Anda di halaman 1dari 13

Laporan Praktikum

Dasar-dasar Agronomi

PEMBUATAN PUPUK ORGANIK CAIR (POC)

Nama : Nurnadia Amalia


NIM : G041211079
Kelas : Dasar-dasar Agronomi A
Kelompok : 3 (tiga)
Asisten : Muh. Dzulfikar Syam

PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI


DEPARTEMEN BUDIDAYA PERTANIAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2022
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang

Potensi limbah pertanian di masyarakat cukup banyak namun terkadang


terkendala belum sadarnya pemanfaatan limbah pertanian tersebut sebagai bahan
pupuk organik atau kompos. Tanpa terobosan pemanfaatan limbah pertanian yang
tepat maka lingkungan subur dan juga bisa menambah penghasilan keluarga tidak
akan tercapai. Dengan kreatifitas masyarakat dalam mengelola limbah pertanian
maka tidak tertutup kemungkinan masyarakat bisa meningkat kesejahteraanya.
Penggunaan bahan organik dan mikroba merupakan alternatif untuk
menunjang pembangunan sistem pertanian yang ramah lingkungan. Pupuk
organik atau pupuk alam adalah pupuk yang dihasilkan dari sisa-sisa tanaman,
hewan, dan manusia seperti pupuk hijau, kompos, pupuk kandang, dan hasil
sekresi hewan dan manusia. Pupuk organik mengandung berbagai macam nutrien
yang dapat digunakan untuk pertumbuhan tanaman (Susilo et al., 2021)
Pupuk organik sebagai pupuk yang mudah diperoleh dan murah untuk
meningkatkan kualitas tanah. Keuntungan dalam menggunakan pupuk organik
yaitu dapat memperbaiki struktur tanah, menaikkan daya serap tanah terhadap air,
menaikkan kondisi kehidupan di dalam tanah, dan mengandung nutrien bagi
tanaman yang memberikan peningkatan pada penggunaan pupuk organik. Selain
itu, tugas utama dari pupuk organik ialah menjadi sumber makanan bagi tanaman
agar mampu tumbuh dengan baik dan menghasilkan buah (Susilo et al., 2021).
Pengaruh pemberian bahan organik ke dalam tanah yaitu struktur tanah
menjadi lebih baik, aerasi tanah menjadi lebih baik, mempunyai efek pengikat
yang baik atas partikel-partikel tanah, serta kapasitas menahan air meningkat.
Beberapa sifat kimia tanah seperti kemasaman tanah, kekurangan unsur hara dan
sifat fisik tanah yang jelek dengan sendirinya dapat diimbangi dengan pemberian
jumlah kecil pupuk organik, terutama dalam bentuk pupuk kandang, pupuk
kompos dan pupuk hijau yang dimanfaatkan dalam kehidupan sehari-hari (Susilo
et al., 2021).
1.2. Tujuan dan Kegunaan
Tujuan dilaksanakan praktikum ini adalah untuk melihat pengaruh MOL
terhadap proses pembuatan pupuk organik cair dari berbagai limbah rumah
tangga, pasar dan pertanian.
Kegunaan diharapkan setiap peserta praktikan dapat memahami pembuatan
pupuk organik cair yang berguna sebagai sumber hara alternatif dalam budidaya
tanaman.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pupuk Organik Cair Secara Umum


Pupuk organik cair merupakan salah satu bahan yang sangat penting dalam
upaya memperbaiki kesuburan tanah secara aman, dalam arti produk pertanian
yang dihasilkan terbebas dari bahan-bahan kimia yang berbahaya bagi kesehatan
manusia sehingga aman dikonsumsi. Pupuk cair lebih mudah terserap oleh
tanaman karena unsur-unsur di dalamnya sudah terurai. Tanaman menyerap hara
terutama melalui akar, namun daun juga punya kemampuan menyerap hara.
Sehingga ada manfaatnya apabila pupuk cair tidak hanya diberikan di sekitar
tanaman, tapi juga di bagian daun-daun (Kurniawan et al., 2017).
POC berpengaruh terhadap bunga jadi buah, jumlah buah per tanaman,
bobot buah per tanaman, hasil per petak, dan hasil per hektar serta meningkatkan
hasil produksi tanaman. Kebutuhan berbagai macam unsur hara pada tanaman
dalam masa pertumbuhan dan perkembangan tidak sama, karena membutuhkan
waktu pemberian dan dosis yang berbeda, sehingga pemupukan sebaiknya
diberikan pada saat tanaman memerlukan unsur hara secara intensif agar
pertumbuhan dan perkembangannya berlangsung dengan baik (Kurniawati et al.,
2015).
Pupuk organik cair dapat memperbaiki sifat fisik, kimia, dan biologi tanah,
sehingga dapat meningkatkan produksi tanaman, meningkatkan kualitas produk
tanaman dan mengurangi penggunaan pupuk anorganik. Selain itu, pupuk organik
cair mempunyai beberapa manfaat yaitu meningkatkan pembentukan klorofil
daun, meningkatkan kemampuan fotosintesis tanaman, dan menyerap nitrogen
dari udara. Pemberian pupuk organik cair yang mengandung bakteri pelarut fosfat
juga dapat meningkatkan ketersediaan P dan meningkatkan efisiensi penggunaan
pupuk anorganik NPK menjadi ¾ takaran NPK (Kurniawati et al., 2015).
2.1.1 Pengertian Pupuk Organik Cair
Pupuk organik cair adalah jenis sebuah pupuk yang berbentuk cair atau
tidak padat yang bersifat mudah larut pada tanah dan membawa unsur-unsur
penting yang berguna untuk kesuburan tanah. Salah satu keuntungan dari
penggunaan pupuk organik cair yaitu karena bentuknya yang cair maka aplikasi
lebih merata sehingga tidak akan terjadi penumpukan konsentrasi pupuk di suatu
areal pertanaman tersebut. Menurut Adajar dan Taer (2021) pupuk organik cair
dapat dibuat dari bahan bahan alami dari tumbuhan. Petani dapat memanfaatkan
aneka tanaman disekitar kebun mereka untuk dibuat bahan dasar ekstrak tanaman
yang akan dijadikan pupuk organik cair (Pangaribuan et al., 2022).
Pupuk organik cair diartikan sebagai larutan dari pembusukan bahan-bahan
organik yang berasal dari sisa tanaman, kotoran hewan, dan manusia yang
kandungan unsur haranya lebih dari satu unsur. Pupuk organik cair merupakan
hasil fermentasi dari berbagai bahan organik yang mengandung berbagai macam
asam amino, fitohormon, dan vitamin yang berperan dalam meningkatkan dan
merangsang pertumbuhan mikroba maupun rhizosfir tanah. Pupuk organik cair
juga biasanya banyak mengandung mikroba yang berfungsi menambat N dan
pelarut P & K, meningkatkan kadar unsur hara makro dan mikro secara alami
dengan cepat yang sangat dibutuhkan oleh tanaman dan lingkungan, serta memacu
percepatan proses keluarnya akar, pertumbuhan, pembungaan dan pembuahan.
Selain itu pemberian pupuk organik cair pada tanaman tidak akan meninggalkan
residu pada hasil tanaman sehingga aman bagi kesehatan manusia (Kurniawati et
al., 2015).
Pupuk organik cair mengandung unsur hara, posfor, nitrogen, dan kalium
yang dibutuhkan oleh tanaman serta dapat memperbaiki unsur hara dalam tanah.
Pupuk organik cair adalah pupuk yang bahan dasarnya berasal dari hewanatau
tumbuhan yang sudah mengalami fermentasi dan bentuk produknya berupa cairan.
Kandungan bahan kimia di dalamnya maksimum 5% (Kurniawan et al., 2017).
2.1.2 Manfaat Pupuk Organik Cair
Pupuk Organik Cair (POC) adalah larutan hasil dari pembusukan bahan
organik yang berasal dari sisa tanaman, kotoran hewan dan manusia yang
kandungan unsur haranya lebih dari 1 unsur. Pupuk organik cair adalah larutan
yang berasal dari hasil pembusukan bahan-bahan organik yang berasal dari sisa
tanaman, kotoran hewan, dan manusia yang kandungan unsur haranya lebih dari
satu unsur. Kelebihan dari pupuk organik cair adalah sercara cepat mengatasi
defisiensi hara, tidak bermasalah dalam pencucian hara, dan mampu menyediakan
hara yang cepat. POC selain berfungsi sebagai pupuk dapat sebagai aktivator
untuk pembuatan pupuk organik padat (Prasetyo & Evizal, 2021).
Pupuk organik cair merupakan jenis pupuk yang sudah banyak beredar di
kalangan petani atau pasaran. Unsur hara yang terkandung di dalamnya sudah
beragam hingga lengkap baik makro dan mikro esensial (N, P, K, S, Ca, Mg, B,
Mo, Cu, Fe, Mn, dan bahan organik). Aplikasi POC dapat memperbaiki kualitas
tanah, meningkatkan produksi tanaman, meningkatkan mutu produk, dan dapat
mengurangi penggunaan pupuk anorganik (Prasetyo & Evizal, 2021).
Pupuk organik cair memiliki kelebihan antara lain mengandung nutrisi yang
cukup lengkap baik makro dan mikro, mudah diserap oleh tanaman karena
mengandung unsur hara sudah terurai sehingga pemanfaatan oleh tanaman
berjalan lebih cepat daripada pupuk padat. Bahan organik yang melimpah dan
nutrisi yang lebih mudah diserap oleh tanaman dapat menjaga kualitas atau
keberlanjutan tanah dan tanaman. Sumber bahan baku POC dapat menggunakan
limbah pertanian yang difermentasi dalam waktu tertentu dan dapat diperkaya
dengan sumber lainnya. Pupuk organik cair dapat dimanfaatkan pada berbagai
komoditas pertanian, baik komoditas pangan maupun hotikultura (Prasetyo &
Evizal, 2021).
Penggunaan pupuk organik cair memberikan beberapa keuntungan,
misalnya pupuk ini dapat digunakan dengan cara menyiramkannya ke akar
ataupun di semprotkan ke tanaman dan menghemat tenaga. Selain itu penyiraman
dapat menjaga kelembaban tanah. Pupuk organik cair dalam pemupukan jelas
lebih merata, tidak akan terjadi penumpukan konsentrasi pupuk di satu tempat.
Karena pupuk organik cair 100% berupa larutan maka secara cepat mengatasi
defesiensi hara, tidak bermasalah dalam pencucian hara, dan juga mampu
menyediakan unsur hara secara cepat (Prasetyo & Evizal, 2021).
2.2 Kandungan Unsur Hara Pupuk Organik Cair
Bahan utama pupuk cair yang sangat bagus dari sampah organik yaitu bahan
organik basah atau bahan organik yang mempunyai kandungan air tinggi seperti
sisa buah-buahan atau sayur- sayuran. Bahan ini kaya akan nutrisi yang
dibutuhkan tanaman. Semakin besar kandungan selulosa dari bahan organik maka
proses penguraian bakteri akan semakin lama (Kustiawan et al., 2017).
Pupuk organik cair adalah pupuk yang kandungan bahan kimianya rendah
maksimal 5%, dapat memberikan hara yang sesuai dengan kebutuhan tanaman
pada tanah, karena bentuknya yang cair. Maka jika terjadi kelebihan kapasitas
pupuk pada tanah, dengan sendirinya tanaman akan mudah mengatur penyerapan
komposisi pupuk yang dibutuhkan. Pupuk organik cair dalam pemupukan jelas
lebih merata, tidak akan terjadi penumpukan konsentrasi pupuk di satu tempat, hal
ini disebabkan pupuk organik cair 100% larut. Pupuk organik cair mempunyai
kelebihan dapat secara cepat mengatasi defesiensi hara, tidak bermasalah dalam
pencucian hara, mampu menyediakan hara secara cepat (Kustiawan et al., 2017).
Pupuk organik cair juga mampu mengurangi jumlah limbah yang terdapat di
lingkungan dan menyehatkan lingkungan karena pupuk organik cair adalah
larutan dari hasil pembusukan bahan- bahan organik yang berasal dari sisa
tanaman, kotoran hewan, dan limbah dari hasil aktivitas manusia yang memiliki
kandungan unsur hara lebih dari satu. Beberapa kandungan usnur hara yang
terdapat dalam pupuk organik cair yaitu:
1. Kandungan nitrogen yang tinggi menjadikan dedaunan lebih hijau dan mampu
bertahan lama, sehingga untuk sejumlah tanaman menyebabkan keterlambatan
pematangan. Jika keterlambatan ini sampai memasuki keadaan lingkungan
yang tidak menguntungkan, produksi tanaman bisa gagal. Nitrogen
mempengaruhi pertumbuhan tanaman dengan cara menjadikan tanaman
berwarna hijau, meningkatkan pertumbuhan daun dan batang. Unsur N
berkorelasi kuat dengan jaringan meristem sehingga sangat menentukan
pertumbuhan pada tanaman.
2. Fosfor di dalam tanaman mempunyai fungsi sangat penting yaitu dalam proses
fotosintesis, respirasi, transfer dan penyimpanan energi, pembelahan dan
pembesaran sel serta proses-proses di dalam tanaman lainnya. Fosfor
meningkatkan kualitas buah, sayuran, biji-bijian dan sangat penting dalam
pembentukan biji. P juga sangat penting dalam transfer sifat-sifat menurun
dari satu generasi ke generasi berikutnya. Fosfor membantu mempercepat
perkembangan akar dan perkecambahan, dapat meningkatkan efisiensi
penggunaan air. Sebagian besar tanaman dapat mengambil (me-recovery) P
yang diberikan dari pupuk 10 – 30% dari total P yang diberikan selama tahun
pertama pemberian. Fungsi yang lain dari unsur fosfor pada tanaman yaitu
untuk pembentukan bunga dan buah, sehingga dapat dikatakan bahwa bagian
tanaman yang paling tinggi kandungan fosfornya adalah bagian buah.
3. Sementara itu, untuk unsur kalium (K) berada jauh di bawah standar mutu.
Kalium merupakan unsur esensial bagi seluruh makhluk hidup. Pada jaringan
tanaman tinggi, kalium menyusun 1,7-2,7% bahan kering daun normal.
Kebutuhan tanaman terhadap ion K tidak dapat diganti secara lengkap oleh
kation alkali lain. Tanpa kalium, tanaman tidak mampu mencapai
pertumbuhan dan aras hasil maksimal. Kalium terlibat dalam berbagai proses
fisiologi tanaman, terutama berperan dalam berbagai reaksi biokimia.
4. Untuk unsur kalsium (Ca) dan magnesium (Mg) tidak ada standar mutu dari
pemerintah. Penambahan atau peningkatan kadar Ca dan Mg pada tanah
defisiensi K atau penambahan kadar Ca pada tanah defisiensi Mg dapat
menyebabkan tidak seimbangnya unsur hara yang akhirnya dapat
menyebabkan pertumbuhan tanaman tidak baik. Dalam tanaman Mg
merupakan atom pusat dalam molekul klorofil sehingga sangat penting dalam
hubungannya dengan fotosintesis. Magnesium juga membantu metabolisme
fosfat, respirasi dan aktivator beberapa enzim. Sumber utama Mg adalah batu
kapur dolomit, merupakan bahan yang sangat baik memberikan Ca dan Mg
selain untuk menetralisir kemasaman tanah.
5. pH kompos cair yang dihasilkan dari limbah kulit buah-buahan memiliki nilai
sedikit lebih rendah dari ketentuan standar mutu. Untuk meningkatkan pH
hingga mencapai standar yang ditetapkan oleh pemerintah dalam standar
mutu, dapat dilakukan dengan cara penambahan kapur pada saat
pengaplikasian pupuk di lapangan.
Dengan demikian, untuk pengaplikasian pupuk organik cair perlu
ditambahkan unsur hara yang kandungannya rendah (N, P dan K), sehingga
terjadi keseimbangan unsur hara. Pengaplikasian pupuk organik cair ini relatif
aman bagi tanaman, karena bahan bakunya berasal dari bagian tubuh tanaman.
Selain itu, karena bentuknya yang cair akan memudahkan bagi tanaman untuk
melakukan penyerapan unsur hara tanaman dan juga digunakan sebagai suplemen
tanaman (Kustiawan et al., 2017).
2.3 Kandungan Mikroba Pupuk Organik Cair
Proses perombakan bahan organik pada pembuatan pupuk organik cair ini
dilakukan oleh mikroba dalam keadaan tanpa adanya oksigen (anaerobik). Proses
fermentasi secara anaerobik dilakukan pada wadah tertutup sehingga hampa
udara. Bahan yang cocok untuk dilakukan fermentasi bahan organik menjadi
pupuk organik cair ini adalah bahan organik yang kadar airnya tinggi. Fermentasi
adalah proses dekomposisi senyawa kompleks menjadi bentuk yang lebih
sederhana dengan melibatkan mikroorganisme (Sari & Alfianita, 2018)
Kandungan mikroba pada pupuk organik cair yang berperan dalam
penguraian atau dekomposisi limbah organik hingga dapat menjadi pupuk.
Mikroba tersebut yaitu mikroba lignolitik, mikroba selulolitik, mikroba pretiolitik,
mikroba lipolitik, mikroba aminolitik, dan mikroba fiksasi nitrogen non-simboitik.
Mikroba di dalam Biosca diperoleh dari isolasi tanah lembab di hutan, akar
rumput-rumputan,dan kolon sapi. Pupuk yang diproses dengan biosca yang berisi
mikroba mempunyai beberapa keunggulan yaitu bebas dari biji-bijian tanaman
liar, bebas dari bakteri patogenik, mudah digunakan dan dapat menyediakan unsur
hara yang dibutuhkan pada tanaman. Aktivitas mikroba pada tanah sangat
berpengaruh terhadap kesuburan tanah dan juga tempat tinggal tanaman. Hal ini
dapat ditingkatkan dengan kinerja yang dihasilkan oleh Actinomycetes bersama-
sama dengan bakteri fotosintetik (Sari & Alfianita, 2018).
2.4 Keberhasilan Pupuk Organik Cair
2.5 Kegagalan Pupuk Organik Cair
BAB III
METODOLOGI

3.1. Tempat Dan Waktu


Praktikum ini dilaksanakan di Plant Nursery, Experimental Farm, Fakultas
Pertanian, Universitas Hasanuddin. Pada hari Kamis, 22 September 2022. Pukul
16.00 WITA sampai selesai.
3.2. Alat Dan Bahan
Alat yang digunakan adalah pisau, gunting, selang akuarium 1,5 m, ember
40/50 L dengan penutup, termometer, jerigen, karung, trashbag, corong, saringan
tahu, penggaris dan botol air 1,5 L.
Bahan yang digunakan dalam percobaan II adalah potongan kulit pisang
kepok (limbah pisang epek/penggorengan) yang telah dihaluskan 1 kg, buah
busuk yang telah dihaluskan (pepaya, pisang, nenas, sirsak) 1 kg, cacahan limbah
sayur-sayuran 1 kg, cacahan keladi 1 kg, cacahan daun gamal 1 kg, cacahan
chromolaena 1 kg, air kelapa 1,5 L, larutan gula merah 1,5 L, 1,5 L air cucian
beras, air biasa 1,5 L, EM4, 3 bungkus terasi, sabun colek, lakban hitam, dan tali
rafiah.
3.3 Prosedur Kerja
TAHAP 1
1. Bersihkan ember yang akan digunakan.
2. Memasukkan air kelapa, larutan gula merah, dan air biasa ke dalam ember.
3. Mengaduk larutan yang telah dimasukkan ke dalam ember.
4. Mencampurkan EM4 sebanyak 2-3 tutup botol.
TAHAP 2
5. Melubangi bagian bawah karung dengan cara ditusuk menggunakan pisau atau
gunting.
6. Memasukkan kulit pisang yang telah dihaluskan dengan cara diblender, bisa
dengan cara mencincang kulit pisang menjadi potongan yang sangat kecil ke
dalam karung.
7. Memasukkan buah yang telah dihaluskan ke dalam karung.
8. Memasukkan cacahan limbah sayuran ke dalam karung.
9. Memasukkan cacahan keladi ke dalam karung.
10. Memasukkan cacahan daun gamal dan chromolaena.
11. Mengaduk seluruh bahan yang berada di dalam karung
12. Mengikat karung.
TAHAP 3
13. Mengoles bagian atas dan penutup ember dengan sabun colek.
14. Menambahkan air ke dalam botol hingga batas leher botol.
15. Menutup botol dengan rapat dan setelah itu melubangi tutup botol sesuai
ukuran selang.
16. Melubangi penutup ember sesuai dengan ukuran selang.
17. Memasukkan selang ke dalam botol dan ember.
18. Menutup ember menggunakan penutup ember lalu dioleskan kembali dengan
sabun colek pada bagian samping ember dan bagian lubang selang.
19. Menutup bekas sabun colek menggunakan lakban.
20. Menyimpan ember pada tempat yang teduh.
3.4 Parameter Pengamatan
1. Kecepatan proses perombakan limbah pertanian menjadi pupuk organic (2x
sehari) diamati setiap melakukan pembalikan bahan organik
2. Tekstur (kasar/halus)
3. Warna (coklat muda/coklat tua)
4. Bau (bau khas/menyengat)
5. Volume

Anda mungkin juga menyukai