Anda di halaman 1dari 30

MODUL 6

PENDIDIKAN KHUSUS ANAK


TUNAGRAHITA
KB 1
Mental retardation (Amerika
A.Definisi Tunagrahita Serikat),
Mental subnormality (Inggris),
Development mental disability
Intelectual handicapped (New
Hambatan perkembangan mental
yang lebih menitik beratkan pada
Zealand) dan diterjemahkan dalam
kepemilikan potensi belajar dan bahasa indonesia sebagai
pengembangan kehidupan di keterbelakangan mental.
masyarakt
Feebleminded (lemah
pikiran) digunakan
Intelectual disable, diinggris untuk melukiskan
1. Peristilahan kelompok tunagrahita
istilah yang digunakan
oleh PBB ringan

Mental deficiency, menunjukkan


Mentally handicaped, yang kapasitas kecerdasan yang menurun
artinya cacat mental akibat penyakit yang menyerang organ
tubuh
Dari berbagai istilah yang dikemukakan mengenai
tunagrahita, selalu menunjuk pada keterhambatan
fungsi kecerdasan yang secara umum berada
dibawah usia kronologinya secara meyakinkan
sehingga membutuhkan layanan pendidikan khusus.
1. Lemah pikiran, lemah ingatan, digunakan sekitar
tahun 1967
2. Terbelakangan mental, digunakan sejak tahun
1967-1983
3. Tunagrahita digunakan sejak 1983 hingga
sekarang dan diperkuat dengan terbitnya PP No.
72/1991 tentang pendidikan luar biasa
- Grossmann (1983) yang secara resmi digunakan AAMD (American
Assosiation on Mental Deficiency) terjemahan dalam bahasa
indonesia artinya ketunagrahitaan mengacu pada fungsi intelektual
umum yang secara nyata berada dibawah rata-rata (normal)
bersamaan dengan kekurangan dalam tingkah laku penyesuaian dan
berlangsung pada masa perkembangannya.
- AFMR (Vivian Navaratman,1987:404) menjelaskan bahwa
seseorang yang dikategorikan tunagrahita harus melebihi komponen
keadaan kecerdasannya yang jelas-jelas dibawah rata-rata, adanya
ketidakmampuan dalam menyesuaikan diri dengan norma dan
tuntutan yang berlaku dimasyarakat
a. Fungsi intelektual umum secara
signifikan berada dibawah rata-rata
b. Kekurangan dalam tingkah laku
penyesuaian (prilaku adaptif)
c. Ketunagrahitaan berlangsung pada
periode perkembangan
Klasifikasi yang digunakan AAMR sebagai berikut:
1. Mild Mental retardation (tunagrahita IQ nya 70-55 ringan)
2. Moderate Mental retardation (tunagrahita IQ nya 55-40
sedang)
3. Severe Mental retardation (tunagrahita IQ nya 40-25 berat)
4. Profound mental retardation (tunagrahita IQ nya 25 ke bawah
sangat berat)
- Tunagrahita ringan IQ nya 50-70
- Tunagrahita sedang IQ nya 50-30
- Tunagrahita berat dan sangat berat IQ nya kurang
dari 30
Pengelompokan berdasarkan kelainan jasmani yang
disebut tipe klinis :
1.Down Syndrome (Mongolid)
Anak tunagrahita jenis ini disebut demikian karena
memilki raut muka menyerupai orang mongol
2. Kretin (Cebol)
Anak ini memperlihatkan ciri-ciri seperti badan gemuk
dan pendek
3. Hydrocephalus
Anak ini memiliki ciri-ciri kepala besar, raut muka kecil,
pandangan dan pendengaran tidak sempurna
4. Microcephalus
Anak ini memiliki ukuran kepala yang kecil
5. Macrocephalus
Memiliki ukuran kepala lebih besar dari ukuran normal
Kemudian diperbarui pada tahun 1992 yang
menitik beratkan pada kebutuhannya yaitu :
1.Intermitten needs, tidak selalu
membutuhkan bantuan
2.Limited needs, sering membutuhkan
bantuan
3.Extensive needs, membutuhkan bantuan
dalam jangka lama dan bantuannya serius
4.Pervasive needs, kebutuhan bantuan
sepanjang waktu
PENYEBAB PENCEGAHAN

Menurut Smith (1998) yaitu :  Penyuluhan genetik


 Diagnostik prenatal
Penyebab Genetik dan
 Imunisasi
Kromoson  Tes darah
Penyebab pada pra kelahiran  Melalui program berencana
Penyebab pada saat kelahiran  Tindakan operasi
 Sanitasi lingkungan
Penyebab-penyebab selama
 Pemeliharaan kesehatan
masa perkembangan anak-anak  Intervensi dini
dan remaja  Diet sesuai dengan petunjuk ahli
kesehatan
- Kecelakaan yang menyebabkan cedera otak pada masa
perkembangan
- Gizi yang buruk dan keracunan
- Kirk (Triman Prasadio, 1982:25) menemukan bahwa anak dari
keluarga dengan tingkat sosial ekonomi yang rendah cenderung
prestasi belajaranya menurun seiring dengan meningkatnya usia
- Kurangnya rangsangan intelektual yang mengakibatkan timbulnya
hambatan dalam perkembangan intelegensinya sehingga seorang
anak berkembang menjadi anak tunagrahita
A. DAMPAK KETUNAGRAHITAAN SECARA UMUM

- Dampak terhadap Kemampuan Akademik


- Sosial / emosional
- Fisik / kesehatan
Dampak kemampuan akademik
Kapasitas belajar anak tunagrahita sangat terbatas, lebih-lebih
kapasitasnya mengenai hal-hal yang abstrak. Mereka lebih banyak
belajar dengan membeo (rote learning) dari pada dengan
pengertian. Mereka mengalami kesukaran memusatkan perhatian,
dan lapang minatnya sedikit. Mereka juga cenderung cepat lupa,
sukar membuat kreasi baru, serta rentang perhatiannya pendek,
contohnya berikut:
a. Apabila diberikan pelajaran matematika hanya berkisar beberapa
menit mereka langsung mengatakan bosan, susah dan ngantuk
b. Apabila anak normal mendapatkan mainan baru ia langsung
memainkannya dengan memeriksa mainan itu, begitu sebaliknya,
tidak jarang anak tunagrahita hanya diam saja menatap mainan itu
tanpa mencoba menggerakkannya
Dampak Sosial/Emosional
Dampak sosial dan emosional tunagrahita dapat berasal dari
ketidakmammpuannya dalam menerima dan melaksanakan norma sosial dan
pandangan masyarakat yang masih menyamakan keberadaan anak tunagrahita
dengan anggota masyarakatlainnya atau masyarakat masih menganggap bahwa
anak tunagrahita tidak dapat berbuat sesuatu karena ketunagrahitaannya
Dampak ketunagrahitaan dalam sosial dan emosional adalah : anak tunagrahita
memiliki ketidakmampuan untuk memahami aturan social dan keluarga, sekolah
serta masyarakat. Ketika masih muda mereka harus dibantu terus karena mereka
mudah terperosok ketingkah laku yang kurang baik. Mereka cenderung bergaul
atau bermain bersama dengan anak yang lebih muda darinya.
Mereka mempunyai kepribadian yang kurang dinamis, mudah goyah, kurang
menawan, dan tidak berpandangan luas. Mereka juga mudah dipengaruhi
sehingga tidak jarang dari mereka mudah terperosok ke hal-hal yang tidak baik.
Dampak Fisik/Kesehatan
Baik struktur maupun fungsi tubuh pada umunya anak tunagrahita
kurang dari anak normal. Mereka baru dapat berjalan dan berbicara
pada usia yang lebih tua dari anak normal. Sikap dan gerakannya
kurang indah bahkandiantaranya banyak yang mengalami cacat
bicara, pendengarannya dan penglihatannya banyak yang kurang
sempurna. Kelainan ini bukan pada organ tetapi pada pusat
pengolahan di otak sehingga mereka melihat tetapi tidak
memahami apa yang dilihatnya, mendengar tetapi tidak memahami
apa yang didengarnya
B. Dampak ditinjau dari tingkat ketunagrahitaan

- Tunagrahita Ringan
- Tunagrahita Sedang
- Tunagrahita berat dan sangat berat
Tunagrahita ringan
Anak yang ketunagrahitaannya ringan, masih mampu
melakukan kegiatan bina diri seperti merawat diri,
mengurus diri, menolong diri, berkomunikasi, adaptasi
sosial, dan melakukan tata laksana rumah sehingga dalam
hal ini mereka tidak tergantung pada orang lain.
Tunagrahita sedang

Anak yang tunagrahitanya sedang, melakukan kegiatan bini diri


khususnya untuk memenuhu kebutuhannya sendiri, misalnya dapat
makan minum sendiri, berpakaian, ke kamar mandi sendiri, dan
lain-lain. Dengan demikian mereka akan menggantungkan sedikit
dirinya dengan orang tua atau orang terdekatnya. Mereka dapat
mengerjakan sesuatu yang sifatnya rutin, (menganyam, menenun)
dan membutuhkan pengawasan
Tunagrahita berat dan sangat berat

Dampak ketunagrahitaan pada tingkat ini lebih berat, karena itu


mereka membutuhkan bantuan secara terus menerus dalam
kehidupannya, namun mereka masih dapat dilatih untuk melakukan
sesuatu yang sifatnya sederhana dan berulang-ulang, seperti
mengampelas papan tetapi harus dengan pengawasan.
C. Dampak Dilihat dari Waktu Terjadinya
Ketunagrahitaan

- ketunagrahitaan sejak lahir


- Ketunagrahitaan pada masa sekolah
- Ketunagrahitaan pada masa puber
Dampak dilihat dari waktu terjadinya ketunagrahitaan
Disamping dampak ketunagrahitaan menurut tingkat
ketunagrahitannya, waktu munculnya ketunagrahitaan pun
mempengaruhi hambatan yang diderita oleh anak. Anak tunagrahita
sejak lahir tidak mereaksi dengan baik terhadap rangsangan yang
diperolehnya. Mereka tampak mengantuk saja, apatis, tidak pernah
sadar, jarang menangis, kalau menangis susah berhentinya,
terlambat duduk, bicara dan berjalan. Selanjutnya anak tunagrahita
yang mengalami ketunagrahitaan pada masa kanak-kanak akan
mempengaruhinya dalam bermain, reaksi yang lambat, cepat tetapi
tidak tepat. Akibat dari keadaan ini mereka tidak mengeksplorasi
lingkungan dengan baik dan tentu saja akan dijauhi oleh teman
seusianya.
Mereka mengalami kesulitan pada hampir semua mata pelajaran, terutama
dalam pelajaran membaca dan berhitung. Dapat disimpulkan bahwa anak
tunagrahita mengalami kelainan dalam persepsi, asosiasi, mengingat kembali,
kekurang matangan motorik, dan gangguan koordinasi sesomotorik,
perhatiannya mudah beralih. Kondisi ini mempengaruhi proses belajar dan pada
akhirnya proses belajarnya berkurang.
selanjutnya dampak ketunagrahitaan pada masa puber adalah : pertumbuhan
fisik kurang normal, tetapi perkembangan berpikir dan kepribadiannya berada
dibawah usinya. Dampaknya ia mengalami kesulitan dalam pergaulan dan
mengendalikan diri. Setelah tamat sekolah ia belum siap bekerja, sedangkan ia
tidak mungkin melanjutkan pendidikan. Akibatnya ia hanya tinggal diam
dirumah yang pada akhirnya ia merasa prustasi
KB. 3 Kebutuhan Khusus dan Profil
Pendidikan Bagi Anak Tunagrahita
1. KEBUTUHAN PENDIDIKAN 2. KEBUTUHAN SOSIAL DAN EMOSI

 Jenis mata pelajaran Diperlukan bantuan para ahli


Penentuan materi terkait baik untuk anak itu sendiri
maupun orang tua dan
pembelajarannya lebih banyak keluarganya agar menerima
diarahkan pada pelajaran keadaan anaknya dan mau
keterampilan. membantu anaknya
 Waktu belajar mengembangkan potensinya.
Membutuhkan pengulangan 3. Kebutuhan Fisik dan
mempelajari sesuatu. Kesehatan
 Kemampuan bina diri
Dibutuhkan bagi tunagrahita
Mengantarkan anak untuk tidak sedang dan berat dalam
tergantung pada orang lain.
memelihara diri yang
cenderung mengalami sakit.
 1. Tujuan pendidikan anak tunagrahita
Dapat mengembangkan potensi dengan sebaik-baiknya, dapat menolong diri, berdiri sendiri,
dan berguna bagi masyarakat, memiliki kehidupan lahir batin yang layak.
 2. Ciri Khas Pelayanan

Bahasa yang digunakan, sederhana, jelas dan tidak berbelit juga yang sering didengar anak;
Penempatan di kelas, ditempatkan di bangku depan; Ketersediaan program khusus,
untuk anak tersebut yang kesulitan belajar.
 3. Materi

Mengutamakan kecepatan motorik atau yang mengandung unsur praktek.


 4. Strategi pembelajaran

Strategi pengajaran yang diindividualisasikan, kooperatif, dan modifikasi tingkah laku.


TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai