LANDASAN TEORETIS
A. Anak Tunagrahita
Pada bagian ini peneliti akan membahas tentang pengertian, klasifikasi, dan
diterima secara luas dan menjadi rujukan utama yang dikembangkan oleh
Grossman (Kirk & Gallagher) dalam Astati dan Mulyati (2011:9) adalah
sebagai berikut:
10
adaptive behavior and manifested during the developmental
pariod.
Tunagrahita mengacu pada fungsi intelektual umum yang nyata
berada di bawah rata-rata bersamaan dengan kekurangan dalam
adaptasi tingkah laku dan berlangsung dalam masa perkembangan.
periode perkembangan.
lingkungan”.
11
Mengenai klasifikasi anak tunagrahita menurut Somantri (2007:106)
berikut:
a. Tunagrahita ringan
Mereka yang termasuk dalam kelompok ini meskipun kecerdasannya
dan adaptasi sosialnya terhambat, namun mereka mempunyai
kemampuan untuk berkembang dalam bidang pelajaran akademik,
penyesuaian sosial dan kemampuan bekerja.
12
b. Tunagrahita sedang
Anak tunagrahita sedang memiliki kemampuan intelektual umum
dan adaptasi perilaku di bawah tunagrahita ringan. Mereka dapat
belajar keterampilan sekolah untuk tujuan-tujuan fungsional,
mencapai suatu tingkat “tanggung jawab sosial” dan mencapai
penyesuaian sebagai pekerja dengan bantuan.
c. Tunagrahita berat dan sangat berat
Anak yang tergolong dalam kelompok ini pada umumnya hampir
tidak memiliki kemampuan untuk di latih mengurus diri sendiri
melakukan sosialisasi dan bekerja. Di antara mereka (sampai batas
tertentu) ada yang dapat mengurus diri sendiri dan dapat
berkomunikasi secara sederhana serta dapat menyesuaikan diri
dengan lingkungan sekitarnya yang sangat terbatas.
yaitu:
a. Kecerdasan Intelektual
Kapasitas belajar anak tunagrahita sangat terbatas terutama dalam
hal-hal yang abstrak. Mereka belajar dengan membaca (rote
learning) bukan dengan pengertian.
b. Sosial
Dalam pergaulan mereka tidak dapat mengurus, memelihara dan
memimpin diri. Mereka bermain dengan teman yang lebih mudah
darinya. Setelah dewasa, kepentingan ekonominya sangat tergantung
13
pada bantuan orang lain. Tanpa bimbingan dan pengawasan, mereka
mudah terjerumus ke dalam tingkah laku yang terlarang.
c. Fungsi mental lain
Mereka mengalami kesukaran dalam memusatkan perhatian. Mereka
pelupa dan mengalami kesulitan untuk mengungkapkan kembali
suatu ingatan. Sukar membuat kreasi yang baru. Mereka juga
menghindar dari hal-hal yang membutuhkan pemikiran.
d. Dorongan dan Emosi
Kehidupan emosi anak tunagrahita lemah. Penghayatannya terbatas,
mereka jarang menghayati perasaan bangga, tanggung jawab dan hak
sosial. Bagi anak tunagrahita berat hampir-hampir tidak
memperhatikan dorongan untuk mempertahankan diri.
e. Organisme
Baik struktur maupun fungsi organisme pada umumnya kurang dari
anak normal. Mereka baru dapat berjalan dan berbicara pada usia
yang lebih tua dari anak normal. Sikap dan geraknya kurang indah
dan dinamis. Bagi anak yang ketunagrahitaannya berat kurang
rentang terhadap penyakit. Bedanya relatif kecil seperti kurang
segar.
tunagrahita memiliki ciri antara lain kecerdasan yang sangat terbatas, tidak
tidak dapat mengahadapi suatu kegiatan atau tugas dalam jangka waktu yang
lama mudah bosan serta dorongan emosi yang lemah, sehingga memerlukan
layanan pendidikan khusus yang tepat bagi anak tunagrahita ringan antara
lingkungan.
tunagrahita ringan.
14
1. Pengertian Anak Tunagrahita Ringan
bekerja”.
kemampuannya.
ringan sangatlah penting, hal ini dimaksudkan agar guru lebih mudah
15
dalam memberikan layanan pendidikan yang sesuai dengan kebutuhan
berikut:
ringan dilihat dari keadaan fisiknya tidak berbeda dengan anak normal,
a. Karakteristik Fisik
Penyandang tunagrahita ringan menunjukkan keadaan tubuh
yang baik namun bila tidak mendapatkan latihan yang baik
kemungkinan akan mengakibatkan postur fisik terlihat kurang
serasi.
b. Karakteristik Bicara
Dalam berbicara anak tunagrahita ringan menunjukkan
kelancaran, hanya saja dalam perbendaharaan katanya terbatas,
16
anak tunagrahita juga mengalami kesulitan dalam menarik
kesimpulan mengenai isi dari pembicaraan.
c. Karakteristik Kecerdasan
Kecerdasan anak tunagrahita ringan paling tinggi sama dengan
anak normal berusia 12 tahun.
d. Karakteritik Pekerjaan
Penyandang tunagrahita ringan dapat melakukan pekerjaan yang
sifatnya semu skilled atas pekerjaan tertentu yang dapat
dijadikan bekal bagi hidupnya.
rutinitas.
ketunagrahitaan.
