Disusun oleh :
Kelompok 4
Kelas F
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur atas kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat-Nya kepada
penyusun serta salawat beserta salam kepada nabi besar Muhammad SAW sehingga
penyusun dapat menyelesaikan Laporan Praktikum Mata Kuliah Toksikologi berjudul “Uji
Fitotoksisitas Insektisida Pestor 2002 Ec Terhadap Tanaman Cabai”
Penyusunan makalah ini dilakukan untuk mengetahui tingkat toksik pada tanaman
cabai yang sudah diaplikasikan insektisida berbagai konsentrasi dan besaran persentase dari
gejala yang ditimbukan serta sebagai salah satu syarat dalam memenuhi nilai akhir mata
kuliah Toksikologi Lingkungan yang diampu oleh Vira Kusuma Dewi SP., M.Sc., Ph.D. ,
Dr.Ir. Toto Sunarto, MP., dan Dr.Ir.H. Tohidin, MS.
Selain itu, kami ucapkan terimakasih kepada berbagai pihak yang telah membantu dan
mendukung pencarian data dan penyusunan makalah ini. Kami pun memohon maaf kepada
semua pihak yang membaca apabila masih terdapat kekurangan dalam penyusunan makalah
ini. Maka kritik dan saran diharapkan untuk perbaikan kedepannya.
Penyusun
2
DAFTAR ISI
3
BAB I
PENDAHULUAN
1.2 Tujuan
Praktikum dan penyusunan laporan dilakukan untuk dapat menyiapkan dan melakukan
pengujian insektisida serta gejala yang ditimbulkan dengan menghitung besaran
persentase dari nilai luas relatif bercak nekrotik daun akibat insektisida yang
diaplikasikan terhadap tanaman cabai.
4
BAB II
METODELOGI PRAKTIKUM
5
7. Mengaplikasikan perlakuan yang sudah dibuat ke setiap tanaman dengan
menggunakan handsprayer sampai kondisi tanaman basah (kurang lebih sebanyak 10
semprotan)
8. Simpan tanaman di tempat yang terbuka dan terkena sinar matahari
9. Melakukan pengamatan sebanyak dua kali pada 3 HSA dan 7 HSA dengan mengamati
gejala nekrotik yang ditimbulkan pada daun, jumlah dan diameter bercak, dan
menggambarkannya pada kertas milimeter blok.
6
2.5 Analisis Data
Untuk menentukan volume insektisida yang digunakan pada berbagai perlakuan dapat
dihitung dengan cara :
1. Perlakuan 10 ml/L memiliki arti bahwa insektisida yang digunakan sebanyak 10 ml
dan air sebanyak 990 ml.
2. Perlakuan 7,5 ml/L memiliki arti bahwa insektisida yang digunakan sebanyak 7,5
ml dan air sebanyak 992,5 ml.
3. Perlakuan 5 ml/L memiliki arti bahwa insektisida yang digunakan sebanyak 5 ml
dan air sebanyak 995 ml.
4. Untuk perlakuan methanol 0,5%, komposisi air yang dibutuhkan dihitung
menggunakan rumus konsentrasi, yaitu :
V1 x N1 = V2 x N2
V1 x 0,5% = 5 ml x 96%
V1 = 960 ml
Jadi, komposisi yang digunakan yaitu 955 ml air + 5 ml methanol 96%
Analisis data yang digunakan berupa pengamatan jumlah dan diameter nekrotik yang
ditimbulkan pada tanaman bergejala dan melakukan perhitungan melalui rumus :
Luas bercak
Luas relatif bercak nekrotik (LR) = x 100%
Luas daun
7
BAB III
Pengamatan dilakukan pada saat 3 dan 7 hari setelah aplikasi insektisida pada tanaman
dengan hasil yang didapat berupa :
Air - 11 - -
7 Methanol - 5 - -
0,5%
8
bergejala bergejala
1 - 1,42 - -
10 ml/L
2 - 7,5 - -
3 - 14,45 - -
7,5 ml/L
4 4 dari 10 5,76 3 dari 11 8,59
5 - - - -
5 ml/L
6 - 2,8 - -
Air - 12,55 - -
7 Methanol - 5,88 - -
0,5%
Pada pengamatan 7 HSA ini daun yang pada awalnya tidak terkena gejala nekrotik
menjadi daun yang mati sehingga daun ditangkainya itu mengilang. Hal ini dapat diakibatkan
bahwa uji fitotoksisitas dengan menggunakan insektisida pestor 2002 EC dengan perlakuan
7,5 ml/L ini mengakibatkan tanaman cabai pada 7 HSA telah terkena efek keracunan.
Uji Fitotoksisitas merupakan suatu uji untuk mengetahui sifat dari suatu tanaman akan potensi
pestisida untuk menimbulkan efek keracunan bagi tanaman yang ditandai dengan
pertumbuhan yang abnormal setelah aplikasi pestisida. Uji Fitotoksisitas dengan
menggunakan insektisida jenis Pestor 2002 EC terhadap tanaman cabai ini dilakukan dengna
penggunaan berbagai konsentrasi dan dilakukan ulangan sebanyak 2 kali.
Fitotoksisitas yang berpengaruh terhadap kerusakan jaringan, organ maupun system tubuh
dapat dipengaruhi oleh tingkat dosis pestisida yang diberikan. Penggunaan berbagai dosis zat
kimia akan menimbulkan kerusakan jaringan pada makhluk hidup baik dalam konsentrasi
yang besar maupun kecil. Zat kimia yang kurang toksik tidak dapat menimbulkan gangguan
walapun makhluk hidup terpapar dengan dosis yang besar (Harianto, 2009).
9
Konsentrasi insektisida yang berlebih juga berpengaruh pada penurunan tinggi
tanaman secara siginifikan. Penurunan tinggi tanaman diduga disebabkan oleh mutasi pada
jaringan batang yang disemprotkan pestisida. Pengaruh lainnya dari tingginya konsentrasi
insektida yang diberikan yaitu mengakibakan semakin lambatnya tanaman memasuki fase
generative yang menyebabkan tanaman lambat untuk berbunga. Bentuk dan ukuran daun
tidak berpengaruh secara nyata tetapi cenderung semakin lebar meskipun tidak konstan hal ini
dikarenakan mutasi dapat menyebabkan ukuran daun semakin besar
10
DAFTAR PUSTAKA
Kardinan, A. 2002. Pestisida Nabati: Ramuan dan Aplikasi. Jakarta : Penebar Swadaya.
Thamrin, M., Asikin, S., Mukhlis dan Budiman, A. 2005. Potensi Ekstrak Flora Lahan Rawa
sebagai Pestisida Nabati. Balai Penelitian Pertanian Lahan Rawa. Kalimantan
Tengah.
v
LAMPIRAN DOKUMENTASI
Gambar 1. Hasil penggambaran daun yang bergejala nekrotik pada tanaman 1 dan 2 berumur 3 HSA pada
kertas milimeter blok
(Sumber : Dokumentasi pribadi)
vi
Gambar 4. Hasil penggambaran daun yang bergejala nekrotik pada tanaman 2 berumur 7 HSA pada kertas
milimeter blok
(Sumber : Dokumentasi pribadi)
vii
Gambar 5. Alat dan bahan yang digunakan selama praktikum
(Sumber : Dokumentasi pribadi)
Gambar 6. Proses pembuatan insektisida berbagai perlakuan dengan konsentrasi yang berbeda
(Sumber : Dokumentasi pribadi)
viii
Gambar 7. Proses pencampuran air dan methanol 0,5%
(Sumber : Dokumentasi pribadi)
ix