Anda di halaman 1dari 8

All of Science: Pemanfaatan Urin Sapi Sebagai Pestisida dan Pupuk Organik http://sciencebiology-um.blogspot.co.id/2015/03/pemanfaatan-urin-sapi-...

Selasa, 10 Maret 2015 Mengenai Saya

Amien Fadly
Pemanfaatan Urin Sapi Sebagai Pestisida dan Pupuk
Organik Mahasiswa di Universitas
Negeri Malang jurusan
Pendidikan Biologi
Lihat profil lengkapku

Arsip Blog

2017 (1)
2016 (2)
PEMANFAATAN URIN SAPI SEBAGAI PESTISIDA RAMAH LINGKUNGAN
2015 (6)
Oktober (2)
September (2)
Maret (2)
MAKALAH Sel dan Peranannya dalam Kehidupan
Untuk memenuhi tugas matakuliah
Pemanfaatan Urin Sapi Sebagai
Bahasa Indonesia Keilmuan Pestisida dan Pupuk ...

oleh Total Tayangan Laman


Amien Fadli
140341603277 31,555

JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MALANG
September, 2014

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Saat ini, kondisi lahan pertanian di Indonesia sudah kritis akibat penggunaan
pestisida kimia oleh petani. Petani hanya berfikir cara untuk mengatasi hama yang
menyerang tanaman. Petani mengabaikan akibat penggunaan pestisida kimia terhadap

1 of 8 8/31/2017, 3:04 PM
All of Science: Pemanfaatan Urin Sapi Sebagai Pestisida dan Pupuk Organik http://sciencebiology-um.blogspot.co.id/2015/03/pemanfaatan-urin-sapi-...

lingkungan di sekitar.
Pestisida kimia menyebabkan kerusakan pada struktur tanah dan organisme yang
berada di dalam tanah. Tidak semua organisme di dalam tanah merusak tanaman, banyak
organisme yang membantu pertumbuhan tanaman dan menjaga kondisi tanah. Mcleod
(2004:1) mengatakan Organisme tanah dapat menguntungkan petani karena mereka
memperbaiki kesuburan tanah dan dapat membantu ketersediaan hara bagi tanaman dan
membantu pengendalian hama penyakit. Akibat pengunaaan pestisida kimia,
lingkungan menjadi tercemar dan keseimbangan ekosistem terganggu, sehingga
penggunaan pestisida kimia akan merusak tanaman itu sendiri.
Selain itu, penggunaan pestisida bisa juga membuat hama menjadi resinten
terhadap pestisida kimia, sehingga memacu petani untuk mengunakan pestisida dalam
konsentrasi yang lebih agar hama yang menyerang tanaman dapat teratasi. Ini akan
memicu penumpukan zat kimia di lahan pertanian yang membuat lahan semakin
tercemar dan semakin sulit untuk ditanami tanaman.
Kerusakan lahan menyebabkan dampak buruk bagi kehidupan, sehingga perlu
adanya solusi alternatif yang bisa digunakan agar kerusakan lahan yang disebabkan oleh
penggunaan pestisida kimia bisa dikurangi. Salah satu solusinya adalah penggunaan
pupuk dan pestisida organik. Karena pupuk dan pestisida organik mudah terurai oleh
bakteri yang ada sehingga tidak mencemari lingkungan. Roidah (2013:32) menyebutkan
Kandungan unsur hara dalam pupuk kandang tidak terlalu tinggi, tetapi jenis pupuk ini
mempunyai lain yaitu dapat memperbaiki sifat fisik tanah seperti permeabilitas tanah,
porositas tanah, struktur tanah, daya menahan air dan kation kation tanah.
Petani yang hidup di pedesaan biasanya sambil bertani petani juga berternak,
petani bertenak ayam, kambing, sapi ataupun hewan ternak lainnya. Limbah dari ternak
petani hanya digunakan sebagai pupuk kandang. Petani tidak memanfaatkan limbah dari
ternak untuk hal yang lebih. Padahal limbah tersebut dapat diolah menjadi biogas, pupuk
cair, dan bahkan bisa diolah menjadi pestisida ramah lingkungan yang mampu
menggantikan fungsi dari pestisida kimia yang berbahaya bagi lingkungan.
Urine sapi merupakan sisa ekresi dari metabolisme yang dilakukan oleh sapi,
urine sapi hanya dibiarkan terbuang dengan percuma oleh para petani. Petani hanya
menampung kotoran dari sapi untuk dimanfaatkan sebagai pupuk kandang. Murniyati
dan Safriani (2012:10) menyebutkan Urine sapi dapat dimanfaatkan sebagai pupuk
organik cair karena kandungan zat hara pada urine sapi, terutama kandungan nitrogen,
fosfor, kalium, dan air lebih banyak. Berdasarkan fakta tersebut maka urine sapi layak
dimanfaatkan untuk pupuk cair bagi tanaman para petani.
Selain sebagai pupuk cair, urine sapi dapat dimanfaatkan sebagai pestisida
pembasmi hama pada tanaman. Marlina (2012) menyebutkan sampai saat ini hanya
urine sapi yang diketahui berkhasiat sebagai pestisida. Urine sapi dapat dimanfaatkan
sebagai pestisida ramah lingkungan karena mengandung unsur yang mampu mengusir
dan membunuh hama tanaman yang menyerang tanaman para petani.
Dari segi ekonomi, harga pestisida kimia cukup sulit dijangkau oleh petani yang
mayoritas dari golongan masyarakat menengah ke bawah, sehingga pembuatan pestisida
dari urine sapi ini akan mampu menekan biaya perawatan tanaman mereka dan hasil
panen pun tetap melimpah ruah. Dengan menggunakan urine sapi sebagai pestisida dan
pupuk organic. Selain bisa mengurangi limbah di kandang, hal ini juga bisa mengurangi
kerusakan lahan pertanian yang terjadi.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarakan latar belakang yang di jelaskan, maka dapat diambil rumusan
masalah :
Apa kandungan urine sapi sehinga bisa dimanfaatkan menjadi pupuk dan pestisida
organik?
Bagaimana pengolahan urine sapi sehingga bisa dijadikan pupuk dan pestisida
organik?
Bagaimana penggunaan pestisida dan pupuk organik dari urin sapi?
Apa kelebihan dan kekurangan urine sapi sebagai pupuk dan pestisida organik?

2 of 8 8/31/2017, 3:04 PM
All of Science: Pemanfaatan Urin Sapi Sebagai Pestisida dan Pupuk Organik http://sciencebiology-um.blogspot.co.id/2015/03/pemanfaatan-urin-sapi-...

PEMBAHASAN
2.1 Kandungan Urine Sapi Sehinga Bisa Dimanfaatkan Menjadi Pupuk Dan
Pestisida Organik
Urine sapi sebagai limbah kandang, selama ini terbuang percuma tanpa ada
pemanfaatan yang berarti. Murniyati dan Safriani (2012:10) menyebutkan Urine sapi
dapat dimanfaatkan sebagai pupuk organik cair karena kandungan zat hara pada urine
sapi, terutama kandungan nitrogen, fosfor, kalium, dan air lebih banyak. Zat zat seperti
nitrogen, fosfor, dan kalium adalah unsur makro yang diperlukan bagi pertumbuhan
tanaman.
Table 1. Jenis dan kandungan zat hara pada beberapa kotoran ternak padat dan cair
Nama ternak dan Nitrogen
Fosfor (%) Kalium (%) Air (%)
bentuk kotorannya (%)
Kuda padat 0.55 0.30 0.40 75
Kuda cair 1.40 0.02 1.60 90
Kerbau padat 0.60 0.30 0.34 85
Kerbau cair 1.00 0.15 1.50 92
Sapi padat 0.40 0.20 0.10 85
Sapi cair 1.00 0.50 1.50 92
Kambing padat 0.60 0.30 0.17 60
Kambing cair 1.50 0.13 1.80 85
Domba padat 0.75 0.50 0.45 60
Domba cair 1.35 0.05 2.10 85
Babi padat 0.95 0.35 0.40 80
Babi cair 0.40 0.10 0.45 87
Ayam padat dan cair 1.00 0.80 0.40 55
Sumber : Lingga, 1991

Berdasarkan tabel 1 tampak bahwa kandungan zat hara pada urin sapi, terutama
jumlah kandungan nitrogen, fosfor, kalium, dan air lebih banyak jika dibandingkan
dengan kotoran sapi padat yang telah lebih banyak dimanfaatkan sebagai pupuk organik.
Selain itu banyak penelitian, diantaranya adalah Anty (1987) yang melaporkan bahwa
urine sapi mengandung zat perangsang tumbuh yang dapat digunakan sebagai pengatur
tumbuh diantaranya adalah IAA. Karena baunya yang khas urine ternak juga dapat
mencegah datangnya berbagai hama tanaman sehingga urine sapi juga dapat berfungsi
sebagai pengendalian hama tanaman dari serangan (Phrimantoro, 1995). Marliana
(2012:143) menyebutkan Kandungan unsur hara pada urine sapi yaitu 0,52 % N, 0,01
% P, dan 0,56 % K. Urine ternak terdiri 90 95% air dan sisanya berupa bahan
padatan.
Nitrogen adalah salah satu unsur makro dalam tanah yang berfungsi bagi
kesuburan tanaman. fungsi nitrogen bagi tanaman sebagai berikut :
(1) Diperlukan untuk pembentukan atau pertumbuhan bagian vegetatif tanaman, seperti
daun, batang dan akar.
(2) Berperan penting dalam hal pembentukan hijau daun yang berguna sekali dalam
proses fotosintesis.
(3) Membentuk protein, lemak dan berbagai persenyawaan organik.
(4) Meningkatkan mutu tanaman penghasil daun-daunan.
(5) Meningkatkan perkembangbiakan mikro-organisme di dalam tanah.
Fosfor (P) dalam tanah merupakan unsur hara yang tidak mobil, sebagian besar
terikat oleh partikel tanah, sebagian sebagai fosfor organik dan hanya sedikit dalam
bentuk anorganik yang tersedia bagi tanaman. Pada tanah sawah ketersediaan P
meningkat setelah penggenangan. Hal ini disebabkan karena penggenangan membantu
terjadinya proses reduksi feri fosfat menjadi fero fosfat, hidrolisis aluminium fosfat,
peningkatan kelarutan kalsium fosfat dan netralnya reaksi tanah. Dalam tanaman, P
merupakan unsur penting penyusun adenosin triphosphate (ATP) yang secara langsung
berperan dalam proses penyimpanan dan transfer energi yang terkait dalam proses
metabolisme tanaman (Dobermann dan Fairhurst, 2000). Hara P sangat diperlukan
tanaman padi terutama pada saat awal pertumbuhan. Pada fase pertumbuhan tanaman
tersebut, P berfungsi memacu pembentukan akar dan penambahan jumlah anakan,
Disamping itu, P juga berfungsi mempercepat pembungaan dan pemasakan gabah.

3 of 8 8/31/2017, 3:04 PM
All of Science: Pemanfaatan Urin Sapi Sebagai Pestisida dan Pupuk Organik http://sciencebiology-um.blogspot.co.id/2015/03/pemanfaatan-urin-sapi-...

Kalium (K) merupakan unsur ketiga yang penting setelah N dan P. Kalium
berfungsi antara lain untuk meningkatkan proses fotosintesis, mengefisienkan
penggunaan air, mempertahankan turgor, membentuk batang yang lebih kuat, sebagai
aktivator bermacam sistem enzim, memperkuat perakaran sehingga tanaman lebih tahan
rebah dan meningkatkan ketahanan tanaman terhadap penyakit.
Kandungan unsur hara pada urine sapi selain bisa digunakan sebagai pupuk,
dapat juga dimanfaatkan untuk pestisida organik, urin sapi dicampur bahan alami
tambahan lain lalu difermentasikan agar bisa dijadikan pestisida organik. Urine sapi,
kerbau atau kambing mempunyai sifat anti bakteri dan jamur. Untuk mengendalikan
cendawan, kudis pada tanaman tomat dan kentang dapat menggunakan urine sebagai
pestisida organik. Selain itu, urine dapat dipakai untuk penolak rayap. Dibandingkan
urine dari binatang pemakan daging, urine binatang pemakan tumbuhan lebih baik
karena kadar urea, CO(NH2)2 lebih rendah.

2.2 Pengolahan Urine Sapi Sehingga Bisa Dijadikan Pupuk Dan Pestisida
Organik
Urine sapi dapat dijadikan dan dimanfaatkan sebagai pupuk dan pestisida organik
dengan cara memprosesnya melalui proses fermentasi. Fermentasi merupakan aktivitas
mikroorganisme baik aerob maupun anaerob yang mampu mengubah atau
mentransformasikan senyawa kimia ke subtrat organik (Rahman,1989). Selanjutnya
Winarno (1990) mengemukan bahwa fermentasi dapat terjadi karena ada aktivitas
mikroorganisme penyebab fermentasi pada subtrat organik yang sesuai, proses ini dapat
menyebabkan perubahan sifat bahan yang difermentasikan.
Fermentasi merupakan proses pemecahan senyawa organik menjadi senyawa
sederhana yang melibatkan mikroorganisme. Fermentasi merupakan segala macam
proses metabolisme (enzim, jasad renik secara oksidasi, reduksi, hidrolisa, atau reaksi
kimia lainnya) yang melakukan perubahan kimia pada suatu subsrat organik dengan
menghasilkan produk akhir.
Prinsip dari fermentasi ini adalah bahan limbah organik dihancurkan
oleh mikroba dalam kisaran temperatur dan kondisi tertentu yaitu fermentasi. Studi
tentang jenis bakteri yang respon untuk fermentasi telah dimulai sejak tahun 1892
sampai sekarang. Ada dua tipe bakteri yang terlibat yaitu bakteri fakultatif yang
mengkonversi selulosa menjadi glukosa selama proses dekomposisi awal dan bakteri
obligate yang respon dalam proses dekomposisi akhir dari bahan organik yang
menghasilkan bahan yang sangat berguna dan alternatif energi pedesaaan (Joo, 1990).
Wibowo (1989) menyatakan bahwa fermentasi sering didefinisikan sebagai
proses pemecahan karbohidrat dan asam amino secara anaerobik yaitu tanpa
memerlukan oksigen. Karbohidrat terlebih dahulu akan dipecah menjadi unit - unit
glukosa dengan bantuan enzim amilase dan enzim glukosidose, dengan adanya kedua
enzim tersebut maka pati akan segera terdegradasi menjadi glukosa, kemudian glukosa
tersebut oleh khamir akan diubah menjadi alkhohol.
Berdasarkan hasil pengamatan pada urine yang belum difermentasi
dan urine yang sudah difermentasi terdapat perbedaan kandungan diantara keduanya.
Kandungan nitrogen pada saat sebelum difermentasi yang memiliki kandungan unsur
hara N, P, K adalah 1,1; 0,5; 0,9 dan saat urine setelah difermentasi terjadi peningkatan
kandungan jumlah unsur hara N, P, K,menjadi 2,7; 2,4; 3,8.
Pada proses fermentasi urine terdapat kelebihan jika dibandingkan dengan urine
yang tidak difermentasi, yaitu meningkatkan kandungan hara yang terdapat pada urine
tersebut yang dapat menyuburkan tanaman. Selain itu, bau urine yang telah difermentasi
menjadi kurang menyengat jika dibandingkan dengan bau urine yang belum
difermentasi.
Akan tetapi fermentasi urin sebagai pupuk organik cair yang dilakukan oleh
bakteri ternyata juga terdapat beberapa kelemahan, diantaranya :
a) Tidak semua N diubah menjadi bentuk yang mudah dihisap akan tetapi
dipergunakan oleh bakteri-bakteri itu sendiri untuk keperluan hidupnya.
b) Dapat terjadi perubahan-perubahan yang merugikan dimana N menguap.
Di dalam pupuk cair N terdapat sebagai ureum CO(NH dan asam urine. Yang
terpenting dan mempunyai nilai pemupukan tertinggi adalah ureum karena N yang

4 of 8 8/31/2017, 3:04 PM
All of Science: Pemanfaatan Urin Sapi Sebagai Pestisida dan Pupuk Organik http://sciencebiology-um.blogspot.co.id/2015/03/pemanfaatan-urin-sapi-...

sangat tinggi (48 %). Banyak terdapat dalam air kencing sangat mudah dan cepat
dirubah oleh bakteri-bakteri menjadi amonium karbonat.
2.2.1 Pembuatan Pupuk Organik dari Urine Sapi
a) Alat:
1) ember/drum,
2) plastik,
3) karet/pengikat.
b) Bahan:
1) urine sapi (kencing sapi) 20 liter,
2) jahe 1/2 kg,
3) lengkuas 1/2 kg,
4) kunyit 1/2 kg,
5) temu ireng 1/2 kg,
6) temulawak 1/2 kg,
7) kencur 1/2 kg,
8) gula merah 1 kg,
9) rendaman kedelei 1 gelas atau urea 1 sendok makan,
10) em4 100 ml (starter).
Bahan bahan jahe, lengkuas, kunyit, temu ireng, temulawak dan kencur
(empon-empon) berfungsi untuk menghilangkan bau urine sapi dan memberi rasa yang
tidak disukai hama tanaman. Gula berguna dalam proses fermentasi dan menyuburkan
mikroorhanisme yang ada didalam tanah, Urea dan rendaman kedelai berfungsi untuk
memperkaya unsur hara yang terdapat dalam pupuk cair serta menyuburkan
mikroorganisme. Serta EM 4 sebagai starternya.
Cara pembuatan:
Empon-empon dihaluskan dan dimasak sampai mendidih. Setelah dingin
dicampur dengan semua bahan yang lain didalam ember atau drum plastik, yang perlu
dingat pengisian jangan sampai penuh. Lalu ditutup rapat dan didiamkan selama 3
minggu. Setiap hari 2 kali atau tiap pagi dan sore tutup dibuka untuk membuang gas
yang dihasilkan atau boleh menggunakan aerator untuk mempercepat proses penguapan
gas.
Pupuk cair yang telah jadi, dapat langsung digunakan yaitu : 1 liter pupuk cair
urine sapi dicampur 10 liter air lalu disemprotkan ke tanaman.
Pabila pupuk cair urine sapi ini disimpan paling baik selama 12 hari dan harus tertutup
rapat agar kadar nitrogen dalam urine tidak banyak keluar (Margono, 2013).
2.2.2 Pembuatan Pestisida Dari Urine Sapi
Untuk membuat obat pembasmi hama (pestisida) perlu bahan bahan berikut :
a) Bahan
1) 30 liter air kencing sapi
2) 20 liter air cucian beras (leri)
3) 15 liter air kelapa
4) 5 kg gula merah
5) 3 kg kencur
6) 0,5 kg kunyit
7) 1 kg temu lawak
b) Cara membuat :
Gula merah + kencur + kunyit + temulawak dihaluskan, dengan cara di blander
atau di tumbuk sampai halus. Bahan bahan kencur, kunyit, dan temulawak (empon-
empon) berfungsi untuk menghilangkan bau urine sapi dan memberi rasa yang tidak
disukai hama tanaman. Gula berguna dalam proses fermentasi dan menyuburkan
mikroorhanisme yang ada didalam tanah, Semua bahan dimasukkan dalam tong plastic
kemudian diaduk sampai rata dan tong tersebut ditutup. Setiap dua hari sekali tutup tong
dibuka dan diaduk hingga merata dan sampai hari ke 20 atau 25 sudah jadi dan berbau
tape. Pestisida siap diaplikasikan ke tanaman (Santosa, 2012).

2.3 Penggunaan Pestisida Dan Pupuk Organik Urin Sapi


Dosis pemakaian pupuk organik dari urine sapi tergantung pada jenis tanaman
yang ditanam. Pupuk cair urine sapi ini dapat digunakan pada berbagai tanaman

5 of 8 8/31/2017, 3:04 PM
All of Science: Pemanfaatan Urin Sapi Sebagai Pestisida dan Pupuk Organik http://sciencebiology-um.blogspot.co.id/2015/03/pemanfaatan-urin-sapi-...

misalnya: tanaman pangan (padi), palawija dan sayuran, hortikultura (cabai, jeruk), dan
bisa juga pada bibit / benih tanaman.
Pada tanaman padi penyemprotan dilakukan pada umur 14-21 hari setelah tanam,
25-30 hari setelah tanam dan pada fase primordia (45 hari setelah tanam) saat sudah ada
satu tanaman yang mengeluarkan bunga. Pada tanaman hortikultura penyemprotan
dilakukan pada umur 14-21 hari setelah tanam (terdapat 3-4 helai daun) dan pada saat
pembentukan bunga. Untuk benih/ biji direndam selama semalam sedangkan untuk bibit
perendaman selama maksimal 10 menit (Margono, 2013)
Untuk pengaplikasian pestisida dari urin sapi dilakukan dengan cara
disemprotkan pada tanaman yang terserang penyakit tungro atau bercak cokelat tanpa
harus diencerkan cerlebih dahulu (Santosa, 2012).

2.4 Kelebihan Dan Kekurangan Urine Sapi Sebagai Pupuk Dan Pestisida Organik
Tanaman sayuran dan hortikultura setelah diberi pupuk cair dari urine sapi
menjadi lebih subur, daunnya kelihatan segar dan hijai serta ulat yang
mengghinggapinya menghilang. Manfaat lain penggunaan pupuk cair urine sapi yaitu:
meningkatkan kesuburan tanah, memperbaiki struktur dan karakteristik tanah,
meningkatkan kapasitas serap air tanah, meningkatkan aktifitas mikroba tanah,
meningkatkan kualitas hasil panen (rasa, nilai gizi, jumlah), menyediakan hormon dan
vitamin bagi tanaman, menekan pertumbuhan/serangan penyakit tanaman, dan
meningkatkan retensi/ketersediaan hara dalam tanah (Margono, 2013).
Adapun kelebihan pestisida urine sapi adalah bisa menekan biaya perawatan
tanaman dan bisa memaksimalkan limbah yang tidak digunakan. Selain itu, pestisida
dari urine sapi juga aman dan tidak mencemari lingkungan.
Menurut Sudiro (2010:10) selain mempunyai kelebihan, pupuk organik dan
pestisida dari urine sapi ini mempunyai kekurangan, Walaupun pupuk organik cair dari
urin sapi merupakan pupuk yang ramah lingkungan karena berasal dari senyawa organik
yang dapat diuraikan oleh mikroorganisme, tetapi penggunaan pupuk organik cair ini
masih memiliki kendala karena memiliki kandungan hara makro dan mikro rendah
sehingga harus diberikan dalam jumlah yang banyak.
Meskipun kandungan unsur hara yang dimiliki oleh urine sapi bermacam-macam
jenisnya akan tetapi jumlah kuantitas unsur hara yang dimiliki masih kalah jika
dibandingkan dengan pupuk kimia buatan. Selain itu baunya yang menyengat juga
membuat orang enggan untuk mengelola serta menggunakannya.. sedangkan pestisida
dari urin sapi ini hanya bia digunakan untuk hama hama tertentu, seperti hama tungro,
bercak daun, dan lain lain (Andoko, 2011)

PENUTUP
3.1 Simpulan
Dari pembahasan makalah ini, dapat disimpulkan
1. Kandungan unsur hara urine sapi lebih banyak dibandingkan urine hewan lain
2. Urin sapi mengandung unsur N, P, dan K yang merupakan unsur makro yang
dibutuhkan bagi perkembangan dan pertumbuhan tanaman
3. Proses fermentasi digunakan untuk memperbanyak unsur yang bermanfaat bagi
tanaman pada urin sapi
4. Bahan tambahan ditambahkan pada saat proses fermentasi agar menghilangkan
bau pada urine sapi
5. Manfaat penggunaan pupuk cair urine sapi yaitu: meningkatkan kesuburan
tanah, memperbaiki struktur dan karakteristik tanah, meningkatkan kapasitas
serap air tanah, meningkatkan aktifitas mikroba tanah, meningkatkan kualitas
hasil panen
6. Penggunaan urine sapi sebagai pestisida dan pupuk cair dapat menekan biaya
produksi para petani
7. Pupuk dan pestisida dari urine sapi ramah lingkungan, sehingga aman
digunakan.

6 of 8 8/31/2017, 3:04 PM
All of Science: Pemanfaatan Urin Sapi Sebagai Pestisida dan Pupuk Organik http://sciencebiology-um.blogspot.co.id/2015/03/pemanfaatan-urin-sapi-...

DAFTAR RUJUKAN
Andoko, Agus. 2011. Cara Pembuatan Pestisida Hewani Untuk Padi Organik. (Online),
(http://cybex.deptan.go.id/penyuluhan/cara-pembuatan-pestisida-hewani-untuk-
padi-organik). diakses 9 November 2014
Dari Urine Sapi Di Kabupaten Sinjai. www.sulsel.litbang.deptan.go.id
Lingga, P. 1991. Petunjuk Penggunaan Pupuk. Jakarta : Penebar Swadaya.
Ma, W. C., L. Brussard, and J. A. de Ridder. 1990. Long-term effect of nitrogenous
fertilizers on grassland earthworm (Oligochaeta: Lumbricidae): Their relation to
soil acidification. Agric. Ecosys. Environ. 30: 71-80.
Margono,. 2013. Pembuatan Pupuk Cair Urine Sapi. (Online),
(http://bppgrabag.blogspot.com/2013/09/pembuatan-pupuk-cair-urine-sapi.html),
diakses 9 November 2014.
Marlina, N., Saputro, A., Amier, N., 2012. Respons Tanaman Padi (Oryza sativa L.)
terhadap Takaran PupukOrganik Plus dan Jenis Pestisida Organik dengan System
of Rice Intensification(SRI) di Lahan Pasang Surut. Jurnal Lahan Suboptimal, 1
(3): 138 148
Mcleod, M., Kelly, R. & Tinning, G. 2004. Organisme Di Dalam Tanah: Keuntungan
Dan Pengelolaannya. Australia : NSW Department of Primary Industries
Murniati, N., & Safriani, E. 2013. Pemanfaatan Urine Sapi Sebagai Pupuk Organik Cair
Untuk Meningkatkan Produktivitas Tanaman Selada ( Lactuca sativa L.). Jurnal
silampari Fakultas Pertanian UNMURA, 1 (2): 9-17
Pangan dan Gizi, Fatameta. Bogor : IPB
Rachman A. 1989. Pengantar Teknologi Fermentasi. Bogor: IPB
Roidah, Syamsu. 2013. Manfaat Penggunaan Pupuk Organik Untuk Kesuburan Tanah.
Jurnal Universitas Tulungagung Bonorowo, 1 (1): 30 42
Santosa, Dwi. 2012. Urine Sapi Sebagai Pengganti Pestisida. (Online),
(http://manusiabaru2012.blogspot.com/2012/12/urine-sapi-sebagai-pengganti-
pestisida_5.html). diakses 9 November 2014
Sudiro, Albertus. 2010. Demontrasi Teknologi Pembuatan Pupuk Organik Cair
Winarno, F.G., 1990. Tempe, Misteri Gizi dari Jawa, Info Pangan. Teknologi

Diposting oleh Amien Fadly di 16.59

1 komentar:

hormon tumbuhan 23 November 2015 18.50

PUSAT SARANA BIOTEKNOLOGI AGRO

menyediakan pestisida organik untuk keperluan penelitian, laboratorium, mandiri, perusahaan ..


hub 081805185805 / 0341-343111 atau kunjungi kami di https://www
TOKOPEDIA.com/indobiotech temukan juga berbagai kebutuhan anda lainnya seputar
bioteknologi agro

Balas

Beri komentar sebagai:

Publikasikan

Posting Lebih Baru Beranda

Langganan: Posting Komentar (Atom)

7 of 8 8/31/2017, 3:04 PM
All of Science: Pemanfaatan Urin Sapi Sebagai Pestisida dan Pupuk Organik http://sciencebiology-um.blogspot.co.id/2015/03/pemanfaatan-urin-sapi-...

8 of 8 8/31/2017, 3:04 PM

Anda mungkin juga menyukai