Anda di halaman 1dari 19

TUNA GRAHITA (CACAT MENTAL)

Mata Kuliah Pengantar Ilmu Pendidikan

Makalah Diskusi Kelompok 3


Disusun oleh: 1. Ahmad Rifki Muslih 2. Rectifa Rio 3. Ria Nur Hayni 4. Ellis Yuniar Hanida (5415117413)

(5415117384) (5415116445) (5415117395)

5. Anugrah Taufiq N (5415117414) 6. Erick Eka Perkasa (5415116452)

Fakultas Teknik Jurusan Teknik Sipil Universitas Negeri Jakarta

2011

BAB I PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG MASALAH

Sebagai bagian dari ,masyarakat Indonesia, penyandang cacat juga memiliki kedudukan, hak, kewajiban dan peran yang sama dengan masyarakat Indonesia lainnya dalam segala aspek kehidupan dan penghidupan. Oleh karena itu, diperlukan adanya upaya-upaya nyata agar kesamaan dan kesetaraan dengan warga negara lainnya dapat terwujud. Untuk mewujudkan kesamaan kedudukan, hak, kewajiban dan peran penyandang cacat diperlukan sarana, prasarana serta upaya yang kebih memadai, terpadu dan berkesinambungan yang pada akhirnya akan menciptakan kemandirian dan kesejahteraan bagi penyandang cacat.

B.

TUJUAN

Dikarenakan banyaknya pemikiran yang dapat dianggap kurang benar mengenai penderita cacat mental. Maka, penulis mencoba untuk menjelaskan serta memaparkan mengenai penderita cacat mental. Agar penderita cacat mental dapat lebih dipahami dengan baik oleh masyarakat. Dan masyarakat dapat memberikan penanganan serta perilaku khusus kepada penderita cacat mental.

BAB II ISI
A. PENGERTIAN

Tunagrahita adalah keadaaan keterbelakangan mental, keadaan ini dikenal juga retardasi mental (mental retardation). Tunagrahita sering disepadankan dengan istilah-istilah, sebagai berikut: 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. Lemah pikiran (Feeble Minded) Terbelakang mental (Mentally Retarded) Bodoh atau dungu (Idiot) Pandir (Imbecile) Tolol (Moron) Oligofrenia (Oligophrenia) Mampu Didik (Educable) Mampu Latih (Trainable) Ketergantungan penuh (Totally Dependent) atau Butuh Rawat Mental Subnormal Defisit Mental Defisit Kognitif Cacat Mental Defisiensi Mental Gangguan Intelektual

Berdasarkan berbagai spekulasi dan beberapa pengertian yang ada, berikut merupakan beberapa jenis pengertian mengenai tuna grahita : a. PENGERTIAN MENURUT BAHASA Istilah untuk anak tunagrahita bervariasi, dalam bahasa Indonesia dikenal dengan nama : lemah pikiran, terbelakang mental, cacat grahita dan tunagrahita. Dalam bahasa Inggris dikenal dengan nama Mentally Handicaped, Mentally Retardid.

b.

PENGERTIAN UMUM

Anak tunagrahita adalah bagian dari anak luar biasa. Anak luar biasa yaitu anak yang mempunyai kekurangan, keterbatasan dari anak normal.

c.

PENGERTIAN MENURUT LEMBAGA DAN AHLI

1.

AAMD ( American Association An Mental Def )

Mengacu pada fungsionalitas intelektual yang pada umumnya secara Signifikan dibawah rata-rata, penurunan di dalam perilaku adaptif. Pengertian Tunagrahita menurut American Asociation on Mental Deficiency/AAMD dalam B3PTKSM, (p. 20) sebagai berikut: yang meliputi fungsi intelektual umum di bawah rata-rata (Subaverage), yaitu IQ 84 ke bawah berdasarkan tes; yang muncul sebelum usia 16 tahun; yang menunjukkan hambatan dalam perilaku adaptif.

2.

JLMR (Japan League for Mentally Retarded)

Pengertian Tunagrahita menurut Japan League for Mentally Retarded (1992: p.22) dalam B3PTKSM (p. 20-22) sebagai berikut: Fungsi intelektualnya lamban, yaitu IQ 70 kebawah berdasarkan tes inteligensi baku.Kekurangan dalam perilaku adaptif. Terjadi pada masa perkembangan, yaitu anatara masa konsepsi hingga usia 18 tahun.

3.

Menurut James D. Page

Kondisi perkembangan mental dibawah normal yang dibawah sejak lahir. Hal ini terutama ditandai dengan intelegensi yang terbatas dan ketidak mampuan penyesuaian diri dengan lingkungan.

