Anda di halaman 1dari 45

BAB II

KAJIAN TEORI

A. Anak Tunagrahita

1. Pengertian

Tunagrahita adalah individu yang mengalami hambatan dalam

perkembangan kecerdasan. Banyak istilah mengenai tunagrahita seperti:

lemah mental,terbelakang mental,cacat grahita, lemah ingatan dan

tunagrahita yang masih digunakan sampai saat ini. Walaupun banyak istilah

yang dipakai, akan tetapi semua mengarah kepada kecerdasan intelektual.

Salah satu definisi tunagrahita menurut American Association on

Mental Deficiency(AAMD) yang dikutip Grossman (1983) dalamAstati

(2001:3) bahwa: “Ketunagrahitaan mengacu kepada fungsi intelektual

umum yang secara jelas (meyakinkan) berada di bawah rata-rata disertai

kesulitan dalam perilaku adaptif dan terjadi pada periode perkembangan.”

Sejalan dengan definisi tersebut, Amin (1995:11) mengemukakan

pengertian anak tunagrahita ringan bahwa: “anak tunagrahita adalah mereka

yang kecerdasannya jelas berada di bawah rata-rata. Disamping itu mereka

mengalami keterbelakangan dalam menyesuaikan diri dengan lingkungan”.

Dari definisi di atas maka dapat disimpulkan bahwa anak tunagrahita

memiliki kecerdasan dibawah rata-rata, mengalami kesulitan dalam tingkah

laku penyesuaian.

Dengan demikian peneliti menyimpulkan bahwa anak

tunagrahitamerupakan anak yang mengalami keterbatasan dalam

perkembangan kecerdasan intelektual, kesulitan dalam perilaku adaptif dan

9
terjadi dalam masa perkembangan. Dampaknya anak memiliki kesulitan

dalam berfikir abstrak yang berakibat munculnya kesulitan dalam

mempelajari hal-hal yang bersifat akademikdan anak tunagrahita memiliki

kesulitan dalam menyesuaikan diri dengan lingkungan

2. Klasifikasi

Pengklasifikasian anak tunagrahita perlu dilakukan untuk

mempermudah guru dalam menyusun program. Anak tunagrahita dibagi

menjadi beberapa kelompok. Klasifikasi anak tunagrahita menurut

Somantri (2012:106) sebagai berikut:

a. Anak Tunagrahita Ringan


Anak tunagrahita ringan memiliki IQ antara 68-52 menurut Binet,
sedangkan menurut skala weschler (WISC) memiliki IQ 69-
55.Mereka masih dapat belajar membaca, menulis dan berhitung
sederhana.
b. Anak Tunagrahita Sedang
Anak tunagrahita sedang memiliki IQ 51-36 pada skala Binet dan
54-40 menurut skala Weschler (WISC).Anak tunagrahita sedang
sangat sulit bahkan tidak dapat belajar secara akademik, namun
mereka dapat dididik mengurus diri sendiri.
c. Anak Tunagrahita Berat dan Sangat Berat
Anak tunarahita berat memiliki IQ antara 32-20 menurut skala
Binet dan antara 39-25 menurut skala Weschler (WISC).Anak
tunagrahita sangat berat memiliki IQ di bawah 19 menurut skala
Binet dan IQ di bawah 24 menurut skala Weschler (WISC). Anak
tunagrahita berat memerlukan bantuan perawatan secara total
dalam hal berpakaian, mandi, makan, dan lain-lain. Bahkan mereka
memerlukan perlindungan dari bahaya sepanjang hidupnya.

Pendapat lain mengenai klasifikasi anak tunagrahita menurut Amin

(1995:22) sebagai berikut:

a. Anak Tunagrahita Ringan


Mereka yang termsuk dalam kelompok ini meskipun
kecerdasannya dan adaptsi sosialnya terhambat, namun mereka
mempunyai kemampuan untuk berkembang dalam bidang pelajaran
akademik, penyesuaian sosial, dan kemampuan bekerja. IQ anak

10
tunagrahita ringan berkisar 50-70.
b. Anak Tunagrahita Sedang
Mereka yang termasuk dalam kelompok tunagrahita sedang memiliki
kemampuan intelektual umum dan adaptasi perilaku di bawah
tunagrahita ringan. IQ anak tunagrahita sedang berkisar anatara 30-50,
sehingga tingkat kemajuan dan perkembangan yang dapat dicapai
bervariasi.
c. Anak Tunagrahita Berat dan Sangat Berat
Anak yang tergolong dalam kelompok ini pada umumnya hampir
tidak memiliki kemampuan untuk dilatih mengurus diri sendiri,
melakukan sosialisasi dan bekerja. IQ mereka kurang dari 30.

Berdasarkan uraian di atas maka dapat disimpulkan bahwa anak

tunagrahita dibagi menjadi beberapa klasifisikasi yaitu tunagrahita ringan,

tunagrahita sedang, tunagrahita berat dan sangat berat. Pengklasifikasian ini

mempermudah untuk memberikan layanan pendidikan yang sesuai dengan

kebutuhan anak.

3. Karakteristik

Tunagrahitamerupakan kondisi dimana kecerdasannya

mengalamihambatan sehingga tidak mencapai tahap perkembanganyang

optimal. Adapun karakteristik menurut Amin (1995:34-37), sebagai berikut :

a. Kecerdasan
Kapasitas belajarnya sangat terbatas terutama untuk hal-hal yang
abstrak. Mereka lebih banyak belajar dengan cara membeo (rote
learning) bukan dengan pengertian. Dari hari ke hari dibuatnya
kesalahan-kesalahan yang sama. Perkembangan mentalnya mencapai
puncak pada usia yang masih muda.
b. Sosial
Dalam pergaulan mereka tidak dapat mengurus, memelihara dan
memimpin diri.Waktu masih kanak-kanak mereka harus dibantu terus-
menerus; disuapi makanan, dipasangkan dan ditanggali pakaian,
disingkirkan dari bahaya, diawasi waktu bermain dengan anak lain,
tidak dapat bersaing dengan teman sebaya.Tanpa bimbingan dan
pengawasan mereka dapat terjerumus ke dalam tingkah laku yang
terlarang terutama mencuri, merusak dan pelanggaran sosial.Dilihat
dari sosial age (SA) mereka juga sangat kecil SQnya.(SQ adalah
singkatan dari kata “Social Quotient” seperti halnya IQ untuk
kecerdasan).

11
c. Fungsi-fungsi mental lain
Mereka mengalami kesukaran dalam memusatkan
perhatian.Jangkauan perhatiannya sangat sempit dan cepat beralih
sehingga kurang tangguh dalam menghadapi tugas. Pelupa dan
mengalami kesukaran mengungkapkan kembali suatu ingatan.
Kurang mampu membuat asosiasi-asosiasi dan sukar membuat
kreasi-kreasi baru.
d. Dorongan dan Emosi
Perkembangan dan dorongan emosi anak tunagrahita berbeda-beda
sesuai dengan tingkat ketunagrahitaan masing-masing. Kehidupan
emosinya lemah. Anak yang tidak terlalu berat ketunagrahitaannya
mempunyai kehidupan emosi yang hampir sama dengan anak
normal tetapi kurang kaya, kurang kuat dan kurang banyak
mempunyai keragaman. Mereka jarang sekali menghayati perasaan
bangga, tanggung jawab dan hak sosial.
e. Organisme
Baik struktur maupun fungsi organisme pada umumnya kurang dari
anak normal. Mereka baru dapat berjalan dan bicara pada usia yang
lebih tua dari anak normal. Sikap dang gerak lagaknya kurang
indah. Mereka kurang mampu membedakan persamaan dan
perbedaan. Pendengan dan penglihatannya banyak yang kurang
sempurna. Badannya relatif kecil seperti kurang segar,tenaganya
kurang, cepat letih, kurang mempunyai daya tahan dan banyak
meninggal di usia muda.

Berdasarkan uraian di atas maka dapat disimpulkan bahwa

anaktunagrahita kapasitas kecerdasannya terbatas, sulit bersosialisasi dan

tidak bisa bergaul dengan teman sebaya, sukar membuat kreasi-kreasi yang

baru. Kehidupan emosi anak tunagrahita lemah dan kurang bisa

mengekspresikan apa yang sedang dirasakan. Struktur dan fungsi organisme

anak tunagrahita pada umumnya kurang dari anak normal.

B. AnakTunagrahita Ringan

1. Pengertian

Anak tunagrahita ringan merupakan individu yang mengalami

ketunagrahitaan yang sifatnya ringan dibandingkan dengan kelompok

tunagrahita pada umumnya. Pengertian anak tunagrahita ringan menurut

12
Amin (1995:22) sebagai berikut:

Mereka yang termsuk dalam kelompok ini meskipun kecerdasannya dan


adaptsi sosialnya terhambat, namun mereka mempunyai kemampuan
untuk berkembang dalam bidang pelajaran akademik, penyesuaian
sosial, dan kemampuan bekerja. IQ anak tunagrahita ringan berkisar
50-70.

Pendapat lain mengenai pengertian anak tunagrahita menurut Somantri

(2005:106), sebagai berikut:

Anak tunagrahita ringan merupakan individu yang mengalami


ketunagrahitaan yang sifatnya ringan dibandingkan dengan kelompok
tunagrahita pada umumnya.Taraf intelegensinya menurut skala Binnet
berkisar antara 68 - 52, sedangkan menurut skala Weschler (WISC)
memiliki IQ 69 – 55.

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa anak tunagrahita

ringan adalah yang mengalami keterhambatan kecerdasan yang sifatnya ringan

apabila dibandingkan dengan kelompok lainnya dan memiliki IQ berkisar 50-

70.

2. Karakteristik

Keterbatasan kemampuan dan kesulitan beradaptasi dengan lingkungan

sekitar,maka anak tunagrahita memiliki karakteristik khusus sebagaimana

diungkapkan Astati (2001:5) sebagai berikut :

a. Ciri Fisik dan Motorik


Keterampilan motorik anak tunagrahita ringan lebih rendah dari anak
normal sedangkan tinggi dan berat badan adalah sama.
b. Bahasa dan Penggunaanya
Anak tunagrahita ringan banyak yang lancar berbicara tetapi kurang
dalam pembendaharaan kata. Mereka juga kurang mampu menarik
kesimpulan mengenai apa yang dibicarakannya.
c. Kecerdasan
Anak tunagrahita ringan mengalami kesulitan dalam berfikir abstrak.
Tetapi mereka masih mampu mempelajari hal-hal yang bersifat
akademik. Sebagian dari mereka mencapai usia kecerdasan yang sama
dengan anak normal usia 12 tahun ketika mencapai usia dewasa. IQ
anak tunagrahita ringan berkisar 55-70.

13
d. Sosial
Anak tunagrahita ringan cenderung menarik diri, acuh tak acuh,
mudah bingung. Mereka cenderung bergaul dengan anak normal
yang lebih muda dari usianya. Tidak jarang dari mereka mudah
dipengaruhi sebab mereka tidak dapat memikirkan akibat dari
tindakannya.Kemampuan bersosialisasi akan lebih berkembang
apabila mereka memperoleh lingkungan yang mendukung
keberadaan mereka. Maksudnya mereka tidak menjadi kelompok
minoritas atau yang berbeda dari anggota masyarakat lainnya
sehingga hak dan kewajiban mereka dikurangi atau dihilangkan
karena mereka dianggap tidak mampu,
e. Kepribadian
Ciri-ciri pribadi anak tunagrahita ringan antara lain: kurang percaya
diri, merasa rendah diri, mudah frustasi. Ciri-ciri ini berkaitan
dengan reaksi orang lain terhadap kondisi mereka karena orang lain
mereaksi berdasarkan pada ketrampilan penyesuaian diri dan pola
prilakunya. Sedangkan anak-anak tunagrahita tidak dapat
memenuhi harapan orang lain karena kecacatannya. Misalnya
dalam berbahasa timbul pengulangan, perilaku pasif, implusif,
regresif, kekanak-kanakan dan mudah stres.
f. Pekerjaan
Dalam kemampuan bekerja, anak tunagrahita ringan dapat
melakukan pekerjaan yang sifatnya semi skilled dan pekerjaan
yang sifatnya sederhana, bahkan sebagian besar dari mereka dapat
mandiri dalam melakukan pekerjaan sebagai orang dewasa asalkan
sesuai dengan kemampuannya.

Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa ciri fisik anak

tunagrahita ringan sama seperti anak normal lainnya akan tetapi motoriknya

sedikit lebih kaku. Anak tunagrahita ringan sulit berfikir abstrak dan

sulit mengambil kesimpulan tentang apa yang dibicarakan. Anak

tunagrahita cenderung berteman dengan anak normal yang lebih muda.

3. Permasalahan

Kemampuan yang dimiliki anak tunagrahita ringan begitu terbatas

maka akan timbul permasalahan. Permasalahan anak tunagrahita

ringan secara khusus dapat diuraikan Astati (2001:10) sebagai berikut:

14
a. Masalah penyesuaian diri
Anak tunagrahita ringan mengalami kesulitan dalam mengartikan
norma-norma lingkungan sehingga mereka tidak dapat melakukan
fungsinya sebagai anggota masyarakat. Akhirnya tidak jarang dari
mereka diisolasi dan dianggap hanya menjadi beban orang lain.
b. Masalah pemeliharaan diri
Anak tunagrahita ringan mengalami kesulitan dalam membina
dirinya. Misalanya dalam mengadakan orientasi, pemeliharaan dan
penggunaan fasilitas di lingkungan serta bagaimana kepantasan
penampilan.
c. Masalah kesulitan belajar
Kesulitan belajar umumnya tampak dalam bidang pelajaran yang
sifatnya abstrak. Sedangkan dalam pengajaran non akademik,
mereka tidak begitu mengalami kesulitan.
d. Masalah pekerjaan
Kenyataan menunjukkan banyaknya populasi penyandang
tunagrahita ringan pasca sekolah yang tidak memperoleh
kesempatan bekerja karena dinilai kemampuan kerja mereka sangat
rendah. Hal ini diperkirakan penyebabnya antara lain kurangnya
kesesuaian antara keterampilan yang dimiliki dan perilaku
vocasional (daya tahan, minat, kegembiraan, komunikasi,
penampilan, dan lain-lain) dengan tuntutan lapangan pekerjaan.
Sementara itu, masyarakat menganggap bahwapenyandang
tunagrahita harus mampu berkompetisi dengan orang normal
karena melihat usia maupun keadaan fisiknya (keadaan fisik
penyandang tunagrahita ringan tidak berbeda dengan anak normal).

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkanbahwa anak tunagrahita

ringan memiliki kesulitan dalam mengartikan norma-norma sehingga

masyarakat menganggap bahwa anak tunagrahita ringan hanyalah beban

untuk orang lain dan sulit untuk membina diri. Anak tunagrahita sulit

mendapatkan pekerjaan karena kemampuan bekerja dinilai masih rendah.

4. Kebutuhan

Anak tunagrahita ringan sama halnya dengan anak normal lainnya.

Hanya karena keadaannya, anak tunagrahita membutuhkanperhatian

yang lebih khusus. Adapun kebutuhan anak tunagrahita menurut Amin

(1995:57) sebagai berikut:

15
a. Kebutuhan Fisik
Kebutuhan anak tunagrahita tidak berbeda dengan kebutuhan anak
normal. Kebutuhan ini menyangkut makan, minum, dan
perumahan. Mereka juga memerlukan perawatan kesehatan pada
umumnya dan perawatan badan pada khususnya, bahakan mereka
juga membutuhkan sarana untuk bergerak, bermain, berolah raga,
berkreasi dan hal-hal sejenisnya.
b. Kebutuhan Kejiwaan
Kebutuhan kejiwaan ini menyangkut akan penghargaan,
kebutuhan komunikasi, dan kebutuhan berkelompok.
1) Kebutuhan akan penghargaan
Anak tunagrahita pun ingin diperhatikan, ingin dipuji, ingin
dihargai, ingin disapa dengan baik, ingin diperlakukan dengan
elusan kemanjaan, dan sebagainya. Banyak orang tua
dirasakan “kurang hangat” oleh anak tunagrahita hanya karena
mereka hampir tidak pernah menyatakan penghargaan
terhadap kegiatan anak, atau terhadap sikap dan kelakuan
anak.
2) Kebutuhan akan komunikasi
Sebagai manusia anak tunagrahita juga ingin mengungkapkan
diri. Anak tunagrahita mempunyai perasaan, keinginan dan
mungkin pula mempunyai ide dan gagasan, ssungguhpun ide
atau gagasan itu kecil atau kurang berarti. Mereka juga banyak
menyimpan pertanyaan dan permasalahan. Mereka tidak dapat
menyembunyikan semua itu dalam dirinya, tetapi mereka
sukar untuk menyatakannya.
3) Kebutuhan bersosial (berkelompok)
Kebutuhan ini meliputi:
a) Diakui sebagai anggota keluarga
b) Mendapat pengakuan di depan teman-temannya
c) Mendapat kedudukan dalam kelompok
d) Mengerjakan sesuatu tanpa bantuan orang lain
e) Pengalaman rekreasi
f) Olahraga sederhana

Berdasarkan kutipan di atas maka dapat disimpulkan bahwa

kebutuhan anak tunagrahita sama halnya seperti anak normal pada

umumnya. Akan tetapi, karena keterbatasannya anak tunagrahita

memerlukan kebutuhan khusus seperti kebutuhan fisik dan kebutuhan

kejiwaan. Kebutuhan akan penghargaan, berkomunikasi dan bersosialisasi

atau berkelompok merupakan suatu hal yang penting bagi anak tunagrahita.

16
5. Pendidikan

a. Tujuan Pendidikan

Tujuan pendidikan anak tunagrahita ringan tidak terlepas dari tujuan

pendidikan pada umumnya. Tujuan pendidikan khusus mengacu pada

penyataan Kirk (1979) dalam Astati (2001:13) sebagai berikut:

1) Mengembangkan keterampilan dasar belajar di sekolah, meliputi


membaca, menulis, matematika.
2) Mengembangkan kebiasaan hidup sehat.
3) Mengembangkan kemampuan sosialisasi.
4) Mengembangkan kemampuan emosional dan rasa aman baik di
sekolah maupun di rumah.
5) Mengembangkan kemampuan untuk menggunakan waktu luang.
6) Mengembangkan kemampuan keterampilan melalui latihan
vakosional.
7) Mengembangkan kemampuan mendorong diri sendiri dalam
beberapa kegiatan yang sifatnya produktif.

Berdasarkan uraian di atas maka dapat disimpulkan bahwa pada

umumnya anak tunagrahita lebih difokuskan dalam pengembangan

bidang keterampilan agar anak tungrahita lebih mandiri.

b. Program Pendidikan

1) Isi Program

Program pendidikan anak tungrahita dapat diperhatikan dari

kebutuhan yang di perlukan oleh anak. Anak tunagrahita harus

dipersiapkan untuk menghadapi kehidupan di masyarakat, seperti

kemampuan berkomunikasi, berpartisipasi, menjalankan kewajiban

sebagai warga negara yang baik, dan kemampuan mengatur

ekonominya.

Mengenai hal itu, Mainord (1975:67) dalamAstati (2001:14)

mengemukakan sebagai berikut :

17
Keberhasilan pencapaian tujuan pendidikan anak tunagrahita antara
lain didukung oleh keterampilan berkomunikasi, bersosialisasi,
keamanan dan kesehatan, tanggung jawab sebagai warga negara
dan pemeliharaan sumber-sumber di masyarakat, kompetisi
ekonomi dan prevokasional.

Sebagai perbandingan, Kirk & Gallgher (1986) dalam Astati

(2001:14) menyatakan sebagai berikut:

Merekomendasikan program pendidikan anak tunagrahita jenjang


sekolah lanjutan yang meliputi: kesiapan dan keterampilan
akademis, pembangunan bahasa dan komunikasi, sosialisasi,
persiapan dan keterampilan kerja, serta melakukan kunjungan ke
tempat-tempat pekerjaan yang memungkinkan untuk ditempati
anak tunagrahita.

Program pendidikan anak tunagrahita sama seperti anak normal

pada umumnya yang terdiri dari berbagai macam mata pelajaran. Namun,

karena keterbatasannya makaadabeberapa mata pelajaran khusus

yang berikan kepada anak tunagrahita. Mata pelajaran yang dimaksud

menurut Astati dan Mulyati (2010:36) sebagai berikut :

1) Kelompok bina diri


Mata pelajaran kelompok bina diri untuk anak tunagrahita
ringan yang hendak dicapai ada dua, yaitu tujuan langsung dan
tujuan tak langsung. Tujuan langsung mata pelajaran bina diri
ditetapkan agar setelah menyelesaikan mata pelajaran ini mereka
mampu mandiri, tidak bergantung pada orang lain dan
mempunyai rasa tanggung jawab. Selain itu kemampuan
koordinasi motorik dan kontrolnya meningkat sehingga dapat
membutuhkan rasa aman dan minat belajar. Sedangkan tujuan
tidak langsung mata pelajaran ini ditetapkan untuk
meningkatkan kemampuan konsentrasi dan ketekunan anak
dalam belajar, dan mengembangkan kemampuan sensorimotor
(penginderaan), berbahasa dan berfikir matematia secara
optimal. Mata pelajaran kelompok bina diri dikelompokan
menjadi enam jenis latihan, yaitu merawat diri, mengurus diri,
menolong diri, komunikasi, adaptasi lingkungan dan tata laksana
rumah.
2) Kelompok akademik
Mata pelajaran kelompok akademik hanya diberikan pada anak
tunagrahita ringan, yang termasuk dalam mata pelajaran
kelompok akademik, yaitu : membaca, menulis dan berhitung,
yang dalam bahasa inggrinya diseburt 3R (reading, writing, and

18
arithmathic) selanjutnyadalam kurikulum berkembangmenjadi
mata pelajaran Bahasa Indonesia, Berhitung, Matematika, IPA, dan
IPS.
3) Kelompok sensorimotor
Sensorimotor merupakan fase dasar perkembangan manusia yang
menunjang perkembangan selanjutnya. Melatih sensorimotor atau
penginderaan merupakan suatu perkembangan yang memiliki arti
yang sangat penting dalam pendidikan. Meteri pelajaran sensorimotor
dapat diklasifikasikan, yaitu sensori penglihatan, sensori perabaan,
sensori pendengaran, sensori terhadap berat, sensori terhadap panas,
sensori penciuman, sensori rasa.
4) Kelompok keterampilan
Pelajaran keterampilan ini mulai dipakai pada tingkat sekolah dasar
(SD), bersatu dengankesenian.Padatingkat SLTP, pelajaran
keterampilan/kejuruan merupakanpelajaran yang berdiri sendiri.
Pada tingkat ini para siswa dipersiapkan untuk mengikuti kehidupan
dimasyarakat, atau melanjutkan ke tingkat lebih tinggi. Lingkupnya
meliputi: rekayasa, pertanian, dan kerumahtanggaan.

Dari paparan di atas maka dapat disimpulkan bahwa mata pelajaran

keterampilan memang sangat dibutuhkan untuk anak tunagrahita. Tetapi,

harus sesuai dengan tingkat kemampuannya.

2) Struktur Program

Layanan pendidikan bagi anak tunagrahita ringan harus diupayakan

untuk mengembangkan potensi yang dimiliki maka dari itu diperlukan

program pendidikan dan kurikulumyang sesuai dengan kebutuhan

anak. Struktur kurikulum 2013 program pendidikan bagi tunagrahita seperti

terlihat pada tabel 2.1 di halaman berikut:

Tabel 2.1
Struktur Kurukulum SMALB
KELAS DAN
MATA PELAJARAN ALOKASI WAKTU
PERMINGGU
X XI XII
KELOMPOK A (WAJIB)
1 Pendidikan Agama dan Budi Pekerti 3 3 3
2 Pendidikan Kewarganegaraan 2 2 2

19
3 Bahasa Indonesia 3 3 3
4 Matematika 3 3 3
5 Ilmu Pengetahuan Sosial 2 2 2
6 Ilmu Pengetahuan Alam 2 2 2
7 Bahasa Inggris 2*) 2*) 2*)
KELOMPOK B (WAJIB)
8 Seni Budaya 2 2 2
9 Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan 3 3 3
KELOMPOK C (PILIHAN KEMANDIRIAN)
10 a) Tata Boga 10 11 11
b) Tata Busana
c) Tata Kecantikan
d) Pijat (Massage)
e) Tata Graha
f) Teknik Informatika dan Komputer
g) Teknik Penyiaran Radio
h) Perbengkelan Motor
i) Seni Musik
j) Seni Tari
k) Seni Lukis
l) Cetak Saring/Sablon
m) Suvenir
n) Seni Membatik
o) Desain Grafis
p) Fotografi
q) Elektronika Alat Rumah Tangga
r) Budidaya Perikanan
s) Budidaya Peternakan
t) Budidaya Tanaman
11 Pilihan Kemandirian 2 **) 10 11 11
KELOMPOK D (PROGRAM KEBUTUHAN KHUSUS)
12 Program Kebutuhan Khusus *** ***) ***)
JUMLAH ALOKASI WAKTU PERMINGGU 42 44 44
Sumber: Permendikbud No. 21(2014:14-15)

Keterangan:
1) Mata pelajaran Kelompok A merupakan kelompok mata pelajaran yang muatan dan
acuannya dikembangkan oleh pusat.
*) Mata Pelajaran Bahasa Inggris untuk Peserta Didik Berkebutuhan Khusus
Tunagrahita dan Autis dalam seminggu satu jam pelajaran. Satu jam pelajaran
ditambahkan pada Kelompok C Pilihan Kemandirian
2) Mata pelajaran Kelompok B merupakan kelompok mata pelajaran yang muatan dan
acuannya dikembangkan oleh pusat dan dapat dilengkapi dengan muatan lokal.
3) Mata pelajaran Kelompok B dapat berupa mata pelajaran muatan lokal yang berdiri
sendiri. Muatan lokal dapat memuat Bahasa Daerah.
4) Kelompok C **) (berupa pilihan kemandirian. Peserta didik memilih dua Pilihan
Kemandirian:
a) Tata Boga
b) Tata Busana
c) Tata Kecantikan
d) Pijat (Massage)
e) Tata Graha
f) Teknik Informatika dan Komputer

20
g) Teknik Penyiaran Radio
h) Perbengkelan Motor
i) Seni Musik
j) Seni Tari
k) Seni Lukis
l) Cetak Saring/Sablon
m) Suvenir
n) Seni Membatik
o) Desain Grafis
p) Fotografi
q) Elektronika Alat Rumah Tangga
r) Budidaya Perikanan
s) Budidaya Peternakan
t) Budidaya Tanaman
Satuan pendidikan dapat mengembangkan Pilihan Kemandirian sesuai dengan
kondisi dan potensi masing-masing
5) Pada semester I Kelas XII SMALB perlu melaksanakan program magang
selama satu bulan.
6) Kelompok D (Program Kebutuhan Khusus)***) diberikan sesuai dengan
kebutuhan dan kekhususan siswa. Program Kebutuhan Khusus untuk:
a) tunanetra adalah Pengembangan Orientasi, Mobilitas, Sosial dan
Komunikasi;
b) tunarungu adalah Pengembangan Komunikasi, Persepsi Bunyi, dan Irama;
c) tunagrahita berupa adalah Pengembangan Diri;
d) tunadaksa adalah Pengembangan Diri dan Gerak; dan
e) autis adalah Pengembangan Komunikasi, Interaksi Sosial, dan Perilaku.
7) Satu jam pelajaran beban belajar tatap muka adalah 40 (empat puluh) menit.
8) Beban belajar penugasan terstruktur dan kegiatan mandiri, maksimal 60% dari
waktu kegiatan tatap muka mata pelajaran yang bersangkutan.
9) Satuan pendidikan dapat menambah beban belajar per minggu sesuai dengan
kebutuhan belajar peserta didik dan/atau kebutuhan akademik, sosial, budaya,
dan faktor lain yang dianggap penting.
10) Kompetensi Dasar mata pelajaran Seni Budaya terdiri atas empat aspek yaitu
seni rupa, seni musik, seni tari, dan seni teater. Peserta didik mengikuti salah
satu aspek yang disediakan untuk setiap semester, aspek yang diikuti dapat
diganti setiap semesternya.
11) Kegiatan ekstrakurikuler terdiri atas Pendidikan Kepramukaan dan usaha
kesehatan sekolah (UKS). Satuan pendidikan dapat mengembangkan kegiatan
ekstra kurikuler sesuai dengan kondisi dan potensi masing-masing

Dari tabel tabel di atas, program pendidikan khusus di peruntukan bagi

anak yang mengalami hambatan dalam belajar. Program khusus pengembangan

diri merupakan hal yang penting untuk merawat diri anak dan bersosialisasi

dengan lingkungan sekitar. Adapun berupa pilihan kemandirian, seperti: tata

boga, tata busana, tata kecantikan, seni musik dan lain-lain. Anak diajarkan

21
untuk lebih mandiri dan dibekali keterampilan untuk bekal di masa yang akan

datang.

22
C. Pendidikan Keterampilan Bagi Anak Tunagrahita Ringan

1. Pengertian

Keterampilan merupakan salah satu mata pelajaran yang bermanfaat

bagi anak, karena dapat melatih konsentrasi dan kreatifitas anak. Bagi anak

tunagrahita ringan yang memiliki keterbatasan dalam kecerdasan intelektual,

pengajaran keterampilan diharapkan dapat mengembangkan kemampuan

anak sesuai bakat yang dimiliki.

Pengertian keterampilan adalah “kecakapan untuk menyelesaikan

tugas”. (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2011:1447). Kecakapan

yangdimaksud adalah kemampuan anak untuk menyelesaikan tugas atau

misi.

Pendidikan keterampilan bagi anak tunagrahita ringan merupakan

pilihan yang tepat karena dapat mengajarkan anak untuk lebih mandiri

dengan mengarahkan anak pada penugasan salah satu jenis keterampilan

yang dapat menjadi bekal hidup di kemudian hari. Adapun pengertian

pendidikan keterampilan menurut Sudirman (1987:75) adalah “program

pendidikan yang bertujuan untuk memperoleh kecakapan dan keterampilan

tertentu yang diperlukan anak didik sebagai bekal hidup dimasyarakat”.

Sedangkan pendidikan keterampilan menurut Kustijaman dan Irawan

(2011:6) sebagai berikut:

Pendidikan keterampilan merupakan penggabungan antara teori dan


praktik secara seimbang dengan orientasi pada kesiapan kerja
lulusannya.Kurikulum dalam pendidikan keterampilan, terkonsentrasi
pada sistem pembelajaran keahlian (apprenticeship of learning) pada
kejuruan-kejuruan khusus (specific trades). Kelebihan pendidikan
keterampilan ini, antara lain, peserta didik secara langsung dapat
mengembangkan keahliannya disesuaikan dengan kebutuhan lapangan
atau bidang tugas yang akan dihadapinya.

23
Berdasarkan paparan di atas dapat disimpulkan bahwa keterampilan adalah

kecakapan atau kemampuan dalam menyelesaikan suatu tugas sesuai dengan

kebutuhan. Keterampilan bagi anak tunagrahita ringan merupakan mata pelajaran

yang bermanfaat karena dapat melatih kemampuan anak untuk bekal hidup di

masyarakat, dengan cara memberikan pembelajaran yang dikemas lebih praktis

dan disesuaikan dengan kemampuan serta kebutuhan anak.

2. Tujuan

Pendidikan keterampilan bertujuan untuk memberikan bekal keterampilan

agar anak dapat mengembangkan potensi yang dimiliki dan lebih mandiri. Hal ini

sejalan dengan pendapat Astati (2011:28) sebagai berikut:

a. Dapat mengembangkan potensi dengan sebaik-baiknya. Baik anak


tunagrahita maupun anak normal belum mencapai tingkat perkembangan
yang sebaik-baiknya. Mereka harus dibantu untuk dapat mencapai
tingkat tersebut. Kesempatan anak tunagrahita untuk berkembang, pada
umumnya lebih terbatas daripada anak normal. Karena itu anak
tunagrahita memerlukan bantuan khusus untuk mencapai hal tersebut.
Adapun maksud mengembangkan potensi ialah mengusahakan agar
anak tidak hanya sekedar memiliki potensi saja, tetapi juga
mengembangkannya sehingga menjadi kecakapan yang berarti
b. Dapat melakukan kegiatan bina diri, berdiri sendiri dan berguna bagi
masyarakat. Bina diri yang dimaksud ialah berbuat untuk kepentingan
sendiri, seperti: makan, mandi, berpakaian dan sebagainya. Anak
tunagrahita terutama yang tingkat kelainannya sedang, apalagi yang
tingkat kelainannya berat dan sangat berat ada yang kurang mampu atau
tidak dapat mengerjakan hal itu. Oleh karena itu mereka harus dilatih
secara khusus untuk melakukan pekerjaan tersebut. Berdiri sendiri ialah
mandiri secara ekonomi dan mandiri secara kesusilaan.
c. Memiliki kehidupan lahir batin yang layak. Orang yang banyak
membaca, sering berpergian jauh, berpengalaman luas, mempunyai hobi
yang sehat dan dapat menikmati karya-karya seni dan mengerti masalah-
masalah kehidupan, memiliki kehidupan batin yang lebih kaya daripada
mereka yang malas dan sempit pemikiran.

Berdasarkan kutipan diatas maka dapat disimpulkan bahwa tujuan

pendidikan keterampilan adalah untuk mengembangkan potensi anak, anak dapat

24
berdiri sendiri (mandiri) dan berguna bagi masnyarakat serta memiliki

kehidupan yang layak seperti anak normal lainnya.

3. Manfaat

Manfaat pendidikan keterampilan bagi anak tunagrahita adalah sebagai bekal

dikemudian hari agar anak lebih mandiri sehingga tidak terlalu bergantung

kepada orang lain dan memiliki kehidupan yang layak.

4. Ruang lingkup

Ruang lingkup pembelajaran keterampilan anak tunagrahita tidak jauh

berbeda dengan pembelajaran keterampilan anak normal pada umumnya. Akan

tetapi ruang lingkup pembelajaran keterampilan anak tunagrahita lebih

tekankan kepada minat dan bakat serta kemampuan anak. Seperti yang tertuang

pada kurikulum 2013, bahwa ruang lingkup keterampilan dikelompokkan

menjadi 20 jenis, yaitu:

a) Tata Boga
b) Tata Busana
c) Tata Kecantikan
d) Pijat (Massage)
e) Tata Graha
f) Teknik Informatika dan Komputer
g) Teknik Penyiaran Radio
h) Perbengkelan Motor
i) Seni Musik
j) Seni Tari
k) Seni Lukis
l) Cetak Saring/Sablon
m) Suvenir
n) Seni Membatik
o) Desain Grafis
p) Fotografi
q) Elektronika Alat Rumah Tangga
r) Budidaya Perikanan
s) Budidaya Peternakan
t) Budidaya Tanaman

25
Berdasarkan uraian diatas mengemukakan jenis keterampilan yang dapat

diberikan kepada anak yang bertujuan untuk melatih serta mengembangkan potensi

yang sesuai dengan kemampuan dan minat anak.

D. Keterampilan Membuat Kacang Bawang

Keterampilan membuat kacang bawang merupakan salah satu bagian dari

mata pelajaran keterampilan. Mengingat keterbatasan anak tunagrahita ringan,

program pembelajaran keterampilan adalah suatu program yang lebih

diutamakan

1. Pengertian Kacang Bawang

Kacang bawang merupakan makanan atau cemilan yang biasa dibuat

atau dikonsumsi yang terbuat dari kacang tanah yang diolah menjadi

makanan ringan. Kacang adalah “tanaman yang ditanam di sawah atau di

ladang berbuah polong” (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2011:598).

Bawang adalah “tanaman umbi lapis yang digunakan dalam berbagai

masakan.” (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2011:150).

.Kacang bawang yang dimaksud dalam penelitian ini adalah salah satu

jenis keterampilan tata boga yang diajarkan di sekolah. Selain dapat

dikonsumsi sendiri kacang bawang dapat menjadi sarana untuk bekal di

masa sekarang dan masa depan.

2. Tujuan pembelajaran

Keterampilan membuat kacang bawang bertujuan untuk meningkatkan

potensi yang dimiliki oleh anak sesuai dengan minat sehingga anak

memiliki bekal di masa depan dan anak agar anak lebih mandiri.

26
3. Fungsi Pembelajaran

Keterampilan membuat kacang bawang berfungsi sebagai media

komunikasi, pengembangan kemampuan, sikap kemandirian dan

kreativitas agar anak dapat menikmati dan menghargai hasil karya sendiri.

4. Ruang Lingkup

Ruang lingkup dalam pembuatan kacang bawang meliputi alat, bahan

dan proses pembuatan. Berikut ini adalah langkah-langkah membuat

kacang bawang hasil adaptasi dari buku karya Yuliawati (2005:53) yaitu:

a. Alat

1) Mengenal Alat

a) Menunjukkan Alat

(1) Menujukkan wajan

(2) Menunjukkan mangkuk

(3) Menunjukkan sendok kayu

(4) Menunjukkan alat press plastik

(5) Menunjukkan plastik

b) Menyebutkan Alat

(1) Menyebutkan wajan

(2) Menyebutkan mangkuk

(3) Menyebutkan sendok kayu

(4) Menyebutkan alat press plastik

(5) Menyebutkan plastik

c) Membedakan Alat

27
(1) Membedakan wajan dengan panci

(2) Membedakan mangkuk dengan piring

(3) Membedakan sendok kayu dengan sendok alumunium

(4) Membedakan alat press plastik dengan staples

(5) Membedakan plastik dengan kertas

b. Bahan

1) Mengenal Bahan

a) Menunjukkan Bahan

(1) Menunjukkan kacang tanah

(2) Menunjukkan vetsin

(3) Menunjukkan garam

(4) Menunjukkan bawang putih

(5) Menunjukkan air

(6) Menunjukkan minyak goreng

b) Menyebutkan Bahan

(1) Menyebutkan kacang tanah

(2) Menyebutkan vetsin

(3) Menyebutkan garam

(4) Menyebutkan bawang putih

(5) Menyebutkan air

(6) Menyebutkan minyak goreng

c) Membedakan Bahan

(1) Membedakan kacang tanah dengan kacang hijau

(2) Membedakan vetsin dengan gula

28
(3) Membedakan garam dengan tepung

(4) Membedakan bawang putih dengan bawang merah

(5) Membedakan air dengan susu

(6) Membedakan minyak goreng dengan sirup

c. Proses

1) Mengupas kacang

a) Menyangrai 500 gram kacang tanah dengan cara:

(1) Mengambil kacang tanah

(2) Memasukkan kacang tanah ke dalam wajan

(3) Menaruh wajan di atas kompor

(4) Menyalakan kompor dengan api sedang

(5) Mengaduk kacang hingga matang

(6) Menyimpan kacang yang sudah matang ke dalam mangkuk yang

berukuran besar

b) Mengupas 500 gram kacang tanah yang telah disangrai dengan cara:

(1) Mengambil mangkuk yang berisi kacang yang sudah di sangrai

(2) Mengambil satu per satu kacang

(3) Mengupas kacang dengan menggunakan tangan

(4) Menyimpan kacang yang telah di kupas ke dalam mangkuk yang

berukuran besar

2) Memberi bumbu

a) Mengupas 4 siung bawang putih

b) Menghaluskan bawang putih dengan cara memblender

c) Memasukkan bawang putih yang telah halus ke dalam mangkuk

29
berukuran besar yang berisi kacang

d) Memasukkan ½ sendok teh vetsin kedalam mangkuk

e) Memasukkan 1½ sendok teh garam ke dalam mangkuk

f) Menuangkan 100 cc air matang ke dalam mangkuk

g) Mengaduk kacang dan bumbu dengan menggunakan sendok kayu

3) Merendam kacang

a) Merendam kacang yang telah diberi bumbu selama 1½ jam

4) Menggoreng kacang

a) Menaruh wajan dia tas kompor

b) Menuangkan ½ Liter minyak goreng ke dalam wajan

c) Menyalakan kompor

d) Menunggu minyak goreng panas ± 3 menit

e) Memasukkan kacang yang telah direndam ke dalam wajan sedikit demi

sedikit

f) Menggoreng kacang hingga berubah warna menjadi kecoklatan

g) Mengangkat kacang yang sudah matang

h) Mendinginkan kacang dengan cara:

(1) Mengangkat kacang yang telah matang

(2) Menyimpan kacang ke dalam mangkuk

d. Memelihara Alat

1) Membersihkan bahan dengan baik

2) Merapihkan bahan dengan rapi

3) Menyimpan bahan pada tempatnya

e. Memelihara Bahan

30
1) Membersihkan alat dengan baik

2) Merapihkan alat dengan rapi

3) Menyimpan alat pada tempatnya

f. Memelihara Hasil

1) Membungkus kacang bawang kedalam plastik dengan ukuran 3,5 X 22 cm

dengan cara:

a) Mengambil plastik di atas meja

b) Memilih ukuran yang sesuai

c) Menyimpan plastik yang telah dipilih

2) Memasukkan kacang bawang ke dalam plastik dengan cara:

a) Mengambil mangkuk berisi kacang bawang di atas meja

b) Memasukkan kacang ke dalam plastik sebanyak 5 sendok teh

c) Menyimpan plastik yang berisi kacang di atas meja

3) Menutup plastik dengan cara:

a) Mengambil plastik yang berisi kacang di atas meja

b) Menaruh ujung lastik di atas alat press plastik

c) Menyimpan plastik kacang bawang yang telah rapat di atas meja

31
E. Pelaksanaan Pembelajaran Membuat Kacang Bawang bagi Anak
Tunagrahita Ringan

Sebelum memulai pembelajaran guru harus mempersiapkan segala

sesuatu agar tercapainya tujuan dalam mengajar, sebagai berikut:

1. Persiapan

a. Mengenal Kemampuan Anak

Sebelum melaksanakan kegiatan pembelajaran guru terlebih dahulu

mengadakan persiapan yang bertujuan untuk mengetahui kemampuan

anak dalam bidang ketermapilan membuat kacang bawang, dengan

mengamati anak secara langsung terhadap mengenal alat, bahan, proses

pembuatan dan proses pengemasan kacang bawang.

b. Menyusun Langkah-langkah Kegiatan

Program kegiatan yang dimaksud adalah sebagai berikut:

1) Menentukan jenis kegiatan atau bentuk kegiatan yang akan diberikan

2) Menentukan tempat dan kondisi kegiatan yang sesuai dengan

pelaksanaan yang akan diberikan

3) Menentukan bahan dan alat yang akan dipakai

4) Menentukan alokasi waktu pelaksanaan kegiatan

2. Pelaksanaan

Pelaksanaan pembelajaran merupakan penerapan rancangan program

yang berupa kegiatan awal, kegiatan inti dan kegiatan akhir, sebagai berikut:

a. Kegiatan awal

1) Langkah awal guru melakukan presentasi materi kepada anak, baik

secara bertahap dan jelas

32
2) Guru memperkenalkan alat yang akan digunakan dalam pelaksanaan

kegiatan pembelajaran dan cara menggunakan alat agar tidak terjadi

kesalahan.

3) Guru memperkenalkan bahan yang akan digunakan

b. Kegiatan inti

1) Menyiapkan bahan

Guru dan anak bersama-sama menyiapkan bahan-bahan yang akan

digunakan seperti kacang tanah, garam, minyak, air dan bawang putih.

2) Menyiapkan alat

Guru dan anak menyiapkan alat yang akan digunahakn seperti wajan,

sendok kayu, mangkuk, alat press plastik dan plastik

3) Cara pembuatan

Setelah menyiapkan alat dan bahan guru dan anak memasukkan

kacang kedalam wajan lalu menyangrai kacang kemudian mengupas

kacang dan memasukkan kacang kedalam mangkuk. Setelah semua

kacang dikupas kemudian kacang di rendam dengan bumbu seperti

bawang putih yang sudah di haluskan, garam dan air. Guru dan anak

menggoreng kacang hingga berubah warna menjadi kecoklatan

kemudian mengangkat kacang yang sudah matang kedalam mangkuk.

Setelah dingin guru dan anak mengemas kacang kedalam plastik

sebanyak 5 sendok teh kemudian plastik di press.

c. Kegiatan akhir

33
Dalam kegiatan akhir guru menyimpulkan materi yang telah

disampaikan dengan melakukan evaluasi. Jenis evaluasi yang digunakan

adalah dengan cara, anak mendemonstrasikan cara membuat kacang

bawang dan sejauh mana anak dapat memahami pembelajaran membuat

kacang bawang.

3. Tindak Lanjut

Tindak lanjut dalam proses belajar mengajar adalah dengan

pengulangan, pengayaan, pengembangan. Pada proses pengulangan anak

anak yang belum memenuhi/mencapai indikator dalam pembelajaran

harusmengulang kembali materi yang telah diajarkan.Pengayaan dilakukan

kepada anak yang hampir menguasai materi dengan mengulang kembali

materi yang telah dikuasai sebagai penguatan materi.Pengembangan

dilakukan pada anak yang sudah menguasai materi dengan memberikan

tugas membuat kacang bawang di rumah.

F. Upaya Sekolah dalam Meningkatkan Kemampuan Belajar Keterampilan


Membuat Kacang Bawang

1. Meningkatkan kemampuan anak

a. Melaksanakan asesmen

1) Pengertian asesmen

Sebelum melaksanakan pembelajaran keterampilan membuat kacang

bawang terlebih dahulu dilakukan asesmen terhadap anak. Hal ini

penting di lakukan untuk mengetahui sejauh mana kesiapan anak

dalam mengikuti pelajaran yang akan disampaikan. Adapun

34
pengertian asesmen menurut Rosenberg (1982) dalam Soendari dan

Mulyati (2011:4) adalah “suatu proses pengumpulan informasi yang

akan digunakan untuk membuat pertimbangan dan keputusan yang

berkaitan dengan pembelajran anak”. Sedangkan pendapat lain

menurut McLounghlin & Lewis (1986) dalam Soendari dan Mulyati

(2011:4) bahwa “Asesmen adalah proses yang sistematis dalam

mengumpulkan data seseorang anak yang berfungsi untuk melihat kemampuan

dan kesulitan yang di hadapi seseorang saat itu, sebagai bahan untuk

menentukan apa yang sesungguhnya dibutuhkan”.

Berdasarkan uraian di atas maka dapat disimpulkan bahwa, asesmen

adalah suatu proses pengumpulan data atau informasi tentang anak yang

berkaitan dengan kemampuan dan kesulitan untuk menentukan pembelajaran

yang tepat untuk anak.

2) Tujuan Asesmen

Upaya guru untuk mendapatkan data/informasitentang anak secara lebih

luas dan lebih mendalam sehingga dapat memperoleh gambaran tentang anak

dan kebutuhan anak.

3) Instrumen Asesmen

Berikut adalah contoh instrumen asesmen

Tabel 2.2

Instrumen Asesmen Kemampuan Membuat Kacang Bawang

KEMAMPUAN
NO ASPEK SUB ASPEK URAIAN
DAPAT TIDAK
DAPAT

35
1 1.1 Mengenal 1.1.1 Menunjukkan 1.1.1.1 Menunjukkan
bahan bahan kacang tanah
1.1.1.2 Menunjukkan vetsin
1.1.1.3 Menunjukkan garam
1.1.1.4 Menunjukkan
bawang putih
1.1.1.5 Menunjukkan air
1.1.1.6 Menunjukkan
minyak goreng

1.1.2 Menyebutkan 1.1.2.1 Menyebutkan


bahan kacang tanah
1.1.2.2 Menyebutkan vetsin
1.1.2.3 Menyebutkan garam
1.1.2.4 Menyebutkan
bawang putih
1.1.2.5 Menyebutkan air
1.1.2.6 Menyebutkan
minyak goreng

1.1.3 Membedakan 1.1.3.1 Membedakan kacang


tanah dengan kacang
bahan
hijau
1.1.3.2 Membedakan vetsin
dengan gula
1.1.3.3 Membedakan garam
dengan tepung
1.1.3.4 Membedakan
bawang putih
dengan bawang
merah
1.1.3.5 Membedakan air
dengan susu
1.1.3.6 Membedakan
minyak goreng
dengan sirup

1.2 Mengenal 1.2.1.1Menujukkan wajan


1.2 Menunjukkan alat
alat 1.2.1.2Menunjukkan
mangkuk

36
1.2.1.3Menunjukkan sendok
kayu
1.2.1.4Menunjukkan alat
press plastik
1.2.1.5 Menunjukkan plastik

1.2.2.1Menyebutkan wajan
1.2.2 Menyebutkan 1.2.2.2Menyebutkan
alat
mangkuk
1.2.2.3Menyebutkan sendok
kayu
1.2.2.4Menyebutkan alat
press plastik
1.2.2.5 Menyebutkan plastik

1.2.3.1Membedakan wajan
1.2.3Membedakan dengan panci
alat 1.2.3.2Membedakan
mangkuk dengan
piring
1.2.3.3Membedakan sendok
kayu dengan sendok
alumunium
1.2.3.4Membedakan alat
press plastik dengan
staples
1.2.3.5 Menbedakan plastik
dengan kertas

1.3.1Menyiapkan 1.3.1.1Menyiapkan bahan


1.3 Membuat untuk membuat
bahan
kacang kacang bawang
bawang 1.3.1.1.1 Menyiapkan
kacang tanah
dengan cara:
1.3.1.1.1.1 Mengambil
kacang tanah di
atas meja
1.3.1.1.1.2 Menimbang
kacang tanah
sebanyak 500
gram
1.3.1.1.1.3 Menyimpan

37
kacang tanah
yang telah di
timbang ke
dalam mangkuk
1.3.1.1.2 Menyiapkan
vetsin dengan
cara :
1.3.1.1.2.1 Mengambil
vetsin di atas
meja
1.3.1.1.2.2 Mengambil ½
sendok teh vetsin
1.3.1.1.2.3 Menyimpan
vetsin ke dalam
mangkuk
1.3.1.1.3 Menyiapkan
garam dengan
cara:
1.3.1.1.3.1 Mengambil
garam di atas
meja
1.3.1.1.3.2 Mengambil 1½
sendok teh
garam
1.3.1.1.3.3 Menyimpan
garam ke dalam
mangkuk
1.3.1.1.4 Menyiapkan
bawang putih
dengan cara:
1.3.1.1.4.1 Mengambil
bawang putih di
atas meja
1.3.1.1.4.2 Mengambil 4
siung bawang
putih
1.3.1.1.4.3 Menyimpan
bawang ke dalam
mangkuk
1.3.1.1.5 Menyiapkan air
dnegan cara:
1.3.1.1.5.1 Mengambil air
matang dari
galon air
1.3.1.1.5.2 Menungkan air
ke dalam gelas
sebanyak 100 cc
1.3.1.1.5.3 Menyimpan air

38
ke dalam gelas
1.3.1.1.6 Menyiapkan
minyak goreng
dengan cara:
1.3.1.1.6.1 Mengambil
minyak goreng
di atas meja
1.3.1.1.6.2 Menuangkan
minyak goreng
sebanyak ½ Liter
kedalam wajan
1.3.1.1.6.3 Menyimpan
minyak goreng
ke dalam
mangkuk

1.3.2.1Menyiapkan alat
1.3.2 Menyiapkan alat
untuk membuat
kacang bawang
1.3.2.1.1 Menyiapkan
wajan dengan
cara:
1.3.2.1.1.1 Mengambil
wajan di bawah
meja
1.3.2.1.1.2 Memilih wajan
yang berukuran
sedang
1.3.2.1.1.3 Menyimpan
wajan yang telah
dipilih
1.3.2.1.2 Menyiapkan
Mangkuk
dengan cara:
1.3.2.1.2.1 Mengambil
mangkuk di atas
meja
1.3.2.1.2.2 Memilih
mangkuk yang
berukuran besar
1.3.2.1.2.3 Menyimpan
mangkuk yang
telah dipilih
1.3.2.1.3 Menyiapkan
Sendok kayu
dengan cara:
1.3.2.1.3.1 Mengambil

39
sendok kayu di
atas meja
1.3.2.1.3.2 Memilih sendok
kayu berukuran
sedang
1.3.2.1.3.3 Menyimpan
sendok kayu
yang telah dipilih
1.3.3 Cara membuat
1.3.3.1 Mengupas kacang
kacang bawang
1.3.3.1.1 Menyangrai 500
gram kacang
tanah dengan
cara:
1.3.3.1.1.1 Mengambil
kacang tanah
1.3.3.1.1.2 Memasukkan
kacang tanah ke
dalam wajan
1.3.3.1.1.3 Menaruh wajan
di atas kompor
1.3.3.1.1.4 Menyalakan
kompor dengan
api sedang
1.3.3.1.1.5 Mengaduk
kacang hingga
matang
1.3.3.1.1.6 Menyimpan
kacang yang
sudah matang ke
dalam
mangkukyang
berukuran besar

1.3.3.1.2 Mengupas 500


gram kacang
tanah yang telah
disangrai dengan
cara:
1.3.3.1.2.1 Mengambil
mangkuk yang
berisi kacang
yang sudah di
sangrai

40
1.3.3.1.2.2 Mengambil satu
per satu kacang
1.3.3.1.2.3 Mengupas
kacang dengan
menggunakan
tangan
1.3.3.1.2.4 Menyimpan
kacang yang
telah di kupas ke
dalam mangkuk
yang berukuran
besar

1.3.3.2 Memberi bumbu


1.3.3.2.1 Mengupas 4
siung bawang
putih
1.3.3.2.2 Menghaluskan
bawang putih
dengan cara
memblender
1.3.3.2.3 Memasukkan
bawang putih
yang telah halus
ke dalam
mangkuk
berukuran besar
yang berisi
kacang
1.3.3.2.4 Memasukkan ½
sendok teh vetsin
kedalam
mangkuk
1.3.3.2.5 Memasukkan
1½ sendok teh
garam ke dalam
mangkuk
1.3.3.2.6 Menuangkan 100
cc air matang ke
dalam mangkuk
1.3.3.2.7 Mengaduk
kacang dan
bumbu dengan

41
menggunakan
sendok kayu
1.3.3.3 Merendam kacang
1.3.3.3.1 Merendam
kacang yang
telah diberi
bumbu selama
1½ jam
1.3.3.4 Menggoreng kacang
1.3.3.4.1 Menaruh wajan
dia tas kompor
1.3.3.4.2 Menuangkan ½
Liter minyak
goreng ke dalam
wajan
1.3.3.4.3 Menyalakan
kompor
1.3.3.4.4 Menunggu
minyak goreng
panas ± 3 menit
1.3.3.4.5 Memasukkan
kacang yang
telah direndam
ke dalam wajan
sedikit demi
sedikit
1.3.3.4.6 Menggoreng
kacang hingga
berubah warna
menjadi
kecoklatan
1.3.3.4.7 Mengangkat
kacang yang
sudah matang
1.3.3.4.8 Mendinginkan
kacang dengan
cara:
1.3.3.4.8.1 Mengangkat
kacang yang
telah matang
1.3.3.4.8.2 Menyimpan
kacang ke dalam

42
mangkuk

1.4.1Membersihkan 3)
bahan M
1.4 Memeli-
hara
bahan 1.4.2Merapihkan
1.4.2.1 Merapihkan bahan
bahan
dengan rapi

1.4.3Menyimpan
bahan
1.4.3.1 Menyimpan bahan
pada tempatnya

1.5.1 Membersihkan
1.5 Memeli- alat
4)
hara alat M
1.5.2 Merapihkan
alat
1.5.2.1 Merapihkan alat
dengan rapi
1.5.3 Menyimpan
alat
1.5.3.1 Menyimpan alat
pada tempatnya
1.6.1 Merapihkan
1.6 Memeli- hasil
hara hasil
a) Membungkus
kacang bawang
kedalam plastik
dengan ukuran 3,5 X
22 cm dengan cara:
(1) Mengambil
plastik di atas
meja
(2) Memilih ukuran
yang sesuai
(3) Menyimpan
plastik yang
telah dipilih
b) Memasukkan kacang

43
bawang ke dalam
plastik dengan cara:
(1) Mengambil
mangkuk berisi
kacang bawang
di atas meja
(2) Memasukkan
kacang ke dalam
plastik sebanyak
5 sendok teh
(3) Menyimpan
plastik yang
berisi kacang di
1.6.2 Mengemas
atas meja
hasil
1.6.2.1 Memberi label
1.6.2.2 Menutup plastik
dengan cara:
1.6.2.2.1 Mengambil plastik
yang berisi kacang
di atas meja
1.6.2.2.2 Menaruh ujung
lastik di atas alat
press plastik
1.6.2.2.3 Menyimpan plastik
kacang bawang
yang telah rapat di
1.6.3 Menginformas atas meja
ikan hasil

1.6.3.1 Mengemas kacang


1.6.3.2 Menjual kacang
bawang
1.6.3.3 Mengkonsumsi
kacang bawang

4) Pelaksanaan Asesmen

Terdapat beberapa tahap sebelum guru melaksanakan asesmen. Hal ini

sejalan dengan Soendari dan Mulyati (2011:4) sebagai berikut:

44
a) Guru melakukan asesmen berdasarkan instrumen asesmen yang telah
disusun.
b) Gunakan teknik pelaksanaan asesmen (misal dengan teknik observasi,
analisis pola kesalahan anak melalui wawancara diagnistik atau
melacak jawaban).
c) Ciptakan terlebih dahulu suasana kondusif, sehingga anak benar-benar
siap dan tampak tenang.
d) Berikan LKS pada setiap anak sesuai jenjang tingkatannya.
e) Anak diminta untuk mengisi kolom identitas terlebih dahulu pada
sudut kanan LKS (jika memungkinkan).
f) Anak diminta menyelesaikan semua soal (termasuk cara mengerjakan
soal-soal tersebut) untuk dikerjakan pada LKS yang sama.
g) Anak diminta untuk menyelesaikan soal, amati bagaimana anak
menyelesaikan soal tersebut, dan jika ternyata cara yang dilakukannya
itu salah, asesor dapat menanyakannya “mengapa anak
mengerjakannya seperti itu”, kemudian catat pula bagaimana strategi
pemecahan yang dilakukannya.
h) Jika hasil yang diselesaikannya salah, anak diminta untuk
menyelesaikan soal tersebut sekali lagi, tetapi dalam tahapan semi
konkret yang diawali dengan penjelasan asesor, amati apakah anak
mampu menyelesaikannya dengan baik.
i) Jika cara penyelesaian poin diatas masih salah, lakukan sekali lagi
pada tahapan konkret, lakukan cara seperti itu pada setiap soal yang
diberikan.
j) Catatlah dan deskripsikan cara kerja anak dalam menyelesaikan
masalah, dalam tahap belajar mana anak dapat menyelesaikan soal
tersebut, catat pula bentuk kesalahan serta strategi bentuk pemecahan
dalam menyelesaikan setiap soal-soalnya.

Adapun langkah-langkah dalam melaksanakan asesmen bagi anak

tunagrahita ringan yaitu:

a) Tahap Persiapan

Asesmen dilakukan sesuai dengan aspek yang akan diasesmen dalam

waktu dan tempat tertentu. Waktu yang digunakan perlu disesuaikan

dengan alat dan bahan yang akan dikembangkan dengan kemampuan

anak.

b) Tahap Pelaksanaan

Pada tahap ini guru menjelaskan tentang alat dan bahan yang akan

digunakan sebagai berikut:

45
(1) Mengenal alat

Anak menunjukkan alat da menyebutkan alat seperti: wajan,

mangkuk, sendok kayu, plastik dan alat press plastik. Anak

membedakan alat seperti: wajan dengan panci, mangkuk dengan

piring, sendok kayu dan sendok alumunium, alat press plastik dan

staples dan membedakan plastik dengan kertas.

(2) Mengenal bahan

Anak menunjukkan dan menyebutkan bahan seperti: kacang tananh,

minyak goreng, garam, bawang putih,air dan vetsin. Anak

membedakan alat seperti: kacang bawang dengan kacnag hijau, garam

dengan gula, bawng putih degan bawang merah, air dengan susu dan

minyak goreng dengan sirup.

(3) Menyiapkan alat dan bahan

Anak menyiapkan alat seperti:wajan, mangkuk, sendok kayu,

plastik dan alat press plastik. Anak menyiapkan bahan seperti: kacang

tananh, minyak goreng, garam, bawang putih,air dan vetsin.

(4) Praktek membuat kacang bawang

Tahap persiapan anak menyiapkan alat seperti: wajan, mangkuk,

sendok kayu, plastik dan alat press plastik. Anak menyiapkan bahan

seperti:kacang tananh, minyak goreng, garam, bawang putih,air dan vetsin.

Tahap proses membuat kacang anak memasukkan kacang kedalam

wajan lalu menyangrai kacang kemudian mengupas kacang dan

memasukkan kacang kedalam mangkuk. Setelah semua kacang dikupas

46
kemudian kacang di rendam dengan bumbu seperti bawang putih yang

sudah di haluskan, garam dan air. Guru dan anak menggoreng kacang

hingga berubah warna menjadi kecoklatan kemudian mengangkat kacang

yang sudah matang kedalam mangkuk. Setelah dingin guru dan anak

mengemas kacang kedalam plastik sebanyak 5 sendok teh kemudian plastik

di press dengan menggunakan alat

(5) Memelihara alat

Anak membersihkan, merapihkan dan menyimpan alat yang sudah

digunakan seperti: wajan, mangkuk, sendok kayu, plastik dan alat press

plastik

(6) Memelihara Bahan

Anak membersihkan, merapihkan dan menyimpan bahan yang

sudah digunakan seperti: kacang tananh, minyak goreng, garam,

bawang putih,air dan vetsin

(7) Memelihara hasil

Anak merapihkan, mengemas dan menginformasihkan hasil yang

sudah jadi.

5) Analisis Hasil

Analisis hasil asesmen adalah sebagai berkut:

a) Aspek yang telah dilakukan seperti anak mampu mengenal alat dan

bahan serta mampu memelihara hasil kacang bawang.

b) Aspek yang belum dikuasai seperti membedakan vetsin dengan gula.

6) Kesimpulan dan Rekomendasi Hasil Asesmen

a) Kesimpulan

47
Kemampuan anak yang peneliti dapat dilapangan adalah anak mampu

melakukan kegiatan pembelajaran sampai akhir seperti menyiapkan,

proses pembuatan dan memelihara hasil.

b) Rekomendasi

(1) Kepada Orang Tua Anak

Memberikan pendidikan kepada anak sebaiknya tidak dibebankan

sepenuhnya kepada guru dan sekolah, karena anak lebih banyak

menghabiskan waktu dirumah, jadi alangkah baiknya saat dirumah

pembelajaran yang diberikan disekolah diulang kembali, dan

memberikan fasilitas belajar dirumah.

(2) Kepada Pihak Sekolah

Sekolah dalam hal pembelajaran dan memlihara hasil sudah bagus

tetapi alangkah baiknya hasil yang sudah jadi lebih dikembangkan lagi

salah satunya dari segi pemasaran.

b. Melaksanakan Analisis Tugas

Analisis tugas merupakan proses menerangkan tugas dan mengidentifkasi

kondisi anak yang terjadi, adapun penjelasannya sebagai berikut:

1) Pengertian

Analisis tugas digunakan sebagai acuan dalam mengambil keputusan

untuk menentukan pemberian materi berikutnya. Adapun analisis tugas

menurut Wechman dkk (1981:60) dalam Astati (2011:43) adalah “ upaya

mengadakan rincian dari satu keterampilan khusus menjadi langkah-

langkah/tugas kecil yang memungkinkan anak mudah untuk mempelajari

tugas.”

48
Berdasarkan kutipan di atas maka dapat disimpulkan analisis tugas

dibuat menjadi bagian-bagian kecil agar tugas mudah dipelajari karena anak

tunagrahita tidak dapat mempelajari tugas yang besar.

2) Tujuan

Tujuan analisis tugas yaitu menerangkan tugas yang harus dipelajari oleh

anak dan mengidentifikasi kondisi anak dimana tingkah laku terjadi.

3) Jenis-jenis

Terdapat bermacam-macam analisis tugas tergantung pada karakteristik

meta pelajaran dan tugas yang akan diajarkan. Adapun jenis analisis tugas

menurut Suhaeri (2002) dalam Astati (2011:43) mengemukakan bahwa:

“ada 3 analisa tugas yaiu: analisis tugas pecahan, analisis tugas aliran, dan

analisis tugas generalisasi.”

4) Instrumen Analisis tugas

Berikut adalah contoh format analisi tugas yang diadaptasi dari Astati

dan Mulyati (2011:93), sebagai beriku:

Tabel 2.3
Bentuk Analisis Tugas Keterampilan Membuat Kacang Bawang
Nama Anak : …………………………….

Dapat Dengan
Komponen Uraian Dapat Tidak Bantuan
Dapat Fisik Verbal
1. Persiapan 1.1 Menyebutkan salah satu
alat untuk membuat
kacang bawang
1.2 Menyebutkan salah satu
bahan membuat kacang
bawang
2. Pelaksanaan 2.1 Mengenal alat
keterampilan 2.2 Mengenal bahan
membuat 2.3 Praktek cara membuat
kacang kacang bawang
bawang. 2.3.1 Menyiapkan wajan

49
2.3.2 Menyiapkan
mangkuk
2.3.3 Menyiapkan sendok
kayu
2.3.4 Menyiapkan alat
press plastik
2.3.5 Menyiapkanplastik
2.3.6 Menyiapkan kacang
tanah
2.3.7 Menyiapkan vetsin
2.3.8 Menyiapkan garam
2.3.9 Menyiapkan bawang
putih
2.3.10 Menyiapkanair
2.3.11 Menyiapkan
minyak goreng
2.3.12 Menyangrai kacang
2.3.13 Mengupas kacang
2.3.14 Merendam kacang
2.3.15 Menggoreng
kacang
2.4 Memelihara Alat
2.5 Memelihara bahan
2.6 Memelihara hasil

5) Penilaian

a) Kriteria

4: bila anak dapat melakukan

3: bila anak dapat melakukan kegiatan dengan bantuan verbal

2: bila anak dapat ,elakukan kegiatan dengan bantuan fisik

1: bila anak tidak bisa melakukan kegiatan

b) Nilai akhir skor perolehanx 100


skor maksimal

2. Meningkatkan proses pembelajaran

a. Merumuskan tujuan

Tujuan pembelajran membuat kacang bawang agar anak memiliki

keterampilan dalam bidang keterampilan untuk bekal di kemudian hari

serta melatih konsentrasi dan motorik anak. Selain itu bertujuan untuk

50
meningkatkan kreaticitas anak agar tidak bergantung kepada orang lain

atau masyarakat.

b. Merumuskan Materi

Materi keterampilan membuat kacang bawang mencakup mengenal

alat, bahan, proses pembuatan keterampilan, memelihara hasil,

memelihata alat dan bahan.

c. MerumuskanMetode

Metode yang digunakan dalam penyampaian pembelajaran adalah

dengan metode ceramah, demonstrasi dan praktek langsung.

d. Merumuskan Media

Media yang digunakan adalah menggunakan media nyata seperti

mangkuk, sendok kayu, wajan, press plastik,plastik, minyak, kacang

tanah, bawang putih, garam, dan air.

e. Merumuskan Evaluasi

Evaluasi diberikan pada saat selesai pembelajaran, tujuannya untuk

mengetahui sejauh mana kemampuan anak tunagrahita ringan dalam

pembelajaran keterampilan membuat kacang bawang.

f. Cara Melaksanakan

Proses dalam pelaksanaan ada beberapa tahap sebagai berikut:

1) Kegiatan awal

a) Langkah awal guru melakukan presentasi materi kepada anak, baik

secara bertahap dan jelas

b) Guru memperkenalkan alat yang akan digunakan dalam

pelaksanaan kegiatan pembelajaran

51
c) Guru menjelaskan cara menggunakan alat agar tidak terjadi kesalahan.

d) Guru memperkenalkan bahan yang akan digunakan

2) Kegiatan inti

a) Menyiapkan bahan

Guru dan anak bersama-sama menyiapkan bahan-bahan yang akan

digunakan seperti kacang tanah, garam, minyak, air dan bawang putih.

b) Menyiapkan alat

Guru dan anak menyiapkan alat yang akan digunakan seperti

wajan, sendok kayu, mangkuk, alat press plastik dan plastik

c) Cara pembuatan

Setelah menyiapkan alat dan bahan guru dan anak memasukkan

kacangkedalam wajan lalu menyangrai kacang kemudian mengupas

kacang dan memasukkan kacang kedalam mangkuk. Setelah semua

kacang dikupas kemudian kcang di rendam dengan bumbu seperti

bawang putih yang sudah di haluskan, garam dan air. Guru dan anak

menggorng kacang hingga berubah warna menjadi kecoklatan kemudian

mengangkat kacang yang sudah matang kedalam mangkuk. Setelah

dingin guru dan anak mengemas kacang kedalam plastik sebanyak 5

sendok teh kemudian plastik di press dengan menggunakan alat.

g. Tindak Lanjut

Tahap tindak lanjut dalam pembelajaran keterampilan membuat kacang

bawang adalah sebagai berikut:

1) Pengulangan

Pengulangan diberikan kepada siswa yang belum memenuhi indikator

52
dan melakukan praktik kembali pada waktu yang lain dengan harapan

anakdapat menguasai materi

2) Pengayaan

Pengayaan diberikan kepada anak yang hampir memenuhi indikator

sehingga hasilmnya dapat lebih baik dan maksimal

3) Pengembangan

Pengembangan di berikan kepada anak yang memenuhi indikator dan

diberikan pelatihan sehigga anak dapat memasarkan hasil keterampilan

kacang bwang kepada konsumen.

53

Anda mungkin juga menyukai