Anda di halaman 1dari 13

DEFINISI ORTHOPEDAGOGIK Ortos = lurus, baik, sembuh, normal. Paedos = anak Agogos = pendidikan, pimpinan, bimbingan.

Ortopedagogik : pendidikan yang bersifat/bertujuan meluruskan, memperbaiki, menyembuhkan atu menormalkan anak-anak berkelainan atau ALB.

ORTHOPEDAGOGIK

LAYANAN PENDIDIKAN ABK 1. Sistem persekolahan: (a) Sistem Segregasi (Sekolah Khusus/SLB) (b) Sistem Non Segregasi : (Terpadu - Mainstreaming dan inklusi) 2. Sistem Non Persekolahan Sistem layanan pendidikan bagi anak yang memerlukan layanan khusus yang diselenggarakan di luar sistem persekolahan, dan dilaksanakan dalam bentuk nonformal maupun informal.

LANDASAN ORTHOPEDAGOGIK
ILMU PENUNJANG ORTHOPEDAGOGIK 1. lmu Kedokteran (Neurologi, Psikiatri, Pediatri). 2. Biologi (anatomi genetika) 3. Psikologi dan Sosiologi 4. Bimbingan Konseling 5. Fisio Terapi 6. Okupasi Terapi 7. Bina Bicara

1. Landasan Filosofis (Agama, dan Pancasila) 2. Landasan Yuridis : UU dan Deklarasi Internasional, UUD 45, UUSPN, PP, dll). 3. Landasan Empirik : Hasil penelitian SEJARAH PERKEMBANGAN PLB 1. Fase pengabaian : anak cacat dibiarkan dan tidak diurus. 2. Fase perlindungan : anak cacat dilindungi dengan cara dipelihara. 3. Fase pendidikan : anak cacat dididik secara wajar. Ada fase pendidikan segregatif, integratif dan inklusif.

DBIM indrieyz20

TUNANETRA
PENGERTIAN Individu yang mempunyai kombinasi ketajaman penglihatan hampir kurang dari 0,3 (60/200) atau individu yang mempunyai tingkat kelainan fungsi penglihatan lain yang lebih tinggi TUNANETRA BERDASARKAN WAKTU 1. Tunanetra sebelum dan sejak lahir; 2. Tunanetra setelah lahir atau pada usia kecil; 3. Tunanetra pada usia sekolah atau pada masa remaja; 4. Tunanetra pada usia dewasa 5. Tunanetra dalam usia lanjut;

PENYEBAB TUNANETRA 1. Pre-natal (a) Keturunan (b) Pertumbuhan seorang anak dalam kandungan 2. Post- natal (a) Kerusakan pada mata atau saraf mata pada waktu persalinan, akibat benturan alat atau benda keras. (b) Pada waktu persalinan, ibu mengalami penyakit gonorrhoe, (c) Mengalami penyakit mata yang menyebabkan ketunanetraan. (d) Kerusakan mata yang disebabkan terjadinya kecelakaan

Seseorang dikatakan BUTA / TUNANETRA BERAT (BLIND) TUNA NETRA RINGAN (LOW VISION)

Apabila Apabila dia sama sekali tidak memiliki penglihatan atau hanya memiliki persepsi cahaya, sehingga untuk keperluan belajarnya dia harus menggunakan indera-indera non-penglihatan. Apabila setelah dikoreksi penglihatannya masih sedemikian buruk tetapi fungsi penglihatannya dapat ditingkatkan melalui penggunaan alat-alat bantu optik dan modifikasi lingkungan.

KARAKTERISTIK ANAK TUNANETRA 1. Karakteristik Kognitif

Perkembangan kognitif anak tunanerta cenderung terhambat dibandingkan dengan anak-anak normal pada umumnya. Karena erat hubungannya dengan IQ dan penglihatan
2. Karakteristik Akademik 3. Karakteristik Sosial dan Emosional 4. Karakteristik Perilaku PERAN KONSELOR Menerapkan konsep bimbingan dan konseling dalam pembelajaran di sekolah penyelenggara sekolah inklusi PEMBELAJARAN TUNANETRA Berpusat pada apa, bagaimana dan dimana KEBUTUHAN DALAM PEMBELAJARAN Alat pendidikan : AP khusus, alat bantu dan peraga Tenaga kependidikan : guru, psikolog, konselor, dokter mata, optometris Model pendidikan : pendidikan inklusif, SLB, guru kunjung

CONTOH PENYAKIT MATA YANG MENYEBABKAN TUNANETRA

a. b. c. d.

Xeropthalmia; Trachoma; Catarac; Glaucoma;

e. Diabetik Retinopathy; f. Macular Degeneration; g. Retinopathy of prematurity;

DBIM indrieyz20

TUNARUNGU

PENGERTIAN TUNARUNGU Kehilangan seluruh atau sebagian daya pendengarannya sehingga tidak atau kurang mampu berkomunikasi secara verbal, dan walaupun telah diberikan pertolongan dengan alat bantu dengar masih tetap memerlukan pelayanan pendidikan khusus.

KLASIFIKASI

PENYEBAB KETUNARUNGUAN 1. Pre-Natal (a) Hereditas (b) Keracuann (c) Peristiwa saat Ibu mengandung (d) Kelainan perkembangan 2. Natal (a) Proses kelahiran (b) berat badan yang kurang 3. Post-Natal (a) Penyakit (b) kecelakaan

Klasifikasi Ringan Sedang Berat Parah

Keberfungsian (masih bisa mendengar . . . ) Antara 20 40 dB Antara 40 65 dB Antara 65 95 dB Hanya dapat 95 dB

KARAKTERISTIK

Klasifikasi Konduktif Sensorineural Campuran

LOkasi Terjadi Di bagian luar dan tengah telinga Bagian dalam / saluran saraf ke otak Gabungan Konduktif dan Sensorineural

DBIM indrieyz20

PENANGANAN TUNARUNGU

PEMBELAJARAN BAGI TUNARUNGU 1. Mengintergrasikan perbendaharaan kata dan pengembangan konsep agar mendapatkan pemahaman yang matang 1. Membantu mengenali kemampuan, 2. Tangga pengalaman belajar 3. Strategi emngajar visual 4. Mengakomodasi siswa yang tuli dan kurang dengar METODE PENGAJARAN BAHASA BAGI ANAK TUNARUNGU bakat dan minatnya 2. Membantu mengembangkan kelebihan yang dimiliki untuk eksis dalam pekerjaanya 3. Kehadiran konselor sangat diharapkan ketika ada problematika 4. Konselor dapat mempertahankan situasi yang kondusif antara siswa 1. Belajar bahasa melalui ujaran 2. Belajar bahasa melalui pendengaran 3. Belajar bahasa melalui manual tunarungu dengan siswa normal 5. Konselor dapat memotivasi para orang tua yang memilki anak dengan ketunarunguan untuk berperan secara maksimal PERAN KONSELOR BAGI ANAK TUNARUNGU

DBIM indrieyz20

TUNAGRAHITA
TUNAGRAHITA adalah suatu keadaan mental yang terhenti dengan terlambatnya keterampilan sehingga berpengaruh pada tingkat intelegensi, yakni kemampuan kognitif, bahasa dan sosial. Maka diperlukan pendidikan khusus. PERAN KONSELOR UNTUK TUNAGRAHITA : JENIS TUNAGRAHITA : 1. Tunagrahita Ringan ( Debil) 2. Tunagrahita Sedang (Embisil) 3. Tunagrahita Berat (Idiot) 1. 2. 3. 4. 5. Tunjukkan Perasaan Positif Beradaptasi dengan siswa Berbicara dengan siswa secara hangat Berikan penghargaan Bantu siswa untuk menfokuskan perhatiannya 6. Buatlah pengalaman siswa lebih berwarna 7. Jabarkan dan jelaskan

FAKTOR PENYEBAB TUNAGRAHITA : 1. Masa Pra-natal 2. Masa Natal 3. Masa Post-natal

KARAKTERISTIK TUNAGRAHITA : 1. Fisik (Penampilan) 2. Intelektual 3. Sosial dan Emosi

PERAN ORANG TUA BAGI TUNAGRAHITA : 1. Dukung anak 2. Bersyukur 3. Bantu meningkatkan rasa percaya diri 4. Latihan keterampilan fisik 5. Fasilitas kebutuhan

PERKEMBANGAN TUNAGRAHITA : 1. Aspek Fisik 2. Aspek Kogniitf 3. Aspek Bahasa >> kesemua-nya mengalami keterlambatan

DBIM indrieyz20

TUNADAKSA

KLASIFIKASI ANAK TUNADAKSA 1. Kelainan pada Sistem Serebral Didasarkan pada letak penyebab kelahiran yang terletak didalam sistem syaraf pusat (otak dan sumsum tulang belakang) SEHINGGA mengakibatkan bentuk kelainan yang krusial. 2. Kelainan pada Sistem Otot dan Rangka Didasarkan pada letak penyebab kelainan anggota tubuh yang mengalami kelainan yaitu: kaki, tangan dan sendi, dan tulang belakang.

PERMASALAHAN TUNADAKSA 1. Kesulitan aktivitas motorik 2. Kesulitan penyesuaian diri 3. Hambatan dalam perkembangan kognitif 4. Gangguan perhatian

KARAKTERISTIK ANAK TUNADAKSA 1. Kognitif dan Akademik Yang secara otomatis, mayoritas anak tunadaksa mengalami keterbatasan IQ 2. Perilaku, Emosional dan Sosial Mudah tersinggung, Harga diri rendah, Keterampilan sosial dan belajar yang intens. 3. Fisik dan Medis Diperlukannya monitor yang intens pada asupan

PEMBELAJARAN BAGI TUNADAKSA 1. Akses dalam Pendidikan Meliputi alat bantu untuk postur dan gerak, untuk komunikasi dan untuk belajar

makanan dan kegiatan yang diikutinya

DEFINISI TUNADAKSA Anak yang mengalami kelainan atau cacat yang menetap pada alat gerak (tulang, sendi, otot) sedemikian rupa sehingga memerlukan pelayanan pendidikan khusus

2. Faktor yang berhubungan dengan Sakit, Luka, KOndisi dan Kelainan Meliputi, masuk kembali ke sekolah dan berhubungand enan keadaan darurat

PENYEBAB KETUNADAKSAAN a) Kelainan kromosom dan genetik b) Penyebab teratogenik c) Premature dan komplikasi kehamilan d) Kasus-kasus yang diperoleh

DBIM indrieyz20

MODEL PENDIDIKAN ANAK AUTISTIK


LAYANAN PENDIDIKAN AWAL dengan PROGRAM INTERVENSI DINI 1. 2. 3. 4. Intervensi LEAP DTT Floor Time TEACCH
LAYANAN PENDIDIKAN AWAL dengan PROGRAM TERAPI PENUNJANG 1. Terapi wicara 2. Terapi bermain 3. Terapi okupasi 4. terapi dg obat-obatan 5. Terapi dg makanan 6. Terapi integrasi sensorik 7. Terapi biomedik 8. Terapi intgr.pendengaran

PERAN KELUARGA

LAYANAN PENDIDIKAN LANJUTAN 1. 2. 3. 4. Kelas transisi Program inklusi Sekolah khusus Homeschooling

Kasih sayang Cari teman Sabar & Bijak

latihan mandiri

Sosial

PERAN KONSELOR
Sleeuwen (1996) menyatakan intervensi psikologis anak-anak autistik harus difokuskan pada: a) Memberikan stimulasi spesifik dan latihan untuk mengkompensasikan keterlambatan perkembangan secara menyeluruh b) Menghilangkan atau mengurangi perilaku yang sulit ditangani oleh lingkungan yang menghambat proses belajar sosial dan pendidikan c) Mencegah timbulnya gangguan sekunder yang muncul sebagai efek dari gangguan primer TEKNIK BK BAGI ANAK AUTISTIK 1. Pendekatan Behavioral 2. Pendekatan Psikodinamika 3. Penanganan dengan Obat-Obatan 4. Pendekatan Realitas

PENANGANAN AUTISTIK

PERAN MASYARAKAT

PERAN GURU MATA PELAJARAN 1. Primming Bahan2 pembelajaran untuk mengurangi stress, kecemasan dan meningkatkan keberhasilan siswa 2. Descreate Trial Training Pembelajaran yg diawasi oleh guru khusus / orang tua 3. Prompting Petunjuk untuk mencapai tujuan (sama dg tujuan priming)

DBIM indrieyz20

ALL ABOUT LEARNING DISABILITY CRONBACD >> Belajar menunjukkan perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman HAROLT SPEARE >> Belajar merupakan pengalaman, pengamatan, membaca, meniru, mencoba sendiri, mendengarkan dan mengikuti petunjuk. BELAJAR adalah suatu proses dari belum bisa menjadi bisa, belum tahu menjadi tahu yang berasal dari pengalaman, kebiasaan dan latihan menetap yang meliputi aspek kognitif, afektif, dan sosioemosional FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PROSES DAN HASIL BELAJAR FISIOLOGIS 1. Tujuan belajar ditentukan oleh individu untuk lebih mudah terwujud (timbul dari kehidupan) 2. Keteguhan dalam belajar akan ada jika tujuan belajar itu memang berharga bagi individu 3. Hasil pelajaran yang sejati merupakan pola kelakuan 4. Proses belajar itu menyangkut hal-hal yang saling kaitmengkait 5. Proses belajar itu melibatkan aspek jasmani dan rohani 6. Kebutuhan lingkungan dan orang sekitar dalam efisiensi dan keefektifan proses belajar 7. Adanya kebutuhan dalam pemenuhan tujuan lain di luar tujuan utama LINGKUNGAN

ALAM

SOSIAL LUAR KURIKULUM PROGRAM PENGAJARAN INSTRUMEN SARANA & PRASARANA TENAGA PENGAJAR

PRINSIP BELAJAR

KONDISI FISIOLOGIS

UMUM

DALAM

SEHAT MINAT PSIKOLOGIS CERDAS MOTIVASI - ABILITY KEMATANGAN

DBIM indrieyz20

DAN LAIN-LAIN

DIAGNOSIS KESULITAN BELAJAR Bertujuan untuk menemukan siswa berkesulitan belajar (Teknik : Analisa Dokumenter)

IDENTIFIKASI
Bertujuan untuk mengetahui keberhasilan belajar dan usaha bantuan yang telah diberikan

FOLLOW UP

DIAGNOSA

Bertujuan untuk menemukan lokasi atau letak, jenis dan latar belakang kesulitan belajar. [Teknik : Analisa Dokumenter, Wawancara, Observasi, Test, Sosiometri dan lain-lain]

TREATMEN

PROGNOSA

Bertujuan untuk menetapkan jenis dan Bertujuan untuk mengetahui kesulitan teknik bantuan yang dapat diberikan belajarnya dan treatmen. [Teknik : kepada siswa tersebut [ Teknik : Rapat DBIM indrieyz20 Layanan Bimbingan dan Konseling] dengan staf BK, pertemuan kasus dan perencanaan]

DISKALKULIA (DYSCALCULIA)

PENANGANAN DISKALKULIA : Prinsip Pengajaran Maematika 1. Menyiapkan anak belajar matematika 2. Maju dari konkret ke abstrak 3. Berlatih dan mengulang 4. Generalisasi ke situasi baru 5. Kekuatan dan kelemahan siswa 6. Penggunaan kalkulator 7. Membangun pondasi yang kokoh (konsep dan keteranpilan) > Aktivitas Pengajaran Remedial.

PENGERTIAN : Suatu gangguan spesifik dalam konsep dan komputasi pembelajaran matematika yang terkait dnegan neurologis, yakni gangugan sistem saraf pusat Diskalkulia berat >> Akalkulia

PENYEBAB : Kelemahan Proses Visualisasi Traumatik Fobia Proses Kognitif

KARAKTERISTIK INDIVIDU DISKALKULIA : 1. Gangguan hubungan keruangan 2. Abnormalitas persepsi visual 3. Asosiasi visual-motor 4. Perseverasi 5. Kesulitan mengenal dan emmahami simbol 6. Ganggaun penghayatan tubuh 7. Kesulitan dalam bahasa dan membaca 8. Sekor PIQ jauh lebih rendah daripada sekor VIQ 9. Adanya hambatan dalam hal music 10. Adanya kesulitan dalam aktivitas olahraga

DAMPAK : 1. Kesulitan belajar matematika 2. Ketakutan (konsep diri yang lemah)

ASESMEN INFORMAL : 1. Inventori 2. Berdasarkan kurikulum

DBIM

ASESMEN FORMAL : 1. Tes Kelompok Baku 2. Tes Klinis Individual (Sistematika tes tersebut dapat dilihat pada buku Mulyono_Kesulitan indrieyz20 Belajar)

DISGRAFIA (DYSGRAPHIA) PENGERTIAN : Kesulitan untuk menuliskan pikiranya dalam bentuk tulisan karena keterbatasan menyusun huruf atau kata dan mengkoordinasikan motorik halusnya.

PROSES BELAJAR MENULIS : Pada perkembangannya, individu MENDENGARKAN apa yang telah dibicarakan - individu belajar bahwa orang-orang yang ada disekitarnya mampu becakapcakap karena MEMBACA - hingga akhirnya ia belajar MENULIS
KARAKTERISTIK INDIVIDU DISGRAFIA : 1. Cara menulis tidak konsisten, mengikuti alur garis yang tepat dan proposional. 2. Cara memegang pensil dan pena 3. Bercampurnya penggunaan huruf besar dan kecil 4. Tampak harus berusaha keras 5. Kesulitan dalam menyalin saja

SISTEM KERJA OTAK :

PROSES MENULIS : 1.

PENYEBAB DISGRAFIA : 1. Traumatik 2. Faktor Herediter 3. Faktor Neurologis

PENGGUNAAN KOMPUTER : 1. Electronis Keyboard 2. Keyboarding 3. Using Presentation Software 4. Writing E-mail Messages 5. Voice-Recognition Systems 6. Word-Processing Software

JENIS DISGRAFIA : 1. Menulis dengan Tangan / Menulis permulaan 2. Mengeja 3. Menulis Ekspresif

ASESMEN : Asesmen kesulitan menulis dengan tangan_Observasi >> Asesmen menulis ekspresif (Instrumen Informal) >> Asesmen kesulitan mengeja PENANGANAN DISGRAFIA : DENGAN TANGAN : 1. Penggunaan paan tulis 2. Posisi _ Kertas _ titik-titik dan menjiplak 3. Memegang Pensil _ Menjiplak 4. Kertas Stensi;/ Karbon 5. Dua garis Tiga garis 6. Bantuan Verbal _ Kata dan Kalimat MENGEJA : 1. Metode Tes-Belajar-Tes VS Belajar-Tes 2. Mengeja ddengan Tape Recorder 3. Mengeja dengan proyektor film 4. Persepsi dan memori auditoris bunyi2 huruf 5. Menirukan kesalahan anak indrieyz20 6. Persepsi DBIM dan memori visual huruf-huruf EKSPRESIF : 1. Memberikan masukan sebanyak=banyaknya 2. Memberikan motiasi secara bertingkat 3. PEmbelajaran dalam proses menulis 4. Tulisan pribadi dan fungsional 5. Melengkapi kalimat 6. Menggabungkan kalimat

DISLEKSIA (DYSLEXIA)

PENGERTIAN : Salah satu jenis kesulitan belajar yang disebabkan oleh kesulitan pada anak tersebut dalam melakukan aktivitas membaca dan menulis yang ditandai dengan kesulitan dlaam mengenali kata dengan tepat atau akurat dalam pengejaan dan kemampuan mengkode simbol.

METODE : 1. Metode FERNALD 2. Metode GILINGHAM 3. Metode ANALISIS GLASS

ASESMEN : 1. Daftar Cek Berbagai Kekeliruan Membaca Lisan Siswa Kelas Permulaan SD 2. Adanya 10 indikator kesulitan membaca menurut Hargrove dan Poteet (1984 : 169)

PENYEBAB : 1. Trauma 2. Disleksia Primer (Disfungsi cerebral cortex) 3. Disleksia Sekunder (Disfungsi neurologis, masalah dalam pembentukan hormon) DIsfungsi Neurologis : Hereditas _ Masalah pada Otak _ Biokimia

PENANGANAN

DI SEKOLAH : 1. Manajemen kelas kecil 2. Pendidikan multisensory 3. Reward system 4. Pelatihan keterampilan sosial DI RUMAH : a) Kepedulian dalam pemberian perhatian b) Peningkatan motivasi c) Metode pengajaran

DBIM

1. Kebiasaan yang tidak wajar (mengeryitkna kening, gelisah dan lain-lain) 2. Sering kehilngan jejak saat emmbaca 3. Sering mengalami kekeliruan dalam mengenal kata KARAKTERISTIK >> Myklebust dan Johnson : 1) Kekurangan dalam memori visual dan auditoris 2) Masalah dalam mengingat 3) Masalah dalam mengenal arah kiri dan kanan 4) Kesulitan dalam mengenal atau memahami waktu 5) Miskin dalam mengeja Sulit menginterpretasikan globe, peta ataupun grafik 6) indrieyz20 7) Kesulitan dalam berhitung 8) Kesulitan dalam berbahasa

CIBI

DBIM indrieyz20

Anda mungkin juga menyukai