Anda di halaman 1dari 23

Keterbatasan Fisik

dan
Gangguan Motorik
Kelompok 2
Pendidikan Anak Berkebutuhan Khusus
Dosen Pengampu : Dr. Hj. Yuyun Yulianingsih, M. Pd.
Kelompok 2

Taqiyya Hazimah
Nurrizka Dwi Amalia Siti Nurul Afifah
Azzahra
1222100046 1222100065
1222100070
Topik
Keterbatasan Fisik Gangguan mototik

Tunarungu Dispraksia

Tunanetra Cerebral Palsy

Tunawicara

Tunadaksa
Tunarungu
anak tunarungu adalah anak yang memiliki gangguan dalam
pendengarannya, baik secara keseluruhan ataupun masih
memiliki sisa pendengaran.
Menurut Murni Winarsih mengemukakan bahwa tuna rungu adalah suatu istilah umum yang
menunjukkan kesulitan mendengar dari yang ringan sampai berat, digolongkan ke dalam tuli
dan kurang dengar. Orang tuli adalah yang kehilangan kemampuan mendengar sehingga
menghambat proses informasi bahasa melalui pendengaran, baik memakai ataupun tidak
memakai alat bantu dengar dimana batas pendengaran yang dimilikinya cukup
memungkinkan keberhasilan proses informasi bahasa melalui pendengaran.
Faktor Penyebab Tunarungu
a. Faktor-faktor sebelum anak dilahirkan (pre natal)

1) Faktor keturunan Cacar air,

2) Campak (Rubella, Gueman measles)

3) Terjadi toxaemia (keracunan darah)

b. Faktor-faktor saat anak dilahirkan (natal) c. Faktor-faktor sesudah anak dilahirkan (post natal)
4) Penggunaan pilkina atau obat-obatan dalam jumlah besar

1) Faktor Rhesus (Rh) ibu dan anak yang sejenis 1) Meningitis (peradangan selaput otak)
5) Kekurangan oksigen (anoxia)

2) Anak lahir pre mature 2) Tunarungu perseptif yang bersifat keturunan


6) Kelainan organ pendengaran sejak lahir

3) Anak lahir menggunakan forcep (alat bantu tang) 3) Otitismedia yang kronis
Karakteristik Anak Tunarungu
a. Segi Fisik b. Segi Bahasa
1) Cara berjalannya kaku dan agak membungkuk
2) Pernapasannya pendek dan tidak teratur 1) Kosa kata yang dimiliki tidak banyak.
3) Cara melihatnya agak beringas.
2) Sulit mengartikan kata-kata yang mengandung
c. Intelektual ungkapan atau idiomatik.
d. Sosial-Emosional
1) Kemampuan intelektualnya normal. 3) Tata bahasanya kurang teratur
2) Perkembangan akademiknya lamban akibat 1) Sering merasa curiga dan berprasangka.
keterbatasan bahasa. 2) Sering bersikap agresif.
Solusi Anak Tunarungu Bisa
Seperti Anak Normal
a. Media stimulasi visual b. Media stimulasi auditoris

1) Cermin artikulasi 1) Speech trainer,


2) Alat musik,
2) Benda asli maupun tiruan 3) Tape recorder
4) Berbagai sunber suara lainnya,
3) Gambar

4) Pias kata
Tunanetra
Pengertian tunanetra tidak saja mereka yang buta, tetapi mencakup juga
mereka yang mampu melihat tetapi terbatas sekali dan kurang dapat
dimanfaatkan untuk kepentingan hidup sehari-hari terutama belajar. Jadi anak-
anak dengan kondisi penglihatan yang termasuk "setengah melihat", "low
vision", atau rabun bagian dari kelompok anak tunanetra (Sutjihati Somantri,
2006:65)
Faktor penyebab anak tunanetra
a. Prenatal
trauma akibat guncangan, atau bahan kimia, gen (sifat pembawa keturunan), kondisi
psikis ibu, kekurangan gizi, keracunan obat, virus, dan sebagainya
b. Neonatal
anak lahir sebelum waktunya (prematurity), lahir dengan bantuan alat (tang verlossing),
posisi bayi tidak normal, kelahiran ganda atau kesehatan bayi.
c. Posnatal
Kecelakaan, panas badan yang terlalu tinggi, kekurangan vitamin, bakteri Ibid). Serta
kecelakaan yang sifatnya ekstern seperti masuknya benda keras atau tajam, cairan kimia
yang berbahaya, kecelakaan kendaraan, dan lain-lain.
Karakteristik Anak Tunanetra
• Kognitif : harus melakukan kontak langsung dengan benda yang ia pelajari.
• Akademik Kemampuan : membaca dan menulis dengan huruf braille, membaca huruf cetak
dengan ukuran yang besar.
• Fisik : mata juling, menyipitkan mata, mata infeksi, gerakan mata tak beraturan dan cepat, mata
selalu berair (mengeluarkan air mata), serta pembengkakan pada kulit tempat tumbuh bulu mata .
• Motorik : membutuhkan belajar dan waktu yang sedikit lebih lama.
• Perilaku : menggosok mata secara berlebihan, memiringkan atau mencondongkan kepala ke
depan, , berkedip lebih banyak,atau lekas marah apabila mengerjakan suatu pekerjaan
• Pribadi dan Sosial : curiga, mudah tersinggung, dan ketergantungan yang besar pada orang di
sekelilingnya
Tunawicara
Tunawicara merupakan suatu kondisi dimana seseorang mengalami gangguan dalam
berkomunikasi secara ujar atau lisan. Tunawicara atau gangguan bicara adalah suatu
gangguan bicara yang terjadi pada anak dan mengakibatkan ketidakmampuan berbicara
secara normal, sehingga anak tidak mampu berkomunikasi dengan baik. Tuna wicara
diklasifikasikan menjadi empat kelompok diantaranya keterlambatan bicara (speech delay),
gagap (stuttering), kehilangan kemampuan berbahasa (dysphasia), dan kelainan suara (voice
disorder)
Faktor Penyebab Tunawicara

1) Keturunan
2) Gangguan neonates
3) Gangguan pos natal
4) Infeksi saluran pernafasan
Karakteristik
• Kesulitan menangkap isi pembicaraan orang lain • Tidak lancar berbicara • Sering
menggunakan tanda-tanda untuk berkomunikasi • serak • Tidak lancar mengucapkan kata-
kata tertentu dan tidak disertai organ/ucapan yang tidak lengkap.

Solusi
(1) Latihan artikulasi (5) Speech correction
(2) Terapi wicara (6) Speech education
(3) Speech development (7) Terapi musik
(4) Speech improvement
Tunadaksa
tunadaksa secara etimologis, yaitu seseorang yang mengalami kesulitan mengoptimalkan
fungsi anggota tubuh sebagai akibat dari luka, penyakit, pertumbuhan yang salah
perlakuan, dan akibatnya kemampuan untuk melakukan gerakan-gerakan tubuh tertentu
mengalami penurunan.
Tuna daksa dapat didefinisikan sebagai bentuk kelainan atau

kecacatan pada sistem otot, tulang, persendian dan saraf yang disebabkan

oleh penyakit, virus, dan kecelakaan baik yang terjadi sebelum lahir, saat

lahir dan sesudah kelahiran.


Faktor penyebab
a. Faktor Pre Natal:
• ibu hamil sering sakit, sehingga mengganggu pertumbuhan janin • ibu terlalu banyak minum obat/over
dosis.• ibu trauma (kecelakaan yang mengganggu pembentukan sistem syaraf pusat) • Letak bayi dalam
kandungan tidak sempurna.

b. Faktor Natal:
• Bayi lahir terlalu sukar, sehingga memerlukan alat bantu untuk mengeluarkannya • Kelahiran prematur
c. Faktor Pos Natal:
• Terjadi encephalitis dan meningitis • Anak kekurangan gizi • Anak terserang virus polio • Anak jatuh
atau kecelakaan.
Karakteristik
a. Karakteristik fisiologis b. Karakteristik psikologis
(1) Gerak di antara keempat anggota gerak tidak sempurna Terdapat bermacam-macam
(2) Pada bentuk tubuh terlihat bengkok, bungkuk, gerakannya sempoyongan
kajian dan hal ini bergantung
(3) Salah satu anggota gerak tidak dapat digerakkan atau bahkan tidak ada
(amputasi).
pada aspek kecerdaan, aspek
(4) Bagi penyandang yang kelainannya pada persyarafan pusat di otak akan karakter pmbawaan dari anak
berpengaruh pada kemampuan-kemampuan lain, sehingga ada anggota tubuhnya yang mengalami tuna daksa
mengalami kelainan gerak ditambah dengan gangguan kecerdasan, gangguan sendiri, aspek lingkungan sosial
indera, dan gangguan komunikasi.
yang mempengaruhi kepribadian
(5) Lemas, lumpuh, tidak mempunyai tenaga untuk bergerak, dan penderita yang
tidak mampu anak tuna daksa

bergerak bebas, karena jika bergerak keadaan tulang menjadi rusak.


Solusi
(1) Mengubah paradigma tentang anak tunadaksa dan menyadari pada dasarnya
setiap manusia memiliki kekurangan dan kelebihan
(2) kesiapan sekolah harus diperhatikan baik kepala sekolah, guru administrasi,
ataupun siswa-siswa anggota sekolah
(3) menyediakan fasilitas khusus bagi pnyandang tunadaksa.
(4) merangkul mereka dengan demikian anak-anak tunadaksa tetap dapat
berbaur dengan masyarakat umum agar mereka tidak
Dispraksia
Dispraksia adalah gangguan umum yang mempengaruhi gerakan dan

koordinasi. Ini juga dikenal sebagai gangguan koordinasi perkembangan.


Dispraksia tidak mempengaruhi kecerdasan seseorang, melainkan
mempengaruhi keterampilan koordinasi, seperti melakukan sesuatu yang
membutuhkan keseimbangan, berolahraga, atau belajar mengemudikan
mobil. Dispraksia juga dapat mempengaruhi keterampilan motorik halus,
seperti menulis atau menggunakan benda kecil.
Penyebab
penyebab dyspraxia masih belum dapat dipastikan, diduga terjadi akibat
gangguan perkembangan sistem saraf di otak.

Faktor resiko
1. Terlahir premature

2. Terlahir dengan berat badan rendah.

3. Memiliki keluarga dengan riwayat dyspraxia


4. Terlahir dari ibu yang merokok, peminuml, menggunakan narkoba.
Gejala
1. Ceroboh, seperti sering terbentur atau menjatuhkan barang.

2. Sulit konsentrasi, mengikuti perintah, dan mengingat informasi.

3. Tidak bisa mengontrol perilaku diri sendiri.

4. Sulit menyelesaikan tugas.

Penanganan
5. Sulit mempelajari informasi baru.

1. Terapi okupasi 2. Fisioterapi


6. Sulit mendapatkan teman baru.
7. Sulit atau lamban untuk berpakaian atau mengikat tali sepatu.
3. Cognitive Behavioural Therapy (CBT),
Cerebral Palsy
Cerebral palsy adalah penyakit yang menyebabkan gangguan pada otot,

gerak, dan koordinasi tubuh. Kondisi ini disebabkan oleh kerusakan yang

terjadi pada otak yang belum matang dan berkembang, dan paling sering

Penyebab
terjadi sebelum lahir pada masa kehamilan, ketika proses persalinan, atau di
– Mutasi gen – Infeksi bayi
– Infeksi penyakittahun
ibu pertama setelah kelahiran.
– Cedera kepala traumatis pada bayi
– Stroke janin, . – Kurangnya oksigen ke otak bayi
– Pendarahan ke otak
Gejala
– kesulitan melakukan pergerakan dan koordinasi
– Kurangnya kemampuan berbicara dan makan
– Terhambat dalam pertumbuhan dan perkembangan

Pengobatan
Tidak ada obat untuk palsi serebral. Namun, ada banyak pilihan
perawatan yang dapat membantu meningkatkan fungsi harian anak. Memilih
perawatan akan tergantung pada gejala dan kebutuhan spesifiknya, dan
kebutuhan dapat berubah seiring waktu.
Terima kasih

Anda mungkin juga menyukai