :
pH : 5-6
Pemerian :Berbentuk cairan berwarna bening hingga putih-
kekuningan, kental, tidak berbau, memiliki rasa
yang sepertu muscilago, dan tembus cahaya
Penggunaan :Suspending agent, dan golongan peningkat
viskositas
Kelarutan :Sedikit larut dalam air namun apabila dicampur
akan mengembang dan tidak larut dalam alkohol
Penyimpanan :Disimpan di wadah kedap udara serta udara yang
sejuk

Stabilitas :Bentuk sediaan tragacant baik cair dan serbuk


memiliki kondisi yang stabil. Tragacant dalam
bentuk gel dapat mencegah pertumbuhan mikroba
sehingga dalam formulasi gel dapat berfungsi
sebagai antimikroba. Tragacant sangat stabil pada
pH 4-8 dan tidak kurang dari pH 2.

Inkompaktibilitas: Pada pH 7, dapat menurunkan efektifitas dari


golongan antimikroba seperti benzalkonium
klorida, klorobutanol, dan metil paraben.
Penambahan mineral kuat, asam organik, sodium
klorida, dan alkali dapat mengurangi viskositas
dari tragacant.

2.3.3 Sukrosa
Rumus Molekul : C12H22O11
Struktur Kimia :

Berat Jenis : 342,3 g/cm3


Titik Leleh : 160-186 ⁰C
Titik Lebur :
pH :9
Pemerian : berbentuk kristal tak berwarna kadang berwarna
putih, tidak berbau dan rasa manis
Penggunaan : sebagai pelapis dalam tablet, bahan pembantu
dalam granulasi, suspending agent, bahan pengikat
pada tablet, pengisi kapsul, pengisi tablet,
peningkat viskositas
Kelarutan :Sangat larut dalam air namun sukar larut dalam
kloroform
Penyimpanan : Disimpan di wadah yang tertutup rapat dengan
keadaan sejuk

Stabilitas :Stabil pada suhu kamar dan kelembaban relatif


sedang. Sukorasa akan mengalami karamelisasi
jika di panaskan di atas 160⁰C

Inkompaktibilitas: Bubuk sukrosa akan terkontaminasi dengan


logam berat dan dengan bahan aktif seperti asam
askorbat. Dan juga, akan terkontaminasi dengan
sulfit pada proses pengilangan. Dengan adanya
senyawa sulfit, maka sukrosa akan mengalami
perubahan warna.

2.3.4 Asam Benzoat


Rumus Molekul : C7H6O2
Struktur Kimia :

Berat Jenis : 122,12 g/cm3


Titik Leleh : 122⁰C
Titik Lebur : 249,2 ⁰C
pH :
Pemerian : berbentuk serbuk halus, mengkilat, berwarna
kristal putih – bening, tidak berbau dan berasa
Penggunaan : antimikroba
Kelarutan : larut sangat baik dalam minyak , sukar larut dalam
air.
Penyimpanan : Di wadah tertutup rapat serta udara yang sejuk

Stabilitas : Penambahan sodium azida menambah kestabilan


dari asam benzoat

Inkompaktibilitas: Akan membentuk reaksi fisika bila dicampurka


dengan asam organik seperti alkali dan logam
berat. Keefektifan antimikroba akan menurun bila
berinteraksi dengan kaolin.

2.3.5 Sunset Yellow


Rumus Molekul : C16H10N2Na2O7S2
Struktur Kimia :

Pemerian : berbentuk serbuk halus berwarna merah-


kekuningan apabila dibuat larutan berwarna
kuning terang
Penggunaan : perwarna
Kelarutan : larut dalam air hangat sekitar 60⁰ C
Penyimpanan : Di wadah tertutup rapat serta udara yang sejuk
Inkompaktibilitas: dengan asam askorbat, gelatin dan glukosa
2.3.7 Aquadest
Rumus Molekul : H2O
Struktur Kimia :

Berat Jenis : 18,02 g/cm3


Titik Leleh : 0⁰C
Titik didih : 100 ⁰C
pH :7
Pemerian : berbentuk cair tidak berwarna, berasa dan berbau
Penggunaan : pelarut
Stabilitas : air stabil dalam berbagai bentuk seperti es, cair,
dan gas
Inkompaktibilitas: air akan bereaksi dengan berbagai obat dan
eksipien dengan cara hidrolisis pada suhu tinggi.
Air akan bereaksi dengan cepat apabila
dicampurkan dengan alkali metal, seperti kalsium
oksida dan magnesium oksida. Air juga akan
bereaksi dengan garam andhidrat untuk
membentuk hidrat

3. Alat dan Bahan

Alat Bahan
Timbangan Ibuprofen
Mortir dan stamper Gliserin
Bekker glass Tragacant
Batang pengaduk Sukrosa
Pipet tetes Asam benzoat
pHmeter Sunset yellow
Viskometer stormer Oleum citrii
Mikroskop optik Aquadest
Piknometer
Kaca objek
Tabung reaksi

4. Cara kerja
Mengalibarasi timbangan gr dan mg

Mengalibrasi botol sebesar 150 mL

Menimbang semua bahan-bahan

Memasukkan ibuprofen kedalam mortir , menggerus, kemudian menambahkan


tragacant, aduk ad homogen
Menambahkan aquadest sedikit demi sedikit ( sekitar 10mL terlebih dahulu)
kemudian menambahkan sukrosa , aduk ad homogen

Menambahkan asam benzoat, gerus ad homogen, kemudian menambahkan


sunset yellow dan oleum citrii

Memasukkan kedalam botok kemudian memasukkan kedalam kemasan

5. Data dan Analisis Data


5.1 Penimbangan Bahan

Bahan Persentase Penimbangan Skala Skala Skala


(gr) terkecil lab terbesar
Ibuprofen 5% 7,5 0,25 75 7500
Gliserin 15% 22,5 0,75 22,5 22500
Tragacan 0,2% 300 mg 0,01 0,3 300
t
Sukrosa 25% 37,5 1,25 37,5 37500
Asam 0,1% 150 mg 0,005 0,15 150
benzoat
Sunset 0,001% 15 mg 0,0005 0,015 15
yellow
Oleum 0,001% 15 mg 0,0005 0,015 15
citrii
Aquadest 54,7% 82,05 2,735 82,05 82500

5.2 Hasil Evaluasi Sediaan

Uji Prosedur kerja Hasil


Organolepti Untuk mengetahui dan Formula 1 :
s menilai rasa, warna, dan
bau dari sediaan dengan Formula 2 :
penyimpanan pada suhu
ruang selama 8 minggu
pH Menuangkan sekitar 3 mL Formula 1 :
sediaan ke cawan petri
kemudian memasukkan Formula 2 :
kertas pH universal. Setelah
itu, diamkan beberapa detik
lalu membandingkan warna
kertas dengan pembanding
Viskositas Menuangkan suspensi Formula 1 :
sebanyak 50 mL kedalam
cup lalu mendiamkan Formula 2 :
beberapa saat. Setelah itu, 350 N
menempatkan beban 370 N
(formula 1 ...... dan formula 390 N
2.......) pada penggantung 410 N
kemudian memutar rem 430 N
sehinggan beban akan jatuh 450 N
dan rotor berputar. 430 N
Mencatat waktu untuk 410 N
memutar rotor sebanyak 25 390 N
putaran. 370 N
350 N

Distribusi Meneteskan suspensi ke Formula 1 :


ukuran kaca objek kemudian di
partikel amati di bawah mikroskopo Formula 2 :
optik
Volume Memasukkan suspensi Formula 1 :
sedimentasi kedalam gelas ukur
sebanyak 10 ml, lalu Formula 2 :
membiarkan sediaan
tersimpan. Kemudian,
mengamati endapan yang
terbentuk. Mencatat volume
awal (Vₒ) dan volume akhir
setelah sedimentasi adalah
Vu
Redispersi Menuangkan suspensi ke Formula 1 :
dalam tabung reksi
sebanyak 10mL. Kemudian Formula 2 :
memutar tabung sebesar
180⁰. Perhitungan
berdasarkan jumlah putaran
untuk mendispersikan
kemabli suspensi
Massa jenis Menimbang piknometer Formula 1 :
kosong (A). Kemudian,
memasukkan aquadest Formula 2 :
kedalam piknometer dan
menimbang beratnya (A₁).
Setelah itu membuang
aquadest dan
membersihkan piknometer
kembali lalu memasukkan
suspensi dan
menimbangnya (A₂).

5.3 Analisa Data


5.3.1 Distribusi ukuran partikel
5.3.2 Viskositas

100
RPM = x 60
t

Keterangan :
RPM : rotasi per menit
t : waktu yang dibutuhkan untuk berputar 25 kali

m
ŋ¿ x Kv
RPM
keterangan :
ŋ : viskositas (poise)
m : massa (gr)
Kv : konstanta alat (cp/g s)
5.3.3 volume sedimentasi
Vu
F=
Vo

Keterangan :
F : volume sedimentasi
Vu : volume akhir
Vo : Volume awal

5.3.4 Massa jenis

A ₂− A
ρ= x 1 g/mL
A ₁− A

Keterangan :
Ρ : massa jenis
A₁ : berat air
A₂ : berat suspensi
A : berat piknometer bersih

6. Pembahasan
Pada praktikum ini, pembuatan suspensi dibuat dengan metode mixer,
dimana semua bahan di campur menjadi satu menggunakan alat mixer. Kelompok
kami memilih ibuprofen sebagai bahan aktif untuk sediaan suspensi analgesik.
Ibuprofen merupakan bahan aktif yang praktis tidak larut air sehingga perlu
dilarutkan terlebih dahulu dengan pelarut organik yang praktis larut air. Pelarut
organik yang digunakan yaitu gliserin. Tragacant berfungsi sebagai suspending
agent untuk menjaga kestabilan suspensi agar terhindar dari masalah pembentuka
agregat dan caking. Penambahanya sukrosa berfungsi sebagai pemanis yang dapat
menutupi rasa pahit dari ibuprofen. Fungsi penambahan asam benzoat sebagai
pengawet. Sunset yellow digunakan sebagai perasa dan oleum citrii sebagai
pengaroma.
Evaluasi sediaan : prinsip, cara kerjanya, hasil, seharusnya berapa yang sesuai
standar
Organoleptis
Uji organoleptis baik untuk formula 1 dan 2 memiliki hasil sama yaitu
bentuk sediaan kental, berbusa dan tidak terbentuk endapan. Sediaan berbusa
disebabkan oleh metode pembuatan dengan mixer sehingga ada udara yang
terperangkap didalam sediaan, waktu saat mencampur dengan mixer yang terlalu
lama dan mengembangnya tragacant saat dicampur air yang terlalu banyak. Bau
dari sediaan yaitu jeruk sesuai dengan pengaroma yang diberikan yaiu oleum citrii
serta rasa dari sediaan yaitu jeruk sesuai dengan essence yang ditambahkan.
Kedua formula tetap stabil secara organoleptis dengan penyimpanan selama 8
minggu.
pH
Penentuan nilai pH pada sediaan bertujuan untuk mengetahui nilai pH
pada sediaan agar sesuai dengan rentang pH yang cocok dengan tubuh.
Berdasarkan litelatur yang kami baca bahwa sediaan suspensi yang ideal memiliki
nilai pH sebesar 6,5 – 7,5 karena rentang pH tersebut cocok dengan pH tubuh.
viskometer stormer
Penentuan viskositas bertujuan untuk mengetahui tipe aliran dan
kekentalan dari suatu cairan. Apabila viskositas rendah maka semakin mudah
suspensi dituang namun bila viskositas tinggi maka cairan akan semakin kental
dan susah dituang. Hasil waktu untuk formula 1 yaitu...... sedangkan untuk
formula 2...........

distribusi ukuran partikel


Hasil pada pengukuran partikel menunjukkan bahwa sebagian besar memiliki
ukuran kisaran .... . hal tersebut menunjukkan bahwa ukuran partikel pada sediaan
seragam dan masuk dalam kriteria ukuran partikel ideal yaitu 10-50 mikrometer.
Apabila ukuran partikel terlalu kecil (<3) menyebabkan suspensi mengikuti sitem
dispersi koloid, diaman seharusnya adalah dispersi kasar. Hal ini mengakibatkan
terjadinya interaksi antar partikel yang kemudian membentuk agregat dan
akhirnya caking.
volume sedimentasi
redispersi
Evaluasi redispersi bertujuan untuk mengetahui waktu yang diperlukan
suspensi untuk terdispersi kembali. Pada percobaan ini, suspensi kelompok kami
tidak menunjukkan tanda-tanda adanya dispersi. Hal tersebut dikarenakan bentuk
sediaan kami kental dan berbusa. Seluruh partikel obat yang seharusnya tidak
larut namun larut secara sempurna pada sediaan.
massa jenis

Pada evaluasi penentuan massa jenis,syarat massa jenis suspensi yaitu


>1,00 g/cm, karena pada sediaan suspensi ibuprofen ini pembawa yang digunakan
adalah berupa air. Pada sediaan suspensi, jika pembawa yang digunakan adalah
air, maka massa jenis yang dihasilkan umumnya lebih besar daripada massajenis
pembawanya dan merupakan sifat yang diharapkan

7. Kesimpulan
8. Daftar Pustaka

Diyan, A., Amalia, A., Mayangsari, P., 2015, Laporan Praktikum


Formulasi dan teknologi Sediaan 2 Suspensi, online
(https://www.academia.edu/28725182/LAPORAN_PRAKTIKUM_FORMULASI
_DAN_TEKNOLOGI_SEDIAAN_2_MODUL_I_SUSPENSI), diakses tanggal 7
November 2017
Wahyuni, R., Syofyan, Yunalti, S., Formulasi dan Evaluasi Stabilitas
Fisik Suspensi Ibuprofen Menggunakan Kombinasi Polimer Serbuk Gom Arab
dan Natrium Karboksimetilselulosa, online
(http://www.jurnalfarmasihigea.org/index.php/higea/article/viewFile/158/154),
diakses tanggal 7 November 2017
BAB III
SUPPOSITORIA

1. Tujuan Praktikum
2. Tinjauan Pustaka
2.1 Suppositoria
2.2 Sodium Sulfat
2.3 Bahan Pembantu
2.3.1 Gliserin
Rumus Molekul : C3H8O3
Struktur Kimia :

Berat Jenis : 92,09 g/cm3


Titik Leleh : 176⁰C
Titik Lebur :
pH :
Pemerian : berbentuk cairan bening, kental, tidak berbau,
memiliki rasa yang manis
Penggunaan :antimikroba, emolient, kosolven, emolient,
humektan, plaktizier, pelarut, dan pemanis
Kelarutan : larut dalam air, metanol, etanol 95%, dan
propilen glikol, sedikit larut dalam aseton dan
praktis tidak larut dalam kloroform dan campuran
minyak.
Penyimpanan : gliserin akan mengkristal bila disimpan disuhu
rendah sehingga sebaiknya disimpan di wadah
kedap udara serta udara yang sejuk
Stabilitas : gliserin murni tidak rentan teroksidasi oleh udara
bebas apabila disimpan di tempat biasa namun
akan terurai bila dipanaskan.
Inkompaktibilitas: Gliserin akan meledak apabila dicampurkan
dengan golongan pengoksidasi kuat seperti
kromium trioksida, potasium klorat, dan potasium
permangat. Gliserin akan berubah warna menjadi
gelap bila terkena sinar secara langsung dalam
jangka waktu yang lama serta bila di campurkan
dengan zinc oksida dan bismuth nitrat.
Kontaminasi besi pada gliserin disebabkan
apabila dicampurkan dengan fenol, salisilat, dan
tanin.

2.3.2 Gelatin
Rumus Molekul :
Struktur Kimia :
Berat Jenis :
Titik Leleh :
Titik Lebur :
pH :
Pemerian :
Penggunaan : coating agent pada kapsul, gelling agent,
suspending agent, bahan pengikat pada tablet, dan
peningkat viskositas
Kelarutan : tidak larut dalam air dingin, dapat mengembang
saat di celupkan kedalam air panas dan asam asetat
serta sukar larut dalam etanol.
Penyimpanan : dalam wadah tertutup rapat
Stabilitas : gelatin dalam bentuk serbuk mampu stabil di
udara bebas. Larutan gelatin stabil dalam jangka
waktu yang lama apabila disimpan dalam kondisi
sejuk dan steril. Pada suhu >50⁰C akan mengalami
depolimerisasi dan dapat terjadi penurunan
keefektifannya.
Inkompaktibilitas: berekasi dengan asam, basa, aldehid dan gula
aldehid, polimer anionik dan kationik, ion logam,
plasticizer, pengawet dan surfaktan. Gelatin akan
mengendapy apabila dicampurkan dengan alkohol,
kloroform, eter, garam mercuri, dan asam tanat

2.3.3 Asam Benzoat


Rumus Molekul : C7H6O2
Struktur Kimia :

Berat Jenis : 122,12 g/cm3


Titik Leleh : 122⁰C
Titik Lebur : 249,2 ⁰C
pH :
Pemerian : berbentuk serbuk halus, mengkilat, berwarna
kristal putih – bening, tidak berbau dan berasa
Penggunaan : antimikroba
Kelarutan : larut sangat baik dalam minyak , sukar larut dalam
air.
Penyimpanan : Di wadah tertutup rapat serta udara yang sejuk
Stabilitas : Penambahan sodium azida menambah kestabilan
dari asam benzoat
Inkompaktibilitas: Akan membentuk reaksi fisika bila dicampurka
dengan asam organik seperti alkali dan logam
berat. Keefektifan antimikroba akan menurun bila
berinteraksi dengan kaolin.
2.3.4 Sunset Yellow

Rumus Molekul : C16H10N2Na2O7S2

Struktur Kimia :

Pemerian : berbentuk serbuk halus berwarna merah-


kekuningan apabila dibuat larutan berwarna kuning terang
Penggunaan : perwarna
Kelarutan : larut dalam air hangat sekitar 60⁰ C
Penyimpanan : Di wadah tertutup rapat serta udara yang sejuk
Inkompaktibilitas: dengan asam askorbat, gelatin dan glukosa

3. Alat dan Bahan

Alat Bahan
Timbangan Sodium sulfat
Penangas air Gliserin
Cawan porselen Gelatin
Gelas bekker Asam benzoat
Cetakan suppositoria Karmin
Batang pengaduk

4. Cara Kerja

Mengalibrasi timbangan gr dan mg

Menimbang bahan yang dibutuhkan

Meleburkan gliserin dan gelatin pada suhu 60⁰C sampai seluruh bahan mencair

Setelah melebur, menurunkan bahan tersebut kemudian ditambahkan sodium


sulfat yang sebelum nya sudah digerus terlebih dahulu, mengaduk ad homogen
Menambahkan karmin

Memanaskan cetakan suppositoria kemudian setelah hangat, mengoleskan


cetakan tersebut mengguanakan paraffin

Menuangkan bahan tersbut kedalam cetakan suppositoria dan mendinginkan


nya

Apabila suppositoria sudah membeku, membungkusnya dengan alumunium


foil kemudian memasukkan kedalam kemasan

5. Data dan Analisis Data


5.1 Penimbangan Bahan

Bahan Persentase Penimbangan Skala Skala Skala


(gr) terkecil lab terbesar
Sodium 10 % 0,2 0,02 0,2 200
sulfat
Gliserin 70 % 1,4 0,14 1,4 1400
Gelatin 20 % 0,4 0,04 0,4 400
Asam 0,1 % 0,002 0,0002 0,002 2
benzoat
Karmin 0,001% 0,0002 0,00002 0,0002 0,2

5.2 Hasil Evaluasi Sediaan

Uji Prosedur kerja Hasil


Organolepti Untuk mengetahui dan
s menilai rasa, warna, dan
bau dari sediaan dengan
penyimpanan pada suhu
ruang selama 8 minggu
Kerapatan Membelah suppositoria
secara vertikal. Kemudian,
mengamati bagian dalam
dan luar dari sediaan
Kisaran Mengisi gelas bekker
leleh dengan
6. Pembahasan
Pembuatan sediaan menggunakan tipe apa.
Pada praktikum ini, kelompok kami membuat sediaan suppositoria untuk
antidiare. Metode pembuatan suppositoria yang kami lakukan yaitu metode
cetak tuang atau molding. Langkah-langkah yang dilakukan dalam metode ini
yaitu, melelehkan basis, mencampurkan seluruh bahan (bahan aktif dan bahan
pembantu), menuangkan bahan-bahan yang sudah leleh kedalam cetakan,
menunggu hingga dingin kemudian mengeluarkan suppositoria dari cetakan.
Bahan aktif yang digunakan adalah sodium sulfat karena emiliki efek
antidiare dan memiliki kelarutan yang baik di dalam gliserol/ gliserin. Basis
yang digunakan adalah gliserin dan gelatin. Pada formulasi suppositoria yang
menggunakan gliserin-gelatin dapat dibuat dengan mencampurkan granul
gelatin 20% kedalam glicerin 70% dan di tambahkan pelarut 10%. Asam
bennzoat ditambahkan sebagai pengawet dan sunset yellow sebagai pewarna.
Pembahasan uji2 (prinsip)
Organoleptis
Hasil pengamatan secara organoleptis, suppositoria berbentuk torpedo,
kenyal yang berasal dari gliserin-gelatin, tidak berbau dan berwarna kuning.
Setelah penyimpanan selama ..... minggu tidak ada perubahan bentuk dan juga
konsistensi.
Kerapatan
Hasil uji kerapatan bertujuan untuk melihat distribusi bahan aktif dalam
basis suppositoria. Pembelahan suppositoria secara vertical harus nampak
seragam baik bagian dalam dan luar. Hasil pembelahan menunjukkan tidak ada
celah, lubang, dan bahan aktif terdistribusi merata.
Kisaran leleh
Keseragaman bobot
Bobot suppositoria memiliki rata-rata sebesar ....... gr. Berdasarkan
persyaratan farmakope Indonesia edisi IV menyebutkan bahwa tidak lebih dari
2 suppo yang bobotnya menyimppang dari bobot rata-rata lebih dari % deviasi,
yaitu 5 %. Sehingga bobot suppo kelompok kami sesuai dengan persyaratan.
Waktu hancur
Kerapuhan
7. Kesimpulan
8. Daftar Pustaka

Anda mungkin juga menyukai