Dosen Pengajar:
Faizatur Rohmi, S.Kep.,Ns.,M.Kep
A. Definisi
Tuna Netra adalah kondisi indra penglihatan yang yang tidak bisa berfungsi
seperti halnya orang normal pada umumnya. Orang dengan tuna netra memiliki
keterbatasan untuk melakukan aktivitas dan membutuhkan bantuan. Anak dengan
gangguan penglihatan adalah anak yang mengalami gangguan daya penglihatan, sehingga
membutuhkan layanan khusus dalam pendidikan maupun kehidupannya. Tuna Netra
adalah gangguan penglihatan atau tidak berfungsinya indra penglihatan.
B. Etiologi
Tuna Netra dapat disebabkan oleh faktor internal maupun faktor eksternal, adalah sebagai
berikut:
1. Faktor internal
Faktor yang biasanya disebabkan oleh keturunan atau genetik dan faktor lain yang
menjadi penyebabkan kebutaan pada bayi biasanya pada saat bayi dalam
kandungan, seperti : kekurang gizi pada saat kehamilan, terkena infeksi, atau bisa
juga karena aborsi yang gagal.
2. Faktor eksternal
Faktor yang disebabkan pada saat ketika bayi lahir atau maupun faktor
setelah lahir. Misalnya saja pada saat terjadi kecelakaan, terkena penyakit syphilis
yang mengenai matanya pada saat bayi dilahirkan, proses kelahiran yang lama
sehingga menyebabkan kehabisan cairan, kelahiran yang dibantu oleh alat yang
mengenai syaraf, atau bisa juga karena proses peradangan mata yang disebabkan
karena penyakit bakter ataupun virus yang menyerang organ tubuh khususnya
pada mata.
C. Klasifikasi Tuna Netra
Diklasifikasikan menjadi 3 golongan yaitu:
1. Tuna netra golongan buta atau total blind, yang termasuk pada golongan ini
adalah mereka yang sama sekali tidak memiliki persepsi visual, mereka yang
hanya memiliki persepsi cahaya, dan mereka yang memiliki persepsi sumber
cahaya dan memerlukan system brailler sebagai alat bantu.
2. Tuna netra golongan kurang lihat atau lov vision yang dibagi Kembali menjadi
tiga kelompok yaitu Mereka yang memiliki persepsi benda-benda yang berukuran
besar sehingga mereka masih membutuhkan sistem Braille, mereka yang memiliki
persepsi benda berukuran kecil dan masih mampu menggunakan huruf dan tanda
visual, mereka yang memiliki persepsi benda berukuran kecil dan masih mampu
menggunakan huruf dan tanda visual sebagai media baca dalam pengajaran.
3. Tuna netra golongan gangguan persepsi cahaya atau light perception diamana
mereka hanya dapat membedakan mana yang terang dan manayang gelap, dan
tidak bisa melihat benda didepannya.
K. Diagnosa Keperawatan
1. Gangguan (Persepsi sensori) penglihatan total berhubungan dengan cacat sejak
lahir
2. Defisit kemandirian berhubungan dengan keterbatasan aktivitas fisik.
Daftar Kepustakaan
Ariani, Pratiwi N. (2016). Gambaran kemampuan perawatan diri (self care agency) pada anak disabilitas
(tuna grahita dan tuna netra) di sekolah luar biasa negeri 1 bantul. Publikasi Universitas
Muhammadiyah Yogyakarta.
Al-Omari, Omar. (2016). Experience of Menarche Among Jordanian Adolescent Girls: An Interpretiv
Phenomenological Analysis. Journal Pediatric Adolescent Gynecology Elsevier, 29, 246-251.
Hallahan, DP., Kauffman, J.M. (2015). Exceptional Children: Introduction to Special Education.
Fifth Edition. New Prentice Hall International. Inc.
Irham Hosni. (2017). Buku Ajar Orientasi Mobilitas. Ditjen Dikti, Depdikbud.: Jakarta
Kemis, dan Ati Rosmawati. (2013). Pendidikan Anak Berkebutuhan Khusus Tunagrahita. Jakarta: PT
Lixima Metro Media.
Ishartiwi. (2015). Keefektifan Penggunaan Media Audio (Tolking Book) dalam Knededler
Quint, Elisabeth. (2016). Management for Adolescent With Disabilites. Pediatrics Journal, 138, e1-e9.
Ramawati, D. (2017). Faktor-faktor yang berhubungan dengan kemampuan perawatan diri anak
tuna netra di Kabupaten Banyumas JawaTengah
Sunardi (2000). Pengembangan PLB di Indonesia: Makalah Seminar Nasional. Disampaikan
dalam rangka Konaspi di Hotel Indonesia Jakarta.
Sutjihati, T., Somantri (2016). Psikologi Anak luar Biasa. Refika Aditama:Bandung.
Widiastuti, SH.(2010). Pengaruh terapi kelompok suportif terhadap kemampuan keluarga dalam
melatih “self care” anak tunanetra ganda di SLB G Rawinala di Jakarta. Tesis.
Depok:UI.