id
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Kajian Teori
1. Tinjauan Tentang Anak Tunagrahita
a. Pengertian Tunagrahita
Tunagrahita merupakan suatu keadaan di mana kecerdasan
seseorang berada di bawah rata-rata normal orang pada umumnya.
Inteligensi yang dimiliki oleh seorang tunagrahita tidak sesuai dengan
umur yang dimiliki oleh orang tersebut. Kebanyakan seseorang yang
mengalami ketunagrahitaan juga akan mengalami keterbelakangan dalam
bersosialisasi dalam lingkungan sekitarnya.
”Istilah anak berkelainan mental subnormal dalam beberapa
referensi disebut pula dengan terbelakang mental, lemah ingatan,
febleminded, mental subnormal, tunagrahita” (Efendi, 2006:88).
Menurut Amin (1995:11) menjelaskan bahwa ”Anak Tunagrahita
adalah mereka yang kecerdasannya jelas berada di bawah rata-rata. Di
samping itu mereka mengalami keterbelakangan dalam menyesuaikan diri
dengan lingkungan”.
Definisi tersebut diperkuat dalam Diagnostic and Statistical
Manual of Mental Disorder (DSM-V) bahwa,
”Intellectual disability (intellectual development disorder) is a
disorder with onset during the developmental period that includes both
intellectual and adaptive functional deficits in conceptual, social, and
practical domains” (American Psychiatric Association, 2013:33).
Cacat intelektual (gangguan perkembangan intelektual) atau yang sering
disebut dengan tunagrahita adalah gangguan dengan serangan selama
periode perkembangan yang meliputi kurangnya intelektual dan fungsi
adaptif dalam bidang konsep, sosial, dan praktis.
commit to user
9
perpustakaan.uns.ac.id 10
digilib.uns.ac.id
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 12
digilib.uns.ac.id
c. Penyebab Tunagrahita
Ketunagrahitaan disebabkan oleh banyak faktor, baik itu faktor dari
dalam maupun faktor dari luar seseorang. Menurut Kemis & Rosnawati
(2013:16), penyebab tunagrahita secara umum adalah sebagai berikut:
1) Infeksi dan/atau intoxikasi
2) Rudapaksa dan/atau penyebab fisik lain
commit topertumbuhan
3) Gangguan metabolisme, user atau gizi atau nutrisi
perpustakaan.uns.ac.id 14
digilib.uns.ac.id
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 16
digilib.uns.ac.id
4) Masalah kepribadian
Pendapat lain dikemukakan oleh Delphie (2012:2), bahwa “Anak
dengan hendaya perkembangan kemampuan (tunagrahita), memiliki
problema belajar yang disebabkan adanya hambatan perkembangan
inteligensi, mental, emosi, sosial dan fisik”.
Anak tunagrahita juga memiliki masalah dalam perkembangannya,
baik perkembangan fisik, perkembangan kognitif, perkembangan bahasa,
dan perkembangan emosi, penyesuaian sosial, dan kepribaidan.
Perkembangan fisik atau jasmani atau motorik anak tunagrahita biasanya
akan lebih lambat dibandingkan perkembangan anak normal seusianya.
Perkembangan kognitif anak tunagrahita juga kurang atau mengalami
defisit pengetahuan, hal tersebut dapat diketahui melalui tes-tes. Kemudian
perkembangan bahasa anak tunagrahita juga lebih lambat daripada anak
normal, di mana perkembangan kosakata anak tunagrahita lebih lambat
dibandingkan anak normal (kata permenit). Anak tunagrahita juga
bermasalah pada perkembangan emosi, penyesuaian sosial dan
kepribadian, di mana anak tunagrahita pria memiliki emosi yang tidak
matang atau tidak stabil, depresi, bersikap dingin, suka menyendiri, tidak
dapat dipercaya, impulsif, lancang dan merusak. Sedangkan anak
tunagrahita wanita memiliki kekurangan karena mudah dipengaruhi,
ceroboh, kurang dapat menahan diri, dan cenderung melanggar
ketentuan/peraturan (Somantri, 1996).
Berdasarkan pendapat-pendapat ahli tersebut, dapat diambil suatu
kesimpulan, bahwa anak tunagrahita memiliki hambatan dalam banyak
bidang. Beberapa hambatan yang dialami anak tunagrahita seperti
terhambatnya bahasa dan bicara mereka sehingga mereka mengalami
kesulitan dalam berkomunikasi, kehidupan sosial yang terhambat
menjadikan anak kurang mampu beradaptasi dengan lingkungan sekitar,
selain itu hambatan dalam belajar dapat menyebabkan tunagrahita
memiliki prestasi belajar yang rendah. Sementara itu masalah yang
commit toringan
ditunjukkan oleh anak tunagrahita user kelas XI semester II di SLB C
perpustakaan.uns.ac.id 20
digilib.uns.ac.id
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 26
digilib.uns.ac.id
commit
Pendapat lain mengenai to user
metode Scramble yaitu:
perpustakaan.uns.ac.id 29
digilib.uns.ac.id
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 34
digilib.uns.ac.id
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 37
digilib.uns.ac.id
CILPEN KOOB
GAB
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 38
digilib.uns.ac.id
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 40
digilib.uns.ac.id
C. Kerangka Berpikir
Perbendaharaan kata seorang anak tunagrahita tidak sebanyak anak-anak
normal lainnya. Anak tunagrahita memiliki hambatan dalam mengingat hal-hal
yang baru, begitu juga dengan kata-kata dalam bahasa asing yang akan sangat
sulit untuk dimengerti oleh anak tunagrahita, sehingga penerimaan kosakata
bahasa Inggris anak tunagrahita tidak dapat bertahan lama dan akan hilang dengan
begitu saja. Sebagai akibat karena perbendaharaan kata yang kurang, maka nilai
mata pelajaran bahasa Inggris siswa juga akan rendah bahkan di bawah rata-rata.
Berdasarkan keadaan tersebut, diperlukan sebuah cara yang dapat
meningkatkan perbendaharaan kata anak tunagrahita. Salah satunya adalah dengan
menggunakan metode pembelajaran yang dapat meningkatkan perbendaharaan
kata anak tunagrahita. Salah satu metode yang dapat digunakan adalah metode
Scramble, dalam metode ini siswa tidak hanya mengenal bahasa Inggris dari
sesuatu dalam bahasa Indonesia, tetapi mereka juga diajarkan tentang tulisan dari
suatu kata dalam bahasa Inggris, sehingga mendorong siswa untuk lebih
mengingat kata-kata tersebut.
Alur pemikiran yang digunakan oleh peneliti adalah bahwa anak
tunagrahita memiliki keadaan awal yaitu kurang dalam penguasaan kosakata
bahasa Inggris yang dapat diketahui dari tes awal yang diberikan kepada siswa.
Selanjutnya berdasarkan hasil tes tersebut maka diperlukan suatu treatmen yang
digunakan dalam penelitian ini, yaitu dengan memberikan pembelajaran dengan
metode Scramble sebagai upaya untuk belajar kosakata bahasa Inggris. Setelah
pemberian treatmen kepada siswa, maka peneliti akan memberikan tes setelah
treatmen untuk mengetahui penguasaan bahasa Inggris siswa.
Berdasarkan pemikiran tersebut diduga bahwa metode Scramble dapat
meningkatkan perbendaharaan kata bahasa Inggris anak tunagrahita kelas XI
semester II SLB C Setya Darma Surakarta. Adapun bagan kerangka berpikir
tersebut sebagai berikut:
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 41
digilib.uns.ac.id
Kondisi awal
(Perbendaharaan kata bahasa Inggris siswa
tunagrahita kurang)
Baseline (A1)
(Pemberian tes sebelum intervensi)
Intervensi
(Metode Scramble)
Baseline (A2)
(Pemberian tes setelah intervensi)
D. Hipotesis
Hipotesis adalah jawaban sementara dari sebuah penelitian kuantitatif.
Menurut Sugiyono (2009:96), “Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap
rumusan masalah penelitian, di mana rumusan masalah penelitian telah
dinyatakan dalam bentuk kalimat pertanyaan”. Berdasarkan landasan teori yang
ada, maka rumusan hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah,
Penggunaan metode Scramble berpengaruh terhadap peningkatan
perbendaharaan kata bahasa Inggris materi lingkungan anak tunagrahita ringan
commit to user
kelas XI semester II SLB C Setya Darma Surakarta tahun ajaran 2014/2015.