4. Menurut Dool ( The Director of the Vineland Training School ) Ketidak mampuan secara social sejak lahir sehingga dewasa. Hal ditunjukan pada mental Subnormal (dibawah normal).

5.

DSM III ( Diagnostic and Statiscal Manual )

Memberikan pemahaman secara klinis, dengan mengacu kepada fungsionalitas intelektual yang pada umumnya ada dibawah normal, yang dimulai sejak periode perkembangan. Hal ini ditandai dengan melemahnya kemampuan belajar dan penyesuaian sosial.

6. Menurut UU RI Penyandang Cacat.

Nomor

tahun

1997

tentang

Pasal 1 : Penyandang Cacat Retardasi Mental adalah setiap orang yang mempunyai kelainan mental, yang dapat mengganggu atau merupakan rintangan dan hambatan baginya untuk melakukan kegiatan secara layak.

B.

CIRI CIRI

Karakteristik anak tunagrahita secara umum menurut James D. Page (Amin, 1995:34-37) dicirikan dalam hal: kecerdasan, sosial, fungsi mental, dorongan dan emosi, kepribadian serta organisme. Masing-masing hal itu sebagai aspek diantara tunagrahita dengan dijelaskan sebagai berikut: 1. Intelektual. Dalam pencapaian tingkat kecerdasan bagi tunagrahita selalu dibawah rata-rata dengan anak yang seusia sama, demikian juga perkembangan kecerdasan sangat terbatas. Mereka hanya mampu mencapai tingkat usia mental setingkat usia mental anak usia mental anak Sekolah Dasar kelas IV, atau kelas II, bahkan ada yang mampu mencapai tingkat usia mental setingkat usia mental anak pra sekolah. Dalam hal belajar, sukar memahami masalah. Masalah yang bersifat abstrak dan cara belajarnya banyak secara membeo (rote learning) bukan dengan pengertian. 2. Segi sosial. Dalam kemampuan bidang sosial juga mengalami kelambatan kalau dibandingkan dengan anak normal sebaya. Hal ini ditunjukkan dengan pergaulan mereka tidak dapat mengurus, memelihara, dan memimpin diri. Waktu masih kanak-kanak mereka harus dibantu terus menerus, disuapi makanan, dipasangkan dan ditanggalkan pakaiannya, diawasi terus menerus, setelah dewasa kepentingan ekonominya sangat tergantung pada bantuan orang lain. Kemampuan sosial mereka ditunjukkan dengan Social Age (SA) yang sangat kecil dibandingkan

dengan Cronological Age (CA). Sehingga skor sosial Social Quotient (SQ)nya rendah. 3. Ciri pada fungsi mental lainnya. Mereka mengalami kesukaran dalam memusatkan perhatian, jangkauan perhatiannya sangat sempit dan cepat beralih sehingga kurang tangguh dalam menghadapi tugas. Pelupa dan mengalami kesukaran mengungkapkan kembali suatu ingatan, kurang mampu membuat asosiasi serta sukar membuat kreasi baru. 4. Ciri dorongan dan emosi Perkembangan dorongan emosi anak tunagrahita berbeda-beda sesuai dengan tingkat ketunagrahitaannya masing-masing. Anak yang berat dan sangat berat ketunagrahitaannya hampir tidak memperlihatkan dorongan untuk mempertahankan diri, dalam keadaan haus dan lapar tidak menunjukkan tanda-tandanya, mendapat perangsang yang menyakitkan tidak mampu menjauhkan diri dari perangsang tersebut. Kehidupan emosinya lemah, dorongan biologisnya dapat berkembang tetapi penghayatannya terbatas pada perasaan senang, takut, marah, dan benci. Anak yang tidak terlalu berat ketunagrahitaannya mempunyai kehidupan emosi yang hampir sama dengan anak normal tetapi kurang kaya, kurang kuat, kurang beragam, kurang mampu menghayati perasaan bangga, tanggung jawab dan hak sosial. 5. Ciri kemampuan dalam bahasa Kemampuan bahasa sangat terbatas perbendaraaan kata terutama kata yang abstrak. Pada anak yang ketunagrahitaannnya semakin berat banyak yang mengalami gangguan bicara disebabkan cacat artikulasi dan problem dalam pembentukan bunyi. 6. Ciri kemampuan dalam bidang akademis Mereka sulit mencapai bidang akademis membaca dan kemampuan menghitung yang problematis, tetapi dapat dilatih dalam menghitung yang bersifat perhitungan. 7. Ciri kepribadian Kepribadian anak tunagrahita dari berbagai penelitian oleh Leahy, Balla, dan Zigler (Hallahan & Kauffman, 1988:69) bahwa anak yang merasa retarded tidak percaya terhadap kemampuannya, tidak mampu mengontrol dan mengarahkan dirinya sehingga lebih banyak bergantung pada pihak luar (external locus of control). Mereka tidak mampu untuk mengarahkan diri sehingga segala sesuatu yang terjadi pada dirinya bergantung pengarahan dari luar. 8. Ciri kemampuan dalam organisme. Kemampuan anak tunagrahita untuk mengorganisasi keadaan dirinya sangat jelek, terutama pada anak tunagrahita yang kategori berat. Hal ini ditunjukan dengan baru dapat berjalan dan berbicara pada usia dewasa, sikap gerak langkahnya kurang serasi, pendengaran dan

penglihatannya tidak dapat difungsikan, kurang rentan terhadap perasaan sakit, bau yang tidak enak, serta makanan yang tidak enak.

C.

GEJALA

1.

Terlambat memberi reaksi

Gejala-gejala ini dapat diamati pada saat minggu-minggu pertama kehidupan anak. Antara lain; lambat memberi senyum jika anak diajak tertawa atau digelitik. Anak tidak memperhatikan atau seolah-olah tidak melihat jika dirangsang dengan gerakan tangan kita. Bagi anak yang sehat, bola matanya akan mengikuti gerakan tangan kita. Bagi anak yang sehat, bola matanya akan mengikuti gerakan tangan tersebut kekiri atau kekanan. Begitu juga terhadap bunyi-bunyian, anak yang sehat akan tersentak, terkejut, membesarkan bola mata, dan berusaha mencari suara tersebut. Sebaliknya anak cacat mental akan terlambat bereaksi terhadap bunyi-bunyian, seolah-olah tergantung pendengarannya. Anak cacat mental juga lambat mengunyah makanan, sehingga ia seringkali mengalami gangguan. 2. Memandang tangannya sendiri

Bayi yang berusia antara 12-20 minggu bila berbaring sering memperhatikan gerakan tangannya sendiri. Pada anak cacat mental gejala ini masih terlihat walaupun usianya sudah lebih tua dari 20 minggu. 3. Memasukkan benda ke mulut

Kegiatan memasukkan benda ke dalam mulut merupakan aktifitas yang khas untuk anak usia 6- 12 bulan. Anak cacat mental masih suka memasukkan benda atau mainan ke dalam mulutnya walaupun usianya sudah mencapai 2 atau 3 tahun. 4. Kurang perhatian dan kurang konsentrasi

Anak cacat mental kurang memperhatikan lingkungan sekitar. Perhatiannya terhadap mainan hanya berlangsung singkat saja. Malahan seringkali tidak mengacuhkan kejadian-kejadian di sekelilingnya. Bila diberi mainan, ia kurang tertarik dan tidak berusaha untuk mengambilnya.

D.

GANGGUAN PADA PENDERITA

Ada berbagai kategori gangguan mental, dan aspek yang berbeda dari perilaku manusia dan kepribadian yang dapat menjadi teratur. Gangguan pada intelegensi

Ada bentuk gangguan-gangguan dan kerusakan atau defek bawaan pada intelegensi, yang mempengaruhi pula fungsi berfikir, yang disebut amentia. Amentia disebut pula sebagai : feeblemindedness (lemah ingatan), mental deficiency (kerusakan mental) atau oligefrenia. Gangguan pada intelegensi lainnya berupa kemunuran dan kerusakan progresif yang disebut dementia. Pada kelompok amentia, kondisi kemampuan psikisnya gagal tumbuh secara wajar. Mental, perasaan, kemauan dan intelegensinya tidak komplit; sebab tidak berkembang wajar, dan mengalami hambatan sehingga pertumbuhannya menjadi abnormal. Kondisi tersebut pada umumnya disebabkan oleh:factor keturunan,penyakit sewaktu janin dalam kandungan, atauluka-luka/cedera otaknya pada bayi lahir. Oleh pertumbuhan fungsi-fungsi psikis yang abnormal itu adaptasi sosialnya jadi sangat terhalang. Sebagai akibatnya penderita yang bersangkutan tidak memiliki kemampuan unntuk menjaga dan memelihara diri sendiri.

Kelompok amentia dibagi menjadi tiga kelompok, yaitu:

1.

Idiot Perlu Rawat

Pada tahap ini, cacat jasmaniah dan rohaniahnya amat berat. IQ (Intelegent Quotient)-nya kuarang dari 25, dan tidak bisa berkembang lagi. Orangnya tidak bisa mengerti, dan tidak bisa diajari apa-apa. Pada umumnya dia tidak mampu menjaga dan melindungi diri terhadap bahaya dari luar. Pada tahap idiot yang parsial (tidak total, incomplete), perasaan-perasaan yang primitive masih ada; seperti rasa lapar, dan dahaga. Beberapa dari mereka ini bentuknya sangat luar biasa. Kadang-kadang rupanya mirip muka binatang, dan sering sakit-sakitan.

Diferensiasi antara kelamin laki-laki dan perempuan sering tidak jelas. Tidak bisa menghayati perangsang-perangsang sinar, rabaan, dan bau; tidak punya ingatan. Mereka harus diberi pakaian, disuapi seperti layaknya bayi untuk makan dan minumnya. Selalu ngompol dan buang kotoran di celana atau di tempat tidur; dan sukar sekali diajari menjaga kebersihan diri. Tidak ada kemapuan berbicara. Yang dikeluarkan adalah suara semacam bunyi-bunyian binatang, dengusan, teriakan-teriakan, atau lengkingan-lengkingan dan ringkikan. Pada tahap idiot komplit atau absolute, penderita tidak mempunyai kemampuan jiwa, dan mengalami degenerasi secara total. Umur intelegensinya seperti anak berumur 2 tahun. Hidupnya seperti kehidupan vegetatif, semacam tanaman. Ia tidak bisa membedakan instink-instinknya, dan tidak bisa berbicara. Ada gerakan-gerakan muskuler atau otot-otot, namun tanpa koordinasi. Ia mempunyai mata tapi tidak bisa melihat; punya telinga tapi tidak bisa mendengar. Tanpa kesadaran, tanpa intelek, dan tidak ada perasaan apa-apa. Anak-anak tersebut tidak berminat sedikitpun terhadap lingkungannya. Mereka itu tidak dapat dilatih sesuatu pun; juga tidak mungkin mampu menolong diri mereka sendiri. Kebanyakan dari meeka hanya bisa diam di tempat tidur. Pada umumnya mereka meninggal saat masih muda.

2. Imbesil Mampu Latih

IQ-nya antara 25-49. Ukuran tinggi dan bobot badan biasanya kurang, sering cacat jasmaniah, atau mengalami kelainan-kelainan. Gerakannya tidak stabil dan lamban. Ekspresi wajahnya kosong dan ketolol-tololan. Daya tahan terhadap pemnyakit kurang sekali. Perkembangannya sangat lambat. Sukar sekali mengurus diri sendiri, akan tetapi mereka dapat diajari melindungi diri terhadap bahaya fisik. Anak-anak ini masih bisa melakukan tugas-tugas sederhana di bawah pengawasan. Misalnya makan, minum, mandi, dan mencuci. Pada diri mereka ada defektivitas dalam kapasitas edukasinya. Jadi mereka tidak bisa belajar di kelas atau sekolah konvensional.

3. Debil (lemah ingatan) Mampu DIidik

IQ-nya berkisar antara 50-70. umur intelegensinya seperti anak berusia 7-16 tahun. Derajatnya ada yang rendah, medium , dan tinggi. Biasanya gejala-gejal lemah ingatan itu sudah tampak sebelum tahun-tahun masa sekolah. Mereka tidak mempunyai kemampuan untuk mengkontol diri, kemampuan koordinasi dan adaptasi yang wajar. Mereka biasa diajari menguasai beberapa keterampilan tangan dan mengurus diri sendiri. Namun mereka tidak mampu bersaing dengan orang normal. Yang kami jadikan sebagi bahan observasi adalah orang dengan intelegensi tahap debil yang bersekolah di SLB tipe C Gangguan Emosional

Kecemasan atau takut yang mengganggu fungsi normal dapat diklasifikasikan sebagai gangguan kecemasan . kategori Umumnya diakui termasuk spesifik fobia , gangguan kecemasan umum , gangguan kecemasan sosial , gangguan panik , agorafobia , gangguan obsesifkompulsif dan pasca-traumatic stress disorder . Afektif Lainnya (emosi / suasana hati) proses juga bisa menjadi teratur. Emosi yang melibatkan kesedihan yang luar biasa intens dan berkelanjutan, melankolis, atau putus asa dikenal sebagai depresi besar (juga dikenal sebagai depresi unipolar atau klinis). Depresi ringan tetapi masih berkepanjangan dapat didiagnosis sebagai dysthymia . Gangguan bipolar (juga dikenal sebagai manik depresi) melibatkan normal "tinggi" atau negara-negara mood tertekan, yang dikenal sebagai mania atau hypomania , bergantian dengan suasana hati yang normal atau depresi. Sejauh mana fenomena suasana hati unipolar dan bipolar merupakan kategori yang berbeda dari gangguan, atau mencampur dan bergabung bersama sepanjang dimensi atau spektrum suasana hati, tunduk pada beberapa perdebatan ilmiah.

Gangguan pada Pola kepercayaan, penggunaan bahasa dan persepsi realitas Pola kepercayaan, penggunaan bahasa dan persepsi realitas dapat menjadi teratur (misalnya delusi , gangguan berpikir , halusinasi ). psikotik gangguan dalam domain ini termasuk skizofrenia dan gangguan delusi . Gangguan schizoafektif adalah kategori digunakan untuk individu menampilkan aspek baik skizofrenia dan afektif gangguan. Schizotypy adalah kategori digunakan untuk individu menunjukkan beberapa

karakteristik yang terkait dengan skizofrenia tetapi tanpa memenuhi kriteria cut-off. Gangguan Kepribadian

Sejumlah berbeda gangguan kepribadian terdaftar, termasuk yang kadang-kadang digolongkan sebagai 'eksentrik', seperti paranoid , skizoid dan schizotypal gangguan kepribadian; jenis yang digambarkan sebagai 'dramatis' atau 'emosional', seperti antisosial , borderline , histrionik atau narsis gangguan kepribadian, dan mereka kadang-kadang digolongkan sebagai rasa takut yang terkait, seperti cemas-menghindar , dependen , atau obsesif-kompulsif gangguan kepribadian. Gangguan kepribadian pada umumnya didefinisikan sebagai muncul di masa kecil, atau setidaknya oleh remaja atau awal masa dewasa. ICD juga memiliki kategori untuk perubahan kepribadian abadi setelah pengalaman bencana atau penyakit jiwa. Jika ketidakmampuan untuk cukup menyesuaikan diri dengan keadaan hidup dimulai dalam waktu tiga bulan dari peristiwa tertentu atau situasi, dan berakhir dalam waktu enam bulan setelah stressor berhenti atau dihilangkan, itu malah dapat digolongkan sebagai gangguan penyesuaian . Ada konsensus bahwa apa yang disebut "gangguan kepribadian", seperti ciri kepribadian pada umumnya, benar-benar menggabungkan campuran perilaku disfungsional akut yang dapat menyelesaikan dalam waktu yang singkat, dan sifat-sifat temperamental maladaptif yang lebih abadi. [13] Selain itu, ada juga nonkategorikal skema bahwa tingkat semua individu melalui profil dari dimensi yang berbeda dari kepribadian tanpa berdasarkan gejala cut-off dari variasi kepribadian normal, misalnya melalui skema berdasarkan Lima Besar ciri kepribadian . Gangguan pola makan

Gangguan makan melibatkan perhatian yang tidak proporsional dalam hal makanan dan berat badan. Kategori gangguan di daerah ini termasuk anoreksia nervosa , bulimia nervosa , bulimia olahraga atau gangguan pesta makan . Gangguan Tidur

Gangguan tidur seperti insomnia yang melibatkan gangguan normal tidur pola, atau rasa lelah meskipun tidur muncul normal. Gangguan Seksual

Seksual gangguan identitas dan jenis kelamin dapat didiagnosis, termasuk dispareunia , gangguan identitas gender dan ego-dystonic

homoseksualitas . Berbagai macam paraphilia dianggap gangguan mental (gairah seksual ke objek, situasi, atau individu yang dianggap abnormal atau berbahaya bagi seseorang atau orang lain). Gangguan Identitas Diri

Orang yang menderita gangguan parah dari kesadaran identitas diri, memori dan umum mereka dari diri mereka dan lingkungan mereka dapat digolongkan sebagai memiliki gangguan identitas disosiatif , seperti gangguan depersonalisasi atau Gangguan Identitas Disosiatif sendiri (yang juga disebut gangguan kepribadian ganda, atau "split kepribadian"). Memori lain atau gangguan kognitif meliputi amnesia atau berbagai jenis usia demensia . Gangguan pada tahap perkembangan

Berbagai gangguan perkembangan yang awalnya terjadi di masa kecil dapat didiagnosis, misalnya spektrum autisme gangguan, gangguan pemberontak oposisi dan gangguan perilaku , dan attention deficit hyperactivity disorder (ADHD), yang dapat terus menjadi dewasa. Melakukan gangguan, jika terus menjadi dewasa, dapat didiagnosis sebagai gangguan kepribadian antisosial (gangguan kepribadian yg tdk suka bergaul dgn orang lain dalam ICD). Label Popularist seperti psikopat (atau sosiopat) tidak muncul dalam DSM atau ICD tetapi dihubungkan oleh beberapa orang untuk diagnosa ini. Gangguan Saraf

Gangguan somatoform dapat didiagnosis ketika ada masalah yang muncul berasal dalam tubuh yang dianggap manifestasi dari gangguan jiwa. Ini termasuk gangguan somatisasi dan gangguan konversi . Ada juga gangguan dari bagaimana seseorang memandang tubuh mereka, seperti gangguan dismorfik tubuh . neurasthenia adalah diagnosis yang lama yang melibatkan keluhan somatik serta roh kelelahan dan rendah / depresi, yang secara resmi diakui oleh ICD-10 tetapi tidak lagi oleh DSMIV. Sindrom

Ada sejumlah kejiwaan biasa sindrom , yang sering dinamai orang yang pertama kali menggambarkan mereka, seperti sindrom Capgras , De Clerambault sindrom , sindrom Othello , Ganser sindrom , khayalan Cotard , dan sindrom Ekbom , dan gangguan tambahan seperti Couvade sindrom dan sindrom Geschwind . Gangguan Lain

Berbagai jenis baru diagnosis gangguan mental kadang-kadang diusulkan. Di antara mereka yang kontroversial dianggap oleh pejabat komite dari manual diagnostik mencakup diri sendiri gangguan kepribadian , gangguan kepribadian sadis , pasif-agresif gangguan kepribadian dan gangguan dysphoric pramenstruasi .

E. KARAKTERISTIK PENYANDANG CACAT MENTAL


Pengelompokan pada umumnya berdasarkan pada tarafintelegensinya, yang terdiri dari terbelakang ringan, dan berat. Pengelompokan seperti ini sebenarnya bersifat artificial karena ketiga kelompok di atas tidak dibatasi oleh garis demargasi yang tajam. Gradasi dari satu level ke level berikutnya bersifat kontinyu. Kemampuan inteligensi anak cacat mental kebanyakan diukur dengan tes Stanford Binet dan Skala Weschler (WISC).

1. Mampudidik Mampudidik merupakan istilah pendidikan yang digunakan untuk mengelompokkan tunagrahita ringan. Mampu didik memiliki kapasitas inteligensi antara 50 70 pada skala Binet maupun Weschler. Mereka masih mempunyai kemampuan untuk dididik dalam bidang akademik yang sederhana (dasar) yaitu membaca, menulis dan berhitung. Anak mampudidik kemampuan maksimalnya setara dengan anak usia 12 tahun atau kelas 6 sekolah dasar, apabila mendapatkan layanan dan bimbingan belajar yang sesuai maka anak mampu didik dapat lulus sekolah dasar. Anak mampu didik setelah dewasa masih memungkinkan untuk dapat bekerja mencari nafkah, dalam bidang yang tidak memerlukan banyak pemikiran. Tunagrahita mampudidik umumnya tidak desertai dengan kelainan fisik baik sensori maupun motoris, sehingga kesan lahiriah anak mampudidik tidak berbeda dengan anak normal sebaya, bahkan sering anak mampu didik dikenal dengan terbelakang mental 6 jam, hal ini dikarenakan anak terlihat terbelakang mental sewaktu mengikuti pelajaran akademik di sekolah saja, yang mana jam sekolah adalah 6 jam setiap hari. 2. Mampulatih Tunagrahita mampulatih secara fisik sering memiliki atau disertai dengan kelinan fisik baik sensori mapupun motoris, bahkan hampir semua anak yang memiliki kelainan dengan tipe klinik masuk pada

kelompok mampu latih sehingga sangat mudah untuk mendeteksi anak mampu latih, karena penampilan fisiknya (kesan lahiriah) berbeda dengan anak normal sebaya. Anak mampulatih memiliki kapasitas inteligensi (IQ) berkisar antara 30 50, kemampuan tertingginya setara dengan anak normal usia 8 tahun atau kelas 2 SD. Kemampuan akademik anak mampulatih tidak dapat mengikuti pelajaran yang bersifat akademik walaupun secara sederhana seperti membaca, menulis dan berhitung. Anak mampulatih hanya mampu dilatih dalam keterampilan mengurus diri sendiri dan aktivitas kehidupan sehari-hari. 3. Perlurawat Anak perlu rawat adalah klasifikasi anak tunagrahita yang paling berat, jika pada istilah kedokteran disebut dengan idiot. Anak perlu rawat memiliki kapasitas inteligensi di bawah 25 dan sudah tidak mampu dilatih keterampilan. Anak ini hanya mampu dilatih pembiasaan (conditioning) dalam kehidupan sehari-hari. Seumur hidupnya tidak dapat lepas dari orang lain.

F. Penyebab Anak Cacat Mental

1.

Peristiwa kelahiran

Di negara sedang berkembang, penyebab cacat mental yang utama adalah kerusakan pada otak saat kelahiran. Kehamilan yang tidak di control, bimbingan persalinan yang tidak tepat, bantuan persalinan salah, fasilitas persalinan yang kurang memadai banyak mengakibatkan kerusakan pada otak anak. 2. Infeksi

Anak menderita infeksi yang merusak otak seperti meningitis, encephalitistu berkulosis, dan lain-lain. Sekitar 30%-50% dari mereka yang mengalami kerusakan otak akibat penyakit-penyakit tersebut menderita deficit neorologikdan cacat mental 3. Malnutrisi berat

Kekurangan makanan bergizi semasa bayi dapat mengganggu partumbuhan dan fungsi susunan syaraf pusat. Malnutrisi ini kebanyakan terjadi pada kelompok ekonomi lemah. 4. Kekurangan yodium

Kekurangan yodium dapat mempengaruhi perkembangan mental anak, termasuk salah satu penyebab cacat mental. Untuk mengenal anak cacat mental secara dini, beberapa gejala ini dapat dijadikan indicator.

G. Program Perawatan/Pelayanan Tuna Grahita

bagi

Penyandang

1. Parent Education (Pendidikan dari Orang Tua). Memberikan pengertian kepada orang tuanya untuk dapat menerima keadaan anaknya yang cacat mental. Sehingga orang tua dapat memberikan pengasuhan sekaligus pelatihan agar anak dapt hidup lebih mandiri. 2. School Training (Pelatihan di Sekolah) Pelatihan di sekolah terbatas hanya untuk cacat mental moron.

3. Institutianalization (Institusionalisasi) Lembaga khusus yang menangani cacat mental. Dasar diadakannya lembaga ini, yaitu : 1) Kehadiran penderita cacat mental tidak diterima keluarganya. 2) Keluarga tidak sanggup merawat (karena kemampuan terbatas). Di lembaga ini, penderita cacat mental ;(1) mendapat perawatan medis, dan(2) diberikan ketrampilan sesuai dengan kemapuan masing-masing. 4. Family Care (Kepedulian Keluarga) Di rawat di keluarga yang mau dan mampu. 5. Occupational Training (Pelatihan Jabatan) Gabungan antara lembaga khusus dengan School training , setelah diberikan pendidikan di sekolah juga diberikan pendidikan ketrampilan khusus dilatih jenis pekerjaan tertentu. 6. Psikoterapi

Sebuah pilihan utama untuk gangguan mental banyak adalah psikoterapi . Ada beberapa jenis utama. Terapi perilaku kognitif (CBT) secara luas digunakan dan didasarkan pada upaya memodifikasi pola pikir dan perilaku yang terkait dengan gangguan tertentu. Psikoanalisis ,

menangani konflik psikis yang mendasari dan pertahanan, telah menjadi sekolah dominan psikoterapi dan masih digunakan. Terapi sistemik atau terapi keluarga kadang-kadang digunakan, pengalamatan jaringan orang lain yang signifikan juga sebagai individu. Beberapa psychotherapies didasarkan pada humanistik pendekatan. Ada beberapa terapi khusus yang digunakan untuk gangguan tertentu, yang mungkin cabang atau hibrida jenis di atas. Profesional kesehatan mental sering menggunakan sebuah pendekatan eklektik atau integratif . Banyak mungkin tergantung pada hubungan terapeutik , dan mungkin ada masalah dengan kepercayaan , kerahasiaan dan keterlibatan . 7. Pengobatan

Sebuah pilihan utama untuk gangguan mental banyak adalah obat kejiwaan dan ada beberapa kelompok utama. Antidepresan digunakan untuk pengobatan depresi klinis , serta sering untuk kecemasan dan berbagai gangguan lainnya. anxiolytics (termasuk obat penenang ) digunakan untuk gangguan kecemasan dan masalah terkait seperti insomnia. penstabil mood digunakan terutama dalam gangguan bipolar. Antipsikotik digunakan untuk gangguan psikotik , khususnya untuk gejala positif pada skizofrenia , dan juga semakin untuk berbagai gangguan lain. Stimulan yang umum digunakan, terutama untuk ADHD . Meskipun nama-nama konvensional yang berbeda dari kelompok obat, mungkin ada tumpang tindih dalam gangguan yang mereka benarbenar ditunjukkan, dan ada juga mungkin off-label penggunaan obat. Ada dapat masalah dengan efek samping obat dan kepatuhan kepada mereka, dan ada juga kritik terhadap pemasaran farmasi dan profesional konflik kepentingan . 8. Home Training (Pelatihan di Rumah) Penderita cacat mental sebenarnya cukup dilatih di rumah oleh keluarganya agar hubungan emosional antara orang tua dan anaknya yang cacat mental harus sama dengan hubungan orang tua dengan anak anak yang normal. Saudara saudara yang normal diberi pengertian oleh orang tuanya bahwa salah satu saudaranya ada yang cacat mental, maksudnya agar mereka tidak malu mempunyai saudara yang cacat mental. Dapat dilatih cara berpakaian, cara makan, pemeliharaan tubuh dan harus diberi kesempatan dengan anak anak yang lain untuk bermain, tetapi harus tetap diawasi.

BAB III PENUTUP


A. KESIMPULAN
Anak cacat mental adalah mereka yang kecerdasannya jelas berada di bawah rata-rata. Di samping itu mereka mengalami keterbelakangan dalam menyesuaikan diri dengan lingkungannya. Mereka kurang cakap dalam memikirkan hal-hal yang abstrak, yang sulit-sulit, dan yang berbelit-belit. Mereka kurang atau terbelakang atau tidak berhasil bukan untuk sehari dua hari atau sebulan atau dua bulan, tetapi untuk selamalamanya, dan bukan hanya dalam satu dua hal tetapi hamper segalagalanya, lebih-lebih dalam pelajaran seperti mengarang, menyimpulkan isi bacaaan, menggunakan simbol-simbol, berhitung, dan dalam semua pelajaran yang bersifat teoritis. Dan juga mereka kurang/terhambat dalam menyesuaikan diri dengan lingkungan.

Anak cacat mental banyak macamnya, ada yang disertai dengan buta warna, disertai dengan kerdil badan, disertai dengan berkepala panjang, disertai dengan bau badan tertentu dan sebagainya; tetapi ada pula yang tidak disertai apa-apa. Mereka semua mempunyai persamaan yaitu kurang cerdas dan terhambat dalam menyesuaikan diri dengan lingkungan jika dibandingkan dengan teman sebayanya. Mereka mempunyai ciri-ciri khas dan tingkat cacat mental yang berbeda-beda, ada yang ringan, sedang, berat, dan sangat berat. Terdapat perbedaan antara cacat mental dengan sakit mental, sakit jiwa, atau sakit ingatan. Dalam bahasa Inggris sakit mental disebut mental illness yaitu merupakan kegagalan dalam membina kepribadian dan tingkah laku.

Hal ini yang membedakan cacat mental dengan sakit jiwa ialah: Cacat mental bermula dan berkembang pada masa perkembangan, yaitu sejak anak lahir sampai kira-kira usia 18 tahun. Sedangkan sakit jiwa dapat menyerang setiap saat, kapan saja. Namun sekalipun sakit jiwa dan

cacat mental berbeda, tidak mustahil anak cacat mental menderita sakit jiwa.

Dari berbagai definisi, ungkapan pengertian dan penjelasan yang telah diuraikan di atas maka jelaslah bahwa untuk menentukan seseorang termasuk kategori cacat mental, selain kemampuan kecerdasannya atau tingkat inteligensinya jelas-jelas berada di bawah normal perlu pula diperhatikan kemampuaan penyesuaiannya (adaptasi tingkah laku) terhadap lingkungan sosial dimana ia berada. Selanjutnya perlu diperhatikan tentang waktu terjadinya cacat mental itu. Bila cacat mental terjadi setelah masa perkembangan (setelah usia 18 tahun) maka ia tidak tergolong cacat mental.

DAFTAR PUSTAKA
Hurlock Elizabeth B, 1988. Perkembangan Anak. Jakarta: Erlangga

Rochyadi Endang, 2005. Pengembangan Program Pembelajaran Individual Bagi Anak Tunagrahita. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional

Somantri H. T. Sutjihati, 1996. Psikologi Anak Luar Biasa. : Departemen Pendidikan dan Kebudayaan

Delphie Bandi, 2006. Pembelajaran Anak Tunagrahita. Bandung: Refika Aditama Desmita, 2005. Psikologi Perkembangan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya http://scribd.com/tuna-grahita-doc.html

http://larasi.com/pendidikan/tunagrahita-tidak-selalu-idiot.lala

http://www.ditplb.or.id/2006/index.php?menu=profile&pro=181

Anda mungkin juga menyukai