Anda di halaman 1dari 23

PEMANFAATAN PUPUK ORGANIK UNTUK PEMUPUKAN DI

LAHAN PERTANIAN

MAKALAH
Disusun untuk Melengkapi UAS Mata Kuliah Bahasa Indonesia

Disusun oleh :
Muhammad Ardiansyah 23393 / SPKS D / 2024

PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI


FAKULTAS PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN STIPER YOGYAKARTA
2024
BAB I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pada saat ini pandangan perkembangan pertanian organik sebagai salah satu

teknologi alternatif untuk menanggulangi persoalan lingkungan sangat diperlukan.

Persoalan besar yang terjadi disebabkan karena pencemaran tanah yang

menyebabkan persediaan unsur hara dalam tanah semakin lama semakin menipis.

Apalagi banyak unsur yang hilang tidak dikembalikan lagi ke tanah. Jika hal ini

berlangsung terus-menerus maka tanah akan semakin miskin unsur hara. Kondisi

ini diperburuk dengan munculnya pertanian modern yang menerapkan sistem

pertanian monokultur dan penggunaan varietas unggul yang menyerap banyak

unsur hara. Jika varietas unggul digunakan secara terus menerus, tanah akan

semakin miskin unsur hara. Kondisi ini dapat diperbaiki dengan penambahan

unsur hara secara tepat, yakni melalui pemupukan.

Pemupukan adalah pemberian pupuk terhadap tanaman. Sedangkan pupuk

adalah material yang ditambahkan pada media tanam atau tanaman untuk

mencukupi kebutuhan hara yang diperlukan tanaman sehingga mampu

berproduksi dengan baik. Material pupuk dapat berupa bahan organik ataupun

non-organik (mineral). Pupuk mengandung bahan baku yang diperlukan

pertumbuhan dan perkembangan tanaman dalam pemberian pupuk perlu

diperhatikan kebutuhan tumbuhan tersebut, agar tumbuhan tidak mendapat terlalu

banyak unsur hara. Terlalu sedikit atau terlalu banyak unsur hara dapat berbahaya
bagi tumbuhan. Pupuk dapat diberikan lewat tanah ataupun disemprotkan ke

daun.

Salah satu jenis pupuk yang menjadi alternatif dan mulai popular kembali

setelah cukup lama tidak pernah digunakan dalam perkembangan pertanian

organik yaitu pupuk organik. Pupuk organik adalah pupuk yang tersusun dari

materi makhluk hidup yang diolah melalui proses pembusukan (dekomposisi)

oleh bakteri pengurai, seperti pelapukan sisa - sisa tanaman, hewan, dan manusia.

Pupuk organik banyak memberikan keuntungan ditinjau dari peningkatan

kesuburan tanah dan peningkatan produktifitas tanaman. Atas dasar tersebut saya

merasa tertarik untuk mengkaji dan mengetahui lebih dalam mengenai pupuk

organik serta segala sesuatu yang berkaitan dengan pupuk organik.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana sejarah pupuk organik?

2. Apa itu pupuk organik?

3. Sebutkan dan jelaskan jenis-jenis pupuk organik?

4. Bagaimana cara pengaplikasian pupuk organik?

5. Apa manfaat pupuk organik?

6. Apa keunggulan pupuk organik?


BAB II. PEMBAHASAN

2.1.Sejarah Pupuk Organik

Sejarah penggunaan pupuk pada dasarnya merupakan bagian dari pada

sejarah pertanian. Penggunaan pupuk diperkirakan sudah dimulai sejak permulaan

manusia mengenal bercocok tanam, yaitu sekitar 5.000 tahun yang lalu. Bentuk

primitif dari penggunaan pupuk dalam memperbaiki kesuburan tanah dimulai dari

kebudayaan tua manusia di daerah aliran sungai-sungai Nil, Efrat, Indus, Cina,

dan Amerika Latin. Lahan-lahan pertanian yang terletak di sekitar aliran-aliran

sungai tersebut sangat subur karena menerima endapan lumpur yang kaya hara

melalui banjir yang terjadi setiap tahun. Di Indonesia, pupuk organik sudah lama

dikenal para petani. Penduduk Indonesia sudah mengenal pupuk organik sebelum

diterapkannya revolusi hijau di Indonesia. Setelah revolusi hijau, kebanyakan

petani lebih suka menggunakan pupuk buatan karena praktis menggunakannya,

jumlahnya jauh lebih sedikit dari pupuk organik, harganya pun relatif murah dan

mudah diperoleh. Kebanyakan petani sudah sangat tergantung pada pupuk buatan,

sehingga dapat berdampak negatif terhadap perkembangan produksi pertanian.

Tumbuhnya kesadaran para petani akan dampak negatif penggunaan pupuk

kimia dan sarana pertanian modern lainnya terhadap lingkungan telah membuat

mereka beralih dari pupuk konvensional ke pupuk organik. Perkembangan

terakhir menunjukan bahwa produksi pupuk organik dan permintaan pupuk

organik semakin meningkat. Karena petani semakin sadar dampak buruk pupuk
kimia pada tanah pertaniannya dan masyarakat pun menginginkan bahan

makanan yang bersih dari residu bahan kimia.

2.1.Pengertian Pupuk Organik

Pupuk organik adalah pupuk yang tersusun dari materi makhluk hidup

yang diolah melalui proses pembusukan (dekomposisi) oleh bakteri pengurai,

seperti pelapukan sisa - sisa tanaman, hewan dan manusia. Pupuk organik dapat

berbentuk padat atau cair yang digunakan untuk memperbaiki sifat fisik, kimia,

dan biologi tanah. Pupuk organik akan banyak memberikan keuntungan karena

bahan dasar pupuk organik berasal dari limbah pertanian, seperti: jerami, dan

sekam padi, kulit kacang tanah, ampas tebu, belotong, batang jagung, dan bahan

hijauan lainnya. Sedangkan kotoran ternak yang banyak dimanfaatkan adalah

kotoran sapi, kerbau, kambing, ayam, itik, dan babi. Disamping itu, dengan

berkembangnya permukiman, perkotaan dan industri maka bahan dasar kompos

makin beraneka. Bahan yang banyak dimanfaatkan antara lain: tinja, limbah cair,

sampah kota dan permukiman.

Pupuk organik merupakan bahan pembenah tanah yang paling baik

dibanding bahan pembenah lainnya. Nilai pupuk yang dikandung pupuk organik

pada umumnya rendah dan sangat bervariasi, misalkan unsur nitrogen (N), fosfor

(P), dan kalium (K) tetapi juga mengandung unsur mikro esensial lainnya. Pupuk

organik membantu dalam mencegah terjadinya erosi dan mengurangi terjadinya

retakan tanah. Pemberian bahan organik mampu meningkatkan kelembapan tanah

dan memperbaiki pengatusan dakhil.


Nitrogen dan unsur hara lain yang dikandung oleh pupuk organik dilepaskan

secara perlahan-lahan. Penggunaan secara berkesinambungan akan banyak

membantu dalam membangun kesuburan tanah, terutama apabila dilaksanakan

dalam waktu yang nisbi panjang.

Pupuk organik mempunyai komposisi kandungan unsur hara yang lengkap,

tetapi tiap jenis unsur hara tersebut rendah.

Kandungan bahan organik di dalam tanah perlu dipertahankan agar

jumlahnya tidak sampai dibawah 2%. Selain penambahan pupuk organik, bahan

organik didalam tanah dapat dipertahankan melalui cara – cara sebagai berikut:

 Terapkan rotasi tanaman dengan menyertakan jenis kacang – kacangan dalam

pergiliran tanaman.

 Sedapat mungkin mengembalikan sisa tanaman ke dalam tanah.

 Atasi erosi yang dapat menghanyutkan bahan organik tanah.

 Tanaman penutup tanah (cover crop). Cara ini lazim dilakukan di perkebunan

kelapa sawit dan karet.

 Minimalisasi pengolahan tanah, yakni mengolah tanah seperlunya saja.

Karakteristik umum yang dimiliki pupuk organik, ialah: kandungan unsur

hara rendah dan sangat bervariasi, penyediaan hara terjadi secara lambat,

menyediakan hara dalam jumlah terbatas.

Manfaat dari pupuk organik:

 Meningkatnya produktivitas lahan pertanian. Karena dengan meningkatnya kadar

kandungan bahan organik dan unsur hara yang ada dalam tanah, maka dengan
sendirinya akan memperbaiki sifat, kimia dan biologi tadi tanah atau lahan

pertanian.

 semakin mudahnya melakukan pengolahan lahan karena tanah semakin baik

 Harga pupuk organik lebih murah dan sangat mudah didapat dari alam

 Pupuk organik mengandung unsur mikro yang lebih lengkap dibandingkan dengan

pupuk kimia

 Pupuk organik akan memberikan kehidupan badi mikroorganisme tanah

 Kelebihan lain dari pupuk organik yaitu mempunyai kemampuan dalam

memobilisasi atau menjembatani hara yang ada di tanah sehingga akan

membentuk partikel ion yang mudah diserap oleh tanaman

 Mempunyai kemampuan dalam melepas hara tanah dengan sangat perlahan dan

terus menerus, seihngga akan membantu mencegah terjadinya kelebihan suplai

hara yang membuat tanaman keracuanan

 Mampu menjaga kelembaban dari tanah, sehingga akan mengurangi tekanan atau

tegangan struktur tanah pada tanaman

 Mampu membantu mencegah erosi lapisan atas tanah

 Mampu menjaga dan merawat tingkat kesuburan tanah

 Memberi manfaat untuk kesehatan manusia, karena banyak kandungan nutrisi dan

lebih lengkap dan lebih banyak

 Pupuk organik mampu menyediakan unsur makro dan mikro.

 Memperbaiki granulasi tanah berpasir hingga padat sehingga dapat meningkatkan

kualitas aerasi, memperbaiki drainase tanah dan meningkatkan kemampuan tanah

dalam menyimpan air.


 Mengandung asam humat (humus) yang mampu meningkatkan kapasitas tukar

kation tanah.

 Penambahan pupuk organik dapat meningkatkan aktivitas mikroorganisme tanah.

 Pada tanah asam, penambahan pupuk organik dapat membantu meningkatnya pH

tanah.

 Penggunaan pupuk organik tidak menyebabkan polusi tanah dan polusi air.

Keunggulan pupuk organik:

1. Meningkatkan kandungan air dan dapat menahan air untuk kondisi berpasir

2. Meningkatkan daya tahan terhadap pengikisan

3. Meningkatkan pertukaran udara, jumlah pori-pori dan sifat peresapan air untuk

kondisi tanah liat.

4. Menurunkan tingkat kekerasan lapisan permukaan tanah

5. Mengandung unsur hara makro mikro yang lengkap

6. Aman (ramah lingkungan)

7. Efektif dan ekonomis (murah / mudah di dapat)

8. Menghilangkan rasidu kimia

9. Aplikasi yang mudah (bisa di aplikasikan sebelum atau sesudah masa tanam).

Kelemahan pupuk organik:

1. Diperlukannya dalam jumlah yang sangat banyak untuk memenuhi kebutuhan

unsur hara dari suatu pertanaman.

2. Hara yang dikandung untuk bahan yang sejenis sangat bervariasi.

3. Bersifat ruah (bulky), baik dalam pengangkutan dan penggunaannya dilapangan.


4. Kemungkinan akan menimbulkan kekahatan unsur hara apabila bahan organik

yang diberikan belum cukup matang.

Apabila pemurnian pada saat proses pembuatan pupuk organik tidak cukup

baik, maka limbah cair dan komponen padat yang berasal dari limbah perkotaan

dan bahan organik lainnya mempunyai potensi yang tinggi dalam meracuni

kesehatan manusia. Logam berat dan senyawa lain yang dikandung limbah

industri dan limbah permukiman merupakan sumber potensial senyawa beracun

yang kemungkinan terakumulasi di dalam tanah dan diserap oleh tanaman,

dimakan oleh ternak dan akhirnya oleh manusia. Pupuk organik kemungkinan

juga membawa bibit penyakit yang mempengaruhi tanaman, ternak dan manusia.

Kendala ini kemungkinan besar dapat diatasi. Untuk memecahkan masalah ini

diperlukan penelitian sebagai komponen penting dalam memenuhi kebutuhan

pupuk organik.

Setelah memperhatikan gatra positif dan negative dari penggunaan bahan

organik, yang terpenting sekarang bagaiman cara mengubah orientasi petani yang

telah terbiasa menggunakan pupuk kimia kembali membiasakan mengggunakan

pupuk organik. Pengertian yang harus diberikan bahwa bahan organik

mengandung lebih banyak unsur hara sesuai dengan pertumbuhan tanaman.

2.2. Jenis - Jenis Pupuk Organik

2.2.1. Kompos

Kompos adalah hasil pembusukan sisa – sisa tanaman yang disebabkan oleh

aktivitas mikroorganisme pengurai. Kualitas kompos sangat ditentukan oleh


besarnya perbandingan antara jumlah karbon dan nitrogen (C/N rasio). Jika C/N

rasio tinggi, berarti bahan penyusun kompos belum terurai sempurna. Bahan

kompos dengan C/N rasio tinggi akan terurai atau membusuk lebih lama

dibandingkan dengan bahan ber-C/N rendah. Kualitas kompos dianggap baik jika

memiliki C/N rasio antara 12 – 15.

Bahan kompos, seperti sekam, jerami padi, batang jagung, dan serbuk

gergaji, memiliki C/N rasio antara 50 – 100. Daun segar memiliki C/N rasio 10 –

12. Proses pembuatan kompos akan menurunkan C/N rasio hingga menjadi 12-15.

Tahapan proses pembuatan kompos sebagai berikut:

 Karbohidrat, protein, dan lilin (bahan dengan C/N rasio tinggi) diurai menjadi

senyawa sederhana seperti NH3, CO2, H2, dan H2O. pada tahap ini, mikro

organisme pengurai menyerap unsur hara dari lingkungan sekitarnya untuk

pertumbuhannya.

 Setelah perombakan selesai, mikroorganisme pengurai akan mati.

Konsekuensinya, unsur hara penyusun tubuh mikro organisme akan dilepaskan.

Pada tahap ini C/N rasio menjadi lebih rendah karena banyak karbon yang

berubah menjadi CO2 dan menguap ke udara. Namun, bertolak belakang dengan

karbon, kandungan nitrogennya justru berlimpah.

 Jika C/N rasio telah mencapai angka 12 – 20 berarti unsur hara yang terikat pada

humus telah dilepaskan melalui proses mineralisasi sehingga dapat digunakan

oleh tanaman.

Pernyataan proses di atas dapat menjawab pertanyaan mengapa tanaman justru

tampak seperti kekurangan unsur hara setelah diberikan kompos yang belum
terurai sempurna. Sampai dengan proses penguraian sempurna, tanaman akan

bersaing dengan mikroorganisme tanah untuk memperebutkan unsur hara. Karena

itu disarankan untuk menambah pupuk buatan apabila bahan kompos yang belum

terurai sempurna terpaksa digunakan.

Kandungan unsur hara kompos sebagai berikut:

 Nitrogen 0,1 – 0,6%

 Fosfor 0,1 – 0,4%

 Kalium 0,8 – 1,5%

 Kalsium 0,8 – 1,5%

Ciri fisik kompos yang baik adalah berwarna cokelat kehitaman, agak

lembab, gembur, dan bahan pembentuknya sudah tidak tampak lagi. Kompos

ibarat multivitamin untuk tanah pertanian. Kompos akan meningkatkan kesuburan

tanah dan merangsang perakaran yang sehat. Kompos memperbaiki struktur tanah

dengan meningkatkan kandungan bahan organik tanah dan akan meningkatkan

kemampuan tanah untuk mempertahankan kandungan air tanah. Aktivitas

mikroba tanah yang bermanfaat bagi tanaman akan meningkat dengan

penambahan kompos. Aktivitas mikroba ini membantu tanaman untuk menyerap

unsur hara dari tanah dan menghasilkan senyawa yang dapat merangsang

pertumbuhan tanaman. Aktivitas mikroba tanah juga diketahui dapat membantu

tanaman menghadapi serangan penyakit.

Tanaman yang dipupuk dengan kompos juga cenderung lebih baik

kualitasnya daripada tanaman yang dipupuk dengan pupuk kimia, misal: hasil

panen lebih tahan disimpan, lebih berat, lebih segar, dan lebih enak.
Kompos memiliki banyak manfaat bagi tanaman yaitu: meningkatkan

kesuburan tanah, memperbaiki struktur dan karakteristik tanah, meningkatkan

kapasitas serap air tanah, meningkatkan aktivitas mikroba tanah, meningkatkan

kualitas hasil panen ( rasa, nilai gizi dan jumlah panen), menyediakan hormon dan

vitamin bagi tanaman, menekan pertumbuhan/seranggan penyakit pada tanaman,

meningkatkan retensi/ketersedian hara didalam tanah.

Adapula manfaat kompos dalam bidang ekonomi, yaitu: menghemat biaya

untuk transportasi dan penimbunan limbah, mengurangi ukuran/volume limbah,

memiliki nilai jual yang lebih tinggi dari pada bahan asalnya. Sedangkan manfaat

dalam aspek lingkungan sebagai berikut: mengurangi usaha polusi udara karena

pembakaran limbah, mengurangi kebutuhan lahan untuk penimbunan.

2.2.2. Pupuk Kandang

Pupuk kandang adalah pupuk organik yang berasal dari kotoran ternak.

Kualitas pupuk kandang sangat tergantung pada jenis ternak, kualitas pakan

ternak, dan cara penampungan pupuk kandang. Penambahan pupuk kandang dapat

meningkatkan kesuburan dan produksi pertanian. Hal ini disebabkan tanah lebih

banyak menahan air sehingga unsur hara akan terlarut dan lebih mudah diserap

oleh buluh akar. Sumber hara makro dan mikro dalam keadaan seimbang yang

sangat penting untuk pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Unsur mikro

yang tidak terdapat pada pupuk lainnya bisa disediakan oleh pupuk kandang,

misalnya S, Mn, Co, Br, dan lain-lain. Pupuk kandang banyak mengandung

mikroorganisme yang dapat membanru pembetukan humus di dalam tanah dan


mensintesa senyawa tertentu yang berguna bagi tanaman, sehingga pupuk

kandang merupakan suatu pupuk yang sangat diperlukan bagi tanah dan tanaman

dan keberadaannya dalam tanah tidak dapat digantikan oleh pupuk lain.

Tabel 11 menunjukan pupuk kandang dari ayam atau unggas memiliki

kandungan unsur hara yang lebih besar dari pada jenis ternak yang lain.

Penyebabnya adalah kotoran padar pada unggas tercampur dengan kotoran

cairnya. Umumnya, kandungan unsur hara pada urine selalu lebih tinggi dari pada

kotoran padat.

Tabel 11. Kandungan unsur hara beberapa jenis pupuk kandang

Jenis ternak N (%) P2O5 (%) K2O (%)

Ayam 1,7 1,9 1,5

Sapi 0,3 0,2 0,3

Kuda 0,4 0,2 0,3

Domba 0,6 0,3 0,2

Sumber: Hardjowigeno, 1995

Sebelum digunakan pupuk kandang perlu mengalami proses penguraian.

Dengan demikian, kualitas pupuk kandang juga turut ditentukan oleh C/N rasio.

Pupuk kandang yang banyak mengandung jerami memiliki C/N rasio yang tinggi

sehingga mikroorganisme memerlukan waktu yang lebih lama untuk

menyelesaikan proses penguraiannya. Contoh pupuk kandang yang banyak

mengandung jerami, antaralain: pupuk kandang dari sapi, kerbau, atau babi.

Dalam dunia pupuk kandang, dikenal istilah pupuk panas dan pupuk dingin.

Pupuk panas adalah pupuk kandang yang proses penguraiannya berlangsung cepat
sehingga terbentuk panas, misalnya pupuk kandang dari kuda, kambing, domba,

ayam. Sedangkan pupuk dingin terjadi sebaliknya, C/N rasio yang tinggi

menyebabkan pupuk kandang terurai lebih lama dan tidak menimbulkan panas,

misalnya pada sapi, kerbau, dan babi.

Ciri – ciri pupuk kandang yang baik dapat dilihat secara fisik atau kimiawi.

Ciri fisiknya yakni berwarna kehitaman, cukup kering, tidak mengandung dan

tidak berbau menyengat. Ciri kimiawinya adalah C/N rasio kecil (bahan

pembentuknya sudah tidak terlihat) dan temperaturnya relative stabil.

Efek kelebihan pupuk kandang akan menimbulkan pencemaran nitrat (NO 3-)

dan ammonia (NH3+) sehingga menyebabkan eutrofikasi (eutropication). Di

samping itu sering pula tidak tersedia bagi tanaman, karena diserap oleh

mikroorganisme untuk kebutuhan hidupnya.

Keuntungan pemakaian pupuk kandang antara lain:

1. Dapat memperbaiki kesuburan fisika tanah melalui perubahan struktur dan

permeabilitas tanah.

2. Dapat memperbaiki kesuburan kimia tanah karena mengandung unsur N, P, K,

Ca, Mg, dan Cl.

3. Dapat meningkatkan kegiatan mikroorganisme tanah yang berarti meningkatkan

kesuburan biologis.

4. Dalam pelapukannya sering mengeluarkan hormon yang merangsang

pertumbuhan tanaman, seperti: auxin, gibberellin dan cytokinin.

2.2.3. Mikroba Penyubur Tanah


Kemajuan ilmu mikrobiologi tanah telah berhasil memperbanyak mikroba

tanah yang bermanfaat dan mengemasnya sebagai pupuk cair. Mikroba yang telah

dikemas ini kemudian disemprotkan ke tanah hingga berkembang biak dan dan

memberi dampak positif bagi kesuburan tanah. Mikroba tanah yang ada di

pasaran diantaranya bakteri dan jamur decomposer yang berfungsi mempercepat

pelapukan bahan organik, bakteri pelarut fosfat, dan bakteri pengikat nitrogen dari

udara.

Mikroba membutuhkan waktu yang lama untuk berkembang biak sehingga

hasil aplikasi mikroba penyubur tanah tidak langsung terlihat pada tanaman.

Jumlah mikroba yang telah disemprotkan pun sangat mungkin akan berkurang

karena faktor cuaca. Aplikasi mikroba sebaiknya dilaksanakan secara rutin setiap

dua minggu sekali. Alat semprot yang digunakan sebaiknya bukan yang biasa

dipakai untuk menyemprot pestisida.

2.2.4. Pupuk Hijau

Pupuk hijau adalah bagian dari tanaman yang masih hidup dan diberikan

pada tanaman. Pupuk hijau terbuat dari tanaman atau komponen tanaman yang

dibenamkan ke dalam tanah. Jenis tanaman yang banyak digunakan adalah dari

familia Leguminoceae atau kacang-kacangan dan jenis rumput-rumputan (rumput

gajah). Jenis tersebut dapat menghasilkan bahan organik lebih banyak, daya serap

haranya lebih besar dan mempunyai bintil akar yang membantu mengikat nitrogen

dari udara.

Tujuan pemupukan hijau:


 Mempertinggi kandungan bahan organik dalam tanah, sebagai pengganti yang

telah habis diserap oleh tanaman, selama periode pengolahan tanah.

 Mengurangi leaching selama periode kosong antara dua objek agronomi yang

dikelola.

 Menambah nitrogen apabila yang dijadikan pupuk hijau.

 Mengurangi erosi vertical.

 Mengurangi penyakit akar pada kapas terhadap phymatotrichum.

Keuntungan penggunaan pupuk hijau antara lain:

a. Mampu memperbaiki struktur dan tekstur tanah serta infiltrasi air

b. Mencegah adanya erosi

c. Dapat membantu mengendalikan hama dan penyakit yang berasal dari tanah dan

gulma jika ditanam pada waktu tanah bero.

d. Sangat bermanfaat pada daerah-daerah yang sulit dijangkau untuk suplai pupuk

anorganik.

Namun pupuk hijau juga memiliki kekurangan yaitu: tanaman hijau dapat

sebagai kendala dalam waktu, tenaga, lahan, dan air pada pola tanam yang

menggunakan rotasi dengan tanaman legume dapat mengundang hama ataupun

penyakit dapat menimbulkan persaingan dengan tanaman pokok dalam hal

tempat, air dan hara pada pola pertanaman tumpang sari.

2.2.5. Pupuk Seresah

Pupuk seresah merupakan suatu pemanfaatan limbah atau komponen

tanaman yang sudah tidak terpakai. Misal jerami kering, bonggol jerami, rumput

tebasan, tongkol jagung, dan lain-lain. Pupuk seresah sering disebut pupuk
penutup tanah karena pemanfaatannya dapat secara langsung, yaitu ditutupkan

pada permukaan tanah di sekitar tanaman (mulsa). Peranan pupuk ini diantaranya:

a. Dapat menjaga kelembaban tanah, mengurangi penguapan, penghematan

pengairan

b. Mencegah erosi, permukaan tanah yang tertutup mulsa tidak mudah larut dan

terbawa air

c. Menghambat adanya pencucian unsur hara oleh air dan aliran permukaan

d. Menjaga tekstur tanah tetap remah

e. Menghindari kontaminasi penyakit akibat percikan air hujan

f. Memperlancar kegiatan jasad renik tanah sehingga membantu menyuburkan tanah

dan sumber humus.

2.2.6. Pupuk Cair

Pupuk organik bukan hanya berbentuk padat dapat berbentuk cair seperti:

pupuk anorganik. Pupuk cair sepertinya lebih mudah di manfaatkan oleh tanaman

karena unsur-unsur di dalamnya sudah terurai dan tidak dalam jumlah yang terlalu

banyak sehingga manfaatnya lebih cepat terasa. Bahan baku pupuk cair dapat

berasal dari pupuk padat dengan perlakuan perendaman. Setelah beberapa minggu

dan melalui beberapa perlakuan, air rendaman sudah dapat digunakan sebagai

pupuk cair.

2.2.7. Guano (Kotoran Kelelawar)

Jenis pupuk ini mengandung unsur hara yang lebih lengkap dibandingkan

dengan pupuk organik lainnya. Hal ini disebabkan kotoran kelelawar mengandung
biji – bijian. Namun, harga pupuk ini relatif lebih mahal dibandingkan dengan

pupuk organik lainnya. Untuk menekan biaya, aplikasi pupuk guano umumnya

dicampur dengan pupuk kandang atau pupuk kompos. Perbandingan kandungan

unsur hara yang terdapat pada kotoran kelelawar dengan kotoran unggas bisa

dilihat di tabel berikut:

Tabel 3. Perbandingan kandungan unsur hara kotoran kelelawar dengan

kotoran unggas

Jenis N P K Ca Mg S

hewan (%) (%) (%) (%) (%) (%)

Kelelawar 8-13 5-12 1,5– 7,5– 0,5– 2,0–

2,5 1,1 1,0 3,5

Ayam 1,63 1,54 0,85 - - -

Merpati 1,76 1,78 1,00 - - -

Itik 1,00 1,54 0,62 - - -

Angsa 0,55 1,40 1,40 - - -

2.2.8. Humus

Humus adalah material organik yang berasal dari degradasi ataupun

pelapukan daun-daunan dan ranting-ranting tanaman yang membusuk (mengalami

dekomposisi) yang akhirnya mengubah humus menjadi (bunga tanah), dan

kemudian menjadi tanah. Bahan baku untuk humus adalah dari daun ataupun

ranting pohon yang berjatuhan, limbah pertanian dan peternakan, industri


makanan, agroindustri, kulit kayu, serbuk gergaji (abu kayu), kepingan kayu,

endapan kotoran, sampah rumah tangga, dan limbah-limbah padat perkotaan.

Humus merupakan sumber makanan bagi tanaman, serta berperan baik bagi

pembentukan dan menjaga struktur tanah. Senyawa humus juga berperan dalam

pengikatan bahan kimia toksik dalam tanah dan air. Selain itu, humus dapat

meningkatkan kapasitas kandungan air tanah, membantu dalam menahan pupuk

anorganik larut-air, mencegah penggerusan tanah, menaikkan aerasi tanah, dan

menaikkan fotokimia dekomposisi pestisida atau senyawa-senyawa organik

toksik. Kandungan utama dari kompos adalah humus. Humus merupakan penentu

akhir dari kualitas kesuburan tanah, jadi penggunaan humus sama halnya dengan

penggunaan kompos.

2.2.9. Pupuk Hayati

Istilah pupuk hayati digunakan sebagai nama kolektif untuk semua

kelompok fungsional mikroba tanah yang dapat berfungsi sebagai penyedia hara

dalam tanah, sehingga dapat tersedia bagi tanaman.

Pemakaian istilah ini relatif baru dibandingkan dengan saat penggunaan

salah satu jenis pupuk hayati komersial pertama di dunia yaitu

inokulan Rhizobium yang sudah lebih dari 100 tahun yang lalu. Pupuk hayati

dapat didefinisikan sebagai inokulan berbahan aktif organisme hidup yang

berfungsi untuk menambat hara tertentu atau memfasilitasi tersedianya hara dalam

tanah bagi tanaman.


Memfasilitasi tersedianya hara ini dapat berlangsung melalui peningkatan

akses tanaman terhadap hara misalnya oleh cendawan mikoriza arbuskuler,

pelarutan oleh mikroba pelarut fosfat, maupun perombakan oleh fungi,

aktinomiset atau cacing tanah. Penyediaan hara ini berlangsung melalui hubungan

simbiotis atau nonsimbiotis. Secara simbiosis berlangsung dengan kelompok

tanaman tertentu atau dengan kebanyakan tanaman, sedangkan nonsimbiotis

berlangsung melalui penyerapan hara hasil pelarutan oleh kelompok mikroba

pelarut fosfat, dan hasil perombakan bahan organik oleh kelompok organisme

perombak.

Pupuk hayati pemasok nitrogen karena atmosfer mengandung nitrogen

dalam jumlah yang cukup banyak (78%) dan mampu disematkan oleh bebrapa

jenis bakteri yang hidup bebas (non-simbiosis) di dalam tanah atau bersimbiosis

dengan tanaman, terutama tanaman jenis legume. Pada saat ini yang banyak

digunakan untuk pupuk hayati adalah Rhizobium, Azospirillium, Azotobakter, dan

Phosphobacteria. Beberapa jenis bakter yang mampu menyemat nitrogen udara

dan banyak digunakan sebagai pupuk hayati dapat dilihat dalam Tabel 5.1

Tabel 5.1 Beberapa jenis pupuk hayati yang mampu mengikat nitrogen

2.3. Cara Aplikasi Pupuk Organik:

Tanah berpasir, bekas pertambangan, tanah tererosi, atau tanah sangat padat

yang mudah retak pada saat musim kemarau, sebaiknya diberi pupuk organik

dalam jumlah besar sebelum digunakan untuk bercocock tanam. Setelah diberi

pupuk organik, dilanjutkan dengan pengolahan tanah. Kedua perlakuan tersebut


digunakan supaya sifat fisik tanah membaik dan pemakaian pupuk organik

menjadi lebih efisien.

Kebutuhan dosis pupuk organik yang sangat besar seringkali menyulitkan

proses penebarannya. Namun, sekarang telah dipasarkan pupuk organik yang

dipadatkan dalam bentuk pelet atau konsentrat. Pupuk organik dalam bentuk

tersebut lebih mudah diaplikasikan dan dosis yang diperlukan menjadi lebih kecil.

Dosis pupuk organik yang besar memang tidak akan merusak tanaman. Namun,

keseimbangan antara peningkatan hasil dan biaya yang dikeluarkan harus

dipertimbangkan.

Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam aplikasi pupuk organik adalah

sebagai berikut:

1. Penebaran pupuk organik sebaiknya diikuti dengan pengolahan tanah seperti

pembajakan atau penggemburan tanah agar pupuk organik dapat mencapai lapisan

tanah yang lebih dalam.

2. Pemberian pupuk organik dengan dosis kecil tetapi sering, lebih baik dari pada

dosis banyak yang diberikan sekaligus.

3. Pada jagung, cabai, tomat, dan beberapa sayuran, pupuk organik sebaiknya

ditempatkan pada lubang tanaman satu minggu sebelum bibit ditanam.

4. Pada media tanam dalam pot, perbandingan antara kompos dan tanah yang ideal

adalah 1 : 1.

5. Jika harus menggunakan pupuk organik yang belum terurai sempurna (rasio C/N

masih tinggi), harus diberi jeda waktu antara pemberian pupuk organik dan

penanaman bibit, yakni minimal satu minggu. Hal itu dilakukan untuk
menghindari dampak buruk yang mungkin terjadi pada tanaman ketika proses

penguraian pupuk berlangsung.

BAB III. PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdasarkan pemaparan makalah tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa

pupuk organik merupakan yang sangat ramah lingkungan dan dapat membuat

tanah menjadi subur. Pupuk organik juga pupuk yang lebih baik dibandingkan

dengan pupuk lainnya karena akan mengurangi polusi tanah dan dapat

meningkatkan produtivitas tanah.

Pupuk organik terdiri dari beberapa jenis yaitu: pupuk kompos, pupuk

kandang, pupuk hayati, pupuk cair, pupuk seresah, pupuk hijau, mikroba

penyubur tanah, pupuk hayati, guano dan humus.

Penggunaan pupuk organik juga mempunyai kelemahan salah satunya yaitu

akan menimbulkan kekahatan unsur hara apabila bahan organik yang diberikan

belum cukup matang.

B. Saran

1. Perlunya pemakaian pupuk organik di sektor pertanian

2. Perlunya kepedulian terhadap pupuk organik kerana tergeser oleh

pupuk kimia.

3. Sebaiknya dilakukan perbaikan terhadap pupuk organik.

1.
DAFTAR PUSTAKA

Novizan, Ir 2005. Petunjuk pemupukan yang efektif. AgroMedia Pustaka, Jakarta.

Jumin, Hasan Basri. 2005. Dasar-dasar agronomi. PT RajaGrafindo Persada,


Jakarta.

Sutanto, Rachman. 2002. Pertanian organik: Menuju Pertanian Alternatif dan


Berkelanjutan. Jakarta

H, Taufik. Tadjoedin dan Hadi, Ir, Iswanto 2002. Kiat mengatasi permasalahan
praktis: mengebunkan mengkudu secara intensif. AgroMedia Pustaka,
Jakarta

http://agunghanafi87.blogspot.com/2012/11/contoh-makalah-pupuk-organik.html
pada hari Rabu 20 November 2013 jam 13:15

http://downloadfreegunghanafi87.blogspot.com/2012/12/makalah-macam-
macam-pupuk-organik-dan.html pada hari Rabu 20 November 2013 jam
13:15

hari Rabu 20 November 2013 jam 13:15 di Perpustakaan Daerah.

http://www.langgengsejati.com/pupuk/manfaat-pp.php pada hari Rabu 20


November 2013 jam 13:15

http://anggikrosaliaa.blogspot.com/2012/10/makalah-pupuk-kompos.html pada
hari Rabu 20 November 2013 jam 13:15

Anda mungkin juga menyukai