17
b. Masalah Pemeliharaan Diri
Anak tunagrahita ringan mengalami kesulitan dalam
membina dirinya, misalnya dalam mengadakan orientasi,
pemeliharaan dan penggunaan fasilitas di lingkungannya
serta bagaimana kepantasan penampilannya.
c. Masalah Kesulitan Belajar
Kesulitan belajar umumnya tampak dalam bidang pelajaran
yang sifatnya akademis dan mengandung hal-hal yang
sifatnya abstrak. Sedangkan dalam bidang pelajaran non
akademis, mereka tidak begitu mengalami kesulitan.
d. Masalah Pekerjaan
Kenyataan menunjukkan banyaknya populasi penyandang
tunagrahita ringan pasca sekolah yang tidak memperoleh
kesempatan bekerja karena dinilai kemampuan kerja mereka
sangat rendah, hal ini diperkirakan penyebabnya antara lain
ketrtampilan yang dimiliki dan prilaku vokasional (daya
tahan, minat, kegembiraan, komunikasi, penampilan dan lain-
lain) Dengan tuntutan lapangan pekerjaan. Sementara itu
masysarakat mengganggap bahwa penyandang tunagrahita
harus mampu berkompetisi dengan orang normal karena
melihat usia dan keadaan fisiknya (keadaan fisik tunagrahita
ringan tidak berbeda dengan orang normal). Bila hal ini tidak
ditanggulangi dan dicarikan jalan keluarnya maka maka
penyandang tunagrahita cenderung menggantungkan diri
kepada orang lain. Dengan demikian, masalah penempatan
kerja penyandang tunagrahita harus ditangani secara serius,
antara lain dengan meningkatkan kegiatan non akademik
sehingga diharapkan keterampilan yang mereka miliki
dapat diaplikasikan dalam dunia pekerjaan.
18
masalah-masalah tersebut, anak tunagrahita ringan memerlukan latihan-
lingkungannya.
berikut:
19
2) Kecenderungan untuk merespon orang lain dengan baik dan
hangat.
3) Kecenderungan merespon pada orang lain dengan jujur.
4) Kecenderungan untuk mempercayai orang lain.
a. Tujuan
Astati (2011:35) adalah: “(1) agar dapat mengurus dan membina diri;
(2) agar dapat dapat bergaul di masyarakat; dan (3) agar dapat
20
b. Mengembangkan kebiasaan hidup sehat.
c. Mengembangkan kemampuan sosialisasi.
d. Mengembangkan kemampuan emosional dan rasa aman
baik di sekolah maupun di rumah.
e. Menggunakan kemampuan untuk menggunakan waktu
luang.
f. Mengembangkan kemampuan keterampilan melalui latihan
vokasional
g. Mengembangkan kemampuan mendorong diri sendiri dalam
kegiatan yang sifatnya produktif.
b. Program Pendidikan
sebagai berikut:
21
sehingga dapat menumbuhkan rasa aman dan minat belajar.
Tujuan tidak langsung mata pelajaran ini ditetapkan untuk
meningkatkan kemampuan dan ketekunan dalam belajar,
dalam mengembangkan kemampuan sensor motor
(penginderaan), berbahasa dan berfikir matematika secara
optimal.
2) Kelompok Akademik
Dalam kelompok akademik hanya diberikan kepada anak
tunagrahita ringan, yang termasuk dalam mata pelajaran
kelompok akademik yaitu: membaca, menulis, atau
berhitung. Selanjutnya dalam kurikulum berkembang
menjadi mata pelajaran Bahasa Indonesia, berhitung,
matematika, IPA dan IPS.
3) Kelompok Sensorimotor
Materi pelajaran sensorimotor dapat diklasifikasikan sebagai
berikut:
a) Sensori Penglihatan
Materi pembelajaran ini dimaksudkan untuk
meningkatkan kemampuan anak tunagrahita dalam
mengenal ukuran benda dua dimensi dan tiga dimensi
(panjang, lebar dan isi atau volume) dan meningkkatkan
pemahaman anak terhadap warna dasar, warna campuran
dan urutan atau tingkatan warna.
b) Sensori Perabaan
Dengan melatih perabaan anak tunagrahita, maka
keterampilan dan kepekaan anak dalam mengenal dan
membedakan permukaan benda yang kasar dan halus,
tingkat kualitas perabaan terhadap bermacam-macam
struktur benda akan meningkat.
c) Sensori Pendengaran
Materi pelajaran ini dimaksudkan untuk meningkatkan
kemampuan anak tunagrahita dalam membedakan bunyi
dan nada serta kualitas urutan nada bunyi.
d) Sensori Terhadap Berat
Melalui latihan ini diharapkan keterampilan anak
tunagrahita meningkat dalam membedakan beratbenda
padat, cair, dan gas.
e) Sensori Terhadap Panas
Dengan materi pelajaran ini makaketerampilan dan
kepekaan anak tunagrahita membedakan temperatur atau
suhu suatu benda dan lingkungan alam sekitar akan
meningkat.
f) Sensori Penciuman
Untuk meningkatkan kepekaan anak terhadap perbedaan
bau dan kualitas bau dari suatu benda.
g) Sensori Rasa
Materi ini dimaksudkan untuk meningkatkan
22
keterampilan anak dalam membedakan jenis-jenis rasa
dan kualitas rasa dari suatu benda.
