DAN
STRATEGI NASIONAL
Kelompok 4
A. Amirah Kalsum (G041211061)
Citra Dwynarti Latanna (G041211071)
Maylani Indah Sari (G041211090)
Salsahira (G041211084)
Nabilah Fadiyah (G031211077)
Putri Risfa Melinda (G041211067)
Rizka Alpiani Safitri (G041211083)
Putrie Laila Nabila (G031211066)
Nurnadia Amalia (G041211079)
Pengertian Politik
Secara Emitologis
Politik berasal dari bahasa Yunani politenia, yang akar
katanya adalah polis, berarti kesatuan masyarakat yang
berdiri sendiri, yaitu negara, dan teia yang berarti urusan.
Secara Umum
Politik menyangkut proses penentuan tujuan negara dan
cara melaksanakannya. Sehingga hal ini memerlukan
kebijakan-kebijakan umum yakni pengaturan,
pembagian, atau alokasi sumber-sumber yang ada.
Unsur-Unsur
Lingkup Politik
Negara adalah suatu organisasi dalam suatu wilayah yang memiliki
kekuasaan tertinggi yang ditaati rakyatnya
Masalah korupsi politik di Indonesia terus menjadi berita utama (headline) hampir
setiap hari di media Indonesia dan menimbulkan banyak perdebatan panas dan diskusi
sengit.
Sebagian keberhasilan dan keberanian KPK ini telah memicu perlawanan - sebagian
besar dari orang-orang yang pernah diusut atau diinterogasi - mengklaim bahwa KPK
sendiri adalah lembaga yang korup. Dalam beberapa tahun terakhir sejumlah skandal
telah muncul di mana anggota KPK - konon - dijebak oleh petugas polisi senior dan
ditangkap untuk melemahkan kewenangan KPK.
Solusi yang dipraktekkan saat ini yaitu dengan adanya sanksi
sebagai jaminan atas ditaatinya ketentuan tentang asas-asas umum
penyelenggaraan negara, hak dan kewajiban penyelenggara negara
dan ketentuan lainnya. Sehingga dapat diharapkan memperkuat
norma kelembagaan, moralitas individu dan sosial.
UU No. 28 Tahun 1999 mengatur sanksi bagi penyelenggara negara
yang melanggar ketentuan. Jenis sanksi yang berlaku ada tiga jenis
yaitu:
Sanksi administratif
Sanksi pidana
Sanksi perdana
Berikut ini sanksi dan denda yang akan dikenakan pada pelaku korupsi
Pembahasan mengenai pemberantasan Tindak Pidana Korupsi
(Tipikor) berdasarkan UU No. 31 Tahun 1999 yang disahkan dan
diundangkan pada 16 Agustus 1999 di Jakarta oleh Presiden ke-3 RI
Bacharuddin Jusuf Habibie.
Dalam Pasal 2 UU No. 31 Tahun 1999 disebutkan setiap orang yang
secara hukum melakukan perbuatan memperkaya diri sendiri atau
orang lain yang suatu korporasi dapat merugikan keuangan negara atau
perekonomian negara, akan mendapatkan sanksi berupa: