DAN
TUNAGRAHITA
3. Terdapat bagian anggota gerak yang tidak lengkap/ tidak sempurna/lebih kecil dari biasa.
6. Kesulitan pada saat berdiri/berjalan/duduk, dan menunjukkan sikap tubuh tidak normal.
7. Hiperaktif/tidak dapat tenang.
Faktor Penyebab
(Bakwin & Bakwin, 1972 : Cerebral palsy mengacu pada perubahan yang
bersifat noprogresif dari gerakan atau fungsi motorik sebagai hasil dari
CEREBAL kerusakan intrakranlal, luka, atau penyakit, yang muncul sebelum, selama,
PALSY atau segera sesudah kelahiran). Cerebral palsy sering disertai dengan defisit
sensori (gangguan pendengaran dan penglihatan) dan perceptual (anggapan
terhadap sesuatu), kesulitan belajar, gangguan emosional dan kepribadian
yang parah, serta retardasi mental.
Karakteristik (Bakwin &
Klasifikasi (Bakwin &
Bakwin, 1972; Hallahan &
Bakwin, 1972)
Kauffman, 1988).
1. Fungsi Intelektual
1. Spasticity
dan Bahasa
2. Athetosis
2. Kemampuan
3. Rigidity Membaca
4. Ataxia Manifestasi umum
3. Prestasi Akademik
5. Tremor
4. Faktor Personal dan
6. Gabungan dari beberapa Sosial
klasifikasi yang ada.
Penanganan anak cerebral palsy
Anak cerebral palsy membutuhkan waktu yang lama untuk melakukan
fungsi-fungsi (kegiatan) sederhana. Oleh karena itu rutinitas dan beberapa
jadwal kegiatan, penting untuk dibuat. Berilah mereka waktu yang cukup
untuk kegiatan makan. Izinkan anak untuk melakukan kegiatan sebanyak
yang mereka inginkan, namun kelelahan dan kejengkelan yang mungkin
timbul pada diri anak harus dapat dihindari.
ANAK YANG
SAKIT
Ketika kita berbicara mengenai anak yang sakit, berarti kita sedang membahas kondisi
medis yang dimiliki anak tersebut. Secara garis besar, ada dua jenis kondisi medis. Pertama
adalah kondisi medis akut (acute medical conditions). Kondisi tersebut berlangsung dalam
jangka pendek, sekali- sekali, dan umum terjadi, seperti infeksi dan alergi. Kedua, adalah
kondisi medis kronis (chronic medical conditions). Kondisi tersebut dapat meliputi kondisi
fisik, perkembangan, perilaku, dan/atau membutuhkan pelayanan kesehatan khusus (Papalia,
Olds, & Feldman, 2004).
Karakteristik anak yang sakit
Anak dengan kondisi penyakit kronis umumnya juga memiliki perasaan takut dan cemas. Hal itu dapat
berasal dari treatment (perlakuan) yang menyakitkan, yang harus mereka hadapi selama perawatan,
misalnya harus disuntik, diinfus, dan minum obat. Lebih parah lagi jika orang tua tidak dapat mendampingi
anak. Beban finansial akibat harus ke rumah sakit berulang- ulang serta perhatian orang tua yang berkurang
pada saudara kandung yang lain dapat menimbulkan perasaan bersalah pada anak mengenai penyakit yang
dideritanya. Keterbatasan dalam berkegiatan juga dapat membuat anak menjadi marah dan memiliki
perasaan rendah diri. Penyakit kronis memang dapat menyebabkan gangguan pada rutinitas anak sehari-
hari. Sebagai contoh, anak yang terbiasa melakukan aktivitas fisik dapat menjadi frustrasi akibat harus
beristirahat total di kamar agar penyakitnya tidak bertambah parah (Bakwin & Bakwin, 1972).
Penyakit dan Luka Yang Biasa Dialami
Oleh Anak Pada Usia Kanak-Kanak Awal
Kecerdasannya
terhambat sejak
lahir atau pada usia
mudad.Kematangan
nya terhambat
Faktor penyebab
a) Down syndrome
c) Hydroceptal
(Mongoloid)
1. Tunagrahita
Ringan
2. Tunagrahita Sedang
3. Tunagrahita Berat
TERIMAKASIH