Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN PRAKTIKUM

MATA KULIAH PESTISIDA DAN ALAT APLIKASINYA

Oleh:
Sasnita Dwi Anggraini
08220190016

“Penggunaan Pestisida dan Penerapan Pola Tanam Tanaman Hortikultura


di Buluballea”

PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
MAKASSAR
2022
HALAMAN PENGESAHAN

LAPORAN PRAKTIKUM
MATA KULIAH PESTISIDA DAN ALAT APLIKASINYA

Laporan Ini Dibuat Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memenuhi Tugas Mata
Kuliah Pestisida dan Alat Aplikasinya

Mengetahui:
Koordinator Praktikum

Ir.H. Mahir S. Gani. M.Si.


108 08 00287 / 09 16 05 6301
KATA PENGANTAR

Syukur saya ucapkan Alhamdulillah atas kehadirat Allah SWT

karena berkat Rahmat dan Hidayah-Nya penyusun dapat menyelesaikan

laporan praktikum yang berjudul “Penggunaan Pestisida dan Penerapan

Pola Tanam Tanaman Hortikultura di Buluballea” ini dapat diselesaikan

dengan tepat waktu.

Tak lupa pula, penyusun mengucapkan terima kasih kepada teman-

teman, serta semua pihak yang terlibat dalam proses penyelesaian laporan

praktikum ini.

Penyusun menyadari bahwa dalam proses penyusunan laporan ini

masih jauh dari kesempurnaan baik materi maupun cara penyusunannya.

Namun demikian, penyusun telah berusaha dengan segala kemampuan

dan pengetahuan yang dimiliki sehingga dapat selesai dengan baik.

Makassar, Oktober 2022

Penyusun
(Sasnita Dwi Anggraini)
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................

HALAMAN PENGESAHAN..................................................................

DAFTAR ISI........................................................................................................

PENDAHULUAN ....................................................................................

Latar Belakang................................................................................

Tujuan Praktikum............................................................................

TINJAUAN PUSTAKA ...........................................................................

Definisi Pestisida............................................................................

Jenis-Jenis Pestisida..................................................................

Definisi Pola Tanam..................................................................

Jenis-Jenis Pola Tanam.............................................................

PEMBAHASAN........................................................................................

Pembahasan.....................................................................................

KESIMPULAN DAN SARAN.................................................................

Kesimpulan.....................................................................................

Saran...............................................................................................

DAFTAR PUSTAKA................................................................................

LAMPIRAN...............................................................................................
PENDAHULUAN

I. Latar Belakang

Pestisida adalah zat untuk membunuh atau mengendalikan hama. Food and

Agriculture Organization (FAO) mendefinisikan bahwa pestisida adalah setiap zat

yang diharapkan sebagai pencegahan, menghancurkan atau pengawasan setiap

hama termasuk vektor terhadap manusia atau penyakit pada binatang, dan

tanaman yang tidak disukai atau binatang yangmenyebabkan kerusakan selama

proses produksi berlangsung, penyimpanan atau pemasaran makanan, komiditi

pertanian, kayu dan produksi kayu, atau bahan makanan binatang (Sutarni, 2007).

Manfaat yang dimiliki pestisida mendorong petani untuk menggunakan

pestisida dalam mengendalikan organisme pengganggu tanaman. Pestisida tidak

hanya dapat membunuh organisme sasarannya saja melainkan dapat membunuh

bukan sasarannya, seperti manusia. Hal ini dikarenakan masih banyak petani yang

menggunakan pestisida tanpa memperhatikan segi ekologi dan kesehatan,

meskipun sudah banyak peraturan mengenai pemakaian pestisida yang

dikeluarkan oleh pemerintah (Alsuhendra dan Ridawati, 2013).

Apabila paparan pestisida dihubungkan dengan pelestarian lingkungan maka

penggunaan pestisida perlu diwaspadai karena dapat membahayakan lingkungan

serta kesehatan manusia maupun makhluk hidup lainnya. Banyaknya jenis

pestisida, mengakibatkan korban keracunan pestisida banyak dilaporkan baik

dengan sengaja maupun tidak sengaja. Keracunan pestisida dengan tidak sengaja

banyak dilaporkan terjadi pada petugas penyemprot hama tanaman pada lahan

pertanian (Darmono, 2009).


Dampak pada lingkungan akibat penggunaan pestisida berkaitan dengan

efektivitas pestisida. Pestisida yang memiliki sifat beracun dapat mempengaruhi

seluruh taksonomi biota, termasuk makhluk hidup. Beberapa pestisida tahan

terhadap degradasi lingkungan, sehingga hal tersebut dapat mempengaruhi

ekosistem alamiah dalam jangka panjang (Connel dan Miller, 2006).

II. Tujuan Praktikum

a. Untuk mengetahui jenis pestisida yang digunakan di lahan pertanaman

sayuran Malino.

b. Untuk mengetahui jenis pola tanam yang diterapkan di lahan pertanaman

sayuran Malino.
TINJAUAN PUSTAKA

I. Definisi Pestisida

Pestisidia merupakan bahan kimia yang digunakan untuk membunuh hama,

baik insekta, jamur maupun gulma. Pestisida telah secara luas digunakan untuk

tujuan membrantas hama dan penyakit tanaman dalam bidang pertanian. Pestisida

juga digunakan dirumah tangga untuk memberantas nyamuk, kecoa dan berbagai

serangga penggangu lainnya. Dilain pihak pestisida ini secara nyata banyak

menimbulkan keracunan pada orang (Runia Y, 2008).

Pestisida adalah substansi (zat) kimia yang digunakan untuk membunuh atau

mengendalikan berbagai hama. Pestisida berasal dari bahasa inggris yaitu pest

berarti hama dan cida berarti pembunuhan. Yang dimaksud hama bagi petani

sangat luas yaitu : tungau, tumbuhan pengganggu, penyakit tanaman yang

disebabkan oleh fungi (jamur), bakteria dan virus, nematoda (cacing yang

merusak akar), siput, tikus, burung, dan hewan lain yang dianggap merugikan

(Subiakto sudamo, 1991).

II. Jenis-Jenis Pestisida

 Insektisida, yaitu pestisida yang digunakan untuk mengendalikan insekta

(serangga). Contohnya: VORTEX 30 EC; KRISTAL 50 SP;

KURATERBANG 3,3 GR; KETAVE 100 SL; KEYROLE 50 WG; QIUDOR

25 WP; PROVIDE-X 21/45 SC; VISTA 400 SL; PREZA 100 OD;

PORSELEN 5 SG; dan lain-lain.

 Fungisida, yaitu pestisida yang digunakan untuk mengendalikan fungi

(cendawan atau jamur).


 Rodentisida, yaitu pestisida yang digunakan untuk mengendalikan binatang

pengerat atau tikus. Contohnya: Klerat RMB, Racumin, Warfarin, Ratak,

Ratikus, Ratikan, Ramortal, dan lain-lain.

 Nematisida, yaitu pestisida yang digunakan untuk mengendalikan nematoda.

Contohnya: Nemacur, Furadan, Basamid G, Temik 10 G, dan lain-lain.

 Moluskisida, yaitu pestisida yang digunakan untuk mengendalikan molluska

atau siput. Contohnya: Morestan, Brestan 60, Metalde-hyde, Metadex, dan

lain-lain.

 Akarisida, yaitu pestisida yang digunakan untuk mengendalikan akarina atau

tungau. Contohnya: Kelthane MF, Trithion 4 E, Per-fekthion 40 EC, dan lain-

lain.

 Herbisida, yaitu pestisida yang digunakan untuk mengendalikan herba atau

gulma. Contohnya: Nabu 187 EC, Gramoxone, Basfapon, 85 SP, Goal 2 E,

Rumpas 120 EW, Polaris 240 AS, dan lain-lain.

III. Definisi Pola Tanam

Pola tanam adalah penyusunan cara dan saat tanaman dari jenis-jenis tanaman

yang akan di tanami berikutnya, termasuk waktu kosong pada sebidang lahan

tertentu. (Sugito, 1994)

Pola tanam adalah usaha penanaman pada sebidang lahan dengan mengatur

susunan tata letak dan tata urutan tanaman selama periode waktu tertentu,

termasuk masa pengolahan tanah dan masa baru atau tidak ditanam selama

periode tertentu. (Campbell, 2002)


IV. Jenis-Jenis Pola Tanam

Pola tanam adalah pengaturan penggunaan lahan pertanaman dalam kurung

waktu tertentu. Tanaman dalam satu areal dapat diatur menurut jenisnya. Ada pola

tanam monokultur, yakni menaman tanaman sejenis pada satu areal tanam. Ada

pola tanam campuran, yakni beragam tanaman ditanam pada satu areal. Ada pula

pola tanam bergilir, yaitu menanam tanaman secara bergilir beberapa jenis tanama

pada waktu berbeda di aeral yang sama.

Pola tanam dapat digunakan sebagai landasan untuk meningkatkan

produktivitas lahan. Hanya saja dalam pengelolaannya diperlukan pemahan

kaedah teoritis dan keterampilan yang baik tentang semua faktor yang

menentukan produktivitas lahan tersebut. Biasanya, pengelolaan lahan sempit

untuk mendapatkan hasil/pendapatan yang optimal maka pendekatan pertanian

terpadu, ramah lingkungan, dan semua hasil tanaman merupakan produk utama

adalah pendekatan yang bijak.

Selain pola tanam, ada juga istilah yang disebut pola hubungan tanaman.

Yaitu hubungan yang dibentuk antar individu-individu tanaman pada lahan yang

telah ditanami. Pola hubungan tanaman bertujuan untuk mengatur agar semua

individu tanaman dapat memanfaatkan semua lingkungan tumbuhnya agar

tumbuh optimal dan seragam, serta untuk pertimbangan teknis lainnya. Ada

beberapa macam pola hubungan tanaman. Pertama, pola hubungan barisan (row

spacing), pola hubungan ganda (double row spacing), pola hubungan sama sisi

(square spacing), dan pola hubungan segitiga sama sisi (equidistance spacing).
 Pola Tanam Tumpang Sari

Tumpang sari adalah suatu bentuk pertanaman campuran (polyculture) berupa

pelibatan dua jenis atau lebih tanaman pada satu areal lahan tanam dalam waktu

yang bersamaan atau agak bersamaan. Tumpang sari yang umum dilakukan

adalah penanaman dalam waktu yang hampir bersamaan untuk dua jenis tanaman

budidaya yang sama, seperti jagung dan kedelai, atau jagung dan kacang tanah.

Dalam kepustakaan, hal ini dikenal sebagai double-cropping. Penanaman yang

dilakukan segera setelah tanaman pertama dipanen (seperti jagung dan kedelai

atau jagung dan kacang panjang) dikenal sebagai tumpang gilir.

Tumpang sari dapat pula dilakukan pada pertanaman tunggal (monokultur)

suatu tanaman perkebunan besar atau tanaman kehutanan sewaktu tanaman pokok

masih kecil atau belum produktif. Hal ini dikenal sebagai tumpang sela

(intercropping). Jagung atau kedelai biasanya adalah tanaman sela yang dipilih.

 Pola Tanam Monokultur

Pertanaman tunggal atau monokultur adalah salah satu cara budidaya di lahan

pertanian dengan menanam satu jenis tanaman pada satu areal. Cara budidaya ini

meluas praktiknya sejak paruh kedua abad ke-20 di dunia serta menjadi penciri

pertanian intensif dan pertanian industrial. Monokultur menjadikan penggunaan

lahan efisien karena memungkinkan perawatan dan pemanenan secara cepat

dengan bantuan mesin pertanian dan menekan biaya tenaga kerja karena wajah

lahan menjadi seragam. Kelemahan utamanya adalah keseragaman kultivar

mempercepat penyebaran organisme pengganggu tanaman (OPT, seperti hama

dan penyakit tanaman).


Cara budidaya ini biasanya dipertentangkan dengan pertanaman campuran

atau polikultur. Dalam polikultur, berbagai jenis tanaman ditanam pada satu lahan,

baik secara temporal (pada waktu berbeda) maupun spasial (pada bagian lahan

yang berbeda).

Pertanaman padi, jagung, atau gandum sejak dulu bersifat monokultur karena

memudahkan perawatan. Dalam setahun, misalnya, satu lahan sawah ditanami

hanya padi, tanpa variasi apa pun. Akibatnya hama atau penyakit dapat bersintas

dan menyerang tanaman pada periode penanaman berikutnya. Pertanian pada

masa kini biasanya menerapkan monokultur spasial tetapi lahan ditanami oleh

tanaman lain untuk musim tanam berikutnya untuk memutus siklus hidup OPT

sekaligus menjaga kesehatan tanah.


PEMBAHASAN
I. Pembahasan
Adapun hasil praktikum di Buluballea Malino, dapat diketahui bahwa di

lokasi praktikum terdapat berbagai macam jenis tanaman yang dibudidayakan

salah satunya yaitu kentang, wortel, paprika, bawang daun, kol ungu dan jagung.

Pola tanam yang digunakan menggunakan dua jenis pola tanam yaitu

monokultur dan polikultur. Dimana pola tanam monokultur diterapkan dengan

menggunakan tanaman kentang. Pengolahan tanah pada tanaman kentang

menggunakan mesin traktor. Namun untuk pemeliharaannya khususnya

pengolahan gulma masih dilakukan secara manual yaitu secara fisik dengan

mencabut langsung gulma agar tidak terjadi perebutan unsur hara antara tanaman

budidaya dengan gulma. Penanaman wortel menggunakan jarak 50x30 cm atau

5x40 cm. Selain itu pola tanam yang lain adalah pola tanam polikultur dengan jenis

pola tanam campuran. Tanaman campuran (mixed cropping), merupakan pola

pertanaman yang terdiri dari beberapa komoditas tanaman yang tumbuh tidak

beraturan jarak tanamnya maupun larikannya, sehingga semua tercampur jadi satu.

Pada lokasi praktikum menggunakan sistem tanam campuran dengan menggunakan

tanaman kol ungu, bawang daun dan jagung dalam satu media tanam. Pola tanam

ini dapat memberikan keuntungan yaitu menghasilkan panen lebih dari satu atau

beragam tanaman, dapat mengurangi hama penyakit tanaman karena musuh alami

akan bekembang lebih banyak karena ketersediaan sumber makanan yang banyak

didapat dari hama tanaman lainnya. Penanaman dilakukan dengan mencampur

media tanam dengan kompos serta penggunaan pestisida Zenus dan Bionasa yang

dapat mengendalikan hama penyakit tanaman.


KESIMPULAN DAN SARAN

I. Kesimpulan

Adapun jenis pola tanaman sayuran yang diterapkan di Buluballea, Malino

yaitu jenis pola tanam tumpang sari dan monokultur. Perlakuan pola tanam yang

akan dapat berpengaruh pada hasil produktivitas dari tanaman tersebut.

Adapula berbagai jenis tanaman sayuran yang terdapat di pertanaman

Buluballea, Malino yaitu wortel, daun bawang, kol ungu, lombok, jagung dan

masih ada beberapa jenis tanaman sayuran lainnya.

II. Saran

Pada praktikum selanjutnya, dimohon untuk memberikan intruksi yang jelas

ke para praktikan, agar nantinya para praktikan tidak bingung pada saat

melakukan kegiatan.
LAMPIRAN

Gambar 1. Tanaman wortel Gambar 2. Pola tanam pada


yang telah di panen tanaman lombok

Gambar 3. Kegiatan praktikum Gambar 4. Pola tanam pada


Pestisida tanaman bawang

Anda mungkin juga menyukai