Anda di halaman 1dari 25

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Ekosistem adalah suatu sistem ekologi yang terbentuk oleh hubungan timbal
balik tak terpisahkan antara makhluk hidup dengan lingkungannya. Ekosistem
bisa dikatakan juga suatu tatanan kesatuan secara utuh dan menyeluruh antara
segenap unsur lingkungan hidup yang saling mempengaruhi.
Sebagaimana yang telah kita ketahui, ada komponen biotik (hidup) dan juga
komponen abiotik (tidak hidup) yang terlibat dalam suatu ekosistem ini, kedua
komponen ini tentunya saling mempengaruhi. Contohnya saja hubungan hewan
dengan air, hewan adalah komponen biotik dan air adalah komponen abiotik.
Satuan makhluk hidup dalam ekosistem dapat berupa individu, populasi, atau
komunitas. Setiap individu, populasi dan komunitas menempati tempat hidup
tertentu yang disebut habitat. Semua ekosistem merupakan sistem yang terbuka
dalam arti terjadi transfer energi dan material ke dalam dan ke luar.
Ekosistem juga berarti suatu unit fungsional dari berbagai ukuran yang
tersusun dari bagian komponen dan sistem yang secara keseluruhan berfungsi
berdasarkan suatu urutan kegiatan yang menyangkut energi dan pemindahan
energi. Dengan beberapa pengecualian, sumber energi azali adalah matahari.
Energi matahari ditangkap oleh komponen ototrofik yaitu tumbuh-tumbuhan
hijau. Energi yang tertangkap disimpan dalam ikatan kimia zat organik tanaman,
yang merupakan tanaman yang mendorong terus berjalannya komponen
heterotrofik sistem tersebut. Heterotrof adalah organisme yang membutuhkan
senyawa organik dimana karbon diekstrak untuk pertumbuhannya. Heterotrof
dikenal sebagai "konsumer" dalam rantai makanan.
Dalam struktur seperti ini tingkatan trofik yang mengkonsumsi tumbuhan
tingkatan pertama antara lain adalah hewan- hewan yang disebut hebivora.

1
Herbivora pada gilirannya dikonsumsi oleh karnivora, yang pada giliran
berikutnya dikonsumsi oleh karnivora yang lebih besar.
Komponen terakhir dari struktur trofik yaitu pengurai atau decomposer.
Pengurai adalah organisme terutama bakteri yang memecah molekul organikk
yang kompleks dari organisme mati, menjadi molekul sederhana sehingga dapat
digunakan lagi oleh ototrof. Komponen abiotik yang diperlukan dari struktur
trofik suatu ekosistem adalah suatu sumber energi, nutrient dan sumber air. Bumi
sebagai suatu ekosistem tunggal yang sangat besar tersusun atas ekosistem-
ekosistem yang lebih kecil dan saling terkait satu sama lainnya
B. RumusanMasalah
Berdasarkan dari latar belakang yang telah dibuat, dapat dirumuskan bahwa :
1. Apa itu populasi dan komunitas?
2. Hubungan apa saja yang terdapat dalam populasi dan komunitas?
3. Bagaimana bentuk ekosistem alami?
4. Bagaimana bentuk pola kehidupan?
C. Tujuan
Tujuan pembelajaran makhluk hidup dan ekosistem yaitu mahasiswa dapat :
1. Mengetahui populasi dan komunitas
2. Mengetahui hubungan yang terdapat dalam populasi dan komunitas
3. Mengetahui bentuk ekosistem alami
4. Mengetahui macam – maca bentuk pola kehidupan

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. POPULASI DAN KOMUNITAS MAKHLUK HIDUP


1. Individu
Individu ialah suatu satuan struktur yang membangun suatu kehidupan dalam
bentuk makhluk. Individu bersalah dari bahasa latin yaitu In = tidak dan
Dividus = dapat dibagi (Jasin Maskoeri, 2011).
Individu yaitu sebutan untuk makhluk hidup tunggal. Contohnya satu pohon
belimbing, satu ayam, satu pohon jati, satu manusia, dll.
Sifat individu yang tunggal adalah tampak pada proses kehidupan makhluk
hidup. Proses hidup itu terjadi terpisah dan berbeda pada tiap individu.

Gambar 2.1 Manusia dan Harimau


2. Populasi
Populasi berasal dari bahasa latin yang berarti rakyat atau penduduk. Populasi
berarti jumlah individu dari satu spesies pada suatu habitat atau tempat pada
waktu yang sama. Populasi pada umumnya dinyatakan dalam padat populasi
(population density). Populasi dapat dikatakan sebagai kumpulan individu
suatu spesies makhluk hidup yang sama (Jasin Maskoeri, 2011).
Contoh : populasi penduduk kota Surabaya pada tahun 2012 sebanyak
4.357.473 orang.

3
Gambar 2.2 Populasi Koala dan Populasi manusia
Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan populasi, yaitu:
a) Natalitas
Yaitu tingkat kelahiran (latin= natus=lahir) atau bertambahnya individu
baru akibat kelahiran. Natalitas menggambarkan tingkat kelahiran yang
selalu angkanya positif atau paling tidak sama dengan 0 dan tidak pernah
negatif. Manusia dan hewan bila angka kelahiran lebih besar dari pada
angka kematian, berarti populasi bertambah atau meningkat.
b. Mortalitas
Mortalitas ini ialah kebalikan dari natalitas, yaitu tingkat kematian (latin=
mortalis = dapat mati) atau berkurangnya individu akibat kematian.
Mortalitas menggambarkan tingkat kematian yang selalu angkanya
negatif atau paling tidak 0 atau tidak pernah positif.
Tingkat mortalitas tidak mungkin sama dengan 0, sebab walaupun
lingkungan baik kematian tetap ada. Kematian dapat disebabkan oleh
umur. Jadi mortalitas dapat digunakan untuk menunjukkan kemampuan
suatu populasi menjadi lebih kecil.
c. Migrasi atau Migrare
Yang berarti perepindahan organisme atau individu dari tempat satu ke
tempat lain. Di lapangan sering kita jumpai adanya perubahan karena

4
adanya perpindahan anggota populasi ke populasi lain dari spesies yang
sama.
Migrasi ada 2 yaitu :
1) Imigrasi
Yang berarti kedatangan individu-individu baru ke dalam populasi
sehingga populasi bertambah.
2) Emigrasi
Yang berarti kepergian atau peroindahan individu-individu dari suatu
populasi ke populasi lainnya, sehingga populasinya menjadi
berkurang.
Faktor-faktor mempengaruhi kepadatan populasi yaitu :
 Kompetisi atau persaingan
Makhluk hidup melakukan persaingan dalam memperoleh makanan dan
tempat hidup untuk bertahan hidup. Bila ada kompetisi ada salah satu
pesaing yang kalah, maka yang kalah akan pindah tempat atau mati. Di
alam dikenal adanya hukum rimba yaitu yang kuat ialah yang menang.
 Predasi
Adalah interaksi antara individu atau populasi dimana individu atau
populasi yang satu memangsa individu atau populasi yang lainnya.
Pada umumnya pemangsa atau predator yang memiliki tubuh yang lebih
besar atau kuat daripada individu yang dimangsa.
 Penyakit
Penyakit disebabkan oleh cendawan, bakteri, virus, cacing, dan
mikroplasma, dll.
3. Komunitas
Yaitu beberapa kelompok makhluk hidup yang bersama-sama dalam suatu
tempat yang bersamaan, misalnya populasi semut, populasi kutu daun dan
pohon temppat mereka hidup membentuk suatu masyarakat atau suatu
komunitas (Jasin Maskoeri, 2011).

5
Komunitas dengan populasi ibarat makhluk dengan sistem organnya, tetapi
dengan tingkat organisasi yang lebih tinggi sehingga memiliki sifat yang
khusus atau kelebihan yang tidak dimiliki oleh baik sistem organ maupun
organisasi hidup lainnya.
Perubahan komunitas yang sesuai dengan perubahan lingkungan yang terjadi
akan berlangsung terus sampai pada suatu komunitas padat, sehingga muncul
jenis tumbuhan atau hewan baru kecil sekali kemungkinannya. Perubahann
akan selalu terjadi, sehingga komunitas padat yang stabil tidak mungkin
terjadi. Perubahan komunitas tidak hanya terjadi oleh munculnya penghuni
baru tetapi juga hilangnya penghuni pertama atau yang lama.
Bentuk komunitas terbagi menjadi :
1. Komunitas akuatik
Komunitas ini dpt dimisalkan komunitas yang terdapat di laut, danau,
sungai atau di kolam
2. Komunitas terestrial
Komunitas ini terdapat di hutan, padang rumput, padang pasir dan
pekarangan.

Gambar 2.3 Komunitas

6
B. HUBUNGAN YANG TERDAPAT DALAM POPULASI DAN KOMUNITAS
1) Hubungan Antara Makhluk Hidup
Antara makhluk hidup yang satu dengan makhluk hidup lainnya saling
ketergantungan. Hubungan antara dua jenis makhluk hidup yang hidup
bersama dinamakan simbiosis.
Simbiosis dapat dibedakan menjadi tiga, yaitu :
a. Simbiosis Mutualisme
Simbiosis mutualisme merupakan hubungan antara makhluk hidup yang
saling menguntungkan.
Contoh: kupu-kupu dan tanaman bunga, kerbau dengan burung jalak

Gambar 2.4 Simbosis Mutualisme


b. Simbiosis Komensalisme
Simbiosis komensalisme merupakan hubungan antara makhluk hidup
yang hanya menguntungkan satu pihak, sedang pihak lain tidak
diuntungkan dan tidak dirugikan.
Contoh: hubungan antara ikan hiu dengan ikan remora, hubungan anemon
laut dengan ikan badut, dan hubungan antara tanaman paku dan pohon
besar

7
Gambar 2.5 Simbiosis Komensalisme
c. Simbiosis Parasitisme
Simbiosis parasitisme merupakan hubungan antara makhluk hidup yang
hanya menguntungkan satu pihak, sedang pihak yang lain dirugikan.
Contoh: kutu yang hidup ditubuh hewan, bunga raflesia yang hidup
ditumbuhan inangnya

Gambar 2.6 Simbiosis Parasitisme


2) Hubungan Makhluk Hidup Dalam Ekosistem
Makhluk hidup, hidup dalam suatu tempat tertentu. Tempat berlangsungnya
hubungan antara makhluk hidup dengan lingkungannya disebut Ekosistem.
Setiap ekosistem memiliki anggota baik makhluk hidup maupun makhluk
yang tak hidup. Kelompok makhluk hidup berbeda yang tinggal bersama
dalam suatu lingkungan tertentu dinamakan komunitas.

8
Ekosistem dibedakan menjadi dua, yaitu ekosistem alam yang meliputi hutan,
sungai, danau, laut, padang pasir, dan kutub serta ekosistem buatan meliputi
sawah, lading, kebun, kolam, dan akuarium.
3) Rantai Makanan dan Jaring Makanan
a. Rantai Makanan
Perjalanan makan memakan seperti membentuk suatu rantai disebut
dengan rantai makanan. Rantai makanan tersusun dari produsen
(penghasil), konsumen (pemakai), dan pengurai.
Contoh: Tikus makan biji padi, oleh karenanya tikus bergantung pada
padi. Ular sawah makan tikus, oleh karenanya ular sawah bergantung
pada tikus. Padi dan semua tumbuhan hijau dikatakan sebagai produsen,
sedangkan hewan dikatakan sebagai konsumen.Padi dimakan tikus, tikus
dimakan ular dan suatu saat ular akan mati, sehingga bangkai ular
tersebut diuraikan oleh bakteri. Bakteri disini berperan sebagai pengurai.
Ada dua tipe dasar rantai makanan:
1. Rantai makanan rerumputan (grazing food chain). Misalnya:
tumbuhan => herbivora => karnivora.
2. Rantai makanan sisa (detritus food chain). Bahan mati
mikroorganisme (detriivora= organisme pemakan sisa) predator

Gambar 2.7 Rantai Makanan

9
b. Jaring Makanan
Jaring-jaring makanan adalah kumpulan dari rantai makanan yang saling
berhubungan dan membentuk skema mirip jaring. Kelangsungan hidup
organisme membutuhkan energi dari bahan organik yang dimakan. Bahan
organik yang mengandung energi dan unsur-unsur kimia transfer dari
satu organisme ke organisme lain berlangsung melalui interaksi makan
dan dimakan. Peristiwa makan dan dimakan antar organisme dalam suatu
ekosistem membentuk struktur trofik yang bertingkat-tingkat.
Setiap tingkat trofik merupakan kumpulan berbagai organisme dengan
sumber makanan tertentu. Tingkat trofik pertama adalah kelompok
organisme autotrop yang disebut produsen. Organisme autotrof adalah
organisme yang dapat membuat bahan organik sendiri dari bahan
anorganik dengan bantuan sumber energi. Bila dapat menggunakan
energi cahaya seperti cahaya, matahari disebut fotoautotrof, contohnya
tumbuhan hijau dan fitoplankton. Apabila menggunakan bantuan energi
dari reaksi-reaksi kimia disebut kemoautotrof, misalnya, bakteri sulfur,
bakteri nitrit, dan bakteri nitrat. Tingkat tropik kedua ditempati oleh
berbagai organisme yang tidak dapat menyusun bahan organik sendiri
yang disebut organisme heterotrof. Organisme heterotrof ini hanya
menggunakan zat organik dari organisme lain sehingga disebut juga
konsumen.
Pembagian konsumen adalah sebagai berikut :
a. Konsumen Primer
Organisme pemakan produsen atau dinamakan herbivora yang
menempati tingkat trofik kedua.
b. Konsumen Sekunder
Organisme pemakan herbivora yang dinamakan karnivora kecil yang
menempati tingkat trofik ketiga
c. Konsumen Tersier

10
Organisme pemakan konsumen sekunder yang dinamakan karnivora
besar yang menempati tingkat trofik keempat

Gambar 2.8 Jaring Makanan

Gambar 2.9 Beda Rantai Makanan dan Jaring Makanan

C. BENTUK EKOSISTEM ALAMI


Ekosistem ialah tingkat organisasi yang lebih tinggi dari komunitas. Disini
tidak hanya mencakup serangkaian spesies tumbuhan atau hewan tetapi juga
segalam macam bentuk materi yang melakukan siklus dalam sistem itu dan

11
energi yang menjadi sumber kekuatan ekosistem (Jasin Maskoeri, 2011).
Ekosistem merupakan suatu interaksi yang kompleks dan memiliki penyusun
yang beragam (Herabudin, 2010). Ekosistem adalah Interaksi antara makhluk
hidup dengan lingkungannya baik dengan komponen biotik maupun abiotik.
Ekosistem bisa dikatakan sebagai suatu tatanan kesatuan secara utuh dan
menyeluruh antara segenap unsur lingkungan hidup yang saling memengaruhi.
Ekosistem merupakan penggabungan dari setiap unsur biosistem yang
melibatkan hubungan timbal balik antara organisme dan lingkungan fisik.
Penggabungan tersebut menimbulkan energi terhadap suatu struktur biotik
tertentu dan akan menimbulkan siklus materi antara organisme dan anorganisme.

Gambar 2.10 Macam Ekosistem

Berdasarkan dari susunan dan fungsinya, ekosistem tersusun atas komponen


sebagai berikut :
1. Komponen Autotrof (auto = sendiri, trophiks = menyediakan makanan)
Autotrof adalah organisme yang mampu menyediakan atau menyintesis
makanan sendiri berupa bahan organik dari bahan anorganik dengan bantuan
energi, seperti matahari dan kimia. Komponen autotrif berfungsi sebagai
produsen, contohnya tumbuhan – tumbuhan hijau.

12
2. Komponen Heterotrof (heteros = berbeda, trophikos = makanan)
Heterotrof merupakan organisme yang memanfaatkan bahan – bahan organik
sebagai makanannyadan bahan tersebut disediakan oleh organisme lain.
Adapun yang tergolong heterotrof adalah manusia, hewan, jamur dan
mikroba.
3. Komponen Abiotik (bahan tak hidup)
Komponen ini merupakan komponen fisik dan kimia yang terdiri atas tanah,
air, udara, sinar matahari. Bahan tak hidup merupakan medium atau substrat
tempat berlangsungnya kehidupan, atau lingkungan tempat hidup.
4. Pengurai (dekomposer)
Yaitu organisme heterotrof yang menguraikan bahan organik yang berasal
dari organisme mati (bahan organik kompleks). Organisme pengurai neyerap
sebagian hasil penguraian tersebut dan melepaskan bahan – bahan yang
sederhana yang dapat digunakan kembali oleh produsen, Termasuk pengurai
ini adalah bakteri dan jamur (Herabudin, 2010).
Komponen pembentuk ekosistem adalah :
a. Komponen Biotik
Biotik merupakan suatu istilah yang biasa digunakan untuk menyebut
sesuatu yang hidup (organisme). Komponen biotik terbagi menjadi dua
yaitu komponen heterotrof dan autotrof. Heterottrof terdiri dari organisme
yang memanfaatkan bahan – bahan organik yang disediakan oleh
organisme lainnya sebagai makanannya. Komponen disebut juga dengan
konsumen makro karena makanan yang dikonsumsi berukuran lebih kecil.
Sementara itu, komponen autotrof adalah organisme yang mampu
menyediakan makanan sendiri dengan bantuan energi seperti energi
matahari ataupun energi yang bersifat kimia. Komponen autotrof
berfungsi sebagai produsen. Yang tergolong komponen ini adalah
tumbuhan hijau.
b. Komponen Abiotik

13
Komponen abiotik (bahan tak hidup) adalah komponen fisik dan kimia
yang merupakan middle tempat berlangsungnya kehidupan. komponen
abiotik dapat berupa bahan organik, senyawa organik, dan faktor yang
mempengaruhi distribusi organism. Komponen abiotik terdiri atas suhu,
air, udara, sinar matahari, tanah, dan iklim.
c. Komponen Pengurai (dekomposer)
Komponen pengurai atau dekomposer adalah organisme yang
menguraikan bahan organik yang berasal dari organisme mati. Organisme
pengurai menyerap sebagian hasil penguraian tersebut dan melepaskan
bahan-bahan yang sederhana yang dapat digunakan kembali oleh
produsen. Yang termasuk golongan pengurai adalah bakteri dan jamur.

Jenis – Jenis Ekositem


a. Berdasarkan pembentuknya :
1) Ekosistem alami : terbentuk secara alami tanpa ada campur tangan
oleh manusia, contoh ekositem terumbu karang, ekosistem muara atau
estuaria, dll
2) Ekosistem buatan : ekosistem yang telah diubah atau dibangun oleh
manusai dengan tujuan untuk menaikkan taraf hidup dan
kesejahteraannya, contoh ekosistem sawah, ekosistem kolam atau
aquarium, ekosistem kebun dll
b. Berdasarkan lokasinya :
1) Ekosistem darat : ekosistem yang lingkungan fisiknya berupa daratan
(Herabudin, 2010). Ekosistem darat terdiri atas beberapa ekosistem, di
antaranya ekosistem hutan hujan tropis, sabana, padang rumput, dan
gurun. Ekosistem hutan hujan tropis terdapat di daerah tropis dan
subtropics. Ekosistem ini memiliki pepohonan yang banyak dan
memiliki curah hujan yang tinggi. Ekosistem sabana terdapat di
wilayah dengan tingkat curah hujan yang rendah. Sabana yang terluas

14
terdapat di Afrika dan Australia. Hewan yang hidup di sabana antara
lain serangga, zebra, dan singa. Sementara itu, ekosistem padang
rumput terdapat di daerah tropis dan underling tropis. Dalam ekosistem
ini, hujan turun tidak teratur. Hewan yang hidup di ekosistem ini
antara lain gajah, jerapah, dan singa.
2) Ekosistem air : Ekositem air terdiri atas beberapa ekosistem, yaitu
ekosistem air tawar, ekositem air laut, ekosistem sungai, dan ekosistem
terumbu karang. Ekosistem air tawar memiliki ciri-ciri memiliki
variasi suhu yang tidak mencolok, pencahayaan kurang, dan
terpengaruh iklim dan cuaca. Ekosistem air laut memiliki kadar garam
yang tinggi. Dalam ekosistem air laut, memiliki suhu yang tinggi dan
penguapan yang tinggi. Sementara itu, ekosistem sungai terdiri atas
hewan seperti ikan, buaya, hewan lainnya yang sering berada di
sungai.Ekosistem terumbu karang terdiri atas coral yang berada dekat
pantai. Hewan-hewan yang berada di terumbu karang memakan
organisme mikroskopis dan sisa organik lainnya. Kehadiran terumbu
karang di dekat pantai membuat pantai memiliki pasir putih.

D. MACAM – MACAM BENTUK POLA KEHIDUPAN


Makhluk hidup dengan lingkungan tertentu membentuk pola kehidupan yang
khas, sehingga ditemukan berbagai pola kehidupan dengan kekhasan masing-
masing. Adanya perbedaan lingkungan menyebabkan timbulnya berbagai pola
kehidupan.
Pola kehidupan dapat dibagi dalam tiga bagian, yaitu:
a) Pola Kehidupan di Darat
Faktor-faktor yang mempengaruhi pola kehidupan di darat, antara lain:
keadaan tanah, suhu, angin, kelembaban udara, curah hujan, pancaran sinar
matahari. Pola kehidupan di darat dapat mengalami perubahan menurut
musim, misalnya:

15
1. Pada waktu musim hujan kelembaban udara cukup tinggi, tanah basah,
tumbuhan hidup subur.
2. Pada waktu musim kemarau kelembaban udara menurun, tumbuhan
sebagian mati.
b) Pola Kehidupan di Air
Lingkungan hidup di air dapat dibedakan menjadi:
1) Lingkungan air tawar: sungai, rawa, kolam, parit
2) Lingkungan air asin: laut
3) Lingkungan air payau: danau air tawar

Faktor yang penting dalam kehidupan di air adalah sifat-sifat air itu sendiri,
misalnya:

1) Pola kehidupan di air akibat cahaya matahari


Terbagi 2 yaitu :
a. Lingkungan air yang tembus cahaya matahari mengakibatkan
tumbuhan hijau sebagai produsen dapat mengadakan proses
fotosintesis. Proses fotosintesis menghasilkan zat makanan yang
berguna bagi tumbuhan air dan merupakan sumber makanan bagi
makhluk hidup lainnya di dalam air.
b. Lingkungan air yang dalam tidak tembus cahaya matahari merupakan
daerah yang tidak ada produsen, sehingga hewan yang hidup adalah
pemangsa dan pengurai (karnivora dan saprovora), yang mendapat
makanan dari bahan-bahan yang mengendap di dasarnya.
Dalam kehidupan air berlangsung perpindahan energi dari sinar matahari
ke tumbuhan air ke konsumen.
2) Pola kehidupan di air akibat zat-zat pelarut
Terbagi dua yaitu :

16
a. Limbah-limbah industri yang terlarut di dalam air dapat
mengakibatkan produsen dalam air tidak berkembang sehingga ikan-
ikan kekurangan makanan dan akhirnya mati.
b. Pemupukan sering dilakukan pada kolam ikan agar tumbuhan air
sebagai produsen tumbuh subur sehingga makhluk hidup di dalam air
tidak kekurangan makanan.
3) Pola kehidupan di air akibat gaya tekan ke atas
Karena adanya gaya tekan ke atas oleh air berlainan pada tiap kedalaman
air, maka hewan yang hidup di daerah dasar berlainan jenisnya dengan
yang hidup di daerah permukaan.
4) Pola kehidupan di air akibat perubahan suhu
Suhu yang mudah berubah-ubah dapat mempengaruhi kehidupan di
dalam air, baik untuk produsen maupun bagi makhluk hidup lainnya.

Pola kehidupan di dalam air di semua lingkungan sebenarnya sama, hanya


jenis makhluk hidupnya yang berbeda, hal ini disebabkan oleh sifat khas masing-
masing lingkungan air tersebut. Bioma ialah terbentuk oleh iklim, tumbuhan dan
hewan yg merupakan satuan ekosistem dalam skala besar di suatu geografis.
Ada 7 macam bioma yang tersebar di bumi :
1. Bioma Gurun (Padang Pasir)
Gurun adalah bioma yang sangat kering. Bioma padang gurun atau
padang pasir dalam istilah geografi adalah suatu derah yang menerima
curah huhan sedikit-kurang dari 250 mm/tahun. Gurun dianggap
mempunyai kemampuan kecil untuk mendukung kehidupan. Bila
dibandingkan dengan wilayah yang lebih basah hal ini mungkin saja
benar, walaupun bila diperhatikan seksama, gurun biasanya mempunyai
kehidupan yang biasanya tersembunyi (khususnya di siang hari) untuk
mempertahankan cairan tubuh. Kurang lebih dari sepertiga wilayah bumi

17
adalah terbentuknya gurun. Contohnya Gurun Gobi di Asia dan Gurun
Sahara di Afrika.
Ciri – ciri :
 Memiliki curah hujan yang sangat rendah +/- 25 mm/tahun
 Evaporasi (penguapan) tinggi dan lebih cepat daripada presipitasi
(hujan)
 Tingkat deflasi yang tinggi
 Memiliki perbedaan suhu udara siang dan malam yang sangat tinggi
yaitu disiang hari 45 derajat celcius, malam 0 derajat celcius.
 Tanah pasir sangat tandus karena tidak dapat menampung air
 Mempunyai kelembaban udara yang sangat rendah

Gambar 2.11 Gurun Pasir


2. Bioma Stepa (Padang Rumput)
Persebaran bioma gurun banyak terdapat yang di benua Australia
(Gibson), Indonesia (Parangtritis), Afrika Utara (Sahara), Asia (Takla
Makan), dan Amerika Utara (Great Basin).
Ciri – ciri :
 Curah hujan yang sangat rendah +/-25 mm/tahun
 Memiliki kelembaban udara yang sangat rendah
 Evaporasi (penguapan) tinggi yang lebih cepat dari prepitiasi (hujan)

18
 Tingkat deflasi yang tinggi
 Tanah pasir tandus karena tidak mengandung air
 Suhu udara di siang 45 derajat celcius dan di malam hari sekitar 0
derajat celcius

Gambar 2.12 Stepa


3. Bioma Hujan Tropis (Hujan Basah)
Hutan hujan tropis adalah bioma yang berupa hutan basah atau lembab,
yang ditemui di wilayah sekitar khatulistiwa, yaitu kurang lebih lintang 0-
10 derajat celcius ke utara dan ke selatan garis khatulistiwa. Hutan hujan
tropis dapat diartikan sebagai hutan yang terletak di daerah tropis dengan
curah hujan tinggi. Contoh hutan hujan tropis adalah Afrika, Meksiko,
Australia, Amerika Selatan, Kepulauan Pasifik, dan Amerika Tengah.
Ciri – ciri :
 Curah hujan sangat tinggi, lebih dari 2.000 mm/tahun
 Pohon-pohon utama memiliki ketinggian antara 20-40 m
 Mendapat sinar matahari yang cukup, tetapi sinar matahari tidak dapat
menembus dasar hutan
 Cabang pohon berdaun lebat dan lebar dengan hijau sepanjang tahun

19
 Memiliki iklim mikro di lingkungan sekitar permukaan tanah/dibawah
kanopi (daun pada pohon-pohon besar dengan membentuk tudung).

Gambar 2.13 Hutan Hujan Tropis


4. Bioma Sabana
Bioma sabana adalah padang rumput yang diselingi oleh gerombolan
semka dan pohon. Berdasarkan dari jenis tumbuhan yang menyusunnya
sabana dibagi menjadi dua jenis yaitu sabana murni dua jenis yaitu sabana
murni (satu jenis tumbuhan) dan sabana campuran (campuran jenis
tumbuhan). Persebaran bioma sabana teradapat di Afrika, Amerika
Selatan, Australia, dan Indonesia (Nusa Tenggara).
Ciri – ciri :
 Terdapat di daerah khatulistiwa (iklim tropis)
 Memiliki curah hujan antara 100-150 mm/tahun
 Curah hujan yang sedang dan tidak teratur
 Porositas (air yang meresap ke tanah) dan drainase (pengarian) cukup
baik

Gambar 2.14 Sabana

20
5. Bioma Taiga
Taiga adalah hutan yang tersusun dari satu spesies misalnya pinus,
konifer, dan sejenisnya. Semak dan tumbuhan basah sedikit sekali,
sedangkan hewannya antara lain moose, beruang, ajag, rubah, beruang
hitam, serigala, dan burung-burung yang bermigrasi ke selatan di musim
gugur. Taiga banyak ditemukan belahan bumi utara, seperti wilayah
negara Rusia dan Kanada. Bioma Taiga merupakan bioma yang terluas
dari boma-bioma lain di bumi
Ciri – ciri :
 Memiliki musim dingin yang cukup panjang dan musim kemarau
yang panas sangat singkat yakni hanya berlansung 1-3 bulan.
 Selama musim dingin, air tanah akan berubah menjadi es yang
mencapai 2 meter di bawah permukaan tanah.
 Jenis tumbuhan yang hidup sangat sedikit, umumnya hanya terdiri
atas dua atau tiga jenis tumbuhan

Gambar 2.15 Taiga


6. Bioma Tundra
Bioma tundra adalah bioma yang ada di sekitar kutub utara dan sebagian
di selatan. Bioma tundra tidak ditemukan pepohonan, namun hanya
tumbuhan kecil sejenis rumput dan lumut. Lokasi wilayah bioma terdapat

21
di sekitar lingkar artik, Greenland di wilayah kutub utara. Berdasarkan
pembagian iklim bioma tundra berada di daerah yang beriklim es abadi
(ET) dan Iklim Tundra (ET).
Ciri – ciri :
 Hampir di setiap wilayahnya tertutup oleh salju/es
 Mempunyai musim dingin yang panjang dan gelap serta musim
panas yang panjang dan terang.
 Usia tumbuh tanaman sangat pendek, berkisar dari 30-120 hari (1-4
bulan)

Gambar 2.16 Tundra


7. Bioma Hutan Gugur
Bioma hutan gugur adalah bioma yang terletak pada kisaran 30-40 derajat
lintang LU/LS denga beriklim sedang. Bioma hutan gugur terdapat di
wilayah Amerika Serikat di bagian timur, ujung selatan benua Amerika,
Kepulauan Inggris dan Australia.
Ciri – ciri :
 Curah hujan merata antara 75 – 1.000 mm pertahun
 Pohon yang bercirikan lebar, hijau pada musim dingin, rontok pada
musim panas dan memiliki tajuk yang rapat
 Memiliki jumlah/jenis tumbuhan yang relatif sedikit
 Musim panas yang hangat dan musim dingin tidak terlalu dingin.

22
 Terdiri 4 musim ialah musim panas, gugur, dingin, semi

Gambar 2.17 Hutan Gugur

23
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
B. Saran

24
DAFTAR PUSTAKA
(BELUM DIUBAH ALIAS MASIH YANG LAMA)

Drs. Abdullah Ally dan Ir. Eny Rahma. 2001. Ilmu Alamiah Dasar. Jakarta : Bumi
Aksara.
Drs. H. Ahmadi Abu dan Ir. A.Supatmo. 1998. Ilmu Alamiah Dasar. Jakarta : PT.
Rineka Cipta

Prof.Dr.Ir. Sodiq Mochammad. Ilmu Kealaman Dasar. Jakarta : Prenadamedia Group

Dirjen Dikti. 2002. Ilmu Alamiah Dasar. Indonesia : Dirjen Dikti.

Ribkhawati,dkk. Ilmu Alamiah Dasar. Yogyakarta : Graha Ilmu Yogyakarta.

25

Anda mungkin juga menyukai