Anda di halaman 1dari 12

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI

SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN


(STKIP) PGRI SUMATERA BARAT
PADANG
2019
Nama : Rifara Suci Yulika Sesi :D
NPM : 15010127 Mata Kuliah : Ilmu Sosial Budaya Dasar
MANUSIA SEBAGAI MAKHLUK BUDAYA
1. Hakikat Manusia Sebagai Mahluk Budaya
Manusia adalah salah satu makhluk dari empat macam makhluk yang di ciptakan
oleh Tuhan dialam fana ini dan memiliki sifat tertentu. Berikut empat macam makhluk
ciptaan Tuhan dan sifat-sifatnya:
1. Alam memiliki sifat wujud.
2. Tumbuhan memiliki sifat wujud dan hidup.
3. Binatang memiliki sifat wujud, hidup dan dibekali nafsu.
4. Manusia memiliki sifat wujud, hidup, dibekali nafsu, serta akal budi
Kelebihan manusia dibandingkan makhluk lain terletak pada akal budi. Anugerah
Tuhan akan akal budilah yang membedakan manusia dari makhluk lain. Akal adalah
kemampuan berpikir manusia sebagai kodrat alami yang dimiliki. Berpikir merupakan
perbuatan operasional dari akal yang mendorong untuk aktif berbuat demi kepentingan
dan peningkatan hidup manusia. Jadi, fungsi dari akal adalah berpikir. Karena manusia
yang dianugerahi akal maka manusia dapat berpikir. kemampuan berpikir manusia juga
digunakan untuk memecahkan maslaah–masalah hidup yang dihadapi.
Pada diri manusia akal budi yang dimilikinya bisa membuat manusia, mampu
menciptakan sesuatu, mengkreasi, memperlakukan, memperbaharui, memperbaiki,
mengembangkan dan meningkatkan sesuatu yang ada untuk kepentingan hidup manusia
itu sendiri. Kepentingan hidup manusia secara umum dibagi atas dua yaitu:
a. Kebutuhan yang bersifat kebendaan (sarana dan prasarana) atau
badani/ragawi/jasmani/biologis.
Contohnya adalah: makan,minum, istirahat, dan lain-lain.
b. Kebutuhan yang bersifat rohani/mental/psikologis
Contohnya: kasih sayang, pujian, perasaan aman, kebebasan dan lain-lain.

1
Adapun menurut pendapat Maslow seorang ahli psikologi membagi kebutuhan
manusia menjadi 5 tingkatan yaitu:
1) Kebutuhan fisiologis (physiological needs)
Merupakan kebutuhan dasar, primer dan vital dan menyangkut fungsi-fungsi
biologis dasar dari organisme manusia contohnya: kebutuhan akan makanan,
pakean, tempat tinggal, sembuh dari sakit, kebutuhan seks dan lain-lain.
2) Kebutuhan akan rasa aman dan perlindungan
Merupakan kebutuhan yang menyangkut perasaan seperti bebas dari rasa takut,
terlindung dari bahaya, dan ancaman penyakit, perang kemiskinan, kelaparan,
perlakuan tidak adil dan sebagainya.
3) Kebutuhan sosial (social needs)
Merupakan kebutuhan akan rasa dicintai, diperhitungkan sebagai pribadi, diakui
sebagai anggota kelompok, rasa setia kawan, kerjasama, persahabatan, interaksi
dan sebagainya.
4) Kebutuhan akan penghargaan (esteem needs)
Merupakan kebutuhan berupa kebutuhan dihargainya kemampuan, kedudukan,
jabatan, status, pangkat dan sebagainya.
5) Kebutuhan akan aktualisasi diri (self actualization)
Merupakan kebutuhan yang meliputi, kebutuhan untuk memaksimalkan
penggunaan potensi-potensi, kemampuan, bakat, kreativitas, ekspresi diri,
prestasi dan sebagainya.
Jadi, berdasarkan pada 5 tingkatan kebutuhan manusia menurut Maslow, kebutuhan-
kebutuhan tersebut akan berjalan bertahap hingga membentuk tingkatan dan
membentuk hierarki. Gambaran tingkatan kebutuhan manusia menurut A. Maslow yang
dalam bentuk piramida.

2
Gambar 1.1 Piramida Kebutuhan Maslow
Maka dengan adanya akal budi yang dimiliki oleh manusia, kepentingan ataupun
kebutuhan hidup manusia yang ada akan dapat terpenuhi. Selain itu, akal budi yang
terdapat pada manusia juga dapat meningkatkan derajat sebagai makhluk yang tinggi
dibandingkan makhluk yang lain, mengembangkan sisi kemanusiaanya, bahkan
menciptakan kebudayaan. Dengan akal budi manusia mampu menciptakan kebudayaan.
Kebudayaan pada dasarnya adalah hasil akal budi manusia dalam interaksinya, baik
dengan alam maupun manusia lainnya. Manusia merupakan makhluk yang berbudaya.
Manusia adalah pencipta kebudayaan.
Hakikat manusia sebagai makhluk budaya adalah karena manusia pencipta dari
sebuah kebudayaan, dan pengertian atau dasar dari kebudayaan itu sendiri adalah hasil
akal budi manusia dalam interaksinya, baik dengan alam maupun manusia lainya.
2. Apresiasi Terhadap Kemanusiaan Dan Kebudayaan
1. Manusia dan Kemanusiaan
Antara istilah kemanusiaan dan manusia sebenarnya tidak bisa dipisahkan,
hanya saja manusia bersifat konkret yang secara segmental atau dalam arti
persial dimisalkan, homo economicus, homo faber, homo socius, homo homini
lupus, zoon polition dan sebagainya. Sedangkan kemanusiaan bersifat abstrak.
Berikut beberapa penjabaran/makna tentang manusia dan kemanusiaan :
a. Manusia
1. Hakikat manusia Indonesia berdasarkan pancasila/hakikat kodrat
monopluralis,yaitu:

3
(a) Monodualis susunan kodrat manusia yang terdiri dari aspek
keragaan,meliputi wujud materi anorgonis benda mati, vegetaif dan
animalis, serta aspek kejiwaan seperti: cipta, rasa dan karsa.
(b)Monodualis sifat kodrat manusia terdiri atas segi individu dan segi sosial.
(c) Monodualis kedudukan kodrat meliputi segi keberadaan manusia sebagai
makhluk yang berkepribadian merdeka (berdiri sendiri) sekaligus juga
menunjukan keterbatasanya sebagai makhluk Tuhan.
2. Hakikat manusia dipandang secara utuh yaitu merupakan makhluk yang
paling sempurna karena dibekali akal budi.
3. Manusia memiliki harkat dan derajat tinggi. Harkat adalah nilai, dan derajat
adalah kedudukan.
4. Semua manusia adalah luhur, sehingga tidak harus dibedakan perlakuanya
antara suku, ras, keyakinan, status sosial ekonomi, asal-usul dan sebagainya.
b. Kemanusiaan
1) Kemanusiaan berarti hakikat dan sifat-sifat khas manusia sebagai makhluk
yang tinggi harkat martabatnya.
2) Kemanusiaan menggambarkan uangkapan akan hakikat dan sifat yang
seharusnya dimiliki oleh makhluk yang bernama manusia.
3) Kemanusiaan merupakan prinsip atau nilai yang berisi keharusan/tuntutan
untuk berkesesuaian dengan hakikat dari manusia
4) Ungkapan bahwa the mankind is one (kemanusiaan adalah satu), sehingga
sudah sewajarnya antar sesama manusia tidak saling menindas,tetapi saling
menghargai dan saling menghormati dengan pijakan prinsip kemanusiaan
sehingga ia akan berprilaku yang seharusnya manusia.
5) Prinsip kemanusiaan dalam pancasila yaitu, kemanusiaan yang adil dan
beradap. Berarti sikap dan perbuatan manusia yang sesuai dengan kodrat
hakikat manusia yang sopan dan susila yang berdasarkan atas nilai dan
norma moral.
2. Manusia dan Kebudayaan
Manusia adalah salah satu makhluk yang diciptakan Tuhan dan paling sempurna
karena diberi akal budi. Sedangkan istilah budaya secara umum adalah merupakan
hasil budi dan daya manusia atau kebudayaan sebagai sistem yang meliputi sistem

4
ide atau gagasan yang terdapat dalam pikiran manusia, sehinga dalam kehidupan
sehari-hari, kebudayaan itu bersifat abstrak. Keterkaitan antara manusia dan
kebudayaan sangat tinggi, karena hanya manusialah yang menciptakan budaya
melalui interaksi manusia dengan segala isi alam raya ini benda-benda yang
diciptakan oleh manusia, Perwujudan kebudayaan itu adalah: prilaku dan benda-
benda yang bersifat nyata, bahasa, peralatan hidup, organisasi sosial, religi, seni
lain-lain.. Adapun beberapa istilah ataupun pengertian dari budaya atau kebudayaan
yaitu:
a. Buddhayah (bahasa sanskerta), bentuk jamaknya buddhi (budi/akal) yang di
artikan sebagai hal-hal yang berkaitan dengan budi dan akal berasal dari kata
budi dan daya. Budi merupakan unsur rohani, daya adalah unsur jasmani
manusia.
b. Culture (bahasa inggris) yang berasal dari kata latin colere yaitu mengolah atau
mengerjakan.
c. Herkovits memandang kebudayaan sebagai sesuatuyang turun-temurun dari satu
generasi kegenerasilain, yang kemudian disebut sebagai superorganik.
d. Andreas Eppink menyatakan kebudayaan mengandung keseluruhan pengertian,
nilai, norma, ilmu pengetahuan, serta keseluruhan struktur-struktur sosial,
religious dan lain-lain, ditambah lagi dengan segala peryataan intelektual dan
artistic yang menjadi ciri khas suatu masyarakat.
e. Selo Soemardjan dan Soelaiman Soemardi mengatakan kebudayaan adalah
sarana hasil karya, rasa dan cipta masyarakat.
f. Koentjaraningrat, kebudayaan adalah keseluruhan gagasan dan karya manusia
yang harus dibiasakan dengan belajar beserta dari hasil budi pekertinya.
Adapun unsur-unsur dari kebudayaan, terdapat tujuh macam yaitu:
(1) Sistem peralatan dan perlengkapan hidup (teknologi)
(2) Sistem mata pencarian hidup
(3) Sistem kemasyarakatan atau organisasi sosial
(4) Bahasa
(5) Kesenian
(6) Sistem pengetahuan
(7) Sistem religi

5
3. Etika Dan Estetika Berbudaya
1. Etika Manusia dalam Berbudaya
Makna tentang etika sangat bervariasi. Berikut beberapa macam atau variasi makna
etika dan penjelasanya:
a. Etika berasal dari bahasa Yunani yaitu ethos.
b. Secara etimologi etika adalah ajaran tentang baik-buruk, yang diterima umum
tentang sikap, perbuatan, kewajiban, dan sebagainya.
c. Dalam bahasa latin etika bisa disamakan artinya dengan moral (mores), yaitu
akhlak atau kesusilaan.
Etika dalam makna ini adalah termasuk dalam kawasan nilai, sedangkan nilai etika
itu sendiri berkaitan dengan baik-buruk perbuatan manusia. Adapun makna etika
menurut Bertens yaitu:
1) Etika dalam arti nilai-nilai atau norma yang menjadi pegangan bagi seseorang
atau kelompok orang dalam mengatur tingkah laku.
2) Etika dalam arti kumpulan asas atau norma (berupa kode etik).
3) Etika dalam arti ilmu atau ajaran tentang yang baik dan yang buruk (mempunyai
arti yang sama dengan filsafat moral).
Adapun hubungan antara etika dan norma etik yaitu, bahwa nilai-nilai etik
diwujudkan ke dalam norma etik, norma moral, dan norma kesusilaan. Norma etik
didukung oleh nurani individu dan bukan manusia sebagai makhluk sosial atau sebagai
anggota masyarakat yang terorganisir. Adapun dapat dituliskan tujuan dari norma etik
yaitu:
a) Norma dapat melengkapi ketidak keseimbangan hidup pribadi dan mencegah
kegelisahan diri sendiri.
b) Norma ditunjukan agar terbentuk manusia dan melarang manusia melakukan
perbuatan jahat.
Sedangkan budaya atau kebudayaan adalah hasil cipta, rasa, dan karsa manusia.
Etika manusia dalam budaya, manusia yang beretika akan menghasilkan budaya yang
memiliki nilai-nilai etik juga. Etika berbudaya mengandung tuntutan atau keharusan
bahwa budaya yang diciptakan manusia mengandung nilai-nilai etik yeng kurang lebih
bersifat universal atau diterima oleh sebagian besar orang.
Ada dua bentuk budaya yang berkaitan dengan etika yaitu:

6
(1)Budaya yang memiliki nilai-nilai etik, maka budaya tersebut akan mampu
menjaga, mempertahankan bahkan mampu meningkatkan harkat dan martabat
manusia itu sendiri.
(2)Budaya yang tidak memiliki nilai-nilai etik atau tidak beretika, maka
kebudayaan tersebut akan merendahkan atau bahkan menghancurkan martabat
manusia.
Suatu budaya yang dihasilkan manusia dikatakan mengandung nilai-nilai etik atau
menyimpang dari estetika bergantung pada paham atau ideologi yang diyakini
masyarakat pendukung kebudayaan.
2. Estetika Manusia dalam Berbudaya
Makna estetika dapat dikatakan sebagai teori tentang keindahan atau seni. Estetika
berkaitan dengan nilai indah-jelek (tidak indah). Nilai estetik berarti nilai tentang
keindahan, dan keindahan itu sendiri mempunyai 3 bentuk makna yaitu:
a. Secara luas, keindahan mengandung ide kebaikan, baik itu bersifat abstrak
maupun nyata. Contohnya: watak yang indah, hukumyang indah.
b. Secara sempit, keindahan atau indah terbatas pada lingkup persepsi penglihatan
(bentuk dan warna).
c. Secara estetik murni, menyangkut pengalaman estetik seseorang dalam
hubunganya dengan segala sesuatu yang diresapinya melalui penglihatan,
pendengaran, peradaban dan perasaan, yang semuanya dapat menimbulkan
persepsi (anggapan) indah.
Beda antara makna estetika dan etika dalam budaya adalah, etika merupakan nilai
tentang baik-buruk yang terdapat pada suatu budaya, sedangkan estetika adalah hal
tentang yang indah-jelek dalam suatu budaya. Suatu hal dikatakan estetik yang berarti
mengandung unsur keindahan (secara estetik murni maupun secara sempit, baik dalam
bentuk, warna, garis, kata ataupun nada). Budaya merupakan hasil karya manusia yang
diupayakan mempunyai unsur keindahan. Dalam berbudaya manusia akan berusaha
berestetika sehingga budaya yang estetik berarti budaya yang memiliki unsur
keindahan.
Nilai estetik bersifat perasaan, subjektif dan partikular, oleh karena itu tidak bisa
dipaksakan kepada orang lain. Contohnya:sebuah baju anak-anak bagus yang dikatakan
oleh seorang ibu bernama rani, namun temanya bernama ibu novi berkata biasa saja.

7
Namun demikian, dalam menghadapi sebuah kebudayaan, estetika berbudaya
menyiratkan perlunya manusia (individu atau masyarakat) untuk menghargai keindahan
budaya yang di hasilkan manusia lain. Isyarat dari estetika berbudaya tersebut
mempunyai fungsi agar nilai-nilai estetika budaya yang di hasilkan oleh masyarakat
tidak memecah sekat-sekat kebekuan, ketidakkepercayaan, kecurigaan, dan rasa
inferioritas antar berbudaya.
4. Konsep-Konsep Dasar Manusia
Konsep manusia dibagi menjadi dua bagian: Manusia sebagai makhluk holistik dan
manusia sebagai sistem.
1. Manusia sebagai Makhluk Holistik
Manusia sebagai makhluk holistik mengandung pengertian, manusia makhluk
yang terdiri dari unsur biologis, psikologis, sosial dan spritual, atau sering
disebut juga sebagai makhluk biopsikososialspritual. Dimana, keempat unsur ini
tidak dapat terpisahkan, gangguan terhadap salah satu aspek merupakan
ancaman terhadap aspek atau unsur yang lain.
a) Manusia sebagai makhluk biologis, disebabkan karena
- manusia terdiri dari gabungan sistem-sistem organ tubuh
- manusia mempertahankan hidup
- manusia tidak terlepas dari hukum alam (khususnya hukum
perkembangan)

b) Manusia sebagai makhluk psikologis, karena :


- setiap individu memiliki kepribadian yang unik (sanguin,
melankholik,dll)
- setiap individu memiliki tingkahlaku yang merupakan manifestasi dari
kejiwaan
- setiap individu memiliki kecerdasan dan daya pikir
- setiap individu memiliki kebutuhan psikologis untuk mengembangkan
kepribadian
c) Manusia sebagai Makluk sosial, karena :
- setiap individu hidup bersama dengan orang lain
- setiap individu dipengaruhi oleh kebudayaan

8
- setiap individu terikat oleh norma yang berlakuk dimasyarakat
- setiap individu dipengaruhi dan beradaptasi dengan lingkungan sosial
- setiap individu tidak dapat hidup sendiri perlu bantuam orang lain
d) Manusia sebagai makhluk Spritual karena :
- setiap individu memiliki keyakinan sendiri tentang adanya Tuhan
- setiap individu memiliki pandangan hidup, dan dorongan sejalan dengan
keyakinan yang dipegangnya
2. Manusia sebagai Sistem
Manusia ditinjau sebagai sistem, artinya manusia terdiri dari beberapa
unsur/sistem yang membentuk suatu totalitas; yakni sistem adaptif, sitem
personal, sistem interpersonal, dan sistem sosial.
a) Manusia sebagai sistem adaptif, disebabkan:
- Setiap individu dapat berubah
- setiap individu merespon terhadap perubahan
b) Manusia sebagai sistem personal, disebabkan:
- setiap manusia memiliki proses persepsi
- setiap manusia bertumbuh kembang.
c) Manusia sistem interpersonal
- setiap manusia berinteraksi dengan yang lain
- setiap manusia memiliki peran dalam masyarakat
- setiap manusia berkomunikasi terhadap orang lain
d) Manusia sebagai sistem sosial
- setiap individu memiliki kekuatan dan wewenang dalam pengambilan
keputusan dalam lingkungannya; keluarga, masyarakat, dan tempat
kerja.
5. Memanusiakan Manusia
Manusia tidak hanya sebatas menjadi homo, tetapi harus meningkatkan diri menjadi
human. Manusia harus memiliki prinsip, nilai, dan rasa kemanusiaan yang melekat
dalam dirinya. Manusia memiliki perikemanusiaan, tetapi binatang tidak bisa dikatakan
memiliki perbintangan. Hal ini karena binatang tidak memiliki akal budi, sedangkan
manusia memiliki akal budi yang bisa memunculkan rasa atau perikemanusiaan.
Perikemanusiaan inilah yang mendorong perilaku baik sebagai manusia.

9
Memanusiakan manusia berarti perilaku manusia untuk seantiasa menghargai dan
menghormati harkat dan derajat manusia lainnya. Memanusiakan manusia memberi
keuntungan bagi diri sendiri maupun orang lan. Bagi diri sendiri akan menunjukan
harga diri dan nilai luhur pribadinya sebagai manuia. Sedangkan bagi orang lain akan
memberikan rasa percaya, rasa hormat, kedamaian, dan kesejahteraan hidup.
Sebaliknya, sikap tidak manusiawi terhadap manusia lain hanya akan merendahkan
harga diri dan martabatnya sebagai manusia yang sesungguhnya makhluk mulia.
Sedangkan bagi orang lain sebagai korban tindakan yang tidak manusiawi akan
menciptakan penderitaan, kesusahan, ketakutan, perasaan dendam, dan sebagainya.
Sejarah membuktikan bahwa perseteruan, pertentangan, dan peperangan terjadi
diberbagai belahan dunia adalah karena manusia belum mampu memanusiakan manusia
lain, dan sekelompok bangsa menindas bangsa lain. Penjajahan atau kolonialisme
adalah contoh prilaku satu bangsa menindas bangsa lain. Penjajahan tidak sesuai dengan
peri kemanusiaan.
Sikap dan perilaku memanusiakan manusia didasarkan atas prinsip kemanusiaan
yang disebut the mankind is one. Prinsip kemanusiaan tidak membeda-bedakan kita
memperlakukan orang lain atas dasar warna kulit,suku,agama,ras,asal,dan status sosial
ekonomi. Kita tetap harus manusiawi terhadap orang lain, apa pun latar belakangnya,
karena semua manusia adalah makhluk Tuhan yang sama harkat dan martabatnya.
Perilaku yang manusiawi atau memanusiakan manusia adalah sesuai dengan kodrat
manusia. Sebaliknya, perilaku yang tidak manusiawi bertentangan dengan hakikat
kodrat manusia. Perilaku yang tidak manusiawi akan mendatangkan kerusakan hidup
manusia.
6. Problematika Kebudayaan
1. Hambatan budaya yang berkaitan dengan pandangan hidup dan sistem
kepercayaan.
Dalam hal ini, kebudayaan tidak dapat bergerak atau berubah karena adanya
pandangan hidup dan sistem kepercayaan yang sangat kental, karena kuatnya
kepercayaan sekelompok orang dengan kebudayaannya mengakibatkan mereka
tertutup pada dunia luar dan tidak mau menerima pemikiran-pemikiran dari luar
walaupun pemikiran yang baru ini lebih baik daripada pemikiran mereka.
Sebagai contoh dapat kita lihat bahwa orang jawa tidak mau meninggalkan

10
kampung halamannya atau beralih pola hidup sebagai petani. Padahal hidup
mereka umumnya miskin.
2. Hambatan budaya yang berkaitan dengan perbedaan presepsi atau sudut pandang.
Hambatan budaya yang berkaitan dengan perbedaan presepsi dan sudut
pandang ini dapat terjadi antara masyarakat dan pelaksanaan pembangunan.
Sebagai contoh dapat kita lihat banyak masyarakat yang tidak setuju dengan
program KB yang dicanangkan pemerintah yang salah satu tujuannya untuk
mengatasi kemiskinan dan kepadatan penduduk, karena masyarakat beranggapan
bahwa banyak anak banyak rezeki.
3. Hambatan budaya yang berkaitan dengan faktor psikologi atau kejiwaan.
Upaya untuk mentransmigrasikan penduduk dari daerah yang terkena
bencana alam sering mengalami kesulitan. Hal ini disebabkan karena adanya
kekhawatiran penduduk bahwa ditempat yang baru hidup mereka akan lebih
sengsara dibandingkan dengan hidup mereka ditempat yang lama.
4. Masyarakat yang terasing dan kurang komunikasi dengan masyarakat luar.
Masyarakat yang tinggal di daerah-daerah terpencil yang kurang komunikasi
dengan masyarakat luar cendrung memiliki ilmu pengetahuan yang terbatas,
mereka seolah-olah tertutup untuk menerima program-program pembangunan.
5. Sikap tradisionalisme yang berprasangka buruk terhadap hal-hal baru.
Sikap ini sangat mengagung-agungkan budaya tradisional sedemikian rupa
sehingga menganggap hal-hal baru itu akan merusak tatanan hidup mereka yang
sudah mereka miliki secara turun-temurun.
6. Sikap etnosentrisme.
Sikap etnosentris adalah sikap yang mengagungkan budaya suku bangsa
sendiri dan menganggap rendah budaya suku bangsa lain. Sikap seperti ini akan
memicu timbulnya pertentangan-pertentangan suku, ras, agama, dan antar
golongan. Kebudayaan yang beraneka ragam yang berkembang disuatu wilayah
seperti Indonesia terkadang menimbulkan sikap etnosentris yang dapat
menimbulkan perpecahan.
7. Perkembangan IPTEK sebagai hasil dari kebudayaan, sering disalah gunakan
oleh manusia, sebagai contoh nuklir dan bom dibuat justru untuk menghancurkan
manusia bukan untuk melestarikan suatu generasi, dan obat-obatan yang

11
diciptakan untuk kesehatan tetapi dalam penggunaannya banyak disalahgunakan
yang justru mengganggu kesehatan manusia.
8. Pewarisan kebudayaan.
Dalam hal pewarisan kebudayaan bisa muncul masalah antara lain, sesuai
atau tidaknya budaya warisan tersebut dengan dinamika masyarakat saat
sekarang, penolakan generasi penerima terhadap warisan budaya tersebut, dan
munculnya budaya baru yang tidak lagi sesuai dengan budaya warisan. Dalam
suatu kasus, ditemukan generasi muda menolak budaya yang hendak diwariskan
oleh pendahulunya. Budaya itu dianggap tidak lagi sesuai dengan kepentingan
hidup generasi tersebut, bahkan dianggap bertolak belakang dengan nilai-nilai
budaya yang baru diterima sekarang ini.
9. Perubahan kebudayaan.
Perubahan kebudayaan yang terjadi bisa memunculkan masalah antara lain
perubahan akan merugikan manusia jika perubahan itu
bersifat regress(kemunduran) bukan progress (kemajuan), perubahan bisa
berdampak buruk atau menjadi bencana jika dilakukan melalui revolusi,
berlangsung cepat, dan diluar kendali manusia.
10. Penyebaran kebudayaan.
Penyebaran kebudayaan (difusi) bisa menimbulkan masalah, masyarakat
penerima akan kehilangan nilai-nilai budaya lokal sebagai akibat kuatnya
budaya asing yang masuk. Contoh globalisasi budaya yang bersumber dari
kebudayaan Barat pada era sekarang ini adalah masuknya nilai-nilai budaya
global yang dapat memberi dampak negatif bagi perilaku sebagian masyarakat
Indonesia. Misalnya pola hidup konsumtif, hedonisme, pragmatis, dan
induvidualistik. Akibatnya nilai-nilai asli kebudayaan bangsa seperti rasa
kebersamaan dan kekeluargaan lambat laun bisa hilang dari masyarakat
Indonesia.

12

Anda mungkin juga menyukai