Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH STUDI KASUS

PENGGUNAAN PUPUK KIMIA UNTUK TANAMAN DAN DAMPAKNYA


TERHADAP LINGKUNGAN (KAJIAN ETIKA DAN KONSERVASI
LINGKUNGAN)

Disusun untuk memenuhi Tugas Mata Kuliah Etika Keilmuan

DOSEN PENGAMPU:
Dr. SUHARTI, S.Pd, M.Si
I WAYAN DASNA, Ph.D.

OLEH

HILYATUL MAKNUNAH (220332813981)

UNIVERSITAS NEGERI MALANG


PASCASARJANA
DEPARTEMEN KIMIA
2022
1. LATAR BELAKANG
Pupuk sebagai salah satu sumber nutrisi bagi tumbuhan terdiri dari berbagai
jenis baik dari segi wujud fisiknya, sumber pembuatannya, hingga kandungan senyawa
kimianya. Salah satu jenis pupuk yang saat ini banyak digunakan adalah pupuk kimia
atau dikenal dengan pupuk anorganik yang dibuat secara kimia melibatkan unsur-unsur
anorganik. Pupuk anorganik memiliki banyak keunggulan di antaranya dapat
meningkatkan produktivitas tanaman yang cukup tinggi, namun penggunaan pupuk
anorganik berlebihan dalam jangka waktu relatif lama umumnya dapat berakibat buruk
dan dapat mengubah keseimbangan tanah.
Berdasarkan data Asosiasi Produsen Pupuk Indonesia (APPI), konsumsi pupuk
Indonesia berkisar 10 juta ton hingga 11 juta ton pada 2017-2021. Sepanjang Januari
hingga Juni 2022, konsumsi pupuk domestik tercatat sebesar 5,17 juta ton. Jumlah itu
telah mencapai 48,18% dari total konsumsi pupuk pada 2021. Data ini menunjukkan
bahwa keberlangsungan hidup tanaman baik pada bidang pertanian dan perkebunan
sangat bergantung pada peran pupuk sebagai sumber nutrisi yang dapat menyokong
kehidupan tanaman dari awal hingga panen, sehingga para ahli mulai berinovasi untuk
membuat formula yang dapat memenuhi kebutuhan nutrisi tanaman yang kemudian
dikenal dengan pupuk kimia (pupuk anorganik).
Besarnya kebutuhan akan pupuk masih belum diimbangi dengan ditambahnya
persediaan pupuk organik atau pupuk hayati yang lebih ramah lingkungan
dibandingkan dengan penggunaan pupuk kimia (pupuk anorganik). Sedangkan petani
atau pelaku tanaman lain lebih memilih menggunakan pupuk kimia sebab pupuk kimia
memiliki banyak kelebihan di antaranya dapat menyuburkan tanah secara cepat,
mempercepat pertumbuhan tanaman serta lebih efisien dan mudah diperoleh. Namun
pupuk kimia juga dapat berakibat buruk bagi lingkungan. Penggunaan pupuk kimia
secara terus-menerus dapat menyebabkan tanah mengeras dan kehilangan
porositasnya. Hal ini dikarenakan penggunaan pupuk meningkatkan kadar asam dalam
tanah, asam klorida dan asam sulfat dalam tanah melarutkan remah-remah tanah yang
kaya akan mineral. Perusakan mineral tanah oleh asam tersebut dapat menjadi sebab
tanah kehilangan porositasnya. Hal ini berarti tanah akan menjadi sangat padat atau
mengeras sehingga air akan sulit masuk, dan sirkulasi udara yang berkurang.
Pengerasan tanah memicu ketidaksuburan tanah secara keseluruhan hingga tanah
menjadi kering sehingga dapat memicu penipisan mineral dan unsur hara dalam tanah.
Hal tersebut membuat tumbuhan akan meningkatan ketergantungan terhadap pupuk,
yang semakin lama akan semakin merusak tanah tempat tumbuhan tersebut hidup,
penggunaan pupuk kimia berlebh juga dapat memusnahkan mikroorganisme tanah,
pencemaran air dan dalam jangka waktu panjang, dapat menjadi penyebab gangguan
Kesehatan pada manusia. Realitanya, tidak banyak pelaku tanaman seperti petani dan
pekebun yang mendapatkan edukasi tentang dampak negatif penggunaan pupuk kimia.
Oleh karena itu, makalah studi kasus ini dilakukan untuk mengkaji serta meninjau
penggunaan pupuk kimia jika dipandang dari aspek etika keilmuan dan konservasi
lingkungan.

2. RESEARCH QUESTION
2.1 Bagaimana dampak inovasi penggunaan pupuk kimia sebagai solusi pemenuhan
kebutuhan nutrisi tumbuhan terhadap lingkungan?
2.2 Bagaimana etika keilmuan memandang permasalahan lingkungan akibat
penggunaan pupuk kimia?

3. PEMBAHASAN
3.1 Pupuk Kimia
Pupuk kimia atau dikenal dengan pupuk anorganik merupakan semua jenis
pupuk yang berasal dari bahan kimia anorganik berupa unsur-unsur esensial bagi
pertumbuhan tanaman yang dibuat secara sintetik tidak hanya berisi unsur hara
tanaman tertentu, tetapi juga dapat berbentuk campuran yang memberikan bentuk-
bentuk ion dari unsur hara yang dapat diabsorpsi oleh tanaman. Setidaknya minimal
terdapat sekitar enam belas unsur yang dibutuhkan untuk menunjang pertumbuhan
tanaman secara normal, di mana tiga di antaranya merupakan unsur mutlak di antaranya
adalah nitrogen, fosfor, dan kalium (Simanjuntak et al., 2013). Pupuk tidak sama
dengan suplemen, pupuk mengandung bahan baku yang diperlukan pertumbuhan dan
perkembangan tanaman, sedangkan suplemen seperti hormon tumbuhan merupakan
tambahan nutrisi untuk membantu proses metabolism tanaman. Namun tidak sedikit
juga keduanya dicampur terdiri dari pupuk buatan kemudian ditambahkan sejumlah
material suplemen (Anne, 2004).
Berdasarkan asalnya, pupuk dapat dibagi menjadi dua yaitu pupuk organik
(pupuk alami) dan pupuk anorgank (pupuk kimia). Berdasarkan kemurniannya, pupuk
anorganik dibagi menjadi dua yaitu pupuk anorganik teknis yang merupakan pupuk
buatan pabrik dari bahan kimia anorganik seperti urea, NPK, dan TSP serta pupuk
anorganik pro analis. Penggunaan pupuk anorganik di Indonesia sangat tinggi
dibandingkan dengan pupuk organik seperti yang disajikan pada gambar 1 berikut:

Gambar 1 Konsumsi Pupuk di Indonesia berdasarkan jenisnya


3.2 Dampak Penggunaan Pupuk Kimia terhadap Lingkungan
Informasi dari Peraturan Menteri Pertanian pada 2011 bahwa penggunaan
pupuk anorganik di Indonesia telah berlangsung selama kurang lebih tiga puluh tahun
dan digencarkan sejak orde baru. Hal ini secara intensif memunculkan dampak
terhadap lingkungan yang dikenal dengan istilah soil sick (tanah sakit), soil fatigue
(kelelahan tanah), serta inefisiensi penggunaan pupuk anorganik. Penggunaan pupuk
anorganik terus menerus dengan tidak dilakukan penambahan pupuk organik dapat
mengakibatkan ketidakseimbangan unsur hara di dalam tanah, struktur tanah menjadi
rusak, mikrobiologi di dalam tanah sedikit. Selama ini penggunaan pupuk anorganik
berdosis tinggi tanpa menambahkan bahan organik mengakibatkan penurunan kadar
bahan organik tanah, sehingga produksi tinggi tidak dapat dicapai (Mansyur, 2016).
Menurut (Alteri, 2022), pupuk anorganik secara temporer telah meningkatkan
hasil pertanian, tetapi keuntungan hasil panen akhirnya berkurang banyak dengan
adanya penggunaan pupuk ini karena adanya sesuatu yang timbul akibat adanya
degradasi (pencemaran) lingkungan pada lahan pertanian. Alasan utama kenapa pupuk
anorganik menimbulakan pencemaran pada tanah adalah karena dalam prakteknya
banyak kandungan yang terbuang. Disamping itu, fraksi tanah yang halus lebih mudah
tererosi sehingga unsur hara terutama pospor sebagian besar diserap butir-butir tanah
tersebut maka banyak unsur pospor yang hilang karena erosi. Sebagian besar pospor
dalam tanah sukar larut sehingga pospor diangkut ke tempat lain bersama dengan aliran
permukaan atau air infiltrasi Akibat pencemaran dari limbah industri dan pemakaian
pupuk anorganik yang terlalu banyak secara terus menerus menyebabkan unsur hara
yang ada di dalam tanah menurun. (Mansyur, 2016)
Sejak tahun 90-an, pemakaian pupuk buatan (anorganik) oleh petani Indonesia
sangat dominan hingga melupakan peranan pupuk organik sebab respon pupuk organik
sangat lambat dalam meningkatkan hasil sehingga mengalihkan perhatian para petani.
Namun tak dapat dihindari bahwa pupuk anorganik meninggalkan residu di dalam
tanah sehigga dalam waktu panjang dapat mengakibatkan rusaknya sifat fisik, kimia,
dan biologi tanah serta terjadi degradasi unsur hara (Adhikari, 2004).
3.3 Pandangan Etika Keilmuan terhadap Penggunaan Pupuk Kimia
Manusia pada umumnya sangat bergantung pada keadaan lingkungan di
sekitarnya yaitu berupa sumber daya alam yang dapat menunjang kehidupan sehari-
hari. Beberapa sumber daya alam yang utama bagi manusia di antaranya adalah tanah,
air, dan udara.Tanah merupakan tempat manusia untuk melakukan berbagai kegiatan.
Air sangat diperlukan oleh manusia sebagai komponen dominan dari tubuh manusia
yang sangat dibutuhkan dengan jumlah yang cukup besar dan memiliki kualitas yang
baik. Udara juga merupakan sumber oksigen yang alami bagi pernafasan manusia.
Lingkungan yang sehat akan terwujud apabila manusia dan lingkungan dalam kondisi
yang baik. Krisis lingkungan hidup yang dihadapi manusia modern merupakan akibat
langsung dari pengelolaan lingkungan hidup yang “nir-etik”. Artinya, manusia
melakukan pengelolaan sumber-sumber alam hampir tanpa peduli pada peran etika.
Dengan demikian, krisis ekologis yang dihadapi umat manusia berakar dalam krisis
etika atau krisis moral. Umat manusia kurang peduli pada norma-norma kehidupan atau
mengganti norma-norma yang seharusnya dengan norma-norma ciptaan dan
kepentingannya sendiri dan akhirnya mencuat sebagai masalah yang mempengaruhi
kehidupan sehari-hari manusia (Rukandar, 2003).
Di antara beberapa prinsip yang ada dalam etika lingkungan di antaranya adalah
(Rukandar, 2003):
a. Sikap Hormat Terhadap Alam (Respect for Nature)
b. Prinsip Tanggung Jawab (Moral Responsibility for Nature)
c. Solidaritas Kosmis (Cosmic Solidarity)
d. Prinsip Kasih Sayang dan Kepedulian (Caring for Nature)
e. Prinsip ”No Harm”
f. Prinsip Hidup Sederhana dan Selaras dengan Alam
g. Prinsip Integritas Moral
Implementasi prinsip-prinsip etika lingkungan penting untuk diupayakan dalam
kehidupan manusia karena persoalan ekologi dan bencana alam yang terjadi pada
dasamya diakibatkan oleh pemahaman yang salah. Pemahaman bahwa alam adalah
objek yang boleh diberlakukan dan dieksploitasi sekehendak manusia. Pola
pembangunan yang berlangsung saat ini perlu diubah dan diimplementasikan secara
jelas. Aspek pembangunan dalam rangka pemenuhan kebutuhan hidup manusia tidak
semata-mata hanya untuk pemenuhan kebutuhan aspek ekonomi namun juga perlu
memberikan bobot yang setara pada aspek-aspek sosial, budaya dan lingkungan.
Kerusakan yang terjadi pada masa sekarang, tidak hanya dirasakan oleh
manusia yang hidup saat ini saja, namun juga akan berdampak dan dirasakan pula oleh
generasi yang akan datang. Pembangunan yang dilakukan harus merupakan
pembangunan membumi yang selalu selaras dengan keseimbangan alam.
Pembangunan membumi identik dengan pembangunan yang berkelanjutan dan
berwawasan lingkungan. Dari beberapa pembahasan di atas, bahwa manusia di tuntut
untuk menjaga lingkungan. Dalam menjaga lingkungan, manusia harus memiliki
“etika”. Etika lingkungan merupakan sikap kita dalam menjaga kelestarian alam ini
agar alam ini tidak rusak, baik ekosistem maupun habitatnya. Perlu disadari bahwa
sebagai bagian dari alam ini, manusia harus menjaga lingkungan ini dengan baik
dengan norma-norma etika lingkungan (Rukandar, 2003).
3.4 Dasar Etika dalam Mewujudkan Kesadaran Masyarakat
Penggunaan pupuk anorganik sudah di lakukan sejak dulu khususnya pada
masa pemerintahan orde baru untuk mendorong produktivitas pertanian yang ada di
Indonesia. Pemilihan penggunaan pupuk anorganik karena pengaplikasiannya sangat
mudah dan dapat dengan cepat meningkatkan hasil produksi pertanian khususnya
tanaman padi. Banyak yang tidak memikirkan dampak yang di timbulkan dari
pemakaian pupuk anorganik secara terus-menerus, selain dampak terhadap tubuh
manusia yang tidak baik dampak terhadap lingkungan juga perlu diketahui karena jika
penggunaan pupuk anorganik di lakukan secara terus- menerus maka akan berdampak
pada tanah dan sedikt demi sedikit akan menurunkan hasil produksi tanaman dan
kualitas tanah (Rukandar, 2003).
Sekecil apapun perilaku manusia terhadap lingkungan hidupnya harus segera
diperbuat untuk bumi yang lebih baik,bumi adalah warisan nenek moyang yang harus
dijaga dan diwariskan terhadap anak cucu sebagai generasi penerus pembangunan yang
berwawasan lingkungan berkelanjutan. Perilaku manusia terhadap lingkungan yang
tepat antara lain tidak merusak tanah, tidak menggunakan air secara berlebih,tidak
membuang sampah sembarangan.Dalam rangka usaha manusia untuk menjaga
lingkungan hidup,telah banyak bermunculan perilaku nyata berupa gerakan-gerakan
peduli lingkungan hidup baik bersifat individu,kelompok,swasta,maupun pemerintah.
Tapi yang terpenting dari itu semua adalah bentuk konkrit yang harus dilakukan oleh
semua pihak dalam berinteraksi dengan lingkungan hidup (Pranata, 2020).

4. KESIMPULAN
Berdasarkan kajian yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa:
1. Penggunaan pupuk kimia atau pupuk buatan dalam memenuhi kebutuhan nutrisi
tanaman memiliki dampak positif dan negatif. Di antara dampak positifnya adalah
dapat memperbaiki dan mempercepat pertumbuhan tanaman, memenuhi kebutuhan
unsur hara tanaman, serta lebih efisien. Sedangkan dampak negatif dari penggunaan
pupuk anorganik secara terus menerus dapat berakibat buruk bagi tanah di antaranya
terjadi perubahan sifat fisik dan kimia tanah yang menyebabkan kualitas tanah
menurun serta mengancam kehidupan mikroorganisme tanah.
2. Pada dasarnya semua teori etika lingkungan mengakui bahwa alam semesta perlu
untuk dihormati dengan cara dijaga dan dilestarikan. Secara khusus sebagai pelaku
moral, manusia mempunyai kewajiban moral untuk menghormati kehidupan, baik
pada manusia maupun makhluk lain dan lingkungan dalam komunitas ekologis
seluruhnya. Manusia sebagai bagian dari alam semesta bertanggung jawab pula
untuk menjaganya. Kelestarian dan kerusakan alam merupakan tanggung jawab
bersama seluruh umat manusia. Semua orang harus bisa bekerja sama bahu
membahu untuk menjaga dan melestarikan alam dan mencegah serta memulihkan
kerusakan alam, serta saling mengingatkan, melarang dan menghukum siapa saja
yang merusak alam.
REFERENSI

Adhikari, S. (2004). Fertilization, Soil, and Water Quality Management in Small Scale
Ponds: Fertilization Requirements and Soil Properties. 3.

Alteri. 2014. Pemakaian pupuk buatan https://ilmuwan muda.wordpress.com/


pencemaran-tanah-oleh-pupuk. Diakses pada 22 December 2022.

Anne, A. (2004). Pertanian dan Perkebunan Mengenal dan Merawat. Yogyakarta.


Kanisius.

Mansyur, F. (2016). Tingkat Pengetahuan Petani Terhadap Dampak Negatif


Penggunaan Pupuk Anorganik Terhadap Produksi Padi di Desa Kalukuang
Kecamatan Galesong Kabupaten Takalar. Universitas Muhammadiyah
Makassar.

Pranata, D. (2020). Dampak Pemberian Pupuk Anorganik secara Terus-Menerus


terhadap Mikroorganisme dan Keasaman Tanah di Lahan Pertanian. Kumpulan
Karya Ilmiah Mahasiswa Fakultas Sains Dan Tekhnologi, , 2, 51.

Rukandar, D. (2003). Etika Lingkungan.

Simanjuntak, A., Ratna Rosanty Lahay, & Edison Purba. (2013). Respon Pertumbuhan
Dan Produksi Bawang Merah (Allium Ascalonicum L.) Terhadap Pemberian
Pupuk Npk Dan Kompos Kulit Buah Kopi. Jurnal Online Agroekoteknologi, 1.
PLAGIARISM SCAN REPORT

Date 2022-12-23

0%
100%

Words 450
Plagiarised Unique

Characters 3422

Content Checked For Plagiarism

1. LATAR BELAKANG

sumber nutrisi bagi tumbuhan terdiri dari berbagai jenis baik dari segi wujud fisiknya, sumber
Pupuk sebagai salah satu
pembuatannya, hingga kandungan senyawa kimianya. Salah satu jenis pupuk yang saat ini banyak digunakan adalah
pupuk kimia atau dikenal dengan pupuk anorganik yang dibuat secara kimia melibatkan unsur-unsur anorganik. Pupuk
anorganik memiliki banyak keunggulan di antaranya dapat meningkatkan produktivitas tanaman yang cukup tinggi,
namun penggunaan pupuk anorganik berlebihan dalam jangka waktu relatif lama umumnya dapat berakibat buruk dan
dapat mengubah keseimbangan tanah.

Berdasarkan data Asosiasi Produsen Pupuk Indonesia (APPI), konsumsi pupuk Indonesia berkisar 10 juta ton hingga 11 juta
ton pada 2017-2021. Sepanjang Januari hingga Juni 2022, konsumsi pupuk domestik tercatat sebesar 5,17 juta ton. Jumlah
itu telah mencapai 48,18% dari total konsumsi pupuk pada 2021. Data ini menunjukkan bahwa keberlangsungan hidup
tanaman baik pada bidang pertanian dan perkebunan sangat bergantung pada peran pupuk sebagai sumber nutrisi yang
dapat menyokong kehidupan tanaman dari awal hingga panen, sehingga para ahli mulai berinovasi untuk membuat
formula yang dapat memenuhi kebutuhan nutrisi tanaman yang kemudian dikenal dengan pupuk kimia (pupuk anorganik).

Besarnya kebutuhan akan pupuk masih belum diimbangi dengan ditambahnya persediaan pupuk organik atau pupuk
hayati yang lebih ramah lingkungan dibandingkan dengan penggunaan pupuk kimia (pupuk anorganik). Sedangkan petani
atau pelaku tanaman lain lebih memilih menggunakan pupuk kimia sebab pupuk kimia memiliki banyak kelebihan di
antaranya dapat menyuburkan tanah secara cepat, mempercepat pertumbuhan tanaman serta lebih efisien dan mudah
diperoleh. Namun pupuk kimia juga dapat berakibat buruk bagi lingkungan. Penggunaan pupuk kimia secara terus-
menerus dapat menyebabkan tanah mengeras dan kehilangan porositasnya. Hal ini dikarenakan penggunaan pupuk
meningkatkan kadar asam dalam tanah, asam klorida dan asam sulfat dalam tanah melarutkan remah-remah tanah yang
kaya akan mineral. Perusakan mineral tanah oleh asam tersebut dapat menjadi sebab tanah kehilangan porositasnya. Hal
ini berarti tanah akan menjadi sangat padat atau mengeras sehingga air akan sulit masuk, dan sirkulasi udara yang
berkurang. Pengerasan tanah memicu ketidaksuburan tanah secara keseluruhan hingga tanah menjadi kering sehingga
dapat memicu penipisan mineral dan unsur hara dalam tanah. Hal tersebut membuat tumbuhan akan meningkatan
ketergantungan terhadap pupuk, yang semakin lama akan semakin merusak tanah tempat tumbuhan tersebut hidup,
penggunaan pupuk kimia berlebh juga dapat memusnahkan mikroorganisme tanah, pencemaran air dan dalam jangka
waktu panjang, dapat menjadi penyebab gangguan Kesehatan pada manusia. Realitanya, tidak banyak pelaku tanaman
seperti petani dan pekebun yang mendapatkan edukasi tentang dampak negatif penggunaan pupuk kimia. Oleh karena
itu, makalah studi kasus ini dilakukan untuk mengkaji serta meninjau penggunaan pupuk kimia jika dipandang dari aspek
etika keilmuan dan konservasi lingkungan.

2. RESEARCH QUESTION

2.1 Bagaimana dampak inovasi penggunaan pupuk kimia sebagai solusi pemenuhan kebutuhan nutrisi tumbuhan terhadap
lingkungan?

2.2 Bagaimana etika keilmuan memandang permasalahan lingkungan akibat penggunaan pupuk kimia?

Matched Source

Page 1 of 2
No plagiarism found

Page 2 of 2
PLAGIARISM SCAN REPORT

Date 2022-12-23

7%
93%
Words 923
Plagiarised Unique

Characters 7191

Content Checked For Plagiarism

3. PEMBAHASAN
3.1 Pupuk Kimia

Pupuk kimia atau dikenal dengan pupuk anorganik merupakan semua jenis pupuk yang berasal dari bahan kimia
anorganik berupa unsur-unsur esensial bagi pertumbuhan tanaman yang dibuat secara sintetik tidak hanya berisi unsur
hara tanaman tertentu, tetapi juga dapat berbentuk campuran yang memberikan bentuk-bentuk ion dari unsur hara yang
dapat diabsorpsi oleh tanaman. Setidaknya minimal terdapat sekitar enam belas unsur yang dibutuhkan untuk menunjang
pertumbuhan tanaman secara normal, di mana tiga di antaranya merupakan unsur mutlak di antaranya adalah nitrogen,
fosfor, dan kalium (Simanjuntak et al., 2013). Pupuk tidak sama dengan suplemen, pupuk mengandung bahan baku yang
diperlukan pertumbuhan dan perkembangan tanaman, sedangkan suplemen seperti hormon tumbuhan merupakan
tambahan nutrisi untuk membantu proses metabolism tanaman. Namun tidak sedikit juga keduanya dicampur terdiri dari
pupuk buatan kemudian ditambahkan sejumlah material suplemen (Anne, 2004).

Berdasarkan asalnya, pupuk dapat dibagi menjadi dua yaitu pupuk organik (pupuk alami) dan pupuk anorgank (pupuk
kimia). Berdasarkan kemurniannya, pupuk anorganik dibagi menjadi dua yaitu pupuk anorganik teknis yang merupakan
pupuk buatan pabrik dari bahan kimia anorganik seperti urea, NPK, dan TSP serta pupuk anorganik pro analis. Penggunaan
pupuk anorganik di Indonesia sangat tinggi dibandingkan dengan pupuk organik seperti yang disajikan pada gambar 1
berikut:

Gambar 1 Konsumsi Pupuk di Indonesia berdasarkan jenisnya


3.2 Dampak Penggunaan Pupuk Kimia terhadap Lingkungan


Informasi dari Peraturan Menteri Pertanian pada 2011 bahwa penggunaan pupuk anorganik di Indonesia telah berlangsung
selama kurang lebih tiga puluh tahun dan digencarkan sejak orde baru. Hal ini secara intensif memunculkan dampak
terhadap lingkungan yang dikenal dengan istilah soil sick (tanah sakit), soil fatigue (kelelahan tanah), serta inefisiensi
penggunaan pupuk anorganik. Penggunaan pupuk anorganik terus menerus dengan tidak dilakukan penambahan pupuk
organik dapat mengakibatkan ketidakseimbangan unsur hara di dalam tanah, struktur tanah menjadi rusak, mikrobiologi di
dalam tanah sedikit. Selama ini penggunaan pupuk anorganik berdosis tinggi tanpa menambahkan bahan organik
mengakibatkan penurunan kadar bahan organik tanah, sehingga produksi tinggi tidak dapat dicapai (Mansyur, 2016).

Menurut (Alteri, 2022), pupuk anorganik secara temporer telah meningkatkan hasil pertanian, tetapi keuntungan hasil
panen akhirnya berkurang banyak dengan adanya penggunaan pupuk ini karena adanya sesuatu yang timbul akibat
adanya degradasi (pencemaran) lingkungan pada lahan pertanian. pupuk anorganik dapat menimbulakan pencemaran
pada tanah sebab banyak kandungan yang terbuang. Fraksi-fraksi tanah yang halus lebih mudah mengalami erosi. Hal ini
menyebabkan unsur hara sebagian besar diserap butir-butir tanah tersebut maka banyak unsur pospor yang hilang karena
erosi. Sebagian besar pospor dalam tanah sukar larut sehingga pospor diangkut ke tempat lain bersama dengan aliran
permukaan atau air infiltrasi Akibat pencemaran dari limbah industri dan pemakaian pupuk anorganik secara terus
menerus dalam waktu yang panjang dapat menyebabkan unsur hara yang terkandung di dalam tanah menurun. (Mansyur,
2016)
Sejak
tahun 90-an, pemakaian pupuk buatan (anorganik) oleh petani Indonesia sangat dominan hingga melupakan
peranan pupuk organik sebab respon pupuk organik sangat lambat dalam meningkatkan hasil sehingga mengalihkan
perhatian para petani. Namun tak dapat dihindari bahwa pupuk anorganik meninggalkan residu di dalam tanah sehigga
dalam waktu panjang dapat mengakibatkan rusaknya sifat fisik, kimia, dan biologi tanah serta terjadi degradasi unsur hara
(Adhikari, 2004).

3.3 Pandangan Etika Keilmuan terhadap Penggunaan Pupuk Kimia


Manusia dalam memenuhi kebutuhan hidupnya pada umumnya sangat bergantung terhadap keadaan lingkungan di
sekitarnya yaitu berupa sumber daya alam yang dapat menunjang kehidupan sehari-hari. Beberapa sumber daya alam

Page 1 of 2
yang utama bagi manusia di antaranya adalah tanah, air, dan udara.Tanah merupakan tempat manusia untuk melakukan
berbagai kegiatan. Air sangat diperlukan oleh manusia sebagai komponen dominan dari tubuh manusia yang sangat
dibutuhkan dengan jumlah yang cukup besar dan memiliki kualitas yang baik.
selain itu, udara juga merupakan sumber oksigen yang alami bagi pernafasan manusia. pada akhirnya, Lingkungan yang
baik dan sehat akan terwujud apabila manusia dan lingkungan dalam kondisi keseimbangan yang baik. pengelolaan
lingkungan hidup yang “nir-etik” menyebabkan Krisis lingkungan hidup yang dihadapi manusia modern saat ini . dapat
dikatakan bahwa manusia melakukan pengelolaan sumber-sumber alam banyak yang tidak memedulikan peran etika.
Dengan demikian, krisis ekologis yang dihadapi umat manusia berakar dalam krisis etika atau krisis moral. Umat manusia
kurang peduli pada norma-norma kehidupan atau mengganti norma-norma yang seharusnya dengan norma-norma
ciptaan dan kepentingannya sendiri dan akhirnya mencuat sebagai masalah yang mempengaruhi kehidupan sehari-hari
manusia (Rukandar, 2003).

Di antara beberapa prinsip yang ada dalam etika lingkungan di antaranya adalah (Rukandar, 2003):

a. Sikap menghormati Alam (Respect for Nature)


b. Prinsip Tanggung Jawab (Moral Responsibility for Nature)


c. Solidaritas Kosmis (Cosmic Solidarity)


d. Prinsip Kasih Sayang dan Kepedulian (Caring for Nature)


e. Prinsip ”No Harm”


f. Prinsip Hidup Sederhana dan Selaras dengan kehidupan Alam


g. Prinsip Integritas Moral


Implementasi prinsip-prinsip etika lingkungan penting untuk diupayakan dalam kehidupan manusia karena persoalan
ekologi dan bencana alam yang terjadi pada dasamya diakibatkan oleh pemahaman yang salah. Pemahaman bahwa alam
adalah objek yang boleh diberlakukan dan dieksploitasi sekehendak manusia. Pola pembangunan saat ini perlu diubah dan
diimplementasikan secara jelas terhadap kehidupan. Aspek pembangunan dalam rangka pemenuhan kebutuhan hidup
manusia tidak semata-mata hanya untuk pemenuhan kebutuhan aspek ekonomi namun juga perlu memberikan bobot
yang setara pada aspek-aspek sosial, budaya dan lingkungan.

Kerusakan yang terjadi pada masa sekarang, tidak hanya dirasakan oleh manusia yang hidup saat ini saja, namun juga akan
berdampak dan dirasakan pula oleh generasi yang akan datang.. Pembangunan membumi identik dengan pembangunan
yang berkelanjutan dan berwawasan lingkungan. Dari beberapa pembahasan di atas, bahwa manusia di tuntut untuk
menjaga lingkungan. Dalam menjaga lingkungan, manusia harus memiliki “etika”. Etika lingkungan merupakan sikap kita
dalam menjaga kelestarian alam ini agar alam ini tidak rusak, baik ekosistem maupun habitatnya. Perlu disadari bahwa
sebagai bagian dari alam ini, manusia harus menjaga lingkungan ini dengan baik dengan norma-norma etika lingkungan
(Rukandar, 2003).

Matched Source

Similarity 6%
Title:Di Subulussalam, Polisi Gelar Bakti Sosial - Singkil Terkini -

https://www.singkilterkini.net/2019/11/tak-hanya-lakukan-penghijauan-polisi.html

Similarity 5%
Title:AKHLAK ISLAM DALAM PENGELOLAAN LINGKUNGAN

https://ejournal.uin-suska.ac.id/index.php/hukumislam/article/download/4044/2819

Similarity 5%
Title:Korelasi Antara Manusia Dengan Lingkungan Dan Peran ...

https://www.academia.edu/39705268/Korelasi_Antara_Manusia_Dengan_Lingkungan_Dan_Peran_Etika_Lingkungan_Bagi_Manusia_Dalam_Pe

Page 2 of 2
PLAGIARISM SCAN REPORT

Date 2022-12-23

0%
100%

Words 339
Plagiarised Unique

Characters 2593

Content Checked For Plagiarism

3.4 Dasar Etika dalam Mewujudkan Kesadaran Masyarakat


Penggunaan pupuk anorganik sudah di lakukan sejak dulu khususnya pada masa pemerintahan orde baru untuk
mendorong produktivitas pertanian yang ada di Indonesia. Pemilihan penggunaan pupuk anorganik karena
pengaplikasiannya sangat mudah dan dapat dengan cepat meningkatkan hasil produksi pertanian khususnya tanaman
padi. Banyak yang tidak memikirkan dampak yang di timbulkan dari pemakaian pupuk anorganik secara terus-menerus,
selain dampak terhadap tubuh manusia yang tidak baik dampak terhadap lingkungan juga perlu diketahui karena jika
penggunaan pupuk anorganik di lakukan secara terus- menerus maka akan berdampak pada tanah dan sedikt demi sedikit
akan menurunkan hasil produksi tanaman dan kualitas tanah (Rukandar, 2003).

Sekecil apapun perilaku manusia terhadap lingkungan hidupnya harus segera diperbuat untuk bumi yang lebih baik,bumi
adalah warisan nenek moyang yang harus dijaga dan diwariskan terhadap anak cucu sebagai generasi penerus
pembangunan yang berwawasan lingkungan berkelanjutan. Perilaku manusia terhadap lingkungan yang tepat di antaranya
adalah tidak merusak tanah, tidak membuang sampah sembarangan. tidak menggunakan air secara berlebih, hal ini
merupakan suatu upaya manusia untuk menjaga lingkungan hidup. . Tapi yang terpenting dari itu semua adalah bentuk
konkrit yang harus dilakukan oleh semua pihak dalam berinteraksi dengan lingkungan hidup (Pranata, 2020).

4. KESIMPULAN

1. Penggunaan pupuk kimia atau pupuk buatan dalam memenuhi kebutuhan nutrisi tanaman memiliki dampak positif
dan negatif. Di antara dampak positifnya adalah dapat memperbaiki dan mempercepat pertumbuhan tanaman, memenuhi
kebutuhan unsur hara tanaman, serta lebih efisien. Sedangkan dampak negatif dari penggunaan pupuk anorganik secara
terus menerus dapat berakibat buruk bagi tanah di antaranya terjadi perubahan sifat fisik dan kimia tanah yang
menyebabkan kualitas tanah menurun serta mengancam kehidupan mikroorganisme tanah.

2. Pada dasarnya semua teori etika lingkungan mengakui bahwa alam semesta perlu untuk dihormati dengan cara dijaga
dan dilestarikan. Secara khusus sebagai pelaku moral, manusia mempunyai kewajiban moral untuk menghormati
kehidupan, baik pada manusia maupun makhluk lain dan lingkungan dalam komunitas ekologis seluruhnya. Semua orang
harus bisa bekerja sama bahu membahu untuk menjaga dan melestarikan alam dan mencegah serta memulihkan
kerusakan alam, serta saling mengingatkan, melarang dan menghukum siapa saja yang merusak alam.

Matched Source

No plagiarism found

Page 1 of 1

Anda mungkin juga menyukai