4) Kelompok Keterampilan
Dalam kelompok keterampilan anak tunagrahita
dipersiapkan untuk mengikuti latihan keterampilan kejuruan
yang dapat menyiapkan bekal kecakapan praktis mereka
untuk memasuki kehidupan di masyarakat, atau
melanjutkan ke tingkat lebih tinggi. Lingkupnya meliputi:
rekayasa, pertanian, dan ke rumah tanggaan.
c. Struktur Kurikulum
23
Tabel 2.1
Struktur Kurikulum SMALB Tunagrahita Ringan
KELAS DAN
ALOKASI WAKTU
MATA PELAJARAN
PERMINGGU
X XI XII
KELOMPOK A (WAJIB)
1 Pendidikan Agama dan Budi Pekerti 3 3 3
2 Pendidikan Kewarganegaraan 2 2 2
3 Bahasa Indonesia 3 3 3
4 Matematika 3 3 3
5 Ilmu Pengetahuan Sosial 2 2 2
6 Ilmu Pengetahuan Alam 2 2 2
7 Bahasa Inggris 2*) 2*) 2*)
KELOMPOK B (WAJIB)
8 Seni Budaya 2 2 2
9 Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan 3 3 3
Kesehatan
KELOMPOK C (PILIHAN
KEMANDIRIAN)
10 Pilihan Kemandirian 1 **) 10 11 11
11 Pilihan Kemandirian 2 **) 10 11 11
KELOMPOK D (PROGRAM KEBUTUHAN
KHUSUS)
12 Program Kebutuhan Khusus ***) ***) ***)
Jumlah alokasi waktu perminggu 42 44 44
24
3. Tata Kecantikan
4. Pijat (Massage)
5. Tata Graha
6. Teknik Informatika dan Komputer
7. Teknik Penyiaran Radio
8. Perbengkelan
9. Seni Musik
10. Seni Tari
11. Seni Lukis
12. Cetak Saring/Sablon
13. Suvenir
14. Seni Membatik
15. Desain Grafis
16. Fotografi
17. Elektronika Alat Rumah Tangga
18. Budidaya Perikanan
19. Budidaya Peternakan
20. Budidaya Tanaman
Satuan pendidikan dapat mengembangkan Pilihan Kemandirian sesuai
dengan kondisi dan potensi masing-masing.
e. Pada semester I Kelas XII SMALB perlu melaksanakan program
magang selama satu bulan.
f. Kelompok D (Program Kebutuhan Khusus) **) diberikan sesuai
dengan kebutuhan dan kekhususan peserta didik. Program Kebutuhan
Khusus untuk:
1) Tunanetra adalah Pengembangan Orientasi, Mobilitas, Sosial dan
Komunikasi;
2) Tunarungu adalah Pengembangan Komunikasi, Persepsi, Bunyi
dan Irama;
3) Tunagrahita adalah Pengembangan Diri;
4) Tunadaksa adalah Pengembangan Diri dan Gerak; dan
5) Autis adalah Pengembangan Komunikasi, Interaksi Sosial, dan
Perilaku.
g. Satu jam pelajaran beban belajar tatap muka adalah 40 (empat puluh)
menit.
h. Beban belajar penugasan terstruktur dan kegiatan terstruktur dan
kegaitan mandiri, maksimal 60% dari waktu kegaitan tatap muka mata
pelajaran bersangkutan.
i. Satuan pendidikan dapat menambah beban belajar perminggu sesuai
dengan kebutuhan belajar peserta didik dan/atau kebutuhan akademik,
sosial, budaya, dan faktor lain yang dianggap penting.
j. Kompetensi Dasar mata pelajaran Seni Budaya terdiri atas empat
aspek yaitu seni rupa, seni musik, seni tari, dan seni teater. Peserta
didik mengikuti salah satu aspek yang disediakan untuk setiap
semester, aspek yang diikuti dapat diganti setiap semesternya.
k. Kegiatan ekstrakurikuler antara lain berupa Pendidikan Kepramukaan
dan Usaha Kesehatan Sekolah (UKS). Satuan pendidikan dapat
25
mengembangkan kegiatan ekstra kurikuler sesuai dengan kondisi dan
potensi masing-masing.
pendidikan berkarakter, dimana anak dituntut untuk paham atas materi, aktif
dalam berdiskusi dan presentasi serta memiliki sopan santun dan sikap
disiplin yang tinggi. Semua muatan pelajaran wajib diikuti oleh seluruh anak
pada satu satuan pendidikan atau jenjang pendidikan. Sementara untuk mata
merupakan hal yang sangat penting untuk anak tunagrahita ringan yang
tanpa bergantung kepada orang lain. Di bawah ini peneliti akan memaparkan
26
1. Pengertian
kemampuan.
27
2. Tujuan
tujuan untuk mendidik dan melatih anak untuk menguasai salah satu jenis
3. Fungsi
28
b. Terkait dengan karakteristik potensi wilayah setempat sumber
daya alam dan sosial budaya.
c. Dikembangkan secara nyata sebagai sektor usaha kecil atau
industri rumah tangga.
d. Berorientasi kepada peningkatan kompetensi keterampilan untuk
bekerja secara optimal.
masyarakat.
4. Ruang Lingkup
bersangkutan.
sebagai berikut:
29
k. Keterampilan Seni Pertunjukan
l. Keterampilan Seni Rupa dan Kriya
sudah tidak ada lagi yang berjalan kaki, mereka diantar oleh orang tua
kerusakan ringan seperti: ban bocor, atas dasar itu sekolah memberikan
Hal ini dilakukan dengan harapan agar anak tunagrahita ringan mampu
pencahariannya kelak.
1. Pengertian
a. Service Sepeda
30
suatu benda atau alat yang rusak akibat pemakaian tersebut pada
atau spare part dan tidak menuntut penyamaan sesuai kondisi awal,
Sepeda adalah benda yang mana rangkanya terbuat dari besi yang
kecepatan yang lebih dibandingkan dengan jalan kaki, cara kerja sepeda
kedua tangan.
b. Program
31
pengembangan program pembelajaran keterampilan service sepeda
evaluasi pembelajaran.
2. Program Magang
a. Pengertian
salah satu unsur belajar tertua di dunia yang sampai era informasi ini
pekerjaan tanpa atau dengan petunjuk orang yang sudah terampil dalam
pekerjaan itu”.
32
Berdasarkan penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa magang
sepeda.
b. Tujuan
33
c. Fungsi
sebelum bekerja di dunia usaha, serta menjalin mitra kerja antara pihak
sebagai berikut:
c. Menyetel rantai
g. Mengecat sepeda
34
Jenis service sepeda yang dimaksud adalah menambal ban bocor. Ban
artinya ban tidak dapat selamanya dipakai ada kalanya ban sepeda rusak
tidak rata, tambalan sudah terlalu banyak, pentil ban berkarat tidak bisa
Magang
berikut:
35
2) Bukalah pentil dan keluarkanlah ban dalam dengan alat pencukil
yang dikaitkan pada jari-jari roda.
3) Ambillah ban dalam dari ban luar. Pasangkan kembali pentil dan
pompa kembali ban tersebut.
4) Untuk mencari lubang yang bocor dengan meremdam ban tersebut
dalam bak berisi air. Jika dalam merendam keluar gelembung-
gelembung udara. Sisipkan potongan lidi atau batang korek api
pada lubang tersebut sebagai tanda yang bocor.
5) Lepaskan pentil sehingga ban dalam kempis kembali dan
keringkanlah dengan dilap kering.
6) Untuk memasukan ban dalam pada lingkaran dan ban luar.
sepeda adalah menitik beratkan pada proses menambal ban. Dalam proses
sebagai berikut:
1. Persiapan
a. Melaksanakan Asesmen
1) Pengertian Asesmen
36
Asesmen adalah suatu proses pengumpulan data tentang
penguasaan materi pada seseorang, baik dalam dimensi
kuantitatif (pengetahuan/ teori) maupun dalam dimensi
kualitatif (unjuk kerja atau bukti kegiatan fisik dari suatu
program yang akan dijalankan) sebagai bahan penyusunan
suatu program pembelajaran.
2) Tujuan Asesmen
bermaksud untuk:
3) Jenis-Jenis Asesmen
37
dan keterampilan sosial maupun faktor lingkungan. Jenis-jenis
berikut:
a) Asesmen Formal
Asesmen formal adalah asesmen standar atau asesmen yang
menggunakan instrumen baku, misalnya WISC (tes
kecerdasan), PMC, Basal Reading Tes Minosetta, dll.
Instrumen tersebut telah mengalami standarisasi melalui
eksperimen yang ketat dengan jumlah sampel yang sangat
banyak.
b) Asesmen Informal
Asesmen informal adalah asesmen yang dibuat dan
dikembangkan oleh guru berdasarkan aspek-aspek
perkembangan atau kurikulum yang berkaitan dengan
kemampuan belajar anak. Misalnya wawancara, observasi,
skala atau ranting skale, cheklist, dll.
keberhasilan akademik.
berkebutuhan khusus.
38
Tabel 2.2
Identitas Anak
Nama : ...............................................................................
Kelas : ..............................................................................
Kemampuan
Aspek Sub Aspek Uraian Tidak
Dapat
Dapat
1. Mengenal alat 1.1 Menunjukkan 1.1.1 Menunjukkan kunci pas
alat 1.1.2 Menunjukkan kunci ring
1.1.3 Menunjukkan palu
1.1.4 Menunjukkan gunting
1.1.5 Menunjukkan pencungkil ban
1.1.6 Menunjukkan pompa angin
1.1.7 Menunjukkan pembuka pentil
39
Kemampuan
Aspek Sub Aspek Uraian Tidak
Dapat
Dapat
2.3 Membedakan 2.3.1 Membedakan kertas ampelas
bahan dengan karet penambal
2.3.2 Membedakan lem karet dengan
karet penambal
40
Kemampuan
Aspek Sub Aspek Uraian Tidak
Dapat
Dapat
ampelas dari kotak
perkakas
3.2.1.2 Menaruh ampelas di
samping ban sepeda
3.2.2 Menyiapkan lem karet
3.2.2.1 Mengambil lem karet
dari kotak perkakas
3.2.2.2 Menaruh lem karet di
samping ban sepeda
3.2.3 Menyiapkan karet penambal
3.2.3.1 Mengambil karet
penambal di kotak
perkakas
3.2.3.2 Menaruh lem karet di
samping ban sepeda
41
Kemampuan
Aspek Sub Aspek Uraian Tidak
Dapat
Dapat
lubang yang bocor
3.1.2.4 Menandai lubang yang
bocor dengan cara
menancapkan lidi
42
Kemampuan
Aspek Sub Aspek Uraian Tidak
Dapat
Dapat
4.2.8 Menyimpan pompa angin pada
kotak perkakas
4.2.9 Menyimpan pembuka pentil
pada kotak perkakas
5. Memelihara 5.1 Merapihkan 5.1.1 Membereskan bahan yang telah
bahan bahan digunakan
5.2 Menyimpan 5.2.1 Menyimpan kertas ampelas
bahan 5.2.2 Menyimpan lem karet
5.2.3 Menyimpan karet penambal
6. Memelihara 6.1 Menyimpan 6.1.1 Memasukkan sepeda yang
hasil hasil sudah ditambal dalam gerasi
bengkel
6.2 Menginformasi 6.2.1 Menginformasikan hasil
kan hasil memperbaiki sepeda yaitu
menambal ban yang telah
selesai ditambal
6.2.2 Menambal ban sepeda di
sekolah
6.2.3 Menambal ban di bengkel
sepeda
5) Pelaksanaan Asesmen
dilakukan anak baik itu kemampuannya atau juga kesulitan yang dihadapi
anak.
berikut:
43
f) Siswa diminta menyelesaikan semua soal (termasuk cara
mengerjakan soal-soal tersebut.
g) Siswa diminta untuk menyelesaikan soal, amati bagaimana
menyelesaikan soal tersebut, dan jika ternyata cara yang
dilakukannya itu salah, catat bagaimana strategi pemecahan masalah.
h) Jika hasil yang diselesaikannya salah, siswa diminta menyelesaikan
soal tersebut sekali lagi, tetapi dalam semi konkret.
i) Jika cara penyelesaian poin di atas masih salah, lakukan sekali lagi
pada tahapan konkret.
j) Catatlah dan deskripsikan cara kerja siswa dalam menyelesaikan
masalah, pada tahap belajar mana yang dapat menyelesaikan soal.
1) Tahap persiapan
catatan
2) Tahap pelaksanaan
44
(a) Guru/asesor menata tempat pelaksanaan asesmen.
telah disusun.
menservice sepeda.
(f) Anak membereskan dan menyimpan alat dan bahan yang sudah
digunakan.
dilakukan anak.
3) Tahap Akhir
melakukannya lagi.
anak.
6) Analisis Hasil
Pada tahap ini guru menganalisis hasil asesmen anak untuk mengetahui
kemampuan dan kesulitan yang dialami anak. Melalui analisis hasil dapat
45
(1) Kemampuan anak
yaitu menambal ban, seperti mampu mengenal alat dan bahan, mampu
7) Rekomendasi
a. Kepada Sekolah
dan intensif cara menambal ban. Oleh karena itu instruktur dan guru
46
b. Menyusun Program
1) Menentukan Tujuan
2) Menentukan Materi
memelihara hasil.
3) Menentukan Metode
4) Menentukan Media
5) Menentukan Evaluasi
2. Pelaksanaan Pembelajaran
47
a. Kegiatan Awal
b. Kegiatan Inti
1) Mengenal alat
service sepeda seperti: kunci pas, kunci ring, palu, gunting, pencukil ban,
2) Mengenal bahan
karet, serta membedakan kertas ampelas dengan karet penambal dan lem
a) Menyiapkan alat
(1) Menyiapkan kunci pas dengan cara: mengambil kunci pas dari
48
(2) Menyiapkan kunci ring dengan cara: mengambil kunci ring dari kotak
(3) Menyiapkan palu dengan cara: mengambil palu dari kotak perkakas
(6) Menyiapkan pompa angin dengan cara: mengambil pompa angin dari
b) Menyiapkan bahan
(2) Menyiapkan lem karet dengan cara: mengambil lem karet dari kotak
c) Proses
sebagai berikut:
49
(1) Menyimpan sepeda di gawang penyangga dengan cara menggantungkan
dengan cara: membuka pentil dengan alat pembuka pentil dan membuka
(3) Mengambil ban dalam dari velg ban luar dengan pencungkil ban luar
(1) Memompa ban dengan cara memasangkan selang pompa pada pentil ban.
(2) Menarik tuas pompa ke atas dan ke bawah sampai ban terisi angin.
(3) Merendam ban dalam di bak air dengan waktu lima menit untuk mencari
(4) Mengampelas pada bagian yang bocor dengan cara menggosok ban
(5) Mengoleskan lem karet dengan cara menuangkan lem pada ban yang
(6) Menempelkan potongan karet ban dengan cara menekan potongan karet
(7) Memasukan kembali ban pada velg dengan cara memasukan ban dalam
50
4) Memelihara alat
5) Memelihara bahan
6) Memelihara hasil
c. Kegiatan Akhir
bersama.
3. Tindak Lanjut
a. Pengulangan
51
b. Pengayaan
c. Pengembangan
yang tadinya hanya menempelkan karet penambal pada bagian ban yang
yang bocor setelah ditempelkan karet penambal agar hasil dan daya tahan
a. Dasar-Dasar Pengembangan
a. Hasil Asesmen
52
Program pembelajaran yang dibuat akan disesuaikan dengan
kemampuannya.
pengetahuan jauh lebih baik. Peserta didik akan lebih kreatif, inovatif, dan
sebagai berikut:
53
Tabel 2.3
Struktur Kurikulum SMALB Tunagrahita Ringan
54
Dalam Kurikulum 2013, program kebutuhan khusus bagi anak tunagrahita
optimal.
tunagrahita ringan.
kondisi kemampuan anak pada saat ini yang dapat digunakan sebagai
terhadap anak.
55
c) Tujuan Pembelajaran Khusus
Dalam tujuan ini perlu memilih kata kerja operasional dan memperhatikan
Deskripsi tentang pelayanan meliputi: siapa yang mengajar anak, materi yang
e) Waktu Pembelajaran
f) Prosedur Evaluasi
Tabel 2.4
CONTOH PPI KETERAMPILAN SERVICE SEPEDA
Nama Siswa : R
Bidang Pelajaran : Keterampilan service sepeda
Guru : HN
Tujuan Umum : Melaksanakan menambal ban sepeda
Taraf Kemampuan Saat Ini : Mengenal alat dan bahan, proses menambal ban
Tanggal Tanggal
TPK Materi Evaluasi Komentar
Dimulai Dicapai
4-5-17 Siswa dapat Menambal Secara 10-5-17 Dalam
mengenal alat ban sepeda keseluruhan proses
Siswa dapat anak mampu menambal
mengenal bahan mengenal alat ban anak
Siswa dapat dan bahan, perlu
menambal ban dalam tahap latihan
Siswa dapat proses secara
memelihara alat menambal ban berulang
Siswa dapat anak perlu
memelihara evaluasi pada
56
bahan saat
Siswa dapat mengeluarkan
menginformasika dan
n hasil memasukkan
kembali ban
dalam ke velg
b. Tematik
1) Berpusat pada siswa, dimana siswa sebagai subjek belajar dan guru
sebagai fasilitator.
2) Memberikan pengalaman langsung kepada siswa.
3) Pemisahan mata pelajaran tidak begitu jelas.
4) Bersifat fleksibel (mengaitkan antara mata pelajaran dengan
kehidupan siswa dan lingkungan sekolah).
5) Menggunakan prinsip belajar sambil bermain dan menyenangkan.
dari setiap mata pelajaran yang disajikan dan bersifat fleksibel agar anak
57
Tabel 2.5
CONTOH TEMATIK
Nama Sekolah : SLB Al Barokah
Satuan Pendidikan : SMALB
Jenis Ketunaan : Tunagrahita Ringan
Kelas : XII
Tahun Pelajaran : 2016-2017
No Tema Mata Pelajaran AlokasiWaktu
1 Service 1. Bahasa Indonesia 4 Jam pelajaran
Sepeda 1. Matematika
2. IPS
3. Keterampilan
Jaring Tema
Bahasa Indonesia
Kompetensi Dasar:
Mengungkapakan pikiran,
perasaan, dan informasi
dalam bercerita
Indikator:
Menyampaikan informasi
dengan intonasi yang tepat
serta menggunakan kalimat-
kalimat sederhana
Matematika IPS
Kompetensi Dasar: Kompetensi Dasar:
Menggunakan mata uang dalam Memahami jenis pekerjaan dan
kehidupan sehari-hari penggunaan uang
Indikator: Service Sepeda Indikator:
Mengenal mata uang sampai Menyebutkan jenis-jenis
pecahan Rp 100.000 pekerjaan
Keterampilan
Kompetensi Dasar:
Menambal ban sepeda
Menyetel jari-jari roda
Indikator: Memperaktekkan
cara menambal ban sepeda
Mempraktekkan cara
menyetel jari-jari roda
58
c. Silabus
alokasi waktu dan sumber belajar yang dikembangkan oleh setiap satuan
59
Tabel 2.6
FORMAT SILABUS KETERAMPILAN SERVICE SEPEDA
60
Alat dan Metode Alokasi
Kompetensi Dasar Materi Pokok Pembelajaran Penilaian
Sumber Pembelajaran Waktu
pertanyaan tentang alat untuk menambal ban
sepeda dan kegunaannya
b) Melalui motivasi guru mengajukan pertanyaan
tentang bahan untuk menambal ban sepeda
dan kegunaannya
Mencoba
a) Guru mengajarkan cara persiapan menambal
ban dengan langkah sebagai berikut:
(1) Guru mengajakan cara menyimpan sepeda
di gawang penyangga dengan cara
menggantungkan jok pada pengait
(2) Guru mengajarkan cara membuka pentil
dengan cara memutar pentil menggunakan
pembuka pentil
(3) Guru mengajarkan cara mengambil ban
dalam dari velg ban luar menggunakan
pencukil ban, kemudian anak diberi
kesempatan mencoba mempraktekannya
b) Guru mengajarkan memeriksa ban bocor:
(1) Guru mengajarkan cara memompa ban
dengan cara memasangkan selang pompa
pada pentil ban, kemudian tarik tuas
pompa ke atas dan ke bawah sampai ban
terisi angin
(2) Guru mengajarkan merendam ban dalam
bak air untuk mencari lubang yang bocor
(3) Guru mengajarkan cara menandai lubang
yang bocor dengan cara menacapkan lidi
pada lubang yang bocor, kemudian anak
diberi kesempatan mencoba
mempraktekannya
61
Alat dan Metode Alokasi
Kompetensi Dasar Materi Pokok Pembelajaran Penilaian
Sumber Pembelajaran Waktu
c) Guru mengajarkan cara menambal ban:
(1) Guru mengajarkan cara mengempiskan
ban dengan menekan pentil
(2) Guru mengajarkan cara mengeringkan
ban dengan menggunakan lap dengan
cara digosok-gosok
(3) Guru mengajarkan cara mengampelas
pada bagian yang bocor sampai
permukaannya kasar
(4) Guru mengajarkan cara mengoleskan lem
laret pada ban yang sudah diampelas
(5) Guru mengajarkan cara menempelkan
potongan lem karet pada permukaan yang
sudah di lem
(6) Guru mengajarkan cara memasukan
kembali ban dalam pada velg, kemudian
anak diberi kesempatan mencoba
mempraktekannya
Mengkomunikasikan
a) Guru membantu anak dalam
mengkomunikasikan hasil menambal ban
kepada konsumen
b) Anak membuat kesimpulan dengan bantuan
dan bimbingan guru
Kegiatan Akhir
a) Guru menyimpulkan pelajaran
b) Guru mengadakan penilaian
62
d. Analisis Tugas
untuk mempelajarinya”.
tugas yang besar diuraikan menjadi bagian-bagian tugas yang kecil dan
tergantung pada karakteristik materi atau tugas yang akan diajarkan. “Jenis-
jenis analisis tugas dibagi menjadi 3 (tiga) menurut sifatnya yaitu: analisis
(Suhaeri, 2002:43).
Tabel 2.7
62
Analisis Tugas
Keterampilan Service Sepeda Bagi Anak Tunagrahita Ringan
Dapat dengan
No Aspek yang dinilai Tidak
Dapat bantuan
Dapat
Verbal Fisik
1 Mengenal alat
1.1. Menunjukkan alat
1.1.1. Menunjukkan kunci
pas
1.1.2. Menunjukkan kunci
ring
1.1.3. Menunjukkan palu
1.1.4. Menunjukkan gunting
1.1.5. Menunjukkan
pencungkil ban
1.1.6. Menunjukkan pompa
angin
1.1.7. Menunjukkan
pembuka pentil
1.2. Menyebutkan alat
1.2.1. Menyebutkan kunci
pas
1.2.2. Menyebutkan kunci
ring
1.2.3. Menyebutkan palu
1.2.4. Menyebutkan gunting
1.2.5. Menyebutkan
pencungkil ban
1.2.6. Menyebutkan pompa
angin
1.2.7. Menyebutkan
pembuka pentil
1.3 Membedakan alat
1.3.1 Membedakan kunci
pas dengan kunci ring
1.3.2 Membedakan palu
dengan gunting
1.3.3 Membedakan
pencungkil ban
dengan pembuka
pentil
1.3.4 Membedakan pompa
angin dengan
pencungkil ban
2 Mengenal bahan
2.1 Menunjukkan bahan
63
2.1.1 Menunjukkan kertas
ampelas
2.1.2 Menunjukkan lem
karet
2.1.3 Menunjukkan karet
penambal
2.2 Menyebutkan bahan
2.2.1 Menyebutkan kertas
ampelas
2.2.2 Menyebutkan lem
karet
2.2.3 Menyebutkan karet
penambal
2.3 Membedakan bahan
2.3.1 Membedakan kertas
ampelas dengan karet
penambal
2.3.2 Membedakan lem
karet dengan karet
penambal
3 Proses menambal ban
Menyiapkan alat
3.1.2 Menyiapkan kunci pas
3.1.1.3 Mengambil kunci
pas dari kotak
perkakas
3.1.1.4 Menaruh kunci pas
di samping ban
sepeda
3.1.3 Menyiapkan kunci ring
3.1.7.1 Mengambil kunci
ring dari kotak
perkakas
3.1.7.2 Menaruh kunci
ring di di samping
ban sepeda
3.1.8 Menyiapkan palu
3.1.8.1 Mengambil palu
dari kotak
perkakas
3.1.8.2 Menaruh palu di
samping ban
sepeda
3.1.9 Menyiapkan gunting
3.1.9.1 Mengambil
gunting dari kotak
perkakas
64
3.1.9.2 Menaruh gunting
di samping ban
sepeda
3.1.10Menyiapkan pencungkil
ban
3.1.10.1 Mengambil
pencungkil ban
dari kotak
perkakas
3.1.10.2 Menaruh
pencungkil ban di
samping sepada
3.1.11Menyiapkan pompa angin
3.1.11.1 Mengambil
pompa angin dari
lemari perkakas
3.1.11.2 Menaruh pompa
angin di samping
ban sepeda
3.1.12Menyiapkan pembuka
pentil
3.3.1 Mengambil
pembuka pentil
dari kotak
perkakas
3.3.2 Menaruh Pembuka
pentil di samping
sepeda
Menyiapkan alat
3.2.4 Menyiapkan kertas
ampelas
3.2.4.1 Mengambil kertas
ampelas dari kotak
perkakas
3.2.4.2 Menaruh ampelas
di samping ban
sepeda
3.2.5 Menyiapkan lem karet
3.2.5.1 Mengambil lem
karet dari kotak
perkakas
3.2.5.2 Menaruh lem karet
di samping ban
sepeda
3.2.6 Menyiapkan karet
penambal
3.2.6.1 Mengambil karet
65
penambal di kotak
perkakas
3.2.6.2 Menaruh lem karet
di samping ban
sepeda
Proses menambal ban
3.1.4 Persiapan menambal ban
3.1.4.1 Menyimpan sepeda di
gawang penyangga
dengan cara
menggantungkan jok
sepeda pada pengait
3.1.4.2 Membuka pentil
dengan memutar pentil
menggunakan pembuka
pentil, dengan cara:
3.1.1.2.4Membuka tutup
pentil
3.1.1.2.5Membuka pentil
dengan alat
pembuka pentil
3.1.1.2.6Membuka ring
menggunakan
kunci Mengambil
ban dalam dari
velg ban luar
dengan pencungkil
ban luar pada velg
dengan
menggunakan
pencungkil ban
3.1.5 Memeriksa ban bocor
3.1.5.1 Memompa ban
dengan cara
memasangkan selang
pompa pada pentil
ban
3.1.5.2 Menarik tuas pompa
ke atas dan ke bawah
sampai ban terisi
angin
3.1.5.3 Merendam ban dalam
di bak air dengan
waktu lima menit
untuk mencari lubang
yang bocor
3.1.5.4 Menandai lubang
66
yang bocor dengan
cara menancapkan lidi
3.1.6 Menambal ban
3.1.6.1 Mengempeskan ban
dalam dengan cara
menekan pentil
3.1.6.2 Menyiapkan ban
untuk penempel
ukuran 1,5 cm
3.1.6.3 Mengeringkan ban
dalam dengan cara
mengelap ban dalam
3.1.6.4 Mengampelas pada
bagian yang bocor
dengan cara
menggosok ban dalam
sampai permukaannya
kasar
3.1.6.5 Mengoleskan lem
karet dengan cara
menuangkan lem pada
ban yang sudah di
ampelas dengan
ukuran 2 cm
3.1.6.6 Menempelkan
potongan karet ban
dengan cara menekan
potongan karet
penambal pada per
mukaan yang sudah di
lem
3.1.6.7 Memasukan kembali
ban pada velg dengan
cara memasukan ban
dalam menggunakan
pencungkil ban
4 Memelihara alat
4.1 Merapikan alat
4.1.1 Membereskan alat-
alat yang telah
digunakan
4.2 Menyimpan alat
4.2.1 Menyimpan kunci pas
pada kotak perkakas
4.2.2 Menyimpan kunci
ring pada kotak
perkakas
67
4.2.3 Menyimpan palu pada
kotak perkakas
4.2.4 Menyimpan gunting
pada kotak perkakas
4.2.5 Menyimpan
pencungkil ban pada
kotak perkakas
4.2.6 Menyimpan pompa
angin pada kotak
perkakas
4.2.7 Menyimpan pembuka
pentil pada kotak
perkakas
5 Memelihara bahan
5.1 Merapihkan bahan
5.1.1 Membereskan bahan
yang telah
digunakan
5.2 Menyimpan bahan
5.2.1 Menyimpan kertas
ampelas
5.2.2 Menyimpan lem
karet
5.2.3 Menyimpan karet
penambal
6 Memelihara hasil
6.1 Menyimpan hasil
6.1.1 Memasukkan sepeda
yang sudah ditambal
ke dalam gerasi
bengkel
6.2 Menginformasikan hasil
6.2.1 Menginformasikan
hasil memperbaiki
sepeda yaitu
menambal ban yang
telah selesai
ditambal
6.2.2 Menambal ban
sepeda di sekolah
6.2.3 Menambal ban
sepeda di bengkel
68
1) Kriteria Penilaian
2) Nilai Akhir
Skor Perolehan
Nilai Akhir ¿ x 100 = .......
Skor Maks
2. Alasan pengembangan
tentang kewirausahaan.
69
ditambah dengan menggunakan media lain yaitu cold path atau rubber
service sepeda dengan baik. Pengayaan tersebut dilakukan diluar jam pelajaran
yaitu mengampelas permukaan ban agar lebih kasar dan lem lebih merekat
4. Cara Mengembangkan
menambal ban cara menjadi menambal ban sesuai dengan peraturan K3L
menggunakan media lain yaitu cold path atau rubber compound agar hasil
c. Media alat yang sebelumnya berupa palu untuk memukul karet tambalan
ditambah dengan menggunakan alat press dan elemen pemanas atau hot
press.
70
a. Program merupakan pegangan bagi guru berupa materi yang perlu
dipelajari anak dan dilaksanakan oleh guru agar tujuan yang telah
menginformasikan hasil.
d. Evaluasi dilakukan pada saat pembelajaran dan diakhiri dalam bentuk tes
perbuatan.
71