Anda di halaman 1dari 10

TUGAS 1

PENGANTAR PENDIDIKAN ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS

RIFARA SUCI YULIKA


856251045
Kelas 2C

Tutor :
Sesmita Regar, M.Pd

UPBJJ – UNIVERSITAS TERBUKA PADANG


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS TERBUKA
2022
PENGANTAR PENDIDIKAN ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS

Soal
1. Jelaskan dengan singkat 4 jenis kelainan pada anak berkebutuhan khusus!
2. Ani mengalami gangguan pada kaki kanannya karena penyakit polio sehingga ia bisa
berjalan menggunakan kursi roda. Jelaskan dampak kelainan yang dimiliki. Ani pada
dirinya sendiri, orang tua dan masyarakat!
3. Jelaskan 3 kelebihan dan kekurangan layanan pendidikan segregasi, integrasi, inklusi!
4. Bobi memiliki skor IQ 145, Bobi saat ini duduk dikelas 2 dan sangat tertarik dengan
mata pelajaran matematika. Ia menyelesaikan soal yang diberikan oleh guru lebih cepat
dari teman-temannya. Termasuk kedalam kebutuhan khusus yang dimiliki Bobi dan
bagaimana intervensi anda laksanakan untuk memenuhi kebutuhan khususnya!

Jawaban
1. Anak berkebutuhana khusus (ABK) adalah anak yang karena kelainan yang dimilikinya
memerlukan bantuan khusus dalam pembelajaran agar mampu mengembangkan
potensinya secara optimal. Kelainan tersebut dapat berada dibawah normal, dapat juga di
atas normal, sehingga sebagai dampaknya diperlukan pengaturan khusus dalam pelayanan
pendidikan.
a. Tunanetra
Adalah kondisi seseorang yang mengalami gangguan atau hambatan dalam indra
penglihatannya. Menurut defenisi legal ada dua aspek yang diukur ialah ketajaman
penglihatan dan medan perang. Dimana seseorang yang memiliki ketajaman visual
20/200 atau kurang pada mata/penglihatan yang lebih baik setelah dilakukan
koreksi (misalnya kacamata) atau memiliki bidang penglihatan begitu sempit
dengan diameter terlebar memiliki jarak sudut pandang tidak lebih dari 20 derajat.
Anak tunanetra dapat dibagi menjadi 2 yaitu : 1) buta total (blind) yang kondisi
penglihatan yang tidak dapat melihat atau hanya memiliki persepsi cahaya. Mereka
tidak bisa menggunakan huruf selain huruf braille, 2) tunanetra ringan (low vison)
yang kondisi penglihatan yang apabila melihat sesuatu maka harus didekatkan atau
mata harus dijauhkan dari objek yang dilihatnya atau memiliki pemandangan kabur
ketika melihat objek.
Faktor Penyebab Tunanetra
1) Prenatal (Sebelum Kelahiran)
Tahap prenatal yaitu sebelum anak lahir pada saat masa anak di dalam
kandungan dan diketahui sudah mengalami ketunaan. Faktor lain yang menjadi
faktor anak mengalami tunanetra berkaitan dengan kondisi anak sebelum
dilahirkan yaitu gen (sifat pembawa keturunan), kondisi psikis ibu, kekurangan
gizi, keracunan obat, virus, dan sebagainya.
2) Neonatal (Saat Kelahiran)
Periode neonatal yaitu periode dimana anak dilahirkan. Beberapa faktornya
yaitu anak lahir sebelum waktunya (prematurity), lahir dengan bantuan alat
(tang verlossing), posisi bayi tidak normal, kelahiran ganda atau kesehatan bayi
3) Posnatal (Setelah Kelahiran)
Kelainan pada saat posnatal yaitu kelainan yang terjadi setelah anak lahir atau
saat anak dimasa perkembangan. Pada periode ini ketunaan bisa terjadi akibat
kecelakaan, panas badan yang terlalu tinggi, kekurangan vitamin, bakteri
b. Tunarungu
Digunakan untuk orang yang mengalami gangguan pendengaran yang mencakup tuli
atau kurang dengar. Orang tuli ialah orang mengalami kehilangan pendengaran (> 70
dB) yang mengalami kesulitan dalam memproses informasi bahasa melalui
pendengaran sehingga iya tidak dapat memahami pembicaraan orang lain baik
dengan memakai maupun tidak memakai alat bantu dengar. Sedangkan orang yang
kurang dengar adalah orang yang mengalami kehilangan pendengaran (sekitar 27
samppai 69 dB) yang biasanya dengan menggunakan alat bantu dengar sisa
pendengaran nya memungkinkan untuk memproses informasi bahasa sehingga dapat
memahami pembicaraan orang lain
c. Tunagrahita
Ialah selalu menunjuk pada kehambatan pada kehambatan fungsi kecerdasan secara
umum berada di bawah usia kronologisnya secara menyakinkan sehingga
membutuhkan layan pendidikan khusus. Seseorang dikatakan tunagrahita apabila
memiliki 3 hal yaitu keterhambatan fungsi kecerdasan secara umum dibawah rata-
rata, disertai ketidakmampuan dalam perilaku adiptif dan terjadi selama periode
perkembangan. Tunagrahita sering dikenal dengan cacat mental adalah kemampuan
mental yang berada dibawah normal, anak yang secara signifikan mempunyai IQ
dibawah normal dan dikelompokkan menjadi tunagrahita ringan, sedang dan berat
d. Tunadaksa
Secara harfiah bearti cacat fisik, oleh karena kecacatan ini anak tersebut tidak dapat
menjalankan fungsi fisik secara normal. Istilah tunadaksa berasal dari kata “tuna” dan
“daksa”, tuna yang berarti rusak atau cacat dan “daksa” yang berarti tubuh. kondisi di
mana kemampuan fisik seseorang untuk melakukan aktivitas secara mandiri seperti
berjalan, mandi, buang air, dan lain-lain menjadi terbatas. Gangguan yang bisa terjadi
sementara atau permanen ini disebabkan oleh keadaan yang berbeda-beda.
Faktor penyebab tunadaksa:
1) Sebelum Kelahiran
Kelainan fungsi anggota tubuh yang terjadi sebelum bayi lahir atau ketika dalam
kandungan pada umumnya disebabkan oleh faktor genetik dan kerusakan pada
sistem saraf pusat. Sedangkan faktor yang menyebabkan kelainan selama dalam
kandungan adalah anoxia prenatal (disebabkan oleh pemisahan bayi di plasenta),
penyakit anemia, kondisi jantung yang gawat, shock, percobaan aborsi, gangguan
metabolisme pada ibu, dan faktor rhesus.
2) Saat Kelahiran
Tunadaksa yang terjadi saat kelahiran umumnya disebabkan karena posisi bayi
sungsang, pinggul ibu yang terlalu kecil, pendarahan pada otak saat kelahiran,
kelahiran prematur, atau gangguan plasenta.
3) Setelah Kelahiran
Keterbatasan fisik yang disebabkan setelah lahir umumnya disebabkan karena
faktor penyakit seperti meningitis, ensefalitis, influenza, difteri, pertusis, dll.
Sedangkan faktor kecelakaan, seperti pertumbuhan tubuh atau tulang yang tidak
sempurna.

2. A. Dampak Kelainan Bagi anak


1) Ketergantungan pada orang lain
2) Tidak dapat berbuat banyak karena keterhambatan alat gerak
3) Anak sering marah-marah karena stress atau tidak terima dengan keadaannya
4) Trauma
5) Depresi, bahkan dapat berfikir untuk bunuh diri
B. Dampak Kelainan Bagi Keluarga
1) Keberadaan anak tuna daksa sebagai ujian hidup
2) Keberadaan anak tuna daksa sebagai sesuatu yang berharga
3) Anak tuna daksa sebagai beban
4) Anak tuna daksa sebagai sumber kebahagiaan
5) Keikhlasan menerima anak
6) Dukungan yang terus diberikan kepada Anak
7) Harapan Subjek kepada anak
C. Dampak Kelainan Bagi Masyarakat
1) Ada masyarakat yang bersimpati bahkan ikut membantu menyediakan berbagai
fasilitas seperti dalam penggunaan kursi roda
2) Ada yang bersikap acuh tak acuh
3) Melarang anaknya bergaul bahkan berteman dengan anak ABK
4) Kadang masyarakat menganngap bahwa keberadaan anak ABK adalah sebagai
hukuman bagi masyarakat sekitar
Dari dampak yang ada pada masyarakat namun disini masih banyak masyarakat yang
masih peduli dengan anak berkebutuhan khusus salah satunya:
1) Adanya sebuah pendidikan yang dapat memberikan pelayanan bagi anak
berkebutuhan khusus yaitu Sekolah Luar Biasa
2) Tidak membedakan antara anak normal dengan anak tunadaksa
3) Membantu dalam perkembangan anak tunadaksa baik akademik maupun dengan alat
geraknya
4) Memperlakukan hal yang sama bahkan dapat menghindari anak dengan bullyng
5) Memberikan support kepada anak

3. A. Layanan Pendidikan Segregasi


 Kelebihan
1) Adanya rasa ketenangan pada anak
Dengan adanya rasa ketenangan pada anak maka siswa akan nyaman dan
tentram disekolah karena mereka memiliki kondisi, prilaku, kecacatan yang
sama dengan temannya. Maka mereka akan dengan mudahnya berkomunikasi
antar sesama tanpa adanya perbedaan tanpa adanya rasa untuk dikucilkan.
Contoh anak tunarungu yang mendapatkan pelayanan di sekolah segregasi
mereka akan lebih mudah berkomunikasi karena mereka berkomunikasi
dengan teman yang memiliki kelainan yang sama, dimana mereka
bekomunikasi dengan bahasa isyarat, jdi mereka sudah memahami bahasa
isyarat dengan baik,baik menggunakan jari maupun dengan peragaan, namun
jika anak tunarungu di sekolahkan atau mendapatkan layanan di sekolah inklusi
maka temanya tdak sama dengan dia dimana ini akan menghambat anak dalam
berkomunikasi karena sangat kecil orang awas yang mampu berkomunikasi
dengan isyarat
2) Anak memperoleh layanan pendidikan dengan metode yang khusus yang sesuai
dengan kondisi dan kemampuannya
Contohnya anak tunanetra akan diberikan rancangan pembelajaran yanng
sesuai dengan kebutuhan siswa tersebut, materi serta metodenya harus
disiapkan dengan keterbatasan siswa bahkan diberikan buku briele untuk
mempermudah mereka
3) Dididik oleh tenaga guru yang mempunyai latar belakang pendidikan luar biasa
Guru di sekolah luar biasa, pada umumnya mayoritas merupakan lulusan dari
Pendidikan Luar Biasa sehingga sudah memiliki pengetahuan tentang anak
berkebutuhan khusus yaitu mengetahui macam-macam kondisi anak dan
karakteristik anak berkebutuhan khusus, cara menangani siswa, bagaimana
menyusun rancangan pembelajarannya dan penangannya
4) Memudahkan kerjasama dengan tenaga ahli seperti dokter THT, dan psikolog
5) Sarana dan prasarana yang sesuai
Sekolah akan memfasilitasi anak sesuai dengan kebutuhan seperti pada anak
tunarungu diberikan alat bantu dengar atau guru pendamping dalam
pembelajaran, atau anak tunanetra diberikan fasilitas berupa buku briele agar
memudahkan mereka membaca buku tanpa adanya bantuan dari orang lain
6) Merasa diakui kesamaan haknya dengan anak normal terutama dalam
memperoleh pendidikan
7) Dapat mengembangakan bakat ,minta dan kemampuan secara optimal
8) Guru lebih mudah untuk merencanakan dan melakukan pembelajaran karena
siswanya homogen
9) Siswa tidak menjadi bahan ejekan dari siswa lain yang normal
Disini anak tersebut tidak akan mengamali bullying dari siswa lain karena
mereka memiliki nasib atau takdir yang sama akan kekurangannya
 Kekurangan/Kelemahan
1) Sosialisasi terbatas, hal ini disebabkan mereka hanya berteman pada teman
yang senasib Kemampuan sosial siswa yang bersekolah di sekolah segregasi,
tidak berkembang secara baik karena anak tidak akan mengenal lingkungan
lain selain teman-teman dan gurunya di sekolah
2) Penyelenggaraan pendidikan sistem segregasi masih dianggap sebagai
penyelenggaraan pendidikan yang relatif mahal, karena masih beranggapan
bahwa sekolah segregasi adalah sekolah yang eksklusif, membutuhkan biaya
tambahan untuk penyediaan media pembelajaran, mengadakan kelas
keterampilan tambahan seperti kelas musik, kelas melukis, kelas menjahit dan
alat bantu pembelajaran seperti buku Braille dan lain-lain
3) Egoistik, menumbuhkan kesenjangan kualitas pendidikan
4) Hanya efektif dan efisien untuk kepentingan individu
5) Menumbuhkan disintegrasi dalam bidang pendidikan

B. Layanan Pendidikan Integrasi


 Kelebihan
1) Siswa berkebutuhan khusus dapat belajar bersama-sama dengan siswa yang
tidak disability. Ini berarti ada proses sosialisasi sedini mungkin, saling
mengenal antara siswa berkebutuhan khusus dan yang tidak berkebutuhan
khusus, begitu pula sebaliknya. Ini akan berdampak pada pertumbuhan sikap
siswa-siswa tersebut, yang akan bermanfaat pula kelak jika mereka telah
dewasa
2) Siswa berkebutuhan khusus mendapatkan suasana yang lebih kompetitif,
karena di sekolah umum ada lebih banyak siswa dibanding SLB
3) Siswa berkebutuhan khusus dapat membangun rasa percaya diri yang lebih
baik.
4) Siswa berkebutuhan khusus dapat bersekolah di mana saja, bahkan sekolah
yang dekat dengan tempat tinggalnya, asal ia memenuhi persyaratan yang
diminta; jadi tidak perlu terpisah dari keluarga mereka.
5) Dari sisi kurikulum, dengan menempuh pendidikan di sekolah umum,
berkebutuhan khusus akan mendapatkan materi pelajaran yang sama dengan
siswa yang tidak berkebutuhan khusus
 Kekurangan/Kelemahan
1) Siswa berkebutuhan khusus harus menyesuaikan diri dengan metode
pengajaran dan kurikulum yang ada. Pada saat-saat tertentu, kondisi ini dapat
menyulitkan mereka. Misalnya, saat siswa diwajibkan mengikuti mata
pelajaran ”menggambar.” Karena memiliki hambatan penglihatan, tentu saja
siswa yang merupakan anak berkebutuhan khusus tidak bisa ”menggambar.
2) Guru dapat menggantikan mata pelajaran tersebut dengan tugas lain yang
memiliki nilai kompetensi sama. Misalnya, menggambar adalah mata pelajaran
yang melatih kreatifitas otak kanan untuk bidang visual; bisa digantikan
dengan tugas lain yang memiliki tujuan kompetensi sama atau setara, misalnya
mengarang. Maka kita sebagai guru dapat meminta anak untuk mengarang
dengan tema gambar.
D. Layanan Pendidikan Inklusi
 Kelebihan
1) Berkurangnya rasa takut akan perbedaan individual dan semakin besarnya rasa
percaya dan peduli pada anak luar biasa.
2) Peningkatan konsep diri, baik pada anak luar biasa maupun pada anak normal.
Adanya rasa toleransi antara keduanya, dengan adanya pergaulan atau
pertemanan maka dengan mudah anak menjadi akrab, tidak saling mengejek
serta mengucilkan satu sama lainnya.
3) Pertumbuhan sosial makin berkembang pada keduanya, dimana mereka dapat
saling membantu satu dengan yang lain, sehingga mendorong pertumbuhan
sikap sosial, yang pada gilirannya akan menumbuhkan kognisi sosial.
4) Pertumbuhan prinsip-prinsip pribadi menjadi lebih baik, terutama dalam
komitmen moral pribadi dan etika. Mereka saling tidak curiga dan merasa
saling membutuhkan.
5) Persahabatan yang erat dan saling membutuhkan. Mereka merasa saling
membutuhkan untuk sharing dalam berbagai hal
 Kekurangan/Kelemahan
1) Minimnya sarana penunjang sistem pendidikan inklusi
Contohnya dalam memberikan penanganan bagai anak lambat belajar, kuran
media, serta sarana dan prasarana yang mendukung dalam proses pembelajaran
atau penanganan yang diberikan kepada anak lambat belajar. Atau kurang
cocoknya mobilitas untuk anak tunanetra karena di sekolah inklusi ases jalan
yang tidak memadai.
2) Terbatasnya pengetahuan dan ketrampilan yang dimiliki oleh para guru sekolah
inklusif menunjukkan betapa sistem pendidikan inklusi belum benar – benar
dipersiapkan dengan baik. Minimnya atau tidak adanya pendampingan khusus
untuk anak berkebutuhan khusus akan menghambat terhadap kemajuan
pendidikan bagi anak berkebutuhan khusus, keterampilan atau pengetahuan
guru pendidiknya terhadap anak berkebutuhan khusus sangatlah minim
3) Kurikulum pendidikan umum yang ada sekarang memang belum
mengakomodasi keberadaan anak – anak yang memiliki perbedaan kemampuan
(difabel). Sehingga sepertinya program pendidikan inklusif hanya terkesan
program eksperimental. Dengan adanya Guru Pendidik Khusus dapat
merancang Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) khusus yang mana dari
kurikulum 13 di modifikasi menjadi RPP modifikasi untuk anak berkebutuhan
khusus.
4. Bobi termasuk pada anak berkebutuhan khusus karakteristik anak berbakat, yang dapat
dilakukan untuk memenuhi kebutuhan anak tersebut ialah:
a. Model pendidikan anak gifted atau anak berbakat yaitu dengan “Program Akselerasi”
Sebagai model pelayanan, akselarasi termasuk juga taman kanak-kanak atau
perguruan tinggi pada usia muda, meloncat kelas, dan mengikuti pelajaran tertentu
pada kelas di atasnya. Sementara itu, sebagai model kurikulum, akselarasi berarti
mempercepat bahan ajar dari yang seharusnya dikuasai oleh siswa saat itu.
b. Strategi pembelajaran yang efektif untuk anak berbakat dengan merancang model
pembelajaran yang terdifferensiasi sehingga semua kebutuhan anak berbakat bisa
terpenuhi
c. Intervensi anak gifted yang mengalami masalah sosial dan emosi
Lingkungan anak berbakat khususnya lingkungan keluarga dengan keberdaan
orangtua yang menyadari dan memahami kondisi anak akan sangat berpengaruh
positif bagi perkembangan emosi dan sosial anak berbakat. Dimana orangtua yang
selalu mengarahkan anak ke arah pengembangan potensi dan senantiasa memberikan
kesadaran diri yang positif anak terhadap kerberbakatan yang dimilikinya. Ketika
anak mendapatkan perlakuan sesuai dengan kemampuannya bahwa dirinya memang
berbeda dari teman sebayanya maka anak akan paham bagaimana cara berperilaku di
dalam masyarakat. Masalah emosi dan sosial pada anak berbakat dianggap penting
mengingat anak berbakat itu sendiri memiliki unsur dramatis yang bisa
menghantarkan anak pada jurang permasalahan, seperti adanya perkembangan yang
tidak sinkron, rangsangan dari lingkungan terlalu berlebihan, anak memiliki cara
berfikir dan gaya belajar yang berbeda dengan anak-anak pada umumnya.
d. Intervensi anak gifted atau anak berbakat yang mengalami masalah hambatan
berbicara
1) Orangtua sebagai pelaku guru pertama dalam hidup anak diharapkan selalu
menstimulasi kemampuan artikulasi anak dengan baik. Misalnya selalu
membangun komunikasi verbal dengan anak sehingga anak senantiasa terbiasa
menggunakan komunikasi verbal dan apabila terdapat kesalahan artikulasi,
orangtua bisa langsung memberikan contoh yang tepat bagi anak,
2) Mendaftarkan anak untuk mengikuti speech therapy dengan ahlinya.
3) Orangtua dituntut untuk aktif bekerjasama dengan guru pendamping siswa di
sekolah, sehingga orangtua juga terlibat aktif dalam penanganan masalah sang
anak. Dengan adanya kerjasama antara orang tua dengan guru pendamping maka
itu akan sangat berpengaruh dalam mengurangi hambatan yang dimiliki anak

Anda mungkin juga menyukai