Anda di halaman 1dari 22

PROTAP VALIDASI PROSEDUR PEMBERSIHAN

DAN PROTOKOL VALIDASI PEMBERSIHAN


MESIN MIXER

guna memenuhi tugas mata kuliah Validasi

Disusun Oleh:

Iskandar P. A. Siregar 192211101016


Mohammad Zulfikar Arif 192211101033
Muhammad Fantoni 192211101049
Joppy Setiawan 192211101080
Bagus Tri Laksono 192211101082
Noer Sidqi Muhammadiy 192211101083
Lilis Amongsari 192211101085

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN APOTEKER


ANGKATAN 11
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS JEMBER
2019
PROTAP VALIDASI PROSEDUR PEMBERSIHAN

PT Apoteker 11 Unej

No. Dokumen : 01 Halaman : 1 dari 11

PROSEDUR TETAP
VALIDASI PROSEDUR PEMBERSIHAN

Bagian Nama Tanda Tangan Tanggal

Joppy Setiawan S.Farm.,


Pemastian Mutu 10 Oktober 2019
M.Farm., Apt.

Diperiksa oleh :
Supervisor Nama Tanda Tangan Tanggal

Bagus Tri Laksono S.Farm.,


Pengawasan Mutu 9 Oktober 2019
M.Farm., Apt

Joppy Setiawan S.Farm.,


Pemastian Mutu 9 Oktober 2019
M.Farm., Apt.

Zulfikar Arif S.Fam.,


Produksi 8 Oktober 2019
M.Farm., Apt

Teknik Siyfa Ahmad S.T., M.T 8 Oktober 2019

Disetujui oleh :
Kepala Bagian Nama Tanda Tangan Tanggal

Bagus Tri Laksono S.Farm.,


Pengawasan Mutu 10 Oktober 2019
M.Farm., Apt

Teknik Siyfa Ahmad S.T., M.T 9 Oktober 2019

Zulfikar Arif S.Fam.,


Produksi 9 Oktober 2019
M.Farm., Apt

Joppy Setiawan S.Farm.,


Pemastian Mutu 10 Oktober 2019
M.Farm., Apt

Distribusi Dokumen:
Asli : Kepala Bagian Pemastian Mutu
Kopi No. 1 : Laboratorium Pengujian Mikrobiologi
Kopi No. 2 : Laboratorium Fisika & Kimia
Kopi No. 3 : Departemen Produksi
Kopi No. 4 : Departemen Teknik
PT Apoteker 11 Unej

No. Dokumen : 01 Halaman : 2 dari 11

PROSEDUR TETAP
VALIDASI PROSEDUR PEMBERSIHAN

1. TUJUAN
Menyediakan bukti bahwa prosedur yang ditetapkan untuk membersihkan suatu
peralatan pengolahan, hingga pengemasan primer mampu membersihkan sisa bahan
aktif obat dan deterjen yang digunakan untuk proses pencucian dan juga dapat
mengendalikan cemaran mikroba pada tingkat yang dapat diterima.

2. RUANG LINGKUP
Protap ini berlaku untuk prosedur peralatan pengolahan dan pengemasan primer yang
dioperasikan di pabrik PT Apoteker 11 Unej ini.

3. TANGGUNG JAWAB
3.1. Supervisor Produksi
3.1.1 Memberikan pelatihan prosedur pembersihan peralatan kepada operator.
3.1.2 Menjamin bahwa peralatan dibersihkan sesuai prosedur yang telah
ditetapkan dan disetujui.
3.1.3 Mengoordinasikan jadwal aktivitas validasi prosedur pembersihannya
setelah pemakaian produksi atau pengemasan produk yang dijadikan obyek
penanda.
3.2. Supervisor Laboratorium Pengawasan Mutu
3.2.1. Memastikan tersedianya prosedur analisis tervalidasi
3.2.2. Memberikan pelatihan kepada analis yang ditugaskan
3.2.3. Memberikan tugas pengambilan dan melakukan pengujian contoh dilakukan
oleh analis yang terlatih untuk pengujian fisika, kimia maupun mikrobiologi
untuk cemaran mikroba.
3.2.4. Menyiapkan laporan hasil pengujian bersama bagian Pemastian Mutu.
3.3. Supervisor Pemastian Mutu
3.3.1. Memantau jadwal sesuai matriks Kajian Risiko untuk menentukan penanda
cemaran sisa bahan aktif obat.
PT Apoteker 11 Unej

No. Dokumen : 01 Halaman : 3 dari 11

PROSEDUR TETAP
VALIDASI PROSEDUR PEMBERSIHAN

3.3.2. Menyiapkan Protokol dan Laporan Validasi Prosedur Pembersihan


bersama bagian Produksi dan Teknik.
3.4. Supervisor Teknik
Memberikan bantuan dalam menyiapkan perhitungan total luas permukaan
peralatan yang kontak langsung dengan produk yang mengandung bahan aktif obat
yang diperlukan untuk pembuatan protokol dan laporan.
3.5. Manajer Produksi, Teknik, Pengawasan Mutu dan Pemastian Mutu
Melakukan evaluasi dan menyetujui Protokol dan Laporan validasi Prosedur
Pembersihan serta bertanggung jawab melakukan tindakan lanjut yang diperlukan
sesuai hasil validasi

4. PROSEDUR
4.1. Prinsip
Tersedianya prosedur pembersihan yang efektif untuk membersihkan peralatan
pengolahan hingga pengemasan primer adalah penting untuk mencegah risiko
kontaminasi silang terhadap produk berikutnya yang diproduksi di peralatan yang
sama.

Kontaminasi dapat bersumber dari:


 bahan aktif obat dari produk sebelumnya
 bahan pembersih / deterjen
 mikroba dari lingkungan
 bahan lain (debu, pelumas)

Pembersihan dilakukan setelah pembuatan ataupun pengemasan suatu produk.


Hasil pembersihan efektif akan menghilangkan sisa cemaran bahan aktif obat sisa
deterjen maupun tingkat cemaran mikroba bila mengikuti prosedur yang telah
divalidasi.
PT Apoteker 11 Unej

No. Dokumen : 01 Halaman : 4 dari 11

PROSEDUR TETAP
VALIDASI PROSEDUR PEMBERSIHAN

Setelah zat penanda (marker) ditetapkan sesuai tingkat kelarutan maupun


toksisitasnya, maka prosedur penetapan kadar residu disiapkan dan divalidasi.
Pengamatan dan pengujian dilakukan terhadap:
 Pengamatan secara visual kebersihan permukaan alat yang kontak langsung
dengan produk
 Kualitas air bilasan akhir
 Residu yang diambil secara usap dan / atau bilas
 Cemaran mikroba pada permukaan alat yang kontak dengan produk.

4.2. Metode Pengambilan Sampel


a. Cara Usap
Area sampel secara usap ditentukan secara seksama, sehingga dapat mewakili
seluruh permukaan alat. Pengambilan sampel dengan cara usap menggunakan
batang usap yang dibasahi pelarut secara langsung dapat menyerap residu
dari permukaan alat. Jenis pelarut yang digunakan tergantung dari sifat fisik
dan kimia residu. Pelarut yang sering digunakan antara lain adalah air, etanol
dan heksan. Sebelum mengambil sampel secara usap lakukan uji perolehan
kembali (recovery) dengan larutan yang telah diketahui kadarnya yang
dikeringkan pada sebidang area seluas yaitu (5 x 5) cm2, kemudian setelah
diambil secara usap periksa menggunakan metode analisis yang ditetapkan.

b. Cara Bilas
Untuk memeroleh sampel bilasan (rinse sample) gunakan pelarut yang
diketahui jumlahnya. Pelarut untuk sampel bilasan dapat digunakan pelarut
organik seperti etanol atau Air Murni.
PT Apoteker 11 Unej

No. Dokumen : 01 Halaman : 5 dari 11

PROSEDUR TETAP
VALIDASI PROSEDUR PEMBERSIHAN

Kelebihan dari metode ini adalah bila dikerjakan dengan benar, hasil
pengujiannya mencerminkan kondisi seluruh permukaan alat. Kekurangannya
adalah ada kemungkinan tidak seluruh bahan larut dalam pelarut yang
digunakan sehingga tidak terdeteksi seluruhnya.

Recovery minimum 80%.


PT Apoteker 11 Unej

No. Dokumen : 01 Halaman : 6 dari 11

PROSEDUR TETAP
VALIDASI PROSEDUR PEMBERSIHAN

4.3. Kriteria Keberterimaan


Kriteria keberterimaan ditetapkan secara rasional berdasarkan risiko terbawanya
sisa bahan aktif obat ke produk lain berikutnya serta risiko cemaran mikroba.
a. Kebersihan secara visual
Kriteria: tidak tampak sisa pengotor di permukaan peralatan setelah
pembersihan yang mungkin mencemari produk berikutnya.
b. Tingkat cemaran bahan aktif obat
Bila lebih dari satu produk diproses dengan peralatan yang sama, Batas
ditetapkan sebagai Maximum Allowable Carryover (MACO) untuk penetapan
residu bahan aktif obat.

Penetapan Batas Cemaran


Batas paling ketat diambil berdasarkan ketentuan:
1. Dosis terapetik harian
Bila dosis perhari dari produk yang dibuat berikutnya dan produk yang
dibuat sebelum pencucian alat diketahui, maka perhitungan MACO
diperhitungkan sebagai bagian dari Minimum Single Dose (MSD) dari
produk (X) yang akan dihilangkan dalam Maximum Daily Dose (MDD)

1 MSD( X ) 106 mg
MACOT 
SF MDD(Y ) kg
dari produk berikutnya (Y):
MACOT : Maximum Allowable Carry Over dihitung pada dosis
terapetik (mg/kg)
MSD : Minimum Single Dose (MSD) dari produk (X) yang harus
dihilangkan MDD : Maximum daily Dose (MDD) dari produk
berikutnya (Y) x berat unit
dosis dalam mg
: Safety Factor (SF), sebagai penetapan batas keamanan yang tepat
SF (lihat tabel di bawah).
10 6 : Faktor konversi (mg --> kg)

Bentuk Sediaan Safety Factor


Topikal 10 - 100
Oral 100 – 1.000
Injeksi /
ophthalmic / 1.000 –
Inhalasi 10.000
PT Apoteker 11 Unej

No. Dokumen : 01 Halaman : 7 dari 11

PROSEDUR TETAP
VALIDASI PROSEDUR PEMBERSIHAN

2. Data toksisitas
Catatan Umum: menghasilkan angka carry over yang sangat tinggi dan
tidak dapat diterima, MACO dibatasi pada 1000 mg/kg.
Data toksisitas dapat digunakan untuk menghitung MACO jika dosis
terapetik tidak tersedia (misal untuk bahan antara atau prekursor).
Dihitung dengan persamaan berikut:

ADI( X ) x 106 mg
MACOTox 
MDD(Y ) kg

1
ADI  x NOEL (mg)
SF

ADI : Acceptable Daily Intake dari produk (X) yang akan


dihilangkan (mg) NOEL : No Observable Effect Level (mg)

3. Batas Umum 10 ppm


Secara umum, tidak lebih dari 10 mg/kg (= 10 ppm) zat penanda (marker)
yang harus dibersihkan dari produk sebelumnya.
4. Batas visual
Batas visual ditetapkan 100 µg/ 25 cm2.
5. Deterjen
Gunakan deterjen dengan komposisi yang diketahui. Bila tidak diketahui,
deterjen food grade dipilih yang diketahui tingkat toksisitasnya.
Batas residu deterjen adalah sebagai berikut:
 Jika LD50 dari deterjen diketahui dan maximum daily dose dari
produk berikutnya tersedia, MACO dapat dihitung dengan
perhitungan NOEL dan ADI seperti penjelasan pada butir 2 di atas
(data toksisitas).
 Jika tidak ada data untuk maximum daily dose dari produk
berikutnya, MACO dari deterjen food grade dibatasi menjadi 10
mg/kg (produksi produk jadi dan API tanpa tahap pemurnian
selanjutnya) atau 100 mg/kg (produksi API).
PT Apoteker 11 Unej

No. Dokumen : 01 Halaman : 8 dari 11

PROSEDUR TETAP
VALIDASI PROSEDUR PEMBERSIHAN

 Batas residu untuk deterjen dapat juga ditetapkan dengan cara


TOC.

c. Batas Cemaran Mikroba (MAML: Maximum Allowable Microbial Limits)


Batas Cemaran Mikroba dihitung dengan mengacu pada ukuran Contoh
seluas 25 cm². Batas berikut dipakai sebagai acuan:

Produk Cawan Kontak atau Cara Usap Air Bilasan


Oral Secara umum:
a. < 10 % dari batas mikroba tertentu dari produk Tidak
berikutnya, dihitung untuk ukuran bets minimum melewati
dan total luas permukaan dari alat (MAML, lihat batas kualitas
6.3) air yang
b. Namun dalam kasus jika lebih dari: digunakan
 Total viable aerobic counts: < 50 cfu/25 cm2 untuk
 Jamur & Kapang: < 10 cfu/25 cm2 pembilasan
 Mikroorganisme tertentu: tidak ada E. coli, (air murni)
Salmonella, S. aureus, P. aeruginosa

5. PELAKSANAAN
a. Validasi pembersihan dilakukan sebanyak tiga kali berurutan untuk produk dengan
bahan aktif obat penanda sesuai jadwal yang ditentukan pada rencana induk validasi
pembersihan dan mengikuti protokol.
b. Lakukan pencatatan dan penentuan terhadap beberapa waktu tunggu / hold time
seperti:
i. Waktu tunggu kotor (dirty hold time) adalah waktu tunggu mesin dibiarkan
dalam keadan kotor
ii. Waktu tunggu bersih (clean hold time) adalah waktu keabsahan dari status
bersih. Waktu mulai mesin dalam keadaan bersih sampai waktu pembersihan
selanjutnya.
PT Apoteker 11 Unej

No. Dokumen : 01 Halaman : 9 dari 11

PROSEDUR TETAP
VALIDASI PROSEDUR PEMBERSIHAN

6. PROTOKOL VALIDASI PROSEDUR PEMBERSIHAN


Protokol validasi memuat paling sedikit:
 Tujuan,
 Ruang lingkup,
 Tim yang terlibat,
 Kriteria keberterimaan,
 Metode analisis yang tervalidasi,
 Metode pengambilan sampel dan pengujian:
1. Cara Usap
a. Bersihkan kapas usap dengan merendam dalam methanol / pelarut
sesuai validasi metode selama 5 menit, sonifikasi dan peras.
b. Pada saat pengambilan sampel, basahkan kapas usap dalam metanol
/ pelarut sesuai validasi, peras kelebihan pelarut dengan menekan di
bibir bagian dalam wadah.
c. Sampel diambil di area kritis sesuai protokol.
 Letakkan bingkai SS 5 x 5 cm di area yang akan diusap.
 Usap luas area yang ditentukan sesuai arah berikut:

5cm

5cm
 Masukkan kembali kapas usap ke dalam tabung bersih, tutup.
d. Sampel di uji dengan metode analisis yang telah divalidasi.
PT Apoteker 11 Unej

No. Dokumen : 01 Halaman : 10 dari 11

PROSEDUR TETAP
VALIDASI PROSEDUR PEMBERSIHAN

2. Cara Bilas
Sampel air bilasan:
 Kumpulkan 500 ml air bilasan terakhir dan 500 ml secara aseptis untuk uji
cemaran mikroba.
 Ambil juga sampel Air Murni yang digunakan untuk membilas sebagai
pembanding.

Air bilasan diuji terhadap parameter pH, konduktivitas, logam berat, nitrat, TOC,
cemaran mikroba dan dibandingkan dengan kualitas air murni yang digunakan
dalam pembilasan.
3. Cemaran mikroba di permukaan alat.
Pemakaian Rodac plates berisi media yang sesuai (misal SBDC) atau teknik usap
yang direkomendasikan untuk mengevaluasi tingkat cemaran mikroba

7. LAPORAN VALIDASI PROSEDUR PEMBERSIHAN


Laporan Validasi memuat:
 Hasil pengujian yang dilaksanakan sesuai protokol.
 Evaluasi dan perbandingan terhadap hasil uji yang diharapkan dari kriteria
keberterimaan.
 Evaluasi terhadap adanya penyimpangan dari protokol serta tindakan koreksi
yang diambil.
 Daftar referensi bila diperlukan.
 Laporan dievaluasi dan disetujui oleh Manajer Produksi, Teknik dan Pemastian
Mutu.
PT Apoteker 11 Unej

No. Dokumen : 01 Halaman : 11 dari 11

PROSEDUR TETAP
VALIDASI PROSEDUR PEMBERSIHAN

8. PENGENDALIAN PERUBAHAN
Setiap perubahan prosedur pembersihan pencucian alat dikelola melalui
mekanisme perubahan terkendali.

9. RIWAYAT PERUBAHAN

Versi No. Tanggal Berlaku Alasan


01 220102005 10/10/2019 Yang pertama
02 220102006 - -
PROTOKOL VALIDASI PEMBERSIHAN MESIN
MIXER

PT Apoteker 11 Unej Tanggal : 10 Oktober 2019


No. Protokol : 220102005
No. Revisi : 220102006
Tgl. Berlaku : 10 Oktober 2019

PROTOKOL VALIDASI PEMBERSIHAN


MESIN FLUIDIZED BED DRYER

Disusun oleh Tanda tangan Tanggal

Nama:
Lilis Amongsari, 10 Oktober 2019
S.Farm., Apt

Diperiksa oleh

Nama :
Kepala Bagian Produksi
10 Oktober 2019
Zulfikar Arif S.Fam.,
M.Farm., Apt

Nama :
Kepala Bagian Teknik 10 Oktober 2019
Siyfa Ahmad S.T., M.T

Nama :
Kepala Pabrik
10 Oktober 2019
Iskandar Parlin,
S.Farm., Apt

Disetujui oleh

Nama :
Kepala Bagian
Pemastian Mutu 10 Oktober 2019
Joppy Setiawan S.Farm.,
M.Farm., Apt
DAFTAR
ISI
Bab Isi halaman

1. Tujuan 1

2. Ruang Lingkup 1

3. Tanggung Jawab 1

4. Kriteria Keberterimaan 2

5. Metode Analisis 2

6. Prosedur 2

7. Kesimpulan dan Langkah Perbaikan (bila diperlukan) 2

8. Lampiran 3
Halaman 1 dari 3
1. Tujuan
1.1 Untuk membuat bukti tertulis efektifitas pembersihan dari prosedur pembersihan
untuk mencapai batas residu yang telah ditetapkan.
1.2 Untuk membuktikan bahwa prosedur pembersihan tersebut dapat diterapkan
secara konsisten akan memberi hasil yang sama.
1.3 Untuk membuktikan dan mendokumentasi bahwa prosedur pembersihan Mixer
Powder Machine Type V50 Pharmaceutical V no. 123 setelah digunakan untuk
mencampur serbuk untuk pembuatan Tablet Tiamfenikol efektif untuk mengurangi
residu Glibenklamida serta sisa deterjen dan cemaran mikroba hingga batas yang
telah ditetapkan.

2. Ruang Lingkup
Validasi ini hanya mencakup validasi untuk proses pembersihan Mixer Powder Machine
sesuai prosedur pembersihan Protap No: 220102005 yang digunakan untuk produk
Tiamfenikol, Dexametashon, Ketoprofen dan Asam mefenamat.
Berdasarkan hasil Analisis Risiko Penggunaan Alat Mixer Powder Machine Type V50
Pharmaceutical V no. 123 dinyatakan bahwa Tiamfenikol merupakan produk yang
paling tinggi risikonya.

3. Tanggung Jawab
3.1 Supervisor Produk Padat
3.1.1 Memastikan bahwa Mixer Powder Machine Type V50 Pharmaceutical V no.
123 telah dibersihkan sesuai dengan Protap Pembersihan Mixer Powder
Machine No. 220102005
3.1.2 Memberikan pelatihan dan mengawasi cara pengambilan sampel bilasan
maupun cara usap bagi tiap alat sesuai dengan kebutuhan.
3.1.3 Mengambil sampel dan mengirimkannya ke Lab. Pengawasan Mutu
3.2 Supervisor Laboratorium Pengawasan Mutu
3.2.1 Bertanggung jawab untuk melakukan validasi prosedur pengujian yang
digunakan untuk menguji residu bahan aktif obat dan deterjen.
3.2.2 Menguji semua sampel menggunakan prosedur yang telah tervalidasi.
3.2.3 Mengambil sampel untuk pengujian mikrobiologis.
3.3 Teknisi Bagian Teknik
3.3.1 Bertanggung jawab untuk membantu karyawan / operator produksi dalam
melaksanakan validasi pembersihan.
3.4 Supervisor Laboratorium Mikrobiologi
3.4.1 Bertanggung jawab untuk melakukan validasi prosedur pemeriksaan yang
digunakan untuk pemeriksaan dan penghitungan kontaminasi mikroba.
3.4.2 Memeriksa sampel menggunakan prosedur yang telah tervalidasi.
3.5 Supervisor Pemastian Mutu
3.5.1 Bertanggung jawab untuk menyusun protokol dan laporan validasi
pembersihan.
3.5.2 Mengawasi pelaksanaan validasi sesuai dengan yang telah ditetapkan pada
protokol.
3.6 Manajer Produksi, Manajer Teknik dan Manajer Pengawasan Mutu / Pemastian
Mutu
3.6.1 Bertanggung jawab untuk memeriksa protokol dan laporan validasi.
3.6.2 Bertanggung jawab untuk menerapkan semua rekomendasi yang diperoleh
dari hasil validasi pembersihan tersebut.
Halaman 2 dari 3

4. Kriteria Keberterimaan
Sesuai dengan perhitungan MACO.

5. Metode Analisis
Pengujian sampel menggunakan metode analisis Tablet Tiamfenikol No.
220102005 telah divalidasi.

6. Prosedur
6.1 Lakukan pembersihan alat, sesuai Protap Pembersihan Mixer Powder Machine No.
220102005 setelah alat tersebut digunakan untuk mencampur serbuk untuk
pembuatan Tablet Tiamfenikol.
6.2 Lakukan pemeriksaan secara visual terhadap dinding bagian dalam, kantung filter
debu dan komponen lain yang bersentuhan dengan produk menggunakan dan
mengisi daftar periksa yang tersedia (lihat Lampiran 1. Formulir Pemeriksaan
Kebersihan Alat Secara Visual).
6.3 Lakukan pengambilan sampel untuk pemeriksaan residu Tiamfenikol sebagai
berikut:
6.3.1 Usapkan batang usap yang telah dibasahi dengan propilenglikol pada
dinding bagian dalam alat (pada sela-sela yang sulit dibersihkan) dan
(apabila tidak menggunakan kantung filter debu terpisah) permukaan dalam
kantung filter debu dari alat yang sudah dibersihkan (lihat Lampiran 2.
Formulir Pengambilan Sampel dengan Cara Usap dan Gambar Titik
Pengambilan Sampel).
6.3.2 Masukkan batang usap ke dalam vial atau tabung reaksi, tutup rapat
dengan penutup plastik atau karet.
6.3.3 Kirim sampel ke Laboratorium Pengawasan Mutu
6.4 Pengambilan sampel untuk pemeriksaan sisa deterjen dilakukan sebagai berikut:
6.4.1 Bilas dengan Air Murni dinding bagian dalam alat dan kantung penyaring
debu yang telah dibersihkan.
6.4.2 Ambil dan tampung air bilasan tersebut sebanyak 500 ml dan masukkan ke
dalam botol yang telah disediakan. Tutup rapat dengan penutup plastik atau
karet.
6.4.3 Kirimkan sampel segera ke Laboratorium Pengawasan Mutu
6.5 Pengambilan sampel untuk pemeriksaan mikrobiologis dilakukan sebagai berikut:
6.5.1 Buka tutup "Rodac plate".
6.5.2 Tempelkan permukaan agar "Rodac plate" pada dinding bagian dalam
tabung, selama ± 2 menit (lihat Lampiran 2. Blanko Pengambilan Sampel
dengan Cara Usap).
6.5.3 Tutup segera "Rodac plate" tersebut.
6.5.4 Kirim "Rodac plate" ke Laboratorium Mikrobiologi.

7. Kesimpulan dan Langkah Perbaikan (Bila Diperlukan)


7.1 Bila hasil pengujian terhadap sampel yang diambil dari Mixer Powder Machine
menunjukkan jumlah cemaran kimia, deterjen maupun mikroba di bawah batas
yang telah ditetapkan maka Protap Pembersihan Mixer Powder Machine No:123
dapat digunakan dan dinyatakan tervalidasi.
7.2 Bila hasil pengujian melampaui persyaratan yang telah ditetapkan maka Protap
Pembersihan Mixer Powder Machine No: 123 harus dikaji ulang dan diperbaiki,
Halaman 3 dari 3

untuk direvalidasi sebelum Protap Pembersihan tersebut dinyatakan layak untuk


digunakan.

8. Lampiran
8.1 Lampiran 1. Hasil Analisis Risiko Penggunaan Alat Mixer Powder Machine
8.2 Lampiran 2. Formulir Pengambilan Sampel dengan Cara Usap
8.3 Lampiran 3. Formulir Pengambilan Sampel Bilasan Akhir
8.4 Lampiran 4. Monitoring Pemantauan Validasi Pembersihan
8.5 Lampiran 5. Formulir Pemeriksaan Kebersihan Alat Secara Visual
8.6 Lampiran 6. Lembar Kerja Matriks Lokasi Sampel dan Hasil Pengujian
8.7 Lampiran 7. Gambar Titik Pengambilan Sampel

Dalam Contoh ini Lampiran No. 1, 3 s/d 7 tidak disertakan.


Lampiran 2

Formulir Pengambilan Sampel dengan Cara Usap

Area Total Pengambilan Sampel


Nama Peralatan Gambar Area Permukaan Alat
(cm²) metode kode area (cm²)

V50 Pharmaceutical 160


V Mixer Powder 0
300 = {2 x 80 x (300+160)}
Machine 1909,12 usap S1-1 25 cm²
= 1909,12 cm²
Bagian luar

S1-1
- 599 -

= 2 x r1 x t
Bagan dalam tabung 160 = 2 x80x300 1507,20 usap S1-2 25 cm²
= 1507,20 cm²

S1-2
Area Total Pengambilan Sampel
Nama Peralatan Gambar Area Permukaan Alat
(cm²) metode kode area (cm²)

Luas kontak Area


80 =  (r1² - r2²)
Bagian baling baling =  (80.150² - 40.150²) 2826000 usap S1-3 25 cm²
40 = 2826000mm²
= 28260cm²
- 600 -

S1-3
Area Total Pengambilan Sampel
Nama Peralatan Gambar Area Permukaan Alat
(cm²) metode kode area (cm²)

Luas kontak Area


=  r1²
Outlet valve 200.96 usap S1-3
= 3.14 (80mm)²
= 200.96 cm²
S1-3

(lubang inspeksi) d1= 80mm


= 1/2(r1 + r2) s
= 3.14
(160mm+80mm)/2x40
= 150.72 mm²

Inlet valve 200.96 usap S1-4


S1-4 =  r22
= 3.14 (40mm)2
= 50.24 mm2
usap S1-5
=dh
FDI (Menara) =  x 120 x 103 38830.1
= 38830.1 cm²
usap S1-6

Area sampling tutup


semprotan:
(tutup penyemprot) W = 17 cm L = 52 cm =wxl usap S1-7
= 17 x 52
= 884.0 cm2
MATRIKS PENGELOMPOKAN VALIDASI PROSEDUR PEMBERSIHAN MENURUT NILAI RISIKO

Aktivitas
Tingkat Kelarutan dalam air (mudah Angka
Biologik
Kekuat- dibersihkan) (Z) kemungkinan
Mesin (Dosis Toksisitas
Produk Zat Aktif an resiko (RPN)
Produksi terapetik (LD50)
(mg) Pelarut Pelarut B (X) x (Y) x
terkecil) (Y) Pelarut C
A (Air) (Etanol) (Z)
(X)
Larut dalam
Asam 250 740 mg/kg Tidak larut
A 500 Sukar larut larutan alkali 18
Mefenamat (6) (3) (1)
hidroksidda

V50 Mudah larut


Sedikit
Pharma- 500 5000 mg/kg dalam
B Tiamfenikol 500 Larut Mudah larut 256
ceutical (8) (8) propilen
(4)
V Mixer glikol
Powder
Machine 0,25 3000 mg/kg Tidak larut Sukar larut
C Dexamethasone 0,5 Agak sukar 6
(1) (6) (1) kloroform

Larut di
25 62.4 mg/kg Tidak larut
D Ketoprofen 100 Larut aseton dan 3
(3) (1) (1)
diklorometan

Kesimpulan:
Dari matriks pengelompokan validasi prosedur pembersihan menurut nilai risiko diperoleh produk Tiamfenikol memiliki nilai RPN tertinggi
dan akan digunakan sebagai produk uji untuk validasi proses pembersihan.

Anda mungkin juga menyukai