Anda di halaman 1dari 16

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Pada saat ini, banyak strategi politik yang diterapkan oleh berbagai kelompok politik, baik strategi itu dalam bidang ekonomi, sosial budaya, pertahanan dan keamanan. Namun, pengertian politik dan strategi nasional telah bergeser. Yakni, untuk mencapai tujuan atau kemenangan golongan tertentu. Bukan suatu tindakan strategi dalam mencapai tujuan bangsa dan negara. Ironisnya, semakin tinggi peradaban bangsa Indonesia maka semakin tinggi pula suatu pencapaian yang menanggalkan sebuah kejujuran maupun sportifitas. Hal inilah yang melatarbelakangi penyusun mengangkat judul Implementasi Politik dan Strategi Nasional dalam Pelaksanaan Pemilu untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Pendidikan Kewarganegaraan.

B. Tujuan Pembahasan 1. Memahami pengertian Polstranas 2. Mengerti dan memahami dasar pemikiran dan penyusunan Polstranas 3. Mengerti dan memahami penyusunan politik dan strategi nasional 4. Memahami implementasi politik dan strategi nasional 5. Studi Kasus Politik dan Strategi Nasional

C. Rumusan Masalah 1. Apa pengertian Polstranas? 2. Bagaimana dasar pemikiran dan penyusunan Polstranas? 3. Bagaimana penyusunan politik dan strategi nasional? 4. Bagamana implementasi politik dan strategi nasional?

5. Bagaimana Studi Kasus Politik dan Strategi Nasional?

D. Manfaat Pembahasan 1. Untuk memahami pengertian Polstranas 2. Agar mengerti dan memahami dasar pemikiran dan penyusunan Polstranas 3. Supaya mengerti dan memahami penyusunan politik dan strategi nasional 4. Untuk memahami implementasi politik dan strategi nasional 5. Untuk studi kasus Politik dan Strategi Nasional

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Polstranas A.1. Pengertian Politik Kata politik berasal dari bahasa Yunani Politeia dengan akar kata polisyang nerarti Negara dan teia yang berarti urusan. Dalam bahasa Indonesia politik (politics) mempunyai makna kepentingan umum waraga Negara suatu bangsa. Politik merupakan suatu rangkaian asas, prinsip, keadaan, jalan, cara dan alat yang dugunakan untuk mencapai tujuan tertentu yang kita kehendaki. Politics dan polity memiliki hubungan erat dan timbal balik. Politics memberikan asas, jalan, arah dan medannya. Sedangkan polity memberikan pertimbangan cara pelaksanaan asas, jalan dan arah tersebut dengan cara sebaik-baiknya. Demikian secara umum politik dapat dikatakan sebagai berbagai kegiatan dalam suatu Negara yang berkaitan dengan proses menentukan tujuan dan upaya-upaya dalam mewujudkan tujuan tersebut. Pelaksanaan tujuan dan upaya-upaya dalam mewujudkan tujuan tersebut memerlukan kebijakan umum (publik polity) yang menyangkut pengaturan, pembagian atau alokasi sumber-sumber yang ada. A.2. Pengertian Strategi Strategi berasal dari bahasa Yunani strategia yang diartikan sebagai the art of the general atau seni seorang panglima peperangan.Karl Von Clausewitch (1780-1831) mengartikan setrategi sebagi pengetahuan tentang penggunaan pertempuran untuk memenangkan perang. Antoine Henri Jomini (1799-1869)

mengartikan strategi sebagai seni menyelenggarakan perang di atas peta dan meliputi seluruh kawasan operasi. Saat ini kata strategi banyak digunakan dalam berbagai bidang, seperti ekonomi, olahraga dan lain-lain. Sehingga pengertian umum strategi adalah cara untuk mendapatkan kemenangan atau pencapaian tujuan. Demikian strategi pada dasarnya merupakan suatu kerangka rencana dan tindakan yang disusun dan disiapkan dalam suatu rangkaian pentahapan yang masing-masing merupakan jawaban terhadap tantangan baru yang terjadi sebagai akibat dari langkah sebelumnya dan keseluruhan proses terjadi dalam suatu arah yang telah digariskan.

A.3. Politik dan Strategi Nasional Hakikat politik dan strategi nasional adalah komitmen untuk mewujudkan suatu tahap dari cita-cita nasional dan untuk mencapai suatu tahap dari tujuan nasional. Tahap yang dimaksud adalah tiga jangkauan waktu, yaitu jangka panjang (25 tahun), jangka sedang (5 tahun) dan jangka pendek (1 tahun). Dalam keadaan kritis, mulai dari kebiasan bahwa presiden dituntut untuk memilki rumusan politik dan stategi dalam jangkauan 100 hari.

B. Dasar Pemikiran Penyusunan POLSTRANAS Penyusunan politik dan strategi nasional perlu memahami pokokpokok pikiran yang terkandung dalam sistem manajemen nasional yang berlandaskan ideologi Pancasila, UUD 1945, wawasan nusantara dan ketahanan nasional. Landasan pemikiran dalam sistem manajemen nasional ini sangat penting sebagai kerangka acuan dalam penyusunan politik dan strategi nasional, karena di dalamnya terkandung dasar negara, cita-cita nasional dan konsep strategi bangsa Indoensia.

Ada 2 (dua) model paradigma nasional dalam penyusunan Polstranas, yakni model kesisteman dan model moralitas. Model kesisteman dapat digambarkan dalam kerangka pikir sebagai berikut :

KOMITMEN NASIONAL

Pemerintah Sekarang

Pemilu 2004 Bentuk Kabinet

Pemerintah YAD

LINGSTRA SASARAN

POLSTRANAS
STRATEGIK

Dalam gambaran posisi Polstranas model kesisteman tersebut, dapat pula terlihat kapan Polstranas dirumuskan, yaitu pada waktu jabatan Presiden.

Posisi Polstranas dalam model moralitas, dapat digambarkan sebagai berikut : Nilai-nilai Luhur

Aspirasi

Moralitas

Kewajiban

Tata Laku

Norma Doktrin

Norma Hukum Pola Pikir Sikap Tindak

Dalam penerapannya digambarkan sebagai berikut :

Pancasila & UUD 1945 Pembukaan UUD 45 Batang Tubuh UUD 45

Doktrin Nasional

Undang-Undang

Telstranas

Renstranas

POLSTRANAS
Politik menentukan sasaran strategik dan sumber daya tersedia, sedangkan strategi menentukan cara-cara pembangunan kekuatan dan cara-cara penggunaan kekuatan. Sedangkan penetapan politik dan
6

strategi selalu bersifat subjektif, karena ada dua komponen yang berpengaruh yakni komitmen nasional dan pengaruh lingkungan strategik. Bagaimana alur pikir dalam merumuskan Polstranas dapat

digambarkan sebagai berikut :

KOMITMEN NASIONAL KONDISI SAAT INI VISI & MISI CAPRES

VISI & MISI (5 TAHUN KE DEPAN)

ISU-ISU STRATEGIK

PEMILU PRESIDEN TERPILIH SUMBER DAYA TERSEDIA

PRIORITAS SASARAN

POLSTRANAS

Dalam penerapannya, perumussan Polstranas biasanya hanya dalam wujud daftar atau di kalangan pakar strategi sering disebut sebagai laundry list.

C. Penyusunan Politik Strategi Nasional 1. Suprastruktur dan Infrastruktur Politik Politik dan strategi nasional yang telah berlangsung selama ini disusun berdasarkan sistem kenegaraan menurut UUD 1945. Sejak tahun 1945 telah berkembang pendapat yang mengatakan

bahwa jajaran pemerintah dan lembaga-lembaga yang tersebut dalam UUD 1945 merupakan supra struktur politik . lembagalembaga tersebut adalah Majelis Perwusyawaratan Rakyat ( MPR ), Dewan Perwakilan Rakyat ( DPR ), Badan Pemeriksa Keuangan ( BPK ) dan Mahkamah Agung ( MA ). Sedangkan badan-badan yang ada dalam masyarakat disebut infrastruktur politik, yang mencakup pranata politik yang ada dalam masyarakat, seperti partai politik, organisasi kemasyaratan, media massa, kelompok kepentingan ( interest group ). Suprastruktur dan Infrastruktur politik harus dapat bekerja sama dan memiliki kekuatan yang seimbang. Mekanisme penyusunan politik dan strategi nasional pada tingkat suprastruktur politik diatur oleh presiden. Dalam

melaksanakan tugas ini, presiden dibantu oleh berbagai lembaga tinggi Negara lainnya seta dewan-dewan yang merupakan badan koordinasi, seperti Dewan Stabilitas Ekonomi Nasional, Dewan Pertahanan dan Keamanan Nasional, Dewan Tenaga Atom, Dewan Penerbangan dan Antariksa Nasional, Dewan Maritim dan lainlain. a. Pada tahun 1971-1992

PEMILU

RAPBN

SARLITA RAKYAT REPELITA

PRESIDEN OPP DPR = = = MPR GBHN UU

b. Pada tahun 1999 RAPBN PEMILU REPETA

PROPENAS RAKYAT

PRESIDEN

OPP

DPR === MPR

GBHN

UU c. Pada tahun 2004(sudah diberlakukannya UU No.17 tahun 2003 tentang Keuangan Negara) RAPENAS (1 tahunan)

JAKNAS (5 tahunan)

PEMILU

PLATFORM POLITIK (VISI DAN MISI)

PRESIDEN RAKYAT DPD DPR PPPP DPRD UU

2. Penentu Kebijakan Sesuai dengan system Pementahan Negara yang diatur dalam konstitusi, bahwa penentu kebijakan adalah bertingkat-tingkat, maka berdasarkan UU No. 10 tahun 2004 tenatng Urutan Hukum dalam Perundang-Undanganurutan penentu kebijakan adalah sebagai berikut : a. Undang-Undang Dasar NKRI tahun 1945 (UUD 45) b. Undang-Undang (UU)/Perpu c. Peraturan Pemerintahan d. Peraturan Presiden (Perpres) e. Peraturan Daerah (Perda)

D. Implementasi

Politik

dan

Strategi

Nasional

yang

Mencakup Bidang-Bidang Pembangunan Nasional 1. Implemnetasi di bidang Hukum 2. Implementasi di bidang Ekomoni 3. Implementasi di bidang Politik : a. Politik Dalam Negeri b. Politik Luar Negeri c. Penyelenggaraan Negara d. Komunikasi, Informasi dan Media Massa. e. Agama f. Pendidikan 4. Implementasi di bidang Agama 5. Implementasi di bidang Sosial Budaya a. Kesehatan dan Kesejahteraan Nasional b. Kebudayaan, Kesenian dan Pariwisata c. Kedudukan dan Peranan Perempuan d. Pemuda dan Olahraga

10

6. Implementasi di bidang Pembangunan Daerah 7. Implementasi di bidang Sumber Daya Alam dan Lingkungan Hidup 8. Implementasi di bidang Pertahanan Keamanan a. Kaidah Pelaksanaan b. Keberhasilan Politik dan Strategi Nasional

E. Studi Kasus Politik dan Strategi Nasional Dalam rangka menyambut Pemilu 2004 di Indonesia, pada Maret 2003 memprakasai Program Kunjungan ke Jerman selama seminggu bagi para politisi dan wartawan. Tujuannya adalah untuk memperlihatkan kepada para politisi indonesia serta para juru pemenang pemilu. Bagaimana cara merumuskan, mengorganisasikan dan menerapkan strategi politik pada pemilu tahun 2002 di Jerman. Untuk mempersiapkan kunjungan, sebelumnya telah mengumpulkan serangkaian materi yang dikompilasi menjadi tiga bagian, dan kini tersedia bagi masyarakat yang tertarik dan memerlukannya. Materi tersebut tidak saja meliputi strategi kampanye yang mutakhir yang memberikan gambaran dari seluruh proses pemilu dan strategi kampanye partai-partai besar, tetapi juga mengungkapkan banyak hal yang berhubungan dengannya misalnya tentang latar belakang keikutsertaan mereka, alat yang dipakai untuk mengukur iklim politik dan perasaan rakyat sebelum dan setelah pemilu, serta hasil pemilu dan evaluasi pasca-pemilu. Penyediaan materi ini tidak dimaksudkan agar publik Indonesia mengikuti atau meniru strategi yang dipaparkan, karena sudah barang tentu pemilu di Jerman berlangsung dalam sebuah konteks yang sangat berbeda dengan Indonesia. Budaya pemilu Jerman, misalnya, cenderung mengkonsentrasikan lebih pada masalahmasalah tematis dan jarang menggunakan cara-cara pengumpulan massa. Sebaiknya di Indonesia, pengumpulan massa dan pengibaran

11

bendera selalu diutamakan dalam setiap kampanye pemilu. Namun begitu, perbedaan tersebut sekilas mungkin tidak sebesar yang tampak di permukaan. Bahan bacaan ini dimaksudkan untuk memberikan inspirasi bagi semua yang terlibat dalam rencana politik strategis atau yang benar-benar mengikutinya serta untuk menjelaskan konsep abstrak dari strategi politik melalui contoh-contoh praktis. Di samping itu, semua yang dijabarkan di sini dapat diterapkan dalam sebuah konteks lokal di Indonesia pada pemilu mendatang dan seterusnya. Keberhasilannya tentu dapat diketahui setelah melalui beberapa pengujian. Bacaan ini dibagi dalam tiga bagian mengikuti tahapan logis dari seluruh proses pemilu. Bagian I mencakup bahan-bahan yang disiapkan sebelumnya atau menjelang pemilu; bagian II meliputi bahan-bahan yang terbit selama kampanye pemilu seperti yang ditulis dalam artikel surat kabar secara bertahap dan

berkesinambungan. Bagian III atau bagian terakhir merupakan kumpulan kampanye bahan dan yang diterbitkan setelah hari pencoblosan. sebuah Bagian I merupakan sebuah pengantar, yakni Informasi umum tentang strateginya: bagaimana merencanakan

kampanye, bagaimana kampanye pemilu di Jerman mengalami perubahan, atau bagaimana ketika partai sebuah strategi yang benarbenar baru (sekurangnya di Jerman), partai tersebut memberikan contoh unsur-unsur sebuah kampanye pemilu yang berbeda dari kampanye pemilu pada umumnya, yakni unsur teknik, target, kampanye negatif, dan sebagainya. Bagian I juga mencakup analisis pra-pemilu dari Pemilihan Umum Jerman oleh dua ilmuwan politik, yang dapat memberikan pandangan yang menarik, dan akhirnya analisis tersebut memberikan tinjauan kritis mengenai lembaga jajak pendapat atau lembaga polling. Lembaga-lembaga jajak pendapat telah memainkan peran yang semakin penting di setiap kampanye politik. Partai-partai peserta pemilu sendiri membutuhkan jasa mereka bahkan sebelum mereka mulai merumuskan sebuah strategi. Selama

12

kampanye, lembaga-lembaga jajak pendapat berusaha menarik perhatian masyarakat. Informasi ini bukan saja merupakan respon penting bagi publik, tetapi juga bagi para juru kampanye itu sendiri, karena saat ini lembaga-lembaga jajak pendapat telah memainkan peran utama dalam pemilu. Adalah hal yang penting untuk menyimak secara kritis cara kerja atau metode yang mereka gunakan, baik kekuatan maupun kelemahannya. Perencanaan, Organisasi dan Penerapan Strategi.

Kampanye pemilu tahun 1998 dan juga kampanye tahun 2000 akan menjadi contoh cara merencanakan, mengorganisasikan dan

merumuskan sebuah strategi. Kedua kampanye ini dipilih menjadi contoh karena merupakan tonggak penting bagi pemikiran politik strategis di Jerman. Selain itu, kedua partai tersebut menggunakan kampanye strategi yang berhasil ini sebagai landasan bagi strategi Pemilu 2002 mereka. Adalah menarik untuk melihat bagaimana dua konsep ini bekerja untuk dua partai dengan kondisi yang berbeda. Bagian II juga meliputi pengantar pendek kampanye tahun 2002. Bagian utama dari bagian II ini adalah kumpulan artikel surat kabar tentang penerapan kampanye-kampanye selama Pemilu 2002. Artikelartikel tersebut dianggap berhasil atau tidak. Terakhir, bagian ini mencakup pilihan poster-poster kampanye dari partai-partai yang berbeda, yang menggambarkan bagaimana mereka berusaha

menampakkan strategi yang berbeda. Bagian III tentang Hasil Pemilu dan Analisis. Hari pencoblosan adalah hari yang penting bagi partai-partai politik. Inilah saat dimana semua yang memanas pada akhirnya meredup. Saat itulah partai-partai mengetahui apakah strategi yang mereka rencanakan, organisasikan dan terapkan dalam waktu yang lama akan membawa keberhasilan atau tidak kepada mereka. Meskipun pada akhirnya memenangkan pemilu, kebanyakan analis berpendapat, pemenang sesungguhnya dari kampanye. Koalisi Merah-Hijau hanya mendapat kursi mayoritas dari 306 (pada pemilu sebelumnya) menjadi 295 pada

13

pemilu 2002. Analisis pasca-pemilu memainkan peran utama dalam seluruh proses pemilihan. Dengan menganalisa faktor-faktor: pada pemilih mana partai mendapatkan suara terbanyak. Apakah ada pilihan gender yang berbeda pada setiap partai, apakah rakyat di bekas Jerman Timur masih memberikan suara yang berbeda dengan rakyat di Jerman bagian barat dan sebagainya, partai-partai mendapatkan informasi penting bagi rencana strategis mereka di masa mendatang. Bagian III juga meliputi hasil-hasil pemilu bersama di dua negara bagian sebelum pemilu serta hasil pemilu bersama di dua negara bagian setelah pemilu. Membandingkan pemilu di tingkat nasional dan lokal juga dapat memberikan pandangan strategis yang penting. Dalam hal pemilu 2002 pemilu bersama di negara bagian Hessen dan Niedersachsen memberikan sinyal penting. Meskipun baru saja memenangkan pemilu di tingkat nasional, partai tersebut kehilangan suara yang penting selama pemilu lokal di dua negara bagian. Kedua negara bagian itu sekarang dipimpin oleh CDU. Analis pemilu membicarakan keadaan para pemilih yang ingin menghukum koalisi pemerintah.

Mayoritas analis tersebut setuju bahwa meski faktor-faktor lokal juga memainkan peran dalam hasil pemilu bersama, politik tingkat nasional juga memainkan faktor yang penting. Jadi, pemilu di tingkat lokal memberikan indikator yang penting bagi politik di tingkat nasional.

14

BAB III PENUTUP

A. Simpulan Politik dan strategi nasional adalah komitmen untuk mewujudkan suatu tahap dari cita-cita nasional dan untuk mencapai suatu tahap dari tujuan nasional. Dalam rangka menyambut Pemilu 2004 di Indonesia, pada Maret 2003 memprakasai Program Kunjungan ke Jerman selama seminggu bagi para politisi dan wartawan. Penyediaan materi ini tidak dimaksudkan agar publik Indonesia mengikuti atau meniru strategi yang dipaparkan, karena sudah barang tentu pemilu di Jerman berlangsung dalam sebuah konteks yang sangat berbeda dengan Indonesia. Perencanaan, Organisasi dan Penerapan Strategi. Kampanye pemilu tahun 1998 dan juga kampanye tahun 2000 akan menjadi contoh cara merencanakan, mengorganisasikan dan merumuskan sebuah strategi.

B. Saran Sebaiknya mulai dari usia dini ana-anak mulai ditanamkan rasa cinta tanah air, sehingga kesatuan dan persatuan yang sudah diciptakan oleh pahlawan terdahulu ita. Sebaiknya lebih menanamkan dan menerapkan pendidikan materimateri kewarganegaraan dalam kehidupan sehari-hari dalam rangka mewujudkan cita-cita nasional.

15

Daftar Pustaka

Haridito, Ivo dkk. 2010. Pendidikan Kewarganegaraan di Perguruan Tinggi. Surabaya : Unesa University Press http://id.shvoong.com/law-and-politics/1921043-politik-dan-strategi-nasional/ http:// globalisasi.wordpress.com/2006/07/10/pengertian-strategi http:// politik.kompasiana.com/2010/04/07/politik-strategi-nasional http://www.forum-politisi.org

16

Anda mungkin juga menyukai