DISUSUN OLEH :
AGROTEKNOLOGI - A
JURUSAN AGROTEKNOLOGI
PEKANBARU
2020
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas
limpahan rahmat dan hidayahnya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah
kami yang berjudul “Alat dan Mesin Pertanian Pengendalian Hama dan Penyakit
Tanaman.” Pada makalah ini kami banyak mengambil dari berbagai sumber dan
refrensi dan pengarahan dari berbagai pihak. Oleh sebab itu, dalam kesempatan ini
kami mengucapkan terima kasih sebesar-sebesarnya kepada semua pihak yang
telah membantu dalam penyusunan makalah ini.
Akhir kata kami mengucapkan terima kasih dan semoga makalah ini dapat
bermanfaat untuk semua pihak yang membacanya.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.............................................................................................i
BAB I.......................................................................................................................1
PENDAHULUAN...................................................................................................1
1.1 Latar Belakang..............................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah..........................................................................................2
BAB II......................................................................................................................3
PEMBAHASAN......................................................................................................3
2.1 Sejarah Perkembangan Pengendalian Hama dan Penyakit Tanaman............3
2.2 Alat dan Mesin Pertanian Pengendalian Hama dan Penyakit Tanaman........3
BAB III..................................................................................................................12
PENUTUP..............................................................................................................12
3.1 kesimpulan....................................................................................................12
3.2 saran..............................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................13
ii
BAB I
PENDAHULUAN
Dengan munculnya berbagai macam dan jenis hama dan penyakit yang
menyerang tanaman budidaya yang berdampak terhadap produksi nilai
ekonomisnya, muncullah pemikiran dan inisiatif untuk mengendalikan serangan
tersebut. Berdasarkan pemikiran inilah mulai muncul konsep perlindungan
tanaman, dan hingga kini terus berkembang sehingga dapat menciptakan suatu
solusi pengendalian hama dan penyakit yang lebih efisien, ramah lingkungan, dan
tidak membahayakan terhadap petani maupun lingkungan hidup serta tidak
mengganggu keanekaragaman hayatinya.
1
produksi dan mengakibatkan dampak samping yang merugikan terhadap
lingkungan dan kesehatan petani itu sendiri maupun masyarakat secara luas.
2
Konsep lain yang mulai ditinggalkan adalah pertanian secara intensif baik
dalam budidaya maupun penanggulangan hama dan penyakit. Konsep
penanggulangan ini hanyaberkonsentari terhadap produksi dan mutu hasil
budidaya tanpa memikirkan dampak yang ditimbulkan seperti adanya zat-zat
beracun yang ikut terbawa oleh hasil panen, hilangnya karegaman biota, dan
dampak lainnya yang timbul akibat pertanian secara intensif tersebut.
BAB II
PEMBAHASAN
3
mengurangi populasinya sampaipada tingkat dimana penurunan produksi yang
terjadi tidak berarti atau keuntungan yang diperoleh PHT sedapat mungkin
seimbang dengan usaha ataupun biaya yang dikeluarkan. Dengan kata lain
pengendalian bertujuan hanya menekan populasi sampai tingkat populasi yang
tidak merugikan secaraekonomik atau tidak melampaui ambang ekonomik,
sehingga sama sekali tidak bertujuan menekan populasi gulma sampai nol.
2.2 Alat dan Mesin Pertanian Pengendalian Hama dan Penyakit Tanaman
2.2.1 Alat Pengendalian Gulma (sprayer)
1. Fungsi Sprayer
Menurut Bronson dan Anderson dalam Smith (1990), fungsi utama dari
suatu sprayer adalah memecah cairan menjadi tetes-tetes dengan ukuran yang
efektifuntuk didistribusikan secara merata di atas permukaan atau ruang yang
harus dilindungi.Fungsi lain adalah mengatur banyaknya pestisida untuk
menghindarkanpemberian yang berlebihan yang terbukti bersifat merusak atau
merupakan pemborosan. Sedangkan tujuan utama dari penyemprotan obat anti
hama dengan menggunakan sprayer adalah untuk melindungi tanaman dari jasad
pengganggu dalam batas-batas yang menguntungkan petani (Daywin et al1992).
2. Klasifikasi Sprayer
4
b. Sprayer semi otomatis, yaitu sprayer yang bentuk fisiknya menyerupai
sprayerotomatis tetapi tidak memerlukan tekanan tinggi. Pembentukan
tekanan melalui pemompaan yang diberikan sebelum dan selama
penyemprotan berlangsung.
c. Jenis-jenis lainnya seperti bucket sprayer, barrel sprayer, cheel barrow
sprayer, slide pump sprayer. Pada tipetipe ini tangki dan pompa tidak
tersusun dalam satu unit,melainkan saling terpisah.
d. Sprayer bermotor (power sprayer): menggunakan sumber tenaga
penggerak dari motor bakar atau motor listrik atau PTO traktor. Ada
beberapa tipe dari power sprayer yaitu hydraulic sprayer sprayer, hydraulic
pneumatic sprayer: blower sprayer: aerosol generator.
Hand sprayer atau alat semprot punggung merupakan sprayer yang paling
banyak digunakan di perkebunan. Prinsip kerjanya, larutan dikeluarkan dari
tangki akibat adanya tekanan udara melalui tenaga pompa yang dihasilkan oleh
gerakan tangan penyemprot, pada waktu gagang pompa digerakkan, larutan keluar
dari tangki menuju tabung udara sehingga tekanan di dalam tabung meningkat.
Keadaan ini menyebabkan larutan herbisida dipaksa keluar melalui klep dan
selanjutnya diarahkan oleh nosel ke gulma sasaran. Pada penggunaan
handsprayer, tekanan udara yang dihasilkan harus diusahakan agar tetap konstan,
tekanan pompa yang tidak konstan mengakibatkan butiranbutiran herbisida tidak
seragam dari waktu ke waktu. Dari seluruh butiran yang dihasilkan, sekitar 80%
5
berukuran 100 mikron. Hal ini menyebabkan terjadinya drift karena butiran yang
kecil dan halus mudah terbawa oleh hembusan angin.
6
dengan areal yang tidak terlalu luas. Sedangkan untuk penyemprotan
bahan yang lebih luas digunakan boom sprayer yang dipasang pada traktor
dengan tangki berkapasitas sampai 500 galon atau 1892 liter (Smith dan
Wilkes1990).
7
keseluruhannya. Pompa inilah yang dapat menghasilkan tekanan udara di
dalam pipa komponen pemompa.
Selanjutnya tekanan udara tersebut mendorong cairan pada tangki yang
berisi larutan pestisida sehingga akan terdorong dengan cairan yang
mengalir ke dalam pipa pengeluaran dan selanjutnya akan tersemprot
keluar melalui nosel. Dekat atau jauhnya pancaran larutan nosel tersebut
sangat tergantung pada besarnya tekanan pompa. Semakin kuat tekanan
pompa maka pancaran larutan dari nosel akan jauh dan sebaliknya
semakin lemah tekanan pompa maka pancaran larutan dari nosel akan
dekat.Ada dua tipe pompa penyemprot gendong yang paling umum, yaitu
tipe pompa angin atau pompa torakdan tipe pompa isap (tekan).
8
sedangkan ujung lainnya terpaut pada pegangan (handle) lengkap
dengan keran semprot. Selang dibuat sedemikian rupa sehingga tahan
terhadap tekanan dan lekukannya tidak mengakibatkan selang melipat.
Untuk mengatasi masalah tersebut, bagian dalam keran diberi lapis
(kain) atau kawat spiral baja yang halus.
- Laras Penyembur. Panjang laras penyembur rata-rata 45-50 cm. Laras
penyemprot terbuat darilogam campuran Kepala Penyemprot (nosel)
Nosel penyemprot merupakan komponen terpenting yang berfungsi
untuk memecah cairan semprotan menjadi tetes-tetes dengan ukuran
yang diinginkan dan memancarkannya ke permukaan yang harus
disemprot.Bentuk kepala penyemprot ada bermacam ragam, tetapi
hanya beberapa saja yang umum terdapat pada hand sprayer, antara
lain: Jenis tunggal, terdapat dalam bentuk I dan L, Jenis ganda,
terdapat dalam bentuk U, T dan O
-
Menurut Smith dan Wilkes (1990) alat yang pertama yang digunakan
untuk pengendalian gulma adalah cangkul. Di zaman dulu, hampir kebanyakan
tanaman ditanam dengan cara disebar, dan cangkul merupakan satu-satunya alat
yang dapat digunakan untuk membasmi gulma di antara tanaman. Hal ini
diperkuat oleh Sukman (2002) yang menyatakan bahwa meskipun cangkul
merupakan alat pengolah tanah tetapi dapat juga digunakan untuk pengendalian
gulma terutama untuk pertanian di lahan kering, meskipun tidak keseluruhan akar
gulma terpotong. Selain cangkul, alat sederhana lain yang digunakan untuk
mengendalikan gulma secara mekanis adalah sabit, kored, dan Gosrok/lalandak .
Alat pemotong berupa parang atau sabit/celurit biasanya hanya memotong bagian
atas saja sehingga untuk pertanaman semusim kurang dianjurkan dan pemotongan
biasa dilakukan untuk mengurangi pertumbuhan semak belukar. Sedangkan
lalandak/Gosrok alat pengendali gulma pada tanah sawah dan untuk mendapatkan
hasil yang lebih baik biasanya penggunaan lalandak disertai dengan pencabutan.
9
Mesin Boom Sprayer adalah mesin pertanian yang berfungsi untuk
memecah suatu cairan, larutan atau suspense menjadi butiran cairan (droplet) atau
spray. Mesin berpenggerak sendiri (self-propelled) dioperasikan oleh satu
operator dengan cara duduk diatas mesin (riding). Komponen utama mesin terdiri
dari motor penggerak, roda penggerak, nosel dan rangkaian system hidroulis.
Spesifikasi lainya untuk mesin penyemprot hasil rekayasa BBP Mektan ini
adalah mempunyai ketinggian semprotan yang bervariasi sehingga dapat
beradaptasi dengan ketinggian tanaman, penggunaan Boom Sprayer aman
terhadap lingkungan. Dengan menggunakan penggerak jenis motor diesel 4
langkah dan kemudi 4 roda, cocok untuk lahan kering dan lahan sawah.
Mempunyai daya atau putaran mesin 18,5 kW per 3000 rpm dan mesin Boom
Sprayer ini memiliki dimensi mesin saat operasi yaitu Panjang 3950-4280 mm,
Lebar 9100 mm dan Tinggi 2700 mm. Jarak poros roda 1575 mm, Jarak renggang
10
roda 1600 mm dan Tinggi bagian terendah (ground clearance) 940 mm sehingga
mempunyai kemampuan manuver yang nyaman saat penyemprotan.
Penyebar pupuk dimulai sebagai unit yang digerakkan oleh tanah yang
bisa ditarik oleh kuda atau tim kuda. Banyak dari penyebar yang digerakkan oleh
tanah ini masih diproduksi hingga saat ini, sebagian besar dalam bentuk unit kecil
yang dapat ditarik di belakang traktor kebun yang lebih besar atau kendaraan
semua medan (ATV). Dalam beberapa tahun terakhir, unit yang digerakkan
hidrolik dan PTO telah dikembangkan untuk menawarkan tingkat aplikasi yang
bervariasi. Beberapa model juga dirancang dengan mekanisme rotating removable
(beater), ekstensi samping yang dapat dilampirkan, dan tailgate untuk mengangkut
hijauan cincang, biji-bijian sereal, dan tanaman lainnya. Penyebar pupuk (modern)
tipikal terdiri dari sebuah trailer yang ditarik di belakang traktor dengan
mekanisme berputar yang digerakkan oleh power take off traktor (PTO).
11
12
BAB III
PENUTUP
3.1 kesimpulan
Pemberian pestisida secara manual atau hanya menggunakan sprayer
sangat tidak efisien karena dianggap tidak tepat sasaran dan juga dapat merusak
lingkungan karena dosis yang kurang teliti. Dengan alasan itulah muncul alat
bernama boom sprayer, alat ini selain untuk mengaplikasikan pestisida juga dapat
diguanakan untuk menebar pupuk. Boom sprayer juga mudah digunakan karena
terdapat motor penggerak yang kemudian cairan akan keluar melalui pipa nosel
menjadi cairan atau spray. Dengan hadirnya mesin boom sprayer ini diharapkan
dapat menjadi teknologi andalan bagi petani dilahan kering maupun lahan sawah
untuk melakukan pemupukan cairan dan pengendaliaan hama penyakit saat ini.
3.2 saran
Sekian makalah yang dapat kami sajikan, mohon maaf apabila dalam
makalah ini masih terdapat banyak kesalahan baik dalam segi penulisan maupun
isi makalah ini. Oleh karena itu, penulis mengharapkan saran dan kritik yang
dapat memperbaiki kesalahan kesalahan tersebut dalam penulisan makalah dimasa
yang akan dating.
13
DAFTAR PUSTAKA
Rukman, Rahmat, dan Sugandi Saputra. 1999. Gulma dan Teknik Pengendalian.
Jogjakarta: Kanisius.
Rukman, Rahmat dan Sugandi Saputra. 1999. Gulma dan Teknik Pengendalian.
Jogjakarta: Kanisius.
14