Anda di halaman 1dari 11

PERMASALAHAN KESALAHAN MANAJEMEN TERHADAP SUMBER DAYA

TANAH DI LINGKUNGAN SEKITAR

Disusun Oleh :

Widya Putri Febriyanti

235040301111027

Kehutanan-A

Dosen Pengampu :

Aditya Nugraha Putra, SP., MP.

PROGRAM STUDI KEHUTANAN

DEPARTEMEN TANAH

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS BRAWIJAYA

MALANG
2023
BAB I

1.1 Latar Belakang

Indonesia merupakan salah satu negara agraris dengan 13,34% penduduknya merupakan
petani (Sensus Pertanian,2013). Sebagian besar dari sistem pertanian di Indonesia berbasis
tanah sehingga tanah merupakan suatu hal yang sangat penting. Tanah merupakan sumber
daya alam yang paling penting dalam bidang pertanian.

Tanah sebagai media pertanian, memiliki fungsi sebagai sumber dari unsur hara dan
pendukurng tanaman, yaitu sebagai tempat menyimpan air. Fungsi tanah di dalam suatu lahan
pertanian dapat hilang atau menurun baik karena faktor alam atau karena ulah manusia.
Penurunan atau hilangnya fungi tanah ini disebut dengan degradasi tanah ( kerusakan tanah ).

Manusia sebagai makhluk paling tinggi kedudukannya di dunia ini, dituntut agar dapat
melestarikan arti penting tanah untuk segala kehidupan di dunia. Artinya manusia tidak
sepantasnya hanya mengambil keuntungan yang terdapat dalam tanah saja, melainkan
mempunyai kewajiban untuk memelihara tanah tersebut, agar tetap dapat befungsi dan
memberikan sumber kehidupan bagi manusia dan makhluk hidup lainnya.

Dalam usaha pertanian tanah mempunyai arti yang sangat penting selain iklim dan air. Semua
tumbuh tumbuhan dan hasilnya sangat diperlukan bagi pertumbuhan dan perkembangan
hidup manusia selama hidup di dunia. Manusia dan makhluk hidup lainnya akan sangat
bergantung pada keadaan tanah selain iklim dan air.

Seperti yang kita tahu bahwa usaha pertanian memiliki keinginan untuk memperoleh hasil
yang sebanyak-banyaknya. Maka dari itu tanah harus dipelihara dengan sebaik- baiknya, agar
keinginan keinginan dalam usaha pertanian itu dapat terwujud. Karena di dalam dunia ini
harus terdapat keseimbangan antara pengambilan hasil dan pemeliharaan tanah. Pengambilan
hasil yang terus menerus tapa adanya keseimbangan pemeliaraan tanah merupakan seuatu
kekeliruan yang akan mengakibatkan hal yang fatal.

Karena pada akhirnya tanah tidak akan mampu lagi memberikan jaminan hidup bagi segala
tanaman yang tumbuh diatasnya. Sumber daya alam yang paling utama, yaitu tanah dan air.
Pada dasarnya tanah merupakan sumber daya alam yang dapat diperbaharui, namun mudah
mengalami kerusakan atau degradasi. Kerusakan tanah dapat terjadi oleh, hilangnya unsur
hara dan bahan organic dari lapisan tanah.

Indonesia merupakan negara agraris dimana banyak sekali lahan pertanian yang dapat
dimanfaatkan untuk membudidayakan tanaman. Sebagai salahsatu upaya budidaya ini petani
membutuhkan sarana produksi yang dapat membantu meningkatkan produktivitas lahan dan
tanaman. Salah satu sarana pendukung yang sering digunakan petani adalah pupuk kimia.

Ketergantungan penggunaan pupuk kima oleh para petani semakin hari semakin besar. Hal ini
berdampak pada penggunaan pupuk kimia secara berlebihan, sehingga dapat menimbulkan
berbagai macam permasalahan. Masalah umum yang sering terjadi seperti kesuburan tanah
yang dalam hal ini berhubungan erat dengan tanaman yang dibudidayakan. Karena
pentingnya kesuburan tanah bagi para petani, maka masalah ini harus mendapat perhatian
khusus.

Berikur merupakan dampak negatif yang ditimbulkan oleh pemakaian pupuk anorganik atau
pupuk kimia,

1). Musnahnya berbagai organisme penyubur tanah karena pupuk anorganik,

2).Merosotnya kesuburan tanah ( tandus ),

3).rusaknya keseimbangan ekosistem tanah dan,

4).Terjadinya peledakan dan serangan sejumlah hama.

Akibat dari pencemaran limbah industri dan pemakaian pupuk kimia secara terus menerus
menyebabkan unsur hara yang ada di dalam tanah menurun.. Penggunaan pupuk kimia di
kalangan para petani khususnya di Desa Ngajum masih terus dilakukan karena para petani
hanya memikirkan tingat produksi padi yang tinggi tanpa adanya pemikiran bagaimana
kedepannya.

Persepsi para petani yang berbeda-beda membuat petani tetap menggunakan pupuk kimia
secara terus-menerus dan tidak beralih ke pupuk organik. Para petani tidak memikirkan
bagaimana dampak yang ditimbulkan dari pemakaian pupuk kimia pada lingkungan sekitar.
BAB II

2.1 Analisis

Tanah adalah tempat hidup atau habitat berbagai jenis tumbuhan dan makhluk hidup
termasuk manusia. Kualitas tanah pada umunya dapat berkurang melalui proses erosi oleh air
yang mengalir sehingga kesuburan tanah akan berkurang. Selain hal tersebut, turunnya
kualitas tanah juga dapat disebabkan oleh limbah padat yang mencemari tanah.

Pencemaran tanah dapat diartikan sebagaisuatu kondisi dimana bahan kimia yang dibuat oleh
manusia masuk dan mengubah ke dalam lingkungan alami tanah. Pencemaran lingkungan
tanah ini biasanya disebabkan oleh pembuangan limbah yang tidak sesuai dengan kaidah baik
itu limbah cair atau bahan kimia industri atau dari lokasi komersial, penggunaan pestisida,
air bawah tanah yang terkontaminasi oleh minyak, bahan kimia atau kecelakaan kendaraan
yang membawa zat kimia atau limbah, air limbah dari tempat pembuangan sampah dan
limbah industri (illegal dumping).

Di Indonesia, penggunaan pupuk kimia merupakan bagian dari sebuah Revolusi Hijau,
sebuah proyek yang dilaksanakan pada masa pemerintahan Orde Baru untuk meningkatkan
produktivitas pertanian dengan teknologi modern, dipraktikkan sejak tahun 1990an. Revolusi
Hijau di Indonesia mulai terlihat pada tahun 1980an.

Saat itu pemerintah memerintahkan penanaman padi, memaksakan penggunaan benih impor,
penggunaan pupuk kimia, dan lain-lain. Saat itu Indonesia sudah mengalami swasembada
beras, namun hal itu tidak bertahan lama. Pada tahun 1990-an, para petani mulai berjuang
dengan berkurangnya kesuburan tanah dan meningkatnya ketergantungan terhadap
penggunaan pupuk kimia (anorganik). Ada beberapa hal yang terkena dampak bila
penggunaan pupuk anorganik, antara lain:

1. Berbagai organisme pemupukan tanah hilang oleh aksi pupuk anorganik.


2. Kesuburan tanah menurun.
3. Keseimbangan ekosistem tanah rusak.
4. Terjadi ledakan serangga dan hama.

Sejumlah pupuk kimia yang sering digunakan, antara lain:


 Pupuk Urea merupakan pupuk kimia yang banyak mengandung nitrogen (N). Pupuk
Urca berbentuk butiran kristal putih dengan rumus kimia NH, CONH merupakan
pupuk yang mudah larut dalam air dan sangat menyerap air (higroskopis). Pupuk urea
yang dijual di pasaran biasanya mengandung 46% unsur hara nitrogen, artinya setiap
100 kg urea mengandung 46 nitrogen.
 Pupuk NPK merupakan pupuk majemuk yang mengandung unsur hara makro
nitrogen (N), fosfor (P) dan kalium (K). Pupuk ini berbentuk butiran bulat besar
dengan warna merah bata. Pupuk ini mengandung pupuk yang tidak mudah menyerap
air sehingga dapat disimpan dalam jangka waktu lama. Pupuk NPK yang dijual di
pasar ini bervariasi kandungan nitrogen, fosfor, dan kalium. Perbandingan konten
terlaris di pasaran adalah.
 Pupuk SP-36 merupakan sumber fosfor bagi tanaman. Pupuk SP-36 berbentuk
butiran berwarna abu-abu. Unsur hara fosfor yang terkandung dalam pupuk SP-36
hampir larut sempurna dalam air. Pupuk ini tidak mudah menyerap air sehingga dapat
disimpan lama dalam kondisi penyimpanan yang baik. Sesuai dengan namanya yaitu
SP-36, kandungan nutrisi fosfor berupa P2O5 pada pupuk ini yaitu 36% dengan
perbandingan:
• 15:15:15
• 15:15:6:4
• 15:15:17:2
Keterangan : perbandingan di atas nitrogen (%), phosphor (%), kalium (%),
magnesium (%).

Pada awalnya penggunaan pupuk kimia dapat meningkatkan hasil, namun lama kelamaan
hasil menurun dan tanah semakin tidak subur. Berbagai penelitian yang komprehensif dan
memakan waktu akhirnya menunjukkan bahwa kekurangan unsur hayati menjadi salah satu
penyebab tanah semakin tandus. Unsur hayati tanah dibedakan menjadi dua bagian, yaitu.
mikroba tanah dan hormon pertumbuhan tanaman.

Akibat pencemaran akibat penggunaan pupuk organik yang berlebihan, jumlah unsur hara di
dalam tanah berkurang. Di Indonesia sendiri, sebagian besar lahan pertanian menjadi lahan
kritis. Lahan pertanian dalam kondisi kritis mencakup 66% dari 7 juta lahan pertanian di
Indonesia.
BAB III

3.1 Dampak

Pupuk kimia adalah zat yang mengandung unsur hara yang diperlukan tanaman. Namun
unsur hara tersebut sudah terdapat secara alami di dalam tanah seiring dengan siklus unsur
hara tanah, misalnya hewan pengerat atau herbivora memakan tumbuhan kemudian mati,
kotoran atau sisa sisa tumbuhan diurai oleh organisme seperti bakteri, cacing, jamur, dll.
Siklus inilah yang harus dijaga dalam penggunaan pupuk kimia, apalagi jika jumlah pupuk
kimia terlalu banyak akan mengganggu siklus unsur hara dalam tanah.

Selain itu, penggunaan pupuk kimia secara terus-menerus meningkatkan ketahanan hama
terhadap pestisida pertanian. Permasalahan lainnya adalah penggunaan urea biasanya sangat
menguras kantong. Pada saat pemupukan, nitrogen tidak pernah maksimal dengan urea
karena kandungan nitrogen pada urea hanya sekitar 40-60%. Hingga 50% kerugian
disebabkan oleh penguapan, pencucian, dan limpasan.

Dampak lain dari penggunaan pupuk kimia adalah menurunkan dan menekan populasi
mikroorganisme tanah bermanfaat yang sangat bermanfaat bagi tanaman. Saat ini lapisan
tanah yang ada mengalami kerusakan parah akibat penggunaan pupuk kimia secara terus
menerus dan jangka panjang, sehingga mengakibatkan:

1. Kondisi tanah menjadi keras.


2. Tanah kekurangan akan pupuk kendang.
3. Banyak pestisida dan residu pestisida yang tertinggal di dalam tanah.
4. Mikroorganisme tanah bermusuhan.
5. Banyak mikroorganisme berbahaya berkembang biak dengan baik.
6. Tanah semakin miskin unsur hara makro dan mikro.
7. Tanaman tidak dapat menyerap keseluruhan pupuk .

Alasan utama mengapa pupuk kimia dapat mencemari tanah adalah karena dalam praktiknya
banyak pupuk yang terbuang. Penggunaan pupuk buatan (anorganik) yang terus menerus
mempercepat penipisan bahan organik, merusak keseimbangan unsur hara tanah, sehingga
menimbulkan berbagai penyakit tanaman. Pencemaran tanah menimbulkan berbagai akibat,
antara lain:

 Mengenai kesehatan
Dampak pencemaran tanah terhadap kesehatan bergantung pada jenis polutan, cara
polutan tersebut masuk ke dalam organisme, dan sensitivitas populasi yang terkena
dampak. Kromium, berbagai pestisida dan herbisida bersifat karsinogenik bagi
semua kelompok populasi. Timbal sangat berbahaya bagi anak-anak karena dapat
menyebabkan kerusakan otak dan ginjal pada masyarakat umum. Paparan benzena
dalam jangka panjang (terus menerus) dalam konsentrasi tertentu dapat
meningkatkan kemungkinan terjadinya leukemia. Merkuri (merkuri) dan siklodiena
diketahui menyebabkan kerusakan ginjal, bahkan beberapa di antaranya tidak dapat
diobati. PCB dan siklodiena berhubungan dengan hepatotoksisitas. Organofosfat dan
karbamat dapat menyebabkan gangguan saraf otot. Berbagai pelarut yang
mengandung klorin merangsang perubahan pada hati dan ginjal serta melemahkan
sistem saraf pusat. Paparan bahan kimia tersebut menyebabkan berbagai dampak
kesehatan yang terlihat, termasuk sakit kepala, pusing, kelelahan, iritasi mata, dan
ruam kulit. Jelas bahwa pencemaran tanah dalam dosis tinggi dapat menyebabkan
kematian.
 Ekosistem
Pencemaran tanah juga dapat mempengaruhi ekosistem. Perubahan radikal kimia
tanah dapat disebabkan oleh adanya bahan kimia beracun/berbahaya walaupun
dalam dosis kecil. Perubahan tersebut dapat menyebabkan perubahan metabolisme
mikroorganisme tanah dan artropoda endemik. Dampaknya bahkan dapat
memusnahkan beberapa spesies primer dari rantai makanan, yang dapat
menimbulkan dampak signifikan terhadap predator atau tingkat lain dalam rantai
makanan. Meskipun pengaruh bahan kimia terhadap bentuk kehidupan terendah ini
minimal. bagian bawah piramida makanan dapat menyerap bahan kimia asing yang
lama kelamaan terkonsentrasi pada makhluk di bagian atas piramida. Banyak dari
dampak ini yang terlihat saat ini, seperti konsentrasi DDT pada burung yang
menyebabkan rapuhnya cangkang telur, peningkatan kematian anak ayam, dan
kemungkinan kepunahan spesies. Dampaknya terhadap pertanian terutama perubahan
metabolisme tanaman yang pada akhirnya dapat menyebabkan berkurangnya hasil
pertanian. Hal ini dapat menimbulkan efek tambahan pada perlindungan tanaman jika
tanaman tidak mampu mencegah erosi tanah. Beberapa dari polutan ini mempunyai
waktu paruh yang panjang, dan dalam kasus lain terbentuk turunan dari polutan
tanah utama.

BAB IV

4.1 Strategi

Pencemaran tanah juga dapat mempengaruhi ekosistem seperti perubahan radikal kimia tanah
yang dapat disebabkan oleh adanya bahan kimia beracun atau berbahaya walaupun dalam
dosis kecil. Perubahan ini bisa menyebabkan perubahan metabolisme atau mikroorganisme
endemik dan artropoda yang hidup di dalam tanah.

Dampaknya bahkan dapat memusnahkan beberapa spesies primer dari rantai makanan, yang
dapat menimbulkan dampak signifikan terhadap predator atau tingkat lain dalam rantai
makanan. Meskipun pengaruh bahan kimia terhadap bentuk kehidupan terbawah kecil,
namun makhluk hidup yang berada di dasar piramida dapat mengonsumsi bahan kimia asing
yang kemudian terkonsentrasi pada makhluk yang berada di puncak piramida.

Hal ini dapat menyebabkan dampak jangka panjang terhadap perlindungan tanaman,
sedangkan tanaman tidak dapat menahan erosi tanah. Ada beberapa upaya penanggulangan
untuk mengurangi dampak pencemaran tanah, antara lain:

1. Remediasi

Remediasi merupakan pembersihan permukaan tanah. Sebelum melakukanRemediasi,


wajib untuk mengetahui hal-hal berikut ini:

- Jenis pencemar baik organik atau anorganik, terdegradasi ataupun tidak, dan
berbahaya atau tidak,
- Banyaknya zat pencemar yang telah mencemari tanah tersebut.
- Perbandingan dari karbon (C), nitrogen (N), dan Fosfat (P),
- Jenis tanah
- Kondisi tanah yaitu basah atau kering.
- Lamanya zat pencemar terendapkan di lokasi tersebut.,
- Bagaimana kondisi pencemaran pada saat itu apakah harus dibersihkan segera
atau bisa ditunda.

Terdapat dua jenis remediasi tanah, yaitu in-situ (atau on-site) dan ex-situ (atau off-
site). Pembersihan on-site adalah pembersihan langsung di lokasi. Pembersihan ini
diklaim lebih murah dan lebih mudah, terdiri dari pembersihan, venting (injeksi), dan
bioremediasi.

Pembersihan off-site melibatkan penggalian tanah yang sudah tercemar kemudian


memindahkannya ke area yang aman. Setelah itu tanah tersebut dibersihkan dari zat
pencemar. Caranya adalah dengan tanah tersebut disimpan di dalam bak atau tanki
yang kedap udara, kemudian zat pembersih dipompakan ke bak atau tangki tersebut.
Selanjutnya zat pencemar dipompakan keluar dari bak, kemudian diolah Kembali oleh
instalasi pengolah air limbah. Pembersihan off-site ini diklaim jauh lebih mahal dan
rumit.

2. Bioremediasi

Bioremedasi adalah proses pembersihan tanah dengan mikroorganisme (jamur, bakteri).


Tujuan bioremediasi adalah untuk memecah atau mendegradasi bahan pencemar menjadi
bahan yang kurang beracun atau tidak beracun (karbon dioksida dan air). Empat teknik
dasar yang umum digunakan dalam bioremediasi yaitu;

1. mengstimulasi aktivitas mikroorganisme asli yang terdapat lokasi tercemar dengan


penambah nutrien, pengaturan kondisi redoks, optimasi pH, dll.
2. Melakukan inokulasi (penanaman) mikroorganisme di lokasi yang sudah tercemar,
dengan mikroorganisme yang memang memiliki kemampuan dalam biotransformasi
khusus.
3. Menerapkan immobilized enzymes.
4. Memanfaatkan penggunaan tanaman (phytoremediation) untuk menghilangkan atau
mengubah pencemar.

Dalam proses bioremediasi harus memperhitungkan suhu tanah, ketersediaan air, unsur
hara (N, P, K), perbandingan rasio C:N dibawah 30:1 dan ketersediaan oksigen. Selain
proses remediasi dan bioremediasi, saat ini sudah dikembangkan teknologi pemupukan
dengan mikroorganisme indogeneous. Teknologi ini dapat meningkatkan kesuburan
tanah. Itu sebabnya teknik ini disebut juga AGPI yang sangat bermanfaat untuk
memperbaiki sifat kimia, fisik dan biologi tanah sehingga tekstur dan struktur tanah
menjadi serasi dan sehat yang berarti dapat meningkatkan pertumbuhan tanaman,

KESIMPULAN

Kerusakan tanah adalah suatu peristiwa hilangnya unsur-unsur hara dalam tanah atau tidak
mampunya tanah untuk bereproduktif seperti biasanya. Kerusakan tanah ini dapat terjadi
akibat faktor alam dan manusia.

Pupuk kimia pada dasarnya sangat bermanfaat bagi penanaman tumbuhan namun disisi lain
jika digunakan secara terus menerus dapat mengakibatkan hal yang fatal. Karna bahan
pembuatan pupuk kimia sendiri yang berbahaya bagi kesuburan tanah. Dampak yang
ditimbulkan bukan hanya pada tanah melainkan bagi ekosistem dan juga pada tubuh manusia.

Ada beberapa cara yang bisa dilakukan untuk memperbaiki dampak dari kerusakan tanah
baik kerusakan sifat fisik tanah, kerusakan kimia dan kerusakan biologi pada tanah. Cara
atau strategi penanggulangan dampak diantaranya dengan cara Remediasi dan Bioremediasi.

SARAN

Agar lebih memahami materi tentang kerusakan tanah, maka disarankan kepada para
pembaca untuk mencari referensi lain yang berhubungan dengan materi pada makalah ini.
Selain itu, diharapkan para pembaca setelah membaca makalah ini dapat menerapkannya
dalam kehidupan sehari – hari. Dan diharapkan agar pembaca dapat menjaga kelestarian
tanah beserta penyusun yang ada di dalamnya untuk masa yang akan datang.
DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2013. Cara Mencegah Pencemaran Tanah. [Serial Online].


http://www.wedaran.com/19621/caramencegahpencemarantanah/ Diakses 30 Agustus 2023.

Budianta, Dedik. 2010. Pentingnya Etika Lingkungan untuk Meminimalkan Global Warming.

Dampak Penggunaan Pupuk dan Pestisida yang Berlebihan Terhadap Kandungan Residu
Tanah Pertanian Bawang Merah di Kecamatan Gemuh Kabupaten Kendal.

Jurnal Agronomi, 26 (1): 12-22. Mukti, Abdul. 2012. Etika Pengelolaan Lingkungan Hidup.

Lilis Mega Reptiana. 2015. Kerusakan Tanah Akibat Penggunaan PupukKimia Berlebih Pada
Lahan Pertanian. diakses pada 28 Agustus 2023

Nabila Nailatus Sakina. 2009. Pencemaran Tanah Oleh Pupuk. [Serial Online]
https://ilmuwanmuda.wordpress.com/pencemarantanaholehpupuk/ Diakses 30 Agustus 2023.

Romli, Musta'in. 2012. Dampak Negatif Pupuk Kimia Terhadap Kesuburan Tanah. Diakses
30 agustus 2023

Anda mungkin juga menyukai