Pendidikan
khusus Hello!
Anak Tunagrahita
Kelompok 4 :
Anita Siti Hasanah
Dewi Rochmah Alpiantini
Iim Masitoh
Hi!
Kegiatan Belajar 1
Yang artinya: Ketunagrahitaan mengacu pada fungsi intelektual umum yang secara nyata (signifikan)
berada di bawah rata-rata (normal) bersamaan degan kekurangan dalam tingkah laku penyesuaian
dan berlangsung (termanifestasi) pada masa perkembangannya .
Klasifikasi Anak Tunagrahita
Klasifikasi yang digunakan di Indonesia saat ini sesuai dengan PP 72
Tahun 1991, adalah sebagai berikut :
Dampak Ketunagrahitaan
Dampak Ketunagrahitaan Secara Umum
Dampak terhadap kemampuan Akademik
Dampak dalam akademik mengakibatkan ketidakmampuann belajar hal-hal abstrak maka dalam belajarnya
membutuhkan alat batu agar mereka memiliki tanggapan tentang apa yang dipelajarinya. Selain itu
pembelajaran itu berulang-ulang dan secara bertahap, penyusunan programnya pun disesuaikan dengan usia
kecerdasannya.
b) Prinsip khusus
· Prinsip skala perkembangan mental, guru memahami usia kecerdasan anak tunagrahita agar lebih mudah
menentukan materi pelajaran sesuai dengan usia mental anak.
· Prinsip kecekatan motorik, anak tunagrahita dapat mempelajari sesuatu dengan melakukannya dan dapat
melatih motorik anak yang kurang mereka kuasai.
· Prinsip keperagaan, dalam mengajarkan anak tunagrahita guru dapat menggunakan alat peraga untuk
membantu penyampaian materi pelajaran.
· Prinsip pengulangan, anak tunagrahita cepat lupa mengenai apa yang dipelajarinya sehingga mereka
membutuhkan pengulangan-pengulangan disertai contoh yang bervariasi.
· Prinsip individualisasi, menekankan perhatian pada perbedaan individual anak tunagrahita. Anak
tunagrahita belajar sesuai dengan iramanya sendiri.
3. Materi
Materi Pelajaran untuk anak tunagrahita harus lebih mengutamakan materi pelajaran yang mempunyai
ciri kecepatan motorik atau yang mengandung unsur praktek. Selain itu hendaknya ada kaitannya dengan
kehidupan anak sehari-hari dan sesuai dengan keadaan lingkungannya.
4. Strategi Pembelajaran
- Strategi pembelajaran yang diindividualisasikan, diberikan kepada tiap murid meskipun mereka belajar
bersamatetapi materi pelajaran disesuaikan dengan kemampuan dan kebutuhan tiap anak. Dalam pelaksanaannya
pengelompokan murid yang memungkinkan murid dapat berinteraksi, bekerjasama. Pengaturan lingkungan belajar
yang memungkinkan murid melakukan kegiatan yang beraneka ragam. Mengadakan pusat belajar, pada tiap pusat
belajar tersedia bahan yang dapat dipilih dan digunakan oleh anak itu sendiri.
- Strategi kooperatif, memiliki keunggulan adalam meningkatkan sosialisasi antara anak tunagrahita dengna anak
normal. Menumbuhkan sikap positif anak normal untuk menghargai prestasi yang dimiliki oleh anak tunagrahita,
sehingga harga diri dan potensi anak tunagrahita meningkat seoptimal mungkin.
- Strategi modifikasi tingkah laku, dilakukan pada anak tunagrahita yang tergolong sedang ke bawah. Tujuan strategi
ini untuk mengubah dan menghilangkan perilaku tidak baik menjadi perilaku baik.
5. Media
Pendidikan anak tunagrahita membutuhkan media seperti alat bantu belajar yang lebih banyak
mengingat keterbatasan kecerdasan intelektualnya. Dalam menciptakan media pendidikan anak
tunagrahita, guru perlu memperhatikan beberapa ketentuan, antara lain (1) bahan tidak berbahaya
bagi anak, mudah diperoleh, dapat digunakan oleh anak, (2) warna tidak mencolok dan tidak abstrak,
(3) ukurannya harus dapat digunakan atau diatur penggunaannya oleh anak itu sendiri (ukuran meja
dan kursi)..
6. Sarana
Sarana belajar pada pendidikan anak tunagrahita ini sama dengan sarana yang digunakan pada pendidikan
pada umumnya, tapi ukuran, warna dan bentuknya perlu dimodifikasi sesuai dengan keadaan anak.
7. Fasilitas pendukung
Fasilitas pendukung yang ada pada pendidikan anak tunagrahita adalah perlunya alat terapi bicara,
alat permainan, miniatur yang berkaitan dengan pelajarannya.
8. Evaluasi
Evaluasi belajar pada anak tunagrahita membutuhkan rumusan ketentuan-ketentuan mengingat berat
dan ringannya ketunagrahitaan. Berikut ini akan dikemukakan ketentuan-ketentuan khusus dalam
melaksanakan evaluasi belajar anak tunagrahita.
a) Waktu mengadakan evaluasi, evaluasi belajar anak tunagrahita tidak hanya dilakukan pada saat
kegiatan belajar mengajar berakhir atau pada waktu yang telah ditetapkan, melainkan dilakukan
selama proses belajar mengajar berlangsung.
b) Alat evaluasi, penggunaan alat evaluasi seperti tulisan, lisan dan perbuatan bagi anak
tunagrahita harus ditinjau lebih dahulu bagaimana keadaan anak tunagrahita yang akan
dievaluasi.
c) Kriteria keberhasilan, penilaian pada anak tunagrahita adalah longitudinal maksudnya penilaian
yang mengacu pada perbandingan prestasi individu atas dirinya sendiri yang dicapainya
kemarin dan hari ini.
d) Pencatatan hasil evaluasi, pencatatan hasil evaluasi untuk anak tunagrahita tidak cukup dengan
menggunakan bentuk kuantitatif tetapi harus ditambah pula dengan kualitatif.
Thank
You