Anda di halaman 1dari 20

POLITIK

DAN
STRATEGI NASIONAL
Kelompok 4
A. Amirah Kalsum (G041211061)
Citra Dwynarti Latanna (G041211071)
Maylani Indah Sari (G041211090)
Salsahira (G041211084)
Nabilah Fadiyah (G031211077)
Putri Risfa Melinda (G041211067)
Rizka Alpiani Safitri (G041211083)
Putrie Laila Nabila (G031211066)
Nurnadia Amalia (G041211079)
Pengertian Politik
Secara Emitologis
Politik berasal dari bahasa Yunani politenia, yang akar
katanya adalah polis, berarti kesatuan masyarakat yang
berdiri sendiri, yaitu negara, dan teia yang berarti urusan.

Secara Umum
Politik menyangkut proses penentuan tujuan negara dan
cara melaksanakannya. Sehingga hal ini memerlukan
kebijakan-kebijakan umum yakni pengaturan,
pembagian, atau alokasi sumber-sumber yang ada.
Unsur-Unsur
Lingkup Politik
Negara adalah suatu organisasi dalam suatu wilayah yang memiliki
kekuasaan tertinggi yang ditaati rakyatnya

Kekuasaan adalah kemampuan untuk memengaruhi tingkah laku


seseorang atau kelompok lain sesuai keinginannya.

Pengambilan keputusan adalah aspek utama politik. Politik


adalh pengambilan keputusan melalui sarana umum.

Kebijakan umum adalah suatu kumpulan keputusan yang diambil


oleh seseorang atau kelompok politik dalam memilih tujuan.

Distribusi adalah pembagian dan pangalokasian nilai dalam


masyarakat. Politik membicarakan bagaimana mengalokasikan nilai secara
meningkat.
Pengertian Strategi
Strategi berasal dari bahasa Yunani strategia yand
diartikan sebagai "The art of general" atau seni seorang
panglima dalam peperangan. Dalam pengertian umum,
strategi adalah cara untuk mendapatkan kemenangan
atau pencapaian tujuan.

Walau demikian, Strategi memiliki arti yang luas, dalam


bidang politik strategi adalah mengembangan kekuatan
untuk mencapai visi atau target.
Politik dan Strategi Nasional
Politik nasional diartikan sebagai kebijakan umum dan
pengambilan kebijakan untuk mencapai cita-cita dan tujuan
nasional. Dengan demikian Politik Nasional adalah asas, haluan,
usaha, kebijaksanaan negara tentang pembinaan serta
penggunaan kekuatan nasioaal untuk mencapai tujuan
nasional

Sedangkan strategi nasional adalah cara melaksanakan politik


nasional dalam mencapai sasaran dan tujuan yang ditetapkan oleh
politik nasional.
PENYUSUNAN POLITIK
DAN STRATEGI NASIONAL
Politik strategi nasional yang telah berlangsung selama ini disusun berdasarkan
sistem kenegaraan menurut UUD 1945. Sejak tahun 1985 berkembang pendapat yang
mengatakan bahwa pemerintah dan lembaga lembaga negara yang diatur dalam
UUD 1945 merupakan suprastruktur politik, lembaga-lembaga tersebut adalah:

MPR | DPR | PRESIDEN | BPK | MA


Sedangkan badan-badan yang berada didalam masyarakat disebut sebagai
infrastruktur politik yang mencakup pranata politik yang ada dalam masyarakat
seperti:
PARTAI POLITIK | ORGANISASI KEMASYARAKATAN | MEDIA
MASSA KELOMPOK | KEPENTINGAN | KELOMPOK PENEKAN
Dasar Pemikiran Penyusunan
politik dan Strategi Nasional
Dalam penyusunan politik dan strategi nasional perlu dipahami pokok-pokok
pikiran yang terkandung dalam sistem manajemen nasional yang
berlandaskan ideologi pancasila, UUD 1945, wawasan nusantara, ketahanan
nasional.
Landasan pemikiran dalam sistem manajemen nasional ini sangat penting sebagai
kerangka acuhan dalam penyusunan politik dan strategi nasional karena didalamnya
terkandung dasar negara, cita-cita nasional, dan konsep stratgeis bangsa Indonesia
STRATIFIKASI POLITIK DAN STRATEGI NASIONAL

TINGKAT PENENTU TINGKAT KEBIJAKAN UMUM


KEBIJAKAN PUNCAK Merupakan tingkat kebijakan dibawah
tingkatkebijakan puncak, yang lingkupnya
Meliputi kebijakan tertinggi yang menyeluruh
menyeluruh nasional dan berisi mengenai
secara nasional dan mencakup penentuan
masalah-masalah makro strategi guna
UUD. Menitikberatkan pada masalah makro
mencapai tujuan nasional dalam situasi dan
politik bangsa dan negara untuk merumuskan
kondisi tertentu.
idaman nasional berdasarkan falsafah
Pancasila dan UUD 1945.
Kebijakan tingkat puncak dilakukan oleh MPR. TINGKAT PENENTU
KEBIJAKAN KHUSUS
Merupakan kebijakan terhadap suatu bidang
utama pemerintah. Kebijakan ini adalah
penjabaran kebijakan umum guna
merumuskan strategi, administrasi, sistem dan
prosedur dalam bidang tersebut.
IMPLEMENTASI POLITIK DAN STRATEGI NASIONAL
DIBIDANG HUKUM

Mengembangkan budaya hukum disemua lapisan masyarakat untuk


terciptanya kepatuhan hukum dan tegaknya negara hukum.

Menata system hukum nasional yang menyekuruh dan terpadu


dengan mengakui dan menghormati hukum agama serta hukum adat.

Mewujudkan lembaga peradilan yang mandiri dan bebas dari


pengaruh penguasaha dan pihka manapun.
IMPLEMENTASI POLITIK DAN STRATEGI NASIONAL
DIBIDANG EKONOMI

Mengembangkan system ekonomi kerakyatan yang bertumpu pada


mekanisme pasar dyang berkeadilan dengam prinsip persaingan sehat
dan memperhatikan pertumbuhan ekonomi.

Mengembangkan persaingan yang sehta dan adil serta menghindarkan


terjadinya struktur pasar monopolistic dan berbagai struktur pasar yang
merugikan masyarakat.

Mengoptimalkan peranan pemerintah dalam dalam mengoreksi


ketidaksempurnaan pasar dengan menghilangkan semua hambatan yang
mengganggu mekanisme pasar.
IMPLEMENTASI POLITIK DAN STRATEGI NASIONAL
DIBIDANG POLITIK

Memperkuat keberadaan dan kelangsungan NKRI yang bertumpu


pada bhineka tunggal ika.

Menyempurnakan UUD 1945 sejalan dengan perkembangan kebutuhan


negara dengan tetap memelihara kesatuan dan persatuan bangsa.
IMPLEMENTASI POLITIK DAN STRATEGI NASIONAL
DIBIDANG PERTAHANAN DAN KEAMANAN

Menata TNI sesuai paradigm baru secara konsisten, dengan


menjunjung tinggi HAM dan memberikan dharma baktinya dalam
membantu menyelenggarakan pembangunan.

Mengembangkan kemampuan system pertahanan keamanan rakyat


yang bertumpu pada kekuatan rakyat dengan TNI dan kepolisian negara
republic Indonesia.
PROBLEM YANG
DIHADAPI BANGSA
INDONESIA
Pada saat ini, banyak strategi politik
yang diterapkan oleh berbagai
kelompok politik, dan pengertian politik
dan strategi nasional telah bergeser.
Yakni untuk mencapai tujuan atau
kemenangan golongan tertentu. Bukan
suatu tindakan strategi dalam
mencapai tujuan bangsa dan negara.
Ironisnya, semakin tinggi peradaban
bangsa Indonesia maka semakin tinggi
pula suatu pencapaian yang
menanggalkan sebuah kejujuran
maupun sportifitas.
Praktik korupsi, kolusi dan nepotisme telah dikenal di masyarakat luas dengan istilah
KKN. KKN berdampak negatif di bidang politik, ekonomi dan moneter. Praktik KKN
dapat merusak sendi-sendi kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara serta
membahayaan eksistensi negara.

Masalah korupsi politik di Indonesia terus menjadi berita utama (headline) hampir
setiap hari di media Indonesia dan menimbulkan banyak perdebatan panas dan diskusi
sengit.

Lembaga pemerintah ini, Komisi Pemberantasan Korupsi (disingkat KPK), ditugaskan


untuk membebaskan Indonesia dari korupsi dengan menyelidiki dan mengusut kasus-
kasus korupsi serta memantau tata kelola negara (yang menerima kekuasaan yang luas
untuk melakukan tugasnya).
Namun, opini-opini mengenai prestasi KPK masih diperdebatkan. Para pengkritik
menekankan bahwa KPK lebih fokus untuk menangani tokoh profil yang lebih rendah
(tokoh kecil dan tidak penting), meskipun selama beberapa tahun terakhir, terutama
menjelang akhirnya pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono, ada beberapa kasus
tokoh profil tinggi seperti menteri, pejabat kepolisian berpangkat tinggi, hakim dan
bendahara partai dari Partai Demokrat-nya Yudhoyono yang telah diciduk.

Sebagian keberhasilan dan keberanian KPK ini telah memicu perlawanan - sebagian
besar dari orang-orang yang pernah diusut atau diinterogasi - mengklaim bahwa KPK
sendiri adalah lembaga yang korup. Dalam beberapa tahun terakhir sejumlah skandal
telah muncul di mana anggota KPK - konon - dijebak oleh petugas polisi senior dan
ditangkap untuk melemahkan kewenangan KPK.
Solusi yang dipraktekkan saat ini yaitu dengan adanya sanksi
sebagai jaminan atas ditaatinya ketentuan tentang asas-asas umum
penyelenggaraan negara, hak dan kewajiban penyelenggara negara
dan ketentuan lainnya. Sehingga dapat diharapkan memperkuat
norma kelembagaan, moralitas individu dan sosial.
UU No. 28 Tahun 1999 mengatur sanksi bagi penyelenggara negara
yang melanggar ketentuan. Jenis sanksi yang berlaku ada tiga jenis
yaitu:

Sanksi administratif

Sanksi pidana

Sanksi perdana
Berikut ini sanksi dan denda yang akan dikenakan pada pelaku korupsi
Pembahasan mengenai pemberantasan Tindak Pidana Korupsi
(Tipikor) berdasarkan UU No. 31 Tahun 1999 yang disahkan dan
diundangkan pada 16 Agustus 1999 di Jakarta oleh Presiden ke-3 RI
Bacharuddin Jusuf Habibie.
Dalam Pasal 2 UU No. 31 Tahun 1999 disebutkan setiap orang yang
secara hukum melakukan perbuatan memperkaya diri sendiri atau
orang lain yang suatu korporasi dapat merugikan keuangan negara atau
perekonomian negara, akan mendapatkan sanksi berupa:

Pidana penjara seumur hidup atau minimal 4 tahun dan maksimal


20 tahun

Denda minimal RP 200 juta dan maksimal Rp 1 miliar


